Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HERNIA

INGUINALIS DI RSU DAYA MAKASSAR DAN RSUD LABUANG BAJI


MAKASSAR

Monarchi Al Tamsil Saliti, Abdul Rakhmat, H. Ismail


Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Dosen Tidak Tetap STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Dosen Tidak Tetap STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Monarchi Al Tamsil Saliti, “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hernia Inguinalis Di
RSU Daya Dan RSUD Labuang Baji Makassar “, dibimbing oleh Abdul Rakhmat dan H.Ismail

Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding yang
dalam keadaan normal tertutup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan riwayat
keluarga, aktifitas fisik dan umur dengan kejadian hernia inguinalis di RSU Daya Makassar dan
RSUD Labuang Baji Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode
cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang terdiagnosa hernia inguinalis
yang dirawat jalan di RSU Daya Makassar dan RSUD Labuang Baji Makassar. Pengambilan sampel
menggunakan teknik accidental sampling, didapatkan 35 responden sesuai dengan kriteria inklusi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner. Data yang telah terkumpul
kemudian diolah dan dianalisis. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi
frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi-square dan uji alternatifnya yaitu uji Fisher (p < 0,05)
untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil analisis bivariat tidak terdapat hubungan riwayat
keluarga dengan kejadian hernia inguinali (p = 0,084), terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan
kejadian hernia inguinalis (p = 0,001), dan terdapat hubungan umur dengan kejadian hernia inguinalis
(p = 0,002). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara aktifitas fisik dan umur
terhadap kejadian hernia inguinalis di RSU Daya Makassar dan RSUD labuang Baji Makassar.

Kata Kunci : Hernia inguinalis, riwayat keluarga, aktifitas fisik, umur

PENDAHULUAN disebabkan karena lemahnya jaringan


Dewasa ini di zaman modern dengan peyangga saluran kanalis inguinalis dan
adanya peningkatan derajat ekonomi yang peningkatan tekanan rongga perut yang
juga terjadi pada masyarakat sangat berkepanjangan karena berbagai faktor
berpengaruh terhadap gaya hidup sehari-hari, (John J. Raves, 2011).
misalnya pola aktifitas dan pekerjaan, namun Hernia inguinalis merupakan kasus
tanpa disadari bahaya yang mengancam bedah digestif terbanyak setelah apendicitis.
kesehatan juga tidak bisa dihindari. Hernia Sampai saat ini masih merupakan tantangan
merupakan masalah kesehatan yang sering dalam peningkatan status kesehatan
muncul karena hal tersebut (Wim de jong, masyarakat. Dari keseluruhan jumlah operasi
2004). di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak
Secara umum hernia sering terjadi 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat.
pada orang yang sudah lanjut usia, karena Insidensi hernia inguinalis diperkirakan diderita
pada usia lanjut dinding otot polos abdomen oleh 15% populasi dewasa, 5 – 8 % pada
sudah lemah, sehingga sangat berpeluang rentang usia 25 – 40 tahun dan mencapai 45
terjadinya hernia. Dan adapun faktor % pada usia 75 tahun ( Courtney Townsend,
presipitasi yang dapat mengakibatkan hernia 2004).
antara lain : obesitas, kehamilan, mengejan, Menurut data dari National Center for
batuk kronis, mengangkat beban berat (Wim Health Statistics, hernia inguinalis menduduki
de jong, 2011). peringkat pertama lima besar tindakan operasi
Hernia abdominalis yang paling yang paling banyak dilakukan oleh ahli bedah
banyak terjadi adalah hernia inguinalis sekitar Amerika pada tahun 1991 yaitu sebanyak
75 % dan sebagian besar dialami oleh pria di 680.000 kasus (Eubanks, 2001). Penelitian
bandingkan oleh wanita. Hernia ini dapat terhadap 2.538 veteran pemerintah di Amerika

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 1


yang menjalani hernioraphy pada tahun 1966 Populasi Penelitian adalah semua
– 1980 memperlihatkan 57 % kasus hernia pasien Hernia Inguinalis yang rawat jalan di
inguinalis lateralis (Kong & Hiatt, 1997). RSU Daya dan RSUD Labuang Baji Makassar,
Menurut Medical Service (Ministry Of dengan jumlah pasien Hernia Inguinalis di
Health / MOH) menyatakan bahwa diantara RSU Daya 226 orang pada tahun 2011 dan
sepuluh macam penyakit yang menempati ada sebanyak 200 orang pasien di RSUD
renking tertinggi hospitalisasi pada tahun 2007 Labuang Baji. Penentuan jumlah besar sampel
salah satu diantaranya adalah hernia dengan dengan menggunakan metode Accidental
prevalensi 1,8 % (www.depkes.go.id). Sampling yang memenuhi kriteria inklusi.
Sedangkan pola penyakit terbanyak pada Jumlah responden di RSU Daya dan
penderita rawat jalan di RSU di Indonesia RSUD Labuang Baji Makassar yang sesuai
pada tahun 2008, gejala hernia menempati dengan kriteria inklusi sebanyak 35 orang,
peringkat ke 14 dengan jumlah penderita Jumlah sampel yang digunakan dalam
sebanyak 210.875 penderita, dan dirawat inap penelitian adalah 35 responden.
di RSU di Indonesia hernia inguinalis juga 1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
menempati urutan ke 14 dengan jumlah sebagai berikut :
penderita 20.400 penderita (Ditjen Yanmedik, a) Pasien yang didiagnosa menderita
Depkes RI). Hernia Inguinalis oleh dokter.
Data yang diperoleh dari rekam medik b) Pasien Hernia Inguinalis yang dirawat
RSUD Daya Makassar, sepanjang tahun 2010 jalan.
diperoleh data jumlah penderita hernia c) Pasien yang bersedia menjadi
inguinalis sebanyak 121 kasus, dimana rawat responden.
inap sebanyak 11 orang dan rawat jalan 2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
sebanyak 110 orang dengan kasus baru 37 a) Pasien yang tidak didiagnosa
kasus dan kasus lama 73 kasus. Sedangkan menderita Hernia Inguinalis oleh
sepanjang tahun 2011 diperoleh data jumlah dokter.
penderita hernia inguinalis sebanyak 237 b) Pasien yang tidak dapat membaca
kasus, dimana rawat inap sebanyak 11 orang dan menulis.
dan rawat jalan sebanyak 226 orang dengan c) Pasien yang tidak bersedia menjadi
kasus baru 87 kasus dan kasus lama 139 responden.
kasus. Ini menunjukkan dalam kurun waktu 2
(dua) tahun terakhir, jumlah penderita hernia Pengumpulan data
inguinalis mengalami peningkatan sekitar Pengumpulan data dengan data
50%. primer diperoleh dengan menggunakan
Sedangkan Data yang diperoleh dari kuisioner yang telah dibuat peneliti dengan
rekam medik RSUD Labuang Baji Makassar, mengacu pada kepustkaan yang terdiri dari
sepanjang tahun 2010 diperoleh data jumlah beberapa pertanyaan, data sekunder diperoleh
penderita hernia inguinalis yang dirawat jalan dari bagian administrasi kantor RSU Daya
sebanyak 119 orang dan yang dirawat inap Makassar dan RSUD Labuang Baji Makassar,
sebanyak 94 orang. Ditahun 2011 diperoleh dalam hal ini adalah data mengenai prevalensi
data jumlah penderita hernia inguinalis yang kejadian hernia inguinalis.
dirawat jalan sebanyak 200 orang dan yang
dirawat inap sebanyak 153 orang. Pengolahan data dilakukan dengan:
Berdasarkan fenomena yang terjadi 1. Editing
tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti “ Kegiatan untuk pengecekan atau
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan perbaikan isian formulir atau kueisioner.
Kejadian Hernia Inguinalis Di RSUD Daya 2. Codding
Makassar Dan RSUD Labuang Baji Mengelompokkan jawaban responden
Makassar“. menurut jenisnya dan memberi kode pada
masing-masing jawaban menurut item
BAHAN DAN METODE pada lembar instrumen.
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian 3. Memasukkan Data ( Data Entry)
Berdasarkan permasalahan yang Data, yakni jawaban-jawaban dari
diteliti, maka jenis penelitian ini adalah masing-masing responden yang dalam
deskriptif dengan metode pendekatan cross bentuk ”kode” ( angka atau huruf ) di
sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSU masukkan ke dalam program atau
Daaya Dan RSUD Labuang Baji Makassar ”software”komputer.
pada tanggal 06 juli sampai 8 Agustus tahun
2012.

