Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PROSEDUR DARURAT DALAM GEDUNG

BUILDING EMERGENCY PROCEDURE MANUAL

PROGRAM STUDI KIMIA


CHEMITRY STUDY PROGRAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FACULTY OF MATHEMATIC AND NATURAL SCIENCES

UNIVERSITAS HASANUDDIN
HASANUDDIN UNIVERSITY

2018
STRUKTUR ORGANISASI PENGENDALIAN SITUASI DARURAT

Dr. Nursiah La Nafie, M.Sc


Warden in Faculty

Dr. Muhammad Zakir, M.Si


Secretary in Faculty

ABDUR RAHMAN ARIF, S.Si, M.Si


Warden in Department

SUGENG ASROFIN, STP


Assistant Warden

HASLINDA, S.Si
MOH. IQBAL, STP Searcher And Disable MAHDALIA, S.Si
Evacuation Monitor Assistant Muster Point Monitor
1. PENDAHULUAN/ INTRODUCTION
Prosedur ini dirancang untuk menjelaskan langkah-langkah yang harus
dilakukan saat terjadinya situasi darurat. Prosedur ini “hanya” mencakup situasi darurat yang
paling umum terjadi, bukan setiap situasi yang mungkin terjadi. Dalam situasi darurat, seseorang
harus menggunakan akal sehatnya. Gunakan selalu inisiatif, intuisi dan penilaian yang baik
untuk memastikan keselamatan Anda sendiri. Mengingat setiap situasi adalah berbeda, dan
respons/ tindakan Anda bergantung pada situasi darurat tertentu.
Setiap karyawan bertanggung jawab untuk mengetahui tindakan apa yang dilakukan
sebelum, selama dan sesudah situasi darurat. Silakan Anda baca buku pedoman ini dan
mempraktikkan prosedur-prosedur yang telah digariskan di dalamnya. Kenali lingkungan tempat
kerja Anda, termasuk karyawan lain yang bekerja di sekitar Anda. Bahas isi buku pedoman ini
bersama rekan kerja Anda dan lakukan pengetesan sebelum Anda membutuhkannya. Lakukan
latihan dan ikuti prosedur yang ada. Lakukan tindakan pencegahan yang diperlukan
sebagaimana yang terdapat dalam buku pedoman ini.
This procedure designed to outline the steps to be taken in the event of an emergency
situation. This procedure covers only the most common emergencies, not every potential
event. In an emergency it is imperative to use good common sense. Always use initiative,
intuition and good judgment to assure your own personal safety. Since every situation is
different, your response will depend on the particular circumstances of the emergency.
It is every employee’s responsibility to know what action to take before, during and
after an emergency. Please read this manual and practice the procedures outlined
within. Familiarizes yourself with your workplace environment and other employee’s
who work nearby. Discuss the content of this manual with your co-worker and test them
before you need them. Have a rehearsal and walk through the procedures. Take the
necessary precautions mentioned in this manual.
A. Management Phone Number (Warden) / Nomor Telepon Manajemen (Pengawas)

