Anda di halaman 1dari 32

Brainsteam

Batang otak merupakan struktur anatomi yang menghubungkan berbagai bagian dari central nerv-
ous system yang diantaranya: forebrain, cerebellum dan medulla spinalis. Batang otak memiliki
peranan penting dalam meregulasi pernapasan serta denyut jantung dan kesadaran, yang di-
perankan oleh masing masing nukleus yang terdapat di batang otak.
Batang otak dapat dibagi menjadi 3 bagian diantaranya (dari cranial ke caudal) :
1. Mesencephalon/midbrain
• Batas Caudal: batas cranial Pons.
• Batas cranial: Konveksi-konkaf berjalan melalui commisura posterior.
2. Pons/varoli
• Batas Caudal: batas cranial medulla oblongata.
• Batas Cranial: bidang transversal melalui tepi kranial fibrae pontis transversae dan decu-
satio serat nervus trochlearis.
3. Medulla oblongata
• Batas Caudal: bidang-bidang melalui tepi caudal foramen magnum osis occipitalis atau
bidang transversal melalui decussatio pyramidium.
• Batas Cranial: bidang transversal melalui tepi caudal fibrae pontis transversae dan striae
medullares.
Ciri – ciri eksternal batang otak
Masing - masing bagian dari batang otak pada permukaannya juga memiliki beragam struktur yang
diantaranya:
1. Mesencephalon/midbrain
• Ventral: terdapat pedunculus cerebellaris yang merupakan penghubung antara batang otak
dengan forebrain.
• Dorsal: terdapat peninggian yang kebulat–bulatan yang disebut corpora quadrigeminae.
Peninggian ini terdiri dari 2 pasang (empat buah) struktur diantaranya. Superior colliculi (2 buah)
dan inferior colliculi (2 buah). Colliculi ini membentuk tectum mesencephali.
2. Pons / varoli
• Ventral: permukaan ventral pons dapat dikenali karena adanya fibriae pontis transversae
yang merupakan serat-serat transversal pons.
• Dorsal: terdapat middle cerebellar peduncle yang menghubungkan pons dengan cerebel-
lum.
3. Medulla oblongata
• Ventral: pada permukaan ventral medulla oblongata dapat di tandai dengan adanya pyramis
yang merupakan sepasang peninggian memanjang di sebelah kanan dan kiri fissura mediana ven-
tralis yang dibentuk oleh decussatio atau penyilangan berkas serat-serat tractus corticospinalis. Di
bagian lateral pyramis terdapat sepasang peninggian berbentuk oval yang disebut oliva yang
disebabkan karena adanya nuclei olivares caudal dibawah permukaannya.
• Dorsal: pada permukaan dorsal medulla oblongata terdapat 2 peninggian di sebelah kanan
dan kiri dari garis median, yang menandai nucleus gracilis dan nucleus cuneatus. Peninggian ini
masing masing bernama tuberculum gracilis terletak lebih dorsal dan medial, sedangkan tubercu-
lum cuneatum terletak lebih cranial dan lateral.
Traktus yang melewati batang otak
1. Traktus spinocerebellaris dorsalis
2. Traktus spinocerebellaris ventralis
3. Traktus spinoreticularis
4. Traktus spino-olivaris
5. Trantus spinovestibularis
6. Traktus corticospinalis
7. Traktus reticulospinalis
8. Traktus rubrospinalis

Nervus Cranialis

A. Pendahuluan
Nervus cranialis terdiri atas serabut sensorik, serabut motorik,atau kombinasi dari keduanya. Ner-
vus cranialis menginervasi otot, kelenjar, atau menerima impuls dari reseptor sensorik. Kumpulan
nervus ini disebut nervus cranialiskarena mereka menjulur dari foramen atau fissura di kranium
dan diselubungi oleh lapisan yang berasal dari meninges kranial. Terdapat 12 pasang nervus cra-
nialis, yakni nervus I sampai XII. Nama-nama setiap nervus cranialis sesuai dengan distribusi dan
fungsinya.
Nervus cranialis membawa satu atau lebih dari lima komponen fungsionalnya, yaitu:
1. Serabut eferen
• Serabut eferen yang menginervasi otot bergaris:
Akson motorik somatis, yang menginervasi otot bergaris pada orbit, lidah, dan otot-otot eksternal
pada leher (m. sternocleidomastoideus dan m. trapezius) begitu juga dengan otot bergaris pada
wajah, pallatum, faring, dan laring. Otot bergaris pada wajah, pallatum, faring, dan laring berasal
dari arcus pharinx, dan inervasi motorik somatis mereka dapat disebut secara khusus sebagai mo-
torik brachialis
• Serabut eferen yang menginervasi kelenjar dan otot polos:
Diantaranya adalah akson motorik visceral yang membentuk rangkaian saraf parasimpatis dari sis-
tem saraf otonom.
2. Serabut aferen
• Serabut yang membawa sensasi dari viscera
Diantaranya adalah serat aferen visceral umum, yang membawa rangsangan dari sinus karotis,
faring, laring, trakea, bronkus, paru, jantung, dan saluran pencernaan
• Serabut yang menyalurkan sensasi umum (sentuhan, tekanan, panas, dingin)
Serabut ini menyalurkan sensasi umum dari kulit dan membrane mukosa. Serabut-serabut ini se-
bagian besar dibawa oleh CN V, dan juga CN VII, CN IX, dan CN X.
• Serabut yang menyalurkan sensasi khusus (spesial)
Serabut-serabut ini termasuk serabut sensorik khusus yang menyalurkan impuls spesial dari pen-
dengaran, penciuman (bau), penglihatan, dan keseimbangan.
Serabut-serabut nervus cranialis terhubung secara sentral ke nucleus nervus cranialis, sebuah ke-
lompok neuron dimana serabut sensorik berakhir dan serabut motorik berasal. Kecuali CN I dan
CN II yang merupakan ekstensi dari forebrain, nucleus nervus cranialis terletak di batang otak.
B. Anatomi Fungsional Nervus cranialis
1. Nervus olfactorius (CN I): Mengandung komponen serabut sensorik, struktur yg diinervasi
epitelium olfactorius, koneksi sentral melalui bulbus olfactorius, fungsi penghidu atau penciuman
Nervus olfactorius (CN I) membawa impuls rangsangan berupa bau. Badan sel dari neuron
reseptor olfactorius terletak di bagian olfaktoris dari mukosa hidung, atau area olfaktoris pada ba-
gian atas (roof) dari cavum nasi di sepanjang septum nasi dan dinding medial dari concha nasalis
superior. Serabut-serabut nervus olfactorius melalui foramen-foramen kecil pada lamina cribosa
ossis ethmoidalis yang dilapisi oleh dura dan arachnoid, kemudian memasuki cranium untuk
kemudian menuju bulbus olfactorius di fossa cranialis anterior.
Nervus olfactorius bersinaps dengan sel mitral pada bulbus olfactorius, akson dari sel ini mem-
bentuk tractus olfactorius yang membawa impuls ke otak. Ke arah posterior, traktus olfactorius
akan mengalami bifurcatio dan beberapa dari hasil percabangan tersebut akan langsung menuju ke
cortex cerebri. Daerah-daerah dari cortex yang dituju adalah pusat-pusat olfactoryprimer yang ber-
fungsi untuk persepsi olfactus (pembauan). Daerah tersebut seperti area Broadmann 28 bagian
anterior dan 33. Bulbus olfactorius dan traktus olfactorius secara teknis merupakan ekstensi ante-
rior dari forebrain.
2. Nervus opticus (CN II): Mengandung komponen sensorik, struktur yang diinervasi retina, kon-
eksi sentral mll nucleus geniculatum laterale dan nucleus pretectalis, fungsi untuk penglihatan dan
refleks cahaya pupil
Nervus opticus (CN II) membawa informasi visual. Nervus ini merupakan ekstensi dari forebrain
layaknya CN I. Seluruh serat-serat nervus opticusberasal dari sel-sel g di dalam retina, dalam
retina kita juga mengenal sel batang (rod) dan sel kerucut (cone) dimana sel batang berfungsi untuk
persepsi terang dan untuk pengelihatan dalam keadaan remang-remang, dan sel kerucut berfungsi
untuk persepsi warna dan untuk pengelihatan dalam. Nervus opticus dikelilingi oleh ekstensi dari
meninges kranialis dan ruang subarachnoid , yang diisi penuh oleh CSS. Nervus opticus dimulai
dimana akson tak bermyelin pada sel ganglion retina menembus sklera dan kemudian menjadi
bermyelin, tepat pada discus nervi optici. Nervus opticusmelintas kearah posteromedial mata, dan
keluar melalui canalis opticum untuk memasuki fossa cranii intermediana dimana kemudian kedua
nervus opticusbergabung menjadi satu di garis median membentuk chiasma opticum. Sebagian
serat-serat nervus opticus mengadakan decussatio pada optic chiasm. Serat-serat yang mengada-
kan decussatio ini adalah serat-serat yang berasal dari separuh retina, yakni bagian nasal (medial)
retina. Sementara serat-serat yang berasal dari temporal (lateral) retina tidak mengadakan decus-
satio dan melanjutkan diri ke tractus opticus pada sisi ipsilateral. Serat-serat nervus cranialis yang
mengadakan decussatio tentu saja akan melanjutkan diri ke tractus opticus pada sisi kontralateral.
Hampir seluruh serat pada tractus opticus berakhir pada corpus geniculatum lateralis pada
thalamus. Setelah melalui nucleus ini, akson yang keluar dari nucleus ini akan menuju korteks area
penglihatan atau visual (area Brodmann 17 pada lobus oksipital otak).
3. Nervus Occulomotorius (CN III): Mengandung Komponen Motorik dan Parasimpatik Pregan-
glionik
Nervus Occulomotorius (CN III) merupakan saraf motorik utama yang menginervasi otot ocular
dan ekstra-ocular. Nervus ini dimulai dari dua nucleuspada batang otak, yakni nucleus occulomo-
torius yang merupakan sumber serat-serat eferen somatik untuk menyalurkan perintah atas gerakan
yang disadari, serta nucleus Edinger Westphal yang merupakan salah satu pusat parasimpatik di
batang otak, oleh karena itu nucleus Edinger Westphalmerupakan sumber serat eferen visceral dari
CN III. CN III keluar dari cranium dan memasuki mata melalui fissura orbitalis superior. Di dalam
fissura tersebut, CN III terbagi menjadi bagian superior yang menginervasi m. rectus superior dan
m. levator palpebrae superior, dan bagian inferior yang menginervasi m. rectus medialis, m. rectus
inferior, dan m. obliquus inferior. Bagian inferior juga membawa serabut saraf parasimpatis presin-
aptik yang bersinaps pada ganglion siliaris.
Maka dari itu, berdasarkan serat-serat pada nucleusnya, Nervus Occulomotorius (CN III) memiliki
beberapa fungsi diantaranya:
• Inervasi motorik somatis untuk empat dari enam otot ekstra-ocular (m. rectus superior, m.
rectus medialis, m. rectus inferior, dan m. obliquus inferior). Disamping itu CN III juga men-
ginervasi m. levator palpebrae superior.
• Inervasi proprioseptif dari otot-otot diatas
• Inervasi parasimpatis melalui ganglion siliaris ke otot polos pada sphincter pupillae, yang
mana akan menyebabkan kontriksi pada pupil dan otot siliaris untuk melakukan akomodasi.
4. Nervus Trochlearis (CN IV): Mengandung Komponen Motorik Somatik
Nervus trochlearis bertugas untuk menyalurkan impuls motorik somatis dan proprioseptif ke m.
obliquus superior. CN IV adalah nervus cranialis yang paling kecil, berawal dari nucleus trochle-
aris pada batang otak. Mulanya, akson-akson yang berasal dari nucleus ini berjalan ke arah dorsal
dan selanjutnya mengadakan decussatio pada ujung cranial velum medullare craniale dan akhirnya
keluar pada permukaaan dorsal batang otak sebelah kaudal dari colliculus caudalis. Uniknya, ner-
vus trochlearis selanjutnya berjalan mengitari mesencephalon menuju ke arah ventral. Sebelum
memasuki orbita, ia berjalan di dalam dinding superolateral sinus cavernosus bersama-sama
dengan CN III dan CN V1.
5. Nervus Abducens (CN VI): Mengandung Komponen Motorik Somatik
Nervus abducens (CN VI) menyalurkan impuls motorik somatis dan proprioseptif ke satu otot
ekstra-okular saja, yakni m. rectus lateralis. Nervus abducens berasal dari nucleus abducens yang
terletak di batang otak, melalui nucleus ini keluarlah akson-akson yang berjalan kearah ventral dan
kaudal. Sebelum memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior, CN VI berjalan di sebelah
lateral
Nervus Occulomotorius (CN III), nervus trochlearis (CN IV), dan nervus abducens (CN VI)
merupakan tiga saraf penting yang berhubungan denganpergerakan bola mata. Detail mengenai
pergerakan bola mata beserta posisi otot dan nervus yang melayani bisa dilihat pada gambar di
slide show nomor 3 dan 4.
6. Nervus Trigeminus (CN V) : Mengandung Komponen Sensorik dan Motorik
Nervus Trigeminus (CN V) merupakan nervus cranialis terbesar, dan mengandung serat-serat yang
berasal dari bagian lateral pons. Serat-serat tersebut terdiri dari serat aferen yang besar dan serat
eferen yang lebih kecil. CN V merupakan saraf aferen penting pada kepala (wajah, gigi, mulut,
maupun cavum nasi).
Serat aferen dan eferen pada CN V terdiri dari serat yang keluar dari ganglion trigerminalis. Ter-
dapat tiga nuclei pada CN V, yakni :
• Nucleus Motorius Nervi Trigemini, yang terdiri atas sel-sel neuron multipolar berukuran
besar dan dari nucleus ini keluar serat-serat brachiomotoric yang pada akhirnya akan melayani
musculi masticatores (muscle of mastication, otot pengunyah) melalui rami motorii nervi mandib-
ularis (CN V3).
• Nucleus Pontinus Nervi Trigemini dan Nucleus Spinalis Nervi Trigemini, kedua nuclei ini
menerima impuls eksteroseptif dari daerah muka, kecuali pada daerah angulus mandibulae dan
auricular. Perbedaan antara kedua nuclei ini adalah didalam nucleus pontinus berakhir serat aferen
CN V yang membawa impuls rasa raba, sedangkan didalam nucleus spinalis berakhir serat aferen
CN V yang membawa impuls nyeri dan suhu (walau beberapa impuls raba atau umum juga men-
capai nucleus ini).
• Nucleus Mesencephalicus Nervi Trigemini, dimana dendrit-dendrit dari nucleus ini
menghantarkan impuls-impuls proprioseptif dari reseptor regang pada otot pengunyah, impuls-
impuls yang berasal dari rasa tekanan pada gigi dan pallatum durum melalui CN V2 dan CN V3.
Terusan dari nucleus pada ganglion ini membentuk tiga saraf, yakni CN V1(nervus ophthalmicus),
CN V2 (nervus maxillaris), dan CN V3 (nervus mandibularis). Detailnya bisa dilihat pada gambar
di slide show nomor 5,6, dan 7.
7. Nervus Fascialis (CN VII) : Mengandung Komponen Sensorik, Motorik, dan Parasimpatik
Hampir mirip dengan CN V, Nervus Fascialis (CN VII) juga merupakan nervus cranialis yang
mengandung serat-serat aferen dan eferen dengan empat nuclei sebagai berikut :
• Nucleus (motorius) Fascialis, nucleus ini mengeluarkan serat-serat brachiomotoric yang
akan melayani otot-otot wajah, platysma,stylohyoideus, m. venter posterior serta m. digastricus.
• Nucleus Salivatorius Cranialis, yaitu sekumpulan neuron berukuran kecil dan merupakan
pusat dari serat visceromotorik, sekremotorik, atau serat parasimpatik preganglionik. Diluar SSP,
serat-serat ini akan ikut membentuk nervus intermedius yang penyebarannya akan melalui dua
cabang: pertama melalui nervus petrosus superficialis major, yang mencapai ganglion ptery-
gopalatinum pada fossa pterygopalatina dimana serat parasimpatik postganglionik dari ganglion
ini disebar ke:
o Glandula lacrimalis (kelenjar air mata)
o Glandula Nasales dan Paranasales
o Glandula Palatina
Dan kedua melalui chorda tympani, untuk kemudian bergabung dengan nervus lingualis (cabang
CN V3) untuk mencapai ganglion submandibulare. Dari ganglion inilah timbul saraf parasimpatik
postganglionik yang melayani 2 kelenjar saliva yaitu glandula submandibulares dan glandula sub-
lingualis.
• Nucleus Solitarius terdiri dari 2 bagian : nucleus parasolitarius dannucleus gustatorius. Se-
rat serat gustatorik CN VII membawa impuls rasa pengecapan dari bagian 2/3 ventral dorsum lin-
guae, dan akan berakhir di nucleus gustatorius.
• Nucleus Spinalis Nervi Trigemini, dimana nervus fascialis juga memiliki serat somatik
aferen umum yang berasal dari meatus acusticus externus, serta serat aferen proprioseptif dari otot-
otot wajah yang berakhir pada nucleus spinalis nervi trigemini bersama-sama dengan CN X.