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 2


4. Pembersihan Data (Cleaning) Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Apabila semua data dari setiap Laki-Laki 32 91,4 %
sumber data atau setiap responden
Perempuan 3 8,6 %
selesai dimasukkan, perlu di cek kembali
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan Total 35 100 %
Sumber : Data Primer Juli – Agustus
adanya kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya,
Berdasarkan table 5.2 dari 35
kemudian di lakukan pembetulan atau
responden paling banyak berjenis kelamin
koreksi
laki-laki sebanyak 32 orang (91,4 %),
terdapat 3 orang (8,6 %) berjenis kelamin
Analisis data
perempuan.
Setelah data tersebut dilakukan editing,
koding, data entry dan cleaning maka
Tabel 5.3:Distribusi responden
selanjutnya dilakukan analisa dengan
berdasarkan Pendidikan di
beberapa cara :
RSU Daya dan RSUD
a. Analisa Univariat
Labuang Baji Makassar
Dilakukan untuk mendapatkan
Tahun 2012
gambaran umum dengan cara
Pendidikan Frekuensi Persen
mendeskripsikan tiap variabel yang
digunakan dalam penelitian yaitu distribusi SD 7 20,0 %
frekuensinya. SMP 16 45,7 %
b. Analisa Bivariat SMA 11 31,4%
Apabila telah dilakukan analisis Sarjana 1 2,9 %
univariat tersebut diatas, hasilnya akan di Total 35 100 %
ketahui karakteristik atau distribusi setiap Sumber : Data Primer Juli-Agustus 2012
variabel, dan dapat di lanjutkan analisis
bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan Berdasarkan table 5.3 dari 35
terhadap dua variabel yang di duga responden paling banyak berpendidikan
berhubungan atau berpolerasi. Analisa SMP sebanyak 16 orang (45,7 %),
data akan diolah dengan menggunakan kemudian terdapat 11 orang (31,4 %) yang
program komputer. berpendidikan SMA, serta berpendidikan
SD sebanyak 7 orang (20,0 %) dan
HASIL PENELITIAN juga 1 orang sarjana (2,9%).
1. Analisis Univariat
Tabel 5.1 : Distribusi responden Tabel 5.4 : Distribusi responden
berdasarkan umur di berdasarkan pekerjaan
RSU Daya dan RSUD di RSU Daya dan RSUD
Labuang Baji Makassar Labuang Baji Makassar
Tahun 2012 Tahun 2012
Umur Frekuensi Persen Pekerjaan Frekuensi Persen
< 40 Tahun 11 31,4%
≥ 40 Tahun 24 68,6% PNS 1 2,9 %
Total 35 100 %
Sumber : Data Primer Juli - Agustus Wiraswasta 15 42,8 %
Buruh 19 54,3%
Berdasarkan table 5.1 dari 35
responden paling banyak berumur ≥ 40 Total 35 100 %
tahun tahun sebanyak 24 orang ( 68,6%), Sumber : Data primer juli-Agustus 2012
selanjutnya untuk umur < 40 tahun terdapat
11 orang ( 31,4%). Berdasarkan tabel 5.4 diatas
menunjukkan bahwa dari 35 orang
Tabel 5.2 : Distribusi responden sebagian besar responden Hernia
berdasarkan jenis inguinalis yang bekerja sebagai buruh yaitu
kelamin di RSU Daya sebanyak 19 orang (54,3%), yang
dan RSUD Labuang wiraswasta ada 15 orang (42,8%) dan
Baji Makassar Tahun PNS yaitu hanya 1 orang (2,9%).
2012

