Anda di halaman 1dari 13

p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.28-40


Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

ANALISIS FAKTOR RISIKO KUALITAS BAKTERIOLOGIS


AIR MINUM ISI ULANG DI KABUPATEN OGAN ILIR

Inoy Trisnaini,1Elvi Sunarsih, Dwi Septiawati


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya

ANALYSIS OF RISK FACTOR OF BACTERIOLOGICAL


QUALITY OF DRINKING WATER IN OGAN ILIR DISTRICT

ABSTRACT
Background: Contamination of bacteria and viruses in drinking water have become the main problem of
water pollution in developing countries until now. Research by the Bogor Agricultural Institute and the
Agency for Drug and Food Control states that most of the drinking water products produced by DAMIU are
considered not to meet the bottled water industry standards. The purpose of this research is to get what
factors affect the presence of coliform bacteria in drinking water refills of DAMIU in Ogan Ilir Districts.
Method: This research is observation analytic research using cross sectional. The sample in this research is
40 DAMIU in Ogan Ilir Districts. Data were analyzed by univariate and bivariate, also laboratory test of E-
coli content on water samples was done.
Results: This research found that 13 DAMIU (32.5%) which positive water samples contain coliform
bacteria. The result of statistical analysis showed that the operating permit variables, sterilization
equipment, raw water source, filling room, cleanliness of DAMIU, garbage bins, bacteriological inspection,
work clothes, food inspection training, periodic supervision, personal hygiene, personal hygiene and hand
washing facilities had no relationship with bacteriological quality of water.
Conclusion: Hygiene and sanitation of Drinking Water Refill Depot (DAMIU) in Ogan Ilir Districts is still
classified into poor condition. Thus increasing the knowledge and awareness of DAMIU employees on
sanitary hygiene as well as supervision from the health service and facilitating bacteriological examination
of water were need to do.
Keyword: Drinking water depot refill, hygiene, sanitation

ABSTRAK
Latar Belakang: Kontaminasi bakteri dan virus pada air minum menjadi permasalahan utama
pencemaran air di negara sedang berkembang sampai dengan saat ini. Penelitian oleh Institute
Pertanian Bogor dan Badan Pengawas Obat dan Makanan menyatakan bahwa sebagian besar
produk air minum dihasilkan oleh DAMIU dinilai belum memenuhi standar industri air minum
dalam kemasan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi adanya kandungan bakteri coliform pada air minum isi ulang yang berasal dari
depot air minum isi ulang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan metode
cross sectional. Sampel pada penelitian ini ialah 40 DAMIU yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Data
dianalisis secara univariat dan bivariat, serta dilakukan uji laboratorium kandungan bakteri coliform
pada sampel air.
Hasil penelitian: Berdasarkan pemeriksaan laboratorium ditemukan 13DAMIU (32,5%) yang
sampel airnya positif mengandung bakteri koliform. Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa
variabel izin operasi, alat sterilisasi, sumber air baku, ruang pengisian, kebersihan DAMIU, tempat
sampah, pemeriksaan bakteriologis, pakaian kerja, pelatihan penajmah makanan, pengawasan
berkala, higiene personal, kebersihan diri dan fasilitas cuci tangan tidak memiliki hubungan yang
bermakna dengan kualitas bakteriologis air.
Kesimpulan: Higiene dan sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kabupaten Ogan Ilir
masih tergolong ke dalam kategori buruk. Sehingga peningkatan pengetahuan dan kesadaran
karyawan DAMIU mengenai hygiene sanitasi serta pengawasan dari dinas kesehatan dan
memfasilitas pemeriksaan bakteriologis air perlu dilakukan.

Alamat Koresponding: Inoy Trisnaini, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih KM. 32,
Indralaya Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, email : inoytrisnaini@gmail.com

28 Maret 2018
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

Keyword: Depot air minum isi ulang, higiene, sanitasi

PENDAHULUAN pilihan umum masyarakat Indonesia,


termasuk di Sumatera Selatan khususnya
Pada kehidupan sehari-hari, air begitu
Indralaya.
dibutuhkan oleh tubuh manusia, seperti halnya
Berbagai penelitian sebelumnya di
udara dan makanan yang diperlukan bagi
berbagai kota besar di Indonesia,
kelangsungan hidup. Tanpa air, manusia tidak
menunjukkan AMIU kurang aman serta dapat
dapat bertahan lebih lama. Adapun air minum
merugikan kesehatan manusia disebabkan
ialah air yang secara kualitas memenuhi syarat
terkontaminasi oleh bakteri.3,4,5,6,7 Penelitian
kesehatan dan dapat langsung diminum, baik
yang dilakukan oleh Institute Pertanian Bogor
melalui proses pengolahan atau tanpa proses
(IPB) dan Badan Pengawas Obat dan
pengolahan. Manusia dalam menjaga
Makanan (BPOM) menyatakan bahwa
keseimbangan metabolisme dan fisiologi
sebagian besar produk air minum dihasilkan
tubuh membutuhkan air minum yang tentunya
oleh DAMIU dinilai belum memenuhi standar
memenuhi syarat kesehatan. Disamping itu,
industri air minum dalam kemasan. Penelitian
air juga digunakan untuk melarutkan dan
dilakukan di beberapa kota besar seperti
mengolah sari-sari makanan agar dapat
Jakarta, Bandung, Medan serta Surabaya.
dicerna. Persyaratan yang harus dipenuhi agar
Hasil penelitian di dua lembaga ini
air minum aman bagi kesehatan yaitu
menunjukkan bahwa air minum isi ulang
memenuhi persyaratan secara fisika,
secara bakteriologis telah terkontaminasi
mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif.
bakteri Coliform, E. Coli, salmonella,
Terdapat beberapa media transmisi penularan
sedangkan secara kimiawi sampel air
penyakit, dan air menjadi media yang sangat
terdeteksi mengandung logam berat
baik bagi transmisi berbagai mikroorganisme.1 8
cadmium. Disamping itu penelitian yang
Kandungan total bakteri Coliform dan
dilakukan oleh Malisa di Kecamatan Seberang
Escherichia coli merupakan parameter wajib
Ulu Kota Palembang, menyatakan bahwa 76%
penentuan kualitas air minum secara
dari produk air minum dihasilkan oleh
mikrobiologi.
DAMIU tidak memenuhi syarat kesehatan dan
Kontaminasi bakteri dan virus pada air
ditemukan bakteri coliform.9
minum menjadi permasalahan utama
Diare merupakan salah satu penyakit
pencemaran air di negara sedang berkembang
yang disebabkan oleh air minum yang telah
sampai dengan saat ini. Sebaliknya di negara
terkontaminasi oleh mikroorganisme, dan
maju berhasil menurunkan kejadian penyakit
diare merupakan salah satu penyakit di
yang disebabkan oleh air, yaitu dengan
Indonesia dengan angka kejadian tinggi
diterapkannya pemurnian air secara baik.2
khususnya pada bayi dan balita. Berdasarkan
Sedangkan seiring dengan pertambahan
Profil Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun
penduduk, maka meningkat pula kebutuhan
2015, bahwa angka kejadian diare tertinggi
masyarakat akan air minum yang layak untuk
pada semua usia dari tiga kecamatan yaitu
dikonsumsi. Namun masyarakat cenderung
Kecamatan Indralaya, Kecamatan Indralaya
mengkonsumsi air minum siap pakai dalam
Utara dan Kecamatan Indralaya Selatan ialah
bentuk kemasan atau air isi ulang. Sehingga
Kecamatan Indralaya, dengan angka kejadian
pada saat ini pelayanan air minum melalui
diare 843 kasus.10 Mengingat semakin
sistem Perpipaan Air Minum (PAM), Air
banyaknya penggunaan dan pemanfaatan
Minum Dalam Kemasan (AMDK) maupun air
AMIU untuk kebutuhan vital masyarakat dan
dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)
adanya indikasi kurang amannya AMIU di
menjadi kebutuhan penduduk terhadap air
berbagai kota besar di Indonesia termasuk di
minum. Air minum isi ulang telah menjadi

