Anda di halaman 1dari 110

BAB I

PENDAHULUA
N

1.1 Latar belakang masalah


Dalam kepustakaan antropologi, terdapat
tiga pesifikasi kajian
(dengan konsep/item masing-masing)
berkaitan hubungan
masyarakat manusia dengan lingkungan
laut. Pertama, ialah
ntropologi maritim yag
penekananya pada aktivitas
kepelayaran dan pengetahuan serta
teknologi dan infrastruktur
berkaitan pelayaran. Kedua,
antropologi marin yang kajiannya
menekankan pada aktivitas
pemanfaatan sumber daya laut,
terutama penangkapan ikan, serta
berbagai pranata yang berkaitan
dengannya antara lain a g a m a dan
kepercayaan, mitologi dan cerita
rakyat, seni dan seremoni. Ketiga,
a ntropologi penangkapan
ikan/perikanan yang
menekankan studinya pada
aktivitas, pengetahuan,
kelompok kerja, dan saran
prasarana serta
berbagaipranata berkaitan
dengannya. Spesifikasi kajian
seperti ini mengikuti arah
pengembangan yang di
tempuh oleh setiap bidang
ilmu yang dimaksudkan untuk
pedalaman pemahaman pada
fenomena yang dikaji serta
penajaman pendekatan
teoritis yang diterapkan dan
dikembangkan. Adapun
konsep-konsep budaya maritim
atau budaya perikanan serta
unsur-unsur yang ada
didalamnya perlu dikaji lebih
dalam lagi, oleh karna itu
kami menulis
makalah ini untuk mengkaji masalah
kebudayaan maritim.

1
I.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, kami sebagai penulis
mengambil suatu kebijakan dalam
hal bagaimankah konsep
kebudayaan maritim
itu?Apa saja unsur-
unsur kebudayaan
maritim?

I.3 Tujuan penulisan


1. mengetahui tentang konsep
kebudayaan maritim
2. Agar mahasiswa indonesia
turut berpartisipasi dalam
mengenal kebudayaan
maritim
3. Mengetahui tentang unsur-
unsur kebudayaan maritim

BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II. 1 PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Budaya atau
Kebudayaan adalah
suatu cara hidup
yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok
orang
2
dan diwariskan dari
generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang
rumit, termasuk
sistem agama dan
politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan,
dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana
juga budaya,
merupakan bagian
tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga
banyak orang
cenderung
menganggapnya
diwariskan secara
genetis. Ketika
seseorang berusaha
berkomunikasi
dengan orang-orang
yang berbada
budaya dan menyesuiakan
perbedaan-
perbedaannya,
membuktikan bahwa
budaya
itu
dipelajari.

Budaya adalah suatu


pola hidup
menyeluruh. budaya
bersifat kompleks,
abstrak, dan luas.
Banyak aspek
budaya turut
menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-
unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial
manusia.

Kebudayaan berasal
dari bahasa
Sansekerta yaitu
buddhayah, yang
merupakan bentuk
jamak dari buddhi
(budi atau akal)
diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan
dengan budi dan akal
manusia. Dalam
bahasa Inggris,
kebudayaan disebut
culture, yang berasal
dari kata Latin
Colere, yaitu
mengolah atau
mengerjakan. Bisa
diartikan juga
sebagai mengolah
tanah atau bertani.
Kata culture juga
kadang diterjemahkan
sebagai "kultur"
dalam bahasa
Indonesia.

Mengacu kepada
realitanya,
kebudayaan ialah
kehidupan masyarakat
manusia itu sendiri,
yang berbeda
dengan dunia
kehidupan binatang
dan tumbuh-
tumbuhan.
Perbedaan ialah
manusia memperoleh
kebudayaan melalui
peroses belajar dalam
lingkungan
masyarakatnya dan
hanya dapat hidup
dengan

3
kebudayaannya itu.
Binatang memperoleh
cara hidupnya (bukan
budaya) melalui
pewarisan genetika
berupa instink atau
naluri yang alamiah
belaka. Itulah
sebabnya dunia
kehidupan (cara
hidup) binatang
sifatnya general dan
homogen.
Sebaliknya,
disebabkan oleh pola-
pola pendidikan dan
sejarah serta kondisi
lingkungan alam
yang berbeda-beda,
maka kebudayaan
atau dunia kehidupan
masyarakat manusia
sifatnya berbeda-
beda
(diversity/heterogenity
) di antara
berbagai masyarakat
suku bangsa di dunia
dari dahulu hingga
sekarang.

