Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PROSES PRODUKSI I
LAS LISTRIK DAN LAS ASETILIN

OLEH:
KELOMPOK 5
1. Rizal Alfirdan (F1C017088)
2. Riski Maulana Saopal (F1C017090)
3. Rosyidi Syahrul (F1C017092)
4. Yusril Gunawan (F1C017100)
5. Dimas Restu Arindra Putra (F1C017022)

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2019
1. Pengertian Las
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan.
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan
kata lain, las merupakan sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas.
Pengelasan bimetal adalah proses pengelasan yang menyambungkan dua macam logam yang
berbeda. Pengelasan bimetal mempunyai tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibanding dengan
pengelasan logam yang sejenis. Karena logam yang tidak sejenis mempunyai karakteristik yang
berbeda satu sama lainnya. Sehingga proses pengelasan logam yang tidak sejenis membutuhkan
beberapa teknik tertentu, misalnya pemilihan logam yang akan disambung harus tepat, pemilihan
elektroda yang sesuai, 8 pengaturan heat input yang tepat, serta pemilihan perlakuan panas pasca
pengelasan yang tepat.
2. Las Busur Listrik
Las busur listrik adalah proses penyambungan logam dengan pemanfaatan tenaga listrik sebagai
sumber panasnya. Menurut (Arifin,1997) las busur listrik merupakan salah satu jenis las listrik
dimana sumber pemanasan atau pelumeran bahan yang disambung atau di las berasal dari busur
nyala listrik.
Las busur listrik dengan metode elektroda terbungkus adalah cara pengelasan yang banyak di
gunakan pada masa ini, cara pengelasan ini menggunakan elektroda logam yang di bungkus
dengan fluks. Las busur listrik terbentuk antara logam induk dan ujung elektroda, karena panas
dari busur, maka logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair dan kemudian membeku
bersama.
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) juga sering disebut sebagai stick welding. Hal ini
dikarenakan elektrodenya yang berbentuk stick. Proses pengelasan ini adalah proses pengelasan
yang relative paling banyak dan luas penggunaannya.
Electric arc adalah arus elektron yang kontinu mengalir melalui media yang pendek antara dua
elektrode (+ dan -) yang diketahui dengan terjadinya energi panas dan radiasi udara atau gas
antara elektrode akan diionisir oleh elektron yang dipancarkan oleh katoda.
Dua faktor yang mempegaruhi pancaran elektron :
1. Temperatur
2. Kekuatan medan listrik
Untuk menimbulkan arc, kedua elektroda dihubungkan singkat dengan cara disentuhkan lebih
dahulu (arcstarting) dan pada bagian yang bersentuhan ini akan terjadi pemanasan (temperatur
naik), hal ini mendorong terjadinya busur. Beberapa keuntungan SMAW :
1. Peralatan yang digunakan tidak rumit, tidak mahal, dan mudah dipindahkan
2. Elektrodenya telah terdapat flux
3. Sensitivitasnya terhadap gangguan pengelasan berupa angin cukup baik
4. Dapat dipakai untuk berbagai posisi pengelasan

Las listrik atau las busur adalah cara pengelasan dengan menggunakan tenaga listrik sebagai
sumber panasnya. Beberapa macam proses las yang termasuk pada kelompok las listrik adalah:
a. Las listrik elektroda kabon
b. Las listrik elektroda berselaput
c. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
d. Las listrik MIG (Metal Inert Gas)
e. Las listrik busur rendam (Submerged)
Macam-Macam Proses Las Busur Listrik
Panas yang di gunakan pada las busur listrik di peroleh dari busur api listrik antara elektroda las
dan benda kerja. Elektroda sebagai bahan pengisi, mencair bersamasama dengan benda kerja dan
setelah dingin menjadi satu kesatuan yang sukar dipisahkan
Beberapa macam proses pengelasan yang dapat digolongkan pada las busur listrik yang banyak
digunakan dalam praktek, antar lain:
1. Las listrik dengan elektroda karbon (arc welding)
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung
elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan
tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi.

Gambar. 1 Arc Welding


2. Las Listrik dengan ekktroda berselaput
Las Listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik yang
terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian
bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang
melindungi ujung elektroda, kawat Ias busur Iistrik dan daerah Ias di sekitar busur listrik
terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi
permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah sumber tenaga arus searah dan
elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang bahan ke terminal positif seperti gambar
berikut.

Gambar 2. Sirkuit Las Listrik


Pada gambar. dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar
dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

Gambar 3. Pemindahan cairan logam dari elektroda ke base metal


3. Las Listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur
listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan sumber
panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 341
derajat sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan
nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar
pada saat pangelasan.
Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur
lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung dipakai
argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut yang pemekaiannya tergantung dari jenis
logam yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi.
Proses Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gbr dibawah ini

Gambar 4. Las SMAW


4. Las Listrik MIG (Metal Inert Gas)
Las listrik MIG adalah las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur listrik antara
ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya arus Listrik. Elektrodanya adalah merupakan
gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang
digerakkan oleh motorl listrik.

5. Las Listrik Busur Rendam (Submerged)


Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan fluksi serbuk
untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar
berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya
pada Ias listrik lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata
(helm Ias).

3. Las Oxy-Acetylene
Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual, dimana permukaan
yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilin
(yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses
penyambungan tanpa penekanan.
Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga dipergunakan
sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan untuk produksi (production
welding), pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon, terutama lembaran
logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis
logam ferrous dan non ferrous dapat dilas dengan las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah
(filler metal).
Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane, untuk logam–logam
dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen.
Oxygen ini didapatkan dari udara dimana udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga
mengandung nitrogen (78%), argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain
yang membentuk gas.
4. Nyala Oksi –Asetilin
Pada nyala gas oksiasetilen ada
3 jenis nyala yaitu:
1. nyala netral
2. nyala karburasi
3. nyala oksidasi
1. Nyala Netral
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan
perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1:1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat
pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2
dengan oksigen yang diambil dari udara.

2. Nyala Karburasi
Nyala karburasi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akan
dijumpai tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat
kerucut antara yang berwarna keputih- putihan. Nyala jenis ini digunakan untuk
pengelasan logam Monel, Nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan
pengerasan permukaan nonferous.

3. Nyala Oksidasi
Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen. Nyalanya mirip
dengan nyala netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan selubung luar
lebih jelas warnanya. Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan kuningan dan
perunggu.
5. Alat-Alat Utama Las Asetilin

1. Botol Gas Asetilin


Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan.
Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang
terbuat dari paduan Alumunium.
Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar.

2. Generator Asetilin
Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur karbit (calcium carbida)
ditambah air. Ada dua macam generator asetilin yaitu generator asetilin sistem tetes dan
generator asetilin sistem celup

Generator asetilin system celup


Generator asetilin system tetes

Anda mungkin juga menyukai