Anda di halaman 1dari 17

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kacang panjang adalah tanaman yang banyak dikosumsi

dimasyarakat indonesia selain rasanya yang enak dibuat campuran sayur atau

ditumis tanaman kacang panjang juga memiliki beberapa khasiat kandunagan dan

khasiat diantaranya adalah sebagai berikut: kacang panjang mengandung enam

antosianin (sianidin 3-O-galaktosida, sianidin 3-O-glukosida, delfinidin 3-O-

glukosida, malvidin 3-O-glukosida, peonidin3-O-glukosida, dan petunidin 3-O-

glukosida), flavonol atau glikosida flavonol (kaempferol 3-O-glukosida, quersetin,

quersetin 3-O-glukosida, kuersetin 3-O-6′-asetilglukosida), aglikon flavonoid

(kuersetin, kaempferol, isorhamnetin). Daun dan akarnya mengandung saponin

dan polifenol. Selain itu juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat,

kalsium, besi, fosfor, potasium, sodium, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan

niasin. Kandungan senyawa-senyawa di dalam kacang panjang ini berperan dalam

proses proliferasi, diferensiasi, dan sintesis protein di sel target yang berbeda-beda.

(Zaevie, 2014).

Kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran sebagai

sumber vitamin dan mineral. Fungsinya sebagi pengatur metabolisme tubuh,

meningkatkan kecerdasan dan ketahanan tubuh serta memperlancar proses

pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi. Kacang panjang dapat di

bedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok merambat dan tidak merambat.

Kelompok kacang panjang yang banyak dibudidayakan adalah kelompok yang

merambat, cirinya tnaman membelit pada ajir dan buahnya panjang ± 3,5-40 cm

berwarna hijau atau putih kehijauan (Bahri, 2016).


2

Kacang panjang (Vigna Sinensis. L) merupakan tanaman sayuran

semusim. Kacang panjang merupakan jenis sayuran yang apat di kosumsi dalam

bentuk segar maupun diolah menjadi sayur Rasyid Panji 2012.. Tanaman kacnag

panjan memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap (protein, lemak, karbohidrat,

kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C. Kandungan protein nabati pada sayuran

kacang panjan berkisar 17-21%. Ada dua farietas kacang panjang yang sudah

banyak di budidayakan dengan produksi yang cukup tinggi, yaitu putih super dan

super saina (Febriantami, 2017).

Penurunan produksi kacang panjang di Indonesia bisa disebabkan karena

faktor lingkungan atau karena lahan budidaya yang semakin berkurang karena

pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga membutuhkan

tempat tinggal yang lebih luas. Apabila salah satu faktor yang menyebabkan

berkurangnya produksi kacang panjang disebabkan karena semakin sempitnya

lahan pertanian, maka budidaya dapat dilakukan pada area tanah berpasir

(Oktavianti, 2017).

Salah satu solusi untuk meningkatkan produksi kacang panjang yaitu

dengan memperbaiki teknik pemupukan, selama ini umumnya petani

menggunakan pupuk sintetik. Hal tersebut menyebabkan kandungan bahan

organik tanah menurun, mengurangi daya sangga tanah dan memudahkan

pencucian unsur hara dari lingkungan perakaran sehingga menurunkan efisiensi

pupuk (Karama et al., 1990). Dengan demikian diperlukan pupuk organik sebagai

alternatif yang dapat menggantikan atau mengurangi penggunaan pupuk sintetik.

Dalam penelitian ini akan dicoba penggunaan pupuk kalium organik cair

(Kurdianingsih, 2015).
3

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kacang panjang

(Vigna sinensis L.).

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai syarat masuk untuk mengikuti Praktikum Budidaya Tanaman Umbi

dan Kacang di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai syarat masuk untuk mengikuti pratikal test Praktikum Budidaya

Tanaman Umbi dan Kacang di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Adapun klasifikasi tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis L. (Riani, 2016).
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu.