Maret 2018 29
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

Kota Palembang, maka perlu adanya diteliti dalam penelitian ini ialah izin operasi,
pengawasan atau monitor serta pengujian sumber air baku, alat sterilisasi, ruang
yang memadai atas keamanan AMIU yang pengisian, kebersihan DAMIU, tempat
beredar di Kabupaten Ogan Ilir. Masyarakat sampah, pemeriksaan sampel, pengawasan
juga pada umumnya kurang memberi berkala, hygiene personal, kesehatan diri,
perhatian dan pertimbangan rasional serta fasilitas cuci tangan. Data dianalisis
menyangkut keamanan dan higienitas AMIU secara univariat dan bivariat.
karena yang menjadi pertimbangan utama
adalah harga yang terjangkau. Hal ini juga HASIL PENELITIAN
didorong oleh kondisi dimana ketersediaan air Karakteristik Responden
minum yang bersih dan aman kurang tersedia. Tabel berikut menunjukkan distribusi
Hal ini diperlukan karena masyarakat tidak frekuensi pendidikan Karyawan DAMIU.
dapat melihat secara nyata kondisi aman
tidaknya AMIU yang dikonsumsi di Tabel 1.
Kecamatan Ogan Ilir. Untuk mengetahui Pendidikan Karyawan DAMIU di Ogan Ilir
kondisi terkontaminasi tidaknya AMIU
Pendidikan Frekuensi Persentase
diperlukan penelitian atau pengujian secara Tamat SD 4 10
klinis di laboratorium. Tujuan dari penelitian Tamat SLTP 5 12,5
ini ialah untuk memperoleh faktor-faktor apa Tamat SLTA 27 67,5
Tamat Diploma/Sarjana 4 10
saja yang mempengaruhi adanya kandungan Total 40 100
bakteri coliform pada air minum isi ulang
yang berasal dari depot air minum isi ulang. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
mayoritas pendidikan responden sebanyak 27
METODE orang (67,5%) karyawan DAMIU yang ada di
Kabupaten Ogan Ilir memiliki pendidikan
Rancangan dalam penelitian ialah
terakhir tamat SLTA. Sedangkan sisanya
menggunakan metode observasional analitik,
merupakan tamatan SD, SLTP serta Diploma
pendekatan cross sectional untuk mengetahui
dan sarjana.
dinamika populasi antara faktor risiko dan
Kondisi menunjukkan bahwa secara
efek dengan cara observasi serta data
tingkat pendidikan karyawan yang bertugas
dikumpulkan sekaligus dalam waktu yang
dalam pengisian galon ialah mereka yang
bersamaan. Penelitian ini dilakukan di
telah mendapatkan pendidikan hingga di
Kabupaten Ogan Ilir.
tingkat SLTA, sehingga seharusnya mampu
Populasi yang digunakan pada
memahami dengan baik jika diberi informasi
penelitian ini adalah seluruh Depot Air
dan petunjuk dalam proses pengisian galon
Minum Isi Ulang (DAMIU) yang ada di
yang memenuhi syarat secara hygiene dan
Kabupaten Ogan Ilir. Sampel dalam penelitian
sanitasi yang baik.
ini adalah sebagian dari Depot Air Minum Isi
Ulang (DAMIU) yang ada di Kabupaten Ogan
Tabel 2.
Ilir baik yang terdaftar maupun yang tidak
Umur Karyawan DAMIU di Ogan Ilir
terdaftar, sampel diperoleh dengan Uji
Hipotesis Proporsi Independen 2 kelompok
Umur Frekuensi Persentase
dua sisi dan teknik simple random sampling
17 - 30 Tahun 25 62,5
yaitu sebanyak 40 sampel.11 Selain itu 31-50 Tahun 13 32,5
dilakukan pula uji laboratorium MPN total > 50 Tahun 2 5.0
Total 40 100
coliform terhadap sampel air dari setiap
DAMIU. Adapun variabel independen yang

