Wa0031
Wa0031
PENGERTIAN ANSIETAS
Istilah kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari Bahasa Latin
angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik (Trismiati, dalam
Yuke Wahyu Widosari, 2010: 16). Steven Schwartz, S (2000: 139) mengemukakan
kecemasan berasal dari kata Latin anxius, yang berarti penyempitan atau pencekikan.
Kecemasan mirip dengan rasa takut tapi dengan fokus kurang spesifik, sedangkan ketakutan
biasanya respon terhadap beberapa ancaman langsung, sedangkan kecemasan ditandai oleh
kekhawatiran tentang bahaya tidak terduga yang terletak di masa depan. Kecemasan
merupakan keadaan emosional negatif
yang ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan, seperti hati berdetak kencang,
berkeringat, kesulitan bernapas.
Definisi yang paling menekankan mengenai kecemasan dipaparkan juga oleh Jeffrey S.
Nevid, dkk (2005:163) “kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri
keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan
aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi”. Senada dengan pendapat sebelumnya,
Gail W. Stuart (2006: 144) memaparkan “ansietas/ kecemasan adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya”.
Dari berbagai pengertian kecemasana (anxiety) yang telah dipaparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa kecemasan adalah kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak nyaman
pada diri seseorang, dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan
perasaan yang tidak berdaya serta tidak menentu yang disebabkan oleh suatu hal yang belum
jelas.
C. PSIKOPATOLOGI ANSIETAS
Psikopatologi adalah patologi kelainan jiwa, cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari sebab-sebab dan sifat gangguan jiwa. Psikopatologi merupakan suatu studi
tentang gangguan mental mencakup pikiran, perasaan dan perilaku yang abnormal.
Psikopatologi cenderung menunjukkan penyimpangan dan lebih evaluatif dari pada
kepribadian. Dalam psikologi abnormal, ditemukan pola yang relatif stabil dalam tingkah
laku, afek, motivasi, dan/ atau kognisi yang menunjukkan perbedaan individu dan
demikian sesuai dengan definisi kepribadian. Psikopatologi mungkin dianggap
memerlukan diagnosis ahli, sedangkan kepribadian diukur dengan menggunakan penilaian
diri dan informan. Namun penilaian diri dan informan banyak digunakan secara luas dalam
pengukuran psikopatologi dan pengamatan oleh pakar juga dapat berguna dalam penilaian
kepribadian.
Dua konsep yang sangat berhubungan terhadap perkembangan psikopatologi adalah:
1. Kompetensi
Kompetensi telah lama dihubungkan dengan ide mengenai adaptasi manusia dan
fungsi adaptif.
2. Pertahanan
Konsep pertahanan merefleksikan gagasan perkembangan bahwa terdapat variasi
fungsi berdasarkan tingkat kesulitan atau kerugiannya, tapi mengarah pada bagaimana
individu dari kesulitan dan kerugian mengembangkan ketahanan. Mengidentifikasi
pertahanan membutuhkan dua penilaian penting, satu mengenai paparan terhadap
kesulitan dan lainnya bagaimana seseorang bertahan dalam kehidupan. Pertahanan
disimpulkan saat pengalaman seseorang secara signifikan mengancam perkembangan
atau adaptasi tapi tetap baik meski terdapat tekanan.
D. PSIKODINAMIKA ANSIETAS
Menurut pandangan psikodinamika, kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego
bahwa terdapat suatu dorongan dari id atau impuls yang tidak dapat diterima atau
mendapat tekanan yang besar dari superego dalam merealisasikan (memuaskan) dorongan
tersebut. Sebagai suatu sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan
defensif terhadap tekanan yang muncul dari dalam diri manusia. Jika kecemasan naik di
atas tingkat terendah dari karakteristik atau fungsinya sebagai sinyal, maka kecemasan
dapat timbul sebagai gangguan – sudah melebihi ambang batas karakteristik atau
fungsinya sebagai sinyal – yang akan bermanifestasi dengan serangan panik yang hebat.
Idealnya, penggunaan represi menyebabkan terjadinya pemulihan keseimbangan
psikologis tanpa pembentukan gejala, karena represi yang efektif dapat menahan dorongan
dan afek serta khayalan yang menyertainya, menahan keduanya agar tetap di bawah
kontrol kesadaran. Jika represi tidak berhasil, maka mekanisme pertahanan lain (seperti
konversi, pengalihan, dan regresi) akan diperankan secara maksimal dan akan
menunjukkan gejala-gejala berupa gangguan neurotik yang klasik seperti histeria, fobia,
dan neurosis obsesif-kompulsif.
Dalam teori psikoanalitik (psikodinamika), kecemasan digolongkan ke dalam empat
kategori utama berdasarkan pada akibat yang ditimbulkannya atau biasa juga dibahasakan
“berdasarkan akibat yang ditakutinya”, yaitu:
1. Kecemasan id atau impuls
2. Kecemasan perpisahan
3. Kecemasan kastrasi
4. Kecemasan superego.
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS
a. Definisi
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidak
nyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (sumber seringkali tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Suatu perasaan takut akan terjadi
sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini merupakan sinyal yang
menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya yang akan datang dan
memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
b. Tingkatan Ansietas
Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176), tingkat ansietas sebagai berikut :
1) Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
2) Ansietas sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3) Ansietas Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada
suatu area lain.
4) Tingkat Panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari
proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi
menyimpang, kehilangan pemikiran rasional.
c. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang
dapat menjelaskan ansietas, diantaranya:
1) Faktor Biologis,
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan
fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stressor.
2) Faktor Psikologis
Pandangan Psikoanalitik
Pandangan Interpersonal,
Pandangan Perilaku
3) Sosial Budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan
depresi. Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap
terjadinya ansietas.
d. Faktor Presipitasi
Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas
hidup sehari-hari.
Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
e. Sumber Koping
Individu mengatasi ansietas dengan menggerakkan sumber koping di
lingkungan.
f. Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping
sebagai berikut :
Reaksi yang berorientasi pada tugas
Upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara
realistic tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah
atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan, menarik diri untuk
memindahkan dari sumber stress, kompromi untuk mengganti tujuan atau
mengorbankan kebutuhan personal.
Mekanisme pertahanan ego
Membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi berlangsung tidak
sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas dan bersifat
maladaptif.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Harga diri Rendah
2) Gangguan citra tubuh
3) Ansietas
4) Koping Individu inefektif
5) Kurangnya pengetahuan
Bintang Mara Setiawan. (2013). “Kesepian Pada Lansia di Panti Werdha Sultan Fatah Demak.”
Skripsi. Semarang: Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
Dadang Hawari. (2006). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru.
Gail W. Stuart. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Ramona P. Kapoh & Egi
Komara Yudha. Jakarta: EGC.
Heningsih. (2014). “Gambaran Tingkat Ansietas pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti
Kasih Surakarta.” Skripsi. Surakarta: Program Studi S-1 Keperawatan, Stikes Kusuma
Husada Surakarta.