Anda di halaman 1dari 11

STEP 1

1. TFR : TFR (Total Fertility Rate): jumlah keseluruhan kelahiran hidup tiap 1000
penduduk hingga akhir masa reproduksinya; tergantung dari usia subur ibu (15-49
tahun).
2. CPR (Contraceptive Prevalence Rate): presentasi dari pasangan yg menikah dalam
usia subur yg memakai alat kontrasepsi.
3. Unmet Need : suatu kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi. PUS
dikatakan unmet need KB jika yang tidak menginginkan anak, menginginkan anak
dengan jarak 2 tahun atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi. { intinya
enggak mau punya aanak tp tidak mau memakai alat kontrasepsi }

STEP 2

1. Apa yang dimaksud dengan fertilitas,fekunditas ?

Fertilitas (Inggris: Fertility) sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil


reproduksi yang nyata dari seorang wanita dari seorang wanita atau sekelompok
wanita. Dengan kata lain, fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Kedua hal ini
berkaitan erat, dimana fekunditas merupakan modal awal dari seorang perempuan
untuk mengalami fertilitas dalam hidupnya dan seorang yang telah mengalami
fertilitas pasti fekunditasnya baik.
2. Hubungan fertilitas dengan faktor kehidupan lainnya ?

a. Pengaruh Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi suatun


keputusan seseorang atau keluarga dalam merencanakan jumlah anak. Hubunganantara
fertilitas dengan penghasilan keluarga menurut Terence Hull dalam(Singarimbun, 2008)
menyatakan bahwa wanita dalam kelompok berpenghasilanrendah akan cenderung
mengakhiri masa reproduksinya lebih awal dibandingkandengan wanita pada kelompok
berpenghasilan sedang dan tinggi.Timbulnya perbedaan tersebut menyebabkan fertilitas
wanita berpenghasilantinggi naik lebih cepat dibandingkan dengan wanita berpenghasilan
rendah.Semakin besar penghasilan keluarga akan berpengaruh terhadap besarnyakeluarga dan
pola konsumsi karena terdorong oleh tersedianya barang produkbaru sehingga dampak dari
pembangunan ekonomi juga akan merubah pandangantentang jumlah anak yang dilahirkan.
Kenaikan pendapatan akan menyebabkanharapan orang tua untuk berubah. Keadaan ekonomi
suatu keluarga sangattergantung pada pendapatan keluarga itu sendiri. Orang tua
menginginkan anakdengan kualitas baik, hal ini berarti akan meningkatkan biaya pengeluaran
lebihbanyak dan perubahan pada pendapatan keluarga tersebut dapat mempengaruhifertilitas.
Kualitas diartikan pengeluaran biaya rata-rata untuk anak oleh suatukeluarga berdasarkan atas
dua asumsi yaitu, selera orang tua tidak berubah danharga barang-barang konsumsi lainnya
tidak dipengaruhi keputusan rumah tanggauntuk konsumsi. Becker berpendapat bahwa
apabila pendapatan naik makabanyaknya anak yang dimiliki juga bertambah. Jadi hubungan
antara pendapatandan fertilitas adalah positif (Hatmaji, 2004).

b. Pengaruh Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan wanita dianggap sebagai salah satu variabel yang pentingdalam melihat
variasi tingkat fertilitas. Karena variabel ini banyak berperan dalam perubahan status, sikap
dan pandangan hidup mereka di dalam masyarakat.Menurut Todaro (2006) semakin tinggi
tingkat pendidikan istri atau wanitacenderung untuk merencanakan jumlah anak yang
semakin sedikit. Keadaan inimenunjukkan bahwa wanita yang telah mendapatkan pendidikan
lebih baikcenderung memperbaiki kualitas anak dengan cara memperkecil jumlah
anak,sehingga akan mempermudah dalam perawatannya, membimbing danmemberikan
endidikan yang lebih layak.Dengan pendidikan yang tinggi seseorang cenderung memilih
untukmempunyai anak dalam jumlah kecil tetapi bermutu, dibanding dengan memilikibanyak
anak tetapi tidak terurus. Wanita dengan pendidikan yang cukup tinggi diharapkan
maumenerima pemikiran tentang keluarga kecil. Dan untuk mencapai keluarga kecildengan
kualitas anak yang baik mereka mengikuti program KB (Ananta, 1998).

c. Pengaruh Usia Perkawinan Pertama

usia perkawinanpertama cenderung muda sehingga nilai fertilitasnya tinggi. Dengan kata lain

semakin cepat usia kawin pertama, semakin besar kemungkinan mempunyai


anakSingarimbun, 2008).semakin muda seseorangmelakukan perkawinan makin panjang
masa reproduksinya. Maka dapatyang diketahui bahwa pada saat seseorang menikah pada
usia yang relatif lebihmuda, maka masa subur atau reproduksi akan lebih panjang dalam
ikatanperkawinan sehingga mempengaruhi peningkatan fertilitas.

d. Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas disuatu daerah.
Keluarga yang memiliki banyak anak akan menyebabkanmeningkatnya laju pertumbuhan
penduduk, dengan tingginya laju pertumbuhanpenduduk maka akan meningkatkan tingkat
fertilitas. Oleh karena itu semakinbanyak anggota keluarga makaakan menyebabkan
meningkatnya tingkat fertilitasdi suatu daerah (Widiyanti, 1987).

3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor fertilitas dari komponen demografi !


TAMBAHIN SYG YA !!!!!
a. faktor demografi
 komposisi umur
 status perkawinan
 umur kawin pertama

 fekunditas
 proporsi penduduk yang berstatus kawin

b. non demografi
 ekonomi penduduk
 tingkat pendidikan

 perbaikan status wanita


 urbanisasi
 industrialisasi.

4. Mengaapa mengukur fertilitas lebih kompleks dibanding mengukur mortalitas?

Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran


mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat
melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena
kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya
melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang meninggal pada
hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko
kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak
berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.

5. Faktor-faktor apa sajkah yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertiliytas penduduk ?

6. Apa sajakah macam-macam ukuran-ukuran fertilitas tahunan ?

A. Ukuran-ukuran Fertilitas Tahunan


1. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)

Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu
tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Dalam ukuran CBR, jumlah kelahiran tidak
dikaitkan secara langsung dengan penduduk wanita, melainkan dengan penduduk secara
keseluruhan.

CBR = x k

dimana:
CBR = Tingkat Kelahiran Kasar
Pm = Penduduk pertengahan tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Adapun kelemahan dalam perhitungan CBR yakni tidak memisahkan penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi
angka yang dihasilkan sangat kasar. Sedangkan kelebihan dalam penggunaan ukuran CBR
adalah perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak
yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)

Tingkat fertilitas umum mengandung pengertian sebagai jumlah kelahiran (lahir hidup)
per 1.000 wanita usia produktif (15-49 tahun) pada tahun tertentu. Pada tingkat fertilitas kasar
masih terlalu kasar karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun. Tetapi pada tingkat fertilitas umum ini pada penyebutnya sudah tidak
menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun lagi, tetapi jumlah penduduk wanita
pertengahan tahun umur 15-49 tahun.
GFR = x k
atau
GFR = x k
dimana:
GFR = Tingkat Fertilitas Umum
B = Jumlah kelahiran
Pf (15-49) =Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstanta yang bernilai 1.000
Kelemahan dari penggunaan ukuran GFR adalah ukuran ini tidak membedakan
kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai resiko
melahirkan yang sama besar dengan wanita yang berumur 25 tahun. Namun kelebihan dari
penggunaan ukuran ini ialah ukuran ini cermat daripada CBR karena hanya memasukkan
wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang “exposed to risk”.
3. Tingkat Fertilitas menurut Umur (Age Specific Fertility Rate)

Diantara kelompok wanita reproduksi (15-49 tahun) terdapat variasi kemampuan


melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas wanita pada tiap-tiap kelompok umur.
Dengan mengetahui angka-angka ini dapat pula dilakukan perbandingan fertilitas antar
penduduk dari daerah yang berbeda.
ASFRi = x k
atau
ASFRi = x k
dimana:
ASFRi = Tingkat Fertilitas menurut Umur
Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi = Jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
k = Angka konstanta, yaitu 1.000
Berdasarkan dua kondisi di atas dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkait dengan
SDM) sebagai berikut :
1) Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal
penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan ketimbang aspek intelektual.
2) Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya
bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negatif dengan tingkat
kesejahteraan penduduknya.
3) Jika ASFR 20-24 terus meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM yang
semakin menurun.
Adapun kelebihan dari penggunaan ukuran ASFR antara lain :
a. Ukuran lebih cermat dari GFR karena sudah membagi penduduk yang “exposed to risk” ke
dalam berbagai kelompok umur.
b. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisa perbedaan fertilitas (current fertility)
menurut berbagai karakteristik wanita.
c. Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut kohor.
d. ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan reproduksi selanjutnya
(TFR, GRR, dan NRR).
Namun dalam pengukuran ASFR masih terdapat beberapa kelemahan diantaranya
yaitu:
a. Ukuran ini membutuhkan data yang terperinci yaitu banyaknya kelahiran untuk tiap
kelompok umur sedangkan data tersebut belum tentu ada di tiap negara/daerah, terutama
negara yang sedang berkembang. Jadi pada kenyataannya sukar sekali mendapatkan ukuran
ASFR.
b. Tidak menunjukkan ukuran fertilitas untuk keseluruhan wanita umur 15-49 tahun.

