Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287

Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373


Maret 2018

ANALISIS PENDAPATAN PETANI AGRORESTRI


KEMIRI DAN KAKAO DI DESA SIGIMPU
KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

Cici1, Syukur Umar2, Hendra Pribadi2


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Korespondensi: Cicihamsu@gmail.com
2
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Abstract
Forest is an ecosystem characterized by a closure of more or less densely packed trees,
consisting of multiple stylized characteristics such as species composition, structure, age
classes, and generally encompassing grasslands, small rivers and wildlife. Agro-forestry is a
blend of agricultural crops and forestry. With the existence of agro-forestry is expected to
maintain the function of forest in the form of agricultural processes but it also can increase
people's income. Community-based in many terms used by many who have been able to
encourage community access to forest resources management. The purpose of this study is to
determine the value of income on agro-forestry yields of candlenuts and cocoa. the research
period is conducted for three months, ie November 2016 until January 2017, located in the
village of Sigimpu Palolo district of Sigi Regency. The data were collected through
questionnaire. Data analysis used was multiple linear regression analysis. The research results
reveal that agro-forestry farmers can produce 2.496.96 kg candle nuts per year, while for cacao
farmers can produce 276.58 kg per year. The analysis results indicate that the average income
of agro-forestry farmers of candle nuts and cacao in the village is Rp. 28.397.916.73/year.
Keywords: Income Analysis of Agroforestry Farmers of Candle Nut and Cacao In Sigimpu Village

PENDAHULUAN Agroforestri merupakan perpaduan


antara pertanian dan proses pengembangan
Latar Belakang lingkungan atau kondisi hutan. Dengan
Hutan merupakan bagian dari adanya agroforestri diharapkan dapat
sumberdaya alam nasional yang memiliki arti menjaga fungsi hutan dalam bentuk proses
penting dalam berbagai aspek kehidupan pertanian selain itu juga dapat meningkatkan
sosial, ekonomi lingkungan hidup. Hutan pendapatan masyarakat dan pemenuhan
memiliki kedudukan dan peranan penting produksi pertanian dipasar. Berbasis
dalam menunjang pembangunan nasional. masyarakat dalam banyak istilah yang
Hal ini disebabkan karena hutan sangat digunakan oleh banyak pihak yang selama ini
bermanfaat bagi sebesar-besarnya mendorong akses masyarakat dalam
kesejahteran rakyat Indonesia (Salim,2004 pengelolaan sumber daya hutan, yaitu
dalam Junaida, 2006) comuniti forestry, social foresty, farm atau
Hutan merupakan suatu asosiasi agroforestri.Titik berat dalam pengembangan
masyarakat tumbuh – tumbuhan dan binatang pertanian secara berkelanjutan adalah
yang didominasi oleh pohon atau vegetasi masyarakat secara mandiri dalam
berkayu, yang mempunyai luas tertentu pengelolaan hutan yang berkelanjutan yang
sehingga dapat membentuk iklim mikro dan terus menerus dan memiliki konsep
kondisi ekologi yang spesifik. Hutan pada berkeadilan (Rahardjo, 2007).
hakekatnya adalah suatu faktor ekologi di Penanaman kakao (Theobroma cacao)
dalam sistem pendukung kehidupan mahluk merupakan salah satu faktor penting yang
hidup termasuk pendukung kehidupan mendorong deforestasi hutan tropis secara
manusia ( Aji 2008) global. Usaha yang dilakukan untuk
mengembalikan fungsi hutan tropis tersebut,
difokuskan dengan mengintroduksi pohon-

