Anda di halaman 1dari 116

DESAIN MEJA KANTOR MINIMALIS MODERN

TUGAS AKHIR

Oleh :

FERY AGASTA ISNANDAR


NIM : 15 616 028

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN DESAIN
PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK

SAMARINDA 2018

i
DESAIN MEJA KANTOR MINIMALIS MODERN

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md) pada
Program Studi Desain Produk
Jurusan Desain
Politeknik Negeri Samarinda

Oleh :

FERY AGASTA ISNANDAR


NIM : 15 616 028

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN DESAIN
PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK

SAMARINDA 2018

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Fery Agasta Isnandar

NIM : 15 616 028

Jurusan : Desain

Program Study : Desain Produk

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir : Meja kantor minimalis moderen

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya

saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan

benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan plagiarisme dalam Laporan Tugas

Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundan – undangan

yang berlaku.

Samarinda, 27 juli 2018

FERY AGASTA ISNADAR


NIM. 15 616 028

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
DESAIN MEJA KANTOR MINIMALIS MODEREN

NAMA : FERY AGASTA ISNANDAR

NIM : 15 616 028

JURUSAN : DESAIN

PROGRAM STUDI : DESAIN PRODUK

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini tekah


disahkan pada tanggal

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Cahyadi, ST,.MT Etwin Fibranie, ST,.MT


NIP. 19771229 200112 1 002 NIP. 19830213 200501 2 001

Mengesahkan :
Direktur Politeknik Negeri Samarinda

Ir. Ibayasid, M.Se.


NIP. 19590303 198903 1 002

Lulus Ujian Tanggal : 27 juli 2018

iii
DESAIN MEJA KANTOR MINIMALIS MODEREN

NAMA : FERY AGASTA ISNANDAR

NIM : 15 616 028

JURUSAN : DESAIN

PROGRAM STUDI : DESAIN PRODUK

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan

pada tanggal 15 Agustus 2018

Dewan Penguji

Penguji I
Nama : Rony.H.,ST.,M.sn.
NIP : 19820614 200812 1 001

Penguji II
Nama : Dita Andansari, ST., M.Ds.
NIP : 19751222 200212 2 001

Penguji III
Nama : Royke Vincentius F., ST., M.Ds.
NIP : 19810222 201504 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Desain Ketua Program Desain Produk

Dr. Darius Shyahfari, S.Hut., M. Si. Dita Andansari, ST., M.Ds.


NIP. 19780122 200212 1 002 NIP. 19751222 200212 2 001

iv
ABSTRAK
Dalam aktifitas yang pada umumnya, Berkas-berkas dan alat tulis kerja Dalam
beberapa aktifitas tersebut dilakukan diatas meja, terkadang terdapat beberapa masalah
seperti kegiatan yang membuat karyawan kerepotan dalam 2 kegiatan dan kurangnya
penempatan penyimpanan alat yang dipakai sehingga peralatan kurang rapi. Dengan
melakukan survei yang ada secara langsung di Universitas mulawarman Fakultas
Ekonomi Samarinda, dengan melihat kondisi ruangan dan meja yang ada, maka dapat
ditemukan penyelesaian masalah dengan membuat meja yang dapat memberikan
kenyamanan dan multifungsi yang dapat digunakan untuk 2 kegiatan sekaligus yang
lebih baik dari meja yang ada saat ini. Meja didesain dengan konsep bauhous sistem
geser didalamnya dan dapat disembunyikan saat tidak dibutuhkan. Dan ukuran dibuat
sesuai dengan kebutuhan dan ukuran ruangan, serta dibuat tempat penyimpanan pada
meja sebelumnya, karena mengingat perlengkapan yang diperlukan cukup banyak
sehingga dibuatkan tempat untuk meletakkan peralatan lebih banyak. Dari penjelasan
diatas diharapkan produk meja sesuai dengan kebutuhan Sekertaris Universitas
mulawarman Fakultas Ekonomi Samarinda.

Kata kunci : Meja kantor, komputer, Destil, fakultas ekonomi

v
ABSTRACT
In the activities that are generally done Sekrtaris Mulawarman University
Faculty of Economics Samarinda, Files and equipment tuiskerja In some activities are
done on the table, sometimes there are some problems such as activities that make
sekertaris hassles in 2 activities and lack of placement of storage equipment used so
that the equipment is less neat. By conducting an existing survey directly at
Mulawarman University Faculty of Economics Samarinda, by looking at the condition
of the room and the existing table, it can be found problem solving by creating a table
that can provide comfort and multifunctional that can be used for 2 activities at once
better than the table there is this moment. The table is designed with the concept of a
sliding system inside it and can be hidden when not needed. And the size is made
according to the needs and size of the room, and made the storage on the table before,
because given the necessary equipment enough so that made the place to put more
equipment. From the above explanation, it is expected that the table product will be in
accordance with the needs of Mulawarman University Faculty of Economics
Samarinda Secretary.

Keywords: desk officer, computer, Destil, faculty of economics

vi
Kata Pengantar

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa

memberikan kemudahan bagi Penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas akhir yang berjudul “Desain Meja

kantor minimalis moderen” ini dapat terselesaikan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang

pendidikan program Diploma III pada Jurusan Desain Program Studi Desain Produk

Politeknik Negeri Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang didapat oleh

Penulis.

Dalam penulisan laporan ini Penulis mengalami beberapa kendala, namun

berkat bantuan dari berbagai pihak Penulis dapat menyelesaikannya. Dalam

kesempatan ini Penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Ibayasid, M.Sc., selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak Darius Shyafary, S.Hut., M.Si., selaku Ketua Jurusan Desain.

3. Ibu Dita Andansari, ST., M.Ds., selaku Ketua Program Studi Desain Produk.

4. Bapak Dwi Cahyadi, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian laporan ini.

5. Ibu Etwin Fibrianie, ST ., MT. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian laporan

ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi, serta Administrasi Jurusan Desain.

7. Teman-teman Desain Produk Angkatan 2015 yang senantiasa saling membantu

dan memberikan semangat selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

vii
banyak kekurangan, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun sehingga dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang menggunakannya.

Samarinda, 27 Juli 2018

FERY AGASTA ISNANDAR


NIM : 15 616 028

viii
DAFTAR ISI
Halaman judul .......................................................................................................... i

Halaman pernyataan orisinilitas ................................................................................ ii

Halaman pengesahan pembimbing ............................................................................ iii

Halaman persetujuan penguji .................................................................................... iv

Abstrak ...................................................................................................................... v

Abstract...................................................................................................................... vi

Kata pengantar ........................................................................................................... vii

Daftar Isi ................................................................................................................... ix

Daftar Gambar ........................................................................................................... xii

Daftar Tabel ............................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ................................................................................................... 1

1.2 Definisi Judul dan pengertian ............................................................................ 3

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3

1.4 Batasan Masalah ................................................................................................ 3

1.5 Tujuan Perancangan ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Eksisting .................................................................................................. 5

2.1.1 Definisi Eksisting ............................................................................................. 5

2.1.2 Jenis – jenis meja kantor................................................................................... 5

2.2 Teori Segmentasi .............................................................................................. 8

2.2.1 Pengertian Segmentasi...................................................................................... 8

2.2.2 Tujuan Segmentasi ........................................................................................... 8

2.2.3 Pendekatan Segmentasi .................................................................................... 9

2.3 Teori Ergonomi dan anthropomeri ................................................................... 10

2.3.1 Teori Ergonomi ................................................................................................ 10

ix
2.3.2 Tujuan Ergonomi .............................................................................................. 11

2.3.3 Teori Antropometri........................................................................................... 11

2.3.4 Penggunan data anropometri ............................................................................ 12

2.4 Teori sistem ...................................................................................................... 14

2.4.1 System Struktur Dan konstruksi ....................................................................... 14

2.4.2 System Sambungan .......................................................................................... 16

2.4.3 System Built – in Furniture,Mobile Furniture dan kombinasi ......................... 21

2.5 Teori Material ................................................................................................... 22

2.5.1 Jenis kayu olahan dan kayu solid ..................................................................... 22

2.5.2 Material Finising .............................................................................................. 26

2.5.3 Lem atau Perekat .............................................................................................. 27

2.6 Teori Bentuk ..................................................................................................... 27

2.6.1 Perkembangan Gaya Desain ............................................................................. 28

2.7 Teori Warna ...................................................................................................... 31

2.7.1 Komposisi warna .............................................................................................. 31

2.7.2 Sifat Warna ....................................................................................................... 32

2.7.3 Pisikolog warna ................................................................................................ 32

2.7.4 Warna Ruangan kantor ..................................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 37

3.1 Metode perancangan......................................................................................... 37

3.2 Tahapan Desain ................................................................................................ 38

3.2.1 Preliminery desain ............................................................................................ 38

3.2.2 Perumusan masalah .......................................................................................... 38

3.2.3 Tinjauan pustaka............................................................................................... 38

3.2.4 analisis spesifikasi desain ................................................................................. 38

3.2.5 Final desain dan prototype................................................................................ 39

x
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

4.1 Analisis dan pembahasan ................................................................................. 41

4.1.1 Analisis pasar.................................................................................................... 41

4.1.2 Studi aktivitas dan kebutuhan........................................................................... 43

4.1.3 Analisis Ergonomi dan Antropometri .............................................................. 43

4.1.4 Analisis Konfigurasi ......................................................................................... 48

4.1.5 Analisis Sistem ................................................................................................. 49

4.1.6 Analisis Material .............................................................................................. 56

4.1.7 Analisis Bentuk ................................................................................................ 58

4.1.8 Analisis Warna ................................................................................................. 60

4.1.9 Analisis Produksi Dan RAB ............................................................................. 61

4.1.10 Analisis Spesifikasi Desain ........................................................................... 62

4.2 Desain Alternatif .............................................................................................. 65

4.3 Desain Pengembangan...................................................................................... 70

4.4 Desain Ahkir ..................................................................................................... 73

4.4.1 Gambar presentasi ............................................................................................ 73

4.4.2 Gambar Teknik ................................................................................................. 75

4.4.3 Gambar prototipe .............................................................................................. 76

4.4.4 Pengoprasian Produk ........................................................................................ 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan dan saran....................................................................................... 78

5.1.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 78

5.1.2 Saran ................................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Gambar ........................................................................................................... xii

Daftar Tabel ............................................................................................................... xiv

Lampiran – lampiran

xi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar meja repsionis ...................................................................................... 5

2.2 Gambar meja staff ............................................................................................. 6

2.3 Gambar meja direksi.......................................................................................... 7

2.4 Gambar meja rapat ............................................................................................ 7

2.5 Gambar data antopometri pengukuran .............................................................. 12

2.6 Gambar konstruksi Konvensional ..................................................................... 15

2.7 Gambar joint connecting bold ........................................................................... 15

2.8 Gambar sambungan tempel ............................................................................... 16

2.9 Gambar sambungan Skrup ................................................................................ 17

2.10 Gambar sambungan rel laci ............................................................................... 17

2.11 Gambar HPL solid color dan motf .................................................................... 18

2.12 Gambar Butt joint .............................................................................................. 18

2.13 Gambar Dovetail Joints ..................................................................................... 18

2.14 Gambar Finger Joints ........................................................................................ 19

2.15 Gambar sambungan lengket .............................................................................. 19

2.16 Gambar Handel meja ......................................................................................... 20

2.17 Gambar Kunci ................................................................................................... 20

2.18 Gambar Engsel kupu ......................................................................................... 21

2.19 Gambar Particel board ....................................................................................... 23

2.20 Gambar Medium Density Fiberboard ................................................................ 24

2.21 Gambar Blockboard........................................................................................... 25

2.22 Gambar Plywood ............................................................................................... 26

2.23 Gambar Meja art craft movement...................................................................... 28

2.24 Gambar Meja art nouveau ................................................................................. 29

2.25 Gambar Meja Bauhaus ...................................................................................... 30

2.26 Gambar Meja de stijl ......................................................................................... 30

xii
2.27 Gambar Meja Streamlining .............................................................................. 30