8. Nervus Vestibulocochlearis (CN VIII): Mengandung Komponen Sensorik


Nervus Vestibulocochlearis (CN VIII) merupakan saraf sensorik khusus yang bertugas dalam
menghantarkan impuls keseimbangan dan pendengaran. Nervus ini terdiri atas dua komponen
fungsional yang berbeda yakni pars vestibularis dan pars cochlearis, yang menuju perbatasan an-
tara pons dan medulla oblongata, kemudian memasuki meatus acusticus internus dan terpisah men-
jadi n. vestibularis dan n. cochlearis.
• Nervus (pars) Vestibularis menghantarkan impuls-impuls yang berasal dari pendeteksi
keseimbangan (duktus semicirculares, utriculus, dan sacculus) yang mencatat pergerakan kepala
dan mempertahankan keseimbangan. Nervus ini merupakan terusan dari neuron pada ganglion
vestibularis, dimana nervus ini, melalui maculae dari utriculus dan sacculus serta ampulla dari
ductus semisirculares akan menuju batang otak tepatnya pada nucleus vestibularis.
• Nervus (pars) Cochlearis menghantarkan impuls-impuls pendengaran (getaran) yang be-
rasal dari organ corti pada cochlea. Nervus ini berasal dari cochlea untuk kemudian menuju neuron
yang terdapat pada ganglion spiralis.

9. Nervus Glossopharyngeus (CN IX) : Mengandung Komponen Sensorik, Motorik dan Parasim-
patik
Nervus Glossopharyngeus (CN IX) merupakan saraf yang berasal dari dan menuju bagian lateral
medulla oblongata dan berjalan kearah anterolateral keluar dari cranium melalui foramen jugularis.
Nuclei nervus ini terdiri dari :
• Nucleus Ambigus, yang mengeluarkan serat brachiomotoric untuk kemudian melayani sty-
lopharyngeus.
• Nucleus Salivatorius Caudalis, memberikan serat parasimpatik preganglionik yang ber-
sinaps pada ganglion oticum. Dari ganglion ini akan keluar serat parasimpatik postganglionik yang
selanjutnya melayani kelenjar saliva terbesar, Glandula Parotidea.
• Nucleus Gustatorius, yang merupakan bagian dari nucleus solitariusmenerima impuls-im-
puls pengecap melalui serat viscerosensorik khusus yang membawa impuls dari daerah 1/3 poste-
rior dorsum linguae.
• Nucleus Parasolitarius, yang juga merupakan bagian dari nucleus solitarius menerima im-
puls-impuls visceral melalui serat viscerosensorik khusus dari radix linguae, tonsilla palatine, tuba
auditiva, cavitas tympanica, tunica mucosa, nasofaring dan oropharynx, sinus caroticus, serta glo-
mus caroticum.
• Nucleus Spinalis Nervi Trigemini, melalui serat sensorik umum membawa impuls ekster-
oseptif dari kulit daerah meatus acusticus externus

10. Nervus Vagus (CN X): Mengandung Komponen Sensorik


Nervus Vagus (CN X) merupakan nervus terpanjang yang keluar dari batang otak menuju ke vis-
cera thoracis dan abdominis maupun sebaliknya. Nervus ini keluar dari cranium melalui foramen
jugularis dan posisinya tepat diantara CN IX dan CN XI, dengan kumpulan nuclei sebagai berikut
:
• Nucleus Ambiguus, merupakan sumber serat-serat brachiomotoric yang melayani otot-otot
pada pallatum mole (kecuali m. tensor veli palatine yang dilayani CN V), pharynx, larynx, dan
bagian cranial esophagus.
• Nucleus (motorius) Dorsalis Nervi Vagi, yang merupakan asal dari serat-serat parasimpatik
preganglionik nervus vagus. Serat-serat parasimpatik preganglionik ini akan bersinaps di ganglia
terminalia terdekat di dinding organ yang dilayani. Serat-serat parasimpatik postganglionik dari
ganglia tersebut akan menuju ke :
o Myocardium
o Otot-otot polos sesuai distribusi nervus vagus
o Kelenjar-kelenjar sesuai distribusi nervus vagus
• Nucleus Solitarius, yang terbagi menjadi dua kelompok sel neuron fungsional berbeda :
o Nucleus Parasolitarius, melalui serat viscerosensorik khusus membawa impuls dari viscera
thoracis serta viscera abdominismelalui serat visceral aferen umum.
o Nucleus Gustatorius, melalui serat mengikuti CN VII, CN IX, dan hanya terdapat dalam
jumlah terbatas pada CN X.
• Nucleus Spinalis Nervi Trigemini, melalui serat sensorik umum membawa impuls-impuls
eksteroseptif yang berasal dari daerah kulit sekitar porus acusticus externus.
11. Nervus Accessorius (CN XI): Mengandung Komponen Motorik
Nervus Accessorius (CN XI) merupakan nervus yang bersifat motorik murnidimana serat-serat
eferennya berasal dari dua sumber:
• Ujung Caudal Nucleus Ambiguus, dimana serat-serat brachiomotoricakan keluar dan
dikenal sebagai pars vagalis. Pars vagalis bergabung dengan pars spinalis (akan dijelaskan selan-
jutnya) dan bersama-sama meninggalkan cranium melalui foramen jugularis. Pars vagalisselanjut-
nya akan mengikuti cabang-cabang CN X dan akan disebarkan otot-otot larynx.
• Kelompok Neuron Cornu Ventral Medulla Spinalis Segmen C1-C6, akson-akson dari neu-
ron ini akan membelok kearah cranial lalu memasuki cranium melalui foramen magnum sebagai
pars spinalis. Akson-akson ini kemudian bergabung bersama pars vagalis dan keluar melewati fo-
ramen jugularis. Jadi sesungguhnya pars spinalis berasal dari bagian leher, bukan dari batang otak,
namun perjalanan akson saraf ini membuatnya terlihat seperti berasal dari batang otak layaknya
pars vagalis. Serat-serat plexus cervicalis ini disebarkan ke m. trapezius, sedangkan serat CN XI
yang lain melayani m. sternocleidomastoideusdan sebagian m. trapezius.
12. Nervus Hypoglossus (CN XII) : Mengandung Komponen Motorik
Nervus Hypoglossus bersifat motorik somatis murni yang menginervasi otot-otot intrinsik dan
ekstrinsik lidah, dan hanya berasal dari satu kolom sel neuron besar, yakni nucleus nervi hypo-
glossalis, yang terletak dekat garis median pada daerah dekat dengan perbatasan antara medulla
oblongata dan pons.
Nervus hypoglossus keluar dari cranium melalui canalis hypoglossalis. Setelah keluar dari cra-
nium, nervus ini akan berjalan ke arah inferomedial dan membelok ke arah anterior untuk men-
ginervasi lidah. Cabang-cabang lingual dari nervus ini melayani otot:
• Styloglossus
• Hyoglossus
• Genioglossus
• Otot-otot intrinsik lidah