16
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018

pohon naungan pada perkebunan kakao. agroforestri di Desa Sigimpu menggunakan


Kakao yang dinaungi pohon lebih sistem agroforestri sederhana, dimana
menguntungkan dibandingkan dengan yang tanaman kehutanan hanya sebagai pelindung
tidak dinaungi, tetapi hasil awal dan bagi tanaman pertanian, dalam arti tanaman
puncaknya lebih sedikit, dimana pohon- kehutanan hanya sebagai pagar atau lorong
pohon naungan bermanfaat meningkatkan untuk tanaman pertanian. Dalam hasil survey
kondisi biofisik kakao dan memberi dapat dilihat berbagai jenis pohon,
kontribusi untuk keanekaragaman hayati dan diantaranya pohon kemiri, pohon kelapa
diverifikasi produk untuk petani kecil (Obiri pohon sagu, dll. Serta juga terdapat tanaman
et al. 2007). palawija, seperti cabe, kunyit, jahe, dll.
Sistem agroforestri adalah suatu sistem Berdasarkan kondisi sistem agroforestri di
pertanian menetap yang melibatkan banyak Desa tersebut memerlukan info mengenai
jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik nilai valuasi kontungensi terhadap tutupan
sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara tajuk pohon agroforestri kakao.
alami pada sebidang lahan dan dikelola Rumusan Masalah
petani mengikuti pola tanam dan ekosistem Adapun pokok dari masalah yang akan
menyerupai hutan. Di dalam sisem ini, selain dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu
terdapat beraneka jenis pohon, juga tanaman seberapa besar pendapatan yang di peroleh
perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman petani yang menggunakan sistem penanaman
musiman dan rerumputan dalam jumlah pola agroforestri dan faktor-faktor yang
banyak. Penciri utama dari sistem mempengaruhi pendapatan petani
agroforestri ini adalah kenampakan fisik dan agroforestri kemiri dan kakao di Desa
dinamika yang di dalamnya mirip dengan Sigimpu.
ekosistem hutan alam maupun hutan Tujuan dan Kegunaan
sekunder. Pada lahan agroforestri tidak Untuk mengetahui nilai pendapatan
terdapat perubahan yang signifikan pada sifat petani terhadap hasil Agroforestri kemiri dan
fisik tanah pada hutan primer, tetapi adanya kakao, Untuk mengetahui faktor-faktor yang
penurunan kandungan unsur hara pada lahan mempengaruhi pendapatan agroforestri
agroforestri (Setiyawaty 2007). kemiri dan kakao yang ada di Desa Sigimpu,
Salah satu sasaran utama dari setiap Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi
usaha pertanian termasuk agroforestri adalah Tengah.
produksi yang berkelanjutan (sustainable) Kegunaan dari penelitian ini, sebagai
yang dicirikan oleh stabilitas produksi dalam bahan informasi dalam pengelolaan
jangka panjang. Beberapa indikator agroforestri khususnya kemiri dan kakao,
terselenggaranya sistem pertanian yang untuk peneliti sebagai bahan hasil-hasil
berkelanjutan adalah dapat di penelitian dan untuk pemerintah sebagai
pertahankannya sumberdaya alam sebagai pengambil kebijakan dalam pengelolaan
penunjang produksi tanaman dalam jangka agroforestri kemiri dan kakao di Sulawesi
panjang, penggunaan tenaga kerja yang Tengah khususnya Kecamatan Palolo,
cukup rendah, tidak adanya kelaparan tanah, Kabupaten Sigi.
tetap terjaganya kondisi lingkungan tanah
dan air, rendahnya emisi gas rumah kaca MATERI DAN METODE PENELITIAN
serta terjaganya keanekaragaman hayati.
Nilai ekonomi hutan dapat diartikan sebagai Waktu dan Tempat
karakteristik atau kualitas barang dan jasa Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
dari hutan yang menyebabkan barang dan November 2016 sampai dengan Januari
jasa tersebut dapat dipertukarkan dengan 2017, yang bertempat di Desa Sigimpu,
sesuatu yang lain untuk menentukan manfaat Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Sulawesi
atau daya gunanya untuk beberapa Tengah.
keuntungan dan pelayanan pasar Bahan dan Alat
menyediakan harga yang baik memunculkan Adapun bahan dan alat yang digunakan
nilai pendapatan sosial bahwa barang itu dalam penelitian ini adalah :
mempunyai harga dimasyarakat. Pengelolaan