2.28 Gambar Pisikologs warna .................................................................................. 34

3.1 Gambar Metode Perancangan............................................................................ 37

4.1 Gambar antopometri panjang meja ................................................................... 46

4.2 Gambar antopometri lebar meja ....................................................................... 46

4.3 Gambar antopometri Menentukan ruang kelonggaran kaki .............................. 47

4.4 Gambar antopometri coakan handel laci dan pintu meja .................................. 48

4.5 Gambar Konfigurasi 1 ...................................................................................... 48

4.6 Gambar Konfigurasi 2 ....................................................................................... 49

4.7 Gambar Konfigurasi 3 ....................................................................................... 49

4.8 Gambar alternatif 1 ........................................................................................... 65

4.9 Gambar alternatif 2 ........................................................................................... 66

4.10 Gambar alternatif 3 ........................................................................................... 67

4.11 Gambar alternatif 4 ........................................................................................... 68

4.12 Gambar alternatif 5 ........................................................................................... 69

4.13 Gambar Perkembangan 1 .................................................................................. 70

4.14 Gambar Perkembangan 2 .................................................................................. 71

4.15 Gambar Perkembangan 3 .................................................................................. 72

4.16 Gambar Desain presentasi 1 .............................................................................. 73

4.17 Gambar Desain presentasi 2 .............................................................................. 74

4.18 Gambar Prototipe............................................................................................... 76

4.19 Gambar Pengoprasian Produk ........................................................................... 77

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisis studi aktivitas............................................................................ 43

Tabel 4.2 Analisis anthropometri ........................................................................... 45

Tabel 4.3 Analisis system Kontruksi ...................................................................... 50

Tabel 4.4 Analisis system Sambungan ................................................................... 51

Tabel 4.5 Analisis system Geser ............................................................................ 52

Tabel 4.6 Analisis system Roda ............................................................................. 53

Tabel 4.7 Analisis system Handel .......................................................................... 54

Tabel 4.8 Analisis system Engsel ........................................................................... 55

Tabel 4.9 Analisis Kayu Olahan ............................................................................. 56

Tabel 4.10 Analisis Material finising ....................................................................... 57

Tabel 4.11 Analisis Material lekat............................................................................ 58

Tabel 4.12 Analisis Bentuk ...................................................................................... 59

Tabel 4.13 Analisis Warna ...................................................................................... 60

Tabel 4.12 Produksi RAB......................................................................................... 61

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meja merupakan salah satu mebel yang berupa permukaan datar yang disokong

oleh beberapa kaki. Meja sering dipakai untuk menyimpan barang maupun makanan

dengan ketinggian tertentu agar mudah dijangkau saat kita duduk. Meja pada umumnya

dipasangkan dengan kursi. Meja yang umum tidak memiliki laci, tapi jika berlaci dia bisa

berbentuk meja rias, lemari meja dengan banyak laci, dan lain sebagainya. Meja yang

khusus dipakai untuk bekerja disebut meja tulis atau bangku. Penggunaan meja kantor

dan kursi kantor sangatlah luas. Sepertinya di hampir setiap ruang kerja di kantor pasti

dilengkapi oleh meja kantor dan kursi kantor. Hal ini disebabkan oleh fungsi meja kantor

dan kursi kantor yang sangat penting dalam menunjang kinerja dalam pekerjaan kita.

Apapun pekerjaan kita, pasti memerlukan meja kantor dan kursi kantor sebagai sarana

utama dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kantor, yaitu sebagai tempat duduk untuk

menekuni setiap pekerjaan-pekerjaan kita sehari-hari. Meja kantor selain fungsinya

sebagai alas dalam mengerjakan pekerjaan kantor juga sebagai tempat meletakkan segala

sesuatu seperti kertas-kertas dan alat tulis kantor. Namun interaksi benda tersebut yaitu

meja kantor hanya bisa tercapai dengan sempurna apabila dalam pemilihannya

disesuaikan dengan postur tubuh masing-masing. Masalah yang kita hadapi adalah kita

tidak bisa bebas memilih peralatan kantor tersebut.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap 5 para pekerja kantoran

2 diantaranya menyatakan bahwa meja kerja minialis moderen tersebut dibutuhkan


2

karena pada saat ingin manruh perlatan dan berkas yang terlalu menumpuk di atas meja

tersebut dapat berfungsi sebagai tempat menyimpan alat tulis dan berkas – berkas

kantoran.

Menurut ibu octaviani Permasalahan yang sedang di alami kenyamanan dalam

berkerja, , karena meja yang ibu octa gunakan, sangat penuh dengan rak,laci,alat tulis

dan berkas – berkas dll, Yang membuat nya sangat merasa tidak nyaman.

Octaviani,(2017).

Menurut pak rahman sekertaris dekan unmul permasalahan yang di alami oleh

pak Rahman,ketika sedang di dalam ruangan sering sekali mengalami masalah.

kepadatan dalam ruangan atau terlalu memakan banyak space hingga membuat sempit,

perlengkapan meja yang berlebihan hingga membuat meja penuh,ukuran meja yang

terlalu besar, Meja tidak minimalis. Rahman,(2017).


3

1.2 Definisi Dan Pengertian Judul


“ Meja Kantor Minimalis Modern”

a) Meja : mebel atau perabotan yang memiliki permukaan datar dan kaki-

kaki sebagai penyangga, yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam

b) Kantor : ruangan karyawan bekerja

c) Minimalis : berkenaan dng penggunaan unsur-unsur yg sederhana dan

terbatas untuk mendapatkan efek atau kesan yg terbaik

d) Modern : sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan

tuntutan zaman

Kesimpulan yang di ambil dari uraian di atas adalah : produk mebel “ meja

kantor minimalis modern” adalah media meja kantor yang berfungsi menunjang kinerja

kantor”.

1.3 Rumusan Masalah


a) Bagaimana merancang meja kantor minimalis moderen,yang memilik

fungsional untuk mencakup aspek kebutuhan karyawan.

b) Bagaimana mendesain sebuah furniture meja kerja untuk peralatan dan

menyimpan berkas dalam satu tempat yang dapat menyimpan dengan

rapi dan praktis.

1.4 Batasan Masalah


Untuk mempermudah dalam pembahasan laporan, perlu adanya batasan agar

tetap fokus dalam terhadap pembahasan. Adapun masalah yang akan dibahas adalah,

hanya membahas desain mebel untuk masalah menyimpan dalam satu tempan dengan

rapi dan efisien. Dan tidak membahas peralatan apa saja yang digunakan untuk membuat

meja tersebut.
4

1.5 Tujuan Perancangan


a) Mengembangkan merancang sebuah meja kantor Minimalis dan

fungsional untuk mencakup kebutuhan pekerja kantoran ketika sedang

bekerja.

b) Mengoptimalkan konfigurasi dan sistem yang terdapat pada furniture.

Menyimpan alat tulis dan berkas dalam satu tempat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Eksisting

2.1.1 Definisi Eksisting

meja kantor adalah salah satu mebel yang harus ada di ruangan kantor, saat

karyawan sedangan melakukan aktivitas bekerja, pastinya hal ini yang menjadi faktor

utama dalam ruangan kantor (Agum, 2012).

2.1.2 Jenis – jenis meja kantor

A. Meja repsionis

Kegunaan meja ini tentunya sebagai meja yang digunakan untuk mendapatkan

kabar yang berkaitan dengan perusahaan dan mendapatkan tamu. Peletakan meja ini

biasanya dekat dengan pintu masuk kantor, karenanya dari itu pemilihan teladan dan

desain meja resepesionis ini harus cocok dengan kondisi ruangan.

Gambar 2. 1 Meja repsionis

Sumber: Muhammad agum,2012


6

B. Meja staff

Hal terakhir ada meja staff yaitu meja kantor yang digunakan untuk para

karyawan. Meja staff sendiri mempunyai banyak sekali bentuk dan teladan supaya dapat

disesuaikan dengan kondisi ruangan. Ragam meja staaf malah bermacam, ada yang

menerapkan laci dan ada juga yang tidak. Harga jual meja kantor untuk staff malah

bermacam, sama seperti jenis meja kantor lainnya.

Gambar 2. 2 Meja staff

Sumber: Muhammad agum ,2012

C. Meja direksi

Meja direksi atau meja bos yaitu meja yang tentunya digunakan oleh pimpinan

perusahaan tersebut. Untuk bentuk dan teladan meja direksi sendiri tentunya diciptakan

berbeda dari teladan meja kantor lainnya, sebab meja direksi ini dapat membuktikan

seseorang yang mempunyai jabatan tinggi dan penting dalam perusahaan tersebut.
7

Gambar 2. 3 Meja direksi

Sumber : Muhammad agum, 2012

D. Meja rapat

Meja rapat yaitu salah satu furniture kantor yang tidak lepas dari perhatian dan

pasti senantiasa ada pada tiap-tiap perusahaan. Meja rapat biasanya berbentuk lingkaran

dan diciptakan dengan teladan melingkar dengan menyisakan ruang ditengah, atau meja

rapat dengan teladan langsung lingkaran. Harga jual meja kantor rapat ini malah

bertumpu dari desain, mutu, dan ukuran meja.

Gambar 2. 4 meja rapat

Sumber : Muhammad agum, 2012


8

2.2 Teori Segmentasi

2.2.1 Pengertian Segmentasi

Sasaran segmentasi ialah untuk menata pelayanan dan perusahaan supaya

tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan kantor. Penting menyadari bahwa tidak semua

orang membutuhkan barang yang sama. Para karyawan kantor cenderung mengeluh

dalam bekerja

Pada karyawan potensial dalam kantor mana saja perlu dibagi menjadi segmen-

segmen. Ada banyak cara untuk melakukan hal ini. Salah satunya membagi kantor

menurut geografi, ukuran, keluarga dan pekerjaan. Dan juga dapat membagi pasar

menurut golongan sosial, gaya hidup yang disukai, atau manfaat-manfaat berbeda dicari

bermacam-macam kelompok karyawan dari produk yang ada.

Kriteria apa saja yang digunakan untuk membuat segmen kantor, itu tergantung

pada apakah pekerjaan seseorang adalah seorang karyawan. Membuat segmen lebih

merupakan sebuah seni daripada sebuah sains (Donald D, 1996).

2.2.2 Tujuan Segmentasi

Tujuan segmentasi adalah membuat produk dan perusahaan menjadi responsif

terhadap segala kebutuhan dari subpasar. Contoh adalah Koran Jawa Pos memiliki rubrik

yang berbeda-beda setiap lembarnya, artinya setiap rubrik memiliki peminatnya sendiri.

Seperti rubrik komunikasi bisnis, kesehatan, remaja, sastra, dan lain-lain. Jadi segmentasi

sebenarnya membantu produsen mengidentifikasi konsumen potensial secara lebih

efektif (Frans, 2007).


9

2.2.3 Pendekatan Segmentasi

Ada beberapa dimensi dalam melakukan segmentasi produk, yaitu

1. Geografis

Variabel-variabel geografis, seperti agama, ukuran populasi, kepadatan, dan

iklim, juga mempengaruhi kebutuhan produk konsumen. Orang-orang disatu wilayah

negara atau dunia memiliki kebutuhan dan perilaku beli yang berbeda dengan mereka

yang berada di wilayah lain.

2. Demografis

Melibatkan pembagian kantor berdasarkan variabel-variabel demografis seperti

usia, seks, ukuran keluaga, tahap siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama,

ras, dan kebangsaan. Bersandarnya para pemasar terhadap karakteristik demografis ini

karena mereka sering kali terkait erat dengan kebutuhan dan prilaku pembeli para

konsumen, serta dapat langsung diukur.

3. Psikografis

Pembagian pasar berdasarkan gaya hidup dan atau kepribadian di rujuk sebagai

segmentasi psikografis. Penentuan gaya hidup biasanya didasarkan pada analisis

kegiatan, minat dan opini. Salah satu studi gaya hidup terpopuler dilakukan oleh Value

and Lifestyle Program (VALS), dari Stanford Research Institute. Program VALS

meletakkan para konsumen Amerika serikat ke dalam 3 kelompok besar: Konsumen

mengarah keluar outer Directed, konsumen mengarah kedalam Inner Directed, dan

konsumen yang terdorong kebutuhan Need Driven. Studi-studi VALS telah digunakan

untuk memilih media periklanan dan menentukan kandungan periklanan.


10

Klasifikasi VALS mengkategori para konsumen menjadi lima kelompok. Gaya hidup

dasar mereka yang gigih berupaya berorientasi tindakan, berorientasi status, berorientasi

prinsip, dan mereka yang mengaktualisasi diri (Chandra, 2011).

2.3 Teori Ergonomi dan Anthropometri

2.3.1 Teori Ergonomi

Ergonomi (ergonomic), dalam proses desain merupakan aspek yang sangat

penting dan bersifat baku. Bagaimanapun juga, perencana seharusnya memahami

berbagai masalah yang berkaitan erat dengan hubungan antara manusia dengan benda,

atau hubungan antara pengguna dengan produk yang hendak dibuat. Pada dasarnya,

ergonomi diterapkan dan dipertimbangkan dalam proses perencanaan sebagai upaya

untuk mendapatkan hubungan yang serasi dan optimal antara pengguna produk dengan

produk yang digunakannya.