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 3


Tabel 5.5 : Distribusi responden Tabel 5.8 : Distribusi responden
berdasarkan Status berdasarkan Kejadian
Perkawinan di RSU Daya Hernia Inguinalis di RSU
dan RSUD Labuang Baji Daya dan RSUD Labuang
Makassar Tahun 2012. Baji Makassar Tahun
Status 2012.
Frekuensi Persen
Perkawinan Hernia Inguinalis Frekuensi Persen
Belum Kawin 3 8,6 %
Kawin 32 91,4 % Negatif 7 20,0%
Total 35 100 % Positif 28 80,0%
Sumber : Data Primer Juli-Agustus 2012
Total 35 100 %
Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat Sumber : Data Primer Juli-Agustus
diinterpretasikan bahwa dari 35 responden,
ada sebanyak 3 orang (8,6%) yang belum Berdasarkan data dari tabel 5.8, maka
kawin dan sebanyak 32 orang (91,4%) dari 35 orang didapatkan responden yang
yang sudah kawin. tidak menderita hernia Inguinalis sebanyak
7 orang (20,0%) dan ada 28 orang (80,0%).
Tabel 5.7 : Distribusi responden
berdasarkan Riwayat 2. Analisis Bivariat
Keluarga Hernia di RSU a. Hubungan Riwayat keluarga terhadap
Daya dan RSUD Labuang kejadian hernia inguinalis di RSU Daya
Baji Makassar Tahun Makassar dan RSUD Labuang Baji
2012. Makassar.
Riwayat Tabel 5.9 :Tabulasi Hubungan
Frekuensi Persen
Keluarga Riwayat Keluarga
Tidak Berisiko 26 74,3 % Dengan kejadian Hernia
Inguinalis di RSU Daya
Berisiko 9 25,7 %
Dan Labuang Baji
Total 35 100 % Makassar Tahun 2012.
Sumber : Data Primer juli - Agustus Hernia Inguinalis
Riwayat Jumlah
Berdasarkan tabel 5.8, 35 orang Keluarga Negatif Positif
responden ada sebanyak 9 orang (25,7%) F % F % F %
yang memiliki riwayat keluarga hernia Tidak
7 20,0 18 51,4 25 71,4
Inguinalis, sedangkan 26 orang (74,3%) Berisiko
0 0 10 28,6 10 28,6
orang yang tidak memiliki keluarga hernia Berisiko
Inguinalis. Total 7 20 28 80 35 100
P = 0,084 α = 0,05
Tabel 5.6 : Distribusi responden Sumber : Data Primer juli – Agustus
berdasarkan aktifitas fisik di
RSU Daya dan RSUD Tabel di atas menunjukkkan
Labuang Baji Makassar bahwa responden pada penderita hernia
Tahun 2012. inguinalis yang tidak memiliki riwayat
Aktivitas fisik Frekuensi Persen keluarga menderita hernia lebih banyak
dibandingkan responden yang
Ringan 7 20.0 % menderita hernia yang memiliki riwayat
keluarga yang menderita hernia
Berat 28 80,0 %
ingunalis. Data ini di dapatkan dengan
Total 35 100 % melihat distribusi data yang menderita
Sumber : Data Primer Juli-Agustus hernia inguinalis Ada 28 orang( 80,0%)
tetapi yang berisiko hernia hanya 10
Berdasarkan tabel 5.6 diatas orang (28,6%) orang sedangkan yang
menunjukkan bahwa responden yang tidak berisiko hernia ada 18 orang
beraktifitas fisik berat sebanyak 28 orang (51,4%) orang. Adapun yang tidak
(80,0%) dan yang beraktifitas ringan yaitu menderita hernia ada 7 orang (20,0%).
sebanyak 7 orang (20,0%). 7 orang (20,0%) yang tidak beresiko
terkena hernia dan tidak ada yang
berisiko terkena hernia.

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 4


b. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan hernia inguinalis dan yang berumur ≥ 40
Kejadian Hernia Inguinalis di RSUD Daya tahun ada 1 orang (2,8%) yang menderita
dan RSUD Labuang Baji Makassar. hernia inguinalis. Sedangkan pada
Tabel 5.10 : Tabulasi Hubungan responden yang menderita hernia