17
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018

1. kuisioner yaitu merupakan daftar X3 = Jumlah Tanaman Kemiri


pertanyaan dalam wawancara dengan X4 = Jumlah Produksi kakao (Rp)
responden. X5 = Jumlah tanaman Kakao
2. alat tulis digunakan untuk mencatat data X6 = Biaya produksi (Rp)
yang didapat dilapangan, X7 = Curahan Waktu Kerja
3. kamera digunakan sebagai alat β0 = Intersep
dokumentasi β1 . β4 = Parameter yang di taksir
4. komputer digunakan sebagai alat untuk β = Kesalahan Penganggu
mengola data. Koefisien determinasi (R2) untuk
Teknik pengambilan Sampel mengetahui berapa persen variabel dependen
Pendekatan yang digunakan dalam dapat di jelaskan oleh variabel independen.
penentuan lokasi penelitian ini adalah Ketepatan model di gunakan koefisien
menggunakan metode observasi lapangan determinasi ganda (R²) sebagai berikut :
yang dilakukan dengan cara random, dengan Jumlah Kuadrat Regresi
R² =
pertimbangan bahwa di lokasi penelitian Jumlah Kuadrat Total
lebih banyak mereka menggunakan sistem Berdasarkan adanya regresi linier
agroforestri campuran antara tanaman berganda tersebeut, koefisien korelasi linier
kehutanan dan pertanian ditambah lagi berganda tersebut di hitung dengan
dengan adanya peternak. Sedangkan sampel menggunakan rumus sebagai berukut :
yang diambil dalam penelitian ini adalah R=√ 2
ketua kelompok tani dan masyarakat yang Uji-f (Over all test ) di gunakan untuk
memiliki tanaman campuran antara kemiri mengetahui semua variabel independen
dan kakao, yang berjumlah 55 orang dari secara bersama-sama terhadap variabel
jumlah populasi yang dimana jumlah dependen yang di amati secara simultan di
populasi 128 orang. Wawancara, yaitu teknik gunakan uji-f dengan rumus sebagai berikut :
pengumpulan data dengan cara mengajukan ! "#
beberapa pertanyaan secara langsung dan Ftab= $#"
menggunakan kuisioner untuk memperoleh H0 : β1= β2 = β3 = β4 = 0, artinya faktor-
informasi tentang beberapa banyak faktor yang di amati berpengaruh nyata
pendapatan mereka terhadap hasil dari kemiri terhadap pendapatan.
dan kakao tersebut Hi : minimal salah satu βi ≠ 0, artinya
Analisis Data bahwa faktor-faktor yang di amati
Setelah analisis pendapatan di berpengaruh nyata terhadap pendapatan.
rekapitulasi, tabulasi, dan di hitung maka Jika Ftab ≤ Fhit= Terima H0 , artinya
untuk menyelesaiakn tujuan pertama maka secara bersama-sama variabel independen
digunakan analisis pendapatan. Menurut berpengaruh tidak nyata terhadap variabel
Untuk pendapatan usaha tani di gunakan dependen.
rumus : Jika Fbat > Fhit= Tolak H0, artinya secara
A = TR – TC atau A = (QI . Pqi) – (Xi . Pxi) bersama-sama variabel independen
Keterangan : berpengaruh nyata terhadap variabel
Qi = Jenis produksi yang di hasilkan dependen.
Pqi = Harga jenis produksi Uji-t (individual di gunakan untuk
Xi = Jenis saprodi yang di gunakan mengetahui pengaruh masing-masing
Pxi = Harga jenis saprodi variabel independen terhadap variabel
TC = Total biaya (total cost) dependen secara pasrial rumus Uji-t sebagai
berikut :
Untuk menyelesaiakn tujuan kedua β#
Thit= Óβ#
maka di gunakan rumus :
Y= β0 + β1XI + β2X2 +β3X3 + β4X4 + µ Keterangan :
Keterangan : Βi = Nilai koefisien regresi dan variabel
Y = Pendapatan petani agroforestry ke-i
X1 = Luas lahan (Ha) Óβi = Standar deviasi variabel ke-i
X2 = Jumlah Produksi kemiri (Rp)

18
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018

H0 : βi = 0, artinya bahwa faktor-faktor yang 6. >50 19 34,55


di amati tidak berpengaruh nyata. Jumlah 55 100,00
H0 : βi ≠ 0, artinya bahwa faktor-faktor yang Sumber : DataPrimer Setelah diolah, 2017
di amati berpengaruh nyata. Tabel 1, menunjukkan bahwa umur
Jika Thit≤ ttab = H0, artinya secara individual responden petani agroforestri kemiri dan
variabel independen berpengaruh tudak nyata kakao terbanyak berada pada kelompok umur
terhadap variabel dependen. > 50 tahun yaitu sebanyak 19 orang (34,55
Jika ttab> ttab= Total h0, artinya secara %) sedangkan jumlah responden yang paling
individual variabel independen berpengaru sedikit berada pada kelompok 23– 31 yaitu
nyata terhadap variabel dependen. sebanyak (7,27 %). Namun, bila di lihat
secara keseluruhan semua respronden berada
HASIL DAN PEMBAHASAN pada ketegori umur produktif yang
mengindikasikan bahwa secara teori semua
Karakteristik Responden responden mempunyai produktiftas lebih
Berdasarkan data yang diperoleh dari besar bila di bandingkan dengan mereka
hasil wawancara dan observasi lapangan yang tidak kategori usia produktif.
dapat diketahui bahwa setiap responden Menurut Anwar dan Aziz (1990), Secara
memiliki karaktesristik yang berbeda, yaitu praktis sulit menentukan batas sampai umur
dilihat dari tingkat umur responden, tingkat berapa penduduk di katakan produktif atau
pendidikan, jumlah tanggugan keluarga, dan non produktif. Tetapi biasanya kelompok
luas lahan yang dimiliki. umur 15 – 64 tahun di anggap sebagai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kelompok produktif sedangkan kelompok
dapat diketahui tentangAnalisis Pendapatan umur di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun
Petani Agroforestri Kemiri dan Kakao yang sebagai kelompok non produktif.
ada di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo Tingkat Pendidikan
Kabupaten Sigi. Tingkat pendidikan responden akan
Umur Responden mempengaruhi kemampuan dan
Umur petani sangat mempengaruhi keterampilan petani dalam hal menerima
kemampuan kerja baik secara fisik maupun inovasi dan penyerapan informasi yang
mental. Petani yang berumur telatif muda berkaitan dengan usahanya. Semakin tinggi
mempunyai kemampuan fisik yang kuat serta tinggkat pendidikan petani akan semakin
semangat kerja lebih tinggi di bandingkan bartambah luas terhadap suatu inovasi baru.
petani yang berumur lebih tua. Menurut BPS Petani yang berpendidikan tinggi akan lebih
bahwa umur 15-64 adalah golongan tenaga mudah menerima, menerapkan dan bahkan
produktif. Adapun tingkat umur responden mengembangkan suatu teknologi baru yang
kemiri dan kakao di Desa Sigimpu Kec. berguna bagi kepentingan usahatani yang di
Palolo adalah 23 tahun umur terendah dan 74 kelolahnya, tingkat pendidikan responden
tahun umur tertinggi. Dalam hal ini dapat di terlihat pada Tabel 2.
katakan bahwa petani di Desa Sigimpu Tabel 2. Tingkat Pendidikan Formal
Kecamatan Palolo tergolong produktif dalam Responden Petani Agroforestri kemiri dan
mengelolah usahanya. Lebih jelas mengenai Kakao di Desa Sigimpu, 2016.
umur petani agroforestri kemiri dan kakao No Tingkat Jumlah Persentase
Pendidikan (orang) (%)
terlihat pada Tabel 1. 1. SD/SR 35 63,64
Tabel 1. Klasifikasi Umur Responden Petani 2. SLTP 12 21,82
Agroforestri Kemiri dan Kakao di Desa 3. SLTA 7 12,73
Sigimpu, 2016. 4. Sarjana (S1) 1 1,82
Klasifikasi Jumlah Jumlah 55 100,00
Persentase Sumber : Data primer setelah Diolah, 2017
No Umur Responden
(%)
(Tahun) (Orang) Tabel 2 menunjukan sebagian besar tingkat
1. 23 – 31 4 7,27 pendidikan yang dimiliki oleh petani
2. 32 – 35 9 16,36
3. 36 – 39 7 12,73
agroforestri kemiri dan kakao adalah pada
4. 40 – 45 10 18,18 tingkat SD yaitu sebanyak 35 orang (63,64
5. 46 – 49 6 10,92 %), tingkat SLTP sebanyak 12 orang (21,82

19
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018

