Anda di halaman 1dari 5

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 155-159)


http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR


FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN
PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013
Herman Ari Martono1, Suparmi2, Nonoh Siti Aminah3
1 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
hermanarimartono@gmail.com
2 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
suparmiuns@gmail.com
3 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
nonoh_nst@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian dan pengembangan yaitu: (1) mengembangakan instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA
kelas X pada materi hukum Newton dan penerapannya berdasarkan kurikulum 2013, (2) mengetahui kualitas
instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X pada materi hukum Newton dan penerapannya berdasarkan
kurikulum 2013, dan (3) mengetahui respon guru terhadap instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X
pada materi hukum Newton dan penerapannya berdasarkan kurikulum 2013. Metode penelitian dan
pengembangan yang digunakan Research and Development (R&D). Model pengembangan perangkat
pembelaajran yang disusun dalam penelitian ini mengacu pada jenis pengembangan ADDIE, yaitu yang meliputi
(1) analysis, (2) design, (3) development, (4) implementation dan (5) evaluation. Hasil penelitian dan
pengembanagn yaitu: (1) instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X, (2) kualitas instrumen yang
diperoleh dari hasil validasi yaitu (a) kevalidan RPP 3,90, (b) kevalidan LKS 3,752, dan (c) kevalidan instrumen
pembelajaran 3,58 (3) respon guru terhadap instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X pada materi
hukum Newton berdasarkan kurikulum 2013 adalah 3,39
Kata Kunci: Penilaian otentik, ranah sikap, ranah keterampilan dan ranah pengetahuan

Pendahuluan ditentukan oleh kemampuan guru untuk


mengembangkan perangkat pembelajaran,
Pendidikan di Indonesia telah yakni pengembangan silabus, buku ajar,
mengalami 11 kali perubahan kurikulum sumber dan media pembelajaran, model
(Depdiknas, 2013). Setiap kurikulum pembelajaran, instrumen penilaian dan RPP.
senantiasa dikembangkan berdasarkan pada Kurikulum 2013 merupakan tindak
filsafat pendidikan tertentu. Filsafat pendidikan lanjut dari KBK yang pernah diujicobakan
itu akan menentukan tujuan pendidikan yang pada tahun 2004 (E. Mulyasa, 2013).
di canangkan pada masa kini akan dicapai pada Kurikulum 2013 mengacu pada KBK sebagai
masa mendatang (Sa’dun Akbar, 2013). pedoman bagai pelaksanaan pendidikan untuk
Kurikulum di era 2000-an yakni KBK mengembangkan berbagai ranah pendidikan
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2004, yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan sikap. Selain menekankan pada aspek
Pendidikan), dan Kurikulum 2013 adalah kompetensi, kurikulum 2013 juga menekankan
kurikulum yang berbasis pada kompetensi pendidikan karakter yang dapat diintegrasikan
dengan pembelajaran yang konstruktivistik dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang
(Sa’dun Akbar, 2013). Keterlaksanaan studi yang terdapt dalam kurikulum.
kurikulum berbasis kompetensi sangat