30 Maret 2018
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa dalam kelompok usia produktif. Kelompok


mayoritas usia responden sebanyak 25 orang usia yang dinilai dapat bertanggungjawab
(62,5%) karyawan DAMIU yang ada di terhadap tugas yang diberikan. Termasuk
Kabupaten Ogan Ilir memiliki usia dalam mengenai pengisian galon yang menjaga
rentang 17 – 30 tahun. Hasil ini menunjukkan hygiene personal yang baik dalam pengisian
bahwa mayoritas karyawan yang bertugas galon serta menjaga sanitasi depot air minum.
melakukan pengisian galon termasuk ke

Hubungan Variabel Penelitian


Tabel 3.
Hubungan Variabel Penelitian dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum
Hasil Pengolahan DAMIU di Ogan Ilir

Kualitas Bakteriologis
Air Minum
Total
Izin Operasi Tidak Memenuhi Memenuhi p
Syarat Syarat value
n % n % n %
Tidak ada izin 1 16,7 5 83,3 6 100 0,369
Ada izin 12 35,3 22 64,7 34 100
Sumber Air Baku
Pegunungan 5 27,8 13 72,2 18 100 0,564
PDAM 8 36,4 14 63,6 22 100
Alat Sterilisasi
Tidak Berfungsi 5 29,4 12 70,6 17 100 0,720
Berfungsi 8 34,8 15 65,2 23 100
Ruang Pengisian
Terbuka 2 40 5 60 5 100 0,702
Tertutup 11 31,4 24 68,6 35 100
Kebersihan DAMIU
Tidak Bersih 2 20 8 80 10 100 0,330
Bersih 11 36,7 19 63,3 30 100
Tempat Sampah
Terbuka 13 36,1 23 63,9 36 100 0,144
Tertutup 0 0 4 100 4 100
Pemeriksaan Sampel
Tidak 10 30,3 23 69,7 33 100 0,519
Ya 3 42,9 4 57,1 7 100
Pengawasan Berkala
Tidak Pernah 3 27,3 8 72,7 11 100 0,664
Ya 10 34,5 19 65,5 29 100
Higiene Personal
Buruk 12 34,3 23 67,5 35 100 0,523
Baik 1 20 4 80 5 100
Kesehatan Diri
Buruk 13 33,3 26 66,7 39 100 0,482
Baik 0 0 1 100 1 100
Fasilitas Cuci Tangan
Tidak tersedia 12 34,3 23 67,5 35 100 0,523
Tersedia 1 20 4 80 5 100

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa kebersihan diri, dan fasilitas cuci tangan
dari seluruh variabel yang diteliti yaitu izin DAMIU yang diteliti tidak memiliki
beroperasi, sumber air baku, alat sterilisasi, hubungan yang bermakna dengan kualitas
ruang pengisian, kebersihan DAMIU, kondisi bakteriologis air minum hasil pengolahan
tempat sampah, pemeriksaan sampel, depot air minum di Kabupaten Ogan Ilir.
pengawasan berkala, higiene personal,

Maret 2018 31
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

PEMBAHASAN sumber air baku DAMIU dengan kualitas


Hubungan Izin Operasi DAMIU dengan bakteriologis air minum hasil pengolahan
Kualitas Bakteriologis Air Minum Hasil depot air minum di Kabupaten Ogan Ilir.
Pengolahan Depot Air Minum di Sejalan dengan penelitian ini, penelitian oleh
Kabupaten Ogan Ilir
Putri juga menunjukkan bahwa tidak ada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang bermakna antara sumber air
sebanyak 34 orang (85%) DAMIU yang ada baku dengan kandungan koliform pada air.9
di Kabupaten Ogan Ilir memiliki izin Meskipun demikian, sumber air baku yang
beroperasi. Selain itu, berdasarkan hasil digunakan akan menentukan kualitas dari air
penelitian ini 50% dari DAMIU yang menjadi galon tersebut, termasuk menentukan
unit analisis mulai beroperasi pada rentang keberadaan pencemar biologis di dalam air.13
tahun 2010 – 2016. Sedangkan 47% DAMIU Kualitas bahan baku tentu sangat menentukan
mulai beroperasi sebelum tahun 2010. Hasil kualitas produk air minum yang dihasilkan.
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada Produk air dari depot air minum dengan bahan
hubungan yang bermakna antara izin operasi baku yang berasal dari perbukitan di sekitar
DAMIU dengan kualitas bakteriologis air Bungus memberikan hasil positif mengandung
minum hasil pengolahan depot air minum di bakteri coliform. Oleh karena itu perlu dikaji
Kabupaten Ogan Ilir. Berbeda dengan lagi apakah bahan baku yang berasal dari
penelitian yang dilakukan oleh Haryuni dkk daerah tersebut layak digunakan sebagai
bahwa mayoritas DAMIU (92,4%) yang bahan baku untuk diolah menjadi air minum.
beroperasi yang menjadi sampel dalam Bahan baku utama yang seharusnya
penelitian tidak memiliki izin operasi.7 digunakan adalah air yang diambil dari
Penelitian tersebut pun memperoleh hasil sumber yang terjamin kualitasnya, yaitu
bahwa adanya hubungan yang bermakna terlindungi dari cemaran kimia dan
antara ada tidaknya izin DAMIU tersebut mikrobiologi yang bersifat
beroperasi dengan kandungan bakteriologis di merusak/mengganggu kesehatan, serta
dalam sampel air. diperiksa secara berkala terhadap organoleptik
(bau, rasa, warna), fisika, kimia, dan
mikrobiologi. Sampel yang bahan bakunya
Hubungan Sumber Air Baku DAMIU
berasal dari air PDAM menunjukkan hasil
dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum
Hasil Pengolahan Depot Air Minum di positif mengandung bakteri coliform. Maka
Kabupaten Ogan Ilir perlu juga dikaji kembali apakah air PDAM
layak dijadikan sebagai bahan baku untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa depot air minum yang umumnya mengambil
bahan baku dari mata air pegunungan.13
sebanyak 22 DAMIU (55%) sumber air baku
yang digunakan ialah berasal dari PDAM.
Sedangkan sisanya sebanyak 18 DAMIU Hubungan Fungsi Alat Sterilisasi DAMIU
(45%) menggunakan air baku yang bersumber dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum
dari air pegunungan. Beberapa penelitian Hasil Pengolahan Depot Air Minum di
Kabupaten Ogan Ilir.
lainnya juga membahas terkait sumber air
baku, Penelitian oleh Wandrivel dkk,
Khoeriyah dan Pratiwi juga memperoleh hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa mayoritas sumber air baku yang lebih dari separuh yaitu 23 DAMIU (57,5%)
digunakan berasal dari pegunungan.3,4,12 memiliki alat sterilisasi galon yang masih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berfungsi. Namun tidak sedikit pula yaitu
tidak ada hubungan yang bermakna antara sebanyak 17 DAMIU (42,5%) memiliki alat
sterilisasi galon yang tidak berfungsi lagi.