Cerebellum
Cerebellum merupakan bagian suprasegmental otak yang terletak di dalam fossa cranialis poste-
rior. Atap dari fossa cranialis posterior yang berupa sekat duramater dikenal sebagai tentorium
cerebelli. Tentorium cerebelli berfungsi memisahkan lobus oksipital dan cerebellum.
A. Struktur Ekstrinsik Cerebellum
Cerebellum merupakan bagian terbesar dari rombencephalon. Cerebellum tersusun atas 2 hemi-
spherium yang terletak di lateral dan dipisahkan di garis tengah oleh vermis. Sruktur permukaan
serebelum terdiri atas lekukan kecil yang sangat berlipat-lipat, berjalan horizontal (disebut folia
(jamak; folium) dan fisura yang memisahkan folia. Antara folia terdapat fissuradengan berbagai
kedalaman yang digunakan untuk membagi cerebellumsecara anatomis menjadi 3 lobus. Fissura
prima memisahkan lobus anteriordan posterior; fissura posterolateralis (dorsolateralis) membagi
lokasi daerah kecil dari hemispheres (flocculus) dan vermis (nodullus), bersama-sama membentuk
lobus flocculonodullaris.
Secara anatomis, cerebellum tersusun atas dua hemisfer yang dihubungkan oleh vermis, suatu
bagian tengah serebelum yang sempit. Setiap hemispherium dibagi menjadi zona intermedia dan
zona lateral yang memiliki fungsi tersendiri.
Zona intermedia hemispherium berhubungan dengan pengaturan kontraksi otot di bagian distal
anggota tubuh atas dan bawah seperti tangan, kaki, serta jari-jarinya. Zona lateral hemispherium
bekerja pada tempat yang lebih jauh untuk seluruh rangkaian gerakan motorik.
Di dalam struktur vermis, terletak sebagian besar fungsi pengatur cerebellum untuk pergerakan
otot menurut sumbu tubuh, leher, bahu, dan pinggul. Di tiap sisi vermis, terdapat bagian yang besar
dan menonjol ke lateral disebut sebagai hemispherium cerebelli.
Gambaran topografik dari cerebellum menunjukkan adanya perbedaan dari fungsi, diakibatkan
oleh representasi topografik ini menerima sinyal aferen yang sesuai dan mengirimkan sinyal mo-
torik ke daerah topografik yang sama. Vermis mengatur bagian axial tubuh, sedangkan hemispher-
ium zona intermedia mengatur anggota badan dan wajah. Namun, di bagianlateral hemispherium
cerebelli tidak memiliki gambaran topografik. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah cerebellum
menerima sinyal masukan secara eksklusif dari korteks serebri sehingga bagian lateral hemisfer
serebelum sangat berperan dalam perencanaan dan koordinasi rangkaian aktivitas otot yang terjadi
dalam sepersekian detik.
Cerebellum terhubung dengan medulla spinalis – medulla oblongata – pons melalui tiga pasang
berkas padat Pedunculus Cerebellaris, yaitu:
1. Pedunculus Cerebellaris Caudalis (corpus restiforme):
Menghubungkan cerebellum dengan medulla oblongata dan medulla spinalis. Terdiri atas delapan
berkas:
a. Tractus Spinocerebelaris dorsalis
berakhir di korteks lobus kranialis cerebelli
b. Tractus Cuneocerebellaris
berasal dari nucleus cuneatus aksesorius bagian lateral
c. Tractus Reticulocerebellaris: berasal dari nucleus arkuatuskemudian menuju ke bagian
dorsal ke dasar ventrikel keempat kemudian melalui fossa rhomboidea dan ke pedunculus cerebel-
laris caudalis sehingga mencapai cerebellum.
d. Tractus Arcutocerebellaris
e. Tractus Olivocerebellaris
dibagi menjadi dua nuclei, yaitu nuclei olivaris kaudalis sebagai nucleipaling besar dan utama, dan
nuclei olivaris kranialis yang terletak setinggi pons. Kedua nuclei ini memiliki hubungan
fungsional dengan cerebellum.
f. Fibriae Vestibucerebellaris
berasal dari nuclei vestibularis kaudalis dan medialis dan berakhir di archeocerebellum.
g. Fibriae Trigeminoerebellares
berasal dari nuclei pontinus dan nervus spinalis V, kemudian menuju ke pedunculus cerebellaris
caudalis (culmen dan declive) kemudian menuju ke cerebellum.
h. Tractus Cerebelospinalis
berasal dari nuclei fastigii
2. Pedunculus Cerebellaris Medius (Brachium Pontis)
Yang paling besar, terletak di antara dua pedunculus lain. Terdiri atas Fimbriae Pontocerebellares.
3. Pedunculus Cerebellaris Cranialis
Terdiri dari serat eferen cerebellum yang berasal dari nuclei cerebella, kemudian decussation (me-
nyilang) di ujung cranial pons dan caudalmesencephalon (decussatio pedunculorum cerebellarium
cranialium) kemudian menanjak ke batang otak, kemudian ke nuclei ruber sebagai fimbrae denta-
torubrales dan thalamus tepatnya di nuclei ventralis lateralis dan nuclei intralaminares sebagai
traktus dentatothalamicus.
Berdasarkan embriologi, fungsional, dan evolusi, cerebellum dibagi menjadi tiga bagian:
1. Archeocerebellum
Bagian cerebellum paling tua. Struktur ini menerima sebagian besar input aferen dari nuclei ves-
tibularis di batang otak. Secara anatomis, terdiri atas flocculus dan nodulus (lobus flocculonodu-
laris). Archeocerebellum menerima impuls dari apparatus vestibularis yang membawa informasi
tentang posisi dan gerakan kepala. Eferen dari archeocerebellum mempengaruhi fungsi motorik
mata dan tubuh sehingga keseimbangan dapat dipertahankan.
2. Palleoerebellum (spinocerebellaris)
Menerima sebagian besar input aferen dari medulla spinalis ke cerebellum. Secara anatomis, terdiri
atas lobus anterior vermis (culmen dan lobules sentralis), lobus inferior vermis (uvula dan pyra-
mis), paraflocculus. Spinocerebellaris mengontrol tonus otot dan koordinasi kerja kelompok otot
yang bekerja pada posisi tegak serta gaya berjalan. Aktivitas aferen dari spinocerebellaris berasal
dari tractus cuneocerebellaris yang membawa informasi dari otot, midbrain, kemudian masuk ke
korteks cerebellum, kemudian melakukan proyeksi ke nuclei globusus, emboliformis dan nuclei
fastigii. Nuclei globusus dan emboliformis akan berproyeksi kembali kearah kontralateral dari
penduculus cerebellaris kranialis. Serabut-serabut eferen dari spinocerebellum mempengaruhi ak-
tivitas yang diinduksi oleh gerakan dan otot anti-gravitasi. Spinoscerebellum mengontrol tonus
otot melaluitractus vestibulospinalis, traktus reticulospinalis
3. Neocerebellum (cerebrocerebellaris)
Neocerebellum adalah bagian paling muda dan paling besar yang terletak diantara fissura prima
dan fissura dorsolateralis. Bagian ini terdiri atas bagian Vermis dan Hemispherium. Struktur ini
terdiri dari dua hemispherium cerebelli dan memiliki hubungan fungsional dengan cortex cerebrii
yang berproyeksi melalui nuclei pontin. Cerebrocerebellaris berfungsi untuk meregulasi semua
gerakan secara halus dan tepat. Pengolahan impuls cerebrocerebellaris dipengaruhi oleh lengkung
umpan balik neural dentate-rubro-olivo-serebelar. Serat aferen berasal dari korteks serebri
kemudian masuk melalui tractus ponctocerebellaris kemudian berakhir di lateral hemispherium
yang berproyeksi ke nucleus dentatus kemudian menuju ke kontralateral prenucleus dan nucleus
centralis lateralis thalamus.
B. Struktur Intrinsik Cerebellum
Cerebellum terdiri atas lapisan luar berupa substansia grisea, yaitu cortex cerebelli dan lapisan
dalam berupa substansia alba. Substansia alba, yaitucorpus medullare yang terdiri dari serabut
aferen dan eferen yang berjalan ke dan dari cortex cerebellaris. Proyeksi serabut ini seperti
proyeksi yang bercabang-cabang, disebut
arbor vitae.
• Cortex cerebelli
a. Berperan untuk integrasi dan mengolah impuls aferen. Cortex cerebelliberproyeksi ke nuclei
cerebelli profunda yang mengeluarkan serabut eferen.
b. Lapisan Substansi Grisea ini tipis
c. Terdapat banyak cekungan: Fissura (cekungan dalam) dan sulkus (cekungan dangkal) yang
dapat dilihat pada gambar di slide show nomor 6.
d. Terdapat 3 lapisan utama:
o Stratum molekular
Mengandung sedikit sel keranjang dan sel bintang. Sel keranjang atau sel basket dan sel
bintang (stelata) merupakan sel inhibisi dengan akson pendek yang terletak di antara dan dirang-
sang serat parallel kecil. Sel ini mengirim akson secara tegak lurus melintang sehingga menyebab-
kan inhibisi.
Terdiri dari anyaman lebat dendrit dari sel keranjang, bintang, dan purkinje
Axon dan dendrit tegak lurus
o Stratum Neuronom Piriformium (Lapisan Sel Purkinje)
Merupakan satu lapis sel purkinje yang besar, disebut juga stratum ganglionare.
Serabut eferen yang meninggalkan korteks serebeli yaitu akson Sel Purkinje. Serabut ini
berproyeksi ke nuclei cerebelli profunda dan melepaskan neurotransmitter inhibitor GABA.
o Stratum Granulosum
Mengandung sel yang amat padat, yaitu sel granular.
Sel granular cerebelli bersifat glutamatergik dan merupakan satu-satunya neuron cortex
cerebelli yang memberikan pengaruh ke sel target.
Di bawah ketiga lapisan ini, terdapat nuclei cerebellum bagian dalam yang mengirimkan sinyal
output ke bagian sistem saraf lain yang terletak di massa cerebellum. Nuclei cerebelli ini menerima
impuls langsung dari cortex cerebellaris melalui axon-axon sel Purkinje dan dari cabang kolateral
serat memanjat (climbing fibers) dan lumut (mossy fibers).Output yang berasal dari unit fungsional
(sel Purkinje) adalah hasil dari sel nuclear bagian dalam yang selalu berada dalam pengaruh
eksitasi dan inhibisi. Pengaruh eksitasi disebabkan dari hubungan langsung serat-serat aferen yang
masuk serebelum dari otak atau perifer. Pengaruh inhibisi timbul dari sel Purkinje di cortex cere-
brum. Sinyal aferen yang masuk dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
o Serat pemanjat (climbing fibers): berasal dari oliva inferior medulla. Satu serat pemanjat
berfungsi untuk 5 sampai 10 sel Purkinje. Alur dari serat pemanjat yaitu setelah mengirimkan
cabang ke beberapa sel nuclear bagian dalam, berlanjut ke lapisan luar korteks serebeli untuk
membentuk 300 sinaps per-satu sel Purkinje. Sehingga, proses mengaktifannya berupa potensial
aksi kompleks berdurasi panjang.
o Serat lumut (mossy fibers): merupakan serat yang masukcerebellum dari berbagai sumber
seperti bagian otak yang lebih tinggi, batang otak, medulla spinalis. Serabut ini mengirim cabang
kolateral untuk merangsang sel nuclear bagian dalam, dan melanjutkan diri ke lapisan sel granula
dari korteks untuk bersinaps dengan sel granula. Sel granula mengirimkan akson ke lapisan mole-
kuler, dan di lapisan ini akson bercabang dua menyebar, sehingga lapisan molekuler merupakan
tempat proyeksi dendrit sel Purkinje dan setiap sel Purkinje bersinaps dengan serat parallel. Seba-
gian besar serat mossy harus mendapat rangsangan stimulan untuk eksitasi sel Purkinje diakibat-
kan oleh hubungan sinapsnya yang lemah. Proses pengaktifannya mengambil bentuk lonjakan se-
derhana alias potensial aksi berdurasi pendek dan lemah.
• Corpus Medullare
Corpus Medullare merupakan massa substansia alba di sebelah dalamCortex Cerebelli yang terdiri
dari arbor vitae (pohon kehidupan). Corpus Medullare dibagi menjadi dua kelompok penyusun,
yaitu:
o Serat Intrinsik :
Terdiri atas serat-serat corticonuclear dan serat asosiasi
Tidak pernah melampaui cerebellum
Serat asosiasi menghubungkan berbagai daerah cortex cerebellaris satu dengan yang
lainnya
o Serat Ekstrinsik:
Terdiri atas serat aferen dan eferan
Melampaui cerebellum
Serat ekstrinsik ini terkumpul menjadi satu membentuk 3 pasang berkas yang kompak,
yaitu Pedunculi Cerebellares.
• Nuclei Cerebelli (Fastigii, globossus, emboliformis & dentatus)
Nuclei cerebelli terbenam pada substansia alba dan terdapat sedikit substansia grisea. Terdapat
nucleus fastigii pada atap ventrikel keempat. Nucleus ini menerima sebagian besar serabut
aferennya dari sel Purkinje lobus flocculonodularis. Serabut eferennya berjalan langsung ke nuclei
vestibularis.
Selain nucleus fastigii, ditemukan juga nucleus globossus dan nucleus emboliformis yang
menerima input aferen dari cortex zona paravermis dan vermis dan mengirimkan serabut eferen
ke nucleus ruber kontralateral di mesencephalon. Nucleus lainnya yaitu nucleus dentatus sebagai
nukleus terbesar menempati posisi lateral disubstansia alba. Serabut aferennya berasal dari cortex
hemispherium cerebellaris dan cortex zona paravermis. Serabut eferennya berjalan melalui pedun-
culus cerebelli superior ke nucleus ruber kontralateral dan thalamus. Fungsi dari nucleus globossus
dan nucleus emboliformis adalah menerima impuls langsung dari cortex cerebelli melalui axon
dari sel Purkinje yang berada di cortex cerebelli dan impuls dari cabang kolateral mossy dan climb-
ing fibers.
C. Aspek Fungsional Cerebellum
Merupakan organ sentral untuk kontrol motor halus. Struktur ini memproses informasi dari jaras
sensorik, impuls motorik, dan aktivitas area nuclear motorik di otak dan medulla spinalis. Adapun
fungsi cerebellum, yaitu:
• Mengatur perubahan ketegangan otot untuk mempertahankan keseimbangan tubuh (tonus
otot)
• Jaminan terjadinya kontraksi lancar dan teratur pada kelompok otot yang bergerak di
bawah kemauan (ex: flexor kontraksi, esktensor relaksasi tanpa disadari.
1. Pengendalian Motorik
Dalam fungsi pengendalian motorik, cerebellum melakukan koordinasi pada tiga tingkatan, yaitu:
a. Vestibulocerebellum terdiri atas lobus flocculonodularis cerebellum kecil dan bagian vermis
yang berdekatan. Bagian ini menyediakan sirkuit neuron untuk gerakan keseimbangan tubuh.
b. Spinocerebellum terdiri atas vermis cerebellum anterior dan posteriorserta zona intermedia. Sir-
kuitnya berfungsi untuk mengkoordinasikanbagian distal anggota tubuh.
c. Cerebrocerebellum: Terdiri atas zona lateral besar hemispherium cerebellum. Bagian ini
menerima input dari cortex cerebri motorik dan cortex premotorik serta cortex cerebri somatosen-
sorik sehingga bagian ini mengirim informasi output ke otak sebagai alat umpan balik untuk me-
rencanakan gerak volunter tubuh.
2. Jaras Aferen dan Eferen
Dalam cerebellum, terdapat jaras-jaras utama yaitu jaras aferen daneferen. Dalam jaras aferen,
terdapat jaras-jaras penting yang diterima dari bagian otak lain, yaitu:
a. Jaras Corticopontinocerebellum: Berasal dari korteks motorik cerebri,premotorik, dan soma-
tosensorik cerebri. Jalur dari jaras ini melewati nuclei di pons dan tractus pontocerebellaris ke
bagian lateral hemisphere cerebellum pada sisi otak area cerebellum yang berlawanan
b. Traktus yang berasal dari sisi batang otak:
o Traktus olivocerebellaris: berjalan dari oliva inferior ke seluruh bagian cerebellum
o Serat vestibulocerebellum: berasal dari apparatus vestibularisbatang otak, dan berakhir di
lobus flocculonodularis dan nucleus fastigii cerebellum
o Serabut reticulocerebellum: berasal dari fomatio retikularis batang otak dan berakhir di
bagian tengah cerebellum.
Selain itu, serebelum juga menerima sinyal sensorik dari perifer tubuh melalui:
• Tractus spinocerebellaris dorsalis: melalui pedunculus cerebellaris inferior , berakhir di
vermis dan zona intermedia di sisi tempat keluarnya. Sinyal yang berjalan di traktus ini berasal
dari otot dan reseptor somatik, reseptor taktil di kulit, reseptor sendi yang memberitahu mengenai
keadaan kontraksi otot, tegangan tendon otot, posisi dan kecepatan, serta kekuatan kerja.
• Tractus spinocerebellaris ventralis: melalui pedunculus cerebellaris superior, berakhir di
kedua sisi cerebellum. Tractus ini menerima informasi sinyal motorik yang sampai di radiks ante-
rior. Hal ini dirangsang di radiks anterior medulla spinalis dari otak melalui tractus kortikospinalis
dan tractus rubospinalis, dan pola motorik internal di medulla spinalis.
Secara keseluruhan, jaras spinocerebellaris dapat mengirim impuls dengan kecepatan paling tinggi
yaitu 120 m/detik, berguna untuk memberitahukan cerebellum mengenai perubahan pada kerja
otot perifer.
Selain sinyal dari tractus spinocerebellaris, ada sinyal-sinyal lain yang dikirim ke cerebellum
dari perifer tubuh yaitu:
• Melalui columna dorsalis medulla spinalis melalui nucleinya, kemudian dikirim ke cere-
bellum.
• Jaras spinoreticularis: sinyal yang dikirim ke medulla spinalis kemudian ke formatio
retikularis batang otak kemudian ke cerebellum
• Jaras spinoolivariu sinyal dikirim ke medulla spinalis kemudian ke nukleus olivarius cau-
dalis di medulla oblongata kemudian ke cerebellum.
Cerebellum memiliki sinyal-sinyal yang keluar dari bagian dalam serebelum melalui nuclei dan
jaras eferen. Terdapat tiga nuclei di setiap sisi massa serebelum yaitu: nucleus dentatus, interposi-
tus (globossus dan emboliformis) , dan fastigii. Ketiga nuclei ini menerima sinyal yang berasal
dari cortex cerebellidan traktus aferen sensorik. Ketika sinyal masuk, sinyal tersebut akan pecah
terbagi ke dua arah yaitu menuju salah satu nuclei cerebellum dan menuju area yang berakitan
dengan cortex cerebelli yang melingkupi nucleibagian dalam. Setelah itu, cortex cerebelli akan
mengirimkan sinyal output inhibisi ke nucleus bagian dalam sebagai sinyal eksitasi awal dalam
waktu kurang dari satu detik. Kemudian, dari nucleus bagian dalam, sinyal akan meninggalkan
cerebellum dan menuju bagian lain dari otak. Alur dari jaras eferen utama yang berasal dari cere-
bellum adalah sebagai berikut:
• Berasal dari vermis, melalui nucle us fastigii ke region medulla dan pons batang otak.
Memiliki kaitan dengan alat keseimbangan dan nuclei vestibular batang otak untuk mengendalikan
keseimbangan serta formatio retikularis untuk kendali sikap tubuh.
• Berasal dari zona intermedia hemispherium cerebelli ke nucleus interpositus, kemudian
menuju nuclei ventrolateral dan nuclei ventroanterior thalamus, kemudian ke cortex cerebri dan
beberapa struktur tengah thalamus, kemudian ke ganglia basalis, nucleus rubra danformatio retiku-
laris bagian atas batang otak. Sirkuit ini membantu koordinasi kontraksi timbal balik otot agonis
dan antagonis pada bagian perifer anggota tubuh.
• Berasal dari zona lateral cortex cerebellum di hemispherium cerebelli kemudian menuju
nucleus dentatus, nucleus ventrolateral, dan nuclei ventro anterior thalamus kemudian ke cortex
cerebri. Alur ini berfungsi membantu koordinasi urutan aktivitas motorik yang dicetuskan cortex
cerebri.

