BAB 1 a) repetisi epizeuksis, ialah pengulangan satuan lingual (kata) yang Minta maaflah kepadanya sebelum dia datang
Minta maaflah kepadanya sebelum dia datang minta
KOHESI DAN KOHERENSI dipentingkan beberapa kali secara berturut-turut. Contoh repetisi maaf. epizeuksis. Kamu mengalah bukan berarti dia mengalahkan kamu. Menurut Halliday dan Hasan kohesi merupakan bagian Sebagai seorang beriman , berdoalah selagi ada Berbuat baiklah kepada sesama selagi bisa berbuat dari sistem bahasa yang ditandai dengan hubungan antara kalimat kesempatan, selagi diberi baik. satu dengan kalimat lainnya dalam suatu teks sehingga mempunyai kesehatan, dan selagi diberi umur panjang. Berdoa makna implisit yang ditandai dengan kata-kata yang berhubungan wajib bagi manusia. h) repetisi anadiplosis, ialah pengulangan kata atau frasa terakhir (de Beaugrande & Dressler, 1983). Gutwinsky dalam (Tarigan, dari baris atau kalimat itu menjadi kata atau frasa pertama pada 2009) mengutarakan bahwa kohesi adalah hubungan antarkalimat b) repetisi tautotes, ialah pengulangan satuan lingual (sebuah kata) baris atau kalimat berikutnya. Contoh repetisi anadiplosis. di dalam sebuah wacana, baik dalam skala gramatikal maupun beberapa kali dalam sebuah kontruksi. Contoh repetsi tautotes. dalam hidup ada tujuan skala leksikal tertentu. Pengetahuan strata dan penguasaan kohesi Aku dan dia terpaksa harus tinggal berjauhan, tetapi tujuan dicapai dengan usaha yang baik memudahkan pemahaman tentang wacana. Wacana aku sangat usaha disertai doa benar-benar bersifat kohesif apabila terdapat kesesuaian secara mempercayai dia, dia pun sangat mempercayai aku. Aku dan dia doa berarti harapan bentuk bahasa terhadap koteks (situasi dalam bahasa; sebagai saling mempercayai. harapan adalah perjuangan lawan dari konteks atau situasi luar bahasa) James dalam (Tarigan, perjuangan adalah pengorbanan 2009) c) repetisi anafora, ialah pengulangan satuan lingual berupa kata Wabster dalam Tarigan (Tarigan, 2009) mengatakan atau frasa pertama pada akhir baris atau kalimat berikutnya. 2) Sinonimi bahwa koherensi adalah kohesi, perbuatan, atau keadaan Contoh repetisi anafora. Aspek leksikal selain repetisi adalah sinonimi. Fungsi menghubungkan, memperlihakan, koneksi; hubungan yang cocok bukan nafsu, dari sinonimi adalah untuk menjalin hubungan makna yang dan sesuai atau ketergantungan yang satu dengan yang lainsecara bukan wajahmu, sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang rapi, seperti dalam bagian-bagian wacana atau argumen-argumen bukan kakimu, lain dalam wacana (Sumarlam 2003:39). Berdasarkan wujud suatu rentetan penalaran. Koherensi (perpaduan yang baik dan bukan tubuhmu, satuan lingualnya, sinonimi dapat dibedakan menjadi lima macam, kompak) adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara Aku mencintaimu karena hatimu. yaitu unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat a) sinonimi antara morfem (bebas) dengan morfem itu bagaimana hubungan antarsubjek dan predikat, hubungan d) repetisi epistrofa, ialah pengulangan satuan lingual kata/frasa (terikat), antara predikat dan objek serta keterangan-keterangan lain unsur pada akhir baris (dalam puisi) atau akhir kalimat (dalam prosa) Aku mohon kau mengerti perasaanku. pokok tadi (Keraf, 2004) secara berturut-turut. Contoh repetisi epistrofa. Kamu boleh bermain sesuka hatimu. Bumi yang kaudiami, laut yang kaulayari, adalah puisi. Dia terus berusaha mencari jatidirinya 1. Kohesi Udara yang kauhirup, air yang kauteguki, adalah puisi. Kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana Kebun yang kautanami, bukit yang kaugunduli, adalah (hubungan yang tampak pada bentuk). Kohesi merupakan tempat puisi. b) sinonimi kata dengan kata, kalimat-kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk Gubug yang kauratapi, gedung yang kautinggali, Meskipun sedikit, saya sudah terima bayaran. Setahun menerima menghasilkan tuturan (Tarigan, 2009). Kohesi adalah hubungan adalah puisi. gaji 80%. SK PNSku keluar. Gajiku naik. antarkalimat di dalam sebuah wacana baik dalam skala gramatikal e) repetisi simploke, ialah pengulangan satuan lingual pada awal c) sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya, maupun skala leksikal tertentu. dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Contoh Kota itu semalam dilanda hujan dan badai. Akibat a. Kohesi Leksikal repetisi simploke. adanya musibah itu banyak Menurut (Sumarlam, 2003) kohesi leksikal adalah Kamu bilang hidup ini brengsek. Biarin. gedung yang runtuh, rumah-rumah penduduk roboh, hubungan antarunsur dalam wacana secara semantis. Kohesi Kamu bilang hidup ini nggak punya arti. Biarin. dan pohon-pohon pun leksikal diperoleh dengan cara memilih kosakata yang serasi Kamu bilang nggak punya kepribdian. Biarin. tumbang disapu badai. (Tarigan 2009:98). Kohesi leksikal dapat dibedakan menjadi enam Kamu bilang nggak punya pengertian. Biarin. d) sinonimi frasa dengan frasa, macam, sebagai berikut. Tina adalah sosok wanita yang pandai bergaul. Betapa 1) Repetisi (Pengulangan) f) repetisi mesodiplosis, ialah pengulangan satuan lingual pada tidak.Baru pindah Repetisi adalah pengulangan satuan lingual (bunyi, suku awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Contoh dua hari ke sini, dia sudah bisa beradaptasi dengan kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk repetisi mesodiplosis. baik. memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Sumarlam, Pegawai kecil jangan mencuri kertas karbon. 2003). Pengulangan yang dimaksud bukan proses reduplikasi Babu-babu jangan mencuri tulang-tulang ayam goreng. e) sinonimi klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat. melainkan pengulangan sebagai penanda hubungan antarkalimat Para pembesar jangan mencuri bensin. Gunakan landasan teori yang tepat untuk memecahkan dengan adanya unsur pengulangan yang mengulang unsur yang Para gadis jangan mencuri perawannya sendiri. masalah terdapat dalam kalimat di depannya. Keraf dalam (Sumarlam, g) repetisi epanalepsis, ialah pengulangan satuan lingual, yang kata tersebut. Pendekatan yang digunakan untuk 2003)) membagi repetisi menjadi delapan macam, yaitu atau frasa terakhir dari baris atau kalimat itu merupakan menyelesaikan persoalana itu pun pengulangan kata atau frasa pertama. Contoh repetisi epanalepsis. juga harus akurat. 