32 Maret 2018
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

Selain itu dari hasil penelitian menunjukkan ialah penelitian oleh Wandrivel dengan hasil
pula bahwa lebih dari separuh yaitu 23 penelitian 88,9% depot air minum yang
DAMIU (57,5%) tidak melakukan sterilisasi diteliti memiliki ruang pengisian galon dalam
terhadap galon yang akan diisi ulang, tentunya kondisi tertutup kaca.3 Selain itu penelitian
hal ini akan berkaitan dengan higiene dan oleh Haryuni dan Djaja menunjukkan adanya
kebersihan air galon. Hasil penelitian hubungan yang signifikan antara kondisi
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan ruang pengisian galon yang tertutup dengan
yang bermakna antara alat sterilisasi galon kualitas bakteriologis air.7 Meskipun
dengan kualitas bakteriologis air minum hasil berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
pengolahan depot air minum di Kabupaten bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
Ogan Ilir. Berbeda dengan penelitian oleh antara alat sterilisasi galon dengan kualitas
Haryuni dan Djaja yang menunjukkan adanya bakteriologis air minum hasil pengolahan
hubungan yang bermakna antara berfungsi depot air minum di Kabupaten Ogan Ilir,
tidaknya alat sterilisasi galon dengan kualitas namun dalam pembilasan dan pengisian galon
bakteriologis air.7 harus dilakukan di ruang pengisian yang
Pentingnya kebersihan galon yang tertutup. Hal ini untuk mengurangi potensi
diawali dengan berfungsi tidak alat sterilisasi adanya mikroba atau debu yang dapat masuk
galon serta rutin tidaknya dilakukan sterilisasi terbawa ke dalam air galon. Meskipun pada
terhadap setiap galon yang akan dilakukan tahapan lainnya dalam pengisian galon telah
pengisian air. Penelitian yang dilakukan oleh dilakukan dengan baik, namun jika dalam
Walangitan dkk menunjukkan bahwa dari proses ini tidak dilakukan dengan baik, maka
pemeriksaan pada 8 DAMIU menunjukkan tetap memiliki potensi untuk tercemarnya air
bahwa mayoritas kondisinya kebersihan botol galon. Sehingga hal inilah yang menjadi
galon bersih, tissue alcohol untuk desinfeksi tujuan ruang pengisian galon perlu dalam
leher botol tersedia, kran alat pencuci kondisi tertutup.7
memenuhi syarat.5 Hal ini menunjukkan telah
adanya kesadaran dari pemilik dan karyawan Hubungan Penggunaan Pakaian Kerja
depot akan pentingnya sterilisasi galon untuk Karyawan DAMIU dengan Kualitas
mencegah adanya cemaran biologi berupa Bakteriologis Air Minum Hasil Pengolahan
bakteri dan mikroorganisme yang mungkin Depot Air Minum di Kabupaten Ogan Ilir
bersarang di galon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
seluruh karyawan DAMIU (100%) yang
Hubungan Ruang Pengisian Galon DAMIU diteliti tidak memiliki pakaian kerja khusus,
dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum
yaitu pakaian yang dipakai secara khusus
Hasil Pengolahan Depot Air Minum di
Kabupaten Ogan Ilir diperuntukkan ketika karyawan sedang
bekerja untuk pengisian galon. Kondisi ini
pula salah satunya yang menyebabkan tidak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya hubungan yang bermakna antara
mayoritas responden yaitu sebanyak 35
pakaian kerja karyawan dengan kualitas
DAMIU (87,5%) yang ada di Kabupaten
bakteriologis air minum hasil pengolahan
OganIlir memiliki memiliki ruang pengisian
depot air minum di Kabupaten Ogan Ilir. Hal
galon dalam kondisi tertutup. Hal ini dalam
tersebut tidak sesuai dengan yang
rangka menjaga dan menghindari adanya
dikemukakan oleh Fathonah bahwa pakaian
kontaminasi dan cemaran terutama cemaran
kerja yang bersih akan menjamin sanitasi dan
debu terhadap air galon.
higiene pengolahan karena tidak terdapat debu
Beberapa penelitian juga membahas
atau kotoran melekat pada pakaian yang
mengenai ruang pengisian galon diantaranya