Contact ERP Roles Cell Phone


Nursiah La Nafie Warden in Faculty +62-82192964854
Muhammad Zakir Assistant Warden in Faculty +62-81341945533
Abdur Rahman Arif Warden in Department +62-85242520068
Sugeng Asrofin Assistant Warden in +62-81343650516
Department
Moh. Iqbal Evacuation Monitor +62-8114189456
Haslinda Search And Disable Monitor +62-81342502920
Mahdalia Muster Point Monitor +62-85399399778
B. Communication Plan of Emergency/Rencana komunikasi Darurat
Orang yang menemukan adanya kondisi darurat di Departemen Kimia harus segera menghubungi:
1) Nomor Pengendali Pelayanan Darurat (24 jam): +62-81242408204 atau Pengawas “yang
bertugas”.
2) Pengawas yang “bertugas”.
Jika kedaruratan tidak terjadi di dalam gedung Departemen Kimia, maka dia harus segera
menghubungi Pengawas “yang bertugas”. Daftar nama anggota CSP dalam keadaan darurat
seperti tercantum dalam table 1.2 -1.3 di atas atau nomer pelayanan darurat umum seperti yang
tercantum di atas.
The person who discovers an emergency at CSP office building shall immediately call to:
1) Emergency Call Center (24 hrs): +62-81242408204 or Warden “on duty”.
2) Warden “on duty”.
When the emergency is not in the CSP office building, he/ she shall immediately call
Warden “on duty”. The details on CSP`s key personnel for Emergency Response Team
contact numbers refer to table 1.2 – 1.3 above, or other public emergency services numbers as
above.
Gedung Program Studi Kimia, atau yang disebut dengan Gedung Departemen Kimia
memiliki lima (5) lantai Lantai pertama terdiri dari ruang lobi utama, area resepsionis dan
pintu masuk untuk umum serta ruang pameran, dengan beberapa ruang laboratorium.
Peralatan keselamatan pada gedung mencakup adanya alat sistem alarm, sistem supresi
kebakaran, sistem recall/ pemanggilan – ke lantai satu pada elevator, dan panil kontrol
kebakaran. Panil Kontrol kebakaran memantau peralatan darurat yang terdapat pada setiap
lantai gedung. Seluruh lantai dilengkapi dengan titik panggil manual, alarm audio/ suara dan
visual, alat pemberitahuan melalui pengeras suara (pemancar berita), rambu-rambu evakuasi
yang bisa menyala, alat pemadam api, pipa hidran dengan selang kebakaran, sistem sprinkler
dan lampu darurat. Setiap lantai telah dipasang papan rencana evakuasi lantai termasuk
tanda jalur keluar yang menunjukkan rute keluar dan mengidentifikasi lokasi seluruh peralatan
kebakaran.
Chemistry Study Program (CSP) or called Cemistry Building has five (25) floors. The
ground floor includes the main lobby reception area and public entrance, with display room
and laboratories.
Building life safety features include a fire/smoke detection and alarm system, fire
suppression system, elevator recall system, and fire control panel. The fire control panel
monitors the emergency equipment located on every floor of the building. All floors are
equipped with manual call point, audible and visual alarm, voice notification speakers (P.A
system), illuminated exit signs, fire extinguishers, standpipe with fire hoses, overhead
sprinkler and emergency lighting. Each floor has posted evacuation floor plan placards
include the exit sign that show exit routes and identify the location of all fire equipment.
1. Alarm Kebakaran/ Fire Alarm
Sistem alarm kebakaran yang menggunakan sistem pelacakan sumber (addressable)
memiliki kemampuan untuk memberikan informasi tentang lokasi awal alarm. Tititk panggil
manual ada di area umum/ publik. Aktivasi alarm akan mengirimkan alaram audio/visual ke
lantai yang terbakar dan ruang pemantau gedung. Lantai yang terpengaruh (lantai yang
terbakar, satu lantai diatas dan dibawah) akan diberitahu melalui alat pengeras suara.
Fire alarm system using addressable system which is has capability to give the
information of location of originated alarm. Manual call points are located at public area.
Activation of the alarm will send an audio/visual alarm to affected floor and building
monitoring station. The affected (the fire occurred floor, one above and one bellow) floors
will be notified by speaker.

2. Selang dan Pipa Hidrant Kebakaran/ Fire Standpipes & Hoses


Setiap lantai gedung dilengkapi dengan pipa hidran kebakaran. Pipa hidran terdapat
dalam kotak hidran dan dilengkapi dengan selang dan nozzle/ penyembur.
Every floor of building is equipped with fire standpipes. Standpipes are located
within hydrant box and completed with hose and nozzle.
3. Alat Pemadam Api/ Fire Extinguisher
Alat pemadam api dengan bahan kimia kering ada di setiap lantai gedung. Jika Anda
akan menggunakan atau membuang alat pemadam api dengan alasan apapun, silakan beritahu
petugas kantor– bagian administrasi Departemen (Atas mana Sarinah +62-81342641986)
sehingga kita bisa segera melakukan pengisian atau menggantikannya.
Dry chemical fire extinguishers are located on every floor in the building. If you use or
discharge an extinguisher for any reason, please notify Office staff – Corporate administration
(Attn. Sarinah – phone +62-81342641986 so we can recharge or replace the extinguisher
immediately.

4. Elevator Recall dan Layanan Darurat/ Elevator Recall and Emergency Service
Elevator menjadi tempat berbahaya jika berada di dekat api. Panas dan kerusakan yang
diakibatkan oleh kebakaran bisa memberikan “perintah” yang keliru di lantai di mana api
menyala, yang mana hal itu mengakibatkan elevator mengarah untuk lantai yang terbakar
tersebut. Sistem ini dipasang untuk mencegah orang-orang agar tidak menggunakan atau
mencoba menggunakan elevator selama terjadinya kebakaran. DILARANG menggunakan
elevator selama terjadinya kebakaran.
Elevators are a dangerous place to be in a fire. The heat and damage caused by a fire can
register a false “call” on the floor where the fire is burning, causing the elevators to
reroute to that floor. The automatic recall system has been installed to prevent people from
using or attempting to use the elevators during a fire. DO NOT use the elevators during a
fire.
Pemanggilan elevator otomatis
Jika ada alat pendeteksi asap yang dipasang di setiap lantai mendeteksi adanya asap, sistem
pemanggilan elevator otomatis langsung aktif. Seluruh pintu elevator akan tertutup dan
kereta akan kembali ke lantai dasar, di mana mereka akan tetap tinggal dengan pintu
terbuka hingga dikembalikan oleh Pengelola Gedung (Top Commander/ Komandan
Tertinggi). Sistem ini bisa juga diaktifkan atau di-bypass secara manual dari kunci
sakelar (key switch) yang terletak di ruang pengendali.
Automatic Recall
If any of the smoke detectors installed on every floor sense smoke, the automatic elevator
recall system is activated immediately. All elevator doors will close and the cars will return
to the ground floor, where they will remain with doors open until released by Building
Management (Top Commander). This system may also be activated or manually bypassed
from a key switch located in the control room.
5. Tangga Darurat / Stairwells
Sebagai bagian dari persiapan evakuasi darurat, seluruh pegawai harus mengetahui lokasi
tangga darurat gedung. Setiap lantai memiliki dua tangga yang terletak di bagian tengah
gedung. Kedua tangga bangunan ini dilengkapi dengan lampu penerangan darurat dan kipas
tekanan untuk mencegah agar asap tidak masuk ke tangga darurat.
As part of emergency evacuation preparation, all employees should know the
location of building stairwell. Each floor has two stairwells which are located on centre
of the building. Both stairwells are equipped with emergency lighting and pressurize fan
to prevent smoke enter the stairwell.
6. Rambu keluar dan Rencana Evakuasi/ Evacuation Plan and Exit Signs
Rambu “keluar” dan rencana evakuasi yang ada di kantor dan lobi elevator
memberikan instruksi darurat dan prosedur evakuasi dan berisikan denah lantai yang
menunjukkan lokasi pintu keluar dan peralatan pemadam kebakaran.
Evacuation Plans and “exit” signs located at office and elevator lobbies provides
emergency instruction and evacuation procedures and contain a floor plan showing exits and
fire equipment locations.