Tumbuhan ini tumbuh menjalar atau merambat. Polong biasanya dipanen pertama

kali umur 2-2,5 bulan. Pemanenan selanjutnya dilakukan seeminggu sekali dengan

waktu yang tidak tetap.

Morfologi Tanaman
Akar

Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semakyang hidupnya

menjalar dan tanaman kacang panjang ini merupakan tanaman semusim yang

dengan tinggi kurang lebih 2,5 mpada bagian batang tanaman kacang panjang ini

umumnya tumbuhnya tegak, silindris, lunak dan berwarna hijau dengan

permukaan licin kemudian daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm,

lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip,

tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Kemudian

bunga tanaman kacang panjang ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai

silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota

berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang


5

kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna

kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Kemudian buah tanaman

kacang panjang ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm.

Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat

muda (Kamil, 2013).

Batang

Batang kacang panjang berbuku-buku, liat, berbulu, dan berwarna hijau.

Batang tumbuh keatas, membelit kerah kanan pada lurus atau tegakan yang di

dekatnya. Batang yang tidak mendapat tambatan akan tumbuh tak terarah. Batang

membentuk cabang sejak dari bagian bawah batang (Kamil, 2013).

Daun

Daun tanaman kacang panjang berupa daun majemuk, melekat pada

tangkai daun agak panjang. Pada satu tangkai terdapat tiga helai daun, dua helai

diantaranya terletak bersebelahan dan satu helai berada di ujung tangkai. Anak

daun tipis, berbentuk hati, di bagian pangkal lebar dan ujungnya meruncing, serta

terasa kasar bila diraba. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua

(Kamil, 2013).

Bunga

Bunga berbentuk kupu-kupu, terletak pada ujung tangkai yang panjang.

Warna bunga bervariasi yakni putih, kuning, atau biru. Bunga muncul dari ketiak

daun dan setiap tangkai bunga mempunyai tiga sampai lima bunga (Johan, 2011).

Buah
6

Buah kacang panjang berbentuk polong, bulat, ramping, dengan ukuran

panjang sekitar 10-80 cm. Polong muda berwarna hijau sampai hijau keputih-

putihan (Rikmawati, 2011).

Polong

Umumnya, polong kacang panjang berwarna hijau, hijau muda atau hijau

putih, dimana semua mempunyai kelebihan masing-masing. Tetapi ada jenis

kacang panjang yang berpolong ungu (Septeningsih, 2014).

Syarat Tumbuh

Iklim

Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman

kacang panjang antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan.

Kacang panjang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan

dataran tinggi dengan ketinggian 0-1500 m dari permukaan laut, tetapi yang

paling baik di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 600 m dpl. Penanaman

di dataran tinggi akan berdampak pada umur panen relatif lama, tingkat produksi

maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding dengan dataran rendah.

Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu, yang merupakan faktor penting

bagi tanaman. Suhu idealnya antara 18°C -32°C, dengan suhu optimum 25°C

(Hamiranti, 2016).

Tanah

Tanaman kacang panjang dapat diusahakan hampir pada semua jenis

tanah. Hasil panen optimal dapat diperoleh jika tanaman ditanam pada tanah yang

subur. Jenis tanah yang paling cocok bagi pertumbuhan tanaman kacang panjang
7

adalah tanah berstruktur liat dan berpasir dengan derajat keasaman (pH) tanah

yang dibutuhkan adalah 5,5-6,5 (Rahayu, 2015).

Kandungan Kacang Panjang

Senyawa-senyawa yang merupakan fitoestrogen antara lain flavonoid

(flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan antosianidin), coumestan, lignan, dan

Kacang panjang mengandung flavonol, glikosida flavonol, dan antosianidin.

Kacang panjang juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, kalsium, besi,

fosfor, potasium, sodium, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan niasin. Sayur

ini banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C terutama pada

polong yang masih muda. Biji kacang panjang banyak mengandung lemak,

protein, dan karbohidrat. Dengan demikian, komoditi ini merupakan sumber

protein nabati yang cukup potensial (Oktaviani, 2017).

