Laporan Pendahuluan CKD
Laporan Pendahuluan CKD
MAKALAH
KEPERAWATAN GERONTIK
“Teori Menua: Biologis, Psikologis, dan Sosiokultural”
Disusun oleh :
Alyani Yasmin 1406544690
Annida Falahaini 1406579460
Lita Mardiana 1406578155
Merry Natalia Sondakh 1406544293
Yuniati Setianingsih 1406567643
(kontribusi setiap anggota sama)
Focus Group 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai teori menua dari perspektif biologis,
psikologis, dan sosiokultural untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Gerontik ini.
Dalam penyusunan tugas makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala yang penulis hadapi dapat
teratasi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada fasilitator Ns. Dwi Nurviyandari Kusuma Wati,
S.Kep., MN yang telah memberikan banyak arahan kepada penulis.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam makalah ini, sehingga penulis dengan terbuka menerima segala masukan,
kritik, maupun saran dari pembaca.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
Teori radikal bebas ada pada tahun 1956, dengan Harman sebagai
pencetusnya. Teori ini menjelaskan bahwa sel tubuh dapat mengalami kerusakan
akibat adanya radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang memiliki eletron
berlebih sehingga dengan mudah bereaksi dengan molekul lain seperti komponen
sel. Radikal bebas bisa muncul dari reaksi tubuh seperti metabolisme maupun dari
lingkungan. Contoh radikal bebasdari lingkungan adalah ozon, pestisida, dan
polutan udara (Miller, 2012). Radikal bebas yang bereaksi dengan sel menimbulkan
kerusakan pada komponen sel seperti protein, lipid, dan asam nukleat. Tubuh
mempunyai mekanisme untuk memerangi radikal bebas yaitu dengan beta-karoten,
vitamin C dan vitamin E. Namun mekanisme ini akan melemah seiring penuaan
akibat radikal bebas yang makin bertambah. Contoh penyakit yang timbul akibat
radikal bebas adalah Age-related Macular Degeneration (AMD). AMD terbukti
dapat melambat prosesnya dengan pemberian antioksidan (Tsubota dkk, 2010).
Namun penelitian juga menyatakan radikal bebas berperan dalam terjadinya proses
tubuh seperti metabolisme (Liochev, 2013, p.4). Untuk itu, penelitian
dikembangkan agar tidak terjadi penumpukan radikal bebas atau pembentukan
radikal bebas berkurang. Saat ini, ahli menyarankan penggunaan antioksidan dan
minum vitamin untuk memerangi radikal bebas (Tabloski, 2014).
2.1.4. Teori Neuroendokrin
Teori neuroendokrin didasarkan pada pemahaman bahwa sistem
neuroendokrin mengintegrasikan berbagai fungsi tubuh dan memfasilitasi adaptasi
terhadap perubahan baik dalam lingkungan internal dan eksternal (Miller, 2012).
Teori ini mendalilkan bahwa perubahan padasistem endokrin adalah penyebab
terjadinya penurunan fungsi organ. Salah satu contohnya adalah ketidakseimbangan
saraf impuls-transmisi zat kimia dalam otak mengganggu pembelahan sel di seluruh
tubuh (Grossman dan Lange, 2006).
2.1.5. Teori Imunitas
Teori imunitas memiliki hubungan erat dengan teori radikal bebas. Hal ini
didasarkan pada perubahan sistem kekebalan tubuh seiring dengan pertambahan
usia. Dalam hal ini yang ditekankan adalah kematian sel-sel kekebalan tubuh yang
8
intervensi yang secara dramatis dapat meningkatkan rentang hidup. Ada banyak
bukti ilmiah bahwa pembatasan kalori tanpa kekurangan gizi memiliki banyak efek
menguntungkan pada hewan, termasuk peningkatan kemampuan dalam melindungi
sel-sel, meningkatkan ketahanan terhadap stres, dan secara keseluruhan memiliki
harapan hidup sehat yang lebih lama (Barzilai & Bartke, 2009 dalam Miller, 2012).
Namun sampai saat ini, penelitian ini belum diterapkan pada manusia.
Manusia dapat berkembang dan belajar sebagai bagian dari proses yang tidak
terbatas sejak anak-anak hingga remaja. Erikson menggambarkan bahwa usia tua
merupakan penyeimbang integritas antara pencarian keutuhan dan rasa putus asa.
Pada fase ini lansia cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu. Ketika
lansia tidak dapat mencapai integritas dalam kehidupannya maka akan
menyebabkan kondisi keputusasaan. Robert Peck tahun 1968 mengembangkan teori
dari Erikson dengan mengidentifikasi tugas-tugas tertentu dari lansia untuk
membangun integritas ego (Touhy dan Jett, 2014). Tugas lansia menurut Peck
adalah sebagai berikut (Touhy dan Jett, 2014):
1. Ego differentiation vs.work role preoccupation
Individu tidak ditentukan lagi oleh karyanya.