II. 2 WUJUD KEBUDAYAAN


Menurut Koentjaraningrat,
kebudayaan dapat dianalisis
dalam
tiga wujud/ rupa yakni :

Wujud
ideasional/kognitif/mental
berupa
klasifikasi
pengetahuan, pendapat, nilai
keyakinan,/
kepercayaan,
pandangan hidup
refleksi dan intuisi
yang berkait
membentuk satu
kesatuan menyeluru di
sebut “sistem
budaya”.

Wujud
tindakan/praktik pola
meliputi komponen-
komponen interaksi
manusia, kelompok
atau organisasi sosial
yang berkait
membentuk satu
kesatuan menyeluru di
sebut “sistem sosial”

4
Wujud budaya
kebendaan buatan
manusia berupa
segala sarana dan
prasarana fisik yang
diciptakan dan
diperlukan dalam
berbagai bidang
kehidupan manusia
disebut budaya
material.

Ada saling keterkaitan secara


vertikal antar ketiga sistem budaya
sosial dan kebendaan buatan
manusia, yakni dari atas bersifat
mengendalikan dan
dari
bawah
bersifat
prasyarat/menentukan
.sifat saling
keterkaitan
antarketiga sistem itu
disebut hubungan
sibernetik. Dalam
proses kehidupan
masyarakat manusia
sehari-hari, sistem
budaya selalu atau
seharusnya menjadi
pedoman pembuatan
keputusan atau
bertindak, berikut
sistem budaya
bersama sistem
sosial mempedomani
dan mewadahi praktik
berkarya dengan
rekayasa dan
penggunaan teknik-
teknik tertentu.
Sebaliknya, budaya
material menjadi
prasyarat/menentukan
diintesifkannya
sistem sosial, yang
selanjutnya
menyumbang kepada
pengokohan sistem
budaya.

Sistemketerkaitan
dari ketiga wujud
kebudayaan analogi
pula dengan sistem
organisme tubuh
manusia, yakni
sistem budaya
analogi dengan
pikiran dan hati,
sistem sosial dengan
struktur tubuh dengan
proses fisiologi dan
gerakan anggota
badan atas perintah
pikiran dan hati,
budaya material dan
karya dengan kondisi
kebertahanan tubuh
reproduksi untuk
survival. Dengan
pikiran dan hati
maka proses
fisiologi dan
tindakan dapat
terarahkan, berikut
tercapainya
kondisi jasmaniah
dan
berlangsungnya
regenerasi dengan
baik. Hanya dengan
budaya maka
kehidupan manusia
menjadi manusiawi.

5
II. 3 UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN

Kebudayaan
mempunyai unsur-
unsurnya yang
saling terkait secara
fungsional
membentuk satu
kesatuan
menyeluruh (holistic).
Diantara sekian
banyak unsur
kebudayaan dari
setiap suku bangsa
pendukungnya
berbeda-beda,
terdapat tujuh unsur
umum (cultural
universal) yang
ditemukan dalam
setiap kebudayaan di
manapun dan
kapanpun di dunia
ini. Ketujuh unsur
umum kebudayaan
tersebut, menurut
koentjaranungrat
sebagai berikut :

 Sistem pengetahuan
(knowledge)
 Sistem bahasa (languages)
 Sistem organisasi sosial
(social organization)
 Sistem mata pencaharian
hidup (economy)
 Sistem peralatan hidup
(technology)
 Sistem religi dan
kepercayaan (religion and belief)
 Sistem kesenian (art)

Unsur sistem
pengetahuan
mengenai gagasan,
pemaknaan,
klasifikasi
pengetahuan,
pandangan dunia,
ideologi, keyakinan,
nilai, norma, dan
moral. Dalam
konteks analisis tiga
wujud kebudayaan,
sistem pengetahuan,
merupakan wujud
pertama dan karena
itutermasuk dalam
sistem budaya.
Sebagai sistem
budaya, pengetahuan
berfungsi sebagai
pedoman bagi
manusia dalam
interpretasi
lingkungan dan
pengalaman serta
pedoman

6
bagi bertingkah laku.
Dengan fungsi
tersebut, berarti tidak
ada tindakan dan pola
kesatuan hidup
manusia yang muncul
begitu saja tanpa
acuan pengetahuan
pelakunya.

Bahasa merupakan unsur


kebudayaan yang berfungsi vital
bagi
berlangsunya komunikasi
dalam
rangka
pergaulan dan
kehidupan bersama
manusia. Bahas
berfungsi sebgai
media komunikasi
secara lisan dan
tulisan serta
penyimpanan
informasi
pengetahuan dalam
bentuk buku, jurnal,
dan media elektronik.

Setiap unsur
kebudayaan saling
keterkaitan
membentuk satu
kesatuan kebudayaan
yang menyeluruh.
Jadi untuk mengkaji
dan m e m b a n g u n
salah satu unsur
harus dipahami da n
dilihat dalam konteks
keseluruhannya,
bukan secara parsial.
Lagi pula, setiap
unsur kebudayaan
mengandung dan
dapat dsecara lisan
dan tulisan serta
penyimpanan
informasi
pengetahuan dalam
bentuk buku, jurnal,
dan media elektronik.

Setiap unsur
kebudayaan saling
keterkaitan
membentuk satu
kesatuan kebudayaan
yang menyeluruh.
Jadi untuk mengkaji
dan m e m b a n g u n
salah satu unsur
harus dipahami da n
dilihat dalam konteks
keseluruhannya,
bukan secara parsial.
Lagi pula, setiap
unsur kebudayaan
mengandung dan
dapat dalam tiga
wujud kebudayaan.

7
BAB
III

METODE
PENULISAN
III. 1 JENIS TULISAN

Dalam penulisan
makalah ini, penulis
menggunakan teknik
penulisan yang
bersifat kajian
pustaka atau library
research. Penulisan
ini dilakukan dengan
jalan membaca
literature dan tulisan-
tulisan para pakar.

III. 2 OBJEK TULISAN

Adapun objek
tulisan dalam
makalah ini adala
kebudayaan maritim
dan unsur-unsur
kebudayaan maritim.

III. 3 TEKNIK PENGUMPULAN


DATA
Dalam usaha menyelesaikan
makalah ini informasi yang
dikumpulkan dalah informasi
yang berkaitan
dengan
kebudayaan maritim
dan unsur-unsur
kebudayaan maritim
dan mengumpulkan
beberapa tulisan
yang mendukung
dalam penulisan
makalah ini.
III.4 PROSEDUR PENULISAN

Setelah dilakukan
pengumpulan data,
kemudian meyeleksi
data- data tersebut
agar memperoleh
informsai yang
relevan dengan
masalah yang dikaji.
Kemudian menyajikan
masalah tersebut dan
menarik kesimpulan.
BAB
IV

PEMBAH
ASAN
IV. 1 KONSEP KEBUDAYAAN
MARITIM

Mengacu pada
konsep kebudayaan
dikemukakan
sebelumnya, maka
kebudayaan bahari
dipahami sebagai
“sistem-sistem
ideasional/ kognitif/
mental,
prilaku/tindakan, dan
krya/sarana dan
prasarana yang
digunakan oleh
masyarakat
pendukungnya

9
(masyarakat maritim)
dalam rangka
pengelolaan
pemanfaatan sumber
daya alam dan
merekayasa jasa-jasa
lingkungan laut bagi
kehifupan” konsep
budaya maritim
tersebut mengenai
semua bidang
aktivitas pelayaran,
perikanan,
pertambangan,
industri priwisata,
pemukiman,
pengawasan, dan
pengamanan wilayah,
pendidikan dan
penelitian, seni dan
olah raga, dan
sebagainya.