Ergonomi merupakan suatu ilmu yang dapat dikatakan berkembang bersama-

sama dengan antropometri. Ini disebabkan kedekatan hubungan diantara keduanya.

Selain itu, ergonomi merupakan ilmu yang didalamnya mempunyai kandungan ilmu lain,

seperti psikologi, faal (tubuh manusia), kesehatan, antropometri, dan beberapa ilmu lain

yang berkaitan dengan manusia sebagai subjek. Misalnya ilmu sosial, antropologi, dan

lingkungan hidup. Berbagai ilmu ini, membentuk ergonomi menjadi satu kesatuan. Oleh

karena itu, ada juga yang memandang bahwa antropometri, dapat dilepaskan dari

ergonomi, dan selalu harus digunakan sebagai bagian dari ergonomi.

Secara garis besar, ergonomi biasanya berperan dalam sejumlah hal yang

berbeda, misalnya :
11

1) Menentukan dan memutuskan, peran dan kedudukan manusia dalam suatu

sistem tertentu. Misalnya, peran dalam suatu sistem yang bersifat administratif,

operasi, manajemen, pemeliharaan, dan berbagai sistem umum lainnya.

2) Menentukan dan memutuskan, di mana, kapan, dan bagaimana manusia

berinteraksi dengan berbagai subsistem atau komponen baik secara langsung,

maupun tidak langsung.

3) Menentukan dan memutuskan, seberapa tinggi derajat kesesuaian dan

kenyamanan yang berkaitan dengan hubungan antara benda (produk, desain)

dengan manusia sebagai penggunanya.

4) Menentukan dan memutuskan, apa saja pengaruh yang diakibatkan oleh adanya

berbagai keterbatasan manusia dalam suatu sistem desain dan unjuk kerja

tertentu, serta berusaha mengatasinya sedemikian rupa, sehingga manusia

dengan berbagai keterbatasannya, justru tidak menjadi bagian yang lemah (weak

link) dalam suatu rangkaian sistem (Palgunadi, 2008).

2.3.2 Tujuan ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :

a) Meningkatkan kesajetaran fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera

dan penyakit akibat kerja

b) Meningkatkan kesejaterahan social melalui peningkatan kualitas kontak social.

c) Menciptakan keseimbangan aspek ekonomis,antropologis dan budaya dari

setiap system kerja yang di lakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang

tinggi.

2.3.3 Teori Anthropometri

Antropometri (anthropometry), dalam proses desain merupakan aspek yang

sangat penting dan bersifat baku. Perencana, sudah seharusnya memahami berbagai
12

masalah yang berkaitan erat dengan ukuran anggota tubuh manusia atau pengguna dalam

hubungannya dengan pemakaian dan pengoperasian produk lainnya. Antropometri bisa

didefinisikan sebagai studi tentang ukuran tubuh manusia dan berbagai bagian tubuh

manusia, serta kemampuan dan keterbatasannya (Ching, 1996). Isitilah antropometro

berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan kata metri yang berarti ukuran secara

definitive antopometri dapat di nyatakan sebagai salah satu studi yang berkaitan dengan

ukuran ( tinggi , lebar , dan lain sebagainya)berat , dan hal lain yang berbeda anatara satu

dengan yang lain

2.3.4 penggunaan data antopometri

data antopometro yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota

tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besa manfaatnya pada saat suatu

rancangan proudk ataupun fasilitas kerja akan di buat.

gambar 2. 5 data antopometri

Sumber : sritomo wignjosoebroto,2000


13

Gambar 2. 5 data antopometri pengukuran

Pria
no Dimensi tubuh
5% X 95% S.D

wainta
no Dimensi tubuh
5% X 95% S.D

Table 2.1 antopometri tubuh manusia

Sumber : sritomo wignjosoebroto,2000


14

2.4 Teori Sistem

Pengertian sistem menurut beberapa ahli antara lain :

Menurut John Mc Manama, sistem adalah sebuah struktur konseptual yang

tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan

organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien.

Menurut Indrajid, sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari

komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.

Menurut C.W. Churchman, sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang

dikoordinasikan dengan selaras dan harmonis untuk melaksanakan seperangkat pada

tujuan (HediSasrawan, 2011).

2.4.1 System Struktur dan Konstruksi

Struktur dan konstruksi merupakan elemen desain mebel yang berkaitan dengan

factor kesatuan dari berbagai komponen mebel. Pertimbangan struktur dan konstruksi ini

dilakukan dengan tujuan menjamin keselamatan pemakaiannya. Konstruksi merupakan

bagian dari proses desain yang disusun setelah bahan-bahan untuk mebel dipilih dan

disatukan dengan menggunakan sambungan-sambungan konstruksi adalah sambungan

antara komponen satu dengan yang lainnya yang tersusun secara structural (Marizar,

2005).

a) Kontruksi konvensional

Konstruksi kayu yang masih digunakan hingga saat ini adalah konstruksi

konvensional, yang dipergunakan dalam berbagai macam bentuk. Perbedaannya dengan

konstruksi sebelumnya terletak pada pen atau purus penyambung yang dapat dibuat

dengan memanfaatkan mesin modern seperti tenon-mortiser atau spindle shaper.


15

Sumber : sistemsambungan.com

Gambar 2.6 : kontruksi konvensional

b) Konstruksi Kontemporer

The Minifix Connector System Dalam konstruksi knocked-down telah banyak

diciptakan hardwares berupa knocked-down fittings. Salah satu yang sudah digunakan

oleh kalangan industri mebel adalah the minifix connector system. Penyambung kayu ini

merupakan sistem konstruksi KD Furniture gaya kontemporer. Selain, mudah digunakan,

penyambung ini juga praktis dan stabil (Hafele, 1988: 1).

c) Joint Connecting Bold

Joint connecting bold (JCB) banyak digunakan oleh para pembuat mebel

knocked down di Indonesia, seperti ligna, beauty, dan sejenisnya bentuk JCB adalah

secrub yang menggunakan nut penyambung seperti terlihat pada gambar ilustrasi.

Sumber : sistemsambungan.com
Gambar 2.7 : joint conncecting bold
16

2.4.2 Sistem sambungan

Menurut Tikno (2008) terdapat beberapa konstruksi sambungan yang dapat

diplikasikan pada sebuah produk furniture:

a) Sambungan tempel

Dalam perkembangan bahan buatan yang begitu hebat, menggunakan system

sambungan tempel , membolongi bagian yang di tempel lalu memotong ujung kayu agak

terlihat kecil, agar masuk ke tempat yang sudah di bolongi

Sumber : majujaya, 2011

Gambar 2.8 sambungan tempel

Sambungan Tempel dua atau lebih banyak komponen (lebih banyak lem-

komponen). Lamanya waktu pengerasan dapat berbeda-beda, yaitu dari satu menit

sampai berjam-jam. Apa yang dinamakan pengerasan, kemudian dapat berlangsung

beberapa hari sebelum tercapai kekuatan maksimum (Majujaya, 2011).

b) Sambungan baut sekrup dan sekrup

Sebagai sarana penyambung yang dapat dilepas dan banyak dipergunakan ulur

sekrup, ulit sekrup ini dilaksanakan sebagai ulur-luar pada sebuah batang bulat (tangkai).

Disebut baut sekrup (disingkat baut) apabila tangkai itu diberi bagian yang tebal (kepala

baut), yang misalnya dapat berbentuk segiempat atau segienam sehingga baut itu dapat

dikencangkan dari luar.


17

Sumber : Adiwasito, 2011

Gambar 2. 9 Sambungan Skrup

Apabila kemungkinan mengencangkan itu diperoleh melalui sebuah alur

benaman berbentuk segiempat atau segienam pada tangkai atau di kepala, maka yang

dimaksudkan ialah sebuah sekrup. Pada sebuah baut atau sekrup terdapat mur dengan

ulur dalam. Seringkali ulir dalam ini dibuat pada salah satu dari kedua bagian yang dijepit

oleh sambungan sekrup. Dalam hal ini bagian tersebut berfungsi sebagai mur (Ir. Jac.

STOLK dkk., 1996)

c) Sistem geser

Sistem geser adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas dengan cara dua benda saling bergesekan (Rumahku,

2015).

Sumber : Rumahku, 2015

Gambar 2. 10 Rel laci

d) Sistem Finishing

Sistem finishing adalah sistem terakhir yang akan diaplikasikan pada

penyelesaian produk yang paling terakhir. Beberapa finishing pada produk terutama pada

produk berbahan kayu adalah melamine, NC, pemasangan HPL, cat duco, dan

lainnya (Alia, 2013).


18

Sumber : Alia, 2013

Gambar 2. 11 HPL solid color dan motif

e) Butt Joints

Butt Joints adalah teknik menyambung kayu membentuk siku yang paling

mudah dilakukan. Sambungan untuk mengikat sambungan ini diperlukan bantuan paku,

sekrup, atau lem. Kekurangannya sambungan ini agak kasar penampilannya.

Sumber : crafter.id

Gambar 2. 12 butt joint

f) Dovetail Joints

Dovetails Joints merupakan sambungan sudut yang mirip dengan sistem Box

Joints. Perbedaan antara Box Joints dengan Dove Tail terletak pada ujung gerigi. Pada

sistem Box Joints ujung dan pangkal gerigi memiliki sudut yang sama, yaitu 90 derajat.

Sementara pada sistem dovetail, ujung gerigi dibuat agak melebar, mirip dengan ekor

burung dara. pada sistem Box Joints, sambungan dapat dilepas dengan cara menarik

keduanya dari dua arah. Namun pada sistem Dovetail Joints, sambungan hanya dapat

dilepas dari satu arah. Sistem Dovetail Joints lebih kokoh daripada sistem Box Joints.
19

g) Finger Joints

Finger Joitns adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat lidah-lidah

pada ujung kayu, sehingga kedua ujung kayu dapat dipadukan menjai satu. Kegunaan

dari sistem Finger Joints untuk kayu ini adalah untuk membentuk papan yang lebar.

Sistem ini membutuhkan ketepatan pembuatan yang tinggi, sehingga untuk membuat

lidah-lidahnya menggunakan mesin.

Sumber : crafter.id

Gambar 2. 14 finger joints

h) Sambungan Lekat

Dalam perkembangan bahan buatan yang begitu hebat, dalam tahun-tahun

terakhir ini juga timbul banyak zat lekat baru, yang sekaligus membuat penyambungan

dapat dilaksanakan dengan baik.

Sambungan lekat dapat terjadi lewat pengerasan sebagai akibat reaksi kimia

dalam lem, yang untuk keperluan itu terdiri dari dua atau lebih banyak komponen (lebih

banyak lem-komponen). Lamanya waktu pengerasan dapat berbeda-beda, yaitu dari satu

menit sampai berjam-jam. Apa yang dinamakan pengerasan, kemudian dapat

berlangsung beberapa hari sebelum tercapai kekuatan maksimum (Kristianto, 1987).

Sumber : crafter.id

Gambar 2 15 sambungan lengket


20

i) Aksesoris (hardwares)

Hardwares atau perangkat keras, dalam desain mebel memiliki banyak ragam.

Handle, engsel, sekrup, paku, rel laci, kunci, dan sejenisnya. Pada umumnya hardwares

dibuat di pabrik dengan desain dan ukuran yang standar (Marizar, 2005).

j) Handle

Handle merupakan pegangan, tangkai atau gagang yang dipasang pada pintu

rumah, pintu jendela, pintu almari ataupun laci. Handle tidak hanya berfungsi sebagai

tarikan pintu rumah, jendela, pintu almari ataupun laci tetapi juga lebih mempunyai

fungsi dan nilai tambah yang menonjolkan keserasian, keseimbangan, dan nilai estetik

(keindahan) dari suatu produk furnitur.

Sumber : crafter.id

Gambar 2. 16 handel meja

k) Kunci

Kunci bertujuan untuk mencegah terbukannya daun pintu. Berikut merupakan

beberapa kunci yang akan diaplikasikan pada meja komputer dan gambar, berdasarkan

sumber dari pinterest :

Sumber : crafter.id

Gambar 2. 17 kunci
21

l) Engsel

Engsel Kupu-kupu Diberi nama seperti itu karena engsel ini cenderung sangat

tipis dan memiliki bentuk seperti kupu-kupu. Biasanya engsel kupu-kupu terbuat dari

logam besi maupun kuningan dan digunakan untuk menopang beban lemari berukuran

sedang yang terbuat dari bahan yang ringan. Engsel kupu-kupu sangat ringan dan tidak

terlalu besar. Biasanya engsel ini digunakan pada pintu lemari atau semacamnya gambar.