Maret 2018 33
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

secara tidak langsung dapat menyebabkan yang diteliti belum pernah mengikuti
pencemaran. Sebaiknya pemilik depot kursus/pelatihan penjamah makanan dan
menyediakan seragam kerja untuk minuman. Hasil penelitian menunjukkan
karyawannya, sehingga dapat mengurangi bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
risiko kontaminasi.15 antara keikutsertaan dalam kursus penjamah
Kondisi di lapangan berdasarkan makanan dengan kualitas bakteriologis air
penelitian lain juga menunjukkan rendahnya minum hasil pengolahan depot air minum di
penggunaan pakaian kerja khusus pada Kabupaten Ogan Ilir. Kondisi ini sejalan
karyawan DAMIU. Hasil penelitian oleh dengan penelitian yang dilakukan di
Wulandari menunjukkan bahwa hanya 1 Kelurahan Karombasan Selatan, dimana
responden yang menggunakan seragam kerja seluruh depot yang diteliti menunjukkan
dan 11 responden lainnya tidak menggunakan keseluruh karyawan depot tersebut tidak
seragam.16 Hal tersebut tidak sesuai dengan memiliki sertifikat penjamah makanan.16
yang dikemukakan oleh Fathonah bahwa Serta penelitian oleh Haryuni dan Djaja
pakaian kerja yang bersih akan menjamin bahwa mayoritas karyawan depot yang
sanitasi dan higiene pengolahan karena tidak menjadi responden 94,9% belum pernah
terdapat debu atau kotoran melekat pada mengikuti kursus penjamah makanan.
pakaian yang secara tidak langsung dapat Meskipun dalam penelitian ini tidak
menyebabkan pencemaran.14 Sebaiknya menunjukkan adanya hubungan yang
pemilik depot menyediakan seragam kerja signifikan antara kursus penjamah makanan
untuk karyawannya, sehingga dapat dengan kualitas bakteriologis air.7
mengurangi resiko kontaminasi. Selain itu Apabila pemilik maupun karyawan
penelitian lain juga menunjukkan bahwa telah mendapatkan kursus/pelatihan penjamah
karyawan menggunakan pakaian sehari-hari, makanan.Maka diharapakn mereka telah
hal ini menyebabkan apabila terdapat kotoran memperoleh pengetahuan mengenai
yang menempel pada pakaian tersebut tidak pengelolaan makanan dan minum yang
dapat terlihat sehingga berpotensi mencemari higiene dan saniter, serta selanjutnya memiliki
air galon. Penelitian ini juga menunjukkan kesadaran untuk menerapkan pada usaha
adanya hubungan yang bermakna antara depot air minum isi ulang mereka. Sebab,
pemakaian pakaian kerja khusus pada pengetahuan operator depot air minum
karyawan depot air minum dengan kualitas tentang kebersihan juga mempengaruhi
bakteriologis air.7 Kondisi ini dapat kualitas air yang dihasilkan. Meskipun
disebabkan oleh berapa hal yaitu tidak terdapat beberapa alasan atas kondisi tidak
disediakannya pakaian kerja khusus oleh terdapat satupun karyawan DAMIU dalam
pemiliki DAMIU, dan kondisi ini dapat penelitian yang pernah mendapatkan kursus
berangkat belum pernahnya pemilik dan penjamah makanan, diantaranya ialah
karyawan mendapatkan kursus/pelatihan kurangnya sosialisasi kepada pemilik DAMIU
penjamah makanan. terkait kursus atau pelatihan-pelatihan
penjamah makanan, serta berkaitan pula
Hubungan Keikutsertaan dalam Kursus dengan faktor biaya.
Penjamah Makanan DAMIU dengan
Kualitas Bakteriologis Air Minum Hasil Hubungan Kebersihan DAMIU dengan
Pengolahan Depot Air Minum di Kualitas Bakteriologis Air Minum Hasil
Kabupaten Ogan Ilir Pengolahan Depot Air Minum di
Kabupaten Ogan Ilir
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa seluruh karyawan DAMIU (100%)

34 Maret 2018
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (90%) yang diteliti yang ada di Kabupaten
tidak ada hubungan yang bermakna antara Ogan Ilir memiliki tempat pembuangan
kebersihan DAMIU dengan kualitas sampah dalam kondisi yang terbuka. Hal ini
bakteriologis air minum hasil pengolahan tentunya tidak baik bagi higiene sanitasi air
depot air minum di Kabupaten Ogan Ilir. galon, sebab dapat berpotensinya paparan dari
Mayoritas DAMIU yaitu sebanyak 30 lalat yang membawa bakteri pencemar dari
DAMIU (75%) yang diteliti yang ada di tempat sampah yang tidak tertutup.
Kabupaten OganIlir menunjukkan kondisi Sebagai contoh lainnya, penelitian oleh
depot yang bersih dari kotoran dan debu. Hal Wulandari dkk menunjukkan bahwa 33%
ini tentunya dapat menjaga dan menghindari depot yang diteliti memiliki lantai depot yang
adanya kontaminasi dan cemaran terutama becek dan tidak rata, pintu depot tidak dapat
cemaran debu terhadap air galon. mencegah masuknya serangga dan tikus, tidak
Pada dasarnya jika dilihat dari aspek ventilasi, tidak ada langit-langit, tidak ada
kersihan, dalam hal ini ialah tidak tampaknya ruang khusus untuk pengolahan, penyimpanan
kotoran ataupun debu di dalam ruang depot. dan penyediaan tidak terdapat sekat, tidak
Maka dapat dinilai secara umum DAMIU terdapat tempat sampah yang ada tutupnya.15
yang ada di Kabupaten Ogan Ilir dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
kondisi bersih. Beberapa penelitian juga ada hubungan yang bermakna antara keadaan
menunjukkan hasil yang sejalan dengan tempat sampah dengan kualitas bakteriologis
penelitian ini. Penelitian oleh Walangitan air minum hasil pengolahan depot air minum
menunjukkan dari keseluruhan depot yang di Kabupaten Ogan Ilir. Sejalan dengan
diteliti kesemuanya terlihat dalam kondisi penelitian oleh Yunus dkk, bahwa terdapat
bersih dari kotoran dan debu.5 Higiene dan hubungan antara fasilitas pengelolaan sampah
sanitasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan dengan keberadaan bakteri E coli pada air
RI No.43 tahun 2014 meliputi lokasi depot air minum.18
minum, konstruksi bangunan, dan pelayanan Kondisi fisik depot pada dasarnya telah
terhadap konsumen. Lokasi dari bangunan diatur dalam Keputusan Menteri dan
untuk DAMIU harus berada di lokasi yang Perdagangan RI nomor
bebas dari pencemaran, seperti tempat 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan
pembuangan kotoran dan sampah, Teknis Depot Air Minum dan
penumpukan barang bekas atau bahan Perdagangannya. Diantaranya yaitu lantai
berbahaya yang beracun, dan perusahaan lain depot kedap air dan rata, pintu depot dapat
yang diduga dapat menimbulkan pencemaran mencegah masuknya serangga dan tikus,
terhadap air minum.17 Perusahaan lain yang terdapat ventilasi, terdapat langit-langit,
menimbulkan pencemaran seperti bengkel, terdapat ruang khusus untuk pengolahan,
cat, las, kapur dan sejenisnya. Berdasarkan penyimpanan dan penyediaan yang memiliki
seluruh DAMIU di Kabupaten Ogan Ilir yang sekat, termasuk terdapat tempat sampah yang
diteliti sudah memenuhi syarat dari segi lokasi dilengkapi dengan tutup.14
depot air minum isi ulang.
Hubungan Pemeriksaan Sampel Air
Hubungan Kondisi Tempat Sampah DAMIU dengan Kualitas Bakteriologis Air
DAMIU dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Hasil Pengolahan Depot Air
Minum Hasil Pengolahan Depot Air Minum di Kabupaten Ogan Ilir.
Minum di Kabupaten Ogan Ilir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden yaitu sebanyak 33
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
DAMIU (82,5%) yang ada di Kabupaten
hampir seluruh yaitu sebanyak 36 DAMIU