Seperti hanya
budaya
kelompok/segmen
masyarakat lainnya
didarat, budaya
maritim juga
dicirikan dengan
sifat-sifat kreatif
inovatif, terbuka,
dinamis, berubah dan
berkembang,
bertahan, homogen
dan berbeda,
interkonektif dan
holistik. Diasumsikan
bahwa proses
dinamika dan
perubahan
berlangsung karena
unsur-unsur budaya
sebelumnya sudah
tidak atau kurang
berfungsi dengan
baik, sebaliknya
kebertahanan tradisi
dapat terjadi karena
fungsi unsur-unsur
budaya tertentu
masih memadai dalam
pemecahan masalah,
pemanfaatan
sumberdaya, dan
pemaknaan akan
dunia kehidupan
bahari.
IV. 2 UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN MARITIM

Kebudayaan bahari
terdiri dari bagian
unsur-unsur yang
seling terkait
membentuk salah
satu kesatuan
menyeluruh
(holistic).
Unsur-unsur tersebut
berupa
sistem-sistem
ideasional/kognitif/mental
(gagagsan,
pengetahuan,
kepercayaan, nilai,
norma, moral, emosi,
dan perasaan kolektif,
refleksi/intropeksi
diri, intuisi), bahasa,
kelompok/organisasi
sosial, ekonomi
teknologi, seni dan
religi berkaitan
pengololaan dan
pemanfaatan
sumberdaya da n
jasa-jasa laut. Setiap
unsur

10
kebudayaan maritim
tersebut mengandung
dan dapat di analisis
dalam tiga wujud
kebudayaan, yakni
sistem budaya,
sistem sosial, dan
budaya material.

1. Sistem
Ideasional/Kognitif/Mental

a. Ide/Gagasan

gagasan/ide-ide dalam
budaya maritim
(perikanan kenelayanan,
palayaran) tentu
sangat luas. Berkenan
dengan pemanfaatan
sumberdaya dan
rekayasa jasa-jasa
laut, dalam
kebudayaan maritim
bugis, bajo, makassar,
mandar, dan buton
mengakar beberapa
gagasan utama saling
terkait yang banyak
menjadi pedoman bagi
keputusan/pilihan
prilaku usaha nelayan.

Sejak kuranag lebih dua dakade


terakhir ternyata juga sudah
ada sebagian nelayan
berubah pandangan
ketika
diperhadapakan pada
berbagia realita,
seperti populasi
tripang, mutiara, dan
beberapa spesies
biota bernilai
ekonomi tinggi
lainnya yang sudah
menjadi biota
langakah akibat
eksploitasi manusia.
Kemudian diketahui
pula adanya banyak
tempat terutama di
indonesia bagian
timur merupakan
milik komunal
setempat, sedemikian
juga adanya kawasan
lindung dimana-
mana dikuasai
pemerintah yang tidak
boleh dimasuki
nelayan.

b. sistem pengetahua n

sistem pengetahuan
kebaharian dapat
dikategorikan atas
dua kategori, yakni
pengetahuan
pelayaran,
pengetahuan kondisi
lingkungan dan
sumber daya laut, dan
pengetahuan
lingkungan sosial
budaya. Bagai
masyarakat maritim,
ketiga subsistem

11
pengetahuan tersebut
salaing terkait secara
fungsional antara satu
dengan yang lainnya.

 Pengetahuan pelayaran
 Pengetahuan
tentang
lingkungan dan
sumber daya
laut 
Pengetahuan
tentang
lingkungan
sosial
Pengetahuan akan kategori-
kategori lingkungan
sosial
difungsikan oleh
masyarakat maritim
(sebagai individu
atau kelompok)
acuan dalam
menentukan sikap
dan langkah
pembuatan keputusan.

