TAHUN 2018
oleh:
4118061 Atika Septiyani
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat ridha dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.S Dengan Postpartum Normal
Di Rumah Sakit RSAU dr. M. Salamun”.
Penyusunan makalah ini disusun dengan sebaik mungkin dan sesuai dengan
sistematika yang benar, namun dengan penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, dengan demikian kritik
dan saran yang bersifat membangun penulis Ucapan terima kasih sebesar-besarnya
penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki
oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk hasil yang maksimal dan lebih baik. Penulis berharap semoga dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Semoga semua ketulusan do’a dan seluruh
bantuan yang telah diberikan untuk terselesaikannya skripsi ini kepada penulis akan
mendapat balasan dari Allah SWT. Amin Ya Rabbal’ Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ................................................................................................................................... 34
4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................................................ 34
4.3 Perencanaan Asuhan Keperawatan ............................................................................................ 34
4.4 Pelaksanaan Keperawatan .......................................................................................................... 35
4.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................................................. 35
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................................36
5.2 Saran ...........................................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2, yaitu :
1. Etiologi post partum dini :
a. Atonia uteri
b. Laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir
c. Hematoma
2. Etiologi post partum lambat
a. Tertinggalnya sebagian plasenta
b. Subinvolusidi daerah insersi plasenta
c. Dari luka bekas secsio sesaria
2.1.3 Patofisiologi
Perubahan Uterus terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar,
proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi
, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (plasental site) sehingga
jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus, mengalami nekrosis dan lepas.
Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi sekitar
umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran
sebelum hamil).mPerubahan vagina dan perineum Pada minggu ketiga, vagina mengecil
dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. Terjadi robekan
perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
berikutnya. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomy (penyayatan mulut
serambi kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi) lakukanlah penjahitan dan
perawatan dengan baik.
2.1.4 Pathway
- Nyeri Akut
Iskemia Penurunan Post Operasi Luka operasi - Resiko Infeksi
kontraktilitas miokard - Kerusakan
Integritas kulit
Angina Pectoris/ Infark Kelemahan miokard Volume diastolic Tekanan atrium kiri Tekanan vena
Miokard ventrikel kiri meningkat meningkat pulmonalis meningkat
21
lubang saluran Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berguna
untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
f. Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)
Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat
mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan
salurannya keluar antara himen dan labia minora.
g. Hymen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah
robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang
dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup seluruhnya
disebut hymen imperforata dan menimbulkan gejala klinik setelah mendapat
menstruasi.
h. Lubang kencing (orifisium uretra externa)
Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Fungsinya sebagai
saluran untuk keluarnya air kencing.
i. Perineum (jarak vulva dan anus)
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4cm.Terdapat otot-
otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan interna serta dipersyarafi oleh
saraf pudendus dan cabang-cabangnya.
2. Genetalia Interna (bagian dalam)
Genetalia interna antara kandung terdiri dari :
a. Vagina (liang senggama)
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan
muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak di antara
kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding
belakangnya sekitar 11 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang
disebur rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina,
menonjol serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang menonjol ke dalam
vagina disebut porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks
anterior (depan), forniks posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks
sinistra (kiri). Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan
asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap
infeksi. Fungsi utama vagina adalah:
a) Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu
haid dan sekret dari uterus.
b) Sebagai alat persetubuhan.
c) Sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b. Uterus (rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam
pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.
Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah alpukat
dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih
sebesar telur ayam kampung. Diding rahim terdiri dari 3 lapisan :
a) Peritoneum
Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini
meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
b) Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun
sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses
persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembulh
lymfe dan urat syaraf.
c) Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk
mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan faalnya
berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium. Dalam
kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.
Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama
perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui
tuba uterina ke uterus. (pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba
uterina). Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu
dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal
berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya
menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke
dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi
secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke
ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
c. Tuba Uterina (saluran telur)
Tuba uterina atau saluran telur, terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan
ke arah lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim.Tuba fallopi
merupakan tubulo muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan diametrnya 3 dan
8 mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian:
a) Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai dari ostium
internum tuba.
b) Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan
bagian yang paling sempit.
c) Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S
d) Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut
fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang dilepaskan
saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi,tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan implantasi.
d. Ovarium (indung telur)
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus,
di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri.
Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer.
Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus
haid sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan kemudian cepat
berkembang menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel Graaf).
± 2 cm di bawah umbilicus
dengan bagian fundus ± 1000 gram
Plasenta lahir
bersandar pada promontorium
sakralis
Pertengahan antara umbilikus 500 gram
1 minggu
dan simfisis pubis
(Sumber : Bobak,2012)
3. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regulator (misal
hipotensi ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia); efek anestesia;
tromboembolisme; profil darah abnormal (anemia, sensivitas rubella,inkompabilitas
Rh).