Aktivitas Fisik Dengan Inguinalis ada 5 orang (14,2%) yang
kejadian Hernia berumur < 40 tahun dan responden yang
Inguinalis di RSU Daya berumur ≥40 tahun sebanyak 23 orang
Dan Labuang Baji (65,7%).
Makassar Tahun 2012.
Kejadian Hernia PEMBAHASAN
Inguinalis Jumlah 1. Hubungan Riwayat Keluarga Dengan
Aktivitas
Fisik Negatif Positif Kejadian Hernia Inguinalis di RSU Daya
F % F % F %
dan RSUD Labuang Baji Makassar.
Dari 35 responden, 25 orang
Ringan 5 14,2 2 5,8 7 20 responden (71,4%) yang mempunyai
Berat 2 5,8 26 74,2 28 80 riwayat keluarga tidak berisiko dan tidak
Total 7 20,0 28 80,0 35 100
menderita hernia sebanyak 7 orang (20%).
Hal ini menggambarkan tidak adanya
P = 0,001 α = 0,05 hubungan antara riwayat keluarga dengan
Sumber : Data Primer juli - Agustus kejadian hernia inguinalis. Hal ini di dukung
oleh teori Schwart (2004) bahwasanya ada
Dari tabel 5.10 diatas menunjukkan beberapa faktor yang menjadi penyebab
bahwa, pada 35 orang kelompok hernia inguinalis selain faktor genetik yaitu
responden yang tidak menderita hernia adanya faktor kausa yang berperan untuk
Inguinalis yang beraktifitas berat timbulnya hernia yaitu : prosesus vaginalis
sebanyak 2 orang (5,8%), 5 orang yang terbuka karena pekerjaan
(14,2%) diantaranya beraktifitas ringan mengangkat beban berat, hyperplasia
dan tidak menderita hernia inguinalis, prostat dan arena kelemahan dinding otot
sedangkan responden yang tidak perut.
menderita hernia inguinalis dan Penelitian ini sejalan dengan teori
beraktifitas ringan ada 2 orang (5,8%) Marijata (2006) bahwa tidak ada hubungan
dan yang menderita hernia inguinalis antara riwayat keluarga dengan kejadian
kemudian beraktifitas berat sebanyak 26 hernia inguinalis tetapi ada faktor lain yang
orang ( 74,2%) . diduga menjadi faktor penyebab misalnya
c. Hubungan Umur Dengan Kejadian Hernia karena kelemahan dinding otot perut
Inguinalis di RSU Daya dan RSUD karena usia, penyakit kronik serta
Labuang Baji Makassar. pekerjaan.
Tabel 5.11 :Tabulasi Hubungan Umur Selanjutnya 25 responden (71,4%)
Dengan kejadian Hernia yang mempunyai riwayat keluarga yang
Inguinalis di RSU Daya tidak beresiko, tetapi menderita hernia
Dan Labuang Baji inguinalis sebanyak 18 orang (51,4%). Hal
Makassar Tahun 2012. ini disebabkan karena adanya faktor lain
Kejadian Hernia yang dapat berpotensi menyebabkan
Inguinlis terjadinya hernia inguinalis. Hal ini di
Umur Jumlah dukung oleh teori Schwart (2004) bahwa
Negatif Positif
usia dan gangguan mekanisme dalam
F % F % F % tubuh dapat menyebabkan terjadinya
hernia.
< 40 Tahun 6 17,2 5 14,2 11 31,4% Sedangkan dari 35 responden, tidak
≥ 40 Tahun 1 2,8 23 65,8 24 68,6%
ditemukan adanya responden (0%) yang
menderita hernia inguinalis. Hal ini di
Total 7 20,0 28 80,0 35 100%
dukung oleh teori Yudi (2011) bahwa
P= 0,002 α =0,05 riwayat keluarga merupakan salah satu
Sumber : Data Primer juli - Agustus faktor penyebab terjadinya hernia, tetapi
jika individu mampu menjaga pola aktivitas
Berdasarkan tabel 5.11, dari 35 dan kesehatan maka hernia dapat dicegah.
orang, dapat diketahui bahwa responden Didapatkan 10 responden (28,6%),
yang berumur < 40 tahun terdapat 6 mempunyai riwayat keluarga berisiko dan
(17,2%) orang yang tidak menderita positif menderita hernia inguinalis. Hal ini di

