Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Polimer sudah banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, dalam
kebutuhan rumah tangga, pakaian, kebutuhan industri, dan masih banyak lagi.
Industri polimer mengembangkan polimer sintetik. Polimer sintetik dibuat melalui
cara polimerisasi, macam-macam polimer sintetik yaitu PE (polietilena), PP
(polipropilena), PVC (Poli Vinil klorida), PC (Polikarbonat), PS (Poli Sulfonat),
ABS (Akrilonitil Butadiena Stirena), dan lain-lain (Narkanti,1996). Salah satu
polimer sintetik yang paling banyak digunakan adalah Polietilen (PE), biasanya
sebagai bahan dasar untuk pembuatan berbagai jenis peralatan rumah tangga,
kemasan makanan maupun minuman. Pemanfaatannya yang sangat luas
dimungkinkan karena polimer ini memiliki banyak sifat-sifat yang bermanfaat
antara lain daya tahan terhadap zat kimia dan benturan yang baik, mudah dibentuk
dan dicetak, ringan dan harganya murah (Peacock , 2000)
Penelitian yang menggunakan polimer sintetik polietilena (PE) telah
banyak dilakukan oleh para peneliti, diantaranya dengan memadukan dua material
yang berbeda sehingga dapat meningkatkan sifat mekanik dari material tersebut.
Jika suatu polimer dikompositkan dengan suatu silika, maka material ini akan
menunjukan peningkatan yang sangat dramatis pada sifat-sifat seperti mekanik
dan thermal melebihi sifat polimer murninya. (Rosyadi I.I,dkk,2010)
Indonesia memiliki sumber daya alam mineral yang tersebar di beberapa
propinsi dengan jumlah yang cukup besar. Salah satu mineral yang banyak
terdapat di Indonesia adalah lempung. Berdasarkan kandungan mineralnya, tanah
dibedakan menjadi montmorilonit, kaolinit, haloisit, klorit dan illit. Salah satu dari
sumber bentonit alam yang terdapat di Propinsi Sumatera Utara di daerah
Kecamatan Pahae Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara bentonit
atau clay adalah istilah yang digunakan untuk sejenis lempung yang Mengandung
Mineral montmorillonit.

Universitas Sumatera Utara


Montmorillonite merupakan kelompok mineral filosilikat yang paling banyak
menarik perhatian karena montmorillonit memiliki kemampuan untuk
mengembang serta kemampuan untuk diinterkalasi dengan senyawa organik
membentuk material komposit organik- anorganik. Montmorillonit juga memiliki
kapasitas penukar kation yang tinggi sehingga ruang antar lapis montmorillonit
mampu mengakomodasi kation dalam jumlah besar(Lubis, 2007).
Menurut labaik (2006) Bentonit adalah istilah pada lempung yang
mengandung monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok
dioktohedral. Bentonit atau montmorilonite sebagai meneral lempung yang terdiri
dari 85% montmorilonite dan mempunyai rumus kimia (AL 2 O 3 , 4SiO 2 H 2 O),
nama montmorilonit ini berasal dari lempung plastis yang ditemukan di
Montmorilonite, prancis pada tahun 1947. Struktur Montmorolonit adalah Mx(Al
4
xMgx)Si 8 O 2 0(OH) Montmorilonit terdiri dari tiga unit lapian tetrahedral
(mengandung ion slika) mengapit satu lapisan oktahedral (mengadung ion besi
dan magnesium). Struktur utama monmorilonite selalu bermuatan negatif
walaupun pada lapisan oktahedral ada kelebihan muatan positif yang akan di
kompensisasi oleh kekurangan muatan positif pada lapisan tetredral.
Bahan pengisi (filler) yang beasal dari bentonit dalam komposit atau
polimer untuk perbaikan dan meningkatkan sifat-sifat fisik bahan, bahan pengisi
(filler) sering digunakan dalam pembuatan komposit seperti plastik namun
penggunaan plastik memiliki beberapa masalah diantaranya, plastik sulit
terdegradasi ketika tidak digunakan lagi, karena itu perlu temukan alternatif bahan
yang akan digunakan sebagai Filler yaitu bentonit. Sifat fisik yang paling utama
dari bentonit adalah daya serap, derajat plasisasi, daya pembersih, daya
pengembang, derajat pengganti ion, warna, derajat kecerahan dan ukuran butiran
dari bentonit tersebut (Harjanto,2000)
Polimer dan bentonit merupakan material yang tidak kompatibel apabila
dipadukan, maka untuk memadukannya diperlukan compatibilizer, compatibilizer
PE-g-MA merupakan senyawa spesifik yang dapat digunakan untuk memadukan

