Anda di halaman 1dari 36

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

2.1 Tinjauan Apartemen

2.1.1 Perkembangan Apartemen


Kehadiran hunian vertikal atau apartemen di Jakarta berawal pada tiga
dasawarsa yang lalu. Sekitar tahun 1974 berdiri sebuah apartemen Ratu Plaza
di jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selatan dengan jumlah unit apartemen 54
unit. Ratu Plaza adalah mix-used building antara hunian dan pusat
perbelanjaan. Pusat perbelanjaan Ratu Plaza sendiri sampai tahun 1990-an
adalah pusat perbelanjaan tempat kaum the haves Jakarta berbelanja.

Pada tahuan 1980-an berdiri sebuah apartemen di kawasan Kuningan


Jakarta Selatan, tepatnya di jalan Taman Rasuna Said, yaitu Apartemen
Taman Rasuna. Apartemen ini banyak dihuni oleh kaum ekspatriat karena
kawasan Kuningan dikelilingi oleh gedung-gedung perkantoran yang
kebanyakan berskala internasional dan kantor-kantor kedutaan dari berbagai
Negara. Apartemen Taman Rasuna inilah yang kemudian menjadi pelopor
pembangunan apartemen-apartemen lainnya di Jakarta.

Awalnya, apartemen dikenal sebagai tempat tinggal bagi orang-orang


asing (ekspatriat), orang kaya atau mereka yang telah terbiasa tinggal di luar
negeri. Namun sekarang, tinggal di apartemen sudah dianggap sebagai gaya
hidup, terutama bagi para eksekutif muda yang ingin hidup serba nyaman,
aman, praktis, efisien. Selain itu, dengan adanya apartemen ini pengguna
mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

- Dapat mempersingkat jarak rumah dan tempat kerja,


- Letaknya yang ditengah kota mengurangi keruwetan kota dan
meringankan biaya transportasi
- Lebih praktis merawat dan mengurus rumah
- Investasi yang berharga commit to user
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Fasilitas di apartemen umumnya lengkap, memenuhi semua kebutuhan


penghuni, keamanan terjaga dan dapat menjadi alternative tempat
berlibur karena ada perbedaan suasana dan lingkungan. Semua fasilitas
dapat dinikmati tanpa harus memiliki dan merawatnya sendiri cukup
dengan membayar service charge setiap bulannya.

Penjelasan mengenai perkembangan apartemen di atas akan digunakan


dalam dasar pertimbangan pada penentuan sasaran penghuni apartemen yang
direncanakan.

2.1.2 Tipe-tipe Apartemen


a. Berdasarkan fungsinya
Tabel 2. 1 Tipe Apartemen Berdasarkan Fungsinya

Tipe Keluarga Tipe Lajang Tipe Bisnis


Faktor kenyamanan Kepraktisan, baik dari segi Fungsional
penentu arsitektur maupun layout ruang (beristirahat dan
perancangan bekerja) kenyamanan
menjadi prioritas
kedua
Lay out Terdapat dua Berupa tipe studio dengan ruang Ukuran ruang lebih
ruang kamar atau lebih, yang serba terbuka (tanpa kecil daripada tipe
luas ruangan cukup banyak dinding pembatas) dan keluarga. Terdiri 1
besar dilengkapi bentuk yang sederhana. kamar tidur,
dapur, tempat cuci, Berdasarkan jumlah kamar tidur dilengkapi dengan
kamar tidur dibedakan menjadi tipe studio/1 ruang duduk, ruang
pembantu kamar tidur, 2 kamr tidur, 3 makan, pantry kecil
kamar tidur tipe dan sebuah kamar
penthouse (4 kamar tidur atau mandi.
lebih). Untuk tipe 2 kamar tidur
atau lebih umumya disediakan
tambahan 1 kamar tidur
pembantu dan ruangan cuci
(area servis)

Lokasi Terletak di Lokasi apartemen untuk para Terletak di kawasan


kawasan hunian lajang umumnya dijumpai di bisnis yang mudah
yang tidak terlalu pusat kota dekat dengan dicapai dari berbagai
ramai, namun kawasan bisnis atau pendidikan arah
akses ke sentra-
sentra perkantoran
tetap mudah
Sumber: Adrianto Budiarsa, et al., Serial Rumah Spesial Apartemen, Jakarta: Gramedia
commit to user

II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Berdasarkan Ketinggian Bangunan


- High rise apartment
Merupakan gedung apartemen yang berdiri menjulang lebih dari 6 lantai.
- Low rise apartment
Merupakan apartemen yang berlantai kurang dari enam.
- Garden apartment
Merupakan apartemen di bawah enam lantai, biasanya dua atau tiga lantai yang
mempunyai porsi lahan untuk taman yang luas untuk digunakan bersama. Unit-
unit di lantai dasar mempunyai akses langsung ke taman. Untuk unit-unit di
lantai atasnya tentu saja harus turun ke lantai dasar untuk dapat menikmati
taman secara langsung. Namun, dari dalam unit-unit tersebut suasana taman
masih sangat terasa karena menghadap langsung ke taman.
c. Sistem Ruang
Jenis apartemen ini dikelompokkan berdasarkan penempatan koridor yang
dimiliki oleh apartemen (De Chiara, 1975). Penempatan koridor ini juga
mempunyai pengaruh terhadap pencahayaan dan penghawaan alami dalam
apartemen.
x Center corridor plan
- Pencahayaan dari dua sisi, dengan orientasi bangunan timur barat
- Unit rumah tinggal ditempatkan pada dua sisi (double loaded)
- Panjang bangunan relative panjang (slab configuration)
- Bangunan dapat ditempatkan sejajar satu sama lain
x Open corridor plan
- Terdiri dari koridor eksterior ruang yang melayani sederetan unit rumah
tinggal
- Merupakan single loaded corridor
- Semua ruangan mendapat pencahayaan alami
- Pencapaian dari elevator ke unit rumah tinggal relative panjang dan
mengurangi keprivasian unit yang dilaluinya
x Skip stop plan
- Merupakan pengembangan dari center corridor plan
- Elevator digunakan hanya commit
sampai to usertertentu
lantai
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Dibutuhkan tangga pencapaian di dalam unit rumah tinggal


- Pencahayaan pada non corridor dapat diselesaikan dengan sistem duplex
- Mengeliminasi penggunaan public koridor
- Dapat digunakan untuk rumah tinggal orang lanjut usia ataupun cacat
x Circular plan
- Mempunyai prinsip yang sama dengan tower plan dengan unit-unit yang
mengelilinginya
- Jumlah unit rumah tinggal tergantung dari ukuran tiap unit dan diameter
bangunan
- Pencapaian ke masing-masing unit melalui koridor terpusat
x Spiral plan
- Unit-unit rumah tinggal disusun dalam bentuk spiral dengan sebagian
lantainya memiliki level yang lebih tinggi dan sebagian lainnya lebih
rendah
- Penyewa dapat menyewa unit sebanyak yang diinginkan sesuai dengan
kebutuhan. Jika membutuhkan tambahan unit dapat ditambahkan satu atau
dua unit lagi. Sebaliknya jika dibutuhkan lebih sedikit unit maka dapat
dikembalikan kepada pengelola
- Mempunyai fleksibilitas yang tinggi
- Keseluruhan bangunan dapat didukung tanpa kolom, tetapi menggunakan
beton pratekan
x Terrace plan
- Mempunyai susunan single loaded dengan luas lantai lebih kecil dari
lantai-lantai di bawahnya
- Mempunyai orientasi satu arah
- Mempunyai pencahayaan yang baik pada keseluruhan unit
- Pelayanan sirkulasi dan utilitas kurang efektif
- Dapat digunakan untuk penyelesaian pada tanah berkontur
d. Sistem penyediaan fasilitas
Sistem penyediaan fasilitas adalah kelengkapan pelayanan yang didapatkan oleh
penghuni baik dalam unitnya maupun dalam bangunannya.
x Fully serviced and furnished commit to user
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Semua pelayanan mulai dari penyediaan perabot, cleaning service, laundry, dan
pelayanan (room boy) telah disediakan oleh pihak apartemen.
x Fully serviced
Apartemen hanya menyediakan pelayanan perawatan hunian, laundry, dan
pelayan. Calon penghuni tidak mendapat unit perabotan rumah tangga
x Fully furnished
Apartemen hanya menyediakan perabotan rumah tangga tanpa menyediakan
pelayanan untuk perawatan hunian, laundry, dan pelayan
x Non serviced and furnished
Apartemen tidak menyediakan pelayanan perawatan hunian, laundry, pelayan
dan perabot rumah tangga, namun bisa memakai fasilitas yang disediakan
apartemen
Berdasarkan beberapa poin di atas, pejelasan mengenai tipe-tipe apartemen
berdasarkan fungsi, ketinggian bangunan, system ruang dan fasilitas ini akan
digunakan dalam penentuan konsep perencanaan bangunan pada bagian bab IV
dan dasar pertimbangan pada proses perancangan.