c. Sistem Nilai

Sistem nilai merupakan


bagian inti
dari sistem
budaya(ideasional/kog
nitif/mental) yang
saling terikat dengan
sistem-sisitem
gagasan, pengetahuan,
kepercyaan,normal/at
uran, dan lain-lain
dalam kebudayaan
bersangkutan.
Sistem nilai
berfungsi sebagia pe dom a n
bagi sdetiap individu atau
kelompok
(komunitas) dalam
menentuakan sikap,
tindakan, dan
mamaknai segala hal
yang di anggap baik
atau layak dalam
hubungan manusia
dengan lingkungan,
bekehidupan
bersama, berekonomi,
berkesenian dan lain-
lain.

d. Sistem Norma/Aturan
sistem norma/aturan
dalam setiap
kebudayaan,
termaksud
kebudayaan maritim,
tentu saja berfungsi
mengatur secara
khusus perangkat-
perangkat tindakan
kelompok atau
individu dalam
sumua bidang
kehidupan. Untuk
kegiatan-megiatan
pelyaran dan
perikanan, misalnya
ada berbagai
bentuk

12
norma/aturan adat
rekayasa kelompok
atau komunitas
setempat yang
tradisional sifatnya
dan ada pula
bentukan pemerintah
yang formal siftanya.
Diasumsikan bahwa
norama/aturan, baik
inforamal traidsiaonal
maupun foramal yang
baru, beradsarkan
pada pandangan dan
nilai-nilai budaya
yang dianut.
2. Bahasa

Bahasa yang
digunakan
masyarakat maritim
banyak berebda
dengan yang
digunakan
masyarakat didarat
meskipun berasal
dari suku bangsa
yang sama.
Perbedaan itu bukan
dari segi tata bahasa /
gramtikannya, tetapi
da l a m hal
perbendaharaan da n
pemaknaan kata-kata
yang diucapkan
sehari-hari menamai
unsur-unsur dan
gejala alam fisik
dan flora-fauna
yang dimanfaatkan,
lingkungan sosial
untuk bergaul dan
bekerjasama, sektor
kerja dan teknologi
yang diterapkan dan
lain-lain.

3. Oragnisasi Sosial

Dalam masyarakat
maritim, kelompok
kerja/organisasi
sosial yang
merupakan salah
stu unsur universal
kebudayaan
membutuhkan secara
mutlak, bahkan
melebihi masyarakat
petani, peternak,
pemburu dan peramu,
pekerja sektor
informal dan formal,
dan sebagainya yang
ada didarat. Bagi
masyarakat nelayan
dan pelayar dalam
sebuah tingkat
peradaban, menurut
bahan etnografi
kelompok
kerja/organisasi sosial
itu mempunyai
multifungsi yang
kompleks. Sekurang-
kurangnya ada
empat
13
fungsi utama yang
berkaitan dari
kelompok
kerja/organisasi sosial
mutlak diperlukan,
yakni:

1. Meringankan dan
menyederhanakan pekerjaan
berat dan
rumit dilaut
2. Mekanisme perolehan modal
dan pemasaran tangkapan
3. Wadah dan media
pembelajaran
pengetahuan,
keterampilan kerja, dan
kepribadian kebaharian.
4. Lembaga dan media tolong
menolong dan sekuritas sosial.
5. Mekanisme
distribusi resiko
bahaya kerugian
ekonomi dan
bahaya maut
serta
meringankan
beban
psikologis dan
tanggung jawab
sosial.

4. Sistem Teknologi Kebaharian

Salah satu pembeda


utama antara
kebudayaan
masyarakat maritim
dan darat yang
sekaligus menjadi
keunikan yang
mencolok ialah
komleksitas
tipe/bentuk dan
variasi teknologi
digunakan.
Kompleksitas tipe
dan variasi teknologi
kebaharian tersebut
m enunjukkan
perbedaan dari
daerah suku bangsa
ke dareah suku
bangsa lainnya di
dunia. Bebagai
faktor yang
menyumbang kepada
diversitas dan
variasi tipe
teknologi kebaharian
ialah faktor kreativitas
dan inovatif lokal,
sifat proses difusi
unsur-unsur
teknologi kebaharian
yang cepat, dan sikap
keterbukaan
masyarakat maritim
merespons perubahan
dari luar.

5. Seni Kebaharian

Kebudayaan maritim
juga tidak luput
dari unsur kesenian,
terutama seni-seni
arstektur/konstruksi
kapal/perahu dan
layar,

14
ukir dan gam ba r
dengan motif-motif
dan wa ra n cet, lagu
dan musik. Perahu-
perahu jawa dan
bali, india dan cina
banyak dicirikan
dengan ukiran dan
gambar binatang
dengan kombinasi
warna cet. Ukiran
dangambar tersebut
selain berfungsi seni,
juga memuat makna
akan gagagsan dunia
dan keyakinan
religius.

6. Sistem Religi dan Kepercayaan

Pada esensunya,
unsur religi dari
suatu kebudayaan
berfungsi untuk
pemenuhan
kebutuhan manusia
akan hubungan atau
kesatuannya dengan
tuhan yang maha
kuasa, pencipta alam
semesta dan segala
isinya. Berikut, agama
secara ideal dipahami
sebagai yang berfungsi
regulasi
berkehidupan
bersama,
berhubungan dengan dan
pengelolaan
pemanfaatan
sumberdaya alam
sebagai berkah dari-
Nya. Agama dengan
demikian, dipahami
sebagai pdoman
kehidupan
masyarakat manusia
untuk selamat dunia
dan akhirat,

7. Sistem Ekonomi Kebaharian

Konsep sistem
ekonomi, termasuk
sistem ekonomi
kebaharian, dipahami
sebagai saling
keterkaitan antara
subsistem –subsistem
produksi, distribusi,
dan komsumsi dari
satu sektor ekonomi
dan keterkaitannya
dengan pranata-
pranata sosial budaya
lokal yang
dipengaruhi oleh
kekuatan eksternal.

15
BAB
V

PENUT
UP
V. 1 KESIMPULAN

Dari hasil penulisan


dan penelitian yang
telah kami lakukan
kami menarik suatu
kesimpulan sebgai
berikut :

1. Konsep kebudayaan
maritim dipahami sebagai
sistem
ideasional, prilaku dan
sarana dan prasarana
yang
digunakan masyarakat
pendukungnya
dalan
rangka
pengelolaan sumber daya
alam.

16
2. Unsur-unsur kebudayaan
maritim
saling
terkait
membentuk salah satu
kesatuan menyeluruh.
3. Bahasa budaya
maritim
berbeda dengan
bahas budaya
masyarakat
darat itu
dilihat dari
segi tata
bahasanya
sehari-hari yang
diucapkan.
4. Sistem teknologi maritim
berbda dengan teknologi darat
dimana perbedaannya
diliat
dari
tipe
dan
variasi
teknologinya.
5. Seni kebaharian da n di
darat berbeda dari corak cet
da n
arsitektur, seni
kebaharian
lebih mencolok
dimana
arsitektur di
kapal atau
perahu banyak
gambar-gambar
binatang.

V. 2. SARAN-SARAN
Setelah mengemukakan
beberapa kesimpulan, saya
juga
mengajukan beberapa saran-saran
sebagai berikut:

1. Kami harapkan partisipasi


mahasiswa untuk lebih mengenal
kebudayaan maritim
2. Kami juga mengharapkan
agar dosen
lebih banyak
memberitahukan mahasiswa
bagaimana kebudayaan maritim
itu
3. Mengadakan pelestarian
kebudayaan maritim.
17
DAFTAR
PUSTAKA
Radi A.Gany, dkk.
1999. Kerangka
kebijakan
pengembangan pola
ilmiah pokok
universitas hasanuddin.
Ujung pandang : unhas

Tim pengajar WSBM


Universitas Hasanuddin.
Himpunan materi kuliah
Wawasan Sosial Budaya
Maritim (WSBM).
Makassar : unhas

http://budaya.com

http://kebudayaan.com
18
SISTEM EKONOMI

Secara garis besar ilmu


ekonomi dapat
dipisahkan menjadi dua
yaitu ilmu ekonomi
mikro dan ilmu
ekonomi makro.

1. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro


mempelajari variabel-
variabel
ekonomi secara agregat
(keseluruhan). Variabel-variabel
tersebut antara lain :
pendapatan nasional,
kesempatan kerja dan
atau pengangguran,
jumlah uang beredar,
laju inflasi,

19
pertumbuhan ekonomi,
maupun neraca
pembayaran
internasional.

Ilmu ekonomi makro


mempelajari masalah-
masalah ekonomi utama
sebagai berikut :

• Sejauh mana berbagai


sumber daya telah
dimanfaatkan di dalam
kegiatan ekonomi.
Apabila seluruh sumber
daya telah
dimanfaatkan keadaan ini
disebut full
employment.
Sebaliknya bila
masih ada sumber
daya yang belum
dimanfaatkan berarti
perekonomian dalam
keadaan under
employment atau
terdapat
pengangguran/belum
berada pada posisi
kesempatan kerja
penuh.

• Sejauh m an a perekonomian
dalam keadaan stabil
khususnya stabilitas di
bidang moneter.
Apabila nilai uang
cenderung menurun
dalam jangka panjang
berarti terjadi inflasi.
Sebaliknya terjadi
deflasi.

• Sejauh mana
perekonomian
mengalami
pertumbuhan dan
pertumbuhan tersebut
disertai dengan
distribusi pendapatan
yang membaik antara
pertumbuhan
ekonomi dan
pemerataan dalam
distribusi pendapatan
terdapat trade off
maksudnya bila yang
satu membaik yang
lainnya cenderung
memburuk.

20
2. Ekonomi Mikro

Sementara ilmu
ekonomi mikro
mempelajari variabel-
variabel ekonomi dalam
lingkup kecil misalnya
perusahaan, rumah
tangga.

Dalam ekonomi mikro ini


dipelajari tentang bagaimana
individu menggunakan sumber
daya yang dimilikinya
sehingga tercapai
tingkat kepuasan yang
optimum. Secara teori,
tiap individu yang
melakukan kombinasi
konsumsi atau produksi
yang optimum bersama
dengan individu-
individu lain akan
menciptakan
keseimbangan dalam
skala makro
dengan asumsi ceteris paribus
Masalah-masalah yang
dihadapi pemerintah di bidang
ekonomi

1. Masalah kemiskinan
Upaua penanggulangan
kemiskinan dapat dilakukan
melalui
berbagai cara, misalnya
program IDT
(Inpres Desa
Tertinggal), KUK (Kredit
Usaha Kecil), KMKP
(Kredit Modal Kerja
Permanen) PKT
(Program Kawasan
Terpadu), GN-OTA dan
program wajib belajar.

2. Masalah Keterbelangkangan

21
Masalah yang dihadapi
adalah rerndahnya
tingkat
pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya
pelayanan
kesehatan, kurang
terpeliharanya fasilitas
umum, rendahnya
tingkat disiplin
masyarakat, renddahnya
tingkat keterampilan,
rendahnya tingkat
pendidikan formal,
kurangnya modal,
produktivitas kerja,
lemahnya manajemen
usaha. Untuk
mengatasi masalah ini
pemerintah berupaya
meningkatkan kualitas
SDM, pertukranan
ahli, transper
teknologi dari Negara
maju.

3. Masalah pengangguran dan


kesempatan kerja

Masalah pengangguran
timbul
karena
terjadinya
ketimpangan antara
jumlah angkatan kerja
dan kesempatan kerja
yang tersedia. Untuk
mengatasi masalah ini
pemerintah melakukan
pelatihan bagi tenaga
kerja sehingga tenaga
kerja memeiliki
keahlian sesuai
dengan lapangan
kerja yang tersedia,
pembukaan investasi
baru, terutama yang
bersifat padat karya,
pemberian informasi
yang cepat mengenai
lapangan kerja
4. Masalah kekurangan modal
22
Kekurangan modal
adalah suatu cirri
penting setiap Negara
yang memulai proses
pembangunan.
Kekurangan modal
disebabkan tingkat
pendapatan
masyarakat yang
rendah yang
menyebabkan
tabungan dan tingkat
pembentukan modal
sedikit. Cara
mengatasinya memlaui
peningkatan kualitas
SDM atau
peningkatan investasi
menjadi lebih
produktif.
23

Anda mungkin juga menyukai