Maret 2018 35
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

Ogan Ilir tidak melakukan pemeriksaan pengawasan berkala dengan kualitas


bakteriologis secara rutin pada sampel air bakteriologis air minum hasil pengolahan
yang digunakan. Hal ini disebabkan oleh depot air minum di Kabupaten Ogan Ilir.
beberapa faktor, baik disebabkan oleh Namun diketahui pula bahwa dari 40
kurangnya pemahaman dan kesadaran pemilik pemilik/karyawan DAMIU yang menjadi
DAMIU akan pentingnya pemeriksaan responden, 29 orang (72,5%) menyatakan
bakteriologis terhadap air isi ulang, serta bahwa pelaksanaan pengawasan berkala
terkait faktor biaya yang harus dikeluarkan terhadap DAMIU tidak pernah dilakukan
untuk melakukan pemeriksaan yang masih dalam beberapa tahun terakhir ini. Sedangkan
dijadikan sebagai alas an oleh pemilik sisanya (27,5%) menyatakan bahwa
DAMIU. Selain ini dari hasil penelitian, pengawasan berkala dilaksanakan. Adapun
berdasarkan pembagian menurut frekuensi pihak yang melakukan pengawasan
pemeriksaan bakteriologis air diketahui berdasarkan hasil penelitian diketahui ialah
bahwa 52,5% dari pemilik DAMIU yang dinas kesehatan setempat, dalam hal ini ialah
diteliti tidak pernah melakukan pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir.
bakteriologis terhadap air baku mereka. Peran pemerintah dan pihak terkait
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yaitu dinas kesehatan sangatlah penting.
tidak ada hubungan yang bermakna antara Pengawasan terhadap penyelenggara usaha
pemeriksaan sampel air dengan kualitas depot air minum isi ulang perlu ditingkatkan
bakteriologis air minum hasil pengolahan karena banyaknya depot yang tidak
depot air minum di Kabupaten Ogan Ilir. memeriksakan kualitas dari produk yang
Meskipun terdapat penelitian yang dihasilkan masih beroperasi bebas dan
memperoleh hasil berbeda bahwa adanya melayani konsumen. Pihak yang berwenang
hubungan yang signifkan antara depot yang seharusnya lebih tegas dalam menindak
memeriksakan sampel air dengan kualitas lanjuti setiap depot air minum isi ulang yang
bakteriologi air minum.7 Pemilik DAMIU tidak memenuhi syarat seperti yang telah
seringkali melalaikan kewajibannya untuk ditetapkan oleh pemerintah.5
melakukan uji secara rutin terhadap sampel Selain itu, penting pula peran serta dari
air. Alasan yang seringkali mendasar ialah puskesmas sebagai pelayanan kesehatan
faktor biaya pemeriksaan yang tinggi. Hal ini terdekat dengan masyarakat. Berdasarkan
mengakibatkan tidak terkontrolnya kualitas air hasil penelitian diketahui bahwa sampai saat
minum isi ulang yang dijual sehingga rentan ini pihak puskesmas sekitar belum pernah
terkontaminasi bakteri. Pemeriksaan sampel mengadakan penyuluhan maupun pelatihan
air dimaksudkan untuk memastikan kualitas mengenai higiene penjamah dan sanitasi depot
air yang dijual aman untuk dikonsumsi serta air minum, baik kepada pemilik maupun
tidak mengandung kuman penyakit. karyawan depot yang ada. Pentingnya dari
Pemeriksaan sampel ini wajib dilakukan puskesmas untuk setiap tahunnya mempunyai
secara berkala/atau rutin dan termasuk ke program menginspeksi depot air minum isi
dalam pengawasan internal pemilik DAMIU. ulang. Namun inspeksi dapat tidak dilakukan
terhadap semua depot karena menggunakan
Hubungan Pengawasan Berkala DAMIU sistem sampel. Hasil inspeksi secara langsung
dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum dapat diserahkan kepada Dinas Kesehatan
Hasil Pengolahan Depot Air Minum di Kabupaten. Namun yang juga menjadi hal
Kabupaten Ogan Ilir.
penting ialah hasil tersebut juga perlu
disampaikan kepada pemilik depot yang telah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diinspeksi. Sehingga pemilik depot dapat
tidak ada hubungan yang bermakna antara mengetahui hasil higiene dan sanitasi sudah