Sumber : crafter.id

Gambar 2. 18 engsel kupu

2.4.3 Sistem Built-in furniture, Mobile furniture dan Kombinasi

Dalam furniture terdapat beberapa sistem yang dapat dipakai dalam

pengoperasiannya. Berikut beberapa sistem yang biasannya digunakan dalam penbuatan

furniture.

a) Built-in furniture/fixed

Built-in furniture adalah perabot dengan sistem konstruksi yang ditanam.

Biasanya furnitur ini memeang didesain khusus dan disesuaikan dengan tempat

peletakkannya sehingga menyatu dan tertanam atau built-in. jenis lemari ini seolah-olah

tertanam di dinding, lantai, ataupun ceiling (plafon). Dengan demikian emari ini tidak

bias berpindah-pindah posisi lagi/fixed.

Ukuran furnitur built-in berbeda dengan furnitur standar. Oleh karena itu,

ukuran furnitur disesuaikan dengan kondisi ruangan. Dengan demikian, rumahpun

terlihat lebih rapi dan ruang dapat berfungsi maksimal.


22

b) Mobile furniture/moveable

Mobile furniture atau moveable adalah furnitur yang dirancang khusus agar

mudah dipindahkan ke beberapa tempat. Bisanya furnitur dirancang cenderung ringan

sehingga mudah untuk diangkat., dipindahkan, dan diganti dengan model baru. Dengan

kemudahan tersebut, interior hunian bias ikut menyesuaikan dengan perubahan model

dan desain pada furnitur sehingga tidak berkesan monoton. (Narulita & Pratiwi, 2013).

c) Moveable kombinasi aktif dan pasif

Merupakan perpauan kedua sistem di atas. Misalnya meja makan extend berupa

meja dengan sistem lipat yang dapat diubah panjang-pendeknya sesuai .

2.5 Teori Material

Material adalah bahan mentah yang belum di proses. Tetapi kadang kala telah

di proses sebelum di gunakan untuk proses produksi lanjut.umumnya,dalam masyartakat

teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai.

2.5.1 Jenis kayu olahan dan kayu solid

a) Jenis Kayu olahan

adalah produk alami yang menampakkan berbagai variasi dalam segi kualitas

maupun sifat. Studi perihal kayu dimulai dari sebatang pohon hidup dan dengan meneliti

tahap-tahap penebangan, pengubahan dan pengeringan. Kesemua ini mempersiapkan

kayu sehingga dapat digunakan oleh seorang tukang.

b) Kayu solid

Setelah keluar dari kiln dry kayu gergajian bisa diproses langsung menjadi kaki

meja, papan atas meja (dilaminasi) atau papan samping laci tanpa melalui proses lebih

rumit. Kayu yang digunakan langsung tersebut kita tetap menganggap sebagai kayu solid.

Atau ketika anda membuat kaki belakang sebuah kursi yang melengkung yang dibelah

dari selembar papan dan digergaji sesuai dengan lengkungan kaki kursi, bahan tersebut
23

tetap disebut kayu solid. Artinya kayu solid hanya terdiri dari bahan dasar kayu tanpa

dicampur atau di kombinasi dengan bentuk bahan lain. Walaupun pada pengerjaannya

kita menggunakan sambungan laminasi, finger joint atau konstruksi yang lain untuk

papan atas meja misalnya, bahan tersebut masih disebut sebagai kayu solid.

Material kayu merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam rumah

tangga. Dari kursi, meja, tempat tidur, tempat penyimpanan bahkan cabinet di dapur pun

menggunakan furniture berbahan kayu. Untuk mendapatkan kualitas dan harga yang

anda inginkan, ada baiknya anda mengenal jenis material kayu beserta kelebihan dan

kekuranggannya sebelum memutuskan untuk membuat atau membeli furniture

Berikut Jenis-jenis Kayu olahan :

a) Particle Board (PB) atau Chipboard

Sumber : Erniati, 2014

Gambar 2. 19 Particle Board

Particel board atau chipboard adalah papan yang terbuat dari partikel kayu,

baik kayu yang dihancurkan menjadi serbuk kasar ataupun berasal dari sisa pekerjaan

kayu yang dicampur dengan kimia khusus kemudian dipadatkan dengan mesin

bertekanan tinggi. Kualitas particle board yang terdapat di pasaran sangat bervariasi

dilihat dari kepadatannya. Kepadatan particle board diukur dengan satuan E (emission)

dan kualitas yang paling baik untuk particle board adalah E = 0 (nol).
24

Kelemahan kayu olahan jenis ini adalah tidak dapat menopang beban yang

terlalu berat karena akan melengkung. Penggabungan particle board juga memerlukan

lem atau sekrup khusus. Jika disatukan dengan sekrup biasa atau paku, akan sering kali

lepas. Selain itu, finishing particle board tidak bisa dengan cat atau coating karena tekstur

permukaannya yang kasar. Untuk menutupinya, biasanya dipakai lapisan vinir atau

kertas tiruan (fancy paper). Harga particle board paling murah dibandingkan dengan kayu

olahan lainnya.

b) Medium Density Fiberboard (MDF)

Sumber : Erniati 2014

Gambar 2. 20 Medium Density Fiberboard

Proses pembuatan MDF sama dengan particle board, hanya bahannya lebih

halus yaitu berupa bubur atau serbuk kayu halus sehingga papan yang dihasilkan lebih

padat dan kuat daripada particle board. Karena terbuat dari serbuk kayu halus, pengerjaan

MDF juga lebih fleksibel, yaitu mudah dipotong, dibor, dan dibentuk, serta bermacam

finishing dapat diterapkan pada permukaannya. Di samping itu, kekuatannya pun lebih

merata di seluruh bidang. Dengan kompresi suhu yang lebih tinggi, akan diperoleh papan

yang lebih padat dan kuat yang disebut High Density Fiberboard .
25

c) Blockboard

Sumber : Erniati, 2014

Gambar 2. 21 Blockboard

Blockboard adalah papan yang terbuat dari potongan balok-balok kayu kecil

berukuran 4 - 5 cm yang dipadatkan menggunakan mesin dan diberi pelapis vinir di kedua

sisinya menjadi lembaran papan. Potongan kayu yang digunakan biasanya dari kayu

lunak. Kayu olahan jenis ini bagus untuk membuat Kitchen Set. Yang banyak beredar di

pasaran adalah teak block, yaitu blockboard yang diberi lapisan terluar dari irisan kayu

jati (vinir teak) dan sungkaiblock (vinir sungkai).

Harga blockboard lebih mahal dari kayu olahan di atas, namun masih lebih

murah dibanding plywood

d) Kayu Lapis atau Plywood

Kayu lapis atau plywood terdiri dari sejumlah lapisan tipis lembaran kayu yang

direkatkan menjadi satu membentuk papan dengan mesin bertekanan tinggi dan perekat

khusus tahan lembap. Tiap lapisan dipasang saling menyilang untuk mendapatkan hasil

yang kuat. Jenis kayu bahannya bisa berupa kayu keras atau lunak.
26

Sumber : Erniati, 2014

Gambar 2. 22 Kayu Lapis atau Plywood

Kayu lapis yang terdiri dari tiga lapisan disebut tripleks, yang lebih dari itu

disebut multipleks. Karena relatif lebih kuat dari kayu olahan lainnya, kayu lapis atau

plywood paling mahal di antara kayu olahan lain (Erniathi, 2014).

2.5.2 Metrial Finising

merupakan lapisan penentu terhadap hasil akhir suatu proses finishing sesuai

dengan pilihannya.Finishing kayu adalah proses pemberian lapisan pada permukaan kayu

/ mebel dengan tujuan agar dapat menjadikan barang terlindungi dan lebih awet, juga

dapat memberi tampilan memikat pada barang sehingga tampak lebih indah, mewah dan

elegan. Berikut beberapa material finising:

A. Cat Duco Menggunakan NC atau PU

Nitro celuloose (NC) bahan ini sangat tipis dan tidak mengunkan bahan

pengering berbahaya, sehingga jenis bahan finising ini menjadi standarisasi internasional

sebagai tampilan yang halus dan tipis

Poly Urethane (PU) bahan ini menjadi salah satu bahan finising termahal karena

anti gores, tahan panas dan memiliki daya rekat yang sangat kuat terhadap permukaan

kayu.

B. HPL Solid

High pressure laminated (hpl) adalah bahan animasi yang terdiri dari lapisan

kertas dekoratif yang di pilih secara khusus dan dibuat dengan tekanan tinggi di bawah
27

suhu 120 C. pemasangan hpl sebaikanya di lakukan di bidang yang padat dan kuat, seperti

plywood, kayu partikel, atau MDF. HPL tersedia di pasaran dengan berbagai macam

pilihan warna, serat,dan tekstur. HPL kini menjadi alternatif bahan laminasi yang sering

di gunakan.

2.5.3 Lem atau perekat

Lem atau Perekat adalah bahan lengket (biasanya cairan) yang dapat merekatkan

2 benda atau lebih. Lem bisa dibuat dari bagian tumbuhan atau hewan, maupun bahan

kimia dari minyak.bahan yang menawarkan banyak kelebihan. Lem berbasis material ini

umumnya dinilai lebih aman, lebih kuat, lebih tahan lama, dan lebih mudah digunakan.

Berbagai penelitian yang dilakukan lembaga-lembaga kredibel seperti Fine

Woodworking Magazine juga telah mengonfirmasi hal ini (Rahmatia,2010).

2.6 Teori Bentuk

Bentuk merupakan sebuah istilah yang memiliki beberapa pengertian. Bentuk

dapat dihubungkan pada penampilan luar yang dapat dikenali seperti sebuah kursi atau

tubuh seseorang yang penduduknya. Hal ini juga menjelaskan kondisi tertentu di mana

sesuatu dapat mewujudkan keberadaannya, misalnya bila kita bicara mengenai air dalam

bentuk es atau uap. Dalam seni dan perancangan, seringkali dipergunakan istilah untuk

menggambar struktur formal sebuah pekerjaan, cara dalam menyusun dan

mengkoordinasikan unsur-unsur dan bagian-bagian dari suatu komposisi untuk

menghasilkan suatu gambaran nyata.

Dalam konsteks studi ini, bentuk dapat dihubungkan baik dengan struktur

internal maupun garis eksternal serta prinsip yang memberikan kesatuan secara

menyeluruh. Jika bentuk lebih sering dimaksudkan sebagai pengertian massa atau isi

tiga-dimensi, maka wujud secara khusus lebih mengarah pada aspek penting bentuk yang
28

mewujudkan penampilannya, konfigurasi atau perletakkan garis atau kontur yang

membatasi gambar atau bentuk (Ching, 1996).

2.6.1 Perkembangan Gaya Desain

Dalam perkembangan gaya desain, banyak tokoh intelektual di bidang desain

memiliki versi yang berbeda-beda. Hal tersebut adalah sesuatu yang wajar dan bukan

merupakan suatu kesalahan, karena perbedaan latar belakang kehidupan, pendidikan,

social, ekonomi, sudut tinjauan, dan banyak lagi diantar para tokoh desain tersebut.

Fase-fase waktu dalam teori perkembangan desain cenderung memiliki

persamaan ketika menginjak masa modern yaitu ketika masa revolusi industry. Di mana

perubahan-perubahan atau peristiwa yang terjadi pada masa revolusi industri secara cepat

mempengaruhi gaya desain di berbagai belahan penjuru dunia.

Dalam fase-fase sejarah dan perkembangan desain, sudut pandang daripada

teoritis tersebut terlihat berbeda-beda. Ada yang lebih terfokus pada perkembangaan

desain di lingkup wilayah Eropa saja seperti teori John R. Lingbeck dalam (1996, buku

Product Desain and Manufacture). Ada pula teori dan Charles Jencks yang membahas

fase perkembangan desain dimulai masa Revolusi Industri hingga post modern.

Sementara Detroit Institute of Art membahas sejarah desain dari jaman batu tua di hampir

berbagai belahan dunia seperti di Timur Jauh, Eropa, Amerika, Asia dan Afrika.