2.1.3 Perbedaan Apartemen dengan Rumah Susun


Dilihat dari prinsipnya, apartemen dan rumah susun memang memiliki
kesamaan, yaitu menciptakan tempat tinggal dalam bentuk vertikal. Meskipun
begitu, perbedaan keduanya sangat mencolok, diantaranya :
a. Target Market
Pengembang apartemen biasanya menargetkan marketnya pada orang-orang
yang memiliki mobilitas tinggi karena mereka cenderung memilih hunian
yang simpel, praktis, tidak butuh perawatan yang rumit, serta terjaminnya
keamanan dan privasi. Sedangkan rumah susun ditujukan untuk masyarakat
menengah ke bawah yang ingin tinggal di tempat yang strategis.
b. Harga
Jika dilihat dari segi harga, apartemen memiliki harga yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan rumah susun. Biaya tinggal di apartemen pun lebih
kompleks, di antaranya ada biaya room service, asuransi, dan sebagainya.
Pada rumah susun, di samping biaya pokok terdapat juga biaya kebersihan
commit to user
yang didasari mufakat bersama.
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Fasilitas
Pada apartemen, fasilitas yang sediakan sangat lengkap mulai dari fasilitas
kebersihan, hiburan, tempat ibadah, kesehatan, hingga tempat perbelanjaan.
Sementara pada rumah susun, setiap penghuni bertanggungjawab sendiri atas
kebersihan lingkungannya. Fasilitas umum yang disediakan pada rumah
susun pun seadanya.
Penjelasan mengenai perbedaan antara apartemen dan rumah susun ini akan
sangat berpengaruh pada penentuan target sasaran penghuni dan fasilitas yang
akan disediakan pada apartemen yang akan dirancang.

2.1.4 Persyaratan Perancangan Apartemen


Persyaratan pokok dalam perancangan apartemen berdasarkan peraturan
menteri Pekerjaan Umum No. 60/PRT/1992 adalah sebagai berikut:
a. Ruang
Semua ruang dalam hunian vertikal merupakan kelompok ruang, yang
mempunyai fungsi dan dimensi tertentu serta memenuhi persyaratan
penghawaan, pencahayaan, suara dan bau untuk melindungi penghuni.
b. Struktur, Komponen dan Bahan Bangunan
Struktur, komponen dan bahan bangunan harus memperhatikan prinsip-
prinsip koordinasi modular dan memenuhi persyaratan konstruksi dengan
memperhitungkan kekuatan dan ketahanan baik dari arah vertikal maupun
horisontal terhadap beban mati, beban bergerak atau beban hidup, beban
gempa, beban angin, beban tambahan, hujan, banjir, kebakaran, daya dukung
tanah dan gangguan/perusak lainnya.
c. Kelengkapan hunian vertikal
Hunian vertikal harus dilengkapi dengan alat transportasi bangunan, pintu dan
tangga darurat kebakaran, alat dan sistem alarm kebakaran, penangkal petir,
dan jaringan-jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran
pembuangan air limbah, tempat perwadahan sampah, tempat jemuran,
kelengkapan pemeliharaan bangunan, jaringan listrik, generator listrik, gas,
tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi
lainnya sesuai dengan tingkat keperluan.
commit to user
d. Satuan unit
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Setiap unit apartemen harus mempunyai ukuran standar yang dapat


dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan ruang dan ketentuan satuan
apartemen sekurang-kurangnya 18 m2 dengan lebar muka sekurang-
kurangnya 3 m2. Satuan unit apartemen dapat terdiri dari 1 (satu) ruang utama
dan ruang lain di dalam dan/atau di luar ruang utama yang merupakan
kesatuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai fungsi dan
penggunaannya.
e. Bagian bersama dan benda bersama
Bagian bersama merupakan bagian apartemen yang digunakan bersama
berupa ruang untuk umum, struktur dan komponen kelengkapan rumah susun,
prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan. Ruang umum yang dimaksud,
antara lain:
x Ruang tunggu, ruang tamu atau ruang lainnya
Ruang ini harus disediakan bagi apartemen yang terdiri dari satuan unit
tipe kecil atau lebih dari 5 lantai atau sekurang-kurangnya terdiri dari 15
satuan unit apartemen.
x Koridor
Koridor berfungsi sebagai ruang penghubung antara dua sisi satuan
apartemen, harus mempunyai ukuran lebar sekurang-kurangnya 180 cm.
x Selasar
Selasar berfungsi sebagai ruang penghubung untuk satu sisi satuan rumah
susun harus mempunyai ukuran lebar sekurang-kurangnya 150 cm.
x Ruang tangga
Untuk apartemen yang terdiri dari 8 lantai atau lebih dari 40 meter harus
disediakan pintu tahan api ke arah atap.
f. Tata Letak Bangunan
x Jarak antara bangunan harus memenuhi persyaratan jarak terhadap
bahaya kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara
x Batas pemilikan tanah bersama harus sesuai dengan tanda bukti haknya
x Kemudahan pencapaian dan pengelolaan harus memperhitungkan
terhadap pembentukan kelompok-kelompok hunian dan orientasi
pencapaian ke bangunan commit to user
rumah susun dengan ketentuan:
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Besarnya hunian disesuaikan dengan batas pengelompokan hunian dalam


kelembagaan Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW)
- Orientasi pencapaian direncanakan berdasarkan pengelompokan satuan
lingkungan rumah susun, bangunan rumah susun dan satuan rumah susun
serta dilengkapi dengan tanda-tanda sirkulasi yang jelas dan mudah
dikenal
g. Prasarana Lingkungan
x Jalan
Jalan setapak :
- Ukuran badan jalan minimal 2 (dua) meter
- Ukuran lebar perkerasan jalan minimal 1,5 (satu setengah) meter
- Ukuran lebar bahu jalan minimal 0,25 (seperempat) meter
- Saluran tepi jalan harus dibuat pada 1 (satu) atau 2 (dua) sisi jalan untuk
menampung air yang lebar penampangnya sesuai dengan kebutuhan

Jalan kendaraan:

- Lebaran ukuran badan jalan minimal 3,5 (tiga setengah) meter


- Ukuran lebar perkerasan jalan minimal 3 (tiga) meter
- Ukuran lebar bahu jalan minimal 0,25 (seperempat) meter
- Lebar trotoar minimal 90 (sembilan puluh) centimeter pada 1 atau ke 2
sisi bahu jalan atau perkerasan jalan
x Tempat Parkir
- Jarak antara tempat parkir dengan pintu bangunan rumah susun terdekat,
tidak lebih dari 300 (tiga ratus) meter
- Tempat parkir pada pertemuan antara pejalan kaki dan jalan kendaraan
harus diberi ruang penghantar yang memberikan kondisi aman bagi
pejalan kaki terhadap lalu lintas kendaraan
x Utilitas umum
Lingkungan apartemen harus dilengkapi dengan utilitas umum yang
terdiri dari jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran
pembuangan air limbah, jaringan tempat pembuangan sampah, jaringan
pemadam kebakaran, jaringan
commitlistrik,
to userjaringan gas, jaringan telepon dan

II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

alat komunikasi lainnya yang berfungsi sebagai sarana penunjang


pelayanan lingkungan.
h. Fasilitas bangunan
x Fasilitas Niaga
- Untuk jumlah penduduk sampai denghan 250 jiwa, sekurang-kurangnya
harus disediakan warung dan atau pelataran kaki lima
- Untuk jumlah penduduk lebih dari 1.000 jiwa, sekurangkurangnya harus
disediakan pusat perbelanjaan (pasar swalayan), bengkel-bengkel
reparasi dan usaha jasa lainnya
x Lapangan terbuka
Lapangan terbuka dapat berupa taman sebagai penghijauan, tempat
bermain anak-anak dan/atau berupa lapangan olah raga yang mempunyai
standar kebutuhan dengan luas tanah sekurang-kurangnya 20% (dua
puluh persen) dari luas tanah lingkungan rumah susun
x Fasilitas Pendidikan, kesehatan dan Peribadatan
Dapat dilayani oleh fasilitas yang berada di luar lingkungan hunian
vertikal, pemenuhan kebutuhannya disesuaikan dengan keadaan sekitar
lingkungan hunian vertikal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan di atas, persyaratan perancangan apartemen
berdasarkan peraturan menteri Pekerjaan Umum No. 60/PRT/1992 ini akan
menjadi syarat teknis yang harus dipenuhi dalam proses perancangan
bangunan.