Resiko Injury NOC : Risk Kontrol NIC :
Definsi : Kriteria Hasil : Environment Management
Dalam risiko cedera sebagai hasil dari 1. Klien terbebas dari (Manajemen lingkungan)
interaksi kondisi lingkungan dengan cedera 1. Sediakan lingkungan yang
respon adaptif indifidu dan sumber 2. Klien mampu aman untuk pasien
pertahanan. menjelaskan 2. Identifikasi kebutuhan
cara/metode keamanan pasien, sesuai
Faktor resiko : untukmencegah dengan kondisi fisik dan
Eksternal injury/cedera fungsi kognitif pasien dan
1. Mode transpor atau cara 3. Klien mampu riwayat penyakit terdahulu
perpindahan menjelaskan factor pasien
2. Manusia atau penyedia pelayanan resiko dari 3. Menghindarkan lingkungan
kesehatan (contoh : agen lingkungan/perilaku yang berbahaya (misalnya
nosokomial) personal memindahkan perabotan)
3. Pola kepegawaian : kognitif, afektif, 4. Mampumemodifika 4. Memasang side rail tempat
dan faktor psikomotor si gaya hidup tidur
4. Fisik (contoh : rancangan struktur untukmencegah 5. Menyediakan tempat tidur
dan arahan masyarakat, bangunan injury yang nyaman dan bersih
dan atau perlengkapan) 5. Menggunakan 6. Menempatkan saklar lampu
5. Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe fasilitas kesehatan ditempat yang mudah
makanan) yang ada dijangkau pasien.
6. Biologikal ( contoh : tingkat 6. Mampu mengenali 7. Membatasi pengunjung
imunisasi dalam masyarakat, perubahan status 8. Memberikan penerangan
mikroorganisme) kesehatan yang cukup
7. Kimia (polutan, racun, obat, agen 9. Menganjurkan keluarga
farmasi, alkohol, kafein nikotin, untuk menemani pasien.
bahan pengawet, kosmetik, 10. Mengontrol lingkungan dari
celupan (zat warna kain)) kebisingan
Internal 11. Memindahkan barang-
1. Psikolgik (orientasi afektif) barang yang dapat
2. Mal nutrisi membahayakan
3. Bentuk darah abnormal, contoh : 12. Berikan penjelasan pada
leukositosis/leukopenia, perubahan pasien dan keluarga atau
faktor pembekuan, trombositopeni, pengunjung adanya
sickle cell, thalassemia, penurunan perubahan status
Hb, Imun-autoimum tidak kesehatan dan penyebab
berfungsi. penyakit.
4. Biokimia, fungsi regulasi (contoh :
tidak berfungsinya sensoris)
5. Disfugsi gabungan
6. Disfungsi efektor
7. Hipoksia jaringan
8. Perkembangan usia (fisiologik,
psikososial)
9. Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak
utuh, berhubungan dengan
mobilitas)
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau
kerusakan kulit, penurunan Hb prosedur invasive dan /atau peningkatan
peningkatan lingkungan, rupture ketuban lama, mal nutrisi.
Resiko infeksi NOC : NIC :
1. Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan 2. Knowledge : 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
resiko masuknya Infection control pasien lain
organisme patogen 3. Risk control 2. Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil : 3. Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor resiko : 1. Klien bebas dari 4. Instruksikan pada pengunjung untuk
1. Prosedur Infasif tanda dan gejala mencuci tangan saat berkunjung dan
2. Ketidakcukupan infeksi setelah berkunjung meninggalkan
pengetahuan untuk 2. Mendeskripsikan pasien
menghindari proses penularan 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
paparan patogen penyakit, factor yang tangan
3. Trauma mempengaruhi 6. Cuci tangan setiap sebelum dan
4. Kerusakan jaringan penularan serta sesudah tindakan kperawtan
dan peningkatan penatalaksanaannya 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai
paparan , alat pelindung
lingkungan 3. Menunjukkan 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama
5. Ruptur membran kemampuan untuk pemasangan alat
amnion mencegah timbulnya 9. Ganti letak IV perifer dan line central
6. Agen farmasi infeksi dan dressing sesuai dengan petunjuk
(imunosupresan) 4. Jumlah leukosit umum
7. Malnutrisi dalam batas normal 10. Gunakan kateter intermiten untuk
8. Peningkatan 5. Menunjukkan menurunkan infeksi kandung kencing
paparan perilaku hidup sehat 11. Tingktkan intake nutrisi
lingkungan 12. Berikan terapi antibiotik bila perlu
patogen
9. Imonusupresi Infection Protection (proteksi terhadap
10. Ketidakadekuatan infeksi)
imum buatan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
11. Tidak adekuat sistemik dan lokal
pertahanan 2. Monitor hitung granulosit, WBC
sekunder 3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
(penurunan Hb, 4. Batasi pengunjung
Leukopenia, 5. Saring pengunjung terhadap penyakit
penekanan respon menular
inflamasi) 6. Partahankan teknik aspesis pada
12. Tidak adekuat pasien yang beresiko
pertahanan tubuh 7. Pertahankan teknik isolasi k/p
primer (kulit tidak 8. Berikan perawatan kuliat pada area
utuh, trauma epidema
jaringan, 9. Inspeksi kulit dan membran mukosa
penurunan kerja terhadap kemerahan, panas, drainase
silia, cairan tubuh 10. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
statis, perubahan 11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
sekresi pH, 12. Dorong masukan cairan
perubahan 13. Dorong istirahat
peristaltik) 14. Instruksikan pasien untuk minum
13. Penyakit kronik antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Ajarkan cara menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3. Keluhan Utama
Pasien menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan
berjalan.