Cortex Cerebri dan Substansia Alba


Cerebellum merupakan bagian suprasegmental otak yang terletak di dalam fossa cranialis poste-
rior. Atap dari fossa cranialis posterior yang berupa sekat duramater dikenal sebagai tentorium
cerebelli. Tentorium cerebelli berfungsi memisahkan lobus oksipital dan cerebellum.
A. Struktur Ekstrinsik Cerebellum
Cerebellum merupakan bagian terbesar dari rombencephalon. Cerebellum tersusun atas 2 hemi-
spherium yang terletak di lateral dan dipisahkan di garis tengah oleh vermis. Sruktur permukaan
serebelum terdiri atas lekukan kecil yang sangat berlipat-lipat, berjalan horizontal (disebut folia
(jamak; folium) dan fisura yang memisahkan folia. Antara folia terdapat fissuradengan berbagai
kedalaman yang digunakan untuk membagi cerebellumsecara anatomis menjadi 3 lobus. Fissura
prima memisahkan lobus anteriordan posterior; fissura posterolateralis (dorsolateralis) membagi
lokasi daerah kecil dari hemispheres (flocculus) dan vermis (nodullus), bersama-sama membentuk
lobus flocculonodullaris.
Secara anatomis, cerebellum tersusun atas dua hemisfer yang dihubungkan oleh vermis, suatu
bagian tengah serebelum yang sempit. Setiap hemispherium dibagi menjadi zona intermedia dan
zona lateral yang memiliki fungsi tersendiri.
Zona intermedia hemispherium berhubungan dengan pengaturan kontraksi otot di bagian distal
anggota tubuh atas dan bawah seperti tangan, kaki, serta jari-jarinya. Zona lateral hemispherium
bekerja pada tempat yang lebih jauh untuk seluruh rangkaian gerakan motorik.
Di dalam struktur vermis, terletak sebagian besar fungsi pengatur cerebellum untuk pergerakan
otot menurut sumbu tubuh, leher, bahu, dan pinggul. Di tiap sisi vermis, terdapat bagian yang besar
dan menonjol ke lateral disebut sebagai hemispherium cerebelli.
Gambaran topografik dari cerebellum menunjukkan adanya perbedaan dari fungsi, diakibatkan
oleh representasi topografik ini menerima sinyal aferen yang sesuai dan mengirimkan sinyal mo-
torik ke daerah topografik yang sama. Vermis mengatur bagian axial tubuh, sedangkan hemispher-
ium zona intermedia mengatur anggota badan dan wajah. Namun, di bagianlateral hemispherium
cerebelli tidak memiliki gambaran topografik. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah cerebellum
menerima sinyal masukan secara eksklusif dari korteks serebri sehingga bagian lateral hemisfer
serebelum sangat berperan dalam perencanaan dan koordinasi rangkaian aktivitas otot yang terjadi
dalam sepersekian detik.
Cerebellum terhubung dengan medulla spinalis – medulla oblongata – pons melalui tiga pasang
berkas padat Pedunculus Cerebellaris, yaitu:
1. Pedunculus Cerebellaris Caudalis (corpus restiforme):
Menghubungkan cerebellum dengan medulla oblongata dan medulla spinalis. Terdiri atas delapan
berkas:
a. Tractus Spinocerebelaris dorsalis
berakhir di korteks lobus kranialis cerebelli
b. Tractus Cuneocerebellaris
berasal dari nucleus cuneatus aksesorius bagian lateral
c. Tractus Reticulocerebellaris: berasal dari nucleus arkuatuskemudian menuju ke bagian
dorsal ke dasar ventrikel keempat kemudian melalui fossa rhomboidea dan ke pedunculus cerebel-
laris caudalis sehingga mencapai cerebellum.
d. Tractus Arcutocerebellaris
e. Tractus Olivocerebellaris
dibagi menjadi dua nuclei, yaitu nuclei olivaris kaudalis sebagai nucleipaling besar dan utama, dan
nuclei olivaris kranialis yang terletak setinggi pons. Kedua nuclei ini memiliki hubungan
fungsional dengan cerebellum.
f. Fibriae Vestibucerebellaris
berasal dari nuclei vestibularis kaudalis dan medialis dan berakhir di archeocerebellum.
g. Fibriae Trigeminoerebellares
berasal dari nuclei pontinus dan nervus spinalis V, kemudian menuju ke pedunculus cerebellaris
caudalis (culmen dan declive) kemudian menuju ke cerebellum.
h. Tractus Cerebelospinalis
berasal dari nuclei fastigii
2. Pedunculus Cerebellaris Medius (Brachium Pontis)
Yang paling besar, terletak di antara dua pedunculus lain. Terdiri atas Fimbriae Pontocerebellares.
3. Pedunculus Cerebellaris Cranialis
Terdiri dari serat eferen cerebellum yang berasal dari nuclei cerebella, kemudian decussation (me-
nyilang) di ujung cranial pons dan caudalmesencephalon (decussatio pedunculorum cerebellarium
cranialium) kemudian menanjak ke batang otak, kemudian ke nuclei ruber sebagai fimbrae denta-
torubrales dan thalamus tepatnya di nuclei ventralis lateralis dan nuclei intralaminares sebagai
traktus dentatothalamicus.
Berdasarkan embriologi, fungsional, dan evolusi, cerebellum dibagi menjadi tiga bagian:
1. Archeocerebellum
Bagian cerebellum paling tua. Struktur ini menerima sebagian besar input aferen dari nuclei ves-
tibularis di batang otak. Secara anatomis, terdiri atas flocculus dan nodulus (lobus flocculonodu-
laris). Archeocerebellum menerima impuls dari apparatus vestibularis yang membawa informasi
tentang posisi dan gerakan kepala. Eferen dari archeocerebellum mempengaruhi fungsi motorik
mata dan tubuh sehingga keseimbangan dapat dipertahankan.
2. Palleoerebellum (spinocerebellaris)
Menerima sebagian besar input aferen dari medulla spinalis ke cerebellum. Secara anatomis, terdiri
atas lobus anterior vermis (culmen dan lobules sentralis), lobus inferior vermis (uvula dan pyra-
mis), paraflocculus. Spinocerebellaris mengontrol tonus otot dan koordinasi kerja kelompok otot
yang bekerja pada posisi tegak serta gaya berjalan. Aktivitas aferen dari spinocerebellaris berasal
dari tractus cuneocerebellaris yang membawa informasi dari otot, midbrain, kemudian masuk ke
korteks cerebellum, kemudian melakukan proyeksi ke nuclei globusus, emboliformis dan nuclei
fastigii. Nuclei globusus dan emboliformis akan berproyeksi kembali kearah kontralateral dari
penduculus cerebellaris kranialis. Serabut-serabut eferen dari spinocerebellum mempengaruhi ak-
tivitas yang diinduksi oleh gerakan dan otot anti-gravitasi. Spinoscerebellum mengontrol tonus
otot melaluitractus vestibulospinalis, traktus reticulospinalis
3. Neocerebellum (cerebrocerebellaris)
Neocerebellum adalah bagian paling muda dan paling besar yang terletak diantara fissura prima
dan fissura dorsolateralis. Bagian ini terdiri atas bagian Vermis dan Hemispherium. Struktur ini
terdiri dari dua hemispherium cerebelli dan memiliki hubungan fungsional dengan cortex cerebrii
yang berproyeksi melalui nuclei pontin. Cerebrocerebellaris berfungsi untuk meregulasi semua
gerakan secara halus dan tepat. Pengolahan impuls cerebrocerebellaris dipengaruhi oleh lengkung
umpan balik neural dentate-rubro-olivo-serebelar. Serat aferen berasal dari korteks serebri
kemudian masuk melalui tractus ponctocerebellaris kemudian berakhir di lateral hemispherium
yang berproyeksi ke nucleus dentatus kemudian menuju ke kontralateral prenucleus dan nucleus
centralis lateralis thalamus.
B. Struktur Intrinsik Cerebellum
Cerebellum terdiri atas lapisan luar berupa substansia grisea, yaitu cortex cerebelli dan lapisan
dalam berupa substansia alba. Substansia alba, yaitucorpus medullare yang terdiri dari serabut
aferen dan eferen yang berjalan ke dan dari cortex cerebellaris. Proyeksi serabut ini seperti
proyeksi yang bercabang-cabang, disebut
arbor vitae.
• Cortex cerebelli
a. Berperan untuk integrasi dan mengolah impuls aferen. Cortex cerebelliberproyeksi ke nuclei
cerebelli profunda yang mengeluarkan serabut eferen.
b. Lapisan Substansi Grisea ini tipis
c. Terdapat banyak cekungan: Fissura (cekungan dalam) dan sulkus (cekungan dangkal) yang
dapat dilihat pada gambar di slide show nomor 6.
d. Terdapat 3 lapisan utama:
o Stratum molekular
Mengandung sedikit sel keranjang dan sel bintang. Sel keranjang atau sel basket dan sel
bintang (stelata) merupakan sel inhibisi dengan akson pendek yang terletak di antara dan dirang-
sang serat parallel kecil. Sel ini mengirim akson secara tegak lurus melintang sehingga menyebab-
kan inhibisi.
Terdiri dari anyaman lebat dendrit dari sel keranjang, bintang, dan purkinje
Axon dan dendrit tegak lurus
o Stratum Neuronom Piriformium (Lapisan Sel Purkinje)
Merupakan satu lapis sel purkinje yang besar, disebut juga stratum ganglionare.
Serabut eferen yang meninggalkan korteks serebeli yaitu akson Sel Purkinje. Serabut ini
berproyeksi ke nuclei cerebelli profunda dan melepaskan neurotransmitter inhibitor GABA.
o Stratum Granulosum
Mengandung sel yang amat padat, yaitu sel granular.
Sel granular cerebelli bersifat glutamatergik dan merupakan satu-satunya neuron cortex
cerebelli yang memberikan pengaruh ke sel target.
Di bawah ketiga lapisan ini, terdapat nuclei cerebellum bagian dalam yang mengirimkan sinyal
output ke bagian sistem saraf lain yang terletak di massa cerebellum. Nuclei cerebelli ini menerima
impuls langsung dari cortex cerebellaris melalui axon-axon sel Purkinje dan dari cabang kolateral
serat memanjat (climbing fibers) dan lumut (mossy fibers).Output yang berasal dari unit fungsional