Berikut penjelasan singkat mengenai gaya desain yang akan dipilih untuk

bentuk produk yang akan didesain :

A. ABAD 19 – 20-AN (JAMAN MODERN)


29

a) Art and Craft Movement (1905 – 1930)

Sumber : Thewis, 2011

Gambar 2. 23 Meja Art and Craft Movement

Furnitur gaya Art and Craft yang hasil desainnya paling menonjol adalah produk

kursi, yang memiliki ciri-ciri lengan kursi lebar, sebagian sandaran kursi bisa diatur

posisinya (adjustable back), kaki berbentuk lengkung unik (Zakiah Hidayati, 2006).

b) Art Nouveu (1880 – 1910)

Ciri-ciri dari Art Nouveu adalah garis-garis organik (lengkung dan

pengembangannya), menghindari garis-garis kaku, ornamen daun, bunga-bungaan dan

wanita (hadayati, 2006)

Sumber : customade,2011
Gambar 2. 24 meja art nouvea

c) Bauhaus (1919)

Ciri desain Bauhaus adalah bentuk geometris dan simpel tanpa

perhiasan/ornament, jujur bahan, banyak menggunakan material chrome metal dan baja,

dapat dibuat dengan mesin (hadayati,2006)


30

Gambar 2.24 meja bauhaus

Sumber : costomade, 2011

d) De Stijl (1917 – 1924)

Ciri desain De Stijl adalah ekspresionis, bentuk geometris, menggunakan warna

primer (biru, kuning, merah), komposisi vertikal, horisontal dan diagonal (hadayati,

2006).

Sumber : Cultured, 2010

Gambar 2. 26 Meja De Stjil

e) Streamlining (1920 – 1930)

Sumber : Knoji, 2015

Gambar 2. 27 Meja Streamlining

Tugas dari gaya streamlining ini adalah memodernisasi mesin-mesin yang

dinilai kurang layak karena bentuknya buruk, berbau spritus dan kaku. Ciri khas dan
31

utama desain streamlining adalah garis lengkung yang menjadi profil suatu produk

(hadayati, 2006).

2.7 Teori Warna

Warna adalah atribut yang paling menyolok membedakan suatu bentuk dari

lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk. Warna merupakan

salah satu elemen terpenting dalam desain. Warna juga salah satu hal yang diperhatikan

lebih awal dalam proses identifikasi suatu benda (Rose, 2006).

2.7.1 Komposisi Warna

1. Monokromatik, merupakan komposisi satu warna. Komposisi ini merupakan

dasar dari komposisi warna.

2. Akromatik, merupakan komposisi tanpa warna.

3. Analogues, Komposisi dari warna-warna senada. Menggunakan paling sedikit

tiga warna yang berdekatan untuk mengatur komposisi.

4. Complementary, sebuah komposisi yang terpusat pada warna yang berlawanan

dengan diagram warna.

5. Clash, merupakan komposisi yang menggunakan warna yang saling bertabrakan

dalam diagram warna.

6. Neutral, komposisi warna-warna yang terpusat pada warna-warna yang telah

dinetralisisr dengan menambahkan sedikit warna hitam atau warna yang

berlawanan dengan warna dasar hingga menghasilkan warna yang berkesan

natural.

7. Primary, merupakan komposisi dari warna-warna primer.

8. Secondary, komposisi dari warna-warna sekunder.

9. Tertiary, komposisi dari warna-warna tersier.


32

10. Triad, komposisi warna dalam lingkaran warna yang membentuk segitiga sama

sisi.

2.7.2 Sifat Warna

1. Panas : warna merah pada value penuh.

2. Dingin : warna biru.

3. Sejuk : warna-warna yang mengandung warna biru

4. Hangat : oranye (percampuran merah dan kuning).

5. Gelap : warna-warna tua.

6. Muda : warna yang mengandung putih sebanyak 80 % sampai

90 %

7. Ringan : warna-warna yang mengandung putih sebanyak 60 %

8. Cemerlang : warna-warna primer.

9. Redup : warna-warna yang mengarah ke warna abu-abu.


Tiap-tiap warna mempunyai psikologi masing-masing. Berikut warna yang

akan digunakan beserta psikologinya yaitu warna abu-abu. Karena warna abu abu Men

Dominasi warna ini akan memberi kesan ketenangan, keseriusan , kesetabilan

kemandirian , dan berkesan bertanggung jawab.Warna biru sebegai warna aksen akan

memberikan kesan stabil, sejuk, dingin dan relaksasi pada ruangan.

2.7.3 Psikologi warna

Warna merupakan elemen yang penting dari seni visual. Warna akan

menunjukkan sifat dan mood dari sebuah entitas. Bayangkan saja jika dunia tanpa warna,

tentu akan terlihat suram dan menyedihkan. Setiap warna yang ada di bumi ini memiliki

psikologi warna tersendiri yang bisa menyimbolkan tentang perasaan atau makna
33

tersendiri. Meskipun dibeberapa negara simbol warna bisa mempunyai arti yang berbeda,

namun sebuah warna bisa memiliki makna tertentus secara umum. (Arwan, 2012).

Berikut ini warna warna psikologi menurut (Arwan, 2012) :

A. Warna Merah

Warna yang paling emosional dan cenderung ekstrem. Menyimbolkan

agresivitas, keberanian, gairah, kekuatan dan vitalitas. Warna merah akan lebih tampak

menonjol dibandingkan warna lain pada pengaplikasian pekerjaan desain.

B. Warna biru

salah satu warna paling popular diantara yang lain. Biru melambangkan

kewenangan, martabat, keamanan dan kesetiaan. Warna biru yang tenang menyebabkan

tubuh memproduksi bahan kimia yang menenangkan, sehingga sering digunakan dalam

kamar tidur.

C. Warna hijau

Warna hijau adalah warna alam dan kesuburan. Warna hijau melambakang

kesegaran, ketenangan, alam, natural, kesehatan. Dalam relevansi dengan dunia desain,

warna hijau banyak digunakan dalam bidang kesehatan, konstruksi, real estate, ekologi,

konservasi alam dan olahraga semacam golf.

D. Warna Kuning

Warna kuning adalah warna optimis, akan tetapi warna yang paling sulit

ditangkap oleh mata. Penggunaan warna kuning dalam desain sebaiknya tidak

berlebihan.
34

E. Warna Orange

Orange melambangkan energi, antusiasme, flamboyan dan perhatian. Sifatnya

menarik, cerah, ceria sehingga menawarkan keterbukaan dan keramahan kepada yang

melihatnya.

F. Warna Abu abu

Dalam sisi positif, warna abu-abu menggambarkan keseriusan, kestabilan,

kemandirian, bahkan memberikan kesan bertanggung jawab. Namun, penggunaan warna

abu-abu yang terlalu dominan berdampak pada munculnya kesan membosankan dan

tidak komunikatif. Selain itu, beberapa kesan negatif akan muncul seperti kurang percaya

diri, kurang energi (tidak atraktif) bahkan depresi. (Salamadian, 2017).

G. Warna Putih

putih erat kaitannya dengan kesan bersih, suci, ringan, dan “terang". Adapun

diyakini punya “kekuatan" untuk mengurangi rasa sakit, tidak heran jika warna putih

sering kali dijumpai dalam dunia kesehatan.memberi kesan keterbukaan dan kebebasan.

Namun, penggunaan warna putih secara berlebihan bisa saja berdampak pada nyeri

kepala dan mata lelah. (Salamadian, 2017).

Sumber : pisikologwarna.id
Gambar 2. 28 pisikologs warna
35

2.7.4 Warna sesuai dengan ruangan kantor

Warna memang tidak hanya bisa dilihat di bagian luar saja tapi ternyata warna

bisa mempengaruhi produktifitas seseorang dalam bekerja, apalagi warna warna yang

ada di tempat kerja bisa membuat karyawan menjadi lebih bersemangat.Lingkungan

kerja memang akan memberikan dampak terhadap produktivitas seseorang dalam

melakukan pekerjaannya, bayangkan saja ketika suasana kerja terasa bahagia tentu orang

yang ada di dalamnya juga akan bekerja dengan lebih baik. (azizah, 2018).

berikut warna – warna yang dapat diasosiasikan ruangan kantor:

menurut azizah 2018 Ada beberapa warna yang sesuai dengan ruang kantor, Yaitu :

A. Warna hijau dan biru

dapat meningkatkan semangat kerja yang nantinya akan berdampak pada

produktivitas karyawan kantor , warna ini memiliki gelombang yang rendah dan

memberikan ketenangan.

B. Warna merah

Warna merah memiliki gelombang yang menengah Panjang, warna merah ini

cocok untuk warna dominan karena warnanya aktif,intens,mencolok ,memerbikan

kehangatan, kekuatan dan semangat.

C. Warna Kuning

Warna kuning dapat memberikan nuansa optimisme,energik,ceria,inovasi dan

segar. Warna kuning juga memberikan rasa percaya diri untuk berkerja dan merasa siap

untuk melaksanakan yang akan di berikan di kantor.


36

D. Warna Abu abu

Warna abu abu akan memberikan kesan bersemangat, kompak, solid dengan tim,

tapi bisa juga berubah menjadi warna yang menjemukan jadi warna abu abu ini cukup

baik dipakai untuk kantor tapi juga bagus saat nuansanya menyentuh hati.

E. Warna putih

Warna putih akan memberikan terasa cerah , memberikan pikiran menjadi lebih

terang juga utamanya dalam penampilan yang segar , memberikan kesan berish suci

ringan, dan kebebasan.

F. Warna orange

warna orange sering diaplikasikan untuk ruangan kantor. Warna orange ini dapat

meningkatkan daya konsentrasi siapapun yang ada di dalam ruangan. Hebatnya lagi,

warna ini dapat menambah kreatifitas dan kerjasama para karyawan.Orange memberikan

kesan ceria dan membangkitkan suasana hati karyawan dalam bekerja (lamudi , 2014).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Perancangan

PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang sebuah meja kerja fungsional yang dapat

mencangkup aspek kebutuhan karyawan kantor,memiliki tempat 3

penyimpanan dalam 1 tempat dengan rapid an praktis.


Preliminary Design

TINJAUAN PUSTAKA

 Merancang sebuah meja kerja minimalis modern yang


dapat mencangkup aspek kebutuhan karyawan
 Merancang 3 tempat penyimpanan dalam 1 tempat
dengan rapid an praktis.

 Analisis Data
 Penyusunan program desain
 Analisis dan spesifikasi desain

...........................................................................................................................................

ALTERNATIF DESAIN

 Alternatif Desain I
 Alternatif Desain II
PENGEMBANGAN ALTERNATIF DESAIN
 Alternatif Desain III
 Alternatif Desain IV
 Alternatif Desain V

............................................................................................................................................
Final Design &

 Pembuatan gambar presentasi


Prototyping

 Pembuatan gambar teknik


 Pembuatan Prototipe produk

Gambar 3. 1 Metode Perancangan


38

3.2 Tahapan Desain

Beberapa tahapan desain pelaksanaan yang harus dilakukan secara terus

menerus adalah :

3.2.1 Preliminery Desain

Pengumpulan data dari informasi, analisis data berdasarkan konsep desain

makro yang meliputi analisis konsep (konsep fungsi, konsep pemakaian,pemakain pasar,

dan konsep produk), penyusunan program desain sketsa awal. Bagian diatas terdiri dari

3.2.2 Perumusan Masalah

1.) Bagaimana merancang meja kerja minimalis moderen,yang memilik fungsional

untuk mencakup aspek kebutuhan karyawan.

2.) Bagaimana mendesain sebuah furniture meja kerja untuk peralatan dan

menyimpan berkas dalam satu tempat yang dapat menyimpan dengan rapi dan

praktis.

3.2.3 Tinjauan pustaka

1) Mengembangkan merancang sebuah meja kerja Minimalis dan fungsional untuk

mencakup kebutuhan pekerja kantoran ketika sedang bekerja.

2) Mengoptimalkan konfigurasi dan sistem yang terdapat pada furniture.

Menyimpan alat tulis dan berkas dalam satu tempat.

3.2.4 Analisis dan Spesifikasi Desain

Analisis pasar, studi aktifitas dan kebutuhan, analisis ergonomi dan

antropometri, analisis konfigurasi, analisis sistem, analisis material, analisis bentuk,

analisis warna dan analisis produksi.