7. Listrik dan Penerangan Darurat / Emergency Power and Lighting


Selama listrik padam, sebuah generator darurat akan beroperasi secara otomatis yang
akan mengalirkan listrik ke seluruh peralatan keselamatan dan lampu darurat. Sistem listrik
darurat akan menjalankan pompa kebakaran dan menyediakan penerangan pada pintu darurat di
area-area umum dan tangga darurat. Penerangan cadangan di pintu keluar yang menggunakan
batu baterai juga dipasang di tangga darurat.
During power failure, an emergency generator operates automatically, powering
all safety equipment and emergency lighting. The emergency power system runs the fire
pump and provides emergency exit lighting in common areas and stairwell. Backup battery-
powered emergency exit lighting is also installed in the stairwells.
8. Area titik Berkumpul–Darurat / Emergency – Assembly Area (Muster Point)
Jika terjadi Evakuasi Bangunan Sebagian ataupun Total (keseluruhan), semua
penghuni kantor harus meng-evakuasi dirinya menuju ke Area Relokasi Sementara (TRA)
atau Area/ titik Berkumpul yang telah ditentukan melalui tangga darurat terdekat yang aman.
Semua evakuasi harus dipimpin oleh Pengawas /Warden dan dibantu/ pandu oleh Asisten
Pengawas berdasarkan instruksi/ perintah dari Tim Tanggap Darurat Gedung.
In-case of Partial or Total Building Evacuation, all office occupants shall evacuate
them-self to Temprary Relocation Area (TRA) or appoint assembly area (muster point)
trough nearest and safest stairwells. All evacuation shall be lead by Warden and assisted/
guided by Assistant Warden based on instruction of Building Emergency Response Team
(BERT).
2. Pakaian Laboratorium/ Lab Coat
Semua siswa diharuskan mengenakan jas laboratorium kapan pun bekerja dengan bahan kimia
di lab. Mantel lab lebih dari seragam mengidentifikasi Anda sebagai ilmuwan; Ini memberi
Anda perlindungan dari tumpahan panas atau bahan korosif serta melindungi pakaian biasa
Anda. Gunakan yang umum Rasa dalam memilih baju yang Anda kenakan ke laboratorium.
Pakaian longgar Mungkin lebih mudah terbakar dan mungkin juga menyebabkan kecelakaan
Tumpahan.
All students are required to wear a lab coat at all times when anyone is working with
chemicals in the lab. A lab coat is more than a uniform identifying you as a scientist; it affords
you some protection from spills of hot or corrosive materials as well as protecting your
regular clothing. Use common sense in choosing the clothes that you wear to the laboratory.
Loose clothing may be more susceptible to catching on fire and may also cause accidental
spills.
3. Masker Dan Kacamata Pelindung/ Mask and Goggles
Masker digunakan sebagai pelindung dalam proses praktek laboratorium untuk menghindari
kontak dengan senyawa berbahaya yang volatile. Kacamata pelindung digunakan untuk
melindungi mata dari percikan zat berbahaya baik zat yang wujudnya padat, cair maupun gas.
Masks are used as a protector in the laboratory practice process to avoid contact with volatile
hazardous compounds. Protective goggles are used to protect the eyes from the sparks of
harmful substances of solid substances, liquid or gas.