12 Desember Hematologi
2018 1. Hemoglobin 11,4 g/dl 12-18
2. Lekosit 11.900 /mm3 5000-10.000
3. Hematokrit 34 % 35-45
4. Trombosit 143.000 /mm3 150.000-450.000
b. Riwayat persalinan
a) Pada ibu
- Kontraksi : 1x10 menit, durasi 10 detik
- Berat Badan : 57 kg
- Tinggi Badan : 155 cm
- Tanda-tanda vital :Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,50 C
Respirasi : 20 kali/menit
- Ekstremitas : ekstemitas atas terpasang infus RL 20
gtt/menit.
- Pendataran Hodge : II-III
- Warna ketuban : air ketuban jernih
b) Pada janin
- DJJ : 142 kali/menit
- Presentasi : kepala
- Mekonium : hijau kehitaman
Kesulitan untuk
istirahat dan
beraktivitas
3.3 Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien : Ny. S Ruang/Unit : Merpati
No Register : 304413 Dx Medis : P1Ao Gravida 40-41
Minggu Kala I fase aktif
No Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3.4 Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : Ny. S Ruang/Unit : Merpati
No Register : 304413 Dx Medis : P1Ao Gravida 40-41 Minggu Kala I fase aktif
13 Desember 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi tanda-tanda 1. Dengan melakukan observasi tanda-
2018 selama kurang lebih 1 x 24 jam vital tanda vital diharapkan dapat mengetahui
diharapkan nyeri berkurang bahkan perubahan dan adanya nyeri yang
hilang dengan kriteria hasil : berlebih.
- Mampu mengontol nyeri (tahu 2. Kaji skala nyeri 2. Dengan mengkaji skala nyeri diharapkan
penyebab nyeri, mampu dapat mengetahui keberhasilan
menggunakan teknik nonfarmakologi intervensi
untuk mengurangi nyeri, mencari 3. Berikan posisi yang 3. Dengan memberikan posisi yang
bantuan) nyaman, aman dan nyaman, aman dan tenang diharapkan
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang tenang dapat membuat pasien lebih berelaksasi
dengan menggunakan manajemen , mengurangi nyeri dan penekanan pad
nyeri daerah nyeri serta terasa nyaman
- Mampu mengenali nyeri (skala, 4. Dengan memberikan kompres air hangat
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) 4. Kompres air hangat pada diharapkan dapat memperlancar
- Menyatakan rasa nyaman nyeri bagian perut pembuluh darah supaya nyeri berkurang
berkurang bahkan hilang
5. Dengan kolaborasi bersama dokter
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
dalam pemberian obat diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri
analgetik
4.