Peranan Pupuk

Dalam meningkatkan produksitanaman kacang panjang terdapat banyak

hal yang perlu diperhatikan mulai dari teknik budidayanya, cara pengelolaannya

dan cara perwatannya. Faktor paling menentukan dan berpengaruh terhadap

produktivitas suatu tanaman adalah pemberian pupuk atau unsur hara. Unsur hara

memiliki peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan suatu tanaman karena

apabila tanaman kekurangan unsur hara maka pertumbuhan dari tanaman tersebut

akan terhambat (Baon, 2017).

Pupuk kandang ialah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak yang

mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan bilogi tanah. Selain dapat memperbaiki

sifat tanah, pupuk kandang juga mengandung unsur hara makro dan unsur hara

mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk kandang memiliki sifat yang alami
8

dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium,

kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium).

Selain itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air,

aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki

struktur tanah (Magdalena, 2013).


9

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara di Jl. Dwikora Pasar VI , Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang dengan ketinggian tempat ± 21 mdpl.

Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Jumat pada pukul 08.00 WIB s/d

selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum Praktikum Budidaya Tanaman

Umbi dan Kacang adalah kacang panjang (Vigna sinensis L.), air dan pupuk

kandang.

Alat yang digunakan pada Praktikum Budidaya Tanaman Umbi dan

Kacang adalah cangkul, parang babat, parang, gembor, plank, tali plastic, meteran,

kayu, lanjaran dan alat tulis.

Pelaksanaan Praktikum

Persiapan Lahan

Dalam persiapan lahan mula-mula tanah di bersihkan dari gulma yang

tumbuh pada areal yang ingin ditanami, kemudian setelah semua areal tampak

bersih lalu lahan di olah dengan cara mengemburkan tanah agar memiliki kondisi

aerase dan drainase yang bagus supaya pertumbuhan dan pergerakan akar

tanaman kacang panjang baik nantinya.


10

Pembuatan Plot

Pembuatan plot penelitian dilakukan setelah pengolahan tanah. Dibuat plot

dengan ukuran panjang plot 100 cm dan lebar plot 75 cm dengan tinggi masing-

masing plot 15-30 cm serta jarak antara plot yaitu 50 cm sebagai saluran drainase.

Dengan jarak tanam, yaitu 25x25 cm

Aplikasi Pupuk

Dalam praktikum ini menggunakan pupuk kandang sapi. Cara

pengaplikasiannya dengan menaburkan di atas plot penelitian.

Penanaman

Penanaman benih dilakukan dengan Kedalaman lubang tanam yang tidak

terlalu dalam karena bisa menghambat pertumbuhan benih, cukup benih bisa

tertutup oleh tanah saja sekitar 5 cm. Benih yang dimasukkan dalam lubang tanam

cukup 2 biji saja.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari agar

kelembaban tanaman selalu terjaga serta tanaman mendapatkan cukup air

sehingga akan mempermudah pertumbuhan tanaman, namun apabila terjadi hujan

yang cukup deras maka tidak dilakukan penyiraman

Penyisipan

Penyisipan dilakukan pada umur 1 MST sampai 2 MST yang apabila ada

tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhan tanaman yang abnormal.


11

Penyiangan

Sanitasi dilakukan pada masing-masing plot yang ditumbuhi gulma.

Dengan tujuan agar pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan tidak terhambat

baik dalam memperoleh undur hara dan air serta ruang tumbuh tanaman. Sanitasi

dilakukan setiap satu minggu sekali

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Dalam praktikum ini pengandalian hama dan penyakit dilakukan apabila

ada serangan yang mengganggu pertumbuhan tanaman, pengendalian awal

dilakukan secara manual seperti mengutip hama, membuang bagian tanaman yang

terkena penyakit kemudian dimusnahkan. Namun apabila tingkat serangan sudah

mencapai batas ambang ekonomi Pengendalian lanjutan dilakukan secara kimia

Parameter Pengamatan

Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur tanaman kacang panjang

dari atas patok standart sampai pada titik tumbuh. Pengukuran dimulai pada saat

tanaman berumur 3 minggu setelah tanam (MST). Diamati seminggu sekali.

