Anda di halaman 1dari 14

2019

METHODE
PELAKSANAAN
METHODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


NAMA PEKERJAAN : Peningkatan Jalan
PENAWAR : …………………..
SUMBER DANA : ……………………………

 LATAR BELAKANG
Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lain
yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat. Lapisan perkerasan jalan
berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan
dibawahnya kemudian diteruskan ke tanah dasar. Berdasarkan bahan pengikatnya,
lapisan perkerasan jalan dibagi menjadi dua kategori yaitu lapisan perkerasan lentur dan
lapisan perkerasan kaku.
Perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan jalan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat material pasir dan split. Perkerasan kaku adalah perkerasan
jalan yang menggunakan bahan pengikat dari semen sebagai struktur utama dan lapis
aus permukaan, yang kemudian dikenal dengan perkerasan kaku beton semen (rigid
pavement) Kombinasi antara dua jenis perkerasan ini disebut perkerasan
komposit(composite pavement) dimana sebagai lapis bawah digunakan struktur beton
sedangkan sebagai lapis permukaan digunakan aspal.
Pada pekerjaan Rehabilitasi Berkala Jalan Provinsi Ruas Jalan Ruas Cipanas Ciberang
yang akan di bangun dipakai perkerasan lentur (hotmix),

 MAKSUD DAN TUJUAN


 Pada pekerjaan Peningkatan Jalan Jakung Gedeg DinasPekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Serang akan melaksanakan perbaikan jalan berkala dikarenakan tata letak
wilayah tersebut dikategorikan daerah jalur alternatif dan banyak dilalui kendaraan
masyarakat yang akan berkunjung ke pasar Taktakan.

 PENDAHULUAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan data, dokumen lelang, dan penjelasan
pekerjaan dari panitia lelang adalah sebagai berikut :

DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi
- Pembuatan Papan Nama Proyek
1 - Direksikeet
- Pengukuran dan Pematokan
- Mobilisasi dan Demobilisasi
- Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

- Manajemen Mutu

DIVISI 2. DRAINASE
- Galian untuk selokan drainase dan saluran air

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


- Galian Biasa
- Timbunan Biasa Dari Galian

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


- Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Lapis Pondasi Agregat Kelas B
- Lapis Pondasi Agregat Kelas S
- Perkerasan Beton Semen Fs = 45 Mpa
- Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


- Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
- Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus/kasar)

DIVISI 7. STRUKTUR
- Baja Tulangan U32 Polos
- Baja Tulangan U32 Ulir
- Pasangan Batu
- Plesteran
- Patok Pengarah

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. DIVISI 1. UMUM
2. DIVISI 2. DRAINASE
3. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
4. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6. DIVISI 7. STRUKTUR

METODE PELAKSANAAN
MOBILISASI
- Survey Lapangan
Pekerjaan dilakukan dengan tenaga ahli, Pekerjaan dilaksanakan pada saat
2
dimulainya kontrak, Survey dilakukan terhadapkondisi fisik existing yang akan
dikerjakan (sesuai dengan dokumen kontrak).

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

- Mobilisasi Personil
Mobilisasi Personil kontraktor yang cakap dan berpengalaman baik staf maupun
pelaksana dan tenaga kerja yang diusulkan.
- Mobilisasi/Demobilisasi peralatan
o Mobilisasi/pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi
keterangan lokasi peralatan dilapangan, Selanjutnya alat ditempat lokasi
yang aman / dalam base camp dan dekat dilokasi proyek agar mudah
nantinya.
o Administrasi dan dokumentasi dalam pelaksanaan program jadwal
pelaksanaan dalam bentuk kurva “S
o Metoda Pelaksanaan dalam mengerjakan suatu pelaksanaan pekerjaan
adalah merupakan suatu keharusan bagi setiap pelaksana yang
dipercayakan untuk mengerjakan suatu proyek, Hal ini adalah untuk
memudahkan manager dalam menyikapi setiap tantangan yang akan
dihadapi dalam masa pelaksanaannya.
o Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam
menyusun suatu metoda pelaksanaan ini antara lain meliputi :
 Tenaga Kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga
yang didatangkan/tenaga yang terampil(skill labour)
 Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual
ataupun peralatan alatberat/alat besar.
 Faktor cuaca yaitu memanfaatkan hari-hari kerja yang efektif dalam
pelaksanaan pekerjaan.