(sel Purkinje) adalah hasil dari sel nuclear bagian dalam yang selalu berada dalam pengaruh
eksitasi dan inhibisi. Pengaruh eksitasi disebabkan dari hubungan langsung serat-serat aferen yang
masuk serebelum dari otak atau perifer. Pengaruh inhibisi timbul dari sel Purkinje di cortex cere-
brum. Sinyal aferen yang masuk dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
o Serat pemanjat (climbing fibers): berasal dari oliva inferior medulla. Satu serat pemanjat
berfungsi untuk 5 sampai 10 sel Purkinje. Alur dari serat pemanjat yaitu setelah mengirimkan
cabang ke beberapa sel nuclear bagian dalam, berlanjut ke lapisan luar korteks serebeli untuk
membentuk 300 sinaps per-satu sel Purkinje. Sehingga, proses mengaktifannya berupa potensial
aksi kompleks berdurasi panjang.
o Serat lumut (mossy fibers): merupakan serat yang masukcerebellum dari berbagai sumber
seperti bagian otak yang lebih tinggi, batang otak, medulla spinalis. Serabut ini mengirim cabang
kolateral untuk merangsang sel nuclear bagian dalam, dan melanjutkan diri ke lapisan sel granula
dari korteks untuk bersinaps dengan sel granula. Sel granula mengirimkan akson ke lapisan mole-
kuler, dan di lapisan ini akson bercabang dua menyebar, sehingga lapisan molekuler merupakan
tempat proyeksi dendrit sel Purkinje dan setiap sel Purkinje bersinaps dengan serat parallel. Seba-
gian besar serat mossy harus mendapat rangsangan stimulan untuk eksitasi sel Purkinje diakibat-
kan oleh hubungan sinapsnya yang lemah. Proses pengaktifannya mengambil bentuk lonjakan se-
derhana alias potensial aksi berdurasi pendek dan lemah.
• Corpus Medullare
Corpus Medullare merupakan massa substansia alba di sebelah dalamCortex Cerebelli yang terdiri
dari arbor vitae (pohon kehidupan). Corpus Medullare dibagi menjadi dua kelompok penyusun,
yaitu:
o Serat Intrinsik :
Terdiri atas serat-serat corticonuclear dan serat asosiasi
Tidak pernah melampaui cerebellum
Serat asosiasi menghubungkan berbagai daerah cortex cerebellaris satu dengan yang
lainnya
o Serat Ekstrinsik:
Terdiri atas serat aferen dan eferan
Melampaui cerebellum
Serat ekstrinsik ini terkumpul menjadi satu membentuk 3 pasang berkas yang kompak,
yaitu Pedunculi Cerebellares.
• Nuclei Cerebelli (Fastigii, globossus, emboliformis & dentatus)
Nuclei cerebelli terbenam pada substansia alba dan terdapat sedikit substansia grisea. Terdapat
nucleus fastigii pada atap ventrikel keempat. Nucleus ini menerima sebagian besar serabut
aferennya dari sel Purkinje lobus flocculonodularis. Serabut eferennya berjalan langsung ke nuclei
vestibularis.
Selain nucleus fastigii, ditemukan juga nucleus globossus dan nucleus emboliformis yang
menerima input aferen dari cortex zona paravermis dan vermis dan mengirimkan serabut eferen
ke nucleus ruber kontralateral di mesencephalon. Nucleus lainnya yaitu nucleus dentatus sebagai
nukleus terbesar menempati posisi lateral disubstansia alba. Serabut aferennya berasal dari cortex
hemispherium cerebellaris dan cortex zona paravermis. Serabut eferennya berjalan melalui pedun-
culus cerebelli superior ke nucleus ruber kontralateral dan thalamus. Fungsi dari nucleus globossus
dan nucleus emboliformis adalah menerima impuls langsung dari cortex cerebelli melalui axon
dari sel Purkinje yang berada di cortex cerebelli dan impuls dari cabang kolateral mossy dan climb-
ing fibers.
C. Aspek Fungsional Cerebellum
Merupakan organ sentral untuk kontrol motor halus. Struktur ini memproses informasi dari jaras
sensorik, impuls motorik, dan aktivitas area nuclear motorik di otak dan medulla spinalis. Adapun
fungsi cerebellum, yaitu:
• Mengatur perubahan ketegangan otot untuk mempertahankan keseimbangan tubuh (tonus
otot)
• Jaminan terjadinya kontraksi lancar dan teratur pada kelompok otot yang bergerak di
bawah kemauan (ex: flexor kontraksi, esktensor relaksasi tanpa disadari.
1. Pengendalian Motorik
Dalam fungsi pengendalian motorik, cerebellum melakukan koordinasi pada tiga tingkatan, yaitu:
a. Vestibulocerebellum terdiri atas lobus flocculonodularis cerebellum kecil dan bagian vermis
yang berdekatan. Bagian ini menyediakan sirkuit neuron untuk gerakan keseimbangan tubuh.
b. Spinocerebellum terdiri atas vermis cerebellum anterior dan posteriorserta zona intermedia. Sir-
kuitnya berfungsi untuk mengkoordinasikanbagian distal anggota tubuh.
c. Cerebrocerebellum: Terdiri atas zona lateral besar hemispherium cerebellum. Bagian ini
menerima input dari cortex cerebri motorik dan cortex premotorik serta cortex cerebri somatosen-
sorik sehingga bagian ini mengirim informasi output ke otak sebagai alat umpan balik untuk me-
rencanakan gerak volunter tubuh.
2. Jaras Aferen dan Eferen
Dalam cerebellum, terdapat jaras-jaras utama yaitu jaras aferen daneferen. Dalam jaras aferen,
terdapat jaras-jaras penting yang diterima dari bagian otak lain, yaitu:
a. Jaras Corticopontinocerebellum: Berasal dari korteks motorik cerebri,premotorik, dan soma-
tosensorik cerebri. Jalur dari jaras ini melewati nuclei di pons dan tractus pontocerebellaris ke
bagian lateral hemisphere cerebellum pada sisi otak area cerebellum yang berlawanan
b. Traktus yang berasal dari sisi batang otak:
o Traktus olivocerebellaris: berjalan dari oliva inferior ke seluruh bagian cerebellum
o Serat vestibulocerebellum: berasal dari apparatus vestibularisbatang otak, dan berakhir di
lobus flocculonodularis dan nucleus fastigii cerebellum
o Serabut reticulocerebellum: berasal dari fomatio retikularis batang otak dan berakhir di
bagian tengah cerebellum.
Selain itu, serebelum juga menerima sinyal sensorik dari perifer tubuh melalui:
• Tractus spinocerebellaris dorsalis: melalui pedunculus cerebellaris inferior , berakhir di
vermis dan zona intermedia di sisi tempat keluarnya. Sinyal yang berjalan di traktus ini berasal
dari otot dan reseptor somatik, reseptor taktil di kulit, reseptor sendi yang memberitahu mengenai
keadaan kontraksi otot, tegangan tendon otot, posisi dan kecepatan, serta kekuatan kerja.
• Tractus spinocerebellaris ventralis: melalui pedunculus cerebellaris superior, berakhir di
kedua sisi cerebellum. Tractus ini menerima informasi sinyal motorik yang sampai di radiks ante-
rior. Hal ini dirangsang di radiks anterior medulla spinalis dari otak melalui tractus kortikospinalis
dan tractus rubospinalis, dan pola motorik internal di medulla spinalis.
Secara keseluruhan, jaras spinocerebellaris dapat mengirim impuls dengan kecepatan pal-
ing tinggi yaitu 120 m/detik, berguna untuk memberitahukan cerebellum mengenai perubahan
pada kerja otot perifer.
Selain sinyal dari tractus spinocerebellaris, ada sinyal-sinyal lain yang dikirim ke cerebellum
dari perifer tubuh yaitu:
• Melalui columna dorsalis medulla spinalis melalui nucleinya, kemudian dikirim ke cere-
bellum.
• Jaras spinoreticularis: sinyal yang dikirim ke medulla spinalis kemudian ke formatio
retikularis batang otak kemudian ke cerebellum
• Jaras spinoolivariu sinyal dikirim ke medulla spinalis kemudian ke nukleus olivarius cau-
dalis di medulla oblongata kemudian ke cerebellum.
Cerebellum memiliki sinyal-sinyal yang keluar dari bagian dalam serebelum melalui nuclei dan
jaras eferen. Terdapat tiga nuclei di setiap sisi massa serebelum yaitu: nucleus dentatus, interposi-
tus (globossus dan emboliformis) , dan fastigii. Ketiga nuclei ini menerima sinyal yang berasal
dari cortex cerebellidan traktus aferen sensorik. Ketika sinyal masuk, sinyal tersebut akan pecah
terbagi ke dua arah yaitu menuju salah satu nuclei cerebellum dan menuju area yang berakitan
dengan cortex cerebelli yang melingkupi nucleibagian dalam. Setelah itu, cortex cerebelli akan
mengirimkan sinyal output inhibisi ke nucleus bagian dalam sebagai sinyal eksitasi awal dalam
waktu kurang dari satu detik. Kemudian, dari nucleus bagian dalam, sinyal akan meninggalkan
cerebellum dan menuju bagian lain dari otak. Alur dari jaras eferen utama yang berasal dari cere-
bellum adalah sebagai berikut:
• Berasal dari vermis, melalui nucle us fastigii ke region medulla dan pons batang otak.
Memiliki kaitan dengan alat keseimbangan dan nuclei vestibular batang otak untuk mengendalikan
keseimbangan serta formatio retikularis untuk kendali sikap tubuh.
• Berasal dari zona intermedia hemispherium cerebelli ke nucleus interpositus, kemudian
menuju nuclei ventrolateral dan nuclei ventroanterior thalamus, kemudian ke cortex cerebri dan
beberapa struktur tengah thalamus, kemudian ke ganglia basalis, nucleus rubra danformatio retiku-
laris bagian atas batang otak. Sirkuit ini membantu koordinasi kontraksi timbal balik otot agonis
dan antagonis pada bagian perifer anggota tubuh.
• Berasal dari zona lateral cortex cerebellum di hemispherium cerebelli kemudian menuju
nucleus dentatus, nucleus ventrolateral, dan nuclei ventro anterior thalamus kemudian ke cortex
cerebri. Alur ini berfungsi membantu koordinasi urutan aktivitas motorik yang dicetuskan cortex
cerebri.

