SAP Edukasi
SAP Edukasi
(SAP)
Menyebutkan
alat&bahan yang
Menyimak Ceramah
diperlukan untuk
memberi makan
melalui NGT
Mendemonstrasikan
Memperhatikan Demonstrasi
cara pemberian
makan melalui NGT
dengan baik dan
benar
Memberi
kesempatan kepada Bertanya Mendengarkan 5 menit
keluarga untuk
bertanya
Menjawab Mendengarkan Menjawab
pertanyaan keluarga dan
dengan jelas memperhatikan
Penutup Melakukan evaluasi Mengikuti Memberi
atau tes kepada evaluasi pertanyaan
7 menit
keluarga dengan
pertanyaan lisan
Memberikan
kesempatan kepada Demonstrasi Menyimak
keluarga untuk
mendemonstrasikan
cara pemberian
makan melalui NGT
dengan baik dan
benar
Menutup pertemuan Menyimak Ceramah
5 menit
Membagikan leaflet
Menerima leaflet Membagikan
kepada peserta
leaflet
penyuluhan
IV. Evaluasi
a. Pasien atau keluarga pasien mampu menyebutkan kembali tujuan dan manfaat dari
pemasangan NGT
b. Keluarga mampu menyebutkan alat & bahan yang dibutuhkan untuk pemberian makan
c. Keluarga mampu mengetahui 3 poin-poin penting yang harus diperhatikan saat
pemberian makan yaitu posisi pasien saat diberikan selama dan setelah makan,
Pengecekan residu lambung serta penutupan klem selama pemberian makan.
d. Keluarga mampu mendemonstrasikan pemberian makan melalui NGT
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian NGT
Nasogastric Tube (NGT) merupakan pemasangan sebuah pipa plastic kecil yang dimasukkan
melalui hidung dan langsung menuju lambung, biasa dilakukan pada pasien dengan penurunan
kesadaran, kesulitan menelan, keraunan makanan, muntah darah, operasi di jalan napas atau
area mulut.
MASUK KELUAR
C. PRINSIP
1. Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair, makanan yang diblender halus dan
formula khusus makanan enteral
2. Residu lambung harus dicek sebelum memberikan makanan. Residu > 50 cc, tunda
pemberian sampai 1 jam. Jika setelah 1 jam jumlah residu tetap, lapor kepada perawat
3. Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi atau melukai lambung. Kecepatan
yang direkomendasikan adalah pemberian dengan ketinggian sekitar 45 cm dari atas
perut
4. Perharikan interaksi obat denga makanan terutama dengan susu jika ada pemberian obat
per oral.
5. Saat memberikan makanan atau setelah memberikan makan, posisi pasien diberikan 45-
90 derajat untuk mencegah kembalinya makanan dari lambung dan mencegah terjadinya
aspirasi
6. Membuka klem kateter saat makanan sudah diisi ke kateter dan menutup klem segera
setelah makanan sudah masuk
7. Melakukan pembilasan pada selang makan dengan 20-30 ml air matang sebelum atau
sesudah memasukkan makanan atau obat untuk encegah terbentuknya sumbatan pada
selang.
8. Ingat selalu membersihkan lubang hidung pada tempat dimasukkannya selang dengan
menggunakan cotton bud.
9. Jaga selang lambung untuk tetap melekat dengan baik dengan mengganti plester/perekat
pada pipi setiap hari.
D. Persiapan Alat
Cairan Makanan
Syringe 20-50 cc
(Kateter tip)
Gelas dan sendok, jika perlu
Tissue
Feeding drip
a. Bolus/intermiten feeding
13. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien, setelah 30 menit pemberian
makanan.
18. Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil, Catat pemberian total cairan yang dimasukkan.
Referensi :
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir
Jakarta. Pusdiknakes.
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition,
Menlo Park, Calofornia.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica,
Penerbit buku kedokteran EGC.