2.2 Tinjauan Ruang Terbuka Hijau

2.2.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau


UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Pasal 1 angka 31)
menyatakan bahwa:
“Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.”
Tujuan penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau adalah guna menjaga
ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, menciptakan aspek
commit to user
planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat dan


Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.
Dari segi kepemilikan, RTH dibedakan ke dalam RTH publik dan RTH
privat. Baik RTH publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama,
yaitu sosial budaya, ekonomi, estetika/arsitektural. Khusus untuk RTH
dengan fungsi sosial seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area
bermain, maka RTH ini harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua
orang, termasuk aksesibilitas bagi penyandang cacat.

2.2.2 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk


Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan
dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar
luas RTH per kapita sesuai peraturan yang berlaku. Tipe RTH dan letak
lokasi ditentukan berdasarkan jumlah penduduk dalam suatu unit lingkungan
(Tabel 2.2).
Tabel 2. 2 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

commit to user

II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.3 Penyediaan RTH pada Lingkungan/Permukiman


a. RTH Taman Rukun Tetangga
Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk melayani
penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk melayani kegiatan
sosial di lingkungan RT tersebut. Luas taman ini adalah minimal 1 m2 per
penduduk RT, dengan luas minimal 250 m2. Lokasi taman berada pada
radius kurang dari 300 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayani. Luas
area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari
luas taman.
Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman, juga terdapat
minimal 3 (tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.
b. RTH Taman Rukun Warga
RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman
yang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan
remaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya
di lingkungan RW tersebut.
c. RTH Kelurahan
RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan
untuk melayani penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m2
per penduduk kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m2.
d. RTH Kecamatan
RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan
untuk melayani penduduk satu kecamatan. Luas taman ini minimal 0,2 m2
per penduduk kecamatan, dengan luas taman minimal 24.000 m2.
Penjelasan mengenai ruang terbuka hijau dan syarat penyediaan ruang
terbuka hijau pada poin di atas akan menjadi dasar pertimbangan dalam
konsep penyediaan ruang hijau di dalam bangunan yang dibahas pada bab
IV.

commit to user

II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.3 Tinjauan Desain Biophilik

2.3.1 Pengertian Desai Biophilik


Desain biophilik adalah desain yang berlandaskan pada aspek biophilia
dengan tujuan untuk menghasilkan suatu ruang yang dapat berpartisipasi
dalam peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara fisik dan mental
dengan membina hubungan positif antara manusia dan alam di tempat-tempat
yang memiliki makna budaya dan ekologi. Desain biophilik dapat
menciptakan ruang-ruang yang restoratif bagi fisik manusia, menyehatkan
sistem syaraf, dan menampilkan vitalitas kehidupan yang estetik. (Kellert,
2005)
Kellert dalam Building for Life (2005) mengistilahkan sebuah bangunan
yang mampu menyelaraskan kepentingan alam dan manusia dengan definisi
desain biophilik. Menurutnya ada dua hal yang harus dipenuhi:
1. Kita harus meminimalkan dan memitigasi efek lingkungan dari sebuah
konstruksi bangunan yang modern
2. Kita juga harus mendesain dan menyediakan lingkungan agar manusia
senantiasa mempunyai kontak yang cukup dengan alam.
Dalam tahun terakhir, tren pendekatan pengembangan pembangunan desain
alternative yang berkelanjutan dan hijau, akan terus digandrungi karena
terbukti bukan saja ramah terhadap alam dan lingkungan, tetapi juga memiliki
dampak pada kesehatan penghuninya. Pembangunan biophilic dirancang
mengikuti dua dimensi dasar:
1. Bangunan yang organik (organic design), yaitu pembangunan yang
mengikuti pola-pola alami, mengikuti kontur lanskap yang ada, yang
secara simbolis juga menandakan bahwa manusia cukup beradaptasi
dengan lingkungannya tanpa intervensi yang merusak bahkan menentang
alam. Pola pembangunan seperti ini, misalnya, bisa secara kreatif dengan
memanfaatkan penerangan alami, memanfaatkan ventilasi dan materi
bangunan dengan memanfaatkan lingkungan: tidak menebang vegetasi
sekelilingnya, berdiri dan mempunyai dekorasi dan ornament yang
menyesuaikan dengan alam sekitarya.
commit to user

II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Desain adat (vernacular design), yaitu rancangan desain mengikuti pola


lanskap yang menyesuaikan bangunan dimana konstruksi berdiri, juga
mempertimbangkan aspek budaya, sejarah, dan ekologi yang
menyesuaikan diri dengan konteks geografis kawasan.
Pola desain biophilik yang ramah lingkungan, tidak hanya menghargai pola-
pola alami dimana bangunan didirikan, tetapi juga hendaknya sangat murah
dan efisien untuk menjalani kehidupan.
Sepuluh tahun belakangan ini, telah terlihat pertumbuhan yang signifikan
pada penelitian dan pendekatan desain yang mengkombinasikan elemen
biologi dan psikologi dengan arsitektur. Pada penerapan green building yang
menekankan efisiensi energi dan minimalisir jejak karbon pada bangunan,
seringkali menghasilkan desain bangunan yang sangat kontras dengan
lingkungannya, oleh sebab itu kini penerapan green building banyak yang
telah menggabungkan Desain Biophilik ke dalam strategi desain yang
berkelanjutan. Bagi perusahaan dan pelaku properti, penerapan Desain
Biophilik mampu menciptakan daya tarik tersendiri untuk mempromosikan
brand perusahaan, meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan pengguna
bangunan yang dapat mengarah kepada peningkatan nilai jual dan pemasukan
keuangan. Di perkotaan, ketika urbanisasi tidak menunjukkan tanda-tanda
penurunan, desain biophilik mampu memberikan rasa kebahagiaan pengguna
bangunan dan masyarakat di sekitarnya. Walaupun begitu, hubungan antara
manusia dengan alam mungkin saja dapat terus menurun, namun dengan
penerapan desain biophilik ke dalam bangunan, hal tersebut mampu
membantu untuk menghubungkannya kembali.
Penjelasan mengenai sub bab ini bertujuan untuk membahas lebih dalam
mengenai pengertian desain biophilik sehingga pembaca mampu memahami
tentang desain biophilik yang kemudian akan banyak dibahas pada sub bab
setelah ini.

2.3.2 Sejarah Desain Biophilik


Biophilia merupakan teori yang dikembangkan oleh Edward O. Wilson
pada tahun 1984, yang berarti bawaaan yang dimiliki manusia akan kecintaan
commit to user
terhadap alam atau ketertarikan terhadap segala sesuatu yang hidup dan
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penting. Teori mengenai Biophilia ini kemudian dikembangkan oleh Stephen


R. Kellert pada tahun 2005 yang dituliskan pada buku berjudul Building for
Life: Designing and Understanding the Human-Nature Connection. Stephen
R. Kellert merupakan seorang Tweedy Ordway Professor Emeritus pada
jurusan Ilmu Kehutanan dan Lingkungan di Universitas Yale. Dalam buku
tersebut Kellert pertama kalinya memperkenalkan teori mengenai hubungan
manusia dan alam ke dalam sebuah desain bangunan yang disebut dengan
desain biophilik.
Pada tahun 2008, Stephen R. Kellert menerbitkan kembali buku tentang
desain biophilik yang berjudul Biophilic Design: The Theory, Science and
Practice of Bringing of Buildings to Life. Kemudian pada tahun 2012, buku
berjudul Birthright: People and Nature in The Modern World. Buku terbaru
yang Kellert tulis bersama Elizabeth Calabrese saat ini adalah The Practice of
Biophilic Design pada tahun 2015.
Stephen R. Kellert bukanlah satu-satunya orang yang mengembangkan
mengenai desain biophilik, belakangan ini teori tersebut memang sedang
berkembang. William Browning, Catherine Ryan dan Joseph Clancy juga
menuliskan sebuah buku mengenai desain biophilik yang berjudul 14
Patterns of Biophilic Design pada tahun 2014. Hingga saat ini, manfaat dan
penelitian mengenai desain biophilik masih terus dikembangkan.