Setelah kami mempelajari isi dokumen lelang(gambar dan spesifikasi teknis) ada beberapa
hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan kami dalam menyusun langkah-langkah
metode pelaksanaan dalam pekerjaan ini. Dari pertimbangan hal-hal diatas, maka kami
susunlah suatu metoda pelaksanaan yang tepat yuntuk menunjang pelaksanaan pekerjaan
dengan tahapan-tahapan dan tepat sasaran, tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu.

DIVISI.1. UMUM
PEKERJAAN PERSIAPAN MOBILISASI
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan serta tenaga kerja
- Sesuai persyaratan dalam kontrak, maka kontraktor diharuskan menyiapkan
Direksikeet serta mengadakan Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan yang akan
dipakai dalam melaksanakan pekerjaan, maupun tenaga kerja yang dibutuhkan
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
- Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan dan
mengambil alat maupun tenaga kerja dari atau kelokasi pekerjaan.
- Sebelum pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga
kerja,kontraktor harus minta persetujuan terlebih dahulu kepada direksi.
3

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

Pembersihan Lapangan

Pembersihan dilapangan dimaksudkan adalah membersihkan daerah milik jalan


(damija) sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya. Langkah langkah yang ditempuh
adalah:

- Menentukan lebar damija yang akan dikerjakan dengan mengukur lebarnya


dasarnya adalah AS jalan.
- Buat patok-patok pembantu ditepi damija yang telah diukur, dan dihubungkan
dengan tali plastik.
- Membersihkan semak belukar dan penghalang-penghalang lain pada daerah
tersebut. Material hasil pembersihan dikeluarkan dari bagian jalan
(ditimbuni/dibakar/dimanfaatkan)

Pekerjaan Pengukuran/Gambar Pelaksanaan

- Direksi akan menunjukan kepada kontraktor letak lokasi patok-patok Bench


Mark(BM) dan elevasi yang akan digunakan sebagai titik dasar.
- Kontraktor harus menarik garis dari patok-patok garis sumbu disepanjang tanggul
dan saluran yang direncanakan dengan jarak per 50 meter satu sama lain atau
disesuaikan dengan bestek. Patok-patok harus terbuat dari kayu keras denga
diameter minimum 60mm dan dipancang kedalam tanah sedalam 30cm. Kepala
patok diberi cat merah dan nomor patoknya di cat putih.
- Profil-profil harus dibuat sesuai dengan ukuran penampang melintang tanggul
rencana dan dipasang dengan jarak 50mter antara satu dengan lainnya sesuai patok-
patok sumbu yang dipasang.
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melindungi, merawat dan memperbaiki
profil-profil tersebut sampai pekerjaan pembentukan/perapihan badan jalan selesai.
o Kemungkinan adanya ketidakcocokan atau kekhilafan untuk ukuran yang
tertera pada gambar, kontraktor wajib mneliti kembali dan memberitahukan
kepada direksi untuk dapat diadakan koreksi, maksudnya adalah sebelum
pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan, terlebih dahulu diadakan Pengukuran
Mutual Chek 0% (MC-0) berikut pembuatan gambar MC-0, tujuannya adalah
sebagai dasar acuan untuk pelaksanaan fisik agar didapatkan volume
/kwantitas secara akurat yang dibutuhkan, sehingga dapat dilakukan secara
efektif, ekonomis dan efisien, hal ini diperlukan karena kondisi tanah rawa
yang labil (perubahan elevasi).
o Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan 100% dilanjutkan dengan
pengukuran muthual Chek 100%(MC-100), Hal ini diperlukan untuk
mendapatkan besarnya volume / kwantitas pekerjaan yang telah dikerjakan.
Dalam pelaksanaan nantinya kontraktor akan membentuk panitia yang
ditentukan oleh direksi tugasnya adalah meneliti terhadap pelaksanaan MC-
4
0 dan MC-100.

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

PENGATURAN PEKERJAAN DILAPANGAN

- Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan
diambil sebagai acuan untuk pengaturan lapangan pekerjaan – pekerjaan proyek
- Mengadakan survey untuk pengaturan lapangan pekerjaan-pekerjaan proyek.
- Mengadakan survey secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada
lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk memungkinkan desain, survei perkerasan.
- Memasang tonggak-tonggak konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian bagi
pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase
samping dan gorong-gorong, sesuai dengan gambar-gambar proyek dan menurut
perintah direksi.

PENYIMPANAN BAHAN :

- Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan


tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut
selalu siap digunakan.

PENUMPUKAN AGREGAT :

- Agregat batu ditumpuk sehingga tidak ada segregasi serta untuk menjamin gradasi yang
memadai, tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter.
- Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah, atau dipisahkan
dengan partisi kayu.
- Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-tempat yang memadai
dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu-lintas dan membendung lintasan air.

MANAJEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini factor keselamatan pekerja dan lingkungan sekitarnya
adalah suatu keharusan yang perlu dijaga dan diwaspadai oleh semua pihak demi
kelancaran pekerjaan dan pertanggungjawaban perusahaan terhadap karyawan dan
tempat bekerja. Keselamatan pekerja tidak bisa diabaikan oleh karena itu wajib bagi
semua pekerja dan karyawan perusahaan diproyek ini menggunakan pakaian
keselamatan kerja sesuai standar yang berlaku.

MANAJEMEN MUTU
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus adanya pengujian bahan (Beton) kuat lentur
(Besi) yang dilakukan oleh tim independen.

 DIVISI.2. DRAINASE
- Pembuatan bouplang menggunakan benang dan patok
- Tanah digali dengan kedalaman sesuai gambar kerja menggunakan tenaga manusia
- Material batu belah dan pasir pasang didatangkan oleh pemasok dan ditimbun di
5
lokasi pekerjaan
- Selain batu belah, material yang digunakan adalah pasir pasang dan semen Portland
- Sebelum pemasangan batu belah untuk pondasi drainase, pasir dihampar dibawah
pasangan batu

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

- Pekerja membawa batu belah ke tempat tukang batu untuk dipasang dengan
adukan pasir dan semen dengan campuran adukan menggunakan 1:4
- Plesteran 1:4 dipasang pada bibir drainase dan sesuai gambar kerja
 DIVISI.3. PEKERJAAN TANAH
GALIAN
Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan galian dimana
pekerjaan ini merupakan galian pada drainase.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk diketahui dan disetujui.
- Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat jack hammer&air compressor
dan dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain
sebagainya.
- Sisa hasil galian dibersihkan dengan menggunakan air compressor.
- Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam dump truck dan diangkut ke luar
lokasi pekerjaan
- Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar
rencana.
TIMBUNAN
Dalam Pelaksanaan pekerjaan Timbunan Tanah Biasa dari sumber Galian secara mekanis ini
dilaksanakan setelah mendapat izin dari Pemilik pekerjaan, dan akan dilaksanakan setelah
selesainya pelaksanaan pasangan.
Pekerjaan timbunan tanah biasa ini akan menggunakan material dari sumber galian atau
didatangkan dari luar lokasi pekerjaan yang merupakan timbunan biasa yang telah
mendapat izin sebelumnya oleh pemilik pekerjaan, galian yang telah dibersihkan dari benda-
benda yang akan mengalami kelapukan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Tata Cara pelaksanaan pekerjaan ini, kami akan mengunakan cara standar
pelaksanaan, dan tetap mengkuti petunjuk teknis yang di perintahkan oleh direksi.
- Dalam melaksanakan pekerjaan ini, kami akan menggunakan peralatan
kesalamatan kerja yang disesuaikan dengan pekerjaan yang dilaksanakan
dilapangan.
- Pengukuran untuk pekerjaan ini adalah Unit price disesuaikan dengan hasil
pengukuran pekerjaan. Dan pembayaran harga satuan yang sudah termasuk biaya
pekerja, bahan dan alat.
 DIVISI.5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

Pekerjaan Perkerasan Beton


Meliputi Pekerjaan :
1. Cor Beton
Persyaratan Umum
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air
6
dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut
bentuk yang diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan
tahan lama (awet), yang memiliki karakteristik tertentu.

