Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI MANAJEMEN PENGENDALIAN DIARE

Arnold Roesli (121511403)

ABSTRAK
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya nampak
sehat, dengan frekuensi tiga kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair,
dengan atau tanpa lendir dan darah. Anak dan terutama bayi memiliki risiko yang lebih
besar untuk menderita dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Pada diare akut dengan
dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi dampak negatif
pada bayi dan anak–anak antara lain syok hipovolemik (dengan gejala-gejalanya
yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat, kecil, tekanan darah
menurun, pasien lemah, kesadaran menurun, dan diuresis berkurang), gangguan
elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa, gagal ginjal akut, dan proses
tumbuh kembang anak terhambat yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas
hidup anak di masa depan. Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila
dehidrasi tidak diatasi dengan baik. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh
sendiri (self limiting disease) asalkan dehidrasi dapat dicegah karena merupakan
penyebab kematian. Kesimpulannya adalah karena pengaruh sistem yang belum
optimal, tingkat kesadaran masyarakat akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), sangatlah penting masyarakat menerapkan PHBS, karena dapat
mencegah penyakit diare terhadap balita atau anak-anak. Strategi Pengendalian
Diare Bakterial yang sudah baik, dimana bisa menghindari penyakit diare dari
ternak.

Kata Kunci : Diare


PENDAHULUAN kembang anak terhambat yang pada
Diare merupakan salah satu penyakit akhirnya dapat menurunkan kualitas
yang tidak bisa dihindari masih ada hidup anak di masa depan. Penyakit
sampai saat ini. Diare adalah buang air diare dapat mengakibatkan kematian
besar yang terjadi pada bayi dan anak bila dehidrasi tidak diatasi dengan
yang sebelumnya nampak sehat, dengan baik. Sebagian besar diare pada anak
frekuensi tiga kali atau lebih per hari, akan sembuh sendiri (self limiting
disertai perubahan tinja menjadi cair,
disease) asalkan dehidrasi dapat
dengan atau tanpa lendir dan darah.
dicegah karena merupakan penyebab
Apabila pada diare pengeluaran cairan
kematian.
melebihi pemasukan maka akan terjadi
defisit cairan tubuh, maka akan terjadi
dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi
PEMBAHASAN

maka diare dapat dibagi menjadi diare Menurut penelitian Aulia Ajizah
tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan tentang Sensitivitas Salmonella
sedang dan diare dehidrasi berat. Pada Typhimurium Terhadap Ekstrak
dehidrasi berat terjadi defisit cairan Daun Psidium Guajava L
sama dengan atau lebih dari 10% berat membuktikan bahwa kuman
badan. Anak dan terutama bayi memiliki Salmonella typhimurium memiiki
risiko yang lebih besar untuk menderita
kepekaan terhadap ekstrak daun
dehidrasi dibandingkan orang dewasa.
Psidium guajava secara in vitro.
Pada diare akut dengan dehidrasi
Pengaruh pertumbuhan Salmonella
berat, volume darah berkurang
typhimurium dihambat oleh
sehingga dapat terjadi dampak
konsentarasi zat aktif yang terlarut
negatif pada bayi dan anak–anak
dalam ekstrak daun Psidium guajava.
antara lain syok hipovolemik
Sehingga dapat dibuktikan daun
(dengan gejala-gejalanya yaitu
Psidium guajava selain mempunyai
denyut jantung menjadi cepat, denyut
daya antidiare ternyata juga bersifat
nadi cepat, kecil, tekanan darah
antibakteri terhadap Salmonella
menurun, pasien lemah, kesadaran
typhimurium.
menurun, dan diuresis berkurang),
gangguan elektrolit, gangguan Dalam penelitian Rukmini dan

keseimbangan asam basa, gagal Fariani Syahrul tentang Analisis

ginjal akut, dan proses tumbuh Sistem Surveilans Diare Puskesmas


Tambakrejo Kota Surabaya terakhir output yaitu hasil dari
mengatakan bahwa sistem surveilans infrmasi sangat terbatas, hanya
diare di Puskesmas Tambakrejo distribusi kasus menurut tempat,
belum optimalnya komponen waktu dan orang, belum
surveilans seperti Input yaitu adanya menghasilkan indikator cakupan
keterbatasan pengetahuan petugas pelayanan penderita diare dan
tentang surveilans diare dan kualitas pelayanan diare.
pengoperasian komputer dan juga
Menurut Aprilina Karunia Putri
tidak adanya dokumen laporan
tentang Analisis Pelaksanaan
wabah/W1 serta formulir investigasi
Program Lintas Diare Pada Balita Di
penderita diare atau kolera dan
Kota Semarang Berbasis Metode
formulir permintaan pemeriksaan
Univariat bahwa Diare merupakan
spesimen (Material), belum adanya
penyakit infeksi saluran pencernaan
cakupan laporan megenai kesehatan
yang berkarakteristik buang air besar
lingkungan sebagai bahan analisis
lebih dari 3 kali sehari. Kasus diare
(Data), dan metode yang digunakan
pada balita yang terjadi di Kota
dalam surveilans diare yang belum
Semarang dari tahun 2009 hingga
berdasarkan buku Pedoman
2011 cenderung meningkat yaitu
Pengendalian Penyakit Diare yang
7.996, 10.194 dan 12.550. Tetapi,
dikeluarkan oleh Depkes RI Dirjen
tahun 2012 jumlah kasus diare pada
PP & PL 2009 (Method), selanjutnya
balita menurun menjadi 11.215
proses yaitu adanya keterbatasan
kasus. Meskipun, terjadi penurunan,
variabel data yang direkap di buku
namun cakupan penemuan balita di
register diare dibandingkan
Kota Semarang pada Tahun 2012
kebutuhan data untuk pelaporan rutin
sebesar 55% tidak memenuhi standar
(pengumpulan data), belum
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
dilakukannya analisis data untuk
Tengah. Standar cakupan penemuan
kewaspadaan dini diare, analisis
penderita yang ditetapkan Dinas
belum dilakukan berdasarkan
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
variabel orang, kualitas pelayanan,
adalah sebesar 100%. Dimana
cakupan pelayanan oleh sarana dan
maksud dari tujuan untuk
kader dan derajat dehidrasi, dan yang
menganalisis kegiatan program
“Lintas Diare” untuk menurunkan jamban rata-rata OR kepemilikan
jumlah kasus diare pada balita. jamban sebesar 3,32.

Menurut Umar Fahmi Achmadi Menurut Yuliawati, Yusri Dianne


tentang Manajemen Penyakit Jurnalis, Endang Purwati, Gustina
Berbasis Wilayah mangatakan bahwa Lubis tentang The Effect of
pembangunan kesehatan wilayah Pediococcus pentosaceus on Stool
bisa dilakukan dengan cara merujuk Frequency, TNF-α Level, Gut
kepada konsep MPBW dan Microflora Balance in Diarrhea-
rancangan SKK tiap wilayah induced Mice. Bahwa pemberian
pemerintahan otonomi. Sangat Pediococcus pentosaceus dengan
diperlukan punyusunan suatu dosis 2 x 108 cfu/g setelah 12 jam
pedoman MPBW kabupaten atau dapat menurunkan frekuensi BAB,
kota yang bisa dijadikan tempat menghambat kadar TNF-α serta
perancang dan pelaksana, penting memperbaiki keseimbangan
juga pelaksanaan MPBW haruslah mikroflora usus pada mencit diare.
menggunakan prinsip Ilmu Enteropathogenic Escherichia coli
Kesehatan Masyarakat. Menurut (EPEC) meadalah kuman patogen
Wiku Adisasmito tentang Faktor penyebaby inflamasi dan
Risiko Diare Pada Bayi Dan Balita ketidakseimbangan mikroflora usus
Di Indonesia: Systematic Review sehingga menyebabkan diare.
Penelitian Akademik Bidang Pediococcus pentosaceus (P.
Kesehatan Masyarakat bahwa faktor pentosaceus) pada isolasi “dadih”
resiko yang penyakit diare dan sering sebagai probiotik mengandung
diteliti adalah faktor likungan. bakteri asam laktat (BAL) yang
Lingkungan sangat berhubungan bermanfaat dalam memperbaiki
dengan sanitasi, yang meliputi keseimbangan mikroflora intestinal
banyak hal seperti air brsih, jamban, dan menghambat pertumbuhan
kualitas air, SPAL, dan kondisi mikroba patogen.
rumah Sarana air bersih rata-rata odd
Menurut Sulaiman Yusuf tentang
ratio (OR) jenis SAB sebesar 3,19
Profil Diare di Ruang Rawat Inap
dan rata-rata OR pencemaran SAB
Anak mengatakan bahwa penyakit
sebesar 7,89 sedangkan untuk
diare adalah masalah kesehatan di Kampung (HIK) ikut berperan
Indonesia, dimana penyakit ini juga penting dalam tingkat keberhasilan
menjadi masalah kesehatan di negara program pendalian penyakit menular.
berkambang dan merupakan salah Akan tetapi, pedagang HIK sangatlah
satu penyebab kematian dan terbatas pengetahuan dan
kesakitan tertinggi pada anak, kemampuan untuk menjamin
terutama usia di bawah 5 tahun. Di daganganya tetap aman, sehat dan
dunia, 6 juta anak meninggal tiap bergizi untuk dikonsumsi tiap saat.
tahun karena diare dan sebagian Dan sumber penyakit diare bisa saja
besar kejadian tersebut terjadi di terdapat pada dagangan tersebut.
negara berkembang. Sebagai
Menurut Adin Priadi Dan Lily
gambaran 17% kematian anak di
Natalia tentang Bakteri Penyebab
dunia disebabkan oleh diare. Di
Diare Pada Sapi Dan Kerbau Di
Indonesia diperoleh diare merupakan
Indonesia. bahwa diare merupakan
penyebab kematian bayi 42%
masalah umum yang bisa terjadi
dibanding pneumonia 24%, kematian
kepada hewan yang dewasa, anak
golongan usia 1-4 tahun karena diare
sapi dan kerbau. Banyak agen yang
25,2% dibandingkan pneumonia
bersifat pathogen seperti bacteria yan
15,5%. Menurut Imanda Amalia
dapat menyebabkan diare, banyak
tentang Hubungan Antara
peternakan yang telah terekspos agen
Pendidikan, Pendapatan Dan
penyakit penyebab diare bisa sangat
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
memengaruhi status kesehatan
(PHBS) Pada Pedagang Hidangan
ternak, dan pada umunya diare yang
Istimewa Kampung (Hik) Di Pasar
terjadi pada hewan ruminansia
Kliwon dan Jebres Kota Surakarta
disebabkan lebih dari satu agen
mengatakan bahwa partisipasi
patologik. Menurut Siti Chotiah
masyarakat dalam menjaga pola
dalam Strategi Pengendalian Diare
hidup bersih sehat masih belum
Bakterial pada Anak Sapi Potong
sepenuhnya berkenaan dengan ajuran
mengatakan bahwa dengan adanya
Depkes maupun WHO. Peran
aplikasi strategi pengendalian
penyedia makanan dan minuman
terpadu, anak sapi yang yang lahir
seperti warung Hidangan Istimewa
sampai 3 bulan telah menyelamatkan
dari diare dan kematian. Dampak yang harus memperhaatikan
yang lain juga adalah pertumbuhan ternaknya agar tidak terkena diare
berat badan yang lebih baik dalam 1- dengan cara menggunakan strategi
3 bulan dengan kelompok perlakuan pengendalian diare bacterial, dimana
dibandingkan dengan kelompok pemerintah harus membantu untuk
control. memberikan pelatihan atau
penyuluhan kepada para peternak
untuk strategi ini. Setelah ini bisa
KESIMPULAN
berjalan dengan baik, pemerintah
Sistem yang belum optimal, tingkat
harus memperkuat sistem-sistem ini.
kesadaran masyarakat akan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
DAFTAR PUSTAKA
sangatlah penting masyarakat
Achmadi, U. 2009. Manajemen
menerapkan PHBS, karena dapat Penyakit Berbasis Wilayah.
mencegah penyakit diare terhadap Online. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. 3 No. 4. Diakses
balita atau anak-anak. Strategi pada 11 Desember 2015.
Pengendalian Diare Bakterial yang
sudah baik, dimana bisa menghindari Adisasmito, W. 2007. Faktor Risiko
Diare Pada Bayi dan Balita di
penyakit diare dari ternak. Indonesia: Systematic Review
Penelitian Akademik Bidang
Kesehatan Masyarakat. Diakses
pada 11 Desember 2015.
SARAN
Pemerintah harus memperhatikan
Ajizah, A. 2004. Sensivitas
atau memonitoring kegiatan program
Salmonella Typhimurium
yang dibuat, lihat efektifitas dan
Terhadap Ekstrak Daun Psidium
efisiensiya, kemudian evaluasi.
Guajava L. Online. Jurnal
Berdayakan SDM yang ada untuk
Bioscientiae Vol. 1 No. 1. Diakses
bersama mencegah dan menghindari
pada 11 Desember 2015.
penyakit diare, menciptakan
lingkungan yang bersih. Seperti
Amalia, I. 2009. Hubungan Antara
orang tua yang harus mengontrol Pendidikan, Pendapatan, dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
makanan dan jajanan yang
(PHBS) di Pasar Kliwon dan
dikonsumsi oleh anak. Para peternak Jebres Kota Surakarta. Online.
Diakses pada 11 Desember 2015.
Indonesia. Online. Diakses pada
11 Desember 2015.
Chotiah, S. 2012. Strategi
Pengendalian Diare pada Anak
Sapi Potong. Online. Diakses Rukmini. 2010. Analisis Sistem
pada 11 Desember 2015. Surveilans Diare Puskesmas
Tambakrejo Kota Surabaya.
Online. Diakses pada 11
Putri, A. 2013. Analisis Pelaksanaan
Desember 2015.
Program Lintas Diare Pada Balita
di Kota Semarang Berbasis
Metode Univariat. Online. Yusuf, S. 2010. Profil Diare di
Diakses pada 11 Desember 2015. Ruang Rawat Inap Anak. Online.
Jurnal Sari Pediatri Vol. 13 No. 4.
Diakses pada 11 Desember 2015.
Priadi, A. 2005. Bakteri Penyebab
Diare pada Sapi dan Kerbau di

Anda mungkin juga menyukai