Anda di halaman 1dari 17

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul “PROBLEMATIKA PERADABAN GLOBAL PADA KEHIDUPAN MANUSIA”.
Makalah ini telah kami susun dengan baik dan maksimal serta kami menyampaikan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta manfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 11 Maret 2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan manusia muncul sejak beberapa ratus ribu tahun terakhir. Secara
tidak sadar kita telah mengalami peradaban manusia. Peradaban manusia dalam
perkembangan evolusi budaya dan adaptasi biologis dimulai setelah ditemukannya api
sebagai alat untuk memenuhi berbagai keperluan dan keinginan.
Dalam sejarah kehidupan manusia, terdapat peradaban – peradaban besar yang
membuktikan bahwa kehidupan manusia mengalami kejayaan dan kemajuan di suatu
daerah pada masanya. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno yang kala itu kehidupan
masyarakatnya mencapai kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbagai macam peninggalan sejarah telah dihasilkan, seperti bangunan piramida.
Perkembangan zaman menuntut manusia untuk menyesuaikan diri terhadapnya.
Begitu pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Mereka dituntut
untuk mengubah pola pikirnya menjadi lebih rasional di zaman yang modern ini. Hal
tersebut akan membantu mereka dalam menghadapi tantangan zaman.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana problematika peradaban dalam kehidupan manusia?

2. Bagaimana solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan

manusia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui problematika peradaban dalam kehidupan manusia.

2. Untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan manusia.


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada
hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan.
Kemampuan rasa manusia melalui alat – alat indranya menghasilkan beragam barang
seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan
hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Koentjaraningrat (1990) berusaha memberikan
penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah
sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization. Yang biasanya dipakai untuk
menyebutkan bagian atau unsure dari kebudayaan yang harus maju dan indah.
Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti,
luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia.
Huntington (2001) mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social
grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that
which distinguish humans from other species. Peradaban merupakan tahap tertentu dari
kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang
dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju. Kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi
bangsa itu dianggap lebih maju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kehidupan di
lembah sungai Nil masa itu kita sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan
Kebudayaan Lembah Sungai Nil sebab mereka telah memiliki organisasi social,
kebudayaan, dan cara berkehidupan yang sudah maju bila dibanding dengan bangsa lain.
B. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung
tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai
kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata
sosial atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta
ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna
hakiki sebagain manusia beradab.
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi
yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat
yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap
paling cocok bagi setiap orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan
keharmonisan. Namun demikian keinginan manusia untuk mewujudkan keinginannya
atau haknya sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh
dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan manusia lain. Manusia dalam
menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya tidak boleh melampaui batas
atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota masyarakat yang beradab
manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan
pribadi dan kepentingan umum.
C. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan
berkeseimbangan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi kebudayaan
ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran dalam
menghadapi tantangan hidup dari waktu atau kewaktu. Masa dalam kehidupan manusia
dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan
sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarak (masa manusia telah mengenal
tulisan). Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah,
yaitu :

1. Penemuan roda untuk transportasi


Pada mulanya, roda hanya digunakan untuk mengangkat barang berat diatas batang
pohon.
2. Bahasa
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang
kepada orang lain.
Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman
prasejah, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (palaeolitikum),
zaman batu tengah/ madya (mesolitikum), dan zaman batu baru.
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang
terdiri atas:
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi
Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut ( tradisi Epipaleolitik).
b. Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan megalitik.
c. Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semi tuang perunggu dan
tradisi semi tuang besi.
Pendapat lain membagi periode pra peradaban manusia kedalam empat bagian,
yaitu pra palaeolitik, palaeolitik, neolitik dan era perunggu. Manusia tidak lagi sekedar
homo yang hanya menginginkan makanan. Manusia berkembang dari homo menjadi
human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakan. Sedangkan untuk sejarah
kebudayaan di indonesia, R.Soekmono (1973), membagi menjadi empat masa yaitu :
1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai
kira-kira abad ke-5 Masehi.
2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai
dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh islam menjelang akhir kerajaan
Majapahit sampai dengan akhir abad ke-19.
4. Zaman baru / Modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat ( Eropa) dan teknik
Moderkira-kiratahun 1900 sampai sekarang.
Perdaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan kerakter yang khas pada tahap tersebut, yang
dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengatahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.
D. Dinamika Peradaban Global
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau
mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada
taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang
dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban
Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid,
obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang
memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga
menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang
menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai
bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman
perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu
dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum
mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada
upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya
yang sudah mulai menetap.Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal
beberapa abad sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti
peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak
semua masyarakat dapat membuat peralatan itu.
Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat
peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa
contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini
ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang sestelah datangnya pengaruh
Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa
dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal
bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang
dipakai dalam prasasti yang ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa
Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh
dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri
peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin
berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam dan
masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen Katolik.
Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang
komunikasi dan informasi.
E. Problematika Peradaban Pada Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk
dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk keseluruh belahan
dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk didalamnya
bangsa Indonesia. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka
dunia menjadi sempit, ruang dan waktu menjadi sangat relative dan tidak relavan.
Dinding pembatas antar bangsa menjadi semakin terbuka bahkan mulai hanyut oleh arus
perubahan. Oleh karena itu, Indonesia menghadapi kewajiban ganda, yaitu melestarikan
warisan budaya bangsa dan membangun kebudayaan nasional yang modern. Tujuan akhir
dari kedua kewajiban ini adalah masyarakat yang tidak hanya mampu membangun
dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh menghadapi tantangan
kemerosotan kehidupan akibat arus ilmu teknologi modern maupun mampu menghadapi
tren global yang membawa daya tarik kuat kearus pola hidup yang bertentangan dengan
nilai – nilai luhur bangsa.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Problematika peradaban global dalam kehidupan manusia.