155
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 155-159)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Peraturan Mentri Pendidikan dan 3) dan keterampilan (KI 4). Oleh karena itu
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A pendidik diharapkan mampu melakukan
tahun 2013 Pasal 1 Teang Implementasi penilaian menyeluruh dan berkesinambungan
Kurikulum menyatakan bahwa implementasi yang mencakup semua aspek kompetensi
kurikulum pada sekolah dasar/madrasah untuk memantau perkembangan peserta didik.
ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah Akan tetapi, dalam penerapannya di beberapa
pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), daerah di Indonesia, guru-guru masih banyak
sekolah menengah atas/madrasah aliyah yang kesulitan dalam memahami cara penilain
(SMA/MA) dan sekolah menegah peserta didik sesuai kurikulum 2013.
kejuruan/madarasah aliyah kejuruan Instrumen penilaian merupakan salah
(SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai satu bagian dari instrumen evaluasi, instrumen
tahun pelajran 2013/2014. Hal ini evaluasi merupakan salah satu alat ukur yang
menunjukkan bahwa implementasi kurikulum digunakan pendidik dalam melakukan kegiatan
2013 diberlakukan di sekolah secara bertahap evaluasi proses pembelajran maupun terhadap
baik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA maupun hasil belajar peserta didik (Suharsimi
SMK/MAK. Secara tidak langsung sekolah Arikunto, 2009). Guru yang bertugas sebagai
dituntut untuk siap dalam pelaksanaan evaluator dalam melaksanakan evaluasi
pelaksanaan implementasi kurikulum 2013. terhadap hasil belajar dituntut melakukan
Setiap kurikulum mempunyai orientasi evaluasi secara menyeluruh terhadap peserta
filisofis dan teoretik tertentu sehingga didik, baik dari segi pemahamannya terhadap
berimplikasi pada proses pembelajaran materi atau bahan pelajaran yang telah
berserta penilaian dan hasil belajr (Sa’udun diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi
Akbar, 2013). Ada tiga istilah yang sering penghayatan (aspek afektif) dan pengalaman
digunakan utnuk mengetahu keberhasila (aspek psikomotor) (Sudijono A, 1996). Akan
belajar dari peserta didik. Tiga istilah tersebut tetapi berdasarkan observasi yang dilakukan
adalah evaluasi, penilaian, dan pengukuran. pada pembelajaran fisika di sekolah guru
Raph Tyler dalam buku Arikunto menyatakan hanya melakukan penilaian pada aspek
bahwa evaluasi didefinisikan sebagai sebuah pengetahuan saja, belum melakukan penilaian
proses pengumpulan data untuk menentukan pada aspek sikap maupun keterampilan.
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana Penilaian aspek keterampilan masih belum
tujuan pendidikan sudah tercapai (Suharsimi dilakukan dengan benar, untuk penilaian
Arikunto, 2007). Penilaian adalah suatu proses keterampilan guru menekankan keaktifan
untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari peserta didik dalam melakukan percobaan saja.
suatu program kegiatan telah sesuai dengan Fisika adalah bagian dari sains. Sains
tujuan atau krieteria yang telah ditetapkan berasal dari kata scientia yang berarti
(Suharsimi Arikunto, 2009). pengetahuan. Menurut Sudijono A (1996)
Peraturan Menteri Pendidikan dan membicarakan hakikat fisika sama halnya
Kebudayaan Nomor 54 tahun 20013 dengan membicarakan hakikat sains karena
menyatakan bahwa kompetensi kelulusan fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan
mencakup sikap, pengetahuan dan dari sains. Oleh karena itu, karakteristik fisika
ketrampilan. Hal ini berarti bahwa proses pada dasrnya sama dengan karakteristik sains
pembelajaran dan penilaian harus pada umumnya.
mengembangkan kompetensi peserta didik Kaitannya dalam pembelajaran fisika,
yang berhubungan dengan ranah afektif objek yang diajarkan adalah fisika. Sedangkan
(sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotor fisika pada dasarnya sama dengan karakteristik
(keterampilan). sains pada umumnya, maka dalam belajar
Implementasi kurikulum 2013 fisika tidak terlepas dari penguasaan konsep-
kompetensi kelulusan menekankan pada konsep dasar fisika, teori, atau masalah baru
kompetensi inti yang meliputi sikap spritual yang memerlukan jawaban melalui
(KI 1), sikap sosial (KI 2), penegetahuan (KI pemahaman sehingga ada perubahan dalam

156
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 155-159)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

diri siswa. Untuk mendapatkan suatu konsep media, dan evaluasi. Dari pengertian diatas
maka diperlukan suatu cara yaitu metode maka model pengembangan perangkat
ilmiah atau scientific methods. pembelajaran adalah seperangkat prosedur
Carin dan Sund dalam Puskur yang berurutan untuk melaksanakan
Balitbang Depdiknas (Puskur Balitbang pengembangan perangkat pembelajaran.
Depdiknas, 2013) mendefinisikan Fisika Model pengembangan perangkat pembelajaran
sebagai pengetahuan yang sistematis dan biasanya menggambarkan langkah-langkah
tersusun secara hasil observasi teratur, berlaku yang perlu ditempuh untuk menciptakan
umum (universal) dan berupa kumpulan data aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien,
hasil observasi dan eksperimen, sehingga dan menarik.
objek dalam penelitian pebelajaran fisika Model pengembangan perangkat
dituntut mencakup proses dan hasil beajar pembelajaran yang disusun dalam penelitian
peserta didik. ini mengacu pada jenis pengembangan model
Semua Sekolah menengah Atas (SMA) ADDIE. Model ADDIE merupakan model
di Bojonegoro telah menerapkan kurikulum desain sistem pembelajaran yang
2013, implementasi kurikulum 2013 telah memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain
diberlakukan untuk kelas X. Beberapa guru sistem pembelajaran yang sederhana dan
khususnya guru fisika masih mengalami mudah dipelajari, serta sesuai dengan
kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. karakteristik pendekatan saintifik Hal tersebut
Sebagai contoh SMA Negeri 2 Bojonegoro menjadi latar belakang peneliti memilih model
yang telah menerapkan kurikulum 2013 telah ADDIE.
menerapkan proses pembelajaran fisika dengan Model ini sesuai dengan namanya,
menekankan proses pembelajaran berbasis terdiri dari lima fase atau tahap utama yaitu
saintifik. Seperti halnya pada materi hukum (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment,
Newton dan penerapanya terdapat tiga (I)mplementasi, dan (E)valuation. Kelima fase
percobaan yang sederhana yang dapat dalam model ADDIE perlu dilakukan secara
diterapkan di sekolah, sehingga penilaian sistemik dan sistematik.
proses dan hasil belajar peserta didik
seharusnya dapat dilakukan secara menyeluruh
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan Hasil Penelitian dan Pembahasan
keterampilan. Akan tetapi pada
Produk yang dihasilkan dari proses
pelaksanaannya, penilaian hasil belajar pada
pengembangan adalah buku penilaian otentik.
materi hukum Newton dan penerapannya
Untuk membantu guru melakukan penilaian
belum dilakukan secara menyeluruh. Hal ini
otentik saat melakukan proses belajar
dikarenakan masih terdapat kendala. Kendala
mengajar.
yang disebutkan oleh guru adalah waktu untuk
Tahap analisis digunakan untuk
mempersiapkan KBM. Selain mengajar guru
memperoleh informasi mengenai kebutuhan
juga harus melakukan penilaian hasil belajar,
atau masalah yang mendasar melatar belakangi
belum adanya instrumen penilaian yang
dikembangkannya perangkat pembelajaran
mencakup penilaian hasil belajar, belum
berbasis pendekatan saintifik pada kurikulum
adanya instrumen yang mencakup empat
2013. Adapun hasil analisis sebagai berikut.
kompetensi inti menyebabkan penilaian yang
Tahap Desain, peneliti menentukan
dilakukan masih pada aspek pengetahuan saja.
kompetensi khusus yang dicapai oelh siswa,
metode, bahan ajar, strategi pembelajaan serta
Metode Penelitian media pembelajaran. Peneliti menggunakan
pendekatan saintifik. Dalam pengembangan
Menurut Briggs dalam Harijanto perangkat pembelajaran ini, peneliti
(2011) model merupakan seperangkat prosedur menentukan kompetensi khusus yang harus
yang berurutan untuk mewujudkan suatu dicapai siswa.
proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan

157
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 155-159)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Pada tahap pengembangan, peneliti (1) hukum Newton dan penerapannya secara
membuat rancangan instrumen penilaian hasil keseluruhan baik, (3) Hasil penilaian hasil
belajar, (2) memvalidasi perangkat belajar menggunakan instrumen penilaian
pembelajaran ke validator. Berikut uraian otentik yang dikembangkan di SMA N 2
singkat rancangan perangkat pembelajaran dan Bojonegoro menunjukkan bahwa aspek
hasil validasi perangkat pembelajaran. keterampilan menerapkan konsep,
Langkah Implementasi diasosiasikan mengomunikasikan, menyususn alat, mencatat
dengan penyelenggaraan program data dan menyimpulkan yang dimiliki sebagian
pembelajaran itu sendiri yaitu adanya besar peserta didik kelas X Mia 4 berada pada
penyampaian materi pembelajaran dari guru kategori baik. Aspek keterampilan
kepada siswa. Implementasi ini bertujuan mengiinterprestasi data, mengamati dan
untuk mendapatkan masukkan secara langsung mengukur yang dimiliki sebagian besar peserta
dari guru maupun siswa yang telah mengikuti didik di kelas tersebut berada pada kategori
pembelajaran. baik, sedangkan aspek keterrampilan proses
Rencana pelaksanaan pembelajaran sains menggunakan alat/bahan berada pada
yang dikembangkan oleh peneliti dalam kategori cukup, dan (4) Hasil penilaian
penelitian ini telah memenuhi kriteria valid. pengetahuan mengenai hukum Newton dan
Hal ini berdasarkan analisis data kevalidan penerapannya memiliki cukup hubungan
RPP sesuai dengan tabel 4.3 yang mencapai dengan hasil penilaian keterampilan praktikum
skor rata-rata 3,90. Walaupun demikian masih mengenai hukum Newton menggunakan
diperlukan perbaikan dan penyempurnaan instrumen penilaian otentik yang
lebih lanjut atau penyesuaian-penyesuaian jika dikembangkan. Adanya hubungan yang
RPP akan diterapkan pada kondisi lain. berkategori cukup ini ditunjukkan oleh kerelasi
LKS yang dikembangkan dalam yang bernilai 0,498.
penelitian ini telah memenuhi kriteria valid. Berdasarkan kesimpulan, maka penulis
Hal ini di dasarkan pada hasil analisis data dapat memberikan saran sebagai berikut (1)
kevalidan LKS mencapai skor 3,752. Pengembangan instrumen penilaian otentik
Berdasarkan hasil respon guru memerlukan persiapan dan waktu yang tidak
menunjukkan bahwa guru tertarik pada sebentar, akan tetapi dengan instrumen
pembelajaran pendekatan saintifik yang penilaian otentik akan membantu siswa dalam
mencapai skor 3,39. memahami materi secara real dan proses
pengembangan instrumen perlu adanya
komunikasi dengan guru bidang keahlian yang
Simpulan dan Rekomendasi secara langsung mengajarkan keahlian kerja,
hal ini dilakukan agar instrumen terasa lebiah
Berdasarkan hasil temuan dan
real oleh peserta didik. Untk instrumen jenis
pembahasan penelitian maka dapat ditarik
tes kinerja berbentuk rubrik bisa lebih
kesimpulan sebagai berikut: (1)Instrumen
disederhanakan lagi untuk mempermudah
penilaian otentik yang dikembangkan
proses penilaian. Penggunaan instrumen
memenuhi syarat valid untuk menilai
otentik ini secara tidak langsung akan
pengetahuan dan keterampilan praktikum
mempengaruhi pembelajaran dikelas, (2)
siswa SMA N 2 Bojonegoro pada materi
Perangkat pembelajaran pendekatan saintifik
hukum Newton dan penerapannya. Instrumen
yang telah dikembangkan ini dapat digunakan
penilaian otentik yang dikembangkan, baik
sebagai alternatif pembelajaran materi hukum
instrumen tes tertulis maupun tes kinerja
Newton dan penerapannya kelas X program
memiliki nilai 3,744 untuk validasi lima
IPA karean perangkat tersebut berkualitas, dan
validator, (2) Hasil penilaian pengetahuan
(3) untuk lembaga pendidikan, khususnya
menggunakan instrumen penilaian otentik
sekolah menengah atas, pengembangan
yang dikembangkan pada peserta didik kelas X
instrumen penilaian otentik penting untuk
Mia 4 SMA N 2 menunjukkan bahwa
dilakukan. Karena di sekolah menengah atas,
pengetahuan peserta didik mengenaik konsep

158
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 155-159)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

siswa dituntut untuk menguasai pengetahuan


tetapi juga memiliki keterampilan.

Daftar Pustaka
Depdiknas. 2013. Peraturan Pemerintanh
Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).
E. Mulyasa. 2013 Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum 2013 Bandung:
Remaja Rosdakarya
Harijanto 2011. Perencanaan Pengajaran:
Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Sa’dun Akbar. 2013. Instrumen Perangkat
Pembelajaran. Bandung: Rosda
Sudijono Anas. 1996. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.

159

Anda mungkin juga menyukai