Jumlah Daun (Helai)

Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung setiap daun (helai) yang

telah terbuka secara sempurna yang tumbuh pada tanaman tersebut. Pengukuran

dimulai pada saat tanaman berumur 3 (MST)..


12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman (cm)

Tabel 1. Tinggi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Umur 4 MST
(cm)

Umur Pengamatan (MST)


Sampel Total Rataan
3 4

1 67 153 220 110

2 28 108 136 68

3 60 146 206 103

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan di dapat hasil berupa tabel

tinggi tanaman kacang panjang. Kacang panjang dengan tinggi tertinggi terdapat

pada sampel 1 yaitu 110 cm dan terendah terdapat pada sampel 2 yaitu 68 cm.

Perlakuan yang diberi hanyalah pupuk kandang, yang mempunyai kelebihan yaitu

dapat memperbaiki sifat tanah secara fisis dan juga peyedia unsur hara baik makro

maupun mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Hal isi sesuai

pernyataan (Magdalena, 2013) bahwa pupuk kandang ialah pupuk organik yang

berasal dari kotoran ternak yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan bilogi

tanah. Selain dapat memperbaiki sifat tanah, pupuk kandang juga mengandung

unsur hara makro dan unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk

kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur

makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng,

boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk kandang berfungsi untuk
13

meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas

tukar kation dan memperbaiki struktur tanah (Magdalena, 2013).

Jumlah Daun (Helai)

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Umur 4 MST
(helai)

Umur Pengamatan (MST)


Sampel Total Rataan
3 4

1 5 12 17 8.5

2 4 7 11 5.5

3 4 16 20 10

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan di dapat hasil berupa tabel

jumlah daun tanaman kacang panjang. Kacang panjang dengan daun terbanyak

terdapat pada sampel 3 yaitu 10 helai dan tesedikit terdapat pada sampel 2 yaitu

5.5 helai. Tanaman kacang panjang yang ditanam tidak memiliki banyak daun hal

ini dikarenakan faktor lingkungan dan varietas benih yang dipakai serta interaksi

yang diakibatkan antara keduannya, yang menyebabkan tanaman menjadi tidak

tumbuh secara optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Mamardion, 2014)

bahwa lingkungan sebagai tempat tumbuh tanaman juga memiliki peran yang

tidak kalah penting terhadap hasil. Lingkungan tumbuh yang sesuai akan

mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga tanaman dapat

berproduksi secara optimal. Suatu karakter tidak dapat berkembang dengan baik

apabila hanya dipengaruhi oleh gen tanpa disertai oleh keadaan lingkungan yang

sesuai. Sebaliknya, keadaan lingkungan yang optimal tidak akan menyebabkan

suatu karakter dapat berkembang dengan baik tanpa didukung oleh gen yang
14

diperlukan. Jadi kesesuaian antara tanaman dan lingkungan tumbuh tanaman

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingginya hasil yang dicapai.


15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

1. Dalam melakukan budidaya tanaman kacang panjang sebaiknya menggunakan

varietas kacang panjang yang unggul.

2. Untuk memenuhi kebutuhan hara kacang panjang lebih baik diberi pupuk NPK.

3. Lanjaran digunakan sebagai merambatnya batang kacang kanjang dan dipasang

saat umur tanaman 1 MST.

Saran

Sebaiknya dalam melakukan budidaya tanaman kacang panjang digunakan

pupuk NPK juga jadi tidak hanya menggunakan pupuk kandang di awal saja.
16

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, A. B., Ratnawati dan Sugiyarto. L. 2016. Pengaruh Variasi Konsentrasi


Pupuk Organik terhadap Produktivitas Tanaman Kacang Panjang dengan
Pemaparan Suara Garengpung. Jurnal Biologi. Vol. 5 No. 8.

Baon, Y. K. P. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Organic Cair Limbah Ikan Nila
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna
sinensis). Skripsi. FMIPA. Universitas sanata dharma. Yogyakarta.
Yogyakarta.

Febriantami, A dan Nusyirwan. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair


dan Ekstrak Rebung terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang
Panjang (Vigna Sinensis L.). Jurnal Biosains Vol. 3 No. 2, hal : 96-102.
ISSN 2443-1230.

Hamiranti, R. 2016. Evaluasi Karakter Generatif Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.)
Generasi F2 Hasil Persilangan Polong Hijau Rasa Manis dan Polong Merah.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Johan, 2011. Kelimpahan Hama Dan Musuh Alami Serta Pengaruh Perlakuan
Insektisida Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) Fase
Generatif. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kamil, D. S. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan
Pendapatan Usahatani Kacang Panjang. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kurdianingsih, S., Rahayu. A dan Setyo. 2015. Efektivitas Pupuk Kalium Organik
Cair dan Tahapan Pemupukan Kalium terhadap Pertumbuhan, Produksi,
dan Daya Simpan Kacang Panjang (Vigna Sesquipedalis (L.) Fruhw.)
Kultivar Kp-1. Jurnal Agronida. Vol. 1 No. 1, hal :92-105. ISSN 2407-
9111.

Magdalena, F., Sudiarso Dan Sumarni. T. 2013. Penggunaan Pupuk Kandang dan
Pupuk Hijau Crotalaria Juncea L. untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk
Anorganik pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Jurnal Produksi
Tanaman. Vol. 1 No. 2, hal : 61-71. ISSN : 2338-3976.

Marmadion, T., Purnamaningsih. S. L dan Kuswanto. 2014. Penampilan Delapan


Galur Kacang Panjang (Vigna Sesquipedalis L.Fruwirth) pada Dua
Musim. Jurnal Produksi Tanaman. Vol.2 No.3, Hal : 230-238.

Oktaviani, N. L., Sunanda. I. M dan Phabiola. T. A. 2017. Penentuan Fase Kritis


Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) terhadap Infeksi Bean
CommonMosaic Virus (BCMV) E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol.
6, No. 1. ISSN: 2301-6515.
17

Oktavianti, A., Izzati. M dan Parman. S. 2017. Pengaruh Pupuk Kandang dan
NPK Mutiara terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Panjang
(Vigna sinensis L.) pada Tanah Berpasir. Jurnal Buleti Anatomi dan
Fisiologi. Vol. 2 No. 2, hal : 236-241.ISSN 2541-0083.

Rahayu, L. A. 2015. Identifikasi dan Deskripsi Fungi Penyebab Penyakit pada


Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis). Skripsi. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Riani, P.A. 2016. Evaluasi Karakter Vegetatif F2 Tanaman Kacang Panjang


(Vigna Sinensis L.) Hasil Persilangan Polong Hijau Rasa Manis dan
Polong Merah. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
Lampung.

Rikmawati, N. 2011. Ekplorasi Cendawan Endofit Pada Kacang Panjang (Vigna


Sinensis (L.) Savi Ex Has) Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Septeningsih, C. Soegianto,A. Kuswanto. 2013. Uji Daya Hasil Pendahuluan


Galur Harapan Tanaman Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis L.)
Berpolong Ungu. ISSN: 2338-3976. Vol. 1 No. 4.

Zaevie, B., Napitupulu. M dan Astuti. P. 2014. Respon Tanaman Kacang Panjang
(Vigna Sinensis L.) terhadap Pemberian Pupuk Npk Pelangi dan Pupuk
Organik Cair Nasa. Jurnal AGRIFOR. Vol. XIII No. 1, hal : 19- 32. ISSN :
1412 – 6885.

Anda mungkin juga menyukai