Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti kita ketahui bersama bahwa koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris
pada pertengahan abad XIX yaitu sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di
Kampung Rochdale. Namun sebelum koperasi mulai tumbuh dan berkembang sebenarnya
inspirasi gerakan koperasi sudah mulai ada sejak abad XVIII setelah terjadinya revolusi
industri dan penerapan sistem ekonomi kapitalis.
Setelah berkembang di Inggris koperasi menyebar ke berbagai Negara baik di Eropa
daratan, Amerika, dan Asia termasuk ke Indonesia. Pada dasarnya koperasi digunakan sebagai
salah satu alternatif untuk memecahkan persoalan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya.
Koperasi sebenarnya sudak masuk ke Indonesia sejak akhir abad XIX yaitu sekitar
tahun 1896 yang dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja. Namun secara resmi gerakan koperasi
Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di Tasikmalaya yang diperingati
sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Pada umumnya orang menganggap koperasi adalah sebagai organisasi sosial, yaitu
melakukan kegiatan ekonomi dengan tidak mencari keuntungan. Ada juga yang mengatakan
bahwa koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan anggotanya saja. Dan yang lebih ekstrim
mengatakan bahwa koperasi itu hanya kemakmuran pengurusnya saja. Kami kira ini anggapan
atau pemikiran yang keliru. Karena sebenarnya koperasi adalah bentuk kegiatan usaha yang
paling ideal di mana anggotanya, juga bertindak sebagai produsen, sebagai konsumen, dan
sekaligus sebagai pemilik. Dalam kontenks Indonesia, koperasi merupakan bentuk usaha yang
syah, yang keberadaannya diakui dalam UUD-1945.
Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok para
anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi atau single purpose. Namun dalam
perkembangannya fungsi koperasi menjadi bermacam-macam antara lain sebagai tolak ukur
kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternatif kegiatan usaha.
1.2 Rumusan Masalah
Jelaskan mengenai sejarah koperasi di dunia dan di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui mengenai sejarah koperasi di dunia dan di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH KOPERASI DUNIA


Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19 di
Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan "KOPERASI PRAINDUSTRI". Pada abad ini juga
dikenal memunculkan Revolusi Industri dan munculnya sebuah ideologi yang kemudian begitu
menguasai sistem perekonomian dunia. Kita mengenalnya dengan nama kapitalisme. Ideologi
ini, pada perjalanan sejarahnya, kemudian mendapatkan lawan sepadan dengan hadirnya
sosialisme. Koperasi hadir di antara dua kekuatan besar ekonomi itu.
Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai Negara di Eropa dialami
pula oleh para pendiri Koperasi konsum si di Rochdale, Inggris, pada tahun 1844.Pada
mulanya Koperasi Rochdale memang hanya bergerak dalam usaha kebutuhan konsumsi.
Dengan berpegang pada asasasas Rochdale, para pelopor Koperasi Rochdale
mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu mendirikan
pabrikmenyediakan perumahan bagi para anggotanya, serta menyelenggarakan pendidikan
untuk meningkatkanpengetahuan anggota dan pengurus Koperasi.
Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri sekitar 100
Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi Rochdale, Koperasi-koperasi ini
pada umumnya didirikan oleh para konsumen.
Dalam rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862, Koperasi-
koperasi konsumsmi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian dengan
nama The Cooperative Whole-sale Society, disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C. W. S. telah
memiliki sekkitar 200 buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.000 pekerja, yang perputaran
modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950, jumlah
anggota Koperasi di seluruh wilayah Inggris telah berj umlah lebih dari 11.000.000 orang
dari sekitar 50.000.000 orang penduduk Inggris.
Koperasi juga berkembang di negara-negara lainnya. Pada masa Revolusi Perancis dan
perkembangan industri telah menimbulkan kemiskkinan dan penderitaan bagi rakyat
Perancis. Berkat dorongan pelopor-pelopor mereka seperti Charles Forier, Louis Blanc, serta
Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di
Perancis berhasil membangun Koperasi-koperasi yang bergerak dibidang produksi.

2
Sehingga terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional Perancis (Federation
Nationale Dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah Koperasi yang tergabung
sebanyak 476 buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki
berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc/tahun.
Di Jerman, berdiri koperasi yang dipelopori oleh Herman Schultz-Delitsch (1808-
1883), hakim dan anggota parlemen pertama di Jerman yang berhasil mengembangkan konsep
badi prakarsa dan perkembangan bertahap dari koperasi-koperasi kredit perkotaan, koperasi
pengadaan sarana produksi bagi pengrajin, yang kemudian diterapkan oleh pedagang kecil, dan
kelompok lain-lain.
Pedoman kerja Koperasi simpan-pinjam Schulze adalah :
1. Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari anggota
2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada anggota.

Ada pula seorang pelopor yang bernama Friedrich Wilhelm Raiffeissen (1818-1888)
kepala desa di Flemmerfeld, Weyerbush di Jerman. Raiffeissen menganjurkan agar para petani
menyatukan diri dalam perkumpulan simpan-pinjam yang membentuk koperasi-koperasi kredit
berdasarkan solidaritas dan tanggungan tidak terbatas yang dipikul oleh para anggota
perkumpulan koperasi tersebut, dan dibimbing brdasarkan prinsip menolong diri sendiri,
mengelola diri sendiri, dan mengawasi diri sendiri.
Petama kali koperasi muncul di eropa pada awal abad ke-19. Ada dua alasan yang
mendasari pengaruh sosialisme yang terdapa di eropa itu muncul dengan alasan sebagai
berikut:
1. Terdapatnya kesamaan motif antara gerakan koperasi dengan gerakan sosialis.
2. Sebagai suatu bentuk organisasi ekonomi yang berbeda dengan bentuk struktur
organisasi ekonomi kapitalis.
Perkembangan koperasi di eropa :
- Inggris
- Perancis
- Jerman
- Denmark

3
A. Inggris
Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai Negara di Eropa
pada awal abad ke-19 dialami pula oleh para pendiri Koperasi konsum si di Rochdale,
Inggris, pada tahun 1844.
Pada mulanya Koperasi Rochdale memang hanya bergerak dalam usaha
kebutuhan konsumsi. Tapi kemudian mereka mulai mengembangkan sayapnya
dengan melakukan usahausaha produktif. Dengan berpegang pada asasasas
Rochdale, para pelopor Koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil mereka
itu menjadi usaha yang mampu mendirikan pabrik, menyediakan perumahan bagi
para anggotanya, serta menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan anggota dan pengururs Koperasi.
Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri
sekitar 100 Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi Rochdale,
Koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para konsumen.
Dalam rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862,
Koperasi-koperasi konsumsmi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi
Pembelian dengan nama The Cooperative Whole-sale Society, disingkat C. W. S. Pada
tahun 1945, C. W. S. telah memiliki sekkitar 200 buah pabrik dan tempat usaha
dengan 9.000 pekerja, yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000
poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh
wilayah Inggris telah berj umlah lebih dari 11.000.000 orang dari sekitar 50.000.000
orang penduduk Inggris.

B. Perancis
Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskkinan dan
penderitaan bagi rakyat Perancis. Berkat dorongan pelopor-pelopor mereka seperti
Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya
perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun
Koperasi-koperasi yang bergerak dibidang produksi.
Dewasa ini di Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional
Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah
Koperasi yangtergabung sebanyak 476 buah. Jumlah anggotanya mencapai

4
3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki berjumlah 9.900 buah dengan perputaran
modal sebesar 3.600 milyar franc/tahun.

C. Jerman
Sekitar tahun 1848, saat Inggris dan Perancis telah mencapai kemaj uan,
munculseorang pelopor yang bernama F. W. Raiffeisen, walikota di
FlammersfieldIa menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan
simpan-pinjam.
Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan
Koperasi dengan pedoman kerja sebagai berikut :
1. Anggota Koperasi wajib menyimpan sejumlah uang
2. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan membayar bunga.
3. Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai kerjasama
yang erat.
4. Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa
mendapatkan upah.
5. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu kesejahteraan masyarakat

Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman ialah seorang hakim bernama H. Schulze
yang berasal dari kota Delitzcsh. Pada tahun 1849 ia mempelopori pendirian Koperasi
simpan-pinjam yang bergerak di daerah perkotaan. Pedoman kerja Koperasi
simpan-pinjam Schulze adalah :
1. Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari anggota
2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada anggota.

D. Denmark
Jumlah anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh
penduduk. Denmark. Hampir sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia
antara 18 s/d 30 tahun balajar di perguruan tinggi.

5
Dalam perkembangannya, tidak hanya hasil-hasil pertanian yang didistribusikan
melalui Koperasi, melainkan meliputi pula barang-barang kebutuhan sector pertanian
itu sendiri. Selain itu, di Denmark juga berkembang Koperasi konsumsi. Koperasi-
koperasi konsumsi ini kebanyak didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah
perkotaan.

PELOPOR-PELOPOR KOPERASI
A. ROCHDALE
Yang terdiri atas 28 pekerja dipimpin Charls Howard di kota Rochdale dibagian utara
Inggris, pada tanggal 24 oktober 1844 mendirikan usaha pertokoan merupakan milik para
konsumen yang berhasil. Peristiwa ini merupakan lahirnya “Gerakan Koperasi Modern”

Rochdale Equitable Pioneer’s Cooperative Society, dengan prinsip-prinsip koperasinya :


1. Keanggotaan yang bersifat terbuka.
2. Pengawasan secara demokratis.
3. Bunga yang terbatas atas modal anggota.
4. Pengembalian sisa hasil usaha sesuai dengan jasanya pada koperasi.
5. Barang-barang hanya dijual sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan harus secara
tunai.
6. Tidak ada perbedaan berdasarkan ras, suku bangsa, agama dan aliran politik.
7. Barang-barang yang dijual adalah barang-barang yang asli dan bukan yang rusak atau
palsu.
8. Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan.

B. SCHULTZE DELITSCH
Herman Schultz-Delitsch (1808-1883), hakim dan anggota parlemen pertama di Jerman
yang berhasil mengembangkan konsep badi prakarsa dan perkembangan bertahap dari
koperasi-koperasi kredit perkotaan, koperasi pengadaan sarana produksi bagi pengrajin,
yang kemudian diterapkan oleh pedagang kecil, dan kelompok lain-lain.
Selain koperasi kredit, Schulze mendirikan koperasi jenis-jenis lain, antara lain :
1. Koperasi asuransi untuk resiko sakit dan kematian.
2. Koperasi pengadaan bahan baku dan sarana produksi serta memasarkan hasil produksi.
3. Koperasi produksi, yaitu dimana anggota-anggotanya sebagai pemilik dan pekerja pada
koperasi tersebut pada saat yang sama.

6
C. RAIFFEISSEN
Friedrich Wilhelm Raiffeissen (1818-1888) kepala desa di Flemmerfeld, Weyerbush di
Jerman. Raiffeissen membentuk koperasi-koperasi kredit berdasarkan solidaritas dan
tanggungan tidak terbatas yang dipikul oleh para anggota perkumpulan koperasi tersebut,
dan dibimbing brdasarkan prinsip menolong diri sendiri, mengelola diri sendiri, dan
mengawasi diri sendiri.

2.2. SEJARAH KOPERASI DI INDONESIA


Pada masa penjajahan di berlakukan “ culturstelsel” yang mengakibatkan penderitaan
bagi rakyat, terutama para petani dan golongan bawah. Peristiwa tersebut menimbulkan
gagasan daribseorang Patih Purwokerto: Raden Ario Wiriaatmadja (1895) untu membantu
mengatasi kemelaratan rakyat. Kegiatannya diawali dengan menolonag pegawai dan orang
kecil dengan mendirikan : “ Hulpen Spaaren Laudbouwcredeet”, didirikan juga : rumah-rumah
gadai, lumbang desa, dan bank-bang desa.
Pada tahun 1908 lahir perkumpulan “Budi Utomo” didirikan oleh Raden Soetomo yang
dalam programnya memanfaatkan sektor perkoprasian untuk menyejahterakan rakyat miskin,
di mulai dengan koperasi industri kecil dan kerajinan. Ketetapan kongres Budi Utomo di
Yogyakarta adalah antara lain: memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan rakyat melalui
pendidikan, serta mewujudkan dan mengembangkan gerakan berkoprasi. Telah didirikan: “
Toko Adil “ sebagai langkah pertama pembentukan koperasi konsumsi.
Tahun 1915 lahir UU Koperasi yang pertama: “ verordening op de Cooperative
vereebiguijen” dengan Koninklijk Besluit 7 April 1912 stbl 431 yang bunyinya sama dengan
UU bagi rakyat Indonesia, anggaran dasar koperasi tersebut harus dalam Bahasa Belanda udan
dibuat di hadapan notaris.
Tahun-tahun selanjutnya diusahakan perkembangan koperasi oleh para pakar dan politi
nasional. Di zaman pendudukan jepang (1942-1945) usaha-usaha koperasi di koordinasikan /di
pusatkan dalam badan-badan koperasi tersebut”kumiai” yang befungsi sebagai pengumpul
barang-barang logistik untuk kepentingan perang. Tujuan kumiai tersebut bertentangan dengan
kepentingan ekonomi masyarakat. Fungsi koperasi hamya sebagai alat untun mendistribusikan
bahan-bahan kebutuhan pokok untuk kepentingan perang jepang, bukan untuk kepentingan
rakyat Indinesia.
Setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk
menentukan pilihan kebijakan ekonominya. Tekad para pemimpin bangsa Indonesia untuk
mengubah perekonomian Indonesia yang liberal kapitalistik menjadi tata perekonomian yang

7
sesuai dengan semangat pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia bermaksud
untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha berdasarkan atas azas kekeluargaan. Bung
Hatta menyatakan bangun usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dalam pasal
33ayat I UUD 1945 adalah koperasi. Koperasi adalah bangun usaha yang sesuai dengan sistem
perekonomian yang akan dikembangkan di Indonesia.
Agar perkembangan koperasi benar-benar berjalan dengan semangat pasal 33 UUD
1945, maka pemerintah melakukan reorganisasi terhadap Jawatan Koperasi dan perdagangan
menjadi dua Jawatan terpisah. Jawatan Koperasi mengurus pembinaan dan pengembangan
koperasi secara intensif dengan menyusun program dan strategi yang tepat. Perkembangan
koperasi pada saat itu cukup pesat, karena didukung penuh oleh masyarakat.
Usaha pengembangan koperasi mengalami pasang surut mengikuti perkembangan
politik. Kongres-kongres koperasi, munas-munas, dan lain-lain untuk pengembangan koperasi
terus berlanjut. Tahun 1958: UU No. 70/1958 telah lahir UU tentang koperasi yang pada
dasarnya berisi tentang tata-cara pembentukan dan pengelolaan koperasi (seperti prinsip-
prinsip Rochdale). Terbit peraturan-peraturan pemerintah yang maksudnya mendorong
pengembangan koperasi dengan fasilitas-fasilitasnya yang menarik (PP dari mendibud) tahun
1959: mewajibkan pelajar menabung dan berkoperasi. Perkembangan tersebut tidak berlanjut,
karena partai-partai politik ada yang memanfaatkan koperasi sebagai alat politik untuk
memperluas pengaruhnya. Sehingga merusak citra koperasi dan hilang kepercayaan
masyarakat terhadap koperasi sebagai organisasi ekonomi yang memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan mereka.
Untuk mengatasi situasi tersebut, pemerintah Orde Barumemberlakukan UU No. 12/1967
untuk rehabilitasi koperasi. Koperasi mulai berkembang lagi, salah satu programnya adalah
pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD) yang merupakan penyatuan dari beberapa koperasi
pertanian kecil di pedesaan dan diintegrasikan dengan pembangunan di bidang-bidang lain.
Perkembangan koperasi secara kuantitas meningkat,tetapi secara kualitatif masih terdapat
banyak kelemahan. Salah satu kelemahan yang menonjol adalah tingginya tingkat
ketergantungan koperasi terhadap fasilitas dan campur tangan pemerintah. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut UU No. 12/1967 disempurnakan lagi dengan UU No. 25/1992. Melalui UU
No. 25/1992 ada beberapa perubahan yang mendasar pada pengetian koperasi dan berbagai
aspek teknis pengelolaannya.

8
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19 di
Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan "KOPERASI PRAINDUSTRI". Pada abad ini
juga dikenal memunculkan Revolusi Industri dan munculnya sebuah ideologi yang
kemudian begitu menguasai sistem perekonomian dunia. Kita mengenalnya dengan nama
kapitalisme. Ideologi ini, pada perjalanan sejarahnya, kemudian mendapatkan lawan
sepadan dengan hadirnya sosialisme. Koperasi hadir di antara dua kekuatan besar ekonomi
itu.
Pada masa penjajahan di berlakukan “ culturstelsel” yang mengakibatkan
penderitaan bagi rakyat, terutama para petani dan golongan bawah. Peristiwa tersebut
menimbulkan gagasan daribseorang Patih Purwokerto: Raden Ario Wiriaatmadja (1895)
untu membantu mengatasi kemelaratan rakyat. Kegiatannya diawali dengan menolonag
pegawai dan orang kecil dengan mendirikan : “ Hulpen Spaaren Laudbouwcredeet”,
didirikan juga : rumah-rumah gadai, lumbang desa, dan bank-bang desa.
Pada tahun 1908 lahir perkumpulan “Budi Utomo” didirikan oleh Raden
Soetomo yang dalam programnya memanfaatkan sektor perkoprasian untuk
menyejahterakan rakyat miskin, di mulai dengan koperasi industri kecil dan kerajinan.
Ketetapan kongres Budi Utomo di Yogyakarta adalah antara lain: memperbaiki dan
meningkatkan kecerdasan rakyat melalui pendidikan, serta mewujudkan dan
mengembangkan gerakan berkoprasi. Telah didirikan: “ Toko Adil “ sebagai langkah
pertama pembentukan koperasi konsumsi.
Tahun 1915 lahir UU Koperasi yang pertama: “ verordening op de
Cooperative vereebiguijen” dengan Koninklijk Besluit 7 April 1912 stbl 431 yang
bunyinya sama dengan UU bagi rakyat Indonesia, anggaran dasar koperasi tersebut harus
dalam Bahasa Belanda udan dibuat di hadapan notaris.

3.2. Saran
Marilah kita meningkatkan kesadaran dari diri kita masing-masing dalam usaha
untuk meningkatkan koperasi di Indonesia. Supaya meningkatkan selera masyarakat untuk
tertarik dalam berkoperasi. Selain itu mari kita memberikan perubahan yang ada untuk
lebih mensejahterakan koperasi Indonesia agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Partomo Tiktik Sartika. Ekonomi Koperasi, Jakarta: Ghalia Indonesia: 2009


Rahayuningsih Eni Sri. Pengembangan Koperasi Wanita, Jawa Timur: Universitas Negeri
Malang: 2012
http://rdcdrcrdc.blogspot.com/2011/10/sejarah-koperasi-di-indonesia_01.html
http://www.koperasipengayoman.com/news15_sejarah_koperasi_indonesia.htm

10
MAKALAH
“SEJARAH PERKEMBANGAN KOPRASI”

OLEH :
KELAS X IPS 1
NI PUTU RATNA DEWI (26)
NI PUTU ANIK SOPI ANTARI (24)
I PUTU DIKI DARMAWAN (13)

SMA N 1 SELEMADEG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

11
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadapan IDA SANG HYANG WIDHI WASA, karena
berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun guna dan
tujuan membuat makalah ini untuk mendapatkan nilai sebagaimana mestinya.
Makalah ini saya buat berdasarkan dari berbagai sumber. Mengingat keterbatasan
waktu yang diberikan tentunya masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam hal materi
maupun kosa katanya. Untuk itu mohon kritik dan saran yang barang tentu bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, apabila ada salah kata dalam penulisan makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

i
12
DAFTAR ISI

Judul
Kata Pengantar ...................................................................................................i
Daftar isi........................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Sejarah Perkembangan Koprasi di Dunia ................................................... 2
A. Inggris...................................................................................................... 4
B.Prancis ...................................................................................................... 4
C.Jerman....................................................................................................... 5
D.Denmark ................................................................................................... 5
2.2 Sejarah Perkembangan Koprasi di Indonesia ............................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ................................................................................................ 9
3.2.Saran ........................................................................................................... 9
Daftar Pustaka

ii
13

Anda mungkin juga menyukai