39

1.) Spesifikasi Desain

a. Pengguna

b. Dimensi

c. Komponen

2.) Design Development

Pada tahap ini dibuat alternatif gambar komponen serta rancangan secara wire

diagram dengan bentuk 3D (tiga dimensi). Dari bagian yang tertera diatas terdiri dari :

A. Desain Alternatif

a. Desain alternatif I dan analisisnya.

b. Desain alternatif II dan analisisnya.

c. Desain alternatif III dan analisisnya.

d. Desain alternatif IV dan analisisnya.

e. Desain alternatif V dan analisisnya.

f. Desain alternatif terpilih.

B. Pengembangan dan Alternatif Desain

a. Pengembangan desain alternatif I dan analisisnya.

b. Pengembangan desain alternatif II dan analisisnya.

c. Pengembangan desain alternatif III dan analisisnya.

d. Desain Terpilih.

3.2.5 Final Desain dan Prototype

Dibuat gambar-gambar yaitu gambar presentasi 3D dan gambar teknik (gambar

tampak, potongan, gambar detail dan spesifikasi teknik produk). Tahapan selanjutnya

adalah pembuatan komponen-komponen dilakukan assembling (exploded) atau perakitan

sehingga menjadi produk (prototype). Bagian ini terdiri dari :


40

A. Desain Akhir

a. Gambar presentasi dalam bentuk 3D modeling yang diberi ilustrasi

skala terhadap ukuran tubuh manusia.

b. Gambar Teknik yang terdiri dari gambar presfektif, gambar tampak,

gambar potongan, gambar urai dan gambar detail.

c. Prototipe produk.
1 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis dan Pembahasan

4.1.1 Analisis Pasar

Analisis pasar dilakukan agar produsen suatu produk dapat menganalisa dan

menentukan peluang-peluang pasar yang dapat ditembus sehingga akan didapatkan

sasaran konsumen yang tepat. Analisis pasar mencakup lokasi atau letak dipasarkannya

suatu produk, misalnya seberapa luas ruang lingkup kantor, strategis atau tidaknya

lokasi yang dipilih terhadap sasaran konsumen maupun terhadap distributor produk,

serta perusahaan pesaing yang mungkin memasarkan produk yang sama. Selain itu yang

paling utama adalah meninjau sasaran konsumen yang tepat sehingga pemasaran dapat

mudah berjalan dan berkembang. Dalam melakukan analisis pasar, dilakukan

pendekatan-pendekatan untuk menentukan sasaran konsumen. Berikut pendekatan-

pendekatan yang dilakukan :

1. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda

misalnya wilayah, negara, provinsi, dan kota produk meja kantor di tentukan segmentasi

geografis . hal ini adalah kegiatan kantor sehari – hari yang di lakukan karyawan saat

bekerja di ruangan kantor. khususnya di Universitas mulawarman Kalimantan timur di

Kota Samarinda.
42

2. Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis mengelompokkan pasar berdasarkan variabel-variabel


seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, dan kelas sosial. Pada produk ini segmentasi
demografis yang ditentukan adalah :

A. Usia
Produk Meja untuk penyimpanan benda – benda alat tulis kerja kantor maupun

peralatan yang di gunakan. Meja ini ditujukan untuk sekratasi dekan berusia 20 - 45

tahun.

B. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin yang dipilih produk ini adalah pria.

C. Pendapatan dan kelas social

James Duessenberry menemukan hubungan antara penghasilan , kelas sosial dan

konsumsi. Temuan ini kemudian dikenal dengan Relative Income Hypothesis artinya,

pilihan konsumsi seseorang terhadap penghasilan dan kelas sosialnya dalam

masyarakat. Produk yang dibeli konsumen erat hubungannya dengan penghasilan yang

dimiliki seseorang. Hasil Analisis wawancara Sekertasi Dekan dapat di golongan

sebagai Kelas A ( KELAS ATAS BAGIAN ATAS ) dengan penghasilan Pandangan

mewah (Rp 6 – 8 Juta), dan pandangan sederhana (Rp 2 juta) di karenakan produk ini

dapat memenuhi seluruh kegiatan sekertaris dekan, sehingga dapat menaruh barang –

barang alat tulis kerja di tempat berdeda dan dapat melakukan perkejaan kantor.

D. Segmentasi Psikografis

Segmentasi psikografis mengelompokkan pasar dalam variabel gaya hidup, nilai

dan keperibadian. Sehingga segmentasi psikografis ditunjukan pada sekertasi dekkan


43

pria dengan keperibadian yang menyukai kerapihan dan kebersihan, serta membutuhkan

inovasi pada media kerjanya.

4.1.2 Studi Aktivitas dan Kebutuhan

Studi aktivitas digunakan untuk mengetahui seluruh aktivitas sekertaris dekan


dan untuk menemukan kebutuhan yang dibutuhkan .

Tabel 4. 1 Analisis Studi Aktivitas

No. Aktivitas Kebutuhan


1 Bekerja kantor meja
2 Mebuat jadwal untuk kertas
direktur
3 Menandatangin surat Penyimpanan berkas - berkas
keluar atas persetujuan
dari direktur utama
4 Tempat print Membutuhkan tempat untuk printer
5 CPU Tempat untuk CPU
6 Tempat Alat tulis kerja Tempat penyimpanan Alat tulis kerja
7 mengetik Tempat khusus Komputer
8 Tempat kertas Penyimpanan berkas – berkas laci
9 Laci Penyimpanan kertas

Analisis aktivitas dan kebutuhan dilakukan dengan menjelaskan aktivitas yang


dilakukan dan kebutuhan yang ada saat bekerja di kantor, membuat jadwal untuk
direktur utama dan menandatangi surat keluar atas persetujuan dari direktru utama
,mendapatkan gambaran produk dengan konsep yang diinginkan.

4.1.3 Analisis Ergonomi dan Antropometri

Analisis anthropometri dilakukan guna mendapatkan dimensi atau ukuran

produk yang sesuai dengan tubuh pemakai. Sedangkan analisis ergonomi dilakukan

untuk meminimalkan resiko kesehatan dan keselamatan dalam produk yang dirancang.
44

Dengan begitu efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan dalam melakukan

kegiatan menggunakan produk ini dapat maksimal.

A. Analisis Ergonomi

Ergonomi sangat diperlukan untuk membuat suatu produk. Begitu juga dengan

produk meja untuk menyimpan perlengkapan kantor. Aktivitas-aktivitas yang telah

dianalisis membutuhkan fasilitas yang ergonomi agar memberikan kenyamanan pada

pengguna ketika menggunakan produk ini terjamin.

Analisis ergonomi dilakukan untuk meminimalkan resiko kesehatan dan

keselamatan dalam produk yang dirancang. Dengan begitu efisiensi, kesehatan,

keselamatan, dan kenyamanan dalam melakukan kegiatan menggunakan produk dapat

maksimal. Berikut beberapa analisis ergonomi yang perlu diperhatikan pada produk

yang dirancang :

1. Pada umumnya pada saat berkumpul keluarga atau saat menerima tamu dan

membuat acara, masyarakat juga sering kali menyimpan barang – barang seperti berkas

, atk dan perlengkapan lainnya di tempat yang lain atau disembarang tempat karena tidak

adanya meja yang dapat digunakan sebagai tempat menyimpan barang – barang

tersebut.

2. Pada produk meja ini akan diletakkan juga beberapa laci yang akan menjadi satu

pada meja, sehingga karyawan kantor menyimpan barang – barang yang dibawanya

seperti berkas, atk dan perlengkapan lainnya dimeja sehingga tidak bolak-balik untuk

mengambil peralatan yang biasa diletakkan dibeda tempat.


45

B. Analisis Anthropometri

Analisis Anthropometri dilakukan guna mendapatkan dimensi atau ukuran

produk yang sesuai dengan tubuh penggunanya. Berikut merupakan analisis

anthropometri pada produk meja untuk menyimpan barang – barang untuk pemilik

rumah ataupun tamu. Berikut beberapa data antropometri yang akan digunakan sebagai

acuan :

Tabel 4. 2 analisis anthropometri

PRIA
No Dimensi SD
5% X 95%

1 Tebal paha 115 140 165 15

2 Tinggi lutut 428 472 516 27


3 Lebar telapak tangan 68 73 78 3
Jarak bentang dari ujung jari kanan
4 1400 1523 1646 75
ke tangan ke kiri
Jarak genggaman tangan ke
5 punggung pada posisi tangan ke 610 661 712 31
depan
6 Tinggi siku pada posisi duduk 175 229 283 33
7 Tinggi lipat lutut 337 382 428 28

Berikut penjelasan yang lebih terperinci mengenai antropometri yang akan


diaplikasikan pada produk :
1. Menentukan panjang meja

Untuk menentukan panjang meja dimensi yang digunakan yaitu jarak bentang

dari ujung jari tangan ke kiri. Ukuran panjang meja ini menggunakan antropometri jarak

bentang tangan dari ujung jari tangan kanan ke kiri dengan jenis ukuran 95 percentile
46

wanita yaitu 1500 mm, ukuran ini adalah ukuran maksimal, untuk memudahakan

produksi meja ini diambil data 1500 mm. Sehingga pengguna memiliki area yang lebih

luas untuk membuat pola diatas meja untuk memotong dan membuat pola diatas meja.

Gambar 4. 1 antopometri

2. Menentukan lebar meja

Untuk menentukan ukuran lebar meja perlu menggunakan jarak genggaman

tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan. Ukuran yang digunakan adalah ukuran

5 percentile wanita dengan 610 mm. nilai ini adalah ukuran maksimal, untuk pembuatan

produk ini di gunaakan ukuran 500 mm

Gambar 4. 2 antopometri

Dimensi ini digunakan agar jangkauan tangan bagi pengguna produk dengan

ukuran antropometri lebih kecil tidak akan susah menjangkau meja .


47

3. Menentukan ruang kelonggaran kaki

Gambar 4. 3 antopometri

Untuk menentukan ruang bagian dalam ini digunakan tinggi siku pada posisi

duduk sekaligus untuk menentukan tinggi meja bagian dalam hingga batas laci dan tebal

paha , dimensi yang digunakan adalah tinggi siku pada posisi duduk dengan 95

percentile wanita yaitu 295 mm dan tebal paha dengan 95 percentile wanita yaitu 155

mm. 295 – 155 = 40 mm dan dari hasil keseluruhan adalah 40 mm ukuran tinggi laci.

4. Menentukan tinggi meja

Untuk menentukan ukuran tinggi meja pada bagian luar. Ukuran yang digunakan

Ukuran ini didapat dengan cara menambahkan ukuran tinggi lipat lutut dan tinggi siku

pada posisi duduk bagian dalam yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, 425

mm + 295 mm = 720 mm. nilai ini adalah nilai maksimal, dalam suatu produk di

gunakan nilai 700 mm .


48

5. Menentukan lebar coakan pengganti handle pada laci dan pintu meja

Gambar 4. 4 antopometri

Untuk menentukan lebar coakan pengganti handle pada laci dan pintu meja,

ukuran yang digunakan adalah dimensi lebar telapak tangan dengan persentile 95%

pria 90 mm + tolernasi sarung tangan 10 mm maka hasil keseluarhan 100 mm = 10

cm.

4.1.4 Analisis Konfigurasi

Analisis konfigurasi dilakukan guna mendapatkan bentukan atau susunan dari

tiap- tiap komponen yang terdapat pada produk. Adapun komponen yang terdapat pada

produk adalah :

1. Analisis konfigurasi

Gambar alternatif 4. 5 konfigurasi 1


49

2. Analisis konfigurasi

Gambar alternative 4. 6 konfigurasi 2

3. Analisis konfigurasi

Gambar alternatif 4. 7 konfigurasi 3

Menurut hasil analisis konfigurasi , konfigurasi 3 yang akan di aplikasikan ke

meja kerja , memiliki 3 tempat penyimpanan dalam 1 tempat. Desain simple .

4.1.5 Analisis Sistem

Analisis sistem dilakukan guna mencari sistem yang efisien dan baik digunakan
pada produk. Berikut sistem-sistem yang akan digunakan pada produk:
50

1. Sistem Kontruksi

Dari hasil analasisi konfigurasi meja kerja ini membutuh kan system konstruksi

sebagai mana mestinya , dari beberapa kriteria terdapat kontruksi konvesional , knocked

– down system dan joint connecting bold.

Kontruksi konvensional kayu yang masih di gunakan berbagai macam bentuk

penyambung purus, kontruksi knocked merupakan konstruksi di bongkar pasang,dan

joint connecting bold merupakan secrub nut penyambung. Proses pembuatan ,

ketahanan dan ergonomin.