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bantu pasien dalam 1. Dengan membantu pasien dalam
selama 1 x 24 jam diharapkan dapat memenuhi segala memenuhi aktivitasnya diharapkan
melakukan aktivitas sendiri dengan aktivitasnya kebutuhan aktivitas pasien tercukupi
kriteria hasil : atau terpenuhi
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 2. Beri motivasi pada pasien 2. Dengan memberi motivasi pada
tanpa disertai peningkatan tekanan agar mau belajar untuk pasien diharapkan dapat menambah
darah, nadi dan respirasi mulai beraktivitas kembali semangat pasien untuk melakukan
- Mampu melakukan aktivitas sehari- aktivitas
hari secara mandiri 3. Berikan pendidikan 3. Dengan memberikan pendidikan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal kesehatan pada keluarga kesehatan pada keluarga pasien
- Mampu berpindah dengan atau tanpa pasien diharapkan keluarga dapat membantu
alat bantu memotivasi dan memenuhi kebutuhan
pasien
3.5 Implementasi Keperawatan
Nama Pasien : Ny. S Ruang/Unit : Merpati
No Register : 304413 Dx Medis : P1Ao Gravida 40-41 Minggu Kala I fase aktif
Tanggal/wak
No Implementasi Keperawatan Respon TTD
tu
13 Desember 1 1. Melakukan observasi tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda vital:
2018 Tekanan darah: 120/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu: 36,20C
2. Mengkaji skala nyeri Respirasi: 20 kali/menit
3. Memberikan posisi yang nyaman, aman dan 2. Skala nyeri 2
tenang 3. Pasien tampak lebih rileks dan tenang
4. Melakukan kompres air hangat pada bagian
perut 4. Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
5. Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat 5. Pasien mengatakan linu, mulas dan nyeri
analgetik dan antibiotik berkurang
13 Desember 2 1. Membantu pasien dalam memenuhi aktivitas 1. Pasien mau dibantu oleh keluarga atau tenaga
2018 kesehatan dalam pemenuhan aktivitas
2. Memberikan motivasi pada pasien agar mau 2. Pasien mau mecoba melakukan aktivitas sendiri
belajar untuk mulai beraktivitas kembali
3. Meberikan pendidikan kesehatan pada 3. Keluarga pasien dan pasien mengerti apa yang
keluarga pasien dijelaskan oleh petugas kesehatan
3.6 Evaluasi Keperawatan
Nama Pasien : Ny. S Ruang/Unit : Merpati
No Register : 304413 Dx Medis : P1Ao Gravida 40-41
Minggu Kala I fase aktif
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menyajikan persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam
tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus. Untuk mendapatkan pembahasan yang
sistematis, maka penulis membahasnya berdasarkan proses keperawatan yaitu
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Ditinjau secara umum, maka hasil pengkajian pada tinjauan kasus tidak jauh
berbeda dengan pengkajian pada tinjauan teoritis. Pada tinjauan teoritis dijumpai adanya
perubahan pada sistem reproduksi. Pada tinjauan kasus hal-hal tersebut ditemukan dan
dialami oleh klien.
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan post partum dalam hal ini diperlukan
pemeriksaan diagnostik. Dimana pada tinjauan teoritis ditemukan pemeriksaan dengan
pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap. Pada tinjauan kasus juga dilakukan
pemeriksaan diagnostik, tetapi pemeriksaan yang dilakukan yaitu hanya pemeriksaan
darah lengkap, hal ini tidak dilakukan pemeriksaan karena yang tidak ada anjuran dokter
serta ekonomi dari pasien sendiri.
4.5 Evaluasi
Hasil penilaian terhadap keberhasilan yang penulis lakukan pada pasien
umumnya masalah dapat teratasi/terpecahkan karena pasien dapat mematuhi dan
melaksanakan semua tindakan pengobatan dan perawatan yang diberikan kepada
pasien. Hal ini dapat dilihat dengan ketiga masalah dapat teratasi. Dari hasil evaluasi
teratasi yaitu : pola nafas tidak efektif dan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
dikarenakan pasien patuh pada apa yang sudah dibilang. Alternatif pemecahan masalah
yang penulis lakukan disini adalah beberapa penyusunan rencana tidak lanjut dan
diteruskan oleh keluarga cara yang telah diterapkan apabila timbul hal yang demikian
diantaranya mengatur posisi klien.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu. Etiologi post partum dibagi 2, yaitu post
partum dini seperti atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir, hematoma dan
etiologi post partum lambat seperti tertinggalnya sebagian plasenta, subinvolusidi daerah
insersi plasenta dan dari luka bekas secsio sesaria. Persalinan adalah proses fisiologis
yang akan dialami wanita untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang hidup dari uterus,
sedangkan pasca persalinan adalah waktu penyembuhan untuk kembali kepada keadaan
tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru mulai dari selesai
persalinan sampai kira-kira 6 minggu, tetapi alat genital baru pulih 3 bulan setelah
persalinan. Penatalaksanaan medis dan keperawatan diperlukan untuk memantau
kondisi umum pasien dimana dia mengalami perubahan yang berarti di sistem tubuhnya
untuk kembali ke masa sebelum kehamilan.
5.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan pada pasien post partum perlu
ditingkatkan tentang keperawatan pada pasien tersebut sehingga asuhan keperawatan
dapat lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC
3. Jakarta : EGC.
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Manuaba, I.B.G. 2012. Kepaniteraan klinik Obstetri & Ginekologi, edisi 2. Jakarta:EGC
Nurarif, Amin Huda., dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Pearce, Evelyn C. 2013. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Prima Grafika
1. Seorang perempuan berusia 25 tahun P1A0 di rawat diruang nifas. Hasil pengkajian
pasien mengatakan linu dan nyeri pada daerah kemaluan, belum menyusui,
kontraksi uterus lemah, TFU 3 jari dibawah pusat, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi
80 kali/menit, frekuensi nafas 18 kali/menit, dan suhu 36,6 0C. Apakah intervensi
keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Anjurkan pasien untuk istirahat
c. Kaji skala nyeri
d. Lakukan massage uterus
e. Ipijat oksitosin