Anda di halaman 1dari 24

PENGENALAN GMDSS ( INTRODUCTION )

Tujuan :

 Mengetahui persyaratan fungsi dari GMDSS


 Mengetahui pembangian wilayah / Sea Area dalam GMDSS
 Mengenal macam-macam peralatan sesuai dengan fungsinya dalam
GMDSS serta penggunaanya untuk masing-masing Sea Area.

GMDSS adalah singkatan Global Maritime Distress and Safety System adalah
merupakan suatu sistim komunikasi di dunia maritime dengan cakupan global yang
dimaksudkan untuk kepentingan Distress (marabahaya) dan Safety (Keselamatan).

Konsep dasar dari sistim ini adalah kecepatan dan ketepatan pemancaran
sinyal kesiagaan (alerting) dari kapal kepada pihak otorita di darat yang dalam hal ini
adalah stasiun pantai (Coast Stasiun) dalam sistim komunikasi terrestrial dan Stasiun
Bumi Pantai (Coast Earth Station) dalam sistim komunikasi celestial serta RCC sebagai
suatu Pusat Koordinasi dari suatu operasi SAR

Utuk maksud tersebut diatas maka laut dibagi atas 4 wilayah yang dikenal
dengan istilah SEA AREA . Pembagian wilayah ini adalah berdasarkan jenis komunokasi
yang diterima dari stasiun radio pantai terdekat dan ini berhubungan dengan
persyaratan atas perlengkapan komunikasi yang harus dimiliki oleh masing-masing
kapal sesuai dengan Service Areanya.

Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut :

Area A1, yaitu area perairan pantai yang berada dalam cakupan radio VHF
dan VHF DSC yang dimiliki oleh stasiun pantai.
Area A2, yaitu area perairan laut yang berada dalam cakupan radio MF dan
MF DSC yang dimiliki oeh stasiun pantai.
Area A3 yaitu area perairan laut yang berada dalam cakupan satelit Inmarsat
yang mengorbit tetap di atas permukaan bumi,dimana cakupannya
sampai pada lintang 76˚ U dan S
Area A4, Yaitu area perairan laut yang bukan termasuk dalam Area A1, A2,
maupun A3.

1
9-Persyaratan fungsi yang harus dipenuhi oleh GMDSS

1. Mengirim Distress alert dari kapal ke otorita di darat.


2. Mengirim dan menerima Distress alert dari kapal ke kapal.
3. Menerima Distress Allert yang dikirimkan Otorita di darat ke kapal.
4. Mengirim dan menerima komunikasi SAR (Pencarian dan pertolongan)
5. Mengirim dan menerima “ On Scene Communication” komunikasi disekitar
tempat terjadinya Distress.
6. Mengirim dan menerima “Locating Signal” signal penunjuk lokasi.
7. Menerima “ Maritime Safety Information” Informasi keselamatan Maritim.
8. Mengirim dan menerima “General Radio Communication”Komunikasi radio
Umum.
9. Mengirim dan menerima “brigde to bridge communication” Komunikasi
antar anjungan/ antar kapal.

1. Persyaratan peralatan yang harus dibawa bagi kapal yang berlayar di area A1

VHF + DSC
NAVTEX atau EGC RECEIVER
EPIRB
SART
PORTABLE VHF

Catatan :
EGC receiver berfungsi sebagai pengganti NAVTEX apabila kapal berlayar didaerah
yang tidak ada pemancar berita keselamatan melalui NAVTEX.

2.Persyaratan Peralatan yang harus dibawa bagi kapal yang berlayar di Area A2

PERALATAN Untuk Area A1 + MF RADIO + DSC

3.Persyaratan Peralatan yang harus dibawa bagi kapal yang berlayar di area A3 /A4

Peralatan untuk Area A1 & A2 + INMARSAT SYSTEM


Dan / atau

- HF Radio + DSC
- HF Telex

2
VHF RADIO
VHF radio adalah alat yang dipakai untuk berkomunikasi dengan jarak
maksimal 20 -30 NM.Dan dalam GMDSS VHF Radio digunakan untuk memenuhifungsi
“Bridge to Bridge Communication” dan apabila dirangkap dengan DSC berfungsi untuk
“Alerting” atau pemancaran sinyal kesiagaan / panggilan terutama pada situasi
distress.

VHF Radio memiliki 56 Channel yaitu Ch.01-28 dan Ch.60-88 yang terdiri dari
Channel Simplex dan Channel Duplex. Untuk pemancaran distress, safety dan Urgency
digunakan Channel 16, selain itu juga berfungsi sebagai channel panggil Internasional
sedangkan untuk alerting menggunakan CH.70. Untuk panggilan pada stasiun Pandu
umumnya menggunakan CH.12 dan untuk Layanan Operasi Pelabuhan dipergunakan
CH.14.

Master Plan Channel untuk VHF Radio

CH FREQ (MHz ) REMARKS CH FREQ.(MHz) REMARK


01 156.050 / 160.650 Duplex 60 156.025 / 160.625 Duplex
02 156.100 / 160.700 Duplex 61 156.075 / 160.675 Duplex
03 156.150 / 160.750 Duplex 62 156.125 / 160.725 Duplex
04 156.200 / 160.800 Duplex 63 156.175 / 160.775 Duplex
05 156.250 / 160.850 Duplex 64 156.225 / 160.825 Duplex
06 156.300 / - 65 156.275 / 160.875 Duplex
07 156.350 / 160.950 Duplex 66 156.325 / 160.925 Duplex
08 156.400 / - 67 156.375 / 156.375 Simplex
09 156.450 /156.450 Simplex 68 156.425 / 156.425 Simplex
10 156.500 /156.500 Simplex 69 156.475 / 156.475 Simplex
11 156.550 /156.550 Simplex 70 156.525 / 156.525 Simplex
12 156.600 /156.600 Simplex 71 156.575 / 156.575 Simplex
13 156.650 / 156.650 Simplex 72 156.625 / 156.625 Simplex
14 156.700 /156.700 Simplex 73 156.675 / 156.675 Duplex
15 156.750 /156.750 Simplex 74 156.725 / 156.725 Duplex
16 156.800 /156.800 Simplex 75 156.775 / 156.775 Duplex

3
17 156.850 /156.850 Simplex 76 156.825 / 156.825 Duplex
18 156.900 /156.900 Simplex 77 156.875 / - Duplex
19 156.950 /156.950 Simplex 78 156.925 / 161.525 Duplex
20 157.000 / 161.600 Duplex 79 156.975 / 161.575 Duplex
21 157.050 / 161.650 Duplex 80 157.025 / 161.625 Duplex
22 157.100 / 161.700 Duplex 81 157.075 / 161.675 Duplex
23 157.150 / 161.750 Duplex 82 157.125 / 161.725 Duplex
24 157.200 / 161.800 Duplex 83 157.175 / 161.775 Duplex
25 157.250 / 161.850 Duplex 84 157.225 / 161.825 Duplex
26 157.300 / 161.900 Duplex 85 157.275 / 161.875 Duplex
27 157.350 / 161.950 Duplex 86 157.325 / 161.925 Duplex
28 157.400 / 162.000 Duplex 87 157.375 / 162.000 Duplex
88 157.425 / 162.025 Duplex

4
PORTABLE VHF
Tujuan :

- Mengetahui fungsi dan persyaratan dan Portable VHF


- Mengenalkan tombol-tombol Fungsi dari Portable VHF
- Mengenalkan Batterai harian + Charger serta penggunaannya serta Batteray
Emergency.
- Menyimpan dan memanggil Channel Memori
- Menggunakan Portable VHF untuk komunikasi.

Fungsi utama portable VHF sebagaimana yang dikehendaki oleh SOLAS adalah
untuk komunikasi di tempat kejadian kecelakaan ( On Scene communication ). VHF ini
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh IMO-Resolusi IMO A.605 (15 )
yaitu antara lain :

1. Harus kedap air.


2. Memiliki channel-channel yang dapat digunakan untuk komunikasi dalam
keadaan bahaya sesuai ‘Master Plan’ ( Rencana Induk ) dalam GMDSS
terutama Channel 16 dan Channel Simplex yang digunakan secara
Internasional (misalnya channel-channel 06, 10, 12, 14 dsb ) Channel-channel
tersebut harus dapat ditampilkan dengan cepat.
3. Batteray harus dalam keadaan full charge. Harus senantiasa dipasang pada alat
charger dan diletakkan di anjungan. Bila digunakan untuk komunikasi selain
dalam keadaan darurat,harus ada batterai cadangan dalam jumlah yang
memadai dan dalam keadaan full charge.
4. Nama panggilan kapal harus tertulis dengan jelas secata permanent dan kedap
air. Demikian pula nomor-nomor channel dan fungsi tombol yang lain.

5
VHF DSC

Tujuan :

 Frequency dan channel Standby / Siaga VHF DSC


 Memasukan posisi secara manual
 Menerima / menolak berita yang diterima
 Mengirim sinyal / Berita Distress
 Mengirim Sinyal / Berita Urgency
 Mengirim Sinyal / Berita Safety
 Mengirim Relay atas berita Distress yang diterima.

Frequensi siaga VHF DSC adalah 165.525 MHz (CH.70) demikian juga dengan
frekuensi yang dipakai untuk mengirimkan sinyal siaga sehubungan dengan berita
Distress, Urgency, Safety maupun General.

VHF DCS idealnya harus terhubung dengan alat penentu posisi elektronik yang
ada di kapal dengan tujuan agar apabila berada dalam situasi Distress saat terkirim
Distress Alert posisi