4. Angka Kelahiran Menurut Urutan (Birth Order Specific Fertility Rates/BOSFR)


Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur tinggi rendahnya fertilitas suatu
negara. Kemungkinan seorang istrimenambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah
dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak
tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup.
Rumus :
7. Apa yang dimaksud dengan tingkat fertilisasi kasar dan tingkat fertilisasi umum ?

1. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)


Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu
tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Dalam ukuran CBR, jumlah kelahiran tidak
dikaitkan secara langsung dengan penduduk wanita, melainkan dengan penduduk secara
keseluruhan.
2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)
Tingkat fertilitas umum mengandung pengertian sebagai jumlah kelahiran (lahir
hidup) per 1.000 wanita usia produktif (15-49 tahun) pada tahun tertentu. Pada tingkat
fertilitas kasar masih terlalu kasar karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Tetapi pada tingkat fertilitas umum ini pada penyebutnya sudah
tidak menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun lagi, tetapi jumlah penduduk
wanita pertengahan tahun umur 15-49 tahun.

8. Mengapa masih diperlukan hitungan tingkat fertilisasi menurut umur ?

9. Jelaskan tingkat fertillitas menruut urutan kelahiran {Birth Order Spesific Fertility
Rates?

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur tinggi
rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan seorang istrimenambah kelahiran
tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin
menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur
anak yang masih hidup.
Rumus :
10. Mengapa diperlukan Standarisasi Tingkat Fertilitas ?

Tinggi rendahnya tingat fertilitas d suatu Negara dipengaruhi oleh beberapa


variable, misalnya umur, status perkawinan atau karakteristik yang lain. Seperti
halnya denganmortalitas, kalau kita ingin membandingkan tingkat fertilitas di
beberapa Negara, maka pengaruh variable-variabel tersebut perlu dinetralisir
dengan menggunakan teknik standarisasi sehingga hanya satu variable yang
berpengaruh. Teknik standarisasi yang digunakan sama dengan teknik
standarisasi yang digunakan untuk pengukuran mortalitas. Kal au diketahui
tingkat fertilitas di Negara A dan B,dan ingin ,dibanddingkat tingkat kelahiran
umum di kedua Negara tersebut, maka tinggal tingkat fertilitas menurut umur
dikalikan dengan jumlah penduduk standar dari masing -masing kelompok umur.

11. Apa yang dimaksud fertilitas kumulatif

Ukuran riwayat kelahiran atau fertilitas kumulatif : mengukur jumlah rata-rata anak
yang dilahirkan seorang wanita hingga akhir batas usia subur hingga melampaui batas
reproduksinya (15-49 tahun)..

12. Macam-macam fertilitas kumulatif

. Pengukuran Fertilitas Kumulatif

a. Tingkat Fertilitas Total (Total fertility Rate / TFR)


TFR adalah jumlah bayi yang akan dilahirkan oleh 1.000 wanita selama masa suburnya. Dalam
praktek biasanya kita mengerjakan hitungan TFR lewat
perhitungan ASFR dengan mengalikan 5 jumlah dari ASFR itu, yang biasanya
ditulis dengan rumus:

Misalnya ASFR untuk Jawa Timur tahun 2010 dihitung dari Sensus Penduduk
tahun 2010
Total Fertility Rate (TFR ) = 5 x 399 = 1995, TFR sebesar 1995 per 1.000
wanita dalam usia reproduksi atau 1,995 untuk seorang wanita,ini berarti dalam
masa reproduksinya seorang wanita itu mempunyai 1 atau 2 orang anak.

b. Gross Reproduction Rate (GFR / Tingkat Reproduksi Kotor)


GFR adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah cohort yang terdiri dari seribu bayi
perempuan sepanjang hidupnya tidak ada yang meninggal sebelum mengakiri masa
reproduksinya, dapat dikatakan juga bahwa GRR sama dengan TFR untuk bayi wanita, yang biasa
ditulis dengan rumus :