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

b. Agregat meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah
agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang
apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara
agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining)
atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak
diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Peraturan (Code) Beton
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia – PBI Tahun 1971 atau
perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan
beton, terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan
AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971.

 DIVISI.6. PERKERASAN ASPAL


LAPIS RESAP PENGIKAT-ASPAL CAIR
Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan
perbaikan pondasi agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat
ini ditutup dengan menggunakan material hotmix laston lapis pondasi (Ac-Base) dimana
untuk perekatan ke agregat antara lapis pondasi agregat dengan laston lapis pondasi (Ac-
Base) menggunakan lapis resap pengikat yang disiramkan dengan menggunakan aspal
sprayer.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
o Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan air
7 compressor
o Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga
menjadi campuran aspal cair

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

o Campuran aspal cair disemprotkan dengan aspahalt sprayer ke atas permukaan


yang akan dilapisi
o Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi
pekerjaan.

LAPIS PEREKAT –ASPAL CAIR

Sebelum laston lapis Aus AC-WC leveling dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan
antara permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan bahan lapis perekat
yang disemprotkan menggunakan Aspal Sprayer.

Metoda Kerja:

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request terlebih dahulu dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui
 Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air
compressor.
 Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dengan komposisi sesuai spesifikasi dan
dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
 Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan
dilapisi
 c. Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.

LASTON LAPIS AUS (AC-WC)(gradasi halus/kasar)

Aspal Concrete(AC)-Wearing Course(WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling


atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat non structural AC-WC dapat
menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan
menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.

Metoda Kerja:

 Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix


pada saat produksi dan pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan.
 Turunkan plat sreed dan ganjal dengan kayu setinggi tebal rencana hamparan
 Panaskan plat screed kurang lebih sampai dengan suhu aspal yang akan digelar.
 Mundurkan dumptruck menuju finisher. Ban belakang jangan mengenai finisher dan harus
berada kurang lebih 15cm dirollerbars, tuangkan campuran dari dumptruck ke hopper dan
suhu campuran antara 130 derajat celcius sampai dengan 15 derajat celcius.
 Jalankan mesin penghampar bergerak bersama-sama dumptruck dengan kecepatan yang
sama.
8
 Perlu diperhatikan, dumptruck tidak boleh mengalami atau menabrak finisher karena plat
screed akan mendesak campuran yang mengakibatkan berbekas berupa garis melintang.
 Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

 Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah lintasan 1
passing
 Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasan
disesuaikan dengan jumlah hasil Trial Mix
 Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller

Gambar.5. Penghamparan Aspal

LASTON-LAPIS PONDASI(AC-BASE)
Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan
penghamparan laston lapis pondasi (AC-Base) setebal 6cm. Lapisan ini digunakan sebagai
lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatnnya
dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan lapis resap pengikat.
Metoda kerja:
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui
o Menyerahkan hasilpengujianmaterial (job mix design) material hotmix laston
o Lapis pondasi(Ac-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai
spesifikasi teknik yang disyaratkan
o Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui
ketebalan densitynya.
o Pencampuran material hotmix AC-Base diolah menggunakan AMP.
o Material hotmix AC-Base dimuat langsung kedalam dumptruck dan diangkut ke
lokasi pekerjaan.
o Matrial AC-Base dihampar dengan alat Asphalt Finisher dan dipadatkan dengan
alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian
dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan
lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan
dengan menggunakan alat bantu.
o Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan
9 sample dengan core drill untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan
densitynya
ASPAL MINYAK

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

Asphalt Minyak bumi adalah asphalt yang merupakan residu destilasi minyak bumi. Setiap minyak
bumi dapat menghasilkan residu jenis asphaltic base crude oil yang mengandung banyak aspal,
paraffin base crude oil yang mengandung banyak paraffin, atau mixed base crude oil yang
mengandung campuran aspal dengan paraffin. Umtuk perkerasan jalan umumnya digunakan
asphaltic base crude oil.