36 Maret 2018
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

memenuhi syarat atau belum. Serta pihak minum dan merokok pada saat bekerja
puskesmas diharapkan bisa memberikan berpotensi untuk terjadinya kontaminasi
pembinaan kepada depot yang hasilnya belum kuman yang berasal dari droplet karyawan.
memenuhi syarat, sehingga nantinya depot Berdasarkan penelitian Wandrivel diketahui
tersebut dapat menjadi lebih baik. bahwa mulut merupakan salah satu tempat
bersarangnya bakteri, untuk itu sebaiknya
Hubungan Higiene Personal Karyawan menggunakan masker saat pengolahan agar
DAMIU dengan Kualitas Bakteriologis Air tidak ada penyebaran bakteri dari mulut.3 Dari
Minum Hasil Pengolahan Depot Air penelitian di lapangan masih ada yang
Minum di Kabupaten Ogan Ilir memiliki kuku yang panjang dan tidak bersih
pada saat melakukan pekerjaan, hal ini dapat
Berdasarkan hasil penelitian menyebabkan perpindahan bakteri dari tangan
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan ke air minum. Berdasarkan teori yang
yang bermakna antara higiene personal dikemukakan oleh Fathonah S bahwa kuku
karyawan dengan kualitas bakteriologis air tangan sering menjadi sumber kontaminasi
minum hasil pengolahan depot air minum di atau mengakibatkan kontaminasi silang.
Kabupaten Ogan Ilir. Namun diketahui bahwa Sebagian besar karyawan tidak mencuci
mayoritas karyawan DAMIU yang diteliti tangan dengan sabun sebelum melakukan
yaitu sebanyak 35 (87,5%) di Kabupaten pekerjaan sehingga dapat menimbulkan
Ogan Ilir masih menerapkan higiene personal kontaminasi.15
yang buruk dalam melakukan pengisian galon.
Hanya sebagian kecil penjual sekaligus
operator pada depot air minum yang mengerti Hubungan Kesehatan diri Karyawan
DAMIU dengan Kualitas Bakteriologis Air
tentang kebersihan baik pada tempat proses
Minum Hasil Pengolahan Depot Air
air, lingkungan sekitar, pakaian yang Minum di Kabupaten Ogan Ilir
dikenakan, dan kebersihan diri sendiri.1
Mencuci tangan adalah hal kecil yang dapat Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan untuk menjaga kebersihan. menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
Pencemaran air minum dapat terjadi di yang bermakna antara kesehatan diri
tingkat produsen, penjual dan konsumen. karyawan dengan kualitas bakteriologis air
Kurangnya pengetahuan dari penjual dan minum hasil pengolahan depot air minum di
konsumen dalam hal kesehatan yaitu Kabupaten Ogan Ilir. Namun diketahui
perlakuan terhadap air layak konsumsi bahwa mayoritas karyawan DAMIU yang
misalnya penyimpanan air yang tidak diteliti yaitu sebanyak 39 (97,5%) di
memenuhi syarat, terkena sinar matahari Kabupaten Ogan Ilir termasuk ke dalam
secara langsung, tempat yang terlalu lembab kategori kesehatan diri yang buruk. Kondisi
dapat memicu pertumbuhan bakteri.5 Kondisi kesehatan ini diukur melalui beberapa hal
higiene penjamah ini meliputi semua hal yang yaitu keadaan fisik secara umum sehat, bebas
digunakan dan dilakukan oleh karyawan. luka, bisul dan penyakit kulit, dan
Dimulai dari kebersihan seragam, penggunaan memeriksakan kesehatan setiap 6 bulan sekali.
tutup kepala, penggunaan celemek, Secara umum terkait kondisi keadaan fisik
penggunaan penutup mulut hingga kuku yang dan penyakit kulit kondisi karyawan DAMIU
bersih. Selain itu juga dilihat perilaku termasuk baik. Namun dalam hal pemeriksaan
karyawan seperti mencuci tangan, tidak kesehatan setiap 6 bulan sekali, diketahui dari
meludah sembarangan, mengobrol, tidak seluruh karyawan yang menjadi responden
makan dan minum, tidak merokok, dan tidak hanya 1 orang yang menyatakan melakukan
menggaruk selama kerja. Berbicara, makan, pemeriksaan kesehatan secara rutin. Tentu hal

Maret 2018 37
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

ini disebabkan oleh beberapa faktor, selain lembaga ini menunjukan bahwa air minum isi
biaya yaitu pengetahuan dan kesadaran dari ulang terkontaminasi bakteri coliform, E. Coli,
karyawan itu sendiri. Sesuai dengan Salmonella.8,20 E coli yang terkandung pada
Pedoman dan Pengawasan Higiene dan air dapat dijadikan petunjuk bahwa air telah
sanitasi depot air minum isi ulang, pengusaha tercemar air oleh kotoran manusia.21 Mikroba-
depot harus memeriksakan kesehatan mikroba ini dapat menyebabkan sakit yang
karyawannya minimal 6 bulan sekali.14 lebih parah, termasuk infeksi intestinal,
Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk hepatitis, demam tifoid dan kolera.22
mencegah terjadinya kontaminasi pada air Sedangkan air dari DAMIU sebagai air
minum yang diproduksi apabila karyawan minum yang termasuk ke dalam golongan A
mengidap penyakit yang dapat ditularkan seharusnya aman dari kontaminasi bakteri.23
melalui udara atau droplet, misalnya TBC. Pencucian tangan dengan sabun diikuti
dengan pembilasan akan menghilangkan
Hubungan Fasilitas Cuci Tangan DAMIU mikroba yang terdapat pada tangan. Untuk
dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum
bisa selalu mencuci tangan perlu disediakan
Hasil Pengolahan Depot Air Minum di
Kabupaten Ogan Ilir fasilitas tempat mencuci tangan, sehingga
karyawan dapat mencuci tangan sebelum
Berdasarkan hasil penelitian juga bekerja. Sedangkan penjamah dan fasilitas
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan akan sangat mempengaruhi pencemaran pada
yang bermakna antara ketersediaan fasilitas minuman.24,25
cuci tangan yaitu berupa sabun dan air
mengalir dengan kualitas bakteriologis air KESIMPULAN DAN SARAN
minum hasil pengolahan depot air minum di Berdasarkan pemeriksaan laboratorium
Kabupaten Ogan Ilir. Diketahui pula bahwa ditemukan 13 DAMIU (32,5%) yang sampel
mayoritas DAMIU yang diteliti yaitu airnya positif mengandung bakteri koliform.
sebanyak 35 (87,5%) di Kabupaten Ogan Ilir Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa
tidak menyediakan fasilitas cuci tangan pada variabel izin operasi, alat sterilisasi, sumber
depot mereka. Fasilitas cuci tangan ini terdiri air baku, ruang pengisian, kebersihan
dari air bersih yang mengalir, air yang cukup DAMIU, tempat sampah, pemeriksaan
secara kuantitas dan kualitas, sabun bakteriologis, pakaian kerja, pelatihan
pembersih, serta lap atau kain pengering. penajmah makanan, pengawasan berkala,
Tersedianya fasilitas cuci tangan penting higiene personal, kebersihan diri dan fasilitas
dalam rangka mendukung penerapan higiene cuci tangan tidak memiliki hubungan yang
personal karyawan yang baik, khususnya bermakna dengan kualitas bakteriologis air.
dalam mencuci tangan sebelum melakukan Meskipun demikian higiene dan sanitasi
pengisian galon. Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di
Purnawijayanti mengemukakan bahwa Kabupaten Ogan Ilir masih tergolong ke
tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat dalam kategori buruk. Sehingga perlunya
memindahkan bakteri dan virus patogen dari peningkatan pengetahuan dan kesadaran
tubuh, feces, atau sumber lain ke karyawan DAMIU mengenai higiene sanitasi.
makanan/minuman.17 Penelitian dilakukan di Disamping itu perlu ditunjang dengan adanya
beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, pengawasan dari dinas kesehatan.
Medan dan Surabaya. Hasil penelitian di dua

38 Maret 2018
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Islam Negeri Syarif
1. Achmadi, Umar Fahmi. Dasar-Dasar Hidayatullah Jakarta. 2015.
Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta : 10. Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir.
Rajawali Press. 2012. Profil Dinasi Kesehatan Kabupaten
2. Soegianto, Agus. Ilmu Lingkungan OganIlir Tahun 2016.
Sarana Menuju Masyarakat 11. Murti, Bhisma. Desain dan Ukuran
Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
University Press. 2010. Kualitatif di Bidang Kesehatan.
3. Wandrivel, Rido, Netty Suharti, Yuniar Yogyakarta: Gadjah Mada University
Lestari, ‘Kualitas Air Minum Yang Press. 2010.
Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang 12. Pratiwi, Astri Wulandari, ‘Kualitas
Di Kecamatan Bungus Padang Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di
Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi’, Wilayah Kota Bogor’, Jurnal Kesehatan
Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; Vol. 1 Masyarakat Nasional. 2007; Vol 2. (2) :
(3) : 10-20. 45-57.
4. Khoeriyah, Ari dan Anies, ‘Aspek 13. Fardiaz, Srikandi. Polusi Air dan Udara.
Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum Yoagyakarta; Kanisius. 2012.
Isi Ulang (DAMIU) di Kabupaten 14. Departemen Perindustrian dan
Bandung Barat’, MKB. 2015; Vol.47 (3): Perdagangan RI. Keputusan Menteri
15-25. Perindusrtian dan Perdagangan No. 651
5. Walangitan, Maria R, Tahun 2004 tentang Persyaratan Teknis
MargarethSapulete, Jane Pangemanan, Depot Air Minum dan Perdagangannya.
‘Gambaran Kualitas Air Minum Dari 2004.
Depot Air Minum Isi Ulang Di 15. Fathonah, S. Higiene dan Sanitasi
Kelurahan Ranotana-Weru Dan Makanan. Semarang: Unnes Press. 2005.
Kelurahan Karombasan Selatan Menurut 16. Wulandari, Suci, Arum Siwiendrayanti,
Parameter Mikrobiologi’, Jurnal Anik SetyoWahyuningsih, ‘Higiene Dan
Kedokteran Komunitas dan Tropik. Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis
2016; Vol. IV (7) : 40-55. DAMIU di Sekitar Universitas Negeri
6. Lidya Ayu Natalia. Kajian Kualitas Semarang’ Unnes Journal of Public
Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Di Health. 2015; Vol. 4 (3) : 60-70.
Kabupaten Blora Melalui Metode Most 17. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.43
Probable Number. Skripsi. Jurusan tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi
Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Depot Air Minum.
Pengetahuan Alam Universitas Negeri 18. Yunus, S.p. Umboh , J. Pinontoan, O,
Semarang. 2014. ‘Hubungan Personal Higiene Dan
7. Haryuni, Danti dan I Made Djaja. Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi
Analisis Kualitas Bakteriologis Air Escherichia coli pada Makanan Padang
Minum Isi Ulang di Wilayah Kecamatan Kota Manado dan Kota Bitung’, JIKMU.
Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2009- 2015; Vol.5 (2): 70-88.
2014. Skripsi. Departemen Kesehatan 19. Purnawijayanti, H. Sanitasi, Higiene dan
Lingkungan Fakultas Kesehatan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan
Masyarakat Universitas Indonesia. 2014. Makanan, Kanisius, Yogyakarta. 2007.
8. Rumondor, Perisai P, John Porotu 20. Mukono. Prinsip Dasar Kesehatan
,OliviaWaworuntu, ‘Identifikasi Bakteri Lingkungan. Surabaya : Airlangga
Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di University Press. 2006.
Kota Manado’, Jurnal e-Biomedik 21. Sastrawijaya, Tresna. Pencemaran
(eBM). 2014; Vol. 2 (2):16-23. Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.
9. Efri Malisa Dwi Putri. Hubungan 2009.
Higiene Sanitasi dengan Kontaminasi 22. Skipton, Sharon O. Drinking Water:
Bakteri Coliform Pada Air Minum Isi Bacteria. Neb Guide. University of
Ulang di Kecamatan Seberang Ulu 1 Nebraska-Lincoln Extenstion. 2014.
Kota Palembang Tahun 2015. Skripsi.

Maret 2018 39
Trisnaini et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):28-40

23. Effendi, Hefni. Telaah Kualitas Air Bagi Air Minum In : Lingkungan, D. P. (Ed).
Pengelolaan Sumber Daya dan Jakarta. 2010.
Lingkungan Perairan. Yogyakarta : 25. Salvato, J. A. et al. Environmental
Kanisius. 2003. Engineering. Canada : John Wiley &
24. Kemenkes, RI. Pedoman Pelaksanaan Sons. Fifth Edition. 2003.
Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot

40 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai