Abstract
Forest is an ecosystem characterized by a closure of more or less densely packed trees,
consisting of multiple stylized characteristics such as species composition, structure, age
classes, and generally encompassing grasslands, small rivers and wildlife. Agro-forestry is a
blend of agricultural crops and forestry. With the existence of agro-forestry is expected to
maintain the function of forest in the form of agricultural processes but it also can increase
people's income. Community-based in many terms used by many who have been able to
encourage community access to forest resources management. The purpose of this study is to
determine the value of income on agro-forestry yields of candlenuts and cocoa. the research
period is conducted for three months, ie November 2016 until January 2017, located in the
village of Sigimpu Palolo district of Sigi Regency. The data were collected through
questionnaire. Data analysis used was multiple linear regression analysis. The research results
reveal that agro-forestry farmers can produce 2.496.96 kg candle nuts per year, while for cacao
farmers can produce 276.58 kg per year. The analysis results indicate that the average income
of agro-forestry farmers of candle nuts and cacao in the village is Rp. 28.397.916.73/year.
Keywords: Income Analysis of Agroforestry Farmers of Candle Nut and Cacao In Sigimpu Village
16
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018
17
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018
18
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018
19
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018
%), tingkat SLTA sebanyak 7 orang (12,73 Luas lahan berpengaruh terhadap tingkat
%), dan tingkat Sarjana (S1) sebanyak 1 pendapatan petani karena luas lahan yang
orang (1,82). Hal ini menunjukkan bahwa dimiliki petani menentukan besar kecilnya
pendidikan yang dimiliki petani agroforestri produksi yang di hasilkan. Semakin besar
kemiri dan kakao sebagian besar tidak begitu luas lahan yang dimiliki dan dikelolah
tinggi. Usaha tani agroforestri kemiri dan dengan baik maka hasil yang di peroleh lebih
kakao yang dilakukan secara turun temurun besar. Sebaliknya, luas lahan yang sempit
sehingga petani hanya mengandalkan cenderung juga menghasilkan hasil yang
kemampuan dan pengalaman yang di miliki. lebih sedikit. Lahan sebagai media tumbuh
Jumlah Tanggungan Keluarga tanaman merupakan faktor produksi yang
Tanggungan keluarga adalah jumlah mempengaruhi usahatani. Luas lahan yang di
anggota dalam keluarga yang menjadi miliki oleh responden petani agroforestri
tanggung jawab kepala keluarga yang terdiri kemiri dan kakao berfariasi yaitu 0,5 – 5 ha.
dari istri, anak, dan sanak saudara yang Adapun luas lahan responden petani
tinggal bersama dalam satu rumah tangga. agroforestri kemiri dan kakao di Desa
Pada umumnya anggota keluarga tersebut Sigimpu terlihat pada Tabel 4.
turut membantu sekaligus membantu Tabel 4. Luas Laha Responden Petani
meringankan pekerjaan, karna tersedianya Agroforestri Kemiri dan Kakao di Desa
tenaga untuk membantu usahatani yang tidak Sigimpu.
diupah secara tunai. Hal ini merupakan salah No Luas Lahan Jumlah Persentase
satu faktor yang juga mendukung dalam (orang) (%)
1. 0,5 – 1,0 37 67,27
mengelolah suatu usaha apabila dapat di 2. 1,5 – 2,0 14 25,45
manfaatkan secara optimal. Jumlah 3. 3,0 – 5,0 4 7,27
tanggungan keluarga responden di Desa Jumlah 55 100,00
Sigimpu Kecamatan Palolo berkisar antara Sumber : Data primer Setelah Diolah, 2017
1-6 jiwa, untuk lebih jelasnya jumlah Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian
tanggungan keluarga petani agroforestri besar petani agroforestri kemiri dan kakao di
kemiri dan kakao terlihat pada Tabel 3. Desa Sigimpu Kecamatan palolo tergolong
Tabel 3. Jumlah Tanggungan keluarga dalam kategori petani kecil yaitu 0,5 – 1,0
Petani Agroforestri Kemiri dan Kakao di hektar sebanyak (67,27 %) 1,5 – 2,0 hektar
desa Sigimpu. sebanyak (25,45 %) tergolong petani sedang
No JumlahTang Jumlah Persentase dan sisanya 3,0 - 5,0 hektar sebanyak (7,27
gunan (orang) (%) %) tergolong petani mampu dalam
keluarga
1. 1–2 10 18,82 pengelolaan agroforestri kemiri dan kakao.
2. –4 33 60 Keadaan Usahatani Agroforestri Kemiri
3. >5 12 21,18 dan Kakao
Jumlah 55 100 Penggunaan Pupuk
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2017 Pupuk merupakan salah satu faktor
Tabel 3, menunjukkan bahwa umumnya produksi yang dapat meningkatkan hasil
responden memiliki tanggungan keluarga 3 – tanaman sehubungan dengan tersedianya
4 sebanyak 33 orang (60 %) kemudian unsur hara dalam tanah untuk mendukung
diikuti oleh jumlah tanggungan keluarga pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis
diatas 5 orang sebanyak 12 orang (21,18) dan pupuk yang digunakan oleh responden pada
jumlah tanggungan keluarga 1 – 2 sebanyak dasarnya relatif sama, jumlahnya saja yang
10 orang ( 18,82 %). Jika di lihat dari jumlah berbeda-beda tergantung dari luas lahan yang
tanggungan keluarga maka beban hidup yang di usahakan petani responden. Semakin besar
harus di tanggung oleh responden relatif luas lahan semakin banyak pupuk yang di
kecil, disisi lain tanggungan keluarga dapat gunakan dan semakin kecil luas lahan
mengurangi pengeluaran biaya produksi semakin sedikit pula pupuk yang di gunakan.
terutama berupa sumbangan tenaga kerja dari Jenis pupuk yang di gunakan adalah urea
dalam keluarga. dan kcl, yang di ukur dengan satuan
Luas Lahan kilogram. Rata-rata penggunaan pupuk oleh
petani responden adalah 141,43 kg.
20
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018
21
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018
22
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018
kemiri (X3), sebesar -1,98 yang artinya setiap hitung -2,20 < t-tabel (2,00) pada tingkat α 5
penambahan jumlah tanaman kemiri sebesar % sedangkan nilai Signifikan 0321 > 0,05 Ini
1 % akan menyebabkan peningkatan menunjukan bahwa variabel ini berpengauh
pendapatan agroforestri kemiri dan kakao tidak nyata terhadap peningkatan produksi.
sebesar -1,98 % di mana variabel lainya di Curahan Tenaga Kerja (X7)
anggap konstan. Hasil uji statistik t-hitung Hasil analisis di peroleh nilai koefisien
sebesar -2,45 < t-tabel (2,00) pada tingkat α regresi dari fariabel curahan tenaga kerja
5 % sedangkan nilai Signifikan 0,033 > 0,05 (X7) sebesar -0,044, hal ini memberikan
Ini menunjukan bahwa variabel jumlah gambaran bahwa setiap penambahan 1 %
tanaman kemiri berpengaruh tidak nyata akan mengakibatkan penurunan pendapatan
terhadap pendapatan. Hal ini disebabkan agroforestri kemiri dan kakao sebesar -,044
karena jumlah tanaman kemiri yang di miliki %,di mana fariabel lainnya dianggap
responden di Desa sigimpu termaksud masih konstan.
dalam usia produktif. Hasil uji t-hitung sebesar -1,72 < t-tabel
Produksi Kakao (X4) (2,00) pada tingkat α 5 % sedangkan nilai
Hasil analisis menunjukan bahwa Signifikan 0,135 > 0,05Ini menunjukan
koefisien regresi dari variabel produksi bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh
kakao (X4), sebesar 3,15 yang artinya setiap tidak nyata terhadap peningkatan
penambahan produksi kakao sebesar 1 % pendapatan. Hal ini di sebabkan karena
akan menyebabkan peningkatan pendapatan penggunaan tenaga kerja oleh responden di
agroforestri kemiri dan kakao sebesar 3,15 % Desa Sigimpu masih kurang efektif dan
di mana variabel lainya di anggap kostan. efisien.
Hasil uji statistik t-hitung sebesar 2,01 > t-
tabel (2,00) pada tingkat α 5 % sedangkan KESIMPULAN
nilai signifikan 0,079 > 0,05 Ini menunjukan
bahwa variabel tanaman kakao berpengaruh Hasil penelitian dapat di simpulkan :
nyata terhadap pendapatan. 1. Hasil penelitian di lapangan
Tanaman kakao (X5) menunjukan bahwa petani agroforestri
Berdasarkan hasil analisis di peroleh dapat menghasilkan 2.496,96/kg kemiri
nilai koefosien regresi dari variabel tanaman pertahun, sedangkan untuk kakao petani
kakao (X5) sebesar -0,78, hal ini menberikan bisa menghasilkan 276,58/kg kakao
gambaran bahwa setiap penambahan sebesar pertahunnya. Hasil analisis menunjukan
1 % akan mengakibatkan peningkatan bahwa pendapatan petani agroforestri
pendapatan agroforestri kemiri dan kakao kemiri dan kakao di Desa Sigimpu rata-
sebesar -0,78 % di mana variabel lainya di rata sebesar Rp. 28,379,916,73 / tahun.
anggap konstan. Hasil uji statistik t-hitung - 2. Hasil analisis menunjukkan tujuh
2,54 < t-tabel (2,00) pada tingkat α 5 % variabel yang diamati, secara simultan
sedangkan nilai signifikan 0,022 < 0,05 Ini menunjukan bahwa nilai variabel bebas
menunjukan bahwa variabel tanaman kakao (X) berpengaruh nyata terhadap variabel
berpengaruh tidak nyata terhadap dependen (Y) dan secara parsial
peningkatan pendapatan. Hal ini disebapkan menunjukan bahwa variabel yang
karena tanaman kakao yang di miliki oleh berpengaruh nyata luas lahan (X1) dan
responden di Desa Sigimpu masih dalam usia produksi kakao (X4), sedangkan variabel
produktif. yang berpengaruh tidak nyata terhadap
Biaya Produksi (X6) dependen Y adalah produksi kemiri
Berdasarkan hasil analisis di peroleh (X2), tanaman kemiri (X3), tanaman
nilai koefisien regresi dari variabel biaya kakao (X5), biaya produksi (X6) dan
produksi (X6) sebesar -0,29, hal ini curahan tenaga kerja (X7).
menberikan gambaran bahwa setiap
penambahan 1 % akan mengakibatkan DAFTAR PUSTAKA
penurunan pendapatan agroforestri kemiri
dan kakao sebesar -0,29 %, dimana variabel Aji. M. 2008. Pengelolaan Hutan Produksi
lainya dianggap konstan. Hasil uji statistik t- Bisaka Lestari, Pengelolaan Sumber
23
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018
24