2. Body transcendence vs.body preoccupation
Merawat diri tetapi tidak tertarik dan memperhatikan individu.
3. Ego transcendence vs. ego preoccupation
Diri sendiri menjadi kurang sentraldan salah satu merasa bagian dari
massa kemanusiaan untuk berbagi perjuangan mereka dan nasib mereka.
hidup atau transenden (Miller, 2012 dan Touhy & Jett, 2014). Perspektif kosmik
yang merupakan bagian dari teori ini mengarah kepada pandangan lansia yang tidak
lagi bersifat materi melainkan mengutamakan pendekatan terhadap spiritual
ketuhanan dan aspek naturalistik. Teori ini juga menyebutkan bahwa
gerotransenden memiliki karakteristik seperti tingkat kepuasan hidup yang tinggi,
pola koping yang semakin kompleks dan aktif, peningkatan spiritualitas, kepuasan
terhadap aktivitas sosial atas keinginan sendiri, penurunan perhatian terhadap citra
tubuh dan keinginan memiliki sesuatu yang bersifat materi, penurunan rasa takut
terhadap kematian, ketertarikan terhadap generasi masa lalu dan masa depan,
penurunan pemusatan pada diri sendiri dan peningkatan altruisme (Touhy & Jett,
2014). Karakteristik tersebut mendukung bahwa teori gerotransenden melihat
perubahan lansia dari beberapa aspek, mulai dari diri sendiri dan kehidupan
sosialnya.
Transenden yang terjadi pada proses menua membuat lansia lebih
merasakan energi positif yang muncul sehingga meningkatkan kebijaksanaan dan
perilaku baik dalam dirinya. Kebijaksanaan yang dimaksud adalah lansia akan lebih
terbuka dan liberal, membiarkan orang lain membuat keputusan dalam
permasalahan sehari-hari selama mereka percaya bahwa orang tersebut memiliki
pengetahuan lebih terhadap suatu permasalahan (Melin-johansson, 2014). Tornstam
juga memandang gerotransenden sebagai tahap akhir dalam perkembangan natural
manusia terhadap kedewasaan dan kebijaksanaan, sehingga teori ini pernah
dibandingkan dengan teori Erikson mengenai delapan tahap perkembangan
psikososial (Wang, 2011).
Wang (2011) menyebutkan bahwa tahap perkembangan Erikson melihat
kehidupan ke arah belakang, sedangkan gerotransenden adalah sebaliknya.
Gerotransenden juga dijelaskan sebagai tahap perkembangan Erikson yang ke-9,
memiliki karakteristik kedamaian pikiran, perasaan baru terhadap kerukunan hidup
meliputi kekuatan alam serta pendefinisian ulang terhadap waktu, ruang, kehidupan,
dan kematian (Patton, 2006 dalam Wang, 2011). Maksudnya, saat menua, manusia
memiliki peningkatan terhadap kebutuhan akan rasa damai, sehingga mereka
berusaha menciptakannya dengan pendekatan terhadap nilai-nilai spiritual maupun
12
bahwa wanita lebih mudah mendapatkan rasa damai saat menua dibandingkan
dengan pria.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia berkembang menjadi manusia yang utuh berdasarkan suatu proses.
Proses perkembangan manusia dimulai dari lahir hingga dewasa. Menjadi dewasa
merupakan bagian dari perkembangan manusia baik dalam hal fisik, psikologis, maupun
sosial. Manusia akan mencapai tahap akhir yaitu menua. Menua merupakan sebuah
proses yang tidak dapat dihindarkan dan progresif secara pasti yang dimulai pada saat
konsepsi dan berkelanjutan sepanjang sisa kehidupan (Tabloski, 2014). Menua pada
umumnya tidak dapat dihindarkan. Ketika menjadi tua seseorang akan mengalami
perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua dapat berasal dari fisik, psikologis, dan
sosial. Menurut beberapa ahli, banyak teori yang menjelaskan tentang teori penuaan.
Beberapa teori biologis tentang penuaan menjelaskan bahwa banyak faktor yang
menyebabkan seseorang menjadi tua. Teori biologis penuaan menjelaskan bahwa
penuaan dapat disebabkan oleh faktor dari dalam dan dari luar. Salah satu penyebab
terjadinya penuaan yaitu sistem imunitas yang telah menurun sehingga menyebabkan
melemahnya sistem pertahanan tubuh yang menyebabkan mudahnya agen asing yang
bereaksi dengan tubuh sehingga menyebabkan terjadinya penuaan. Teori psikologis
penuaan menjelaskan bahwa lansia seperti halnya dengan kelompok umur lain yang
juga membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar serta terjadinya perubahan perspektif
dalam berbagai aspek dalam psikologisnya. Teori sosial penuaan menjelaskan banyak
faktor yang melatarbelakangi perubahan sosial pada lansia. Terjadinya perubahan
aktivitas menyebabkan terjadinya perubahan peran dan status sosial di masyarakat.
Perubahan ini memengaruhi interaksi sosial terhadap orang lain. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia mengubah pola kehidupan pada lansia. Pengaruh perubahan ini
menyebabkan lansia membutuhkan dorongan untuk melakukan segala aktivitas
berdasarkan kehidupan normal. Dukungan dalam berbagai aspek dapat membantu lansia
untuk dapat melakukan kehidupan seperti halnya kelompok usia lainnya.
16
3.2. Saran
Menurut kelompok kami, perlunya pemahaman lebih lanjut terkait dengan proses
terjadinya penuaan. Penuaan tidak hanya disertai oleh perubahan yang ada pada
individu tersebut, tetapi juga perubahan dari luar yang mempengaruhi proses terjadinya
penuaan. Perawat berperan penting dalam membantu orang dewasa yang lebih tua untuk
mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi yang dapat
menyebabkan penyakit dan kematian serta faktor-faktor mempromosikan kesehatan
yang dapat berkontribusi untuk kehidupan yang lebih panjang dan lebih sehat. Dengan
demikian, perawat perlu memahami tidak hanya hubungan antara penuaan dan penyakit
tetapi juga apa yang menyebabkan penuaan yang sehat dan usia panjang. Perawat
kemudian dapat menggunakan pengetahuan ini untuk melaksanakan intervensi yang
mempromosikan kesehatan pada orang dewasa yang lebih tua.Perawat dapat
mendasarkan perawatan mereka pada perspektif holistik dan menggunakan penelitian
orang tertua berusia sehat dan fungsional untuk mengidentifikasi intervensi promosi
kesehatan yang akan meningkatkan kualitas hidup untuk orang dewasa yang lebih tua.
17
Daftar Pustaka
Consedine, N. S., & Fiori, K. L. (2009). Gender moderates the associations between attachment
and discrete emotions in late middle age and later life, 13(6), 847–862.
http://doi.org/10.1080/13607860903046545
Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T., Jett, K. (2005). Gerontological nursing & health aging 2nded.
St. Louis, Missouri: Mosby, Inc
Grossman, S. dan Lange, J. (2006). Theories of aging as basis for assessment. Medsurg Nursing,
15(2), 77. Diunduh dari: http://remote-
lib.ui.ac.id:2073/docview/230527831/fulltextPDF/EF29CB2F68B143B9PQ/8?accountid
=17242 pada Selasa, 14 Februari 2017 pukul 20.05 WIB.
Kozier. (2012). Fundamental of nursing: concepts, process, and practice 9th ed. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Liochev, S.I (2013). Reactive oxygen species and the free radical theory of aging. Free and
Radical Biology and Medicine, 60, 1-4.
Melin-johansson, C. (2014). Reflections of older people living in nursing homes, 26(1), 33–40.
Miller, C.A. (2012). Nursing for wellness in older adults: theory and practice 6thed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2013). Fundamental nursing: concepts, process, and practice 8th ed..
St. Louis: Mosby Year Book
Solis, C. B., Fantin, R., Irving, M. K dan Delpierre, C. (2016). Physiological wear-and-tear and
later subjective health in mid-life:Findings from the 1958 British birth cohort.
Psychoneuroendocrinology, 74, 24-33.Wallace, M. (2008). Essentials of gerontological
nursing. New York: Springer Publishing Company
Tabloski, P. A. (2014). Gerontological nursing 3rd ed. USA : Pearson.
Touhy, T.A. dan Jett, K.F. (2014). Ebersole and Hess: gerontological nursing & healthy aging,
4th edition. Chapter 5: Theories of Aging and Physical Changes, p. 57-59. USA: Mosby.
Tsubota dkk (2010). The era of antiaging ophthalmology comes of age: antiaging approach for
dry eye treatment. Opthalmic Research, 44, 146–154.
Wang, J. (2011). A structural model of the bio-psycho-socio-spiritual factors influencing the
development towards gerotranscendence in a sample of institutionalized elders.
http://doi.org/10.1111/j.1365-2648.2011.05705.x
Woodhead, A.D. (2014). Perspectives on aging--human aging: biological perspectives.
Bioscience, 44(9), 639.p. 639. Diunduh dari: http://remote-
lib.ui.ac.id:2073/docview/230527831/fulltextPDF/EF29CB2F68B143B9PQ/8?accountid
=17242 pada Selasa, 14 Februari 2017 pukul 20.09 WIB.
World Health Organization. (n.d). Gender and ageing. Diunduh dari:
http://www.who.int/ageing/gender/en/