%), tingkat SLTA sebanyak 7 orang (12,73 Luas lahan berpengaruh terhadap tingkat
%), dan tingkat Sarjana (S1) sebanyak 1 pendapatan petani karena luas lahan yang
orang (1,82). Hal ini menunjukkan bahwa dimiliki petani menentukan besar kecilnya
pendidikan yang dimiliki petani agroforestri produksi yang di hasilkan. Semakin besar
kemiri dan kakao sebagian besar tidak begitu luas lahan yang dimiliki dan dikelolah
tinggi. Usaha tani agroforestri kemiri dan dengan baik maka hasil yang di peroleh lebih
kakao yang dilakukan secara turun temurun besar. Sebaliknya, luas lahan yang sempit
sehingga petani hanya mengandalkan cenderung juga menghasilkan hasil yang
kemampuan dan pengalaman yang di miliki. lebih sedikit. Lahan sebagai media tumbuh
Jumlah Tanggungan Keluarga tanaman merupakan faktor produksi yang
Tanggungan keluarga adalah jumlah mempengaruhi usahatani. Luas lahan yang di
anggota dalam keluarga yang menjadi miliki oleh responden petani agroforestri
tanggung jawab kepala keluarga yang terdiri kemiri dan kakao berfariasi yaitu 0,5 – 5 ha.
dari istri, anak, dan sanak saudara yang Adapun luas lahan responden petani
tinggal bersama dalam satu rumah tangga. agroforestri kemiri dan kakao di Desa
Pada umumnya anggota keluarga tersebut Sigimpu terlihat pada Tabel 4.
turut membantu sekaligus membantu Tabel 4. Luas Laha Responden Petani
meringankan pekerjaan, karna tersedianya Agroforestri Kemiri dan Kakao di Desa
tenaga untuk membantu usahatani yang tidak Sigimpu.
diupah secara tunai. Hal ini merupakan salah No Luas Lahan Jumlah Persentase
satu faktor yang juga mendukung dalam (orang) (%)
1. 0,5 – 1,0 37 67,27
mengelolah suatu usaha apabila dapat di 2. 1,5 – 2,0 14 25,45
manfaatkan secara optimal. Jumlah 3. 3,0 – 5,0 4 7,27
tanggungan keluarga responden di Desa Jumlah 55 100,00
Sigimpu Kecamatan Palolo berkisar antara Sumber : Data primer Setelah Diolah, 2017
1-6 jiwa, untuk lebih jelasnya jumlah Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian
tanggungan keluarga petani agroforestri besar petani agroforestri kemiri dan kakao di
kemiri dan kakao terlihat pada Tabel 3. Desa Sigimpu Kecamatan palolo tergolong
Tabel 3. Jumlah Tanggungan keluarga dalam kategori petani kecil yaitu 0,5 – 1,0
Petani Agroforestri Kemiri dan Kakao di hektar sebanyak (67,27 %) 1,5 – 2,0 hektar
desa Sigimpu. sebanyak (25,45 %) tergolong petani sedang
No JumlahTang Jumlah Persentase dan sisanya 3,0 - 5,0 hektar sebanyak (7,27
gunan (orang) (%) %) tergolong petani mampu dalam
keluarga
1. 1–2 10 18,82 pengelolaan agroforestri kemiri dan kakao.
2. –4 33 60 Keadaan Usahatani Agroforestri Kemiri
3. >5 12 21,18 dan Kakao
Jumlah 55 100 Penggunaan Pupuk
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2017 Pupuk merupakan salah satu faktor
Tabel 3, menunjukkan bahwa umumnya produksi yang dapat meningkatkan hasil
responden memiliki tanggungan keluarga 3 – tanaman sehubungan dengan tersedianya
4 sebanyak 33 orang (60 %) kemudian unsur hara dalam tanah untuk mendukung
diikuti oleh jumlah tanggungan keluarga pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis
diatas 5 orang sebanyak 12 orang (21,18) dan pupuk yang digunakan oleh responden pada
jumlah tanggungan keluarga 1 – 2 sebanyak dasarnya relatif sama, jumlahnya saja yang
10 orang ( 18,82 %). Jika di lihat dari jumlah berbeda-beda tergantung dari luas lahan yang
tanggungan keluarga maka beban hidup yang di usahakan petani responden. Semakin besar
harus di tanggung oleh responden relatif luas lahan semakin banyak pupuk yang di
kecil, disisi lain tanggungan keluarga dapat gunakan dan semakin kecil luas lahan
mengurangi pengeluaran biaya produksi semakin sedikit pula pupuk yang di gunakan.
terutama berupa sumbangan tenaga kerja dari Jenis pupuk yang di gunakan adalah urea
dalam keluarga. dan kcl, yang di ukur dengan satuan
Luas Lahan kilogram. Rata-rata penggunaan pupuk oleh
petani responden adalah 141,43 kg.