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 5


sebabkan karena keturunan berisiko tidak organ dan tubuh yang mengalami proses
mampu mempertahankan kesehatan degenerasi.
dengan cara mencegah beberapa faktor Hal ini sejalan dengan teori Patricia
penyebab hernia yang lain. (2005) menyimpulkan bahwa aktifitas fisik
Penelitian ini di dukung oleh teori berat yang tidak teratur dan
Stead LG (2003) bahwa riwayat keluarga berkesinambungan dapat menyebabkan
dapat menyebabkan hernia inguinalis dan trauma pada tubuh yang berpotensi
dapat lebih berpotensi terjadinya penyakit memicu terjadinya hernia inguinalis.
hernia apabila keturunan tidak mampu Sedangkan dari 28 orang (80,0%)
mencegah faktor-faktor pencetus lain. yang beraktifitas fisik berat tetapi tidak
Hal ini sejalan dengan teori Yudi menderita hernia sebanyak 2 orang (5,8%).
(2011) bahwa keturunan hernia dapat Hal ini di sebabkan karena responden
menderita hernia apabila tidak mampu mampu mempertahankan kesehatan
menjaga pola hidup sehat. dengan menjaga pola hidup sehat.
Dari hasil analisis SPPS dengan Penelitian ini di dukung oleh teori
menggunakan uji statistik Chi-square Widyastuti (2009) kesehatan mampu di
koreksi Fisher’s exact-test, dari 35 pertahankan dari aktifitas fisik yang teratur
responden diperoleh p = (0,084) > α (0,05) dan dilaksanakan dalam waktu yang lama.
yang menunjukkan penerimaan terhadap Menurut Marilyn (2003) dalam
hipotesis nol (H0) dan penolakan terhadap penelitiannya bahwa meskipun seseorang
hipotesis alternatif (Ha). Sehingga dapat beraktifitas berat namun mampu
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan mengimbangi dengan istirahat yang cukup
antara riwayat keluarga dengan kejadian maka dapat mencegah terjadinya hernia
hernia inguinalis di RSU Daya Makassar inguinalis.
dan RSUD Labuang Baji Makassar. Selanjutnya dari 28 responden
Dari hasil penelitian, peneliti (80%), didapatkan 26 responden (74,2%)
kemudian berasumsi bahwa selain faktor yang beraktifitas fisik berat dan terbukti
kongenital dalam hal ini melihat hubungan positif menderita hernia inguinalis. Hal ini
riwayat keluarga terhadap kejadian hernia terjadi karena aktifitas fisik yang berat
inguinalis ada faktor lain yang diduga dapat menyebabkan tekanan intra
menjadi faktor penyebab misalnya abdominalis. Penelitian ini didukung oleh
kelemahan dinding otot perut yang teori Marlyn (2003) bahwa penyakit hernia
disebabkan oleh usia dan aktifitas fisik banyak diderita oleh orang yang tinggal
yang berat. didaerah perkotaan yang notabenenya
2. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kejadian penuh dengan aktifitas maupun kesibukan
Hernia Inguinalis di RSU Daya dan RSUD dimana aktifitas tersebut membutuhkan
Labuang Baji Makassar. stamina yang tinggi. Jika stamina kurang
Dari 35 orang responden, 7 orang bagus dan terus dipaksakan maka hernia
(20%) yang beraktifitas fisik ringan dan akan segera menghinggapinya.
tidak menderita hernia inguinalis sebanyak Yusri (2011) dalam teorinya
5 orang (14,2%). Hal ini disebabkan menyimpulkan bahwa hernia inguinalis
karena aktifitas ringan tidak berpotensi dapat berkembang dikemudian hari ketika
menyebabkan hernia inguinalis. Hal ini otot-otot melemah atau memburuk karena
sesuai dengan teori Khadirmuhaj (2009) faktor-faktor seperti penuaan dan aktifitas
bahwa orang yang kurang aktifitas tidak fisik yang berat.
berpotensi terkena hernia inguinalis karena Dari hasil analisis SPPS dengan
diperlukan tekanan yang besar untuk menggunakan uji statistik Chi-square
mendorong isi hernia melewati pintu koreksi Fisher’s exact-test, dari 35
annulus inguinalis. responden diperoleh p = (0,001) < α (0,05)
Selanjutnya 7 responden (20%) yang yang menunjukkan penolakan terhadap
beraktifitas fisik ringan tetapi menderita hipotesis nol (H0) dan penerimaan terhadap
hernia inguinalis sebanyak 2 orang (5,8%). hipotesis alternatif (Ha). Sehingga dapat
Hal ini dapat terjadi bukan karena aktifitas disimpulkan bahwa ada hubungan antara
fisik, melainkan karena kekebalan tubuh aktifitas fisik dengan kejadian hernia
dan usia. Penelitian ini di dukung oleh teori inguinalis di RSU Daya Makassar dan
Greenberg (2008) bahwa hernia terjadi RSUD Labuang Baji Makassar.
bukan hanya disebabkan karena aktifitas Dengan demikian, peneliti kemudian
fisik namun dapat terjadi karena faktor usia berasumsi bahwa hernia inguinalis
merupakan masalah kesehatan yang