Dimana ASFR = ASFR wanita = ASFR fi


Jumlah ASFRfi = 358,20
Sumber : Mantra 2015
Jadi GFR = 5 x 385,20 = 1.926,0
GFR dapat mengukur berapa jumlah wanita yang akan menggantikan
cohorthypothesis dari 1.000 wanita diatas dengan catatan tidak ada wanita yang
meninggal pada masa reproduksinya. Dengan mengabaikan kemungkinan
wanita meninggal pada masa reproduksinya, maka merupakan kelemahan dari
GFR. Karena alasan diatas maka digunakan perhitungan net reproduction rate.

c. Tingkat Repoduksi Bersih (Net Reproduction Rate / NRR)


NRR adalah jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah cohort hypotetic
dari 1000 wanita dengan memperhitungkan banyak kemungkinan meninggal
dari wanita-wanita tersebut sebelum mengakiri masa reproduksinya. Atau dapat
dikatakan merupakan angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak-anak
perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hayatnya, dengan
mengikuti pola fertilitas yang sama seperti ibunya. Cohort adalah sekelompok
penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
sama. Misalnya sebuh cohort terdiri dari seribu bayi perempuan, berapa dari
1000 wanita itu yang meninggal sebelum mencapai umur reproduksinya.
Selanjutnya wanita-wanita yang mencapai umur reproduksinyapun berapa yang
meninggal, misalnya berapa wanita yang hanya berkesempatan mempunyai anak
sampai umur 30 tahun dan seterusnya sampai akhir umur reproduksi sesudah itu
meninggal.
Jadi berapakah besarnya jumlah bayi wanita yang akan menggantikan
cohort wanita diatas sampai akhir masa reproduksinya, dengan memperhatikan
kemungkinan meninggal beberapa anggota cohort tersebut.NRR ini biasa ditulis
dalam bentuk rumus sebagai berikut:
NRR = 1268, ini berarti bahwa dalam satu generasi yang akan datang 1.000 wanita akan diganti
oleh 1.390,83 bagi wanita.

13. Hubungan penggalakkan KB dengan fertilitas.

kebijakan kependudukan yang sangat populer dalam bidang kelahiran (fertilitas)


adalah program keluarga berencana. Program ini telah dimulai sejak awal tahun 1970-an.
Tujuan utama program KB ada dua macam yaitu demografis dan non-demografis. Tujuan
demografis KB adalah terjadinya penurunan fertilitas dan terbentuknya pola budaya small
family size, sedangkan tujuan non-demografis adalah meningkatkan kesejahteraan
penduduk yang merata dan berkeadilan. Keluarga berencana merupakan contoh kebijakan
langsung dibidang fertilitas dan migrasi.
Pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu dari sekian banyak variabel yang secara
langsung berpengaruh terhadap tingkat fertilitas. Sementara itu kontribusi pemakaian
kontrasepsi terhadap penurunan angka kelahiran tidak saja ditentukan oleh banyaknya
pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi tetapi juga sangat dipengaruhi oleh
kualitas pemakaiannya. Terkait dengan itu, selama ini program KB nasional memberikan
prioritas pada pemakaian jenis kontrasepsi yang mempunyai efektivitas atau daya lindung
tinggi terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Selain itu sasaran pemakaian
kontrasepsi juga lebih difokuskan pada pasangan usia subur muda (usia di bawah 30
tahun) dengan paritas rendah (jumlah anak paling banyak dua orang). Dengan
meningkatnya pemakaian kontrasepsi yang efektif dan mempunyai daya lindung yang
tinggi bagi pasangan usia subur muda paritas rendah diharapkan kontribusi pemakaian
kontrasepsi terhadap penurunan angka kelahiran di Indonesia juga akan menjadi semakin
besar.

14. Hubungan kenaikan fertilitas usia 15-19 dengan stagnasi TFR


15. Mengapa diperlukan, peningkatan peran tokoh masyarakan dan tokoh agama dalam
sosialisasi program kependudukan dan keluarga berencana dalam menurunkan TFR
16. Sebutkan macam-macam pengukuran dan indicator keberhasilan fertilitas
17. Sebutkan masalah utama dalam membatasi fertilitas
18. Sebutkan faktor yang mempengaruhi penurunan angka kelahiran
19. Sebutkan pemecahan masalah guna menurunkan angka kelahiran
20. Meliputi apa sajakah program KKBK

Anda mungkin juga menyukai