20
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018

Penggunaan pestisida yang dihasilkan besar dan harga jual tinggi,


Penggunaan pestisida dalam demikian pula sebaliknya, jika produksi
berusahatani juga turut mempengaruhi rendah dan harga jual rendah maka
keberhasilan suatu usahatani. Hal ini di penerimaan akan kecil.
sebabkan karena penggunaan pestisida yang Untuk produksi rata-rata kemiri yang di
baik untuk tanaman akan membantu petani peroleh petani Agroforestri kemiri dan kakao
untuk menghindari adanya serangan hama di Desa Sigimpu Kecamatan palolo selama
dan penyakit pada tanaman. Pemberian musim panen dalam setahun adalah sebesar
pestisida itu juga di lakukan untuk 2.543,20 kg/tahun, dengan harga jual rata-
membasmi rumput liar (gulma) yang di rata Rp3.500,00. Sehingga penerimaan yang
lakukan secara intensif. Upaya pengendalian diperoleh sebesar Rp8.901.212,96.
serangan haman dan penyakit tersebut di Sedangkan untuk produksi kakao rata-
maksudkan untuk menekan kehilangan hasil rata di peroleh petani agroforestri kemiri dan
akibat adanya serangan hama dan penyakit kakao di desa sigimpu kecamatan palolo
sehingga produksi di harapkan lebih tetap dalam setahun yaitu sebesar 276,58 kg/tahun,
tinggi. Jenis pestisida yang di gunakan oleh dengan harga jual rata-rata Rp.29.000,00. Di
petani agroforestri kemiri dan kakao di Desa peroleh penerimaan sebesar Rp.8.020.872,73.
Sigimpu yaitu jenis Noxon dan Regen, yang Oleh karena itu penerimaan yang di peroleh
di ukur dengan satuan liter. Rata-rata petani agroforestri kemiri dan kakao Desa
penggunaan pestisida oleh petani adalah 1,34 sigimpu Kecamatan Palolo dalam
liter. mengusahakan usahatani rata-rata sebesar
Tenaga kerja Rp.16.760.245,45/tahun
Tenaga kerja adalah faktor produksi Analisi Fator-Faktor yang Mempengaruhi
yang sangat penting dalam usahatani. Jenis Pendapatan.
kegiatan usahatani agroforestri kemiri dan Analisis Fungsi Pendapatan
kakao yang melibatkan tenaga kerja adalah Fungsi analisis pendapatan adalah
pemupukan, pemangkasan, pemberantasan hubungan fisik antara variabel yang
hama dan penyakit dan paska panen. Pada dijelaskan (Y) dengan variabel yang
umunya petani agroforestri kemiri dan kakao menjelaskan (X). Analisis fungsi pendapatan
di Desa Sigimpu Kecamatan palolo digunakan untuk mengetahui hubungan
menggunakan HKSP (Hari Kerja Setara Pria) antara input produksi dengan produksi
yaitu tenaga kerja yang terdiri dari tenaga (output) secara langsung serta hubungan
kerja pria dan wanita dimana sistem antara variabel yang dijelaskan (dependent
pengupahanya yang berlaku tidak variabel), sekaligus mengetahui hubungan
membedakan antara pria dan wanita yaitu antara variabel penjelas. Dalam penelitian ini
sebesar Rp.60,000 dan upah tenaga kerja input produksi yang dianalisis adalah luas
keseluruhan rata-rata sebesar Rp 664.363,64. lahan (X1), jumlah produksi kemiri (X2),
Analisis Pendapatan Petani Agroforestri jumlah tanaman kemiri (X3), jumlah produksi
Kemiri dan Kakao di Desa Sigimpu. kakao (X4), jumlah tanaman kakao (X5).
Analisis pendapatan dalam penelitian ini Biaya Produksi (X6) dan curahan waktu kerja
bertujuan untuk mengetahui besarnya (X7). Untuk mengetahui pengaruh variabel X
pendapatan atau keuntungan dari suatu terhadap variabel Y secara simultan di
usahatani yang dikelola oleh petani di Desa gunakan uji F (F-test), seperti terlihat pada
Sigimpu Kecamatan Palolo. Di tentukan dari Tabel.
penerimaan yang di peroleh dan di kurangi Tabel 5. Analisis ragam (ANOVA)
dengan jumlah pengeluaran selama musim Agroforestri kemiri dan kakao di Desa
panen. Sigimpu Kebupaten Sigi, 2016
Penerimaan usahatani Agroforestri Sumber DB JK JKT F-tab f-hit Sig

Kemiri dan Kakao


Regresi 7 47,15×1015 6,73×1015 2,22 91,89 0,0
Penerimaan usahatani diartikan sabagai
hasil kali antara produksi yang di peroleh Sisa 45
148,67×101
5 3,30×1015
dengan harga jual di tingkat petani sehingga
penerimaan akan semakin besar jika produksi

21
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018

195,83×101 Luas Lahan b1 1,03 3,01 0,00


Total 52 5 (X1) 6
Produksi b2 1,20 1,83 0,01
Sumber : Data Primer Setelah diolah Kemiri (X2) 7
menggunakan aplikasi SPSS, 2017 Tanaman b3 -1,98 -2,45 0,03
Kemiri (X3) 3
R2 (R-Square) = 0,950 Produksi b4 3,15 2,01 0,07
Nilai F-hitung (91,891) > F-tabel (2.22) Kakao (X4) 9
pada tingkat α 5% sehingga H0 ditolak. Hal Tanaman b5 -0,78 -2,54 0,02
Kakao (X5) 2
ini artinya secara bersama-sama (simultan) Biaya b6 -0,29 -2,20 0,32
variasi variabel bebas (X) berpengaruh nyata Produksi (X6) 1
terhadap variasi variabel tidak bebas (Y). Curahan TK b7 -0,44 -1,72 0,13
(X7) 5
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,950 menunjukkan bahwa luas lahan (X1), Sumber : Data Primer Setelah diolah
jumlah produksi kemiri (X2), jumlah tanaman menggunakan aplikasi SPSS, 2017
kemiri (X3), jumlah produksi kakao (X4), t-tabel α 5% = 2,00
jumlah tanaman kakao (X5). Biaya Produksi t-tabel α 1% = 2,67
(X6) dan curahan waktu kerja (X7) sebagai Berdasarkan Tabel maka dapat
variabel bebas yang digunakan dalam model diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
mampu menerangkan keragaman variabel Y=33.397+1,03X1+ 1,20X2–1,98X3+3.15X4-
tidak bebas (Y) sebesar 95,0% sedangkan 0,78X5-0,29X6-0,44X7
sisanya 5% diterangkan oleh faktor-faktor Luas Lahan (X1)
lain diluar model. Berdasarkan hasil analisis diperoleh
Uji Anova di lakukan untuk mengetahui nilai koefisien regresi variabel luas lahan
ada tidaknya bariabel bebas (X) yang (X1) sebasar 1,03 hal ini memberikan
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan. gambaran bahwa setiap penambahan luas
Apabila nilai Signifikan atau P-value < 0,05 lahan sebesar 1 % akan menyebabkan
maka terdapat hubungan yang nyata antara peningkatan pendapatan agroforestri kemiri
variabel bebas (X) dengan variabel terikat dan kakao sebesar 1,03 % di mana variabel
(Y). Demikian pula apabila Signifikan > 0,05 lainya dianggap konstan. Hasil uji t-hitung
maka di simpulkan tidak ada hubungan sebesar 3.01 > t-tabel (2,00) pada tingkat α 1
antara variabel bebas (X) dengan variabel %, sedangkan nilai Signifikan 0,006 < 0,05
terikat (Y). ini menujukan bahwa variabel luas lahan
Pengaruh dari masing-masing variabel berpengaruh sangat nyata terhadap
bebas seperti luas lahan (X1), jumlah pendapatan. Hal ini di sebabkan karena luas
produksi kemiri (X2), jumlah tanaman kemiri lahan yang dimiliki oleh responden di Desa
(X3), jumlah produksi kakao (X4), jumlah Sigimpu masih perlu ditambahkan.
tanaman kakao (X5). Biaya Produksi (X6) dan Produksi Kemiri (X2)
curahan waktu kerja (X7) terhadap variable Berdasarkan produksi kemiri yang di
tidak bebas yakni pendapatan agroforestri peroleh, nilai koefisien variabel produksi
(Y) dapat digunakan t-uji (t-test) yaitu kemiri (X2) sebesar 1,20 yang artinya setiap
dengan melihat nilai dari masing-masing penambahan 1% akan menyebabkan
koefisien regresi luas lahan (X1), jumlah peningkatan pendapatan agroforestri kemiri
produksi kemiri (X2), jumlah tanaman kemiri dan kakao sebesar 1,20% di mana variabel
(X3), jumlah produksi kakao (X4), jumlah lainya di anggap konstan. Hasil uji t-hitung
tanaman kakao (X5). Biaya Produksi (X6) dan sebesar 1,83 < t-tabel (2,00) pada tingkat α
curahan waktu kerja (X7) seperti terlihat pada 5%, sedangkan nilai Signifikan 0,017 > 0,05
pada tabel. ini menujukan bahwa variabel produksi
Tabel 6. Analisis Faktor-Faktor Yang kemiri berpengaruh tidak nyata terhadap
Mempengaruhi Agroforestri Kemiri dan peningkatan pendapatan. Hal ini di sebabkan
Kakao di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo karena produksi kemiri yang dimiliki oleh
Kabupaten Sigi, 2016 responden di Desa Sigimpu sangat kecil.
Variabel Kode Koefisien t- Sig Tanaman Kemiri (X3)
Regresi hitung Hasil analisis menunjukan bahwa
Intersep b0 33.397 8,03 0,00
0
koefisien regresi dari variabel tanaman