Telencephalon
A. Anatomi Telencephalon
Telencephalon terdiri dari 1 bagian yg relatif kecil yang tidak mengalami evaginasi yaitu telen-
cephalon medium (impar) dan sepasang hemispherium cerebri. Telencephalon medium meliputi
daerah otak sebelah frontal, dari foramen interventricular (monro) sampai tepi atas chiasma opti-
cum yang didalamnya terdapat area preoptica yang memiliki hubungan fungsional dengan hypo-
thalamus dengan berbagai nucleinya dan commisura anterior yg berada di atas lamina terminalis.
Commisura anterior terdiri dari serat-serat yg menghubungkan substansia perforata anterior, cor-
tex area prepiriformis, cortex area olfactoricprimer, corpus amygdaloideum, gyrus temporalis me-
diusdan inferior serta gyrus occipitotemporalis medialis (fusiformis).
B. Hemispherium cerebralis
Pada hemispherium cerebralis terdapat gyrus dan sulcus dengan posisi konstan dan luasnya yaitu
2200 cm2. Terdapat beberapa sulcus pada permukaannya yaitu:
1. Sulcus longitudinalis cerebri
Suatu lekuk yang memisahkan hemispherium cerebri dextra dan sinistra dengan dasar corpus cal-
losum.
2. Sulcus lateralis cerebri (Sylvius)
Memisahkan lobus temporalis dari lobus frontoparietalis
3. Sulcus calcarinus (fissura calcarina)
Suatu lekuk yang dalam pada permukaan medial lobus occipitallis cerebri. Dapat dibagi menjadi
2 yaitu:
o Sulcus pracalcarinus (fisurra precalcarina)
o Sulcus postcalcarinus (fisurra postcalcarina)
4. Sulcus parietooccipitalis
Suatu lekuk yang dalam pada permukaan medial hemispherium cerebridan juga bagian dari lobus
occipitallis cerebri dan lobus parietalis cerebri.
5. Sulcus hippocampi
Suatu lekuk yang dalam pada permukaan medial superior lobus temporalis.
Terdapat beberapa sulcus lainnya yang mempunyai arti fungsional dan topografik yg penting yaitu:
1. Sulcus centralis (Rolandi)
Batas antara lobus parietalis dan frontalis, batas antara cortex area motorik (area broadman 4) dan
cortex area somatosensorik (area broadman 3, 1, dan 2).
2. Sulcus precentralis
Sejajar dengan sulcus centralis dan batas anterior cortex area motorik (gyrus precentralis).
3. Sulcus postcentralis
Sejajar dengan sulcus centralis dan batas posterior cortex area somatosensorik.
4. Sulcus frontalis superior dan inferior
Membagi sisa permukaan lateral hemispherium di sebelah anterior sulcus precentralis.
5. Sulcus intraparietalis
Membagi daerah cortex lobus parietalis menjadi lobus parietalis superior dan inferior.
6. Sulcus lunatus
Lekuk kecil dan variabel yang terletak pada permukaan lateral hemispherium dekat polus occipi-
talis. Merupakan batas anterior cortex area penglihatan primer.
7. Sulcus cinguli
Terletak pada permukaan medial hemispherium dan lebih kurang sejajar dengan corpus callosum.
Gyrus cinguli adalah daerah cortex yang terletak antara sulcus cinguli dan sulcus corporis callosi.
8. Sulcus collateralis
Terletak pada permukaan medial lobus temporalis. Membentuk gyrus hippocampi dengan sulcus
hippocampi.
C. Gyri Cerebri
Gyrus adalah daerah pada cortex yang dibatasi oleh 2 buah sulcus yg berdekatan. Berikut adalah
beberapa gyri:
a. Pada lobus frontalis:
1. Gyrus precentralis
2. Gyrus frontalis superior, medius, dan inferior
3. Gyrus cinguli
4. Area parolfactoria (Broca)
5. Lobules paracentralis
b. Pada lobus parietalis:
1. Gyrus postcentralis
2. Gyrus supramarginalis
3. Gyrus angularis
4. Lobules parietalis inferior
5. Precuneus
c. Pada lobus temporalis:
1. Gyri temporalis transversi
2. Gyrus temporalis superior
3. Gyrus temporalis medius
4. Gyrus temporalis inferior
5. Gyrus occipitotemporalis lateralis
6. Gyrus occipitotemporalis medialis (fusiformis)
7. Gyrus parahippocampalis
8. Uncus
d. Pada lobus occipitalis:
1. Cuneus
2. Gyrus lingualis