4. Shower dan Pencuci Mata/ Shower and Eye Wash


Tempat mandi darurat dan stasiun pencuci mata menyediakan dekontaminasi langsung.
Mereka membiarkan pekerja menyirami zat berbahaya yang dapat menyebabkan luka.
Paparan kimia yang tidak disengaja masih dapat terjadi bahkan dengan kontrol teknik dan
tindakan pencegahan yang baik. Akibatnya, penting untuk melihat melampaui penggunaan
kacamata, pelindung wajah, dan prosedur penggunaan alat pelindung diri. Tempat cuci tangan
darurat dan stasiun pencuci mulut adalah cadangan yang diperlukan untuk meminimalkan
dampak paparan terhadap bahan kimia. Mandi darurat juga dapat digunakan secara efektif
dalam memadamkan api atau untuk membilas paparan zat dari pakaian.
Emergency showers and eyewash stations provide on-the-spot decontamination. They
allow workers to flush away hazardous substances that can cause injury. Accidental chemical
exposures can still occur even with good engineering controls and safety precautions. As a
result, it is essential to look beyond the use of goggles, face shields, and procedures for using
personal protective equipment. Emergency showers and eyewash stations are a necessary
backup to minimize the effects of accident exposure to chemicals. Emergency showers can
also be used effectively in extinguishing clothing fires or for flushing contaminants off
clothing.
C. Defenisi

All-Hazard Drill Suatu latihan untuk membuat penghuni gedung paham/ familiar dan/
atau mempraktekkan prosedur tetap-di-tempat, relokasi di dalam gedung,
evakuasi sebagian bangunan, dan evakuasi total/ keseluruhan, sesuai dengan
ERP
A training exercise in which building occupants are familiarized with
and/or practice the procedures for remain-in-place, in-building
relocation, partial building evacuation, and total building evacuation, in
accordance with an ERP.
All-Hazard Kejadian yang memerlukan pelaksanaan ERP gedung membantu
Emergency menyediakan untuk keselamatan penghuni bangunan. Kejadian tersebut
dapat disebabkan oleh kekuatan alam, termasuk gempa bumi, angin
yang berbahaya (angin topan, tornado, badai), bahaya yang berhubungan
dengan api (kebakaran besar di masyarakat sekitar, kebakaran bangunan),
bahaya akibat ulah manusia (disengaja, kriminal, atau teroris di tempat
umum); atau deklarasi/ pengumuman darurat oleh otoritas hukumEvents
that require implementation of a building’s EAP to help provide for the
safety of the building occupants. Such events can be due to natural forces,
including earthquakes, wind- related hazards (hurricanes, tornadoes,
windstorms), fire-related hazards (community-scale fires in the wildland-
urban interface, building fires), to human- made hazards (accidental,
criminal, or terrorist in nature); or to a declaration of emergency by a
Assembly Area lawful
Sebuah authority.
area/ lokasi yang ditentukan dalam atau di luar bangunan yang
penghuni bangunan diarahkan untuk melaporkan diri sebagai bagian dari
evakuasi.
A designated area inside or outside a building to which building occupants
are directed to report as part of an evacuation.
Emergency Management representative that responsible to manage all incident or
Management issue with at “medium level” of Crisis Management Severity Matrix in
Team (EMT) CSP Crisis Management System (CSP-SYS-1).
Perwakilan manajemen yang bertanggung jawab untuk mengelola semua
insiden dan issue yang masuk pada “level/ tingkat menengah” dari Tabel
Keparahan Manajemen Krisis dalam CSP Crisis Management System (CSP-
SYS-1).
Orang-orang (petugas) yang diidentifikasi dalam ERP sebagai bertanggung
Emergency jawab atas pelaksanaan rencana tersebut, termasuk, namun tidak terbatas
Response Team – pada, Komandan Utama, Komandan Kedua, tim Teknik/ enjinering,
Building (BERT) Pemadam kebakaran, tim Titik Kumpul, tim Sweeping/ penyapu/ pencari dan
tim Parkir.
The individuals identified in an ERP as responsible for the
implementation ofthe plan, including, but not limited to, the Top
Commander, Second Commander, Engineering team, Fire fighters,
Assembly area team, Sweeping team and Parking team.
Orang-orang (petugas) yang diidentifikasi dalam ERP sebagai bertanggung
Emergency jawab atas pelaksanaan rencana tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada,
Response Team Pengawas, Asisten Pengawas, team Pencari & Penolong Orang
(ERT) – CSP Berketerbatasan, pemimpin Titik Kumpul.
The individuals identified in an ERP as responsible for the
implementation of the plan, including, but not limited to, the Warden,
Assistant Warden, Searchers & Disable assistant, Assemly/ Muster point
Leader.
Building Liaison Orang (petugas) yang bertanggung jawab untuk koordinasi kegiatan dalam
bangunan.
The individual responsible for the coordination of activities within a
building.
Competent Person Seseorang yang memenuhi syarat oleh pendidikan, pelatihan,
Orang yang danpengalaman dan yang dilengkapi dengan instruksi yang diperlukan
Kompeten untuk dapat melaksanakan tugas yang diperlukan keselamatan dan / atau
tanggap terhadap ancaman terhadap bangunan dan penghuninya.
A person who is qualified by education, training, and experience and
who is provided with the necessary instructions to be able to carry out the
required life safety task(s) and/or response to threats to the building
and its occupants.
Latihan Latihan yang melibatkan darurat simulasi yang penting yang mensyratkan
Drill petugas untuk melakukan operasi tanggap darurat untuk tujuan mengevaluasi
efektivitas program pelatihan dan pendidikan dan kompetensi petugas dalam
melaksanakan tugas dan fungsi respon yang diperlukan.
An exercise involving a credible simulated emergency that requires
personnel to perform emergency response operations for the purpose of
evaluating the effectiveness of the training and education programs and
the competence of personnel in performing required response duties and
functions.
Latihan RTD Sebuah latihan dimana staf Hidup Keselamatan dibiasakan dengan dan / atau
ERP Drill. mempraktekkan prosedur untuk sisa-di-tempat, di dalam gedung relokasi,
evakuasi parsial, atau total evakuasi, sesuai dengan RTD.
A training exercise by which Life Safety staff are familiarized with and/or
practice the procedures for remaining-in-place, in-building
relocation, partial evacuation, or total evacuation, in
accordance with an ERP.
Rencana Tanggap Sebuah rencana tindakan yang harus dilakukan oleh pengusaha, karyawan,
Darurat (RTD) dan penghuni kantor lainnya untuk keselamatan mereka dari kebakaran dan
Emergency keadaan darurat lainnya.
Response Plan A plan of designated actions by employers, employees, and other office
(ERP) occupants to provide for their safety from fire and other emergencies.