Table 4. 3 analisis system kontruksi

Kritteria

No Sistem kontruksi Proses


ketahanan erogonomi jumlah
pembuatan

Kontruksi
1 2 3 2 7
konvensional

2 Knocked – down 2 1 2 5

Joint connecting
3 2 3 3 8
bold

Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai


51

Dari hasil analisis di atas dapat di pastikan menggunkan kontruksi joint

connecting bold, sangat cocok proses pembuatan, ketahan dalam melakukan

sambungan,dan memiliki ergonomic yang baik.

2. Sistem sambungan skrup dan paku

Sistem ini adalah untuk merangkai dan menyatukan komponen-komponen

yang ada. Adapun sistem sambungan pada palang kayu di kaki meja, digunakan paku

karena sambungan menggunakan skrup dan paku dapat memperkuat sambungan antara

rangkaian-rangkaian meja yang ada.Di dalam dunia mebel sringkali mengunakan ulir

dalam ini di buat pada salah satu dari kedua bagian yang di jepit oleh sambungan skrup

dan paku. (Adiwasito, 2011).

Dari dua kompenen system sambungan terdapat beberapa nilai yang dapat di

aplikasikan dalam produk meja kerja yaitu ketahanan , ketersedian , dan memudahkan

pemasangan. Berikut ini beberapa analisis system sambungan skrup dan paku .

Table 4. 4 analisis system sambungan

Nilai komponen

No System sambungan Memudahkan


ketahanan ketersedian jumlah
pemasangan

1 Baut skrup 3 3 3 9

2 Paku 2 3 3 8

Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai

Berdasarakan hasil analisis di atas baut skrup lah yang akan di

aplikasikan,Karna memenuhi kriteria dalam system sambungan memiliki kunggulan


52

lebih di bandingkan paku , skrup memiliki ketahan yang baik , mudah di temukan di

pasar, mudah di pasang , sedangkan paku memiliki lumayan ketahan , mudah di temukan

di pasaran dan mudah di pasang .

3. Sistem geser

Sistem ini bekerja dengan mekanisme gerak dalam bentuk geser. Biasanya

sistem ini bergerak dengan menggunakan bantuan rel. Sistem geser ini digunakan pada

laci yang terdapat pada bagian meja (Rumahku, 2015). Sistem ini sebagai alat untuk

memudahkan saat menarik rak laci. Ada pun beberapa system geser seperti rel besi , rel

kayu, dan hdyrolick

Dari ketiga system geser ini dilakukan analisis untuk menemukan system mana

yang akan di aplikasikan di dalam pembuatan produk meja kerja ini. Terdapat beberapa

nilai yang telah di tentukan dalam melakukan penilaian yaitu, kemudahan saat menarik,

kekuatan , ketersedian dan praktis. Berikut analisis sistem geser yang dilakukan untuk

mendapatkan sistem sambungan yang baik dalam produk ini.

Table 4. 5 analisis system geser

nilai

No System geser Kemudahan


Kekuatan Ketersedian Praktis jumlah
mencarik laci

1 Rel besi 3 2 3 3 11

2 Rel kayu 2 3 2 2 9

3 Hydrolik 2 3 2 1 8

Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai


53

Dari beberapa analisis system di atas yang di gunakan system rel besi karena

memenuhi beberapa nilai komponen kemudahan saat menarik laci , lumayan kuat ,

ketersedian rel besi di pasaran dan juga praktis dalam segi pemasangan.

4. Sistem Roda

Terdapat roda yang digunakan sebagai alat penggerak di bagian bawah meja .

Dalam hal ini, produk menggunakan roda dengan sistem roda yang dapat dikunci,

sehingga apabila tidak digunakan maka meja tidak akan bergeser (Rumahku, 2015). Ada

pun beberapa komponen system roda lock mampu dan system roda meja biasa , ada pun

kretria nilai yang di ambil adalah mampu menahan berat 100 kg , mudah dalam

pemasangan dan tidak mudah bergeser.

Table 4. 6 analisis system roda

kriteria

No System roda Mampu menahan berat Mudah dalam Tidak mudah


Jumlah
100 kg pemasangan bergerak

System roda
1 3 2 3 8
lock

System roda
2 3 2 1 6
biasa

Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai

Menurut hasil analisis system roda lock yang akan di gunakan pada meja kerja

ini, keunggulan mampu menahan berat 100 kg , mudah dalam pemasangan , tidak mudah
54

bergerak saat roda system di lock, sedangkan system roda biasa juga mampu menahan

berat , lumayan mudah dalam pemasangan , buruk mudah bergerak saat meja di

pergunakan.

5. System hardware

Setelah didapatkan sistem Joint Conecting Bold yang diaplikasikan untuk

meja selanjutnya menentukan hardware yang akan diaplikasikan pada meja kerja

berikut ada beberapa penjabaran mengenai sistem hardware yang digunakan sebagai

berikut :

a.) System handel

Sistem handel merupakan sistem yang digunakan sebagai menarik area pintu

dan laci sehingga untuk menentukannya diperlukan kriteria simple, bahan stainlis, daya

tahan dan ketersedian diaplikasikan berdasarkan kriteria diatas didapat dua jenis handle

yang akan diaplikasikan handel stainlis segi Panjang dan berbentuk bulat :

Table 4. 7 system handel

penilaian

No System handel ketersedian


Simple Stainlis Daya tahan jumlah
pasar

Handel stainlis segi


1 3 2 3 2 10
panjang

2 Handel bulat 3 2 1 3 9

Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai


55

Dari hasil analisis diatas sistem yang akan diaplikasikan pada produk adalah

hendel stainlis segi panjang. Hendel ini dipilih karena memiliki ketersedian di pasaran,

lebih simple, cukup kuat yang cukup baik serta lebih mudah diaplikasikan sebagai

penarik pada laci penyimpanan dan pintu meja pada bagian laci penyimpanan.

b) system engsel

Sistem engsel merupakan sistem yang digunakan sebagai pembuka dan

penutup untuk pintu memiliki berbagai jenis engsel kupu - kupu dan engsel sendok.

Engsel kupu lebih simple , ketersedian pasar , hanya kekuatan yang lumayan , sedangkan

engsel sendok dapat di atur ketinggian juga kekencangan engsel , kertersedian pasar ,

juga berbahan stainlis sehingga untuk menentukannya kriteria kuat , kemudahan

memasang, ketersedia, dan stainlis , namun kemudahan memasang sulit . berdasarkan

kriteria yang akan diaplikasikan sebagai berikut :

Table 4. 8 analisis system engsel

Penilaian

no Nama bagian Kemudahan Ketersedian Bahan


Kekuatan Jumlah
memasang pasar stainlis

1 Engsel kupu 2 3 3 2 10

Engsel
2 3 2 3 3 11
sendok

Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai


56

Menurut hasil analisis dari 2 jenis engsel , yang cocok di aplikasikan ke meja

kerja ini adalah engsel sendok, memiliki kekuatan sangat baik , ketersedian di pasaran ,

dan berbahan stainlis. Namun untuk kemudahan memasang masih sulit untuk di

aplikasikan. Sedangkan kekuatan lumayan di banding engsel sendok, kemudahan

memasang lebih di unggulkan di banding engsel sendok.

4.1.6 Analisis Material

1. Material Kayu olahan

Analisis material dilakukan guna menentukan material yang baik yang akan

digunakan pada produk. Berikut adalah analisisnya :

Tabel 4. 9 analisis kayu olahan

Item Penilaian
Jenis Kayu Olahan
Kekuatan Harga Ketersediaan Bahan Total
Particle Board 1 3 1 5

Medium Density 1 3 1 5
Fiberboard
Blockboard 2 2 2 6
Plywood 3 1 3 7
Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai

Dari beberapa analisis material yang akan diaplikasikan pada produk adalah

kayu olahan jenis plywood. Plywood ini dipilih karena memiliki kekuatan dan

ketahanan yang cukup baik serta lebih tahan air dan lembab, dan memiliki kerapatan

struktur yang baik, mudah dibentuk, dan penyebarannya yang sangat mudah ditemui di

Kalimantan.
57

2. Material finising

Finishing yang diaplikasikan pada produk adalah HPL. HPL digunakan untuk

menutupi permukaan multipleks yang biasa digunakan agar penampilan furniture

terlihat lebih menarik, dengan beberapa kelebihan material HPL. HPL memiliki

kelebihan berupa pengerjaan yang lebih bersih dari pada menggunakan cat duco, karena

material ini di lem pada multipleks sedangkan cat duco lebih rapi pada saat

pengerjaannya. Ada pun beberapa komponen system finising terdapat 2 system

menggunakan HPL dan Cat duco. Beberapa kriteria kerapian, bersih dan lama proses

finising.

Table 4. 10 material finising

Kriteria

No material finising Lama proses


Kerapian Kebersihan Jumlah
finising

1 HPL 3 2 3 8

2 Cat duco 2 3 1 6

Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai

Dari hasil analisis system finising yang di gunakan HPL, material ini memiliki

keunggulan kerapian, bersih, dan lama proses finising . Dan jenis HPL yang akan

diaplikasikan pada produk adalah HPL jenis solid color dengan warna abu – abu utama

,dan warna biru untuk aksen. sedangkan cat duco lumayan kerapian saat proses pewarna

, bersih dalama perwarnaan , dan lama proses finising.


58

3. Sistem Lekat

Sistem sambungan rekat yang akan diaplikasikan pada produk adalah akan

digunakan untuk merekatkan lembaran HPL pada material plywood. Perekat yang

digunakan adalah lem khusus untuk kayu ada pun beberapa jenis lem lekat yaitu lem

putih dan lem kuning. yang di mana dari 2 jenis lem tersebut adalah lem jenis kualitas

terbaik di Indonesia . ada pun kriteria system lekat daya rekat tinggi,dan proses

perekatan.

Table 4.11 Material Lekat

Kriteria
No Material lekat Daya rekat Proses
Jumlah
tinggi perekatan
1 Lem putih 3 1 4
2 Lem kuning 3 3 6
Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai

Berdasarakan hasil analisis system lekat bahwa lem kuning yang kunggulan

lebih dari pada lem putih , keunggulan lumayan lem kuning tahan lama saat di lem , dan

proses perekatan cepat. Sedangkan lem putih sama seperti lem kuning daya rekat tinggi,

dan proses pereketan lem putih lebih lama di bandingkan lem kuning.

4.1.7 Analisis Bentuk

Analisis bentuk diperlukan guna mendapatkan bentuk yang sesuai dengan

konsep yang diambil. Dengan konsep desain produk yaitu compact, ada beberapa bentuk

yang cocok digunakan pada produk meja kerja ini adalah art and craft movement desain

menonjol, memiliki kaki berbentuk unik, lengan meja besar, art nouveu ciri khas
59

memiliki garis – garis kaku lebih gaya desain oranamen Bungan, Bauhaus gaya

desainnya simple ciri khas memiliki chrome/besi, destil gaya desain menggunkan warna

primer, kompoisi vertical horizontal dan diagonal, gaya desain streamling

memodernisasi mesin – mesin yang dinlai kurang layak, bentuk buruk, berbau spritus

dan kaku. Ada pun beberapa item nilai gaya desain modern , ergonomi yang dimana

meja harus memiliki kenyaman pengguna, kesusaian konsep memiliki ikatan antara

mengikuti analisis konfigurasi dan analisis sistem, kemudahan produksi tempat

membuat yang sangat mudah di temui seperti mebel- mebel.

Tabel 4. 12 analisis bentuk

Gaya desain Item Penilaian


modern Ergonomi Kesesuaian Tingkat Kemudahan Total
konsep Keamanan produksi
Art and Craft 1 1 1 1 4
Movement
Art Nouveu 2 1 2 2 7
Bauhaus 3 3 3 3 12
De Stijl 3 2 3 3 11
Streamlining 1 1 1 1 4
Konstruktivisme 3 2 2 2 9
Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai

Dari analisis bentuk diatas bentuk yang akan digunakan adalah bentuk gaya

desain modern bauhaus . Karena bentuk tersebut sesuai dengan item penilai ergonomi,

kesesuaian konsep dan tingkat keamanan,dan kemudahan produksi.bentuk dasar dari

gaya desain bauhaus yang akan diaplikasikan pada produk adalah kesan clean yang

terlihat pada produk-produk Bauhaus yang sudah ada. Dan produk akan berbentuk
60

persegi sederhana, karena persegi itu sendiri dapat dirangkai, memiliki ruang yang luas,

dan memiliki makna stabilitas, kesetaraan, dan kejujuran. Persegi juga merupakan

simbol ketegasan, kepastian, keseriuasan, kokoh dan tidak goyah.