3) Antonimi (Lawan Kata) Kolokasi ialah asosiasi tertentu dalam menggunakan mengikutinya. Menurut Sumarlam (2003:24) jenis kohesi Antonimi ialah nama lain untuk benda atau hal yang lain; pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan, gramatikal pengacuan ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga atau satuan lingual yang maknanya berlawanan atau beroposisi yaitu kata-kata yang dipakai dalam satuan domain atau jaringan macam yaitu: dengan lingual yang lain (Sumarlam, 2003). Oleh karena itu tertentu(Sumarlam, 2003). Contoh pemakaian katakata yang a) Pengacuan Persona antonimi disebut juga oposisi makna, yang mencakup konsep yang berkolokasi adalah sebagai berikut. Pengacuan persona direalisasikan melalui pronomina benar-benar berlawanan sampai kepada yang hanya kontras makna Waktu aku masih kecil, ayah sering mengajakku ke persona (kata ganti orang), yang meliputi persona pertama, kedua, saja. Menurut sifatnya, oposisi makna dapat dibedakan menjadi sawah. Ayah adalah dan ketiga maupun jamak. Klasifikasi pronomina persona secara lima, yaitu seorang petani yang sukses. Dengan lahan yang luas lebih lengkap dapat diperhatikan dapat diperhatikan pada tabel di a) oposisi mutlak ialah pertentangan kata secara mutlak. Contoh dan bibit padi yang bawah ini. oposisi mutlak. berkualitas serat didukung sistem pengolahan yang 1) Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk Hidup dan matinya perusahaan tergantung dari usaha sempurna maka panen pun mengacu pada orang. Berikut adalah pemakaian pronomina kita. Jangan melimpah. Dari hasil panen itu pula keluarga ayahku persona. hanya diam menunggu kehancuran, mari kita mencoba mampu bertahan a) Persona pertama tunggal : saya, aku, -ku bergerak hidup secara layak. Persona pertama jamak : kami, kita dengan cara lain. b) Persona kedua tunggal : engkau, kamu, anda, dikau, kau-, -mu b) oposisi kutub ialah oposisi yang bersifat gradasi (terdapat 5) Hiponimi (Hubungan Atas – Bawah) Persona kedua jamak : kalian, kamu, sekalian, anda sekalian tingkatan makna pada kata-kata tersebut). Contoh oposisi kutub. Hiponimi ialah satuan bahasa yang maknanya dapat c) Persona ketiga tunggal : ia, dia, beliau, -nya Baik orang kaya maupun orang miskin, semua dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain Persona ketiga jamak : mereka mempunyai hak yang (Sumarlam 2003:45). Unsur atau satuan lingual yang mancakupi sama unutk mengenyam pendidikan. beberapa untuk atau satuan lingual yang berhiponimi itu disebut Pronomina Penunjuk c) oposisi hubungan ialah oposisi makna yang bersifat saling hipernim atau superordinat. Contoh penggunaan hiponimi dapat Pronomina penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam, melengkapi, kata yang satu dimungkinkan ada kehadirannya diperhatikan pada penggalan wacana berikut. yaitu (1)pronomina penunjuk umum, (2) pronomina penunjuk karena kehadiran kata yang lain yang menjadi oposisinya atau Binatang melata termasuk ketegori hewan reptil. Reptil tempat, (3) pronomina penunjuk ihwal. kehadiran kata yang satu disebabkan oleh adanya kata yang lain. yang hidup di a) Pronomina penunjuk umum ialah ini, itu, dan anu. Contoh oposisi hubungan. darat dan di air ialah katak dan ular. Cicak adalah b) Pronomina penunjuk tempat dalam bahasa Indonesia adalah Ibu Rini adalah seorang guru yang cantik dan cerdas, reptil yang biasa sini, situ, sehingga semua merayap di dinding. Adapun jenis reptil yang hidup di atau sana. murid senang kepadanya. semak-semak dan rumput c) Pronomina penunjuk ihwal adalah pronomina yang dipakai Pak Rahmat adalah dokter. Beliau sangat baik kepada adalah kadal. Sementara itu, reptil yang dapat berubah sebagai semua wrna sesuai dengan pemarkah pertanyaan. pasiennya. lingkungannya yaitu bunglon. Berikut contoh penggunaan pengacuan persona dalam d) oposisi hirarkial ialah oposisi makna yang menyatakan deret 6) Ekuivalensi (Kesepadanan) kalimat. jenjang atau tingkatan, seperti kata-kata untuk merujuk pada Ekuivalensi adalah kesepadanan antara satuan lingual 1) Saya tidak setuju dengan penambahan anggaran proyek ini, satuan ukuran, penanggalan dan sejenisnya. Contoh oposisi tertenu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma karena tahun lalu dana juga tidak habis. Sudah saatnya kita hirarkial. (Sumarlam, 2003).Hubungan kesepadanan ditunjukkan oleh kata menghemat uang rakyat. (Mulyana 2005:34). milimeter >< sentimeter >< meter hasil proses afiksasi dari morfrem-morfem asal yang sama. Saya pada kalimat di atas merupakan pegacuan persona pertama kilogram >< kuintal >< ton Penggunaan ekuivalensi dapat dilihat pada contoh berikut. tunggal, selain itu terdapat juga persona pertama jamak yaitu kita. detik >< menit >< jam Andi memperoleh predikat pelajar teladan. Dia Ia tidak mungkin menemukan buku fiksi di perpustakaan SD >< SMP >< SMA memang tekun sekali itu. e) oposisi majemuk ialah oposisi makna yang terjadi pada dalam belajar. Apa yang telah diajarkan oleh guru Ia pada kalimat di atas merupakan persona ketiga beberapa kata (lebih dari dua). Contoh oposisi majemuk. pengajar di sekolah tunggal. Adi berlari karena takut dimarahi ibunya. Setelah agak diterima dan dipahaminya dengan baik. Andi merasa 2) Tahun ini mereka bertekad membangun rumah sendiri. Sudah jauh dari senang dan tertarik pada lama sekali mereka numpang di rumah saudaranya. ibunya, ia berjalan menuju rumah temannya. Samapai semua pelajaran. Mereka merupakan persona ketiga jamak, -nya bentuk persona dirumah itu lalu ia ketiga tunggal. melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. b. Kohesi Gramatikal Mendadak ia Sarana kohesi gramatikal meliputi pengacuan, subtitusi, 2) . Pengacuan Demonstratif berhenti dan terkejut karena ternyata yang tampak di pelesapan, konjungsi, inversi dan pemasifan kalimat. Pengacuan demonstratif (kata ganti penunjuk) dapat depan mata Adi 1) Pengacuan (Referensi) dibedakan menjadi dua, yaitu pronomina demonstratif waktu adalah ibunya sendiri. Pengacuan (Referensi) adalah salah satu jenis kohesi (temporal) dan pronominal demonstratif tempat (lokasional). gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada Klasifikasi pronomina demonstratif tersebut dapat diilustrasikan 4) Kolokasi (Sanding Kata) satuan lingual lain (atau suatu acuan) yang mendahului atau dalam bentuk tabel sebagai berikut. juga berkategori verba. Misalnya, kata mengarang digantikan yang sama: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, dan Tabel Pengacuan Demonstratif dengan kata berkarya, kata berusaha digantikan dengan kata sedangkan. Waktu Tempat berikhtiar, dan sebagainya. Perhatikan contoh berikut. 2) Konjungsi korelatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua Wisnu mempunyai hobi mengarang cerita pendek. Dia kata, frasa atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama, kini: kini, sekarang, saat ini - dekat dengan penutur: sini, berkarya sejak konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh ini masih di bangku sekolah menengah pertama. satu kata, frasa atau klausa yang dihubungkan, konjungsi korelatif - lampau: kemarin, dulu, 3) Substitusi frasal adalah penggantian satuan lingual tertentu yang berupa ...yang lalu - agak dekat dengan penutur: berupa kata atau frasa dengan satuan lingual lainnya yang berupa .…..baik…..maupun situ, itu frasa. Misalnya pada contoh berikut. tidak hanya…..tetapi juga - y.a.d.: besok, ...depan, Maksud hati mau menengok orang tua. Mumpung hari bukan hanya, melainkan juga ...yang akan - jauh dengan penutur: sana Minggu, demikian…..sehingga senyampang hari libur. sedemikian rupa sehingga datang - mununjuk secara eksplisit: 4) Substitusi klausal adalah penggantian satuan lingual tertentu apa(kah)….atau…… Solo, yang berupa klausa atau kalimat dengan satuan lingual lainnya entah…….entah - netral: pagi, siang, sore, yang berupa kata atau frasa. Perhatikan contoh tuturan berikut ini. jangankan……..pun pukul 12 Yogya S : “Jika perubahan yang dialami oleh Anang tidak bisa 3) Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan diterima dengan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis Sumber : Sumarlam 2003:24 baik oleh orang orang di sekitarnya; mungkin hal itu yang sama, salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Berikut contoh penggunaan pengacuan demonstratif disebabkan oleh a. konjungsi subordinatif waktu: sejak, semenjak, sewaktu, ketika, dalam kalimat. kenyataan bahwa orang-orang itu banyak yang tidak sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambi, demi, setelah, a) Sudahh lama aku di kota ini mencarinya. Alamat itu tak juga sukses seperti Anang”. sesudah, sebelum, sehabis, hingga, sampai. kutemukan. T : “Tampaknya memang begitu”. b. konjungsi subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), Kata ini dan itu merupakan pengacuan demonstratif tempat. 3. Pelesapan bila, manakala b) Kalau kamu akan ke terminal dari sini belok ke kanan dan di Pelesapan (elipsis) adalah salah satu jenis kohesi c. konjungsi subordiantif pengandaian: andaikan, seandainya, sana akan kau gramatikal yang berupa penghilangan atau pelesapan satuan umpamanya, temukan terminal. lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Pada hubungan sekiranya Kata sini dan sana merupakan pengacuan demonstratif tempat. pelesapan ini unsur penggantinya itu dinyatakan dalam bentuk d. konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar kosong (zero). Sesuatu yang dinyatakan dengan kata, frasa, atau e. konjungsi subordinatif konsesif: biarpun, meski(pun), 3). Pengacuan Komparatif (Perbandingan) bagian kalimat tertentu dilesapkan karena sudah disebutkan pada walau(pun), Pengacuan komparatif (perbandingan) ialah salah satu kalimat sebelumnya atau sesudahnya. Perhatikan contoh berikut. sekali(pun), sungguh(pun), kendati(pun) jenis kohesi gramatikal yang bersifat membandingkan dua hal atau Budi seketika itu terbangun. Ø menutupi matanya karena silau, Ø f. konjungsi subordinatif pengandaian: seakan-akan, seolah-olah, lebih yang mempunyai kemiripan atau kesamaan dari segi mengusap muka seperti, bentuk/wujud, sikap, sifat, watak, perilaku, dan sebagainya. dengan saputangannya, lalu Ø bertanya, “Di mana ini?” sebagai, laksana, laksana, ibarat g. konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena itu, karena, oleh 2 Substitusi 4 Konjungsi karena, oleh Substitusi ialah salah satu jenis kohesi gramatikal yang Konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang sebab berupa penggantian satuan lingual tertentu (yang telah disebut) dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan h. konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai (-sampai), dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur unsur yang lain dalam wacana. Unsur yang dirangkaikan dapat maka(nya) pembeda. Dilihat dari segi satuan lingulnya, substitusi dapat berupa satuan lingual kata, frasa klausa, kalimat, dan dapat juga i. konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa dibedakan menjadi substitusi nominal, verbal, frasal, dan klausal. berupa unsur yang lebih besar dari itu, misalnya alinea dengan j. konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa 1) Substitusi nominal adalah penggantian satuan lingual yang pemarkah lanjutan, dan topik pembicaraan dengan pemarkah alih k. konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa berkategori nomina (kata benda) dengan satuan lingual lain yang topik atau pemarkah disjungtif. l. konjungsi subordinatif atribut: yang juga berkategori nomina. Misalnya kata derajat, tingkat diganti Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, m. konjungsi subordinatif perbandingan: sama…dengan, dengan pangkat, kata gelar diganti dengan titel. Perhatikan contoh konjungsi dibagi menjadi tiga kelompok: (1) konjungsi lebih…dari(pada)…. berikut. koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif. Agus sekarang sudah berhasil mendapat gelar Sarjana Akan tetapi, kohesif konjungsi bahasa Indonesia yang dipakai 4) Konjungsi antarkalimat digunakan sebagai penghubung Sastra. Titel sebagai pembangun kepaduan wacana beragam. Bila dilihat dari antarkalimat dalam paragraf. kesarjanaannya itu akan digunakan untuk mengabdi unsur yang dihubungkan, konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat Berikut konjungsi antarkalimat kepada nusa dan dibedakan atas kohesif konjungsi antarkalimat, dan kohesif a. biarpun demikian begitu bangsa melalui sastranya. antarparagraf. b. sekalipun demikian begitu 2) Substitusi verbal adalah penggantian satuan lingual yang 1) Konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan c. walaupun demikian begitu berkategori verba (kata kerja) dengan satuan lingual lainnya yang dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status d. meskipun demikian begitu e. sungguhpun demikian begitu sendiri. Pada dasarnya hubungan koherensi adalah suatu rangkaian mereka numpang di rumah saudara. f. kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambah pula, fakta dan gagasan yang teratur dan tersusun secara logis. 6. Hubungan Latar-Simpulan lagipula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, malah(an), bahkan, Koherensi dapat terjadi secara implisit (terselubung) karena Koherensi ini dinyatakan dengan salah satu kalimat (akan) tetapi, namun, kecuali, dengan demikian, kendati demikian, berkaitan dengan bidang makna yang memerlukan interprestasi. menyatakan simpulan atas pernyataan pada kalimat lainnya. oleh karena itu, oleh sebab itu. Beberapa bentuk atau jenis hubungan koherensi dalam Berikut penggunaan hubungan latar-simpulan dalam kalimat. wacana telah dideskripsikan oleh para ahli. D‘Angelo dalam Mobil itu sudah tua, tetapi. Rupanya pemiliknya pandai 5 Inversi (Tarigan, 2009) misalnya menyatakan bahwa yang termasuk merawatnya. Susunan yang dianggap normal dalam bahasa Indonesia unsur-unsur koherensi wacana diantaranya mencakup: unsur 7. Hubungan Kelonggaran-Hasil ialah susunan DM (diterangkan-menerangkan). Pembalikan penambahan, repetisi, pronomina, sinonim, totalitas bagian, Koherensi ini dinyatakan dengan salah satu kalimatnya dilakukan karena unsur yang sama atau bersamaan yang menjadi komparasi, penekanan, kontras, simpulan, contoh, paralelisme, menyatakan kegagalan suatu usaha yang dinyatakan pada kalimat fokus perlu didekatkan (Hartono, 2012) . Hal itu tampak pada lokasi anggota, dan waktu. Tujuan aspek pemakaian aspek atau lainnya. Berikut penggunaan hubungan kelonggaran-hasil dalam contoh berikut ini. sarana koherensi antara lain ialah agar tercipta susunan dan kalimat. Kemarin saya pergi ke Yogya. Di sana saya membeli buku. struktur wacana yang memiliki sifat serasi, runtut, dan logis. Sudah lama aku di kota ini mencarinya. Alamat itu tak 1. Hubungan Sebab-Akibat juga kutemukan. 6 Pemasifan kalimat Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat pertama 8. Hubungan Syarat-Hasil Pemasifan kalimat terjadi karena kalimat berstruktur menyatakan sebab, sedangkan kalimat berikutnya menyatakan Koherensi ini dinyatakan dengan salah satu kalimat pelaku (aktif) diubah menjadi berstruktur sasaran (pasif). Hal itu akibat. Berikut penggunaan hubungan sebab-akibat dalam kalimat. menyatakan syarat untuk tercapainya apa yang dinyatakan pada karena merupakan kata yang fokus dalam penyajian gagasan Ia tidak mungkin menemukan buku fiksi di perpustakaan kalimat lainnya. Berikut penggunaan hubungan syarat-hasil dalam berubah dari suatu fokus ke fokus yang lain. Perhatikan contoh itu. Koleksi kalimat. berikut. perpustakaan itu khusus buku nonfiksi ilmiah. Beri bumbu dan penyadap rasa yang tepat. Masakanmu 2. Hubungan Akibat-Sebab pasti enak. Di sana saya membeli buku. Buku itu tadi dipinjam Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat kedua teman saya. menyatakan sebab terjadinya/tindakan yang dinyatakan pada Yang menjadi fokus pada kalimat kedua adalah buku. Oleh karena kalimat pertama. Berikut penggunaan hubungan akibat-sebab 9. Hubungan Perbandingan itu, kalimat aktif Teman saya tadi meminjam buku itu diubah dalam kalimat. Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat pertama menjadi kalimat pasif. Buku itu Tiba-tiba ia merasa rindu kepada anaknya. Tanpa banyak dibandingkan dengan yang dinyatakan pada kalimat berikutnya. tadi dipinjam teman saya. persiapan pergilah ia ke kota yang jauh itu. Berikut penggunaan hubungan sebab-akibat dalam kalimat. Pengantin itu sangat anggun. Seperti dewa-dewi dari B. Koherensi Khayangan. Beaugrande dan Dressler mengemukakan bahwa 3. Hubungan Sarana-Hasil 10. Hubungan Parafrastis koherensi berkaitan dengan hubungan antar kata, frase, klausa, dan Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat pertama Koherensi ini dinyatakan dengan gagasan yang kalimat secara eksplisit dan ambiguitas sehingga mampu menyatakan sarana untuk perolehan yang dinyatakan pada kalimat dinyatakan pada kalimat pertama dinyatakan secara lain dengan menjelaskan makna teks yang (de Beaugrande & Dressler, 1983). berikutnya. Berikut penggunaan hubungan sarana-hasil dalam kalimat berikutnya. Berikut penggunaan hubungan parafrastis Koherensi adalah kepaduan gagasan antarbagian dalam wacana, kalimat. dalam kalimat. dan kohesi merupakan salah satu cara untuk membentuk Atlit bulutangkis kita akhirnya mendominasi kejuaraan Saya tidak setuju dengan penambahan anggaran untuk koherensi. Koherensi merupakan salah satu aspek wacana yang Indonesia Terbuka. proyek ini, karena penting dalam menunjang keutuhan makna wacana. Bila suatu Kita tidak usah heran, mereka berlatih dengan ketat dan tahun lalu dana juga tidak habis. Sudah saatnya kita ujaran tidak memiliki koherensi, hubungan semantik-pragmatik sangat disiplin. menghemat uang rakyat. yang seharusnya ada menjadi tidak terbina dan tidak logis. Brown 4. Hubungan Sarana-Tujuan 11. Hubungan Amplikatif dan Yule dalam (Mulyana, 2005) menegaskan bahwa koherensi Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat kalimat kedua Koherensi ini dinyatakan dengan gagasan yang berarti kepaduan dan keterpahaman antarsatuan dalam suatu teks menyatakan syarat untuk tercapainya apa yang dinyatakan pada dinyatakan pada kalimat pertama diperkuat atau ditegaskan dengan atau tuturan. Dalam struktur wacana, aspek koherensi sangat kalimat lain. Berikut penggunaan hubungan sarana-tujuan dalam gagasan pada kalimat berikutnya. Berikut penggunaan hubungan diperlukan keberadaannya untuk menata pertalian batin antara kalimat. amplikatif dalam kalimat. proposisi yang satu dengan lainnya untuk mendapatkan keutuhan. Bekerjalah dengan keras. Cita-citamu menjadi orang Dua burung itu jangan dipisah. Masukkan dalam satu Keutuhan yang koheren tersebut dijabarkan oleh adanya kaya bakal kesampaian. kandang saja. hubungan-hubungan makna yang terjadi antarunsur secara 5. Hubungan Alasan-Tindakan 12. Hubungan Adiftif semantis. Sejalan dengan hal tersebut Halliday dan Hasan dalam Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat pertama Koherensi ini dinyatakan dengan gagasan yang (Mulyana, 2005) menegaskan bahwa struktur wacana pada menyatakan alasan bentuk tindakan yang dinyatakan pada kalimat dinyatakan pada kalimat pertama diikuti atau ditambah dengan dasarnya bukanlah struktur sintaktik, melainkan struktur semantik, berikutnya. Berikut penggunaan hubungan alasan-tindakan dalam gagasan pada kalimat berikutnya. Berikut penggunaan hubungan yakni semantik kalimat yang di dalamnya mengandung proposisi- kalimat. adiktif dalam kalimat. proposisi. Sebab beberapa kalimat hanya akan menjadi wacana Tahun ini mereka bertekad membangun rumah sendiri. Biar dia duduk dulu. Saya akan selesaikan pekerjaan ini sepanjang ada hubungan makna (arti) di antara kalimat-kalimat itu Sudah lama sekali (simultan). 13. Hubungan Identifikasi analisis wacana kajian yang membahas tentang wacana sedangkan Teks-teks yang dihasilkan harus disesuaikan dengan tujuan Koherensi ini dinyatakan dengan gagasan yang wacana merupakan bahasa yang digunakan berkomunikasi. yang ingin disampaikan. Teks yang dihasilkan ini tentunya dinyatakan pada kalimat pertama didentifikasi dengan kalimat berkaitan dengan si pembicara atau penulis. Teks yang dihasilkan berikutnya. Berikut penggunaan hubungan identifikasi dalam Menurut KBBI Daring menyebutkan bahwa analisis adalah harus dapat diterima oleh pembaca atau pendengar. Jika kohesi dan kalimat. penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan koherensi berpusat pada teks, intensionalitas berpusat pada Tidak bisa masuk ke universitas itu tidak berarti bodoh. sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab, pengguna (user). Intensionalitas atau kebermaksudan adalah sikap Kamu tahu nggak, musabab, duduk perkaranya dan sebagainya) (diunduh pada hari pengujar (penghasil teks) mengenai serangkaian peristiwa Einstein? Fisikawan genius itu juga pernah gagal masuk senin, 18 Februari 2019 pukul 10:01 wib dengan website pengujarannya. Intensionalitas merupakan cara-cara atau usaha- ke universitas. https://kbbi.kemendikbud.go.id ). Kajian terhadap suatu wacana usaha untuk menyampaikan maksud atau pesan pembicaraan dapat dilakukan secara struktural dengan menghubungkan antara melalui sikap bicara, intonasi, dan ekspresi wajah. 14. Hubungan Generik-Spesifik teks dan konteks, serta melihat suatu wacana secara fungsional Dari sudut pandang produksi, jelas bahwa bahasa lisan dan tulis Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat pertama dengan menganalisis tindakan yang dilakukan seseorang untuk agak berbeda tuntutannya pada para produser bahasa. Pembicara menyatakan gagasan umum atau luas, sedangkan kalimat tujuan tertentu guna memberikan makna kepada partisipan yang dapat membuat segala macam efek ‘kualitas suara’ (dan juga berikutnya menyatakan gagasan khusus atau sempit. Berikut terlibat. Data yang digunakan dalam analisis wacana adalah ekspresi muka, isyarat, serta sikap tubuh). Dengan senjata-senjata penggunaan hubungan generik-spesiik dalam kalimat. dengan cara berfokus pada pengkontruksian secara kewacanaan itu ia selalu dapat mengendalikan pengaruh kata-kata yang Gadis model itu sangat cantik. Wajahnya bersih, yang meliputi teks tulis yang berupa ragam tulisan, dan teks lisan diucapkannya. Jadi, pembicara yang mengatakan “Saya benar- matanya indah, bibirnya yang berupa ragam tuturan. benar ingin” sambil mencondongkan badan kemuka, tersenyum, menawan. Apalagi jalannyaa, luar biasa. dengan kualitas suara yang ‘hangat dan dengan nafas panjang’, B. Cara Analisis Wacana jauh lebih besar kemungkinannya ditafsirkan bahwa ia memang 15. Hubungan Spesifik-Generik mempunyai maksud sesuai dengan apa yang dikatakannya, Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat pertama Analisis wacana yang berfokus pada pada ragam tulisan dan daripada pembicara lain yang mengucapkan kata-kata yang sama, menyatakan gagasan umum atau luas, sedangkan kalimat ragam tuturan dalam memahami makna partisipan dapat dilakukan sambil mencondongkan badannya kebelakang, dengan alis berikutnya menyatakan gagasan khusus atau sempit. Berikut dengan beberapa pendekatan. berkerut dan kualitas suara ‘sengau dan bernada mengejek’. penggunaan hubungan spesifik-generik dalam kalimat. Penulis sebaliknya, mungkin tidak memperhatikan apa yang Saya bangun tidur pukul 05.00. Saya mandi lalu salat Beberapa pendekatan yang digunakan dalam analisis wacana sudah ditulisnya, berhenti di antara setiap kata tanpa takut disela subuh. Setelah itu saya sebagai berikut. oleh kawan bicaranya, menyisihkan waktunya untuk memilih membantu ibu lalu makan pagi bila ada. Kemudian sebuah kata tertentu, bahkan mencarinya dalam kamus jika perlu, berangkat ke sekolah. Itulah 1. Teori wacana Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe, adalah dan bahkan mengubah tulisanya mengenai apa yang ingin kegiatanku setiap pagi. penjauhan yang berfokus pada wacana yang membangun dikatakannya. Apabila pembicara mengalami tekanan berat untuk 16. Hubungan Ibarat makna dalam dunia sosial, karena bahasa tidak stabil dan terus berbicara selama jangka waktu yang diberikan kepadanya, Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat pertama tidak pernah permanen, serta benar-benar bersih. penulis secara khas tidak mengalami tekanan seperti itu. Apabila diibaratkan seperti yang dinyatakan pada kalimat berikutnya. 2. Analisis wacana kritis, adalah pendekatan yang pembicara tahu bahwa kata-kata apa saja yang keluar lewat Berikut penggunaan hubungan ibarat dalam kalimat. menekankanperan aktif wacana dalam membangun bibirnya akan didengar oleh kawan bicaranya dan jika itu bukan Kelihaiannya mengelola bisnis sungguh piawai. perubahan di dunia sosial, dengan adanya penggunaan yang dimaksudkannya, ia harus melakukan ‘perbaikan’ yang aktif Memang dia seperti belut di bahasa kongkret berdasarkan kesepakatan masyarakat. secara terbuka, penulis dapat mencoret dan menulis lagi dalam lumpur basah. 3. Psikologi kewacanaan, adalah pendekatan yang keadaan tenang di kamar kerjanya. 17. Argumentatif (makna alasan) menganalisis wacana dalam skala besar dan memiliki fokus Dalam sikap tersebut, peristiwa-peristiwa ujarannya dibuat Koherensi ini dinyatakan dengan kalimat kedua persoalan khusus, di mana pengguna bahasa dalam interaksi sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan keinstrumenan menyatakan argumen (alasan) bagi pendapat yang dinyatakan pada sosial yakni psikologi kewacanaan seseorang dalam suatu teks yang terpadu dan berpadu untuk memenuhi maksudnya. kalimat pertama. Berikut penggunaan hubungan argumentatif masyarakat. Sebagai contoh adalah peristiwa komunikasi dalam penulisan dan dalam kalimat. penyajian makalah ini. Segala hal terkait penulisan dan penyajian Dia menang dalam pemilihan ketua RW. Dia orang yang C. Manfaat Analisis Wacana makalah ini dirancang sedemikian rupa sehingga menyatu dan bijaksana dan dapat menyambung serta berakhir pada pemahaman konsep yang bergaul dengan siapa saja. Analisis wacana merupakan usaha untuk memahami suatu cenderung sama dan benar. Intensionalitas adalah keadaan yang di A. Pengertian Analisis Wacana bahasa tentunya memiliki manfaat dalam proses belajar bahasa dalamnya penulis dan pengujar harus secara sadar memiliki serta perilaku berbahasa. Mengkaji wacana secara sungguh- maksud mencapai tujuan tertentu dengan pesannya. Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau sungguh akan meningkatkan pemerolehan kompetensi komunikasi Intensionalitas berkenaan dengan sikap penghasil teks (text menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam (diunduh pada hari minggu, 17 Februari 2019 pukul 16:45 wib producer’s) dalam memandang bahwa teks yang dihasilkannya bentuk tulis maupun lisan terhadap para pengguna sebagai suatu dengan website https://id.m.wikipedia.org ). bersifat konstitutif (wajib) untuk mencapai teks yang kohesif dan elemen masyarakat (diunduh pada hari minggu, 17 Februari 2019 koheren. Dengan demikian, ada kesengajaan penghasil teks dalam pukul 16:45 wib dengan website https://id.m.wikipedia.org ). D. Pengertian Intentionalitas memenuhi tujuan itu. Misalnya, penghasil teks bertujuan untuk Kemudian menurut Stubs dan Cook dalam Badara (2013:18) menyebarkan pengetahuan, memaparkan sebuah konsep baru, meyakinkan penikmat teks tentang suatu hal, mempengaruhi agar berbunyi “Maaf Mbak, saya tidak dapat mengambil foto copyan B : Ah, masa. Apa nggak takut ketahuan istrinya? para pembaca mengikuti pendapat kita, dan sebagainya. Berikut itu karena saya lagi tanggung, mengetik tugas.” C : Ya, nggaklah, ‘kan perempuan itu istrinya’. contoh teks percakapan yang koherensi tetapi tidak kohesi: Pada poin yang sama, yang mana koherensinya kurang maka Dalam percakapan ini ada pelanggaran maksim kuantitas (85) : Namun – kemudian anda pergi ke Fred. teks yang dihasilkan akan membingungkan dan tidak konsisten karena informasi yang diberikan oleh A kurang dari yang (86) : Apakah Anda – Apa yang anda tertawakan? sehingga tujuan yang dimaksud tidak tercapai. Contonya: seharusnya. Karena kurangnya informasi ini maka B menjadi (87) : Apakah anda ingin mendengarkan saya – ehhh – saudara (89): “baik tuan”, kata polisi, ”dia adalah laki-laki yang kami cari, salah mengerti. Seharusnya A berkata “Tadi malam saya lihat perempuan saya memberi tahu saya sebuah cerita tadi malam. itu benar, dan dia bukan laki-laki yang kami cari. Karena laki-laki Pak Mulyadi bersama istrinya”. (88) : ketika saya mengatakan saya ingin menjadi sesuatu, bukan yang kami cari sakit dan dia laki-laki yang bukan kami inginkan, 2. Maksim kualitas hanya saya ingin menjadi ini, yaitu hanya-saya-saya-saya- satu hal tuan, jika anda mengerti cara-cara saya setiap harinya (Hardly “Jangan mengatakan sesuatu apabila kamu yakin hal itu salah. yang ingin saya katakan pada orang bahwa saya ingin menjadi 1977: 30). Jangan berkata apabila kamu kekurangan bukti yang cukup.” seorang artis. Keterkaiaatan kohesi dan koherensi dengan intensionalitas Maksim ini membimbing orang untuk tidak mengatakan apa Dari contoh teks di atas, memang secara gramatikal teks dapat menyebabkan situasi yang rumit. Misalnya: sebuah teks yang menurut dia tidak benar; kita juga hendaknya tidak tersebut sulit untuk dipahami, tetapi hal ini biasa terjadi jika antara yang mungkin ingin menyembunyikan beberapa informasi namun mengatakan sesuatu yang tidak ada bukti kebenarannya. pembicara dan pendengar sudah saling memahami konteks dalam prosesnya hal tersebut secara tidak langsung terungkap Sebagai contoh, kalau pembicara tahu bahwa Pak Wijoyo pembicaraan dan tentunya didukung oleh cara atau sikap karena intensionalitas dari si pengujar tidak mendukung. Misalnya: tidak ada di Jakarta karena dia sedang berada di Surabaya, pembicara dalam menyampaikan ujaran. (91)”Saya melihat bahwa salah satu yang besar adalah orang maka kalimat berikut ini melanggar maksim kualitas. Berikut contoh teks percakapan dilihat dari unsur kohesif dan spanyol yang tuli dan bisu, dan orang spanyol itu bersumpah ia “Pak Wijoyo sekarang ada di Jakarta”. koherensif: akan merusak penampilannya seperti yang saya ceritakan kepada Begitu pula kalau dia tidak tahu di mana Pak Wijoyo berada, “Ira dan Tri segera berangkat kuliah karena mereka harus masuk anda dan anda berdua” maka kalimat tersebut juga melanggar maksim kualitas. kelas pukul 8.00 pagi.” “Apa? Lelaki yang bisu dan buta itu mengatakan itu semua?”Huck 3. Maksim hubungan (Relation) Keterangan: Kalimat ini dikatakan kohesif dan koherensif karena telah membuat kesalahan yang mengerikan! “Berbicaralah yang relevan.” Maksim hubungan dapat “mereka” jelas acuannya, yakni “Ira dan Tri.” Pada dasarnya, teks yang akan dihasilkan harus disesuaikan dikatakan relevan apabila memiliki sekurang-kurangnya dua Kohesi berkenaan dengan berbagai cara di mana komponen- antara apa yang akan dikatakan dengan cara mengucapkannya agar aspek, yaitu 1) jenis pengetahuan yang sesuai dengan topik dan 2) komponen teks lahir (surface text), misalnya kata-kata aktual yang apa yang akan disampaikan dapat dimengerti dengan baik. Dalam jenis pengetahuan yang bermanfaat dalam mencapai tujuan. kita dengar atau lihat–saling berhubungan dalam sebuah urutan. menyampaikan teks, baik lisan maupun tulisan, ada empat hal yang Pada maksim ini kita diharapkan untuk memberikan Jika kohesi berkenaan dengan perpautan bentuk, koherensi perlu diperhatikan agar apa yang disampaikan dapat diterima informasi yang relevan terhadap tujuan percakapan. berkenaan dengan perpautan makna. Meskipun kohesi dan dengan baik, diantaranya: (a) Ucapan bertindak: pemilihan kata- Seandainya kita baru saja diterima di sebuah universitas, dan koherensi umumnya berpautan, tidaklah berarti bahwa kohesi kata atau kalimat yang tepat; (b) Propesional bertindak: apa yang kita ingin menceritakan jurusan apa saja yang ada di harus ada agar wacana menjadi koheren. Ada wacana yang ditinjau disampaikan sesuai dengan konten dan rujukan, tidak terkesan universitas tersebut. dari segi teks lahirnya kohesi, tetapi tidak koheren. Demikian juga mengada-ada; (c) Ilokusi bertindak: menyatakan, mendengarkan, “…….ini salah satu universitas negeri di Jakarta. Kampusnya sebaliknya, ada wacana yang ditinjau dari segi teks lahirnya tidak menggambarkan karena berucap itu sendiri merupakan tindakan; asri dan sejuk. Banyak pohon-pohon besar sehingga membuat kohesi, tetapi koheren. Contoh berikut adalah kohesif, tetapi tidak dan (d) Perlokusi bertindak: si penerima dapat merasakan efek dari suasana kampus menjadi sejuk. Kampusnya juga luas dan koheren: apa yang disampaikan pembicara atau penulis. memiliki ruang kelas yang nyaman….dst.” “Dengan mendapat BPPDN, Nisa membeli Mazda baru. Mobil itu E. Hubungannya Antara Teks dan Konteks Intensionalitas Informasi mengenai suasana, pohon, ruang kelas, dsb itu berwarna biru. Biru tua menjadi idam-idaman warna mobil tidak relevan. Gambaran seperti ini telah keluar dari tujuan pemuda sekarang. Modernisasi memang telah banyak mengubah Banyak aturan yang harus dipatuhi dalam percakapan, baik percakapan tadi. keadaan dalam waktu singkat. Waktu ini manusia seakan-akan di menyangkut aspek kebahasaan sampai aspek sosial. Kita dapat Begitu juga kalau menurut pembicara si pendengar tidak tahu persimpangan jalan. Jalan ke sorga atau ke neraka rupanya tidak mengutip prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan. Kedua prinsip siapa yang dibicarakan, maka kalimat berikut ini tidak dipedulikan lagi. Sorga dunia dituntutnya dengan itikad neraka itu mengatur bagaimana orang berkomunikasi. mempunyai makna bagi pendengar. yang penuh dengan kebobrokan.” Dari prinsip kerjasama yang bersifat umum itu selanjutnya “Unpris bekerja di Universitas Negeri Jakarta sebagai seorang Keterangan: Pada contoh kekohesian tampak pada kata Mazda– dijabarkan ke dalam sub-prinsip yang disebut maksim. Ada empat dosen”. mobil, warna bitu–biru tua, sekarang–modernisasi, waktu singkat– maksim yang rumusannya secara lengkap dikemukakan berikut Baru setelah ditambah dengan informasi yang relevan, waktu ini, jalan–jalan, sorga–sorga–neraka. Akan tetapi, apa yang ini: komunikasi menjadi tidak terganggu. didapatkan adalah kekusutan pikiran semata-mata sehingga sukar 1. Maksim kuantitas “Unpris, kakak saya, bekerja sebagai seorang dosen di UNJ”. menggambarkan contoh tersebut menjadi sebuah wacana. “Berikan bantuanmu seinformatif yang dibutuhkan. Jangan Jadi, dapat disimpulkan maksim hubungan ini Sebaliknya, contoh berikut ini tidak kohesif tetapi koheren: memberikan bantuan lebih informatif daripada yang dibutuhkan”. berkaitan dengan kesesuaian antara topik yang ingin A Unpris : Ra, tolong ambil foto copy kita di depan ya. Maksim ini menyatakan bahwa sebagai pembicara, informasi diceritakan dengan isi cerita, selain itu apa yang dibicarakan B Ira : Aduh, lagi tanggung, Mbak. yang kita berikan haruslah seinformatif mungkin, tetapi antara pembicara dan pendengar harus saling mengetahui. Jika ditinjau dari kata-katanya, tidak ada perpautan antara A dan jangan lebih dan jangan kurang informatif daripada yang 4. Maksim cara B. Akan tetapi, kedua kalimat itu adalah koheren karena maknanya diperlukan. Kalau informasinya kurang lengkap akan terjadi “Sajikanlah dengan jelas” berkaitan. Perkaitan itu disebabkan oleh adanya kata-kata yang salah paham. Perhatikan contoh berikut: “Hindarilah ketidakjelasan pernyataan” tersembunyi yang tidak diucapkan. Kalimat B sebenarnya dapat A : Tadi malam saya lihat Pak Mulyadi sama perempuan. “Hindarilah kedwiartian” “Singkatlah” diharapkan agar para perserta pertuturan tidak saling mengejek, menjanjikan atau mengancam dan menyatakan, menegaskan, “Teraturlah” saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain. Perserta tutur menggambarkan, atau mempertanyakan semua ini dikelompokkan Dalam berkomunikasi, orang juga harus mengungkapkan yang sering mengejek peserta tutur lain di dalam kegiatan bertutur menjadi satu sebagai ilokusi tindakan (Searle, 1969: 23). Tidak ada pikirannya secara jelas. Pemilihan kata yang tepat, agar tidak akan dikatakan sebagai orang yang tidak sopan. Dikatakan cara yang jelas untuk menetapkan keadaan dan tujuan yang mana terjadi kesalahan dalam memahami apa yang disampaikan. Selain demikian karena tindakan mengejek merupakan tidakan tidak harus diberikan pada pernyataan atau menerangkan menurut itu, dalam menyampaikan informasi, sebaiknya satu topik menghargai orang lain. Karena merupakan perbuatan tidak baik, kriteria yang disediakan pada tindakan dari menjanjikan. Jika pembahasan, agar apa yang disampaikan dapat dipahami perbuatan itu harus dihindari dalam pergaulan sesungguhnya. seseorang mengatakan: pendengar dengan baik. Jadi, maksim cara ini berkaitan dengan 4. Maksim kesederhanaan 1) Aku janji dan ketepatan pemilihan kata dan kekonsistenan dalam berbicara agar Kurangi pujian pada diri sendiri, tambahi cacian pada diri 2) Aku meminta maaf. tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran. sendiri. Teks ini cukup transparan karena mengucapkan itu sendiri Kepatuhan peserta konversasi terhadap prinsip dan maksim Dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati, adalah tindakan. Kata kerja untuk tindakan-tindakan tersebut akan berujung pada terciptanya komunikasi yang efektif. peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara sering disebut performatif. Dan penggunaan mereka yang umum Sebaliknya, pelanggaran terhadap prinsip dan maksim mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Orang akan dikatakan dalam bidang hukum dan parlemen. Contoh: mengakibatkan terciptanya kesalahpahaman komunikasi, yang sombong dan congkak hati apabila di dalam kegiatan bertutur 1) Dengan ini saya menunda pertemuan berarti tidak tercipta komunikasi yang efektif. Pertanyaannya selalu memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri. Dalam 2) Sekarang saya mengucapkan anda sebagai suami dan istri, adalah “Apakah dalam komunikasi semata-mata hanya mengejar masyarakat bahasa dan budaya Indonesia, keserderhanaan dan Namun komunikasi sehari-hari jauh lebih beragam dan sangat keefektifan dan efisiensi komunikasi?” Jawabnya adalah tidak. kerendahan hati banyak digunakan sebagai paremeter penilaian kurang transparan. Banyak hal yang diucapkan secara eksplisit. Terdapat tujuan lain yang juga menjadi bagian integral kesantunan seseorang. Orang-orang tidak mungkin untuk mengatakan hal seperti ini. percakapan, yakni sopan santun percakapan. Dalam konteks ini, 5. Maksim permufakatan Contoh: kita dapat memanfaatkan prinsip kesantunan yang terdiri dari enam Kurangi ketidaksesuaian antara diri sendiri dengan orang lain. 1) Dengan ini saya mencoba untuk mendapatkan anda untuk maksim yang rumusannya berikut ini: Tingkatkan persesuaian antara diri sendiri dengan orang lain. memenuhi rencana saya dan 1. Maksim kebijaksanaan Maksim permufakatan seringkali disebut dengan maksim 2) Dengan ini saya mencoba untuk membujuk anda untuk Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin, dan buatlah kecocokan. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para pererta menghasilkan pandangan yang paling berguna untuk saya. keuntungan orang lain sebesar mungkin. tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam Jadi, sebagai pembicara atau menulis, sangat dituntut untuk Gagasan dasar maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan kegiatan bertutur. Apabila terdapat kemufakatan atau kecocokan dapat menerapkan intensioanlitas yang tepat dalam menghasilkan adalah bahwa para peserta pertuturan hendaknya berpegang pada antara diri penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur, sebuah teks, baik itu lisan maupun tulisan agar apa yang ingin prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri masing-masing dari mereka akan dapat dikatakan bersikap santun. disampaikan dapat diterima baik oleh pendengar atau pembicara. dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan 6. Maksim simpati Akseptabilitas berkaitan dengan penerima teks. Apakah pesan bertutur. Orang bertutur yang berpegang dan melaksanakan Kurangi antipasti antara diri sendiri dengan orang lain. Perbesar dan tujuan yang disampaikan oleh pembicara atau penulis dapat maksim kebijaksanaan akan dapat dikatakan sebagai orang santun. simpati antara diri sendiri dengan orang lain. Di dalam maksim dipahami dengan baik dan benar ole pendengar atau pembaca Apabila di dalam bertutur orang berpegang teguh pada maksim kesimpatisan, diharapkan agar para peserta tutur dapat pesan tersebut, sehingga komunikasi dapat tercapai dengan kebijaksanaan, ia akan dapat menghindarkan sikap dengaki, iri memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak baik. hati, dan sikap-sikap lain yang kurang santun terhadap mitra tutur. lainnya. Sikap antipasti terhadap salah seorang peserta tutur akan Rasa sakit hati dalam sebuah pertuturan juga dapat diminimalisir dianggap sebagai tindakan tidak santun. Masyarakat tutur Intensionalitas atau kebermaksudan adalah sikap pengujar dengan maksim ini. Indonesia, sangat menjunjung tinggi rasa kesimpatisan terhadap (penghasil teks) mengenai serangkaian peristiwa pengujarannya. 2. Maksim kedermawanan orang lain ini di dalam komunikasi kesehariaanya. Orang yang Intensionalitas dan akseptabilitas sangat erat kaitannya dalam Kurangi keuntungan diri sendiri dan tambahi pengorbanan diri bersikap antipasi terhadap orang lain, apalagi sampai bersikap sinis berkomunikasi atau dalam menghasilkan sebuah teks baik lisan sendiri. terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang yang tidak tahu maupun tulis. Jika setiap orang melaksanakan inti pokok maksim kedermawanan sopan santun di dalam masyarakat. dalam ucapan dan perbuatan dalam pergaulan sehari-hari, maka Kepatuhan pelaku percakapan terhadap maksim kesantunan kedengakian, iri hati, sakit hati antara sesama dapat terhindar. berujung pada hasil komunikasi yang santun, komunikasi yang Hubungan antara teks dan konteks sangat menentukan proses Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati, para dapat “meminyaki” relasi sosial, komunikasi yang membuat mitra penulisan dan pemahaman sebuah teks. Teks muncul dari suatu peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain. kita terhormat dan tidak sakit hati, komunikasi yang dapat situasi sosial khusus dan dibentuk berdasarkan tujuan Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat “menyelamatkan muka”. Sebaliknya, pelanggaran terhadap komunikatif tertentu oleh seorang penutur ataupun penulis. mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan maksim kesantunan mengakibatkan terciptanya komunikasi yang Makna sebuah teks terbentuk dari situasi di luar fisik teks keuntungan bagi pihak lain. tidak santun, komunikasi yang dapat meretakkan relasi sosial, tersebut, sedangkan makna awalnya bersal dari 3. Maksim penghargaan komunikasi yang membuat mitra kita terhina dan sakit hati, penbicara/penulisnya. Kurangi cacian pada orang lain. Tambahi pujian pada orang komunikasi yang dapat “mengancam muka”. lain. Walaupun teori dari tutur kata telah membuat kontribusi yang Intensionalitas dan akseptabilitas sangat erat kaitannya dalam Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat mengesankan untuk kajiaan pragmatik dalam arti kata. Teori berkomunikasi atau dalam menghasilkan sebuah teks baik lisan dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha tindak tutur kata memiliki beberapa batasan yang melekat, ada maupun tulis memberikan penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, perbedaan yang besar antara relatif baik didefinisikan kisah seperti Perhatikan contoh berikut:
Nia :” Rah, tolong ambilkan baju Bangkit di ruang BEM!”
Sarah:” Ah, lagi tanggung Ni”
Keterangan :
intensionalitas dari contoh di atas terletak pada saat Nia
mengucapkan kalimat tersebut, tentunya didukung oleh intonasi , ekspresi wajah, dan gerak tubuh yang tepat, sehingga Sarah sebagai penerima teks memahami apa yang dimaksud dan tujuan dari teks tersebut. Sehingga, akseptabiliats (keberterimaan) teks tersebut dapat dipahami Sarah. Dalam teks teks lisan, intensioalitas dapat dituangkan melalui cara bicara dengan intonasi yang tepat, ekspresi wajah dan gerak tubuh yang sesuai dengna ujaran yang disampaikan