Preloading tanpa drainase vertical : Mempercepat penurunan dengan cara menambahkan beban sebelum pelaksanaan konstruksi Preloading dengan drainase vertical : Mempercepat proses Konsolidasi (primer) dengan cara memperpendek aliran air keluar dari pori-pori tanah Dewatering : mempercepat penurunan dengan cara menurunkan muka air tanah (ingat prinsip bouyancy dimana penurunan muka air tanah = peningkatan beban) dengan tujuan menaikkan kuat geser tanah Metode elektrokinetik : mengurangi kadar air dengan cara pemberian potensial listrik pada tanah jenuh air sehingga kuat geser meningkat dan kompresibilitas menurun seiring dengan berkurangnya volume pori tanah 2. Prealoading/precompression : Memberikan beban (surcharge) berupa tanah diatas timbunan sebelum pekerjaan konstruksi agar terjadi konsolidasi pada tanah Keuntungan : tidak membutuhkan kontraktor spesialis, tingkat keberhasilannya tinggi Kerugian : diperlukan alat angkut dari quary ke lokasi proyek, memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai penurunan 3. Vertical drain : Mempercepat proses Konsolidasi (primer) dengan cara memperpendek aliran air keluar dari pori-pori tanah tapi tidak mengurangi penurunan akhir Tujuan : mempercepat proses pengeluaran air dari tanah, sehingga mempercepat konsolidasi 4. Metode deep compaction : Precompression : memberikan tekanan vertikal tambahan pada tanah yang dimampatkan untuk mengurangi air pori Peledakan : Dynamic Compaction : dilakukan dengan cara menjatuhkan beban berat (100-400 KN) dengan ketinggian 5-30 m. Cocok untuk semua jenis tanah, kebanyakan digunakan pada tanah granuler dengan muka ait tanah jauh dibawah Vibroflotation : metode pemadatan dengan cara menuangkan material berbutir menggunakan alat yang dilengkapi dengan unit penggetar, biasa dilakuakan pada tanah berpasir agak jenuh hingga kedalaman tertentu Compaction Grouting : 5. Grout : material campuran semen dan air (cor beton) Grouting : Grouting adalah menyuntikan suatu bahan yang masih dalam kondisi cair untuk perbaikan tanah, sehingga bahan tersbut akan mengisi retak dan lubang-lubang pada suatu lokasi tanah, yang setelah beberapa saat bahan tersebut akan mengeras dan menjadi 1 kesatuan tanah. 6. Material grouting : semen, epoxy resin, polyurethane 7. Soil nailing : teknik untuk stabilitas lereng dinding penahan tanah dengan membuat angkur nail yang di bor kedalam tanah arah horizontal dengan sudut tertentu 8. Aplikasi soil nailing : digunakan untuk penstabilan lereng 9. Tipe nail : 10.Alat untuk soil nailing : 11.Material untuk soil nailing : nail bar, nail head, grout (cor beton), centralizers 12.Metode Konstruksi soil nailing : Membuat galian awal hingga mencapai rencana kedalaman rencana Pengeboran lubang nail Pemasangan nail bar yang sudah dipasang dengan centralizers, kemudian dimasukan ke dalam lubang bor dan dicor dengan beton Pemasangan sistem drainase untuk mencegah aliran air ke dalam dinding galian Pembuatan muka sementara, untuk menjadi perkuatan sementara dan melindungi permukaan galian dari erosi Pembuatan muka permanen, biasanya dengan shotcrete dan beton pracetak 13.Keuntungan soil nailing : Volume baja untuk nail bars lebih sedikit Luas area pada masa konstruksi lebih sempit Dinding dengan soil nailing relatif lebih fleksibel terhadap penurunan Kerugian soil nailing : Tidak cocok pada daerah yang memiliki muka air tanah tinggi Tidak cocok diaplikasikan pada struktur yang membutuhkan kontrol ketat terhadap deformasi Pelaksanaannya relatif sulit, sehingga membutuhkan kontraktor ahli dan berpengalaman 14.Geosintetik : berbagai jenis polymer sintentik yang secara khusus difabrikasi untuk digunakan dalam aplikasi bidang rekayasa geoteknik, geo-enviromental, hidraulik, transportasi 15.Macam geosintetik : Geogrids : uniaxial, biaxial Geotextiles : non woven, woven Geonet Geosiynthetic Clay Liners Geomembranes Gabion : steelwire, polymore rope, anco drain, PVD, boulder net, garmat 16.Fungsi geosintetik : Separasi, sebagai pemisah antara dua jenis lapisan tanah yang berbeda granulasinya Stabilisasi, untuk menyebarkan beban pada tanah lunak agar lebih merata, sehingga dapat menopang dengan baik konstruksi yang akan dibangun diatasnya Perkuatan, sebagai pengikat pada konstruksi dinding penahan tanah, seperti pada bahu jalan dan lereng-lereng Drainase, untuk mengalirkan air dari tanah secara vertikal maupun horizontal Filtrasi, untuk mencegah migrasi partikel-partikel dari tanah atau lumpur bersama aliran air 17.Aplikasi geosintetik : Peletarian lingkungan : teknik penimbunan, pelapisan kanal, perlindungan longsor, perlindungan pantai, pengendalian banjir Infrastruktur : jalan raya, jalur rel kereta api, perbaikan tanah 18.Bahan dasar polymer : Polyester (PET), Polyamide (PM), Polypropylene (PP), Polyethylene (PE) 19.Sifat fisik geosintetik : komposisi, struktur, properties fisik Sifat mekanik geosintetik : meliputi kompresibilitas, kuat tarik, kuat lelah, kuat pecah, kejut, kuat tusuk, kuat sobek, gesekan antara geotekstil dan tanah Hidrolik geosintetik : porositas, apparent opening size (AOP), percent open area (POA), permeabilitas, permitivitas, transmisivitas Ketahanan : ketahanan terhadap berbagai bahan kimia, ketahanan terhadap tempertatur tinggi, ketahanan terhadap bakteri, ketahanan terhadap pelapukan di dalam tanah. Degradasi :