1. Sejarah Peradaban di Indonesia


Peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat
dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial.
Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam
kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak
mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang
perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin
canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan
dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa
menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal
dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia. Misalnya
saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung
Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada
pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan
salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan
pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai
moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada
tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami
“mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai
terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban
yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan
yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini berubah menjadi
individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib, sepenanggungan dengan
manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan perkembangan
teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak
pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks
hubungan kemasyarakatan. Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan
ekonomi semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih
konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka
bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan
punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah
“terkontaminasi” oleh pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti
yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering kali kita temukan
percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak muda
di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam
percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas
mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
2. Penyebaran Peradaban
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur –
unsur kebudayaan dari suatu kelompok kekelompok lain atau suatu
masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat disuatu
wilayah bisa menyebar kemasyarakat wilayah lain. Misalnya , kebudayaan
dari masyarakat Barat (Negara – Negara Eropa) masuk dan memengaruhi
kebudayaan Timur (bangsa Asia dan Afrika). Globalisasi budaya bisa
dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas. Dalam
hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee
merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut:
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan,
melainkan individual. Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada
abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia Timur tidak mengambil
budaya Barat secara keseluruhan,tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi.
Teknologi merupakan unsur yang paling mudah di serap. Industrialisasi di
Negara –negara Timur merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat.
Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan
nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk
diterima. Contoh religi adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang barat
(Kristen) sulit diterima oleh orang Timur dibanding teknologinya. Alasannya,
religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan
teknologi merupakan lapisan luar dari budaya.
Ketiga, jika satu unsur masuk maka akan menarik unsur budaya lainnya.
Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya
asing melalui orang-orang asing yang berkerja di industri teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya yang di tanah asalnya tidak berbahaya, bisa
menjadi berbahaya bagi masyarakat yang didatangi. Dalam hal ini, Toynbee
memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi social
budaya dan menjadi sebab tumbuhnya Negara-negara nasional di Eropa abad
ke-19 justru memecah belah system kenegaraan di dunia Timur, seperti
kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat
penerima akan kehilangan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat
kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber
dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai
budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian
masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis,
dan individualistik. Akibatnya nilai budaya bangsa, seperti kebersamaan dan
kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia. Pada
dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antar kebudayaan. Selain difusi
bentuk kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi
berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi
merupakan kontak antar kebudayaan namun masing-masing masih
menunjukkan unsur kebudayaannya. Asimilasi berarti peleburan
antarkebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi karena proses yang
berlangsung lama dan intensif antara mereka yang berlainan latar be;akang,
ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya asimilasi menghasilkan
budaya baru.
3. Problematika Peradaban pada kehidupan masyarakat
1. Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia
Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara.
Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-
akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak
bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan
berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada
awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga
memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
2. Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia
1) Dampak Positif
 Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi
dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat
yang semua irasional menjadi rasional
 Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih
maju.
 Tingkat kehidupan yang lebih baik dibukanya industri yang
memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2) Dampak Negatif
 Pola Hidup Konsumtif, Perkembangan industri yang pesat membuat
penyediaan barang kebutuhan masyarakatmelimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan
banyak pilihan yang ada.
 Sikap Individualistik, masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka
lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial
 Gaya Hidup Kebarat-baratan, tidak semua budaya Barat baik dan
cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai
menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang
tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
 Kesenjangan Sosial, apabila dalam suatu komunitas masyarakat
hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi
dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara
individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial.

B. Solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan


masyarakat yang terjadi di Indonesia.
1. Prioritas pada masalah
Penyimpangan seperti sudah benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai, asumsi,
keyakinan atau pengalaman hidup kita. Karena penyimpangan itu pasti banyak
kalau dicari apalagi dicari-cari, maka sebaiknya kita perlu membuat prioritas
penyelesaian penyimpangan. Manfaatnya adalah untuk menghindari keinginan-
keinginan yang ditunggangi dorongan keinginan atau mood sesaat. Terkadang,
kita menginginkan situasi atau kondisi yang langsung baik dan sempurna dari
seluruh segi yang sama persis seperti firman kitab suci, sama persis seperti saran
konsultan, atau sama persis seperti khutbah para pakar manajemen di buku-buku.
Padahal, secara resource, kita belum mampu ke sana. Kesempurnaan itu adalah
upaya untuk selalu menyempurnakan kekurangan / penyimpangan.
Selain itu, memutuskan perbaikan yang dasarnya masalah, akan membuat
keputusan kita lebih membumi, lebih memfokus, lebih riil sasarannya. Para
motivator sering mengatakan pikiran ini akan bekerja lebih bagus kalau diberi
sasaran yang lebih jelas, lebih spesifik, atau lebih terukur. Sebaliknya, ia akan
"bingung" kalau disuruh memikirkan sasaran yang tidak jelas, terlalu normatif,
atau terlalu abstrak.
2. Konseptualisasi
Agar kemauan kita itu menjadi pemahaman bersama, kita perlu
mengkonsepkannya, menyatakannya dalam bentuk pedoman yang bisa dipahami
orang lain. Beberapa organisasi memang telah memiliki rumusan tertulis dari
nilai-nilai yang diinginkan untuk terwujud dalam praktek. Tetapi ini masih
banyak juga yang belum memiliki. Selain bisa menjadi instrumen pemahaman
bersama, rumusan tertulis juga akan menjadi pedoman perlakuan. Ini supaya
jangan sampai kita tidak care terhadap penyimpangan dan tidak care pula
terhadap prestasi atau performansi kerja sebagian orang. Jangan sampai karyawan
memendam kesimpulan: jika kita menginginkan budaya yang positif dan
lingkungan kerja yang mendukung, kita pun perlu mendukung (memberi reward)
orang-orang yang sudah menunjukkan dukungannya. Dan pada saat yang sama,
kita pun perlu memberikan punishment kepada orang yang terbukti menunjukkan
penyimpangannya. Kelemahan kita, terkadang, kita menginginkan kebaikan,
tetapi kurang appreciate pada orang yang baik dan lemah atau ignorance tidak
peduli (acuh tak acuh) menghadapi orang yang tidak baik.
3. Membuka fasilitas dan peluang pembelajaran
Pengalaman kita bersama menunjukkan bahwa untuk membuat orang melakukan
sesuatu, ini membutuhkan effort yang jauh lebih banyak dibanding dengan
membuat orang yang tidak tahu menjadi tahu. Yang terakhir ini cukup dengan
diberi tahu melalui mulut atau tulisan. Adapun untuk yang pertama, apalagi jika
yang kita inginkan menjadi budaya, pasti tidak cukup dengan identikasi masalah
prioritas dan konseptualisasi keinginan.
Budaya menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang benar agar
hasilnya benar. Esensi mendasar dari prinsip pembelajaran ini adalah
memperbaiki keadaan (mengubah ke arah yang lebih baik) dengan cara
melakukan sesuatu (proses) berdasarkan masalah yang muncul dengan berbagai
cara yang mungkin. Intinya, kita tidak melihat penyimpangan budaya yang terjadi
sebagai sebuah kesimpulan akhir, melainkan sebagai sebuah proses untuk
diperbaiki. Kita tidak melihat penyimpangan sebagai penyimpangan tetapi
sebagai isyarat untuk melakukan perubahan dan pengembangan..
Adapun bentuk fasilitas itu bisa kita sesuaikan berdasarkan keadaan, kemampuan
dan keinginan. Pokoknya, apapun fasilitas yang bisa menyentuh orang untuk
terdorong memperbaiki keadaan (dirinya, orang lain, dan lingkungan), itu perlu
kita buka, dari mulai yang paling mahal sampai yang paling gratis menurut
ukuran kita. Ini misalnya saja, training, konseling, coaching, teaching, dialog,
pertemuan rutin, pengawasan langsung, pengarahan, dan lain-lain.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari bahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kedimpulan, sebagai
berikut:
1. Problematika peradaban global dalam hal penyebaran budaya bisa memuunculkan
masalah, diantaranya masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya
lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk yakni kemajuan IPTEK.
2. Solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan masyarakat
yang terjadi di Indonesia Dalam mengatasi problematika kebudayaan, hendaknya
diperlukan hal-hal seperti prioritas pada masalah, konseptualisasi, membuka
fasilitas dan peluang pembelajaran.

B. Saran
Dengan memahami, mendalami, dan mengetahui Problematika Peradaban Global
Dalam Kehidupan Manusia diharapkan dapat menerima informasi yang diberikan
dengan mudah serta dapat memberikan wawasan mengenai gambaran Problematika
Peradaban Global Dalam Kehidupan Manusia beserta solusinya. mohon untuk
kritik dan sarannya karena makalah ini masih banyak kekuranganya
sehingga kami dapat memperbaikinya.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, M. Elly dkk. 2006. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group

Hidayat Nur dan Muwardi. 2000. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar.
Bandung: CV. Pustaka Setia Bandung

Tasmuji dkk. 2016. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: UIN
Sunan Ampel Press

Anda mungkin juga menyukai