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 6


muncul bagi orang yang memiliki pola umur, hal ini disebabkan karena terjadinya
aktivitas yang padat, berat dan melelahkan. peningkatan tekanan intra abdominalis dan
3. Hubungan Umur dengan Kejadian Hernia berkurangnya kekuatan jaringan
Inguinalis di RSU Daya dan RSUD penunjang.
Labuang Baji Makassar. Jong (2004) dalam teorinya
Dari 35 responden, ada 11 mengemukakan bahwasannya: Ada
responden (31,4%) yang berumur < 40 beberapa faktor yang menyebabkan
tahun dan tidak menderita hernia sebanyak terjadinya hernia inguinalis, antara lain :
6 responden (17,2%). Hal ini disebabkan tekanan intra abdomen yang meninggi
karena responden mampu menjaga secara kronik, kelemahan dinding otot
kesehatan dan menjaga pola hidup perut karena usia, defisiensi otot dan
sehat.Hal ini sejalan dengan teori Budiarto penuaaan atau penyakit sistemik.
(2008) bahwasannya seseorang akan Penelitian ini juga diperkuat oleh data yang
terhindar dari suatu penyakit jika mampu dikemukakan oleh Marijata (2006) bahwa
menjaga kesehatan dan pola hidupnya insidensi hernia inguinalis diperkirakan
dengan baik. diderita oleh 15 % populasi dewasa, 5 - 8
Selanjutnya 11 responden (31,4%) % pada rentang usia 20 – 40 tahun, dan
yang berumur < 40 tetapi menderita hernia mencapai 45 % pada usia 45 tahun keatas.
inguinalis sebanyak 5 (14,2%). Hal ini Hasil penelitian ini diperkuat oleh
menggambarkan bahwa umur yang teori Scott Kahan (2011), bahwasannya :
semakin bertambah bukanlah salah satu pertambahan usia berbanding lurus dengan
faktor pencetus terjadinya hernia, tetapi tingkat kejadian hernia. Hernia inguinalis
ada faktor lain yang diduga menyebabkan dapat terjadi pada semua umur, namun
hernia. Hal ini sejalan dengan teori Charles paling banyak terjadi pada usia antara 45
(2005) bahwa selain faktor bertambahnya sampai 75 tahun.
usia hernia juga dapat disebabkan karena Dari hasil analisis SPPS dengan
adanya kelemahan jaringan otot, menggunakan uji statistik Chi-square
tersedianya kantong hernia, adanya tumor koreksi Fisher’s exact-test, dari 35
yang menyebabkan sumbatan usus, responden diperoleh p = (0,002) < α (0,05)
mengangkat beban berat yang tidak sesuai yang menunjukkan penolakan terhadap
dengan ukuran badan, kegemukan, batuk hipotesis nol (H0) dan penerimaan terhadap
kronik, dan lain-lain. hipotesis alternatif (Ha). Sehingga dapat
Sedangkan dari 35 responden, 1 disimpulkan bahwa ada hubungan antara
responden (2,8%) yang berumur ≥ 40 umur dengan kejadian hernia inguinalis di
tahun dan tidak menderita hernia. Hal ini RSU Daya Makassar dan RSUD Labuang
menggambarkan bahwa orang yang Baji Makassar.
berumur ≥ 40 tahun lebih berisiko terkena Berdasarkan beberapa teori
hernia inguinalis.Hal ini sejalan dengan pendukung di atas, maka peneliti
teori Linda. A (2009) bahwa dengan berasumsi bahwa semakin lanjutnya usia
bertambahnya umur dinding otot melemah seseorang maka kemungkinan terjadinya
dan mengendur untuk menjaga agar organ penurunan anatomik dan fungsional atas
tubuh tetap pada tempatnya sehingga organ-organnya makin besar dan Hernia
mempercepat terjadinya hernia. adalah salah satu penyakit yang dapat di
Selanjutnya 24 responden, yang ditimbulkan oleh bertambahnya usia.
berumur ≥ 40 tahun dan terbukti positif
hernia sebanyak 23 orang (65,8%). Hal ini KESIMPULAN
menggambarkan kerentanan orang tua Berdasarkan hasil penelitian yang telah
terhadap penyakit disebabkan karena dilakukan dari tanggal 6 juli 2012 sampai
menurunnya fungsi imun tubuh seiring tanggal 10 agustus 2012, mengenai faktor-
bertambahnya usia. faktor yang berhubungan dengan kejadian
Penelitian ini sesuai dengan teori penyakit hernia inguinalis di RSU Daya
Patricia (2005) bahwa resiko hernia Makassar dan RSUD Labuang Baji Makassar,
inguinalis akan meningkat dengan umur maka dapat disimpulkan bahwa :
yang bertambah, secara signifikan orang 1. Tidak ada hubungan antara riwayat
tua mengalami kasus mortalitas dan keluarga dengan kejadian penyakit hernia
morbiditas lebih besar daripada yang inguinalis di RSU Daya Makassar dan
muda. Hal ini juga didukung oleh teori RSUD Labuang Baji Makassar.
Greenberg (2008) bahwa insiden hernia 2. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan
akan meningkat dengan bertambahnya kejadian penyakit hernia inguinalis di RSU

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 7


Daya Makassar dan RSUD Labuang Baji 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan
Makassar. mendalam terkait faktor-faktor yang
3. Ada hubungan antara umur dengan berhubungan dengan kejadian hernia
kejadian penyakit hernia inguinalis di RSU inguinalis sehingga didapatkan hasil yang
Daya Makassar dan RSUD Labuang Baji benar-benar faktual.
Makassar. 2. Untuk menciptakan kenyamanan pasien,
peneliti mengharapkan agar pihak Rumah
SARAN Sakit memberikan fasilitas ruangan yang
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, lebih luas.
maka penulis dapat memberikan saran 3. Bagi seluruh teman-teman peneliti tahun
sebagai berikut: 2012 ini, tetap mengharapkan dukungan
Dengan memperhatikan hasil penelitian dan dari para dosen, pembimbing maupun
segala keterbatasan yang dimiliki peneliti, penguji agar peneliti mampu memacu
maka peneliti mengajukan beberapa saran : semangat dan sportifitas dalam
melaksanakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

A. Grace Pierce. 2007. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Alimul Hidayat. 2008. Riset Keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Edisi II. Salemba Medika : Jakarta

Alimul Hidayat. 2009. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Salemba Medika: Jakarta

Anonim. 2011. Hernia Inguinalis Lateralis Pada Anak. (Online). http//73969655-Hernia-Inguinal-Is-Lateralis-Pada-


Anak.htm diakses tanggal 11 april 2012

Budiarto, Eko. 2008. Pengantar Epidemiologi.EGC. Jakarta

Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery. Eighth edition. New York. Mc
Graw-Hill. 1353-1394

Ditjen Yanmedik, Depkes RI. 2008. Pola Penyakit Terbanyak Pada Rawat Jalan. (Online).www.depkes.go.id
diakses tanggal 15 april 2012
th
Eubanks WS. 2001. Hernias Dalam Towsend CM, Sabiston Texbook of Surgery 16 Edition. WB Saunders
Company. Philadelpia

Greenberg. 2008. Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan. Erlangga. Jakarta

Hidayat A, Alimul. 2008. Metode Penelitian Kesehatan Dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta.

Hardjadi Widjaja. 2009. Anatomi Abdomen. EGC. Jakarta.

J.Raves John. 2011. Master Plan Ilmu Bedah. Binarupa Aksara. Tangerang.

Karnadihardja. 2011. Buku Ajar Ilmu bedah. EGC. Jakarta

Khadirmuhaj. 2009. Askep hernia inguinalis (Online). http:// khaidirmuhaj. Blogspot.com/2008/12/askep-hernia.


Diakses tanggal 14 juli 2012

Kong LB, Hitt JR. 1997. Classification and description of groin hernias dalam Maddern GJ, Hiatt JR, Phillipps
EH. Hernia Repair Open Vs Laparoscopic Approaches. ChurchillLivingstone. New York

Kristanti. 2002. Hakikat Aktifitas Fisik. (online) (Repository.upi.edu/operator/upload/t_por_0907969_chapter2.pdf.


diakses 10 Maret 2012).

Linda A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. EGC: Jakarta

Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Media Aesculapius FK. Jakarta.

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 8


Marbun.2011. Jenis kelamin (seks) (online). http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&biw=
&bih=&q=pengertian+jenis+kelamin&meta=&oq=pengertian+jenis+kelamin.Diakses tanggal 12 April
2012

Marijata. 2006. Pengantar Dasar Bedah Klinik. Unit Pelayanan Kampus FK UGM. Yogyakarta.

Marilynn E. Doenges. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien, ed.3.EGC, Jakarta.

Mutiara, Erna. 2003. Karakteristik Penduduk Lanjut Usia (Online). http://library.usu.ac.id/download/fkm/


fkmerna%20mutiara.pdf (Diakses tanggal 28 Maret 2010).

Notoatmodjo. S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Nugroho, Wahyudi. 2009. Komunikasi Dalam Perawatan Gerontik. EGC. Jakarta

Patricia.2005.Panduan Pemeriksaan Kesehatan.EGC.Jakarta

Scott Kahan. 2011.Buku Ajar Ilmu Bedah. Binarupa Aksara. Tangerang

Schwartz. 2004.Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah.Ed. 6.penerbit bukukedokteran EGC. Jakarta

Setiadi Andi. 2008. Asuhan keperawatan hernia (online). http:// andisetiadi.blogspot.com/2008/03/hernia


asuhankeperawatan.(Diakses tanggal 12 agustus 2012)

Sjamsuhidajat, Wim de jong. 2004. Buku Ajar Keperawatan Ilmu Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta.

Sjamsuhidajat, Wim de jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. EGC. Jakarta

Stead LG, et all. 2003. First aid for the surgery clerskip International edition. The Mc Graw-Hill companies.
Singapura

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi.STIKES Nani Hasanuddin. Makassar.

Townsend, Courtney M. 2004. Hernias Sabiston Textbook of Surgery 17th Edition. Elsevier Saunders.
Philadelphia.

Yudi Rahmadi. 2011. Konsep Hernia Dewasa. (Online). http://ml.scribd.com/doc/54192465/Konsep-Hernia-Pada-


Dewasa (Diakses tanggal 11 Agustus 2012)

Yusri. 2011. Waspadai Hernia Inguinalis (online). http://www.kesehatan123.com/1951/waspadai-hernia-


inguinalis(Diakses tanggal 13 agustus 2012)

Zaidin Ali. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta

Widyastuti dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta

World Health Organization. 2010. Global Physical Activity Quistionnaairre. Geneva : World Health Organization.

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 9

Anda mungkin juga menyukai