Pengawas lantai – Seorang petugasPengelola Gedung yang dilatih untuk melakukan tugas
Pengelola pada lantai gedung yang diberikan dalam keadaan darurat.
Gedung A building staff member trained to perform assigned duties on a building
Floor Warden floor in the event of an emergency.
– Building
Management
Pengawas Seorang pegawai perusahaan dilatih untuk melakukan tugas pada lantai
(Asisten) - bangunan yang diberikan dalam keadaan darurat.
PTVI A company staff trained to perform assigned duties on a building floor in
Warden the event of an emergency.
(Assistant) –
GESP di dalam
Relokasi Gerakan dari penghuni bangunan yang diperintahkan dari daerah yang
Gedung terancam bahaya dalam gedung ke area relokasi dalam gedung yang sama,
In-Building seperti yang ditunjuk oleh Gedung HSE Manager, dalam menanggapi suatu
Relocation Semua Bahaya Darurat.
The controlled movement of building occupants from an endangered area
of a building to a relocation area within the same building, as designated
by the Building HSE Manager, in response to an All- Hazard Emergency.
Area Relokasi Sebuah area yang ditentukan dalam sebuah gedung yang penghuni gedung
Sementara dapat direlokasi sesuai dengan ERP (yang disetujui oleh Manager HSE
Temporary Gedung).
Relocation A designated area within a building to which building occupants can
Area (TRA) be relocated in accordance with the ERP (as approved by the
Building HSE Manager).
Manajemen Ketua Departemen GESP atau orang yang ditugaskan memiliki kuasa
Management daripadanya.
The head of Department of GESP or other assigned person having charge
thereof.
Titik panggil Alat yang bekerja secara manual dan alarmnya tidak dapat dioperasikan
manual sepanjang kaca penghalangnya belum dipecahkan.
Manual call point Device which work manually and the alarm could not operate before the
break glass being break.
Evakuasi Gedung Pengosongan gedung dari beberapa bagian tapi tidak semua penghunigedung
Sebagian dalam menanggapi sebuah Darurat Semua-Bahaya yang ditetapkan oleh
Partial Building Building ERT (Komandan Utama).
Evacuation The emptying of a building of some but not all building occupants in
response to an All-Hazard Emergency as designated by the
Building ERT (Top Commander).
Rencana Evakuasi Evaluasi individu mengenai kemampuan-nya mengevakuasi sendiri dan
Darurat Pribadi akibat dari evakuasi gedung.
Personal An individual’s evaluation of his or her own evacuation capabilities and
Emergency the effect on building evacuation.
Evacuation Plan
Penghuni Kantor Semua orang di dalam gedung, termasuk karyawan kantor, karyawan
Office Occupants kontraktor, petugas kebersihan kantor/ cleaning service, dan pengunjung/
tamu.
All persons in the building, including office employees, contractors
employees, office-boy/ cleaning service, and visitors.
Evakuasi Pengosongan gedung dari semua penghuni dalam menanggapi sebuah Semua
Keseluruhan – Bahaya Darurat.
Gedung The emptying of a building of all occupants in response to an All-Hazard
Total Building Emergency.
Evacuation

Pengawas Orang/ petugas yang kompeten yang ditunjuk oleh Manajemen untuk
Warden melakukan tugas-tugas-nya. (Lihat definisi Orang Kompeten dan
Manajemen.)
Competent person/ officer designated by the Management to perform the
duties of the position. (See definitions of Competent Person and
Management.)
D. Emergency Response Team (ERT) Member / Anggota Tim Tanggap Darurat
(TTD)
The Emergency Response Team (ERT), composed of management, Chief Warden,
Assistant Wardens and others emergency staff, has been designated to perform specific
tasks in the event of an emergency. It is important for all building occupants to be familiar
with these key personnel and follow their direction in a timely and organized manner.
Tim Tanggap Darurat (TTD), yang terdiri dari manajemen, Pengawas, Asisten Pengawas
dan Petugas darurat lainnya yang telah ditunjuk sebelumnya, bertugas untuk melaksanakan
pekerjaan khusus dalam hal terjadinya situasi darurat. Seluruh penghuni gedung sangat perlu
untuk mengetahui personil utama ini dan mengikuti arahan secara tepat waktu dan terarah.
1. Warden / Pengawas
Warden is the management representative, who is responsible for coordinating the
efforts and manages in all life safety issue. The Warden must have the ability and
inquisitiveness to understand complex building systems; be able to communicate well, both
verbally and in writing; and be able to train and supervise other activities. He or she must
deal effectively at all levels management, emergency staff/ team (ERT), Building
Emergency Response Team (BERT), fire department, security and occupants. The warden
will put on the red helmet on his/her duty.
Pengawas adalah representasi/ petugas perwakilan manajemen yang bertanggung jawab
untuk mengkoordinasikan upaya-upaya dan mengelola seluruh masalah keselamatan yang
mengencam jiwa. Pengawas harus memiliki kemampuan inkuisitif/ keingintahuan untuk
memahami sistem gedung yang kompleks; mampu berkomunikasi dengan baik, baik secara
lisan maupun tertulis; dan mampu memberikan pelatihan dan mengawasi kegiatan-kegiatan
lain. Dia harus mampu berhubungan dengan seluruh level manajemen, karyawan/ team
darurat (ERT), Team Tanggap Darurat Gedung, dinas Pemadam Kebakaran, Keamanan
(Sekuriti) dan penghuni.
Emergency Responsibilities
 Ensuring that the appropriate outside emergency agencies (i.e.SAR, ambulance
services etc.) have been notified, if required.
 Coordinates the activities of all assistant wardens and emergency response team.
 Coordinates all occupants notification and makes sure that any necessary
evacuation or relocation begins.
 Ensures adequate monitoring and control of all building life safety systems and
equipment.
 Confirm that any investigation of the fire or source of the alarm, or initial suppression
of fire, or any other emergencies incident/ issue, is performe
 Arranges for responding emergency personnel to be met at the designated entrance of
the building and given an up-to-date report on the incident (including its location and
any reported injuries, location and status of all evacuees).
Tanggung Jawab Darurat
 Memastikan bahwa petugas-petugas darurat di luar yang sesuai (misal SAR,
pelayanan ambulance dll.) telah diberitahu, jika diperlukan.
 Mengkoordinasikan kegiatan seluruh asisten pengawas dan tim tanggap darurat.
 Mengkoordinasikan seluruh pemberitahuan kepada penghuni dan memastikan bahwa
setiap evakuasi atau relokasi yang diperlukan dilaksanakan dengan benar.
 Memastikan pemantauan dan pengontrolan yang memadai terhadap peralatan dan
sistem keselamatan gedung.
 Mengkonfirmasikan bahwa setiap investigasi kebakaran atau sumber alarm, atau
supresi awal kebakaran, atau insiden/ issue kedaruratan dilaksanakan.
 Mengatur personil pemberi bantuan tanggap darurat yang harus ditemui di pintu
masuk yang telah ditetapkan dan memberikan laporan terkini tentang insiden
(termasuk lokasi dan setiap cedera yang dilaporkan, lokasi dan status seluruh orang
yang dievakuasi).
Non-emergency Responsibilities
 Implement the fire life safety program.
 Establish and maintain an up-to-date Emergency Response Plan (ERP).
 Ensure that the building is maintained in a safe condition for occupants by conducting
regular safety inspection of all areas, documenting all effort to correct hazard and
problems.
 Maintain up-to-date lists of assistant wardens and alternates.
 Maintain up-to-date lists of disabled and non-ambulatory persons.
 Distribute documentation and printed material to office occupants, assistent warden,
emergency team and building emergency staff outlining procedures to be followed
when an emergency occurs.
 Provide training that details the duties and responsibilities of all persons in an
emergency situation and maintain documentation of dates, subject, and
attendances for each training sessions.
 Conduct fire evacuation drills at leats one a year as per schedule.
 Coordinate with Manager of Emergency Response, Helath and Safety to develop an
emergency drill schedule for other emergencies, and conduct drill as per approved
schedule.
 Assuring that Assistant Warden and Emergency Response Team assigned, and calling
periodic meetings of these personnel to provide information and training about
emergency procedures, including evacuation and relocation, emergency care and
evacuation of the disabled, and fire prevention.
Tanggung Jawab Non-Tanggap Darurat
 Mengimplementasikan program keselamatan kebakaran
 Menyusun dan senantiasa memperhaharui Rencana Tanggap Darurat (RTD).
 Memastikan bahwa gedung dipelihara secara aman bagi penghuni dengan
mengadakan inspeksi keselamatan secara berkala di seluruh area, mencatat seluruh
upaya untuk membetulkan ancaman bahaya dan masalah.
 Senantiasa memperbaharui daftar Asisten Pengawas dan penggantinya.
 Senantiasa memperbaharui daftar orang yang cacat dan orang sakit yang tidak dapat/
kesulitan berjalan (non-ambulatory).
 Membagikan catatan dan material cetak kepada penghuni kantor, Aisten Pengawas,
Petugas Darurat dan petugas tanggap darurat gedung yang menguraikan prosedur-
prosedur untuk diikuti saat terjadi.
 Memberikan pelatihan yang menjelaskan rincian tugas dan tanggung jawab seluruh
orang yang berada dalam situasi darurat dan senantiasa menyimpan catatan tanggal,
perihal, dan kehadiran untuk setiap sesi pelatihan.
 Melakukan latihan evakuasi kebakaran paling tidak setahun sekali sesuai dengan
jadwal yang telah disetujui.
 Berkoordinasi dengan Manager Emergency Response, Health and Safety dalam
membuat jadwal latihan kedaruratan lainnya, serta melakukan latihan tersebut sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui.
 Memastikan penugasan Asisten Lantai dan Tim Tanggap Darurat lainnya, dan
mengundang orang-orang ini ke pertemuan berkala untuk memberilkan informasi dan
pelatihan tentang prosedur darurat, termasuk evakuasi dan relokasi, tindakan darurat
dan evakuasi penderita cacat, serta pencegahan kebakaran.
If no fire / emergency is found, the Warden must:

Jika tidak ada kebakaran/situasi darurat yang ditemukan, Pengawas harus:

Incident investigation:

analized and reporting to Management and Building Management.


Investigasi insident:
-kasus darurat atau tidak berfungsinya peralatan darurat di
investigasi, di analisa dan di laporkan ke Manajement dan Manajemen Gedung.
2. Assistant Warden / Asisten Pengawas
Assistant Warden provides a critical link between occupant and Emergency Response
Team. Assistant Wardens are responsible for a specific physical area and are charged with
recruiting fellow employees for special assignments in managing an emergency. The
Assictant warden will put on the yellow helmet when he/she is on duty.
Assistant Wardens have the following emergency and non-emergency responsibilities.
Asisten Pengawas merupakan penghubung penting antara penghuni/ pekerja dan Team
Tanggap Darurat. Pengawas bertanggung jawab terhadap area fisik tertentu dan bertugas
untuk merekrut esame karyawan untuk penugasan khusus dalam menangani situasi darurat.
Pengawas Lantai memiliki tanggung jawab darurat dan bukan-darurat berikut ini.
Emergency and Non-Emergency Responsibilities
of adjacent floors as well as the layout of their own
floor.

direct routes to each.

extinguishers.

-worker in various emergency roles.

).
emergency.
Communicating information to occupant during and after an emergency.

plan for their group.

physical difficulty in evacuating the building, and assigning a fellow employee to assist those
individual during emergency to the stairwell Temporary Relocation Area (TRA); advising
Warden of the location of any disabled personnel.

Relocation Area (TRA) area and prevented from re-entering the building or returning to their
work-place until proper authorization has been received from Building Management (Top
Commander) or Warden.

and spare batteries, battery-operated radio, and food and water for three days
Ensuring a safe and complete evacuation of all occupants, including individuals with
disabilities, from unsafe areas
Tanggung Jawab Darurat dan Bukan-darurat
-lantai yang berdekatan serta denah lantai mereka
sendiri.
getahui lokasi tangga terdekat dan tangga darurat sebagai pengganti akses
keluar, serta rute langsung ke masing-masing lokasi.

terdekat.
-nomor telepon darurat.

ra bagaimana mengendalikan diri, bersikap tetap tenang, dan


menghindari kepanikan dalam hal terjadinya situasi darurat. Menyampaikan informasi
kepada penghuni selama dan sesudah situasi darurat.
knya saat terjadi
gempa bumi, kebakaran dan evakuasi/relokasi.
kesulitan fisik untuk meninggalkan gedung, dan menugaskan seorang rekan kerja untuk
membantu individu selama terjadi situasi darurat di tangga darurat, Area Relokasi
Sementara; memberitahu Pengawas mengenai lokasi personel yang cacat/ kesulitan bergerak.

relokasi yang aman dan dicegah agar tidak masuk kembali ke gedung atau kembali ke lokasi
kerja hingga diterima otorisasi yang sesuai dari pihak Manajemen Gedung (Komandan
Utama) atau Pengawas.

senter dan batu baterai cadangan, radio yang dioperasikan oleh baterai, dan makan-minuman
selama tiga hari.

orang yang cacat, dari area yang tidak aman


3. Staff Emergency / Staff Emergency
Assistant Wardens will act as evacuation monitor and designate employees to perform
the following roles in an emergency
Asisten Pengawas akan bertindak sebagai petugas pemonitor evakuasi dan menunjuk
sejumlah karyawan untuk melaksanakan tugas berikut dalam situasi darurat.
Evacuation Monitor (duties of Assistant Warden): Elevator Lobby Monitor
The Assistant Warden, will assume a position at the elevator lobby to direct people
away from the elevators and to the nearest exit stairwell.
4. Stairwell Monitor
The other Assistant Warden, will assume a position at the stairwell door and instruct
occupants to walk quietly in a single file down the stairs, cautioning them to keep to the right
side of the stairway, advising them to watch out for opening doors, and stay out of the way of
5. Rescue team.
Petugas Pemonitor Evakuasi (tugas dari Asisten Pengawas) Petugas Pemonitor Elevator
Lobby
Asisten Pengawas, akan mengambil tempat di elevator lobby untuk mengarahkan orang
agar menjauh dari elevator dan menuju ke tangga keluar darurat.
6 Petugas Pemonitor Tangga darurat
Asisten Pengawas lainnya, akan mengambil tempat di pintu tangga darurat dan
memerintahkan para penghuni untuk berjalan dengan tenang menuruni anak tangga,
memperingatkan mereka untuk senantiasa berjalan di sisi kanan tangga, memberitahu
mereka agar mewaspadai pintu-pintu yang dapat terbuka, dan senantiasa tidak menghalangi
jalan tim penolong.
7. Searchers and Disabled Assistant
At the direction of the Assistant Warden, searchers will begin a search of the office
suite area. These employees will search the office space, including conference rooms, closets,
supply rooms, and restrooms to confirm that everyone has responded to a fire alarm or other
direction to evacuate the building. Searchers will close all doors and windows as they
proceed and tag the door with a “post-it” note to indicate that occupant(s) have left. Once
searchers are absolutely certain that no one is left on the floor, they should advise the
Assstant Warden that the floor is vacant.
At the direction of the Asisstant Warden, designated employees (searchers) will assist
any individual who may have difficulty evacuating the building due to physical issue. If the
individual is able to negotiate the stairs, the Disabled Assistant will help them exit the
building. Otherwise, the Disabled Assistant will proceed with the individual to the nearest
Temporary Relocation Area (TRA) and will remain until the rescue team arrives to evacuate
the individual, or leaving will leave the building and immediately report the individual’s
location to security or rescue team.
8. Searcher (Pencari) dan Disabled Assistant
Di bawah arahan dari Asisten Pengawas, petugas pencari akan memulai pencarian ke
area kantor yang sesuai. Mereka akan mencari ruang-ruang kantor, termasuk ruang-ruang
meeting/ conference rooms, lemari dinding, gudang, dan kamar kecil untuk memastikan
bahwa setiap orang telah merespon alarm kebakaran atau arahan lain untuk mengosongkan
gedung. Petugas pencari akan menutup seluruh pintu dan jendela saat mereka berjalan dan
menempeli pintu dengan lembar catatan temple di “post-it” untuk mengindikasikan bahwa
penghuni telah meninggalkan tempatnya. Setelah searcher (pencari) yakin benar bahwa tidak
ada orang yang tertinggal di lantai tersebut, mereka harus memberitahu Asisten Pengawas
bahwa lantai tersebut sudah kosong.
Atas petunjuk Asisten Warden, karyawan yang telah ditetapkan (petugas pencari) akan
membantu setiap individu yang mungkin kesulitan keluar dari gedung karena keterbatasan
fisik mereka. Jika individu tersebut mampu melewati tangga bangunan, Disabled Assistant
akan membantu mereka keluar dari gedung. Jika tidak, maka Disabled Assistant akan
membawa individu yang bersangkutan ke Area Relokasi terdekat di dalam Gedung dan akan
tetap tinggal di sana hingga tim penolong tiba untuk mengevakuasi individu tersebut, atau
jika akan meninggalkan maka harus melaporkan lokasi keberadaan individu yang
bersangkutan kepada sekuriti atau tim penolong.
9. Assembly/ Muster Point Monitor
At the direction of the f/ Floor Warden, this individual will assume a position at the
appointed assembly/ muster point, instruct occupants to stay close to her/ him and perform
headcount of occupants. The headcount result handover to Warden for reporting to Building
ERT Leader.
10. Petugas Pemonitor Titik Kumpul
Berdasarkan arahan dari Kepala Pengawas/ Pengawas Lantai, orang ini akan
mengambil tempat di titik kumpul yang telah ditentukan, memerintahkan para penghuni
untuk berdiri/ berada di dekatnya dan melakukan penghitungan kehadiran. Hasil perhitungan
diserahkan kepada Pengawas untuk dilaporkan kepada Pimpinan ERT pemilik gedung.
E. Lampiran/ Appendix

1st Floor – Evacuation Routes

2nd Floor – Evacuation Routes


3rd Floor – Evacuation Routes

4th Floor – Evacuation Routes


5th Floor – Evacuation Routes

Anda mungkin juga menyukai