4.1.8 Analisis Warna

Analisis warna sangat diperlukan guna mendapatkan warna yang sesuai dengan

konsep yang diaplikasikan pada meja kantor seperti warna abu – abu , biru , orange,

merah, kuning, hijau dan putih. Adapun warna yang di sebutkan di atas memiliki

kriteria warna pilihan konsumen, menimbulkan dingin , dan menimbulkan tenang,

adapun dari kriteria di atas terpilihlah beberapa warna yaitu warna yang lebih

mendominasi adalah warna abu – abu dan untuk warna biru akan di jadikan warna aksen

pada meja .berdasarkan konsep yang di ambil memiliki analisis warna yang akan di

aplikasikan kedalam produk meja kantor ini adalah :

Table data 4. 13 analisis warna


Item Penilaian
Warna Diminati Menimbulkan Menimbulkan
Total
konsumen Dingin tenang
Abu-abu 3 2 3 8
Biru 2 3 2 7
Orange 2 1 2 5
merah 2 1 1 4
Kuning 2 1 1 4
Hijau 1 1 1 3
putih 2 1 2 5
Keterangan : 1. Buruk/kurang sesuai 2. Sedang 3. Baik/sesuai
61

Dari analisis warna di atas di dapat warna abu-abu sebagai warna utama atau

yang lebih mendominasi di dalam produk meja kantor ini, dan warna biru akan di

aplikasikan sebagai aksen di dalam produk meja kantor untuk pak Rahman ini.

4.1.9 Analisis produksi dan RAB

A. Biaya bahan

Table data 4. 13 produksi RAB

Biaya bahan

Keterangan
No Nama Bahan Jumlah Harga satuan total
(Spesifikasi)

1 Plywood 3 lembar Kualitas eksport Rp. 150.000 Rp. 450.000


12 mm

2 Lem rajawali 4 kaleng 500 gram Rp. 44.000 Rp. 176.000

3 HPL solid 3 lembar Hpl solid Rp. 180.000 Rp. 540.000

4 Roda stenlis 6 buah Ace 5 cm Rp. 22.000 Rp. 132.000

5 Engsel 2 pasang Engesel sendok Rp. 15.000 Rp. 30.000

6 Skrup 1 box Dome 2 ½ inc Rp 30.000 Rp. 30.000

7 Handel 2 buah Bahan stenlis Rp. 20.000 Rp. 40.000

8 Amplas 2 lembar Kekasaran 800 Rp 5.000 Rp. 10.000


GSM

JUMLAH Rp. 1.407.000

B. Biaya tukang
Jasa tukang di bayar perhari Rp. 262.000 lama pengerjaan 5 hari dengan total
biaya Rp. 1.310.000
62

C. Biaya lain – lain


1. Jasa angkut bahan sekali angkat di kenakan biaya Rp. 20.000 dengan total
biaya Rp. 20.000
2. Jasa angkut meja sekali angkat di kenakan sebesar Rp.200.000 dengan 2 kali
pengakatan sehingga total Rp.400.000
3. Total biaya lain-lain = Rp. 20.000 + Rp. 200.000
= Rp. 220.000
D. Rincian biaya
Total biaya produksi( A + B + C )
= Rp. 1.407.000 + Rp. 1.310.000 + Rp. 220.000
= Rp. 2.937.000
Biaya jasa desain x 15%
= Rp. 2.937.000 x 15%
= Rp.440.000
Harga jual + biaya jasa desain
= Rp.2.937.000 + Rp. 440.000
= Rp.3.377.000

4.1.10 Spesifikasi Desain

Dari kesimpulan data yang sudah dianalisis pada sub-sub sebelumnya maka

terdapat beberapa hasil akhir yang akan diaplikasikan pada produk dari analisis pengguna

sampai warna. Berikut beberapa hasil akhir dari analisis yang sudah ditentukan :

A. Pengguna

1. Pria dewasa

2. 20 – 45 th

3. Kelas B+ pandangan mewah dengan penghasilan (Rp 4-6 Juta)


63

B. Dimensi

lebar : 500 mm

panjang : 1500 mm

tinggi : 700 mm

C. Sistem

1. Sistem kontruksi

2. Sistem sambungan (baut dan sekrup,)

3. Sistem geser (rel besi )

4. Sistem kontruksi joint connecting bold

5. Sistem roda lock

6. System engsel

D. Konfigurasi

Konfigurasi yang akan di aplikasikann pada produk sesuai dengan analisis

yang sudah terdapat pada sub sebelumnya. Yang akan di

aplikasikan adalah alternatif konfigurasi 3.

E. Material

1. Kayu olahan jenis plywood dengan ketebalan 12 mm

2. Lem rajawali

3. HPL Solid

F. Bentuk

Gaya desain modern (Bauhaus) simple ciri khas memiliki chrome


64

G. Warna

1) Warna abu abu dominan

2) Biru aksen

H. Komponen

a) Meja kerja

b) Tempat menyimpan Barang – barang

c) Aktivitas kerja
65

4.2 Desain Alternatif

a) Desain alternatif 1

Gambar 4. 8 alternatif 1

Desain alternatif 1 memiliki 1 laci Tarik penyimpanan atk , 1 laci pintu sedang

berguna untuk berkas berkas kecil dan 1 laci Tarik di bagian bawah meja berkas – berkas

lama dan data- data yang menumpuk, dimana alas meja terletak di atas , untuk aktivitas

kantor, 1 tempat printer di atas laci meja dan di bawah alas meja terdapat 1 tempat

komuper berbentuk L
66

b) Desain alternatif 2

Gambar 4. 9 alternatif 2

Desain alternatif 2 memiliki alas meja yang panjang sama seperti alternatif 1 ,

yang membedakan tempat penyimpanan , dalam 1 tempat dan bersamaan tempat printer

, memiliki 2 laci pintu , dan 1 laci Tarik. Berbentuk L


67

c) Desain Alternatif 3

Gambar 4. 10 Alternatif 3

Desain alternatif 3 memiliki 3 laci Tarik , 1 laci pintu , 1 tempat penyimpanan

CPU ,1 tempat Printer , 1 tempat laci keyboard, hampir sama seperti alternatif 2 hanya

membedakan tempat cpu dan tempat printer. Berbentuk L.


68

d) Alternatif 4

Gambar 4. 11 alternatif 4

Gambar alternatif 4 memiliki 2 laci pintu bersampingan , 2 pintu laci kecil , 1

laci Tarik dalam 1 tempat dan 1 tempat Cpu , memiliki alas yang berukuran panjang

berbentuk L.
69

e) Alternatif 5

Gambar 4. 12 alternatif 5

Alternatif 5 memiliki 1 buah laci di bawah alas dan 1 tempat penyimpanan

terdiri dari 2 pintu , 1 laci Tarik dan 1 tempat CPU. Memiliki 1 alas panjang berbentuk

L.
70

4.3 Perkembangan Desain

a) Perkembangan Desain 1

Gambar 4. 13 Desain Perkembangan 1

Desain Perkembangan memiliki 2 meja yang atas dan bawah., 2 laci Tarik , dan

1 laci pintu, mengunakan 1 penyangga sebagai penghubung antara meja alas dan bawah

tempat penyimpanan , dan memiliki 6 roda. Menggunakan sistem Rel besi pada laci ,

dan 1 engsel sendok pada bagian pintu laci.


71

b) Perkembangan Desain 2

Gambar 4. 14 Desain Perkembangan 2

Memiliki 2 meja seperti terpisah, 1 meja untuk aktivitas kantor , dan 1 meja

nya lagi untuk pernyimpanan terdiri dari 3 penyimpanan , memiliki 2 pintu laci dan 1

laci Tarik. Menggunakan sistem rel besi dan engsel sendok


72

c) Perkembangan Desain 3

Gambar 4. 15 Perkembangan 3

Memiliki 1 meja atas dan 1 meja bawah, meja atas berguna untuk aktivitas

kantor dan memiliki tempat penyimpanan 1 pintu laci kecil bagian bawah. Di bagian

bawah meja memiliki 3 tempat penyimpanan teridiri dari 2 laci Tarik besar dan kecil 1

, 1 pintu laci besar.


73

4.4 Desain Ahkir

4.4.1 Gambar presentasi

a) Gambar persentasi 1

Gambar 4. 16 Desain Presentasi 1 Terbuka


74

b) Gambar Persentasi 2

Gambar 4. 17 Desain Persentasi 2 Tertutup


75

5 4.4.2 Gambar Teknik


a) Gambar Tampak (Terlampir)
b) Gambar Isometri (Terlampir)
c) Gambar Perpotongan (Terlampir)
d) Gambar Urai (Terlampir)
e) Gambar Detail Bagian (Terlampir)
76

6 4.4.3 Prototipe

Gambar 4. 18 Prototipe
77

7 4.4.4 Pengoprasian Produk

Gambar 4. 19 Prototipe
1 BAB V
Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan Dan Saran


5.1.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil “ meja kerja minimalis modern” merancang meja yang

memiliki fungsional dan mendesain sebuah meja kerja yang dapat menyimpan berkas

kantor dalam satu tempat untuk dapat mencangkup semua aspek kebutuhan karyawan.

5.1.2 Saran

Saran saya bagi desainer untuk dapat lebih mengembangkan meja kerja ini ,

agar dapat memenuhi semua kebutuhan karyawan , yang di mana bagi karyawan meja

dengan desain simple ,minilasi, dan modern ini . agar saat melakukan aktivitas kantor ,

bisa lebih rileks dan santai,


79

DAFTAR RUJUKAN

Chandra. (2011). Value and Lifestyle Program. Stanford Research Institute.

Ching. (1996). Arsitektur bentuk, ruang, tatanan edisi kedua.Jakarta: Erlangga.

Donald D,C.B (1996) Segemntasi memasarkan produk. Jakarta : Karya Aksara

Erniathi, D.A. (2011). Bahan: Mengenal Jenis Kayu Olahan. 20 Februari, 2015.

Frans, R.M. (2007). Smart launching new product. Jakarta:Elex Media Komputindo
Hedisasrawan. (2011). Pengertian sistem menurut beberapa ahli. Jakarta: Erlangga

Hafele. (1998). The Minifix Connector System hal 1.

Hidayati, Z (2006). Furnitur gaya Abad 19-20.

Ir. Jack. STOLK dkk. (1996). Elemen mesin. Jakarta: Erlangga.

Kristianto, (1987). System sambung lengket. Bandung : Karya Mabel

Lingbeck, R.J. (1996). Product Desain,manufacture dan Detroit Institute of Art. Afrika:
Sejarah dunia.

Mariza, (2005). Systen struktur konstruksi.

Maju jaya. (2011) system sambungan

Narulita, P (2013), Sistem Built-in furniture, Mobile furniture dan Kombinasi.

Octaviani. (2017, September 14). Teller bank mandiri samarinda. wawancara pribadi.

Palguandi. (2008). Desain produk dan aspek-aspek disain. Bandung: Penerbit ITB.

Rahman. (2017, September 19). Sekertaris dekan FEBUNMUL samarinda. wawancara


pribadi.

Rose, S. (2006). 100 ide kreatif untuk warna. Jakarta: Erlangga.

Rahmatia, A, S.Ds. (2010), menata dapur minimalis. Jakarta : Griya Kreasi.

Wingjosoebroto, S (2000). Data antopometri dan tubuh manusia.


80

WEBTOGRAFI

Azizah. (2018, juni , 5). Warna Cat Tembok Yang Bagus Untuk Kantor. 27, juli, 2018.

https://www.sebelumtidur.com/warna-cat-tembok-yang-bagus-untuk-kantor.html

Arwan. (2012). Psikolog warna dalam desain. Juli, 21 , 2018.

http://idesainesia.com/psikolog-warna-dalam-desain (5, juni 2017).

Agum, Muhammad. (2012, September,26). Jenis – jenis meja kantor. Maret, 9 , 2018.
https://moderen online.com/tipe meja kantor dan kegunaanya/

Imania desain, design & bulid-interior- architecture-landscape. Juni 25, 2009.

http://www.imania desain.com/keunggulan-kayu-solid

Lamudi , (2014, febuari, 18). Atur warna ruangan kantor. juli, 27, 2018.

http://www.lamudi.co.id/journal/yuk-atur-warna-ruang-kantor-berdasarkan-feng-
shui/

Salamadian . (2017, januari 14). 13 arti warna dan psikolog warna. Juli, 27, 2018.

https://salamadian.com/arti-warna/

Anda mungkin juga menyukai