2.3.3 Pola Desain Biophilik


Desain Biophilik dikategorikan menjadi 3 kategori untuk memahami
hubungan antara keberagaman alam dengan lingkungan yang berkembang
(Browning, Ryan, & Clancy, 2014), antara lain :
a. Nature in the Space
Menghadirkan unsur alam ke dalam sebuah ruang secara langsung, secara
fisik dan dalam kurun waktu tertentu, seperti tumbuhan, air, hewan dan juga
angin, suara, aroma dan elemen natural lainnya. Untuk mendapatkan kesan
yang kuat dari Nature in the space memerlukan koneksi secara langsung
terhadap berbagai elemen natural, khususnya melalui keberagaman alam,
pergerakan, dan interaksi beberapa indera. Berikut ini merupakan 7 pola
commit to user
dalam Nature in the space:
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Koneksi visual dengan alam


x Akar dari Pola
Ruang dengan koneksi visual yang baik dapat dirasakan secara utuh,
mampu menarik perhatian dan mampu membangkitkan semangat atau
menenangkan. Adanya koneksi langsung dengan alam, ruang tersebut mampu
menunjukkan waktu, keadaan cuaca dan makhluk hidup lainnya. Dalam
sebuah penelitian, preferensi visual dan respon terhadap pandangan ke alam
pada pola koneksi visual mampu mengurangi stress, lebih banyak emosional
positif yang berfungsi, meningkatkan konsentrasi dan pemulihan. Baik ketika
kita merasakan alam secara langsung maupun hanya sekedar melihat gambar
yang berkaitan dengan alam, keduanya terbukti mampu menurunkan stres.
Penelitian mengenai preferensi visual menunjukkan bahwa pemandangan
yang paling banyak dicari adalah pemandangan lereng dengan pohon rindang,
tanaman yang berbunga, hewan jinak, indikasi dari tempat tinggal manusia
dan sekumpulan air yang jernih (Orians & Heerwagen, 1992). Hal inilah yang
sering sulit dicari dalam lingkungan perkotaan yang sudah padat, oleh karena
itu manfaat meningkatnya psikologis manusia terhadap alam dilakukan
dengan cara meningkatkan lagi keanekaragaman hayati bukan dengan
meningkatkan daerah vegetative alami (Fuller et al., 2007)
x Working with the pattern
Dasar pertimbangan untuk menciptakan koneksi visual yang kuat dengan
alam, antara lain:
- Prioritaskan alam yang alami dibandingkan alam buatan, namun lebih
baik pengaplikasian alam buatan dari pada tidak ada unsur alam sama
sekali.
- Prioritaskan keanekaragaman hayati dibandingkan dengan kuantitas area
- Prioritaskan atau menghadirkan peluang ruang untuk berada dekat
dengan ruang hijau
- Desain mampu mendukung terjadinya koneksi visual dengan alam
setidaknya 5-20 menit per hari
- Desain tata letak dan perabot ruang sebisa mungkin tidak menghambat
commit to user
akses visual terhadap alam

II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Salah satu contoh dari lingkungan yang dirancang dengan koneksi visual
dengan alam yang baik adalah perpaduan antara pohon birch dan taman lumut
di bangunan New York Times di New York City (Gambar 2.1). Koneksi
visual langsung menuju taman lumut di letakkan di tengah gedung dimana
banyak orang berlalu lalang ketika memasuki atau keluar dari gedung. Letak
taman yang berdekatan dengan sebuah restoran, dan ruang konferensi utama
seperti sebuah oasis tenang di dalam keramaian dan hiruk pikuk Times
Square.
x Contoh Aplikasi Pada Bangunan
Berikut ini adalah contoh bentuk aplikasian pola Koneksi viseal dengan alam
pada bangunan yang dapat diwujudkan secara alami maupun buatan.
Alami : Aliran alami dari sumber air, vegetasi, hewan, serangga, fosil,
tanah.

Buatan: Aliran air buatan, kolam koi, akuarium, green wall, lukisan
pemandangan alam, video pemandangan alam, perancangan
lanskap taman.

2. Koneksi non-visual dengan alam


x Akar dari pola koneksi non-visual dengan alam
Sebuah ruangan dengan koneksi non-visual yang baik dengan alam terasa
menyegarkan dan memiliki keseimbangan yang baik; kondisi ambient yang
terasa kompleks dan berubah-ubah namun pada saat sama mampu terasa
akrab dan nyaman, dimana suara, aroma dan tekstur yang ada di dalam
ruangan mampu memberikan kesan seperti berada di alam terbuka.
x Working with the patterns
Dasar pertimbangan untuk menciptakan koneksi non-visual yang kuat dengan
alam, antara lain:
- Prioritaskan suara alam dibandingkan suara perkotaan
- Memiliki kemudahan akses dari satu atau beberapa lokasi untuk
memperoleh koneksi non-visual dengan alam setidaknya 5-20 menit per
hari
commit to user

II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.1 The NY Times Building moss and birch Gambar 2.2 Kebun dan air mancur
garden, New York by Renzo Piano pada Calat Alhambra di Granada,
Spanyol.
Sumber: Dax Fernstorm/Flickr
- Mengintegrasikan koneksi non-visual dengan aspek lain dalam program
desain
- Desain koneksi visual dan non-visual dapat dirasakan secara bersamaan
untuk memaksimalkan dampak positif bagi kesehatan.
x Contoh Aplikasi pada Bangunan
Alami : Wangi rempah-rempah dan bunga, suara burung, air mengalir,
cuaca, ventilasi alami, bahan bertekstur (batu, kayu, bulu)

Buatan: Simulasi digital suara alam, tekstur kain yang meniru tekstur
alami, Holtikultura atau berkebun, Vertikultur, hewan peliharaan,
sarang lebah.

Calat Alhambra di Granada, Spanyol merupakan contoh keindahan dari


pengaplikasian 14 pola Desain Biophilik. Integrasi air dan vetilasi alami
degan arsitektur yang berpusat pada kesan non-visual mendukung koneksi
langsung antara ruang indoor dan outdoor (Gambar 2.2), antar bangunan dan
pemandangan alam sekitarnya. Penggunaan air mancur menciptakan iklim
mikro ruang yang baik yaitu terciptanya suara gemercik air dan udara menjadi
terasa dingin.
3. Sensor stimuli non-ritmik
Ruang yang memiliki sensor stimuli non-ritmik yang baik memiliki kesan
segar, menarik merangsang dan memberikan energy.
x Working with the patterns
Pertimbangan desain untuk stimuli non-ritmik yang mudah diakses dan
efektif, antara lain:
commit to user

II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Sebagai pedoman umum, pengalaman sensor stimuli non-ritmik harus


terjadi kira-kira setiap 20 menit selama sekitar 20 detik, dan untuk
rangsangan visual, berada di jarak lebih dari 20 kaki..
- Strategi stimuli non-rhytmic dapat terjalin hampir di setiap lanskap atau
kebun. Misalnya, pemilihan tanaman yang dapat menarik kupu-kupu dan
lebah untuk bersarang serta memilih tanaman yang kebutuhan serangga
tersebut akan lebih praktis dibandingkan dengan memelihara kupu-kupu
dan lebah di dalam sarang buatan.
x Contoh Aplikasi pada Bangunan
Alami : Pergerakan awan, angin sepoi-sepoi, suara gemerisik tanaman,
suara gemerisik air, pergerakan serangga dan hewan, burung
berkicau, wangi bunga, pohon, dan tumbuhan
Buatan: Pengaplikasian kain atau layar yang mampu bergerak dan
berkilau ketika terkena cahaya atau angina, refleksi dari air,
bayangan yang mampu berubah dengan gerakan atau waktu.