22
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018

kemiri (X3), sebesar -1,98 yang artinya setiap hitung -2,20 < t-tabel (2,00) pada tingkat α 5
penambahan jumlah tanaman kemiri sebesar % sedangkan nilai Signifikan 0321 > 0,05 Ini
1 % akan menyebabkan peningkatan menunjukan bahwa variabel ini berpengauh
pendapatan agroforestri kemiri dan kakao tidak nyata terhadap peningkatan produksi.
sebesar -1,98 % di mana variabel lainya di Curahan Tenaga Kerja (X7)
anggap konstan. Hasil uji statistik t-hitung Hasil analisis di peroleh nilai koefisien
sebesar -2,45 < t-tabel (2,00) pada tingkat α regresi dari fariabel curahan tenaga kerja
5 % sedangkan nilai Signifikan 0,033 > 0,05 (X7) sebesar -0,044, hal ini memberikan
Ini menunjukan bahwa variabel jumlah gambaran bahwa setiap penambahan 1 %
tanaman kemiri berpengaruh tidak nyata akan mengakibatkan penurunan pendapatan
terhadap pendapatan. Hal ini disebabkan agroforestri kemiri dan kakao sebesar -,044
karena jumlah tanaman kemiri yang di miliki %,di mana fariabel lainnya dianggap
responden di Desa sigimpu termaksud masih konstan.
dalam usia produktif. Hasil uji t-hitung sebesar -1,72 < t-tabel
Produksi Kakao (X4) (2,00) pada tingkat α 5 % sedangkan nilai
Hasil analisis menunjukan bahwa Signifikan 0,135 > 0,05Ini menunjukan
koefisien regresi dari variabel produksi bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh
kakao (X4), sebesar 3,15 yang artinya setiap tidak nyata terhadap peningkatan
penambahan produksi kakao sebesar 1 % pendapatan. Hal ini di sebabkan karena
akan menyebabkan peningkatan pendapatan penggunaan tenaga kerja oleh responden di
agroforestri kemiri dan kakao sebesar 3,15 % Desa Sigimpu masih kurang efektif dan
di mana variabel lainya di anggap kostan. efisien.
Hasil uji statistik t-hitung sebesar 2,01 > t-
tabel (2,00) pada tingkat α 5 % sedangkan KESIMPULAN
nilai signifikan 0,079 > 0,05 Ini menunjukan
bahwa variabel tanaman kakao berpengaruh Hasil penelitian dapat di simpulkan :
nyata terhadap pendapatan. 1. Hasil penelitian di lapangan
Tanaman kakao (X5) menunjukan bahwa petani agroforestri
Berdasarkan hasil analisis di peroleh dapat menghasilkan 2.496,96/kg kemiri
nilai koefosien regresi dari variabel tanaman pertahun, sedangkan untuk kakao petani
kakao (X5) sebesar -0,78, hal ini menberikan bisa menghasilkan 276,58/kg kakao
gambaran bahwa setiap penambahan sebesar pertahunnya. Hasil analisis menunjukan
1 % akan mengakibatkan peningkatan bahwa pendapatan petani agroforestri
pendapatan agroforestri kemiri dan kakao kemiri dan kakao di Desa Sigimpu rata-
sebesar -0,78 % di mana variabel lainya di rata sebesar Rp. 28,379,916,73 / tahun.
anggap konstan. Hasil uji statistik t-hitung - 2. Hasil analisis menunjukkan tujuh
2,54 < t-tabel (2,00) pada tingkat α 5 % variabel yang diamati, secara simultan
sedangkan nilai signifikan 0,022 < 0,05 Ini menunjukan bahwa nilai variabel bebas
menunjukan bahwa variabel tanaman kakao (X) berpengaruh nyata terhadap variabel
berpengaruh tidak nyata terhadap dependen (Y) dan secara parsial
peningkatan pendapatan. Hal ini disebapkan menunjukan bahwa variabel yang
karena tanaman kakao yang di miliki oleh berpengaruh nyata luas lahan (X1) dan
responden di Desa Sigimpu masih dalam usia produksi kakao (X4), sedangkan variabel
produktif. yang berpengaruh tidak nyata terhadap
Biaya Produksi (X6) dependen Y adalah produksi kemiri
Berdasarkan hasil analisis di peroleh (X2), tanaman kemiri (X3), tanaman
nilai koefisien regresi dari variabel biaya kakao (X5), biaya produksi (X6) dan
produksi (X6) sebesar -0,29, hal ini curahan tenaga kerja (X7).
menberikan gambaran bahwa setiap
penambahan 1 % akan mengakibatkan DAFTAR PUSTAKA
penurunan pendapatan agroforestri kemiri
dan kakao sebesar -0,29 %, dimana variabel Aji. M. 2008. Pengelolaan Hutan Produksi
lainya dianggap konstan. Hasil uji statistik t- Bisaka Lestari, Pengelolaan Sumber

23
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 6. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2018

daya Alam dan Lingkungan. Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi


UniversitasPalangkaraya Pertanian. Teori dan Aplikasi. (Edisi
Arsjad Anwar dan Iwan Jaya Aziz, 1990. Refisi). PT. Raja Grafindo Perkasa,
Prospek Ekonomi Indonesia dan Jakarta.
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Sugiarto, 1993. Analisis Regresi, Andi
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Offeset. Yogyakarta.
Universitas Indonesia, Jakarta. Singarimbun dan Efendi, 1987. Metode
Departemen Kehutanan dan Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
Perkebunan,2002. Manual Kehutanan
Indonesia. Jakarta
Hermanto, F., 1993. Ilmu Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta
Junaida, 2006.Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Taman Nasional Lore
Lindu Desa Langko Kecamatan Kulawi
Kabupaten Donggala.PU/ Magang
Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako.
LaundgrenBO. 1982. The use of
Agroforestry to Improve the
Productivity of Converted Tropical
Land. Paper Prepated for the Office of
Technology Assessment of the United
States Conggress. ICCRAF
Miscellaneous Papers. ICRAF. Nairobi.
Kenya
Mahendra, 2009.Sistem Agroforestri dan
Aplikasinya. Edisi Pertama. GrahaIlmu :
Yogyakarta.
Mubyarto, 1985. Pengantar Ekonomi
Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Mulyadi, 2007. Akuntansi biaya, edisi ke-5.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Priyono H. 2012. Analisis penggunaan kayu
bakar . Skripsi, Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan. Universitas
Tadulako. Palu.
Sayogyo, 1982. Bunga Rampai
Perekonomian Desa. Yayasan Obor
Indonesia dan Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Sardjono MA, Djono T, Arifin HS,
Widjayanto N, 2003,
Klasifikasiagroforestridanpolapengkom
binasiankomponen.Bahan Ajar
Agroforestri no 2. ICRAF, Bogor
Sitanggang H Pantas. 2009. Manfaat
Ekonomi Sistem Pengelolahan Hutan
Rakyat. Jurnal, Fakultas Petanian.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani.
Universitas Indonesia Press. Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai