STEP 1
1. TFR : TFR (Total Fertility Rate): jumlah keseluruhan kelahiran hidup tiap 1000
penduduk hingga akhir masa reproduksinya; tergantung dari usia subur ibu (15-49
tahun).
2. CPR (Contraceptive Prevalence Rate): presentasi dari pasangan yg menikah dalam
usia subur yg memakai alat kontrasepsi.
3. Unmet Need : suatu kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi. PUS
dikatakan unmet need KB jika yang tidak menginginkan anak, menginginkan anak
dengan jarak 2 tahun atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi. { intinya
enggak mau punya aanak tp tidak mau memakai alat kontrasepsi }
STEP 2
Tingkat pendidikan wanita dianggap sebagai salah satu variabel yang pentingdalam melihat
variasi tingkat fertilitas. Karena variabel ini banyak berperan dalam perubahan status, sikap
dan pandangan hidup mereka di dalam masyarakat.Menurut Todaro (2006) semakin tinggi
tingkat pendidikan istri atau wanitacenderung untuk merencanakan jumlah anak yang
semakin sedikit. Keadaan inimenunjukkan bahwa wanita yang telah mendapatkan pendidikan
lebih baikcenderung memperbaiki kualitas anak dengan cara memperkecil jumlah
anak,sehingga akan mempermudah dalam perawatannya, membimbing danmemberikan
endidikan yang lebih layak.Dengan pendidikan yang tinggi seseorang cenderung memilih
untukmempunyai anak dalam jumlah kecil tetapi bermutu, dibanding dengan memilikibanyak
anak tetapi tidak terurus. Wanita dengan pendidikan yang cukup tinggi diharapkan
maumenerima pemikiran tentang keluarga kecil. Dan untuk mencapai keluarga kecildengan
kualitas anak yang baik mereka mengikuti program KB (Ananta, 1998).
usia perkawinanpertama cenderung muda sehingga nilai fertilitasnya tinggi. Dengan kata lain
Jumlah anggota keluarga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas disuatu daerah.
Keluarga yang memiliki banyak anak akan menyebabkanmeningkatnya laju pertumbuhan
penduduk, dengan tingginya laju pertumbuhanpenduduk maka akan meningkatkan tingkat
fertilitas. Oleh karena itu semakinbanyak anggota keluarga makaakan menyebabkan
meningkatnya tingkat fertilitasdi suatu daerah (Widiyanti, 1987).
fekunditas
proporsi penduduk yang berstatus kawin
b. non demografi
ekonomi penduduk
tingkat pendidikan
Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu
tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Dalam ukuran CBR, jumlah kelahiran tidak
dikaitkan secara langsung dengan penduduk wanita, melainkan dengan penduduk secara
keseluruhan.
CBR = x k
dimana:
CBR = Tingkat Kelahiran Kasar
Pm = Penduduk pertengahan tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Adapun kelemahan dalam perhitungan CBR yakni tidak memisahkan penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi
angka yang dihasilkan sangat kasar. Sedangkan kelebihan dalam penggunaan ukuran CBR
adalah perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak
yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)
Tingkat fertilitas umum mengandung pengertian sebagai jumlah kelahiran (lahir hidup)
per 1.000 wanita usia produktif (15-49 tahun) pada tahun tertentu. Pada tingkat fertilitas kasar
masih terlalu kasar karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun. Tetapi pada tingkat fertilitas umum ini pada penyebutnya sudah tidak
menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun lagi, tetapi jumlah penduduk wanita
pertengahan tahun umur 15-49 tahun.
GFR = x k
atau
GFR = x k
dimana:
GFR = Tingkat Fertilitas Umum
B = Jumlah kelahiran
Pf (15-49) =Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstanta yang bernilai 1.000
Kelemahan dari penggunaan ukuran GFR adalah ukuran ini tidak membedakan
kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai resiko
melahirkan yang sama besar dengan wanita yang berumur 25 tahun. Namun kelebihan dari
penggunaan ukuran ini ialah ukuran ini cermat daripada CBR karena hanya memasukkan
wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang “exposed to risk”.
3. Tingkat Fertilitas menurut Umur (Age Specific Fertility Rate)
9. Jelaskan tingkat fertillitas menruut urutan kelahiran {Birth Order Spesific Fertility
Rates?
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur tinggi
rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan seorang istrimenambah kelahiran
tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin
menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur
anak yang masih hidup.
Rumus :
10. Mengapa diperlukan Standarisasi Tingkat Fertilitas ?
Ukuran riwayat kelahiran atau fertilitas kumulatif : mengukur jumlah rata-rata anak
yang dilahirkan seorang wanita hingga akhir batas usia subur hingga melampaui batas
reproduksinya (15-49 tahun)..
Misalnya ASFR untuk Jawa Timur tahun 2010 dihitung dari Sensus Penduduk
tahun 2010
Total Fertility Rate (TFR ) = 5 x 399 = 1995, TFR sebesar 1995 per 1.000
wanita dalam usia reproduksi atau 1,995 untuk seorang wanita,ini berarti dalam
masa reproduksinya seorang wanita itu mempunyai 1 atau 2 orang anak.