Universitas Sumatera Utara


polimer yang tidak kompatibel menjadi campuran yang stabil melalui ikatan
intermolekuler (Menta.dkk,2007)
Jumlah luas permukaan dapat ditinggkatkan dengan adanya permukaan
yang berpori pada permukaan bahan pengisi. Penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti yakni yang menggunakan bahan alam sebagai bahan pengisi
secara umum tidak kompatibel dengan bahan polimer ,hal ini disebabkan oleh
perbedaan kepolaran bahan-bahan tersebut di mana bahan polimer merupakan
bahan yang bersifat hidrofobik sedangkan bahan pengisi serat alam adalah
bersifat hidrofilik. Oleh kerana itu beberapa langkah telah diambil dalam
mengatasi masalah ini antaranya ialah dengan menggunakan zat kompatibiliser,
dan melakukan perlakuan terhadap bahan pengisi dengan bahan kimia yang
sesuai dan penggunaan. (Bukit, 2011)
Bedasarkan uraian di atas, penulis akan melanjutkan penelitian menggenai
penggunaan bentonit alam sebagai bahan pengisi dengan menggunakan bentonit,
pemurnian secara kimia dengan matrik LDPE dengan kompatibeliser PE-g-MA.
Dengan demikian judul penelitian ini adalah Pembuatan dan Karakteristik
komposit yang terdiri dari campuran Polietilen Low Density Polyethylene (LDPE )
dengan filler bentonit alam.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana morfologi Bentonit alam, Bentonit setelah dilakukan


pemurnian secara kimia dan komposit LDPE dengan Bentonit.
2. Bagaimana sifat mekanik komposit LDPE dengan pengisi bentonit setelah
dilakukan pemurnian secara kimia.
3. Bagaimana sifat termal (DTA dan TGA) komposit LDPE dengan pengisi
bentonit setelah dilakukan pemurnian secara kimia.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas,
maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


1. LDPE yang digunakan merupakan produksi PT Tiatan Petrokimia
Indonesia,
2. Pengisi yang digunakan adalah bentonit alam setelah pemurnian secara
kimia yang berasal dari desa Pahae Kabupaten Tapanuli Utara.
3. Kompatibilizer yang digunakan adalah PE-g-MA.
4. Pengujian yang dilakukan adalah analisis mekanik (Kekuatan tarik,
Perpanjangan putus, Modulus Young), Analisis termal (DTA dan TGA)
dan morfologi (SEM) .
5. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penembahan bentonit
terhadap sifat fisis dan mekanik LDPE.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menentukan morfologi bentonit alam setelah dilakukan pemurnian


secara kimia.
2. Untuk menentukan sifat mekanik komposit LDPE dengan pengisi
bentonit alam setelah dilakukan pemurnian secara kimia.
3. Untuk menentukan sifat termal (DTA dan TGA) komposit LDPE dengan
pengisi bentonit alam setelah dilakukan pemurnian secara kimia.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Peningkatan nilai ekonomis bentonit alam modifikasi sebagai pengisi


pada termoplastik
2. Memberikan informasi dasar tentang sifat termal (DTA dan TGA), sifat
mekanik (Kekuatan tarik, perpanjangan putus dan modulus young),
komposit LDPE dengan pengisi bentonit alam aktivasi kimia yang dapat
digunakan sesuai fungsi nantinya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai