ABSTRAK
Senyawa tabir surya yang umum digunakan adalah bahan sintesis, akan tetapi kadangkala bahan sintesis ini
dapat menjadi berbahaya bila terserap ke dalam aliran darah. Untuk menghindari dampak negatif tersebut dapat
digunakan tanaman obat tradisional, salah satunya anggur hitam. Telah dilakukan penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa besar efektivitas nilai SPF tabir surya yang diberikan oleh ekstrak anggur hitam
sebagai factor pelindung sinar matahari terhadap kulit. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengekstrak
anggur hitam dengan metode maserasi bertingkat untuk menarik komponen kimia sebagai senyawa tabir surya.
Ekstrak dibuat dalam empat konsentrasi kemudian diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 280 nm sampai 400 nm, selanjutnya dihitung SPF. Hasil penelitian menunjukkan dari
semua konsentrasi ekstrak anggur hitam memberikan nilai SPF yaitu pada konsentrasi 0% 2,33, konsentrasi
0,4% 2,38, konsentrasi 0,8% 2,48 dan konsentrasi 1,2% 2,53. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak
anggur hitam mempunyai efek tabir surya karena nilai SPF yang diperoleh masuk dalam range syarat tabir
surya yaitu 2 sampai 60.
DOI: https://doi.org/10.25026/jsk.v1i7.72
PENDAHULUAN
Kosmetik dikenal manusia sejak mengubah rupa dan tidak termasuk
3500 Sm di Mesir. Pemakaian kosmetik golongan obat [1, 2].
mulai mendapat perhatian yaitu selain Tubuh manusia yang sering
untuk kecantikan juga untuk kesehatan. berhubungan dengan kosmetik adalah
Perkembangan ilmu kosmetik serta kulit. Kulit adalah organ tubuh yang
industrinya baru mulai secara besar- terletak paling luar dan membatasinya dari
besaran pada abad ke-20. Perkembangan lingkungan hidup manusia, merupakan
teknologi kosmetik tersebut begitu maju organ yang esensial, vital dan sebagai
dengan pesat, sehingga menimbulkan cermin kesehatan. Hal ini dapat dilihat
perpaduan antara kosmetik dan obat yang dari fungsi kulit yang sehat yaitu
disebut kosmetik medic. Kosmetik adalah mempunyai fungsi normal, tanpa kelainan
bahan atau campuran bahan untuk atau penyakit. Secara klinis dapat
digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dikategorikan halus, kencang, cerah,
dipercikan atau disemprotkan, bebas penyakit, berfungsi baik,
dimasukkan, dipergunakan pada badan mempunyai toleransi optimal dan lembab.
atau bagian badan manusia dengan Aktivitas manusia yang sangat padat
maksud untuk membersihkan, membuat kulit manusia harus bersentuhan
memelihara, menambah daya tarik atau dengan sinar ultra violet. [8, 10]
Sinar ultraviolet dapat dipantulkan 60%. Sedangkan krim tabir surya adalah
oleh berbagai benda di permukaan bumi sediaan kosmetik yang digunakan untuk
sehingga besar kemungkinan pantulannya maksud membaurkan atau menyerap
akan mencapai kulit kita, sehingga dapat secara efektif cahaya matahari, terutama
menyebabkan penuaan dini pada kulit dan daerah panjang gelombang ultraviolet,
kanker kulit. Oleh karena itu dibuat sehingga dapat mencegah gangguan kulit
kosmetik yang mengandung antioksidan yang disebabkan cahaya matahari. Tabir
yang dapat menyaring sinar ultraviolet surya ada dua macam yaitu tabir surya
bahkan yang dapat menahan seluruh sinar organik yang bekerja secara kimiawi yaitu
matahari untuk mengurang efek buruk zat-zat aktif meresap sinar matahari dan
sinar matahari tersebut. Ada dua macam melalui proses kimiawi merubahnya
komponen sinar ultraviolet yang mencapai menjadi panas. Zat-zat yang bekerja
bumi, yaitu UVA yang tidak akan dengan cara ini misalnya dioxybenzone,
membakar namun akan menembus ke PABA oktil salisilat, avobenzone dan
dalam kulit yang bertanggung jawab sebagainya dan tabir surya anorganik yang
terhadap penuaan dini dan kanker kulit bekerja secara fisika yaitu dengan
dan UVB akan membakar lapisan kulit memantulkan cahaya matahari seperti
paling permukaan yang mengakibatkan zink oksid [13], [17], [18].
kerusakan kulit akibat matahari yang jika Penelitian ini bermaksud untuk
terus menerus dapat menyebabkan kanker mengetahui perbedaan yang signifikan
kulit. Kosmetik yang dapat mengahambat antara variasi konsentrasi ekstrak anggur
sinar UV A dan UV B adalah suatu hitam sebagai tabir surya dalam
sediaan krim yang mengandung menghasilkan mutu fisik krim tabir surya
antioksidan [9]. dengan menggunakan spektrofotometer
Tabir surya adalah kosmetik yang pada panjang gelombang untuk UV A
digunakan dengan maksud menyerap yaitu 320-400 nm dan UV B yaitu 290-
secara efektif cahaya terutama pada 320 nm dan tujuannya adalah untuk
daerah emisi gelombang UV dan mengetahui dan memastikan bahwa
inframerah, sehingga mencegah terjadinya ekstrak anggur hitam dapat
gangguan kulit karena cahaya matahari diformulasikan menjadi krim tabir surya
[3]. Anggur hitam mempunyai banyak serta untuk mengetahui konsentrasi
manfaat. Khasiat yang paling banyak ekstrak anggur hitam yang paling efektif.
dicari adalah menjadi awet muda. Anggur
hitam dapat mengatasi kelelahan dan METODE PENELITIAN
hipoglikemik karena kandungan gula
alaminya yang sangat tinggi terutama Alat dan Bahan
dalam bentuk glukosa, fruktosa,
flavonoid, likopen dan karatenoid sebagai Alat
antioksidan alami. Anggur merupakan Neraca analitik, mortir dan stamper,
antioksidan alami yang dapat menangkal oven, rotavapor, spektrofotometer UV-
radikal bebas, sehingga dapat Vis dan alat-alat gelas.
diformulasikan menjadi krim tabir surya
[7]. Krim adalah bentuk sediaan setengah Bahan
padat berupa emulsi yang mengandung Asam stearat, aquadest,
satu atau lebih bahan obat terlarut atau cetacium, cera alba, gliserin, nipagin,
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai nipasol, paraffin liquid, trietanolamin,
dan mengandung air tidak kurang dari
zink oksida, asam oleat, kolesterol, lilin homogen. Setelah itu diukur
putih, minyak kelapa dan squalen. absorbansinya pada panjang gelombang
280-400 nm dengan menggunakan
Prosedur Penelitian spektrofotometer UV-Vis
Menimbang dengan teliti 1 gram
krim tabir surya ekstrak anggur hitam Analisis Data
dengan variasi konsentrasi yang ada yaitu Analisis yang digunakan untuk
0%, 0,4%, 0,8% dan 1,2% dengan tiga kali menguji mutu fisik krim tabir surya
pengulangannya, kemudian dimasukkan ekstrak anggur hitam ada dua yaitu dengan
dalam wadah film kemudian ditambahkan membandingkan hasil yang diperoleh
aseton 9 ml lalu diaduk hingga larutan dengan persyaratan yang tercantum dalam
menjadi homogen. Lalu diaduk kembali farmakope Indonesia dan pustaka lainnya.
dengan menggunakan magnetic stirrer Analisis yang kedua adalah uji statistik
untuk mendapatkan larutan yang lebih dengan uji rancangan acak lengkap
(RAL).
2,55
2,45
2,35 2,33
2,3
0,00% 0,50% 1,00% 1,50%
KONSENTRASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK ANGGUR HITAM
Gambar 1. Nilai SPF krim tabir surya ekstrak anggur hitam terhadap berbagai formulasi krim
Gambar 2. Uji pH krim tabir surya ekstrak anggur hitam terhadap berbagai forrmulasi krim
Tabel 3 Tabel hasil Uji Tipe Emulsi Krim Tabir Surya Ekstrak Anggur Hitam
[14]. Utami, P. 2008. Buku Pintar Tanaman [21]. Alif, H. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.
Obat. PT. Agromedia Pustaka: Jakarta. 13 Jilid II. Fakultas Kedokteran Universitas
[15]. Sudjardi. 1986. Metode Pemisahan. Indonesia: Jakarta.
Universitas Gadjah Mada Press: [22]. Mulyana, M dan Syahrani, A. 1990.
Yogyakarta. Aplikasi Analisis Spektrofotometri UV-Vis.
[16]. Syamsuni, A. H. 1997. Ilmu Resep. Gadjah Mecphiso Grafika: Surabaya. 1-84.
Mada University Press. Yogyakarta. 71-72 [23]. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia
[17]. Ansel, C.H. 1989. Pengantar Bentuk Edisi III. Universitas Indonesia Press:
Sediaan Farmasi Terjemahan Farida Jakarta
Ibrahim Edisi IV. Universitas Indonesia [24]. Kibbe, A.H. 2000. Handbook of
Press: Jakarta. 496, 515, 523. Pharmaceutical Exipients. Edisi III.
[18]. Kartodidjojo, S. 1988. Pedoman Pengujian American Pharmaceutical Association and
Sediaan Rias. Pusat Pemeriksaan Obat dan Pharmaceutical Press: USA
Makanan Direktorat Jenderal Pengawasan [25]. Husniah, R.T.A. 2008. Peraturan Kepala
Obat dan Makanan. Departemen Kesehatan Badan Pengawas Makanan RI Tentang
Republik Indonesia: Jakarta. 17 Bahan Kosmetik. Badan POM RI. 3-4
[19]. Balsam, M.S. 1972. Cosmetic Science and [26]. Wibisono, Y. 2009. Metode Statistika.
Technology Second. Edition Vol 1. Wiley Gadjah Mada University Press:
Intersience; New York. 55, 450, 510. Yogyakarta.
[20]. Adhi, J. 2002. Ilmu Penyakit Kulit dan [27]. Hardjono. 2005. Spektroskopi. Universitas
Kelamin. Edisi III. Fakultas Kedokteran Gadjah Mada: Yogyakarta.
Universitas Indonesia: Jakarta. [28]. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI.
PT. Rineka Cipta: Jakarta