Diencephalon
Diencephalon bersama dengan ganglia basalis merupakan substantia grisea (nucleus subcorticales)
utama yang terdapat di dalam substansi hemisperium cerebri. Posisi diencephalon terdapat di ba-
gian oral mesencephalon yang tidak berlanjut searah aksis batang otak tetapi menekuk ke arah
rostral (depan) sehingga terletak dekat aksis longitudinal serebri. Diencephalonterletak di tengah
otak bagian ventral dan di kaudal lobus frontal yang melingkupi bagian bawah ventrikel tiga di
kedua sisinya dimana thalamusmembentuk bagian atas dinding ventrikel tiga dan hypothalamus
membentuk bagian bawah ventrikel tiga.
Batas-batas diencephalon, yaitu:
1. Batas posterior: suatu bidang yang dibuat melalui commissura posteriorke tepi caudal cor-
pora mammillary.
2. Batas anterior: suatu bidang yang dibuat melalui foramina interventricularia (monro)
menuju ke tepi posterosuperior chiasma opticum.
3. Batas Lateral: cauda nucleus caudate, stria terminalis, dan crus posterior capsula interna
4. Di medial dipisahkan oleh ruangan berbentuk celah yang disebut ventriculus tertius.
Diencephalon terdiri dari bagian-bagian yang terletak sekitar ventrikel tiga, dan bagian-bagian ter-
sebut adalah:
1. Thalamus (thalamus dorsalis), yang terletak di sisi lateral ventrikel tiga dan membentuk
dinding lateral bagian posterior ventrikel tiga yang merupakan kompleks neuron besar yang meli-
puti sekitar 4/5 volume diencephalon.
2. Metathalamus, merupakan dua pasang peninggian berbentuk oval pada permukaan caudal
pulvinar thalami, yang terdiri atas corpus geniculatum mediale dan lateral yang sebenarnya dapat
dianggap bagian-bagian thalamus.
3. Hypothalamus, yang terletak di sisi ventral dan meluas sampai ke dinding lateral bagian
ventral ventrikel tiga. Hypothalamus dipisahkan dari thalamus melalui sulkus hipothalami, dan
mengandung berbai kelompok neuron yang berfungsi sebagai pusat hirarki tertinggi (head gan-
glion) sistem saraf otonom, pada masing-masing sisi kolumna fornix berjalan turun melalui dind-
ing lateral hypothalamus dan berakhir di korpus mammilare.
4. Subthalamus (thalamus ventral), merupakan suatu daerah terbatas di sisi ventral thalamus,
di sisi medial capsula interna, dan lateral dan posterior hypothalamus, jadi juga merupakan suatu
daerah yang terletak diantara thalamus dan tegmentum mesencephalic.
5. Epithalamus, yang terletak di sisi posterior ventrikel tiga, dan terdiri atas corpus pineal
(pineal body), striae medullares thalami, trigonum habenulare, commissura epithalamus (poste-
rior).
A. Hypothalamus
1. Anatomi topografi
Hypothalamus merupakan bagian diencephalon bagian ventral yang terdiri dari substansia grisea
yang membentuk dasar (dinding ventral) dan sebagian dinding lateral (di sebelah ventral sulkus
hypothalamicus) ventrikel tiga, termaksud infundibulum, korpus mamillaris, dan neurohypophisis.
Pada permukaan basal otak, daerah hypothalamus ditandai oleh struktur-struktur, yaitu: chi-
asma opticum, tuber cireneum, dan corpora mammillaria. Collumna forniks, ketika berjalan turun
melalui hypothalamus menuju corpus mammillary pada kedua sisi membagi hypothalamus men-
jadi segmen medial dan segmen lateralis. Segmen lateralis mengandung berbagai kelompok
serabut, yaitu atau dalam hal ini fasikulus medialis telensefali, yang berjalan dari area olfaktori
basal menuju mesencephalon. Segmen ini juga mengandung nucleus tuberalis lateralis. Pada seg-
men medial terdapat nucleus-nucleus yang dapat dibedakan menjadi pars supraoptica (optica) (ke-
lompok nucleus anterior) (rostral), pars tuberalis (media), dan pars mammillaris (posterior).
2. Nuclei hypothalamus
Susunan substansia grisea pada bagian-bagian hypothalamus tersebut diatas amat rumit, tetapi
peneliti berhasil membedakan dengan jelas nucleus-nucleustersebut sebagai berikut:
• Pars supraoptica (optica) hypothalamus terdiri atas kelompok-kelompok nukleus yaitu: nu-
cleus preoptikus, nucleus supraoptikus, dan nucleusparaventrikularis. Nucleus supraoptikus dan
nucleus paraventrikularis memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
o Sitoplasma sel-sel neuron tersebut mengandung koloid, yang berarti selain berfungsi se-
bagai sel saraf biasa, sel-sel tersebut juga memiliki fungsi neurosekresi (pembentukan hormon).
o Sel-sel neuron didalam nucleus tersebut mengirimkan hormon-hormon melalui axon-ax-
onnya ke neurohypofisis melalui serat-serat yang dikenal dengan traktus supraopticoparaventric-
ulohypothalamus (traktus supraoptiko-hyphofisis). Hormon-hormon yang dibentuk di neuro-
hipofisis tersebut akan dibawa melalui pembuluh darah setempat menuju target organ. Nukleus
supraoptikus akan membentuk hormon vasopressin (Anti Diuretic Hormone) yang berfungsi da-
lam retensi air oleh ginjal, sedangkan nucleus paraventrikularis akan membentuk hormon oksitosin
yang memiliki pengaruh pada glandula mammae dan menimbulkan kontraksi otot polos pada
uterus.
Nucleus preoptic, berdasarkan data eksperimental, memiliki kepekaan terhadap peningkatan
suhu tubuh (peka terhadap panas), dan bersangkutan dengan mekanisme pengeluaran panas (ho-
meostasis suhu).
• Pars tuberalis (media) hypothalamus terbagi atas segmen medial dan lateralis. Bagian me-
dialnya terdiri atas kelompok-kelompok nukleus, yaitu: nucleus ventromedialis yang terdiri dari
sel-sel kecil berbentuk ovoid tidak berbatas tegas yang dianggap sebagai pusat rasa kenyang (sat-
isfy center), sebagian nucleus hypothalamus posterior yang tersusun dari sel-sel neuron besar ber-
bentuk ovoid atau bulat yang diduga merupakan pusat utama serat-serat eferen hypothalamus
menuju pusat-purat yang lebih rendah di batang otak, nucleus infundibularis, nucleusdorsomedi-
alis. Nukleus dorsomedialis dan posterior hypothalamus mengatur mekanisme pengaturan sekresi
katekholamin (epinephrine dan norepinephrine).
Segmen lateral pars tuberalis hypothalamus terdapat dua nucleusyaitu nucleus tuberalis dan
area hypothalamus lateralis (nucleus lateralis) yang berdasarkan data eksperimental mengatur
mekanisme-mekanisme saraf yang berhubungan dengan fungsi dahaga dan lapar. Bagian ke-
lompok sel neuron di daerah tuber cinereum tepatnya di daerah eminentia mediana diduga ber-
fungsi dalam pembentukan releasing factor dalam pembentukan hormone di otak. Faktor-faktor
ini yaitu corticothropin releasing hormonegonadothropin releasing hormone(GnRh), Luteinizing
hormone (LH) dan satu factor penghambat yaitu prolactin inhibitor factor. Faktor-faktor tersebut
akan dibawa menuju adenohipofisis (hipofisis anterior) melalui hypothalamus-hipofisis-portal sys-
tem.
• Pars Mammillaris (posterior) hypothalamus terdiri dari kelompok nucleusmammillaris (nu-
cleus supramammillaris, nucleus interkalatus, dll) dan sebagian nucleus porterior. Area ini di-
namakan zona dinamogenik (Hess) yaitu tempat sistem saraf otonom dapat segera diaktivasi jika
diperlukan.
B. Thalamus
1. Anatomi
Pada dasarnya thalamus merupakan suatu massa substantia grisea berbentuk oval, dengan diameter
sekitar 3 x 1,5 cm. Permukaan medial thalamus membentuk dinding lateral bagian dorsal ventrikel
tiga dan dilapisi oleh ephitelium ependymale. Permukaan dorsal thalamus ikut membentuk dasar
pars centralis ventrikel lateralis, dan permukaan ini juga dilapisi ephitelium ependymale. Pada
dasar pars centralis ventrikulus lateralis thalamus menimbulkan suatu tonjolan berbentuk oval
yang disebut tuberculum anterius. Di sebelah lateral thalamus terdapat hypothalamus dan subthal-
amus. Ke arah posterior thalamus meluas melampaui batas-batas posterior ventrikel tiga untuk
membentuk suatu tonjolan kebulat-bulatan, pulvinar thalami dimana terdapat corpus genikulatum
lateralis dan medialis pada bagian permukaan caudalnya.
Thalamus sendiri, merupakan kumpulan dari berbagai jenis nucleusdengan fungsi serta hub-
ungan aferen dan eferentnya masing-masing. Setiap belahan thalamus (kanan dan kiri) terbagi
menjadi tiga regio utama oleh suatu substantia alba tipis berbentuk Y yang letaknya hampir
vertikal. Lapisan substantia alba ini dikenal dengan lamina medullaris interna, yang akan membagi
nucleus thalamus menjadi kelompok, yaitu: nucleus anterior, nucleusventrolateralis (lateral), dan
nucleus medial. Masing-masing klompok tersebut selanjutnya terdiri atas sejumlah nucleus. Lam-
ina medullaris eksterna merupakan suatu lapisan substantia alba yang tipis yang melapisi per-
mukaan lateral thalamus.
2. Nucleus thalamus
Thalamus merupakan station penghubung utama terakhir untuk semua impuls asendens (kecuali
impuls olfaktori) sebelum berlanjut ke korteks melalui serabut talamokortikalis. Berbagai nucleus
yang terdapat di thalamus sukar dibayangkan dalam tiga dimensi, selain daripada itu, nomenklatur
yang dipakai amat rumit dan acapkali tidak ada keseragaman. Akan tetapi, apabila ditinjau dari
sudut fungsional dan hubungannya, berbagai nucleus thalamus dapat digolongkan sebagai berikut:
• Nukleus penghubung (relay) spesifik, yang mengirimkan dan menerima serat-serat dari
daerah korteks serebri tertentu yang mempunyai fungsi spesifik.
• Nucleus asosiasi, yang tidak menerima serat-serat langsung dari system serat-serat
asendens, akan tetapi mengirimkan serat-seratnya ke daerah korteks asosiasi.
• Nukleus dengan proyeksi subcortical, yang mengirimkan serat-seratnya ke nucleus subcor-
ticales.
Berdasarkan sifat-sifat morfologik dan fungsional, nucleus-nukleus utama thalamus dapat
dibagi sebagi berikut:
• Kelompok anterior (nucleus anteriores thalami), terdiri atas nucleusanterodorsalis, nucleus
anteromedialis, nucleus anteroventralis.
• Kelompok medial (nucleus medialis thalami), terdiri atas nucleus medialis dorsalis dan
nucleus kecil lainnya.
• Kelompok median (nucleus mediani thalami), terdiri atas sejumlah nucleuskecil dekat garis
median.
• Kelompok intralaminar (nucleus intralaminares thalami), dari kelompok ini yang ter-
penting adalah nucleus centromedianus.
• Kelompok Lateral (nucleus lateralis thalami)
o Nucleus lateralis dorsalis
o Nucleus lateralis posterior
o Pulvinar thalami
• Kelompok ventral (nucleus ventralis thalami), terdiri atas:
o Nucleus ventralis anterior
o Nucleus ventralis lateralis
o Nucleus ventralis posteriors, yang dapat dibagi menjadi nucleusventralis posterolateralis
dan nucleus ventralis posteromedialis.
• Metathalamus, terdiri atas:
o Corpus geniculatum mediale
o Corpus geniculatum laterale
• Nukleus reticularis thalami, merupakan suatu kelompok neuron yang sempit yang terletak
di dalam lamina medullaris eksterna dan capsula interna.
• Nucleus thalami lainnya yang dalam hal ini golongan non-spesifik. Seperti medulla spinalis
dan batang otak (contohnya lemniscus medialis), nucleusthalami dan proyeksi thalamokortikal
mempertahankan ketepatan organisasi somatotopik titik-ke-titik

Ganglia Basalis
A. Atanomi Ganglia Basalis
Ganglia basalis adalah bagian dari sistem motorik. Ganglia basalis terdiri atas beberapa kumpulan
substantia grisea yang padat yang terutama terbentuk dalam hubungan yang erat dengan dasar
ventrikulus lateralis. Pada otak manusia, ganglia basalis terdiri atas elemen-elemen saraf yaitu:
nucleus kaudatus, putamen, globus palidus, dan korpus amygdaloideum yang seluruhnya terletang
di substantia alba subkortikal telensefalon. Nucleus tersebut berhubungan satu dengan lainnya, dan
dengan korteks motorik, melalui sirkuit regulasi yang kompleks. Nucleus tersebut memberikan
efek inhibitorik dan eksitatorik pada korteks motorik, struktur ini memiliki peran penting dalam
inisiasi dan modulasi pergerakan serta pada kontrol tonus otot.
Ganglia basalis meliputi semua nuclei yang berkaitan secara fungsional di dalam substantia
alba telensefalon yang secara embriologis berasal dari eminensia ganglionic (pars anterior vesikel
telensefalon). Nuclei utama ganglia basalis adalah nucleus kaudatus,putamen, dan sebagian globus
palidus. Nuclei lain yang dianggap sebagai bagian ganglia basalis berdasarkan latar belakang em-
briologisnya adalah claustrum dan korpus amygdaloideum.
1. Corpus amygdaloideum
Corpus amygdaloideum dalam arti filogenik merupakan bagian yang tertua, dan dikenal sebagai
archistriatum. Corpus amygdaloideum ini berbentuk bulat dan terletak di sebelah anterior dari
cornu inferius ventriculi lateralis di dalam lobus temporalis. Menurut Crosby et al (1962) corpus
amygdaloideum terdiri atas dua kelompok nuclei, yaitu: kelompok nuclei corticomedialis, pada
manusia ini merupakan bagian dorsal atau dorsomedial corpus amygdaloideum, dan kelompok
nuclei pars basolateralis.
Corpus amygdaloideum mempunyai hubungan-hubungan olfaktori dengan hypothalamus dan
struktur-struktur batang otak yang bersangkutan dengan fungsi visceral. Corpus amygdaloideum
tidak memiliki hubungan fungsional langsung dengan bagian ganglia basalis lainnya. Kerusakan
bilateral corpus amygdaloideum tidak menimbulkan gangguan diskriminasi olfaktorius. Beberapa
data klinik menunjukan bahwa corpus amygdaloideum dan struktur-struktur rhinencephalon seki-
tarnya mempunyai hubungan dengan mekanisme-mekanisme batang otak yang mengendalikan
atau mengatur kegiatan-kegiatan visceral dan emosional.
2. Globus pallidus
Globus pallidus, biasa juga disebut pallidum, terdiri atas dua bagian, globus pallidus medialis dan
globus pallidus lateralis, dan terletak di sebelah lateral capsula interna. Globus pallidus secara
filogenetik juga dikenal sebagai paleostriatum. Secara embriologis, sebagian dari struktur ini
merupakan bagian dari dienchephalon. Putamen dan globus pallidus secara bersama-sama disebut
nucleus lentiformis atau nucleus lentikularis (nucleus berbentuk lensa).
3. Corpus Striatum
Corpus striatum merupakan kumpulan substantia grisea, yang dalam pertumbuhan dan perkem-
bangan selanjutnya mengalami pemisahan oleh berkas-berkas capsula interna, menjadi kumpulan
sel neuron, nucleus caudatus dan nucleus lentiformis. Di sebelah anterior, caput nuclei cau-
datemasih berhubungan dengan nucleus lentiformis (yaitu dengan putamen).
Nucleus caudatus dan putamen, yang bersama-sama disebut striatum, mempunyai susunan his-
tologi yang sama: 1. terutama terdiri dari sel-sel granular yang kecil dengan akson-akson pendek
dan mengandung sel-sel neuron besar dengan akson yang panjang dan tersebar letaknya, 2. pada
otak yang masih segar, kedua elemen saraf tersebut berwarna abu-abu gelap dan menunjukan
susunan bergaris-garis oleh karena adanya berkas-berkas berselubung myelin.
Nucleus caudatus mempunyai bentuk memanjang dan melengkung dan mempunyai hubungan
yang erat dengan ventriculus lateralis. Bagian anterior membesar dan dikenal sebagai caput dan
menonjol kedalam lumen cornu anterious ventriculi lateralis. Bagian caudalnya yang memanjang
dan langsing dikenal sebagai cauda. Pada ujung caudanya terdapat corpus amygdaloideum.
Putamen terletak di dalam daerah di antara clustrum (dan capsula interna) dan globus pallidus.
Batas antar putamen dengan globus pallidus berupa suatu lapisan substantia alba yang tipis yang
disebut lamina medullaris externa. Putamen dan nucleus caudatus dikenal juga sebagai neostriatum
atau striatum.
Secara kolektif, neostriatum dan paleostriatum membentuk corpus striatum. Nucleus lenti-
formis adalah suatu istilah yang hanya dipergunakan orang untuk kepentingan deskriptif saja, dan
terdiri dari putamen dan globus palidus. Claustrum merupakan suatu lapisan substantia grisea yang
tipis yang tersisip di antara cortex insulae dan permukaan lateral putamen.
4. Nucleus Asosiasi
Nuclei lain yang secara fungsional berkaitan erat dengan ganglia basalis meliputi kedua nuclei
mesensefali yaitu substantia nigra (secara timbal balik berhubungan dengan striatum) dan nucleus
ruber serta satu nucleus diencephalon, nucleus subthalami (secara timbal balik berhubungan
dengan globus pallidus). Globus pallidus dibagian kaudal membatasi pars rostralis (zona merah)
substantia nigra. Palidum, substantia nigra, dan nucleus rubermengandung banyak zat besi. Pig-
mentasi substantia nigra yang gelap (black substance)disebabkan oleh kandungan melanin yang
tinggi.
B. Fungsi Ganglia Basalis
Ganglia basalis berperan pada berbagai proses motorik, termasuk ekspresi emosi, serta integrasi
impuls motorik dan sensorik dan pada proses kognitif. Ganglia basalis melakukan fungsi motori-
knya secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada area premotor, motor, dan suplementari
korteks serebri. Fungsi utama ganglia basalis menyangkut inisiasi dan fasilitasi gerakan volunter,
dan supresi simultan pengaruh involunter atau yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu
gerakan halus dan efektif.
Selain itu, ganglia basalis tampaknya menggunakan umpan balik propioseptik dan perifer untuk
membandingkan pola atau program gerakan yang ditimbulkan oleh korteks motorik dengan
gerakan yang sedang diinisiasi sehingga gerakan mengalami penghalusan oleh mekanisme servo-
controlberkelanjutan.
Sistem Extrapiramidalis
A. Fungsi dan beberapa aspek klinis sistem ekstrapiramidalis
Sistem piramidalis dapat menyalurkan impuls-impuls motorik secara langsung ke medulla spinalis
atau batang otak, sedangkan sistem ekstrapiramidalis merupakan suatu jalur saraf descenden yang
bersifat multi sinaptik. Sistem piramidalis dan ekstrapiramidalis mempunyai fungsi yang berbeda
tetapi saling mengisi satu sama lain. Jalur- jalur saraf sistem ekstrapiramidalis berasal dari cortex
cerebri yang bekerja utamanya untuk mengendalikan gerakan yang berhubungan dengan sikap atau
gerakan pelan, penyesuaian tonus otot, gerakan asosiasi dan integrasi autonomi. Pada umumnya
sistem ekstrapiramidalis mempunyai pengaruh penghambatan pada pusat-pusat motoricsubcorti-
cal. Suatu lesi murni pada sistem ekstrapiramidalis dapat menimbulkan paralisis yang bersifat
spastik. Jalur sistem ekstrapiramidalis banyak berakhir pada motorneuron gamma. Oleh karena itu
jalur ekstrapiramidalis ini bekerja melalui lengkung gamma (gammaloop).
Pusat saraf motorik dalam batang otak merupakan bagian dari sistem ekstrapiramidalis. Pada
umumnya mempunyai pengaruh fasilitasi terhadap neuron motorik di medulla spinalis. Dalam
keadaan normal, pusat ini berada dibawah pengaruh penghambatan sistem ekstrapiramidalis yang
berasal dari cortex cerebri. Hilangnya pengaruh ini dapat menimbulkan peningkatan tonus otot.
B. Koneksi Striatum
1. Hubungan-hubungan aferen striatum
Serat aferen striatum ini berasal dari dua buah sumber utama, yaitu korteks serebri (fibrae corti-
costriae) dan thalamus (fibrae thalamostriae). Suatu sumber lainnya ialah substantia nigra (fibrae
nigrostriae).
Serat-serat yang berasal dari thalamus merupakan serat-serat yang penting dan berasal dari
nucleus centromedianus, serat serat ini hanya disebarkan ke putamen dan beberapa serat juga be-
rasal dari nuclei intralaminaris. Fibrae nigrostriae berasal dari pars compacta substantia nigra dan
disebarkan ke putamen.
2. Hubungan-hubungan eferen striatum
Serat-serat eferen dari striatum disebarkan ke globus pallidus dan substantia nigra. Fibrae striopal-
ladae tersusun secara topografik dalam urutan-urutan dorsoventral dan anteroposterior (fronto-oc-
cipital) dan berjalan secara radial ke berbagai bagian pallidum seperti jari-jari roda sepeda. Fibrae
striopalladae dari nucleus caudatus berjalan kearah ventral melalui capsula interna, sedangkan se-
rat-serat dari putamen berjalan kea rah medial ke globus pallidus.
Sebagian besar fibrae strionigrales berakhir di dalam pars reticularis substantia nigra, hanya
sedikit yang berakhir di dalam pars compacta.
3. Hubungan aferen Globus Palidus
Serat – serat aferen globus pallidus ini berasal dari sejumlah nuclei yang dianggap memegang
peranan penting dalam proses integrasi motoric. Nuclei ini meliputi:
o Striatum (putamen dan nucleus caudatus), yang merupakan sumber utama serat – serat
aferen globus pallidus. Serat – serat ini menuju ke globus pallidus medialis dan lateralis. Serat –
serat ini, apabila ditinjau dari sudut striatum, juga disebut fibrae striopallidae.
o Nucleus subthalamicus (Corpus Luysi), fibrae subthalamopallidae ini berjalan melalui cap-
sula interna untuk berakhir di dalam globus pallidus medialis.
o Substansia nigra. Fibrae nigropallidae ini terutama berasal dari kumpulan sel – sel neuron
besar di dalam pars compacta substansia nigra dan berakhir di dalam globus pallidus medialis.
4. Hubungan hubungan eferen globus pallidus (susunan fibrae pallidofugales)
Susunan serat–serat ini mempunyai arti yang amat penting, sebab impuls–impuls yang berasal dari
berbagai nuclei yang mencapai globus pallidus akan dihantarkan keluar dari globus pallidus me-
lalui susunan fibrae pallidofugales ini. Serat–serat eferen globus pallidus ini dapat dibagi menjadi
empat berkas utama:
o Fasiculus lenticularis
Berkas ini terbentuk oleh akson – akson dari bagian – bagian dorsal globus pallidus medialis,
menyilang capsula interna langsung di sebelah rostral nucleus subthalamicus, dan merupakan
suatu berkas yang relatif besar dan jelas di sebelah ventral zona incerta. Serat – serat fasciculus
lenticularis ini juga disebut area Forel H2. Fasciculus lenticularis ini selanjutnya berjalan kearah
medial dan bergabung dengan serat – serat ansa lenticularis. Sebagian besar serat – serat fasciculus
dan ansa lenticularis memasuki daerah fasciculus thalamicus (area forel H1).
Fasciculus thalamicus merupakan suatu berkas yang mempunyai susunan yang amat kom-
pleks, yang terdiri atas fibrae pallidothalamicus. Tractus rubrodentatothalamicus ini berjalan kea
rah rostral melalui daerah – daerah prerubral (area forel H).
o Ansa lenticularis
Berkas ini keluar dari ventral globus pallidus medialis dan merupakan suatu berkas yang jelas pada
permukaan kea rah ventromedial dan dorsal melingkungi crus posterius capsula interna dan selan-
jutnya memasuki area forel H.
o Fibrae pallidotegmentales
Fibrae pallidotegmentales merupakan suatu berkas descendens yang kecil yang berasal dari globus
pallidus medialis dan meuju ke bagian caudal mesencephalon yang berakhir di dalam nucleus pen-
dulopontinus. Tampaknya tidak ada fibrae pallidofugales yang mencapai medulla spinalis.
o Fibrae pallidosubthalamicae
Fasciculus subthalamicus terdiri atas fibrae pallidofugales yang berjalan melintasi capsula interna
untuk mencapai nucleus subthalamicus dan berasal dari nucleus subthalamicus.
Tiga berkas yang pertama berasal dari globus pallidus medialis, sedangkan fibrae pallidosub-
thalamicae berasal dari globus pallidus lateralis. Selain daripada itu fibrae pallidofugales ini ter-
susun dalam urutan – urutan rostracaudal, dengan ansa lenticularis paling rostral, disusul oleh fas-
cicularis lenticularis, dan fibrae pallidosubthalamicae menduduki posisi paling caudal.

Anda mungkin juga menyukai