The Dockside Green community di Pulau Vancouver, Victoria, BC


Canada (Gambar 2.3) merupakan contoh yang baik dalam penerapan stimuli
non-rhytmic.
4. Thermal dan variasi aliran udara
Sebuah ruangan yang memiliki suhu dan variasi aliran udara yang baik akan
terasa menyegarkan, aktif, hidup dan nyaman. Ruang tersebut akan
memberikan rasa nyaman dan sense of control.
x Akar dari Pola
Penelitian menunjukkan bahwa manusia tertarik pada lingkungan yang
berubah-ubah, seperti variasi dalam cahaya, suara dan suhu. Lingkungan
tanpa stimulasi sensorik dan variabilitas dapat menyebabkan kebosanan dan
menimbulkan sikap pasif (Heerwagen, 2006)
x Working with patterns
Pertimbangan desain:
- Penggabungan kondisi thermal dan aliran udara ke dalam material,
pencahayaan, mesin ventilasi dan penataan jendela serta pintu pada
commit to user

II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

-
-
-
-
-
-
-
- Dockside Green Community on Vancouver
Gambar 2.4 The Gambar 2.3 The Khoo Teck Puat
Island by Busby Perkins+Will immerses people in natural Hospital in Singapore by RMJM
non-rhytmic stimuli Architects. Sumber: Jui-Yong
Sim/Flickr.

ketinggian bangunan akan membantu pendistribusian variabilitas ruang


dan waktu.
- Kenyamanan thermal merupakan komponen penghubung yang penting
antara Desain Biophilik dengan desain yang berkelanjutan, terutama
dalam menghadapi iklim dan meningkatnya biaya energy. Ketika thermal
dan variasi aliran udara dapat diimplementasikan dengan cara
memperluas persepsi manusia tentang kenyamanan thermal, maka hal ini
dapat membantu mengurangi kebutuhan energy untuk penggunaan AC
dan pemanas.
- Perancangan fitur yang mampu memudahkan pengguna dalam
beradaptasi dan memodifikasi kondisi termal seiring dengan perubahan
lingkungan.
x Contoh Aplikasi pada Bangunan
Alami : Pemanfaatan panas sinar matahari, bayangan, bahan permukaan
yang mampu memancarkan sinar, orientasi ruang maupun
bangunan, vegetasi dengan pembentukan musim
Buatan: Strategi pendistribusian HVAC, kontrol sistem, jendela kaca dan
perawatannya, pengoperasian jendelan dan cross ventilation

Singapore’s Khoo Teck Puat Hospital by RMJM Architects merupakan


contoh dalam pengaplikasian thermal dan variasi aliran udara yang baik
(Gambar 2.4). Desain pasif commit to user
pada rumah sakit ini menarik udara segar dari
II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

halaman luar; udara dingin untuk membantu menjaga kenyamanan thermal,


sementara di ruang pasien terdapat jendela yang dapat diatur sendiri oleh
penggunanya. Bagian fasad dan tata letak pada bagian interior dirancang
untuk memanfaatkan sinar matahari serta bayangannya pada siang hari dan
sekaligus mengurangi silau.
5. Air
x Akar dari Pola
Pola ini telah dikembangkan dalam sebuah penelitian mengenai visual
preferensi terhadap lingkungan yang terdapat unsur air di dalamnya, hasilnya
adalah mampu mengurangi stress, meninkatkan perasaan tenang, dan
menurunkan denyut jantung dan tekanan darah ketika bersentuhan langsung
dengan air, meningkatkan konsentrasi dan pemulihan ingatan dan
meningkatkan persepsi, respon psikologis dan fisiologis ketika beberapa
indera dirangsang secara bersamaan.
Penelitian menunjukkan bahwa sebuah lanskap yang di dalamnya terdapat
unsur air mampu menciptakan suatu respon restorative yang lebih tinggi dan
umumnya memiliki preferensi yang lebih besar dibandingkan dengan
pemandangan yang tidak terdapat unsur air di dalamnya. Hasil penelitian
menyarankan bahwa pemandangan alami tanpa adanya unsur air di dalamnya
dan pemandangan kota dengan unsur air di dalamnya memiliki manfaat yang
sama (Jahncke et al., 2011; Karmanov & Hamel, 2008; Putih, et al., 2010).
Penelitian mengenai respon terhadap aktivitas yang dilakukan di ruang
hijau menunjukkan bahwa keberadaan air mampu mendorong peningkatan
percaya diri dan suasana hati dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang
yang dilakukan di ruang hijau tanpa kehadiran unsur air (Barton & Pretty,
2010). Mendengarkan, merasakan atau bersentuhan dengan air juga dapat
mengurangi stress (Alvarsson et al., 2010; Pheasant et al., 2010)
x Working with the patterns
Pertimbangan desain untuk mengoptimalkan dampak dari keberadaan air:
- Memprioritaskan penggunaan elemen air yang dapat dirasakan oleh
berbagai indra untuk mencapai hasil yang menguntungkan
commit to user

II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Memprioritaskan gelombang pergerakan air yang secara alami


dibandingkan dengan pergerakan air yang terprediksi dan stagnan.
- Volume tinggi dan turbulensi air yang tinggi dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan berdampak pada tingkat kelembaban dan
mengurangi kualitas suara, sehingga kedekatan dapat mempengaruhi
ketepatan.
- Hemat dalam pemilihan jenis fitur air karena berpengaruh pada konsumsi
energy dan air dalam bangunan.
- Pemberian bayangan pada air, penggunaan permukaan yang dapat
memantulkan sinar matahari, dan mengurangi luasan permukaan air yang
terpapar sinar matahari secara langsung dapat meminimalisasi penguapan
air.
x Contoh Aplikasi pada Bangunan
Alami : Sungai, laut, tambak, lahan basah, akses visual terhadap air
hujan dan arus air
Buatan: Water wall, air terjun buatan, akuarium, air mancur, sungai
buatan, refleksi air (asli atau simulasi) di permukaan lain,
penggunaan bentuk air dalam komposisi

6. Cahaya yang dinamis dan tersebar


x Akar dari Pola
Sebuah ruang yang mengaplikasikan pola kondisi cahaya yang dinamis
dan tersebar dengan baik mampu menyampaikan ekspresi waktu dan gerakan
guna membangkitkan kesan drama dan intrik yang dibalut dengan rasa
tenang.
Desain pencahayaan telah lama digunakan untuk mengatur suasana dalam
sebuah ruang, dan perbedaan kondisi pencahayaan mampu menimbulkan
tanggapan psikologis yang berbeda. Dampak dari sinar matahari pada siang
hari terhadap kinerja, suasana hati dan kesejahteraan telah dipelajari selama
bertahun-tahun di berbagai lingkungan.
x Working with the patterns

commit to user

II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pertimbangan desain untuk embangun keseimbangan antara cahaya yang


dinamis dan tersebar, antara lain:
- Kondisi cahaya yang dinamis dapat membantu transisi antara ruang
dalam dan ruang luar
- Kondisi pencahayaan dinamis dengan perubahan yang drastic, seperti
pergerakan cahaya yang terus menerus, perubahan warna, penetrasi sinar
matahari secara langsung dan kontras yang tinggi tidak sesuai jika
diaplikasikan pada ruangan dimana kegiatan yang terjadi di dalamya
membutuhkan perhatian.
x Contoh Aplikasi
Alami : Sinar matahari dari berbagai sudut, cahaya matahari langsung,
cahaya api, sinar bulan dan bintang, bioluminescence
Buatan: Lampu, distribusi cahaya, pencahayaan yang dipencarkan ke
dinding dan langit-langit sekitarnya, aksen pencahayaan, refernsi
warna circadian, kontrol peredupan cahaya secara personal

7. Koneksi antar sistem alami


Sebuah ruang dengan koneksi antar sistem alami yang baik mampu
membangkitkan hubungan yang lebih besar secara keseluruhan, membuat
seseorang sadar akan perubahan dan siklus kehidupan. Kesan dari ruangan ini
seringkali bersifat santai, nostalgia, mendalam dan terkadang dihindari.
x Working with the pattern
Pertimbangan desain peluang yang mampu membantu untuk menciptakan
kualitas koneksi dengan sistem alami, antara lain:
- Mengintegrasikan penangkap air hujan dengan sistem pengolahan air ke
dalam desain lanskap untuk merespon ketika terjadinya hujan
- Desain yang interaktif, terutama untuk anak-anak, pasien atau orang
lanjut usia (misalnya, diintegrasikan dengan kurikulum pendidikan,
program holtikultura, komunitas taman)
x Contoh Aplikasi pada Bangunan
Alami : - Pola iklim dan cuaca (hujan, hujan, salju; angin, awan, kabut;
gemuruh, petir)
commit to user

II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Hidrologi (curah hujan, permukaan air mengalir dan sumber


daya; banjir, kekeringan; )
- Geologi
- Perilaku hewan (predasi, makan, mencari makan, kawin,
tempat tinggal)
- Diurnal pola (warna cahaya dan intensitas; bayangan;
penerimaan tanaman; perilaku hewan; perubahan gelombang)
- Langit malam (bintang, konstelasi, Bima Sakti) dan siklus
(tahap-tahap bulan, gerhana, penjajaran planet, kejadian
astronomi)
- Pola musiman (beku-cair, intensitas cahaya dan warna; siklus
tanaman, migrasi hewan; aroma sekitar)
Buatan: - Sistem simulasi transisi sinar matahari dengan siklus diurnal
- Habitat satwa liar (misalnya, birdhouse, tempat pemeliharaan
lebah madu; vegetasi berbunga)
- Paparan infrastruktur air
- Membalut material dengan unsur alam (kulit, batu, tembaga,
perunggu, kayu)
b. Natural Analogues
Kategori ini membahas tentang kehadiran alam secara organik dan tidak
hidup dengan menyediakan berbagai informasi tentang alam yang
terorganisasi dengan baik. Terdapat 3 parameter desain dalam kategori ini,
antara lain :
8. Bentuk dan Patra Biomorphic
x Akar dari pola
Sebuah ruangan dengan betuk dan patra biomorphic yang baik akan terasa
menarik dan nyaman, dan juga menarik hati. Penggunaan pola ini mampu
menarik perhatian dan meningkatkan konsentrasi. Manusia memiliki
ketertarikan visual terhadap bentuk organic dan bentuk biomorphic namun hal
ini alasan dari ketertarikan yang terjadi pada manusia tersebut belum dapat
dijelaskan secara ilmiah. Ketika otak manusia melihat bentuk dan pola
commit to user

II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

biomorphic dalam sebuah benda mati, mungkin saja hal itu mereka
gambarkan sebagai representasi dari symbol kehidupan (Vessel, 2012).
x Working with the pattern
Tujuan dari pola ini adalah untuk memberikan representasi elemen desain
ke dalam bangunan yang memungkinkan penguna untuk menciptakan
koneksi dengan alam guna membantu mengurangi stress.
Pada dasarnya terdapat 2 pendekatan dalam penerapan bentuk dan pola
biomorphic, yaitu digunakan sebagai komponen dekoratif atau digunakan
pada komponen struktur. Kedua pendekatan tersebut dapat diaplikasikan
secara bersamaan.
Pertimbangan desain yang dapat membantu dalam menciptakan kondisi
biomorphic yang berkualitas, antara lain:
- Pengaplikasian pola pada 2 atau 3 bidang atau sebuah ruang seperti pada
lantai, dinding, jendela) untuk menciptakan keragaman dan frekuensi
yang lebih besar
- Hindari pengulangan penggunaan bentuk dan pola yang dapat
menggangu penglihatan
x Contoh Aplikasi pada Bangunan
Dekorasi : Penggunaan pola pada kain, karpet, dan wallpaper dinding
berdasarkan angka Fibonacci atau Golden mean; detail
pada jendela, warna kaca, tekstur, patung, kayu, batu
Bentuk/Fungsi: Penggunaan pola pada pengaturan sistem struktur
(misalnya kolom berbentuk seperti pohon), bentuk
bangunan, dinding atau plafond, bentuk furniture, maupun
lorong
9. Koneksi material dengan alam
x Working with the pattern
- Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi
ruang. Jika bahan dan warna diaplikasikan secara bersamaan, maka
perbandingannya harus ada yang lebih tinggi salah satu.
- Penggunaan material alami lebih disukai dibandingkan dengan material
commit to user
sintetis. Manusia dapat membedakan antara material yang alami dengan
II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang sintesis, oleh karena itu penggunaan material alami lebih


disarankan.
x Contoh Aplikasi pada Bangunan
Dekorasi : Aksen detail (kayu, kulit, batu, tekstur fosil, bamboo,
rotan, rumput kering), permukaan interior, penggunaan
palet warna natural
Bentuk/Fungsi: Penggunaan pola pada konstruksi dinding (kayu, batu),
sistem struktur (kayu balok), bahan pada fasad, bentuk
furniture, jalan setapak, jembatan

10. Kompleksitas dan Keteraturan


x Working with the patterns
Dasar pertimbangan yang dapat membantu untuk menciptakan kondisi
kompleksitas dan keteraturan yang berkualitas, antara lain:
- Memprioritaskan karya seni dan pemilihan material, ekspresi arsitektur,
lanskap dan skema perencanaan yang menggambarkan pengulangan
bentuk geometri dan hirarki
- Struktur fractal dengan 3 kali pengulangan akan lebih berdampak
dibandingan dengan desain yang terbatas pada 2 kali pengulangan
- Penggunaan yang berlebihan atau memperbesar ukuran fractal dapat
menimbulkan perasaan tidak nyaman atau takut. Padahal tujuan dari
penggunaan pola ini adalah mengurangi stress
- Desain bangunan atau lansekap baru harus memperhitungkan dampak
pada kualitas fraktal cakrawala perkotaan yang sudah ada
x Contoh Aplikasi pada Bangunan
Dekorasi : Desain wallpaper dan karpet, kontur dan tekstur material,
pemilihan tanaman dan penempatannya, stimuli
pendengaran
Bentuk/Fungsi: Exposed structure/exoskeleton, mengekspose sistem
mekanik, bahan fasad, rencana lantai, lanskap, pedestrian

c. Nature of the Space

commit to user

II-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada kategori ini menekankan pada konfigurasi ruang dalam alam,


termasuk keinginan bawaan untuk mempelajari alam, dapat melihat
melampaui lingkungan sekitar, mengidentifikasi suatu hal berbahaya pada
alam atau yang tidak diketahui, maupun fobia terhadap hal-hal tertentu diluar
kepercayaan. Terdapat 4 parameter desain dalam kategori ini, antara lain :
11. Prospect. Pandangan jarak jauh tanpa halangan, untuk tujuan pengawasan
maupun perencanaan
12. Refuge
Suatu tempat untuk menghindarkan diri dari lingkungan, terutama suatu
kegiatan di lingkungan, dimana individu akan merasa terlindungi dari
belakang secara keseluruhan
x Working on patterns
Tujuan utama dari pola refuge adalah untuk menyediakan lingkungan yang
mudah diakses dan memberi perlindungan bagi pengguna. Tujuan
sekundernya adalah untuk membatasi akses visual ke dalam ruang
perlindungan. Fungsi utamanya adalah sebagai pelindung bagian atas dan
sebagai tempat berteduh. Perlindungan dari 3 sisi, tempat strategis dan
orientasi ruang dapat mempengaruhi perasaan pengguna pada sebuah ruang
perlindungan.
Fungsi umum dari pola refuge, antara lain:
- Tempat berlindung dari - Tempat istirahat atau
cuaca atau iklim bersantai
- Tempat berbincang - Tempat membaca
- Tempat refleksi atau - Tempat berlindung dari
meditasi bahaya fisik
Dalam beberapa kasus, ruang perlindungan tersebut tidak sepenuhnya
tertutup, melainkan menyediakan beberapa bukaan untuk kontak dengan
lingkungan sekitarnya yang digunakan sebagai pengawasan.
Pertimbangan desain:
- Ruang perlindungan pada bagian indoor biasanya ditandai dengan
kondisi rendahnya ketinggian langit-langit
commit to user

II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Ruang perlindungan pada bagian outdoor atau indoor dengan ketinggian


plafon yang cukup tinggi, perbedaan ketinggian yang drastic diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penggunaan struktur mezanine
cukup efektif untuk menciptakan ruang perlindungan
x Contoh Aplikasi
Atribut spasial: - Perlindungan modular
- Perlindungan parsial : hanya beberapa sisi yang
tertutup (tempat duduk, canopy beds, gazebo, canopy
trees, covered walkways)
- Perlindungan luas : ruang rapat dengan 3 dinding,
private offices, rumah pohon
Fitur: Menurunkan tinggi plafond, menurunkan variasi warna
atau cahaya, suhu atau kecerahan; tempat untuk meditasi,
refleksi, istirahat, relaksasi, membaca; tempat berlindung
dari cuaca dan tempat berbincang-bincang
13. Misteri
14. Resiko / Bahaya

2.3.4 Hubungan Alam dengan Kesehatan


Banyak bukti mengenai Biophilia dapat dihubungkan dengan penelitian
terhadap sistem pikiran-tubuh (kognitif, psikologis dan fisiologis) yang telah
dieksplorasi dan diverifikasi dalam berbagai tingkat, di laboratorium atau
lapangan studi. Hal ini bertujuan untuk membantu menjelaskan bagaimana
kesehatan dan kesejahteraan manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan
mereka. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami hubungan alam
dengan kesehatan, berikut ini adalah tabel pembahasannya.

commit to user

II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2.3 Fungsi masing-masing pola terhadap pengurangan stress, kinerja


kognitif dan emosi, suasana hati & preferensi

14 Pola * Pengurangan Stres Kinerja Emosi, Suasana hati &


Kognitif Preferensi

Koneksi Visual * Menurunkan tekanan Meningkatkan Berdampak positif pada perilaku


dengan alam darah dan denyut ikatan/perhatian dan kebahagiaan (Barton &
* jantung (Brown, mental (Biederman Pretty, 2010)
Barton & Gladwell, & Vesel, 2006)
* 2013; van den Berg,
Hartig, & Staats,
2007; Tsunetsugu &
Miyazaki, 2005)

Koneksi non- * Mengurangi tekanan Berdampak positif Terasa perbaikan dalam


visual dengan darah sistolik dan pada kinerja kesehatan mental dan ketenangan
alam * hormone stress (Park, kognitif (Mehta, (Li, Kobayashi, Inagaki et al.,
Tsunetsugu, Kasetani Zhu & Cheema, 2012; Jahncke, et al., 2011;
et al., 2009; Hartig, 2012; Ljungberg, Tsunetsugu, Park, & Miyazaki,
Evans, Jamner et al., Chris, & 2010; Kim, Ren, & Fielding,
2003; Orsega-Smith, Lundström, 2004) 2007; Stigsdotter & Grahn, 2003)
Mowen, Payne et al.,
2004; Ulrich, Simons,
Losito et al., 1991)

Stimuli sensor * Memberikan dampak Observed and


non-ritmik positif pada denyut quantified
* jantung, tekanan darah behavioral
sistolik dan aktivitas measures of
sistem saraf simpatik attention and
exploration
(Li, 2009; Park et al, (Windhager et al.,
2008; Kahn et al., 2011)
2008; Beauchamp, et
al., 2003; Ulrich et al.,
1991

Thermal & * Meningkatkan Berpengaruh Meningkatkan persepsi temporal


Airflow kenyamanan, positif pada dan alliesthesia (Parkinson, de
Variability * kesejahteraan dan konsentrasi (Hartig Dear & Candido, 2012; Zhang,
produktivitas et al., 2003; Hartig Arens, Huizenga & Han, 2010;
(Heerwagen, 2006; et al., 1991; R. Arens, Zhang & Huizenga, 2006;
Tham & Willem, Kaplan & Kaplan, Zhang, 2003; de Dear & Brager,
2005; Wigö, 2005) 1989) 2002; Heschong, 1979)

commit to user

II-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14 Pola * Pengurangan Kinerja Emosi, Suasana hati &


Stres Kognitif Preferensi
Air * Mengurangi stress, Meningkatkan Mengamati hal yang lebih disukai
meningkatkan konsentrasi dan dan respon emosional yang positif
* perasaan tenang, pemulihan ingatan (Smith, Humphryes et al., 2010;
menurunkan denyut (Alvarsson et al., Karmanov & Hamel, 2008;
jantung dan tekanan 2010; Biederman Biederman & Vessel, 2006;
darah(Alvarsson, & Vessel, 2006) Heerwagen & Orians, 1993; Ruso
Wiens, & Nilsson, & Atzwanger, 2003; Ulrich,
2010; Pheasant, Meningkatkan 1983)
Fisher, Watts et al., persepsi dan
2010; Biederman & respon psikologis
Vessel, 2006) (Alvarsson et al.,
2010; Hunter et al.,
2010)

Dynamic & * Memberikan dampak


Diffuse Light positif terhadapa
* berlangsungnya
system circadian
(Figueiro, Brons,
Plitnick et al., 2011;
Beckett & Roden,
2009)
Meningkatkan
kenyamanan visual
(Elyezadi, 2012; Kim
& Kim, 2007)
Bentuk dan * Memperhatikan pemandangan
pola yang lebih disukai (Vessel, 2012;
biomorphic Joye, 2007)

Koneksi Menurunkan Meningkatkan kenyamanan


Material tekanan darah (Tsunetsugu, Miyazaki & Sato
dengan alam diastolic 2007)
(Tsunetsugu,
Miyazaki & Sato,
2007)
Meningkatkan
kreativitas
(Lichtenfeld et al.,
2012)

Complexity * Positively impacted Memperhatikan pemandangan


perceptual and yang lebih disukai (Salingaros,
& Order * physiological stress 2012; Hägerhäll, Laike, Taylor et
responses
al., 2008; Hägerhäll, Purcella, &
(Salingaros, 2012;
Joye, 2007; Taylor, Taylor, 2004; Taylor, 2006)
2006; S. Kaplan,
1988)
Prospect * Mengurangi stress Mengurangi Meningkatkan kenyamanan dan
(Grain & Stigdotter, kebosanan, iritasi, rasa keamanan (Herzog & Bryce,
* 2010) dan kelelahan 2007; Wang & Taylor, 2006;
(Clearwater & Petherick, 2000)
* Coss, 1991)
commit to user

II-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14 Pola * Pengurangan Kinerja Emosi, Suasana hati &


Stres Kognitif Preferensi
Refuge * Meningkatkan
konsentrasi,
* perhatian dan
persepsi terhadap
* keselamatan
(Grahn &
Stigsdotter, 2010;
Wang & Taylor,
2006; Petherick,
2000; Ulrich et al.,
1993)

Sumber: 14 Patterns of Biophilic Design

2.4 Tinjauan Preseden

2.4.1 Tinjauan Apartemen di Jakarta Selatan


Tabel 2.4 Tinjauan Apartemen Fraser Residence, Simprug Park dan The Aspen Residence

Nama Fraser Residence Simprug Park The Aspen Residence


Hotel
Gambar

Lokasi
Jl. Setiabudi Raya No. 9, Jl. Simprug Golf 3 No. 83. Jl. RS. Fatmawati No. 1
Sudirman, Jakarta Selatan Simprug, Jakarta Selatan Jakarta Selatan

Fasilitias x Dilengkapi dengan ruang x Children’s pool x fitness & gym center,
tamu terpisah, ruang makan, x Swimming pool x vertical garden
dapur dan kamar tidur x Fitness Room landscape,
x Akses Wi-Fi gratis x Sauna x resort style lake pool
x Kolam renang outdoor x BBQ Area adult & child,
ukuran olimpiade x Playground x family barbeque
x Kolam air panas & dingin Pelayanan Tiap Kamar: corner,
x Pusat kebugaran x AC x jogging track,
x Fasilitas sauna dan uap x Koneksi Internet* x children playground,
x Lapangan Tenis, lapangan x Washer and dryer x access card system &
basket x Drinking water CCTV,
x Taman bermain anak indoor delivery* x basement parking &
dan outdoor x Fully Furnished visitor parking,
x Lounge Kitchen x 24 hour security
x Pelayanan 24 jam bagian x Housekeeping – daily, system,
penerima tamu dan commit to user
weekly, monthly* x ATM & mini market,
pramutamu x Koneksi telefon* x Restaurant & Café
II-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

x Pelayanan keamanan 24 jam x Gas Tank delivery* x Receptionist, Desk.


x Residents’ programmes x TV Flat 48” – Premium x Laundry Mart
x Pelayanan sarapan harian Cable* x Mall One Bel Park &
x Incanto Restaurant (all day *dikenakan biaya commercial area
dining) * (coming soon
x Pelyanan kamar* project).
x Parkir mobil
x Daily housekeeping services
x Pelayanan laundry*
x Transfer bandara*
x Pet friendly (syarat dan
ketentuan berlaku)*
x Tersedia Mini-mart dan
ATM
x Layanan kesekertariatan
Ket: *Dikenakan biaya

Tipe unit x Satu kamar tidur x Tipe 1 – 3 kamar tidur x Studio A


kamar - Ukuran ruang: 82m2 - Ukuran kamar: 201- - Ukuran kamar: 39,72 m2
(Deluxe) dan 82 m2 211 m2 - Terdiri dari: Kamar tidur,
(Premier, lantai 22 sampai - Terdiri dari: 3 Kamar Kamar mandi, Balkon,
33) tidur, 2 Kamar mandi, dapur
- Kapasitas ruang untuk 2 2 Private Balconies,
orang Ruang Belajar, Rak
- Terdiri dari: Ruang tamu, sepatu, Dapur
Kamar mandi, Kamar tidur,
Ruang makan, ruang belajar
dan dapur

x Tipe 2 – 3 kamar tidur


x Studio B
- Ukuran kamar: 223-
- Ukuran kamar: 39,72 m2
233 m2
- Terdiri dari: Kamar tidur,
- Terdiri dari: 3 Kamar
Kamar mandi, Balkon,
tidur, 3 Kamar mandi,
dapur
2 Private Balconies,
Ruang Belajar, Rak
sepatu, dapur

commit to user

II-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Nama Fraser Residence Simprug Park The Aspen Residence


Hotel
x Dua kamar tidur x Tipe 3 – 2 kamar tidur x 2 Kamar tidur (A)
- Ukuran ruang: 119-121m2 - Ukuran kamar: 164- - Ukuran kamar: 66,64 m2
(Deluxe) dan 119-121 m2 174 m2 - Terdiri dari: 2 Kamar
(Premier, lantai 25 sampai - Terdiri dari: 2 Kamar tidur, Kamar mandi, ruang
33) tidur, 2 Kamar mandi, tv, balkon, dapur
- Kapasitas ruang untuk 4 2 Private Balconies,
orang Ruang Belajar, Rak
- Terdiri dari: Ruang tamu, sepatu, dapur
2 Kamar mandi, 2 Kamar
tidur, Ruang makan, ruang
belajar dan dapur

x
Tipe Unit x Tiga kamar tidur x Tipe 4 – 2 kamar tidur x 2 Kamar Tidur (B)
Kamar - Ukuran ruang: 158 m2 - Ukuran kamar: 211- - Ukuran kamar: 93,33 m2
(Deluxe) dan 158 m2 214 m 2
- Terdiri dari: 2 Kamar
(Premier, lantai 25 sampai - Terdiri dari: 2 Kamar tidur, 2 Kamar mandi,
33) tidur, 2 Kamar mandi, Service room, Ruang
- Kapasitas ruang untuk 6 Private Terrace dengan tamu, balkon, dapur
orang Furniture outdoor, Rak
- Terdiri dari: Ruang tamu, sepatu, dapur
2 Kamar mandi, 3 Kamar
tidur, Ruang makan, ruang
belajar dan dapur

x Tipe 4 – 2 kamar tidur x 2 Kamar Tidur (C)


- Ukuran kamar: 188 m2 - Ukuran kamar: 97,19 m2
- Terdiri dari: 2 Kamar - Terdiri dari: 2 Kamar
tidur, 2 Kamar mandi, tidur, 2 Kamar mandi,
dapur, Private Terrace Service room, Ruang
dengan Furniture tamu, balkon, dapur
outdoor

commit to user

II-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

x 3 Kamar Tidur
- Ukuran kamar: 136 m2
- Terdiri dari: 3 Kamar
tidur, 2 Kamar mandi,
Service room, Ruang
tamu, Ruang makan,
balkon, dapur

Sistem Fully Serviced Fully furnished Non serviced and furnished


Penyediaa
n fasilitas
Pencapaian Interior core access Interior core access Interior core access

Bentuk Tower Building Tower Building


Massa
Bangunan
Sistem Group of units forming a tower Group of units forming a
Pengelomp tower
okkan unit
Sistem Simplex Simplex Simplex
Pelayanan
Unit
Ketinggian High rise apartment High rise apartment
bangunan
Sumber http://jakarta.frasershospitality.c http://simprugpark.com http://theaspenresidences.com
data om

Kesimpulan Tinjauan Apartemen:


- Lokasi
Lokasi dari ketiga apartemen di atas merupakan lokasi yang berada di
kawasan perkotaan yang cukup strategis. Lokasi apartemen tersebut
berbatasan langsung dengan jalan raya utama sehingga memudahkan
pengguna dalam segi pencapaian ke luar site
- Tipe Unit Kamar
Variasi tipe unit kamar mulai dari unit dengan 1 kamar, 2 kamar, hingga 3
kamar. Ruang-ruang pokok yang ada di dalam ketiga apartemen tersebut
antara lain ruang kamar tidur, kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Terdapat
commit
ruang tambahan seperti balkon to user tipe, hal ini disesuaikan dengan
di beberapa

II-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

konsep apartemen itu sendiri. Jumlah ruang disesuaikan dengan sasaran


penghuni dan kebutuhan penghuni.
- Fasilitas
Fasilitas yang ada di dalam apartemen antara lain kolam renang, fitness
center, lapangan olahraga, taman bermain anak indoor maupun outdoor, wifi,
lounge, parkir untuk visitor maupun penghuni, mini-mart, ATM, Sauna,
BBQ, Fasilitas AC di tiap kamar, Vertical garden landsacape, jogging track,
access card, CCTV, Restaurant, Café, Receptionist, dan Laundry mart.
- Pengguna
Pengguna apartemen tersebut merupakan masyarakat golongan ekonomi
menengah ke atas

2.4.2 The Interlace, Singapore


The Interlace merupakan hunian vertikal berbentuk blok yang diperuntukkan
bagi warga Singapura di tengah keterbatasan lahan. Bangunan ini berdiri di
tanah seluas 170.000 m2 dengan penyediaan unit hunian sebanyak 1.040 unit.
Blok-blok apartemen tersebut disusun pada empat 'superlevels' utama dengan
tiga puncak menara dari 24 lantai yang ada (Gambar 2.5). Tumpukan blok
yang tersusun menyediakan bagian atas balok yang difungsikan sebagai
private garden. Permainan tumpukan blok ini memunculkan ruang-ruang
yang dapat dimanfaatkan sebagai taman. Dalam setiap modul bangunan yang
berbentuk persegi panjang memiliki 2 buah core sebagai jalur sirkulasi
vertical antar lantai (Gambar 2.6).

Lokasi : Singapura

Gambar 2. 5 The Interlace, Singapore Gambar 2. 6 Denah unit Apartemen


Sumber: theinterlace.com
commit to user Sumber: primepropertylaunch.com

II-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

The interlace memiliki beberapa jenis taman yaitu private sky garden,
private balcony, private garden, public sky garden dan public space yang
berada di dasar bangunan. Komplek ini juga memiliki area bersama pada
clubhouse, teater, pusat kebugaran dan kolam renang, termasuk area piknik
dengan air terjun, kolam teratai, dan hutan buatan.

Konsep yang dapat diambil dari The Interlace adalah konsep sistem
bangunan vertikal terkait struktur, modul massa, gubahan massa, pemanfaatan
ruang serta koneksi antar fasilitas sarana dan prasarana penunjang di
dalamnya. The Interlace mampu mewadahi segala aktivitas yang tersedia
dalam berbagai fasilitas.

2.4.3 University of Florida Clinical Translational Research Building


Bangunan ini merupakan sebuah perusahaan yang menerapkan Desain
Biophilik pada bangunannya. Desain bangunan ini berusaha untuk
menghubungkan kembali lingkungan yang dibangun dengan alam melalui
strategi tertentu dan upaya untuk menggabungkan dengan potensi yang
dimiliki oleh site yaitu pepohonan, lahan basah, struktur parkir dan
kogenerasi tanaman. Bangunan ini (Gambar 2.7) merupakan bangunan
berkelanjutan namun lebih dari itu, bangunan ini tidak hanya efisien dalam
hal energy namun dapat menciptakan pekerja yang bahagia dan efisien.

Gambar 2. 7 University of Florida Clinical Translational Gambar 2. 8 Site Plan University of Florida
Research Building Clinical Translational Research Building

commit to user

II-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bentuk bangunan yang seperti huruf ‘U’ pada bangunan ini


memungkinkan semua sisi bagian mendapatkan view ke arah atrium (Gambar
2.8). Adanya atrium di tengah bangunan juga berpengaruh terhadap
pencahayaan alami yang masuk ke dalam bangunan. Ventilasi dan ruang hijau
yang ada pada bangunan juga terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan
mengurangi jumlah hari sakit pada pekerja kantor, arsitek bangunan ini
menjadi semakin sadar bahwa Desain Biophilik mampu memberikan
lingkungan yang sehat bagi penghuninya.

Karya ini menyimpulkan bahwa arsitektur biophilik dapat memberikan


manfaat bagi kesehatan lingkungan dan manusia yang dapat mengurangi
kerusakan ekologi pada kota.

commit to user

II-36

Anda mungkin juga menyukai