Hasil destilasi minyak bumi menghasilkan bensin,minyak tanah, dan solar yang diperoleh pada
temperature berbeda-beda, sedangkan aspal merupakan residunya.

BAHAN PENGISI (FILLER) TAMBAHAN

Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu kapur,semen portland,abuterbang,abu


tanur,semen atau bahan non plastis lainnya dari sumber yang disetujui, bahan tersebut harus bebas
dari bahan lain yang tidak dikehendaki.

Harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan basah harus
mengandung bahan yang lolos saringan 75 micron tidak kurang dari 75% beratnya.

Penggunaan kapur tohor sebagai bahan pengisi dapat memperbaiki daya campuran, membantu
penyeliputan dari partikel agregat dan membantu mencegah penglupasan. Akan tetapi banyaknya
variasi kualitas dari sumber-sumber kapur dan kecendrungan dari kapur tersebut untuk membentuk
gumpalam-gumpalan terbukti dapat menimbulkan masalah sewaktu penakaran. Pengembangan
kapur karena hidrasi dapat menyebabkan keretakan campuran apabila kadar kapur tersebut terlalu
tinggi. Apabila kapur yang digunakan maka proporsi maksimum yang diijinkan adalah 1% dari berat
keseluruhan campuran asphalt.

BAHAN ANTI PENGELUPASAN (anti stripping agent)

Bahan anti penglupasan ini dicampurkan kedalam AMP sebagai bahan campuran standar pembuatan
Hotmix

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A UTK PEKERJAAN MINOR


Lapis pondasi ini merupakan lapisan pondasi atas dari lapis pondasi pada perkerasan
jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui
o Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan
ketebalan bervariasi.
o Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan water tank
truck(sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan stamper.
o Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi, tepi hamparan
dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

10
MARKA JALAN TERMOPLASTIK
Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa
pengecatan marka jalan dengan termoplastik. Pekerjaan ini dilaksanakan diatas
permukaan jalan AC-WC Levelling yang telah selesai dilaksanakan.

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:


o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
o Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran
o Cat disemprotkan dengan compresor diatas permukaan perkerasan jalan
o Peralatan beserta bahan dibawa oleh dumptruck
o Glass bit diberikan/ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka
disemprotkan.
o Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

 DIVISI.8. STRUKTUR
Merupakan baja tulangan Bentuk Ulir dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan
leleh karekteristik 3.200 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja
tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
Penjelasan Tahapan Pekerjaan Baja Tulangan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi
dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar
baja tulangan adalah sebagai berikut :
 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air
tanah atau terhadap bahaya kebakaran.
 Untuk beton yang terendam/ tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau
timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan tebal selimut beton
antara lain :
- Untuk besi diameter 16 mm dan lebih kecil 3,5 cm
- Untuk besi diameter 19 mm dan 22 mm 5,0 cm
- Untuk besi diameter 25 mm dan lebih besar 6,0 cm
 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk
beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan
dapat menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk beton yang
ditempatkan langsung di atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan
langsung dengan kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya. Besi dipotong dan
dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa sesuai
11
dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan Kawat pengikat untuk
mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI 07-6401-2000.
 Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin
bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
 Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kan
dengan mesin pembengkok.
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan
kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
 Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebu-tuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat
(stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada
Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap
penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan
setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan
pada titik dengan tegangan tarik minimum.
 Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang
tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait
pada ujungnya.
 Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga
tidak akan terekspos.
 Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama,
maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian
(semen dan air saja).
 Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau
beban konstruksi lainnya.
 Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual check
bersama.

 PENUTUP
Setelah seluruh item pekerjaan selesai dilaksanakan dilakukan pembersihan lokasi sebelum
diserahterimakan kepada pihak proyek. Semua sisa bahan bangunan, kotoran-kotoran harus
dibersihkan sehingga disaat serah terima dilaksanakan pekerjaan dalam keadaan bersih dan
rapi.
Demikianlah metoda pelaksanaan ini dibuat agar dapat menjadi pedoman dalam
12 melaksanakan pekerjaan nantinya, sehingga pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan
waktu yang telah diberikan.

……………………….
METHODE PELAKSANAAN

13

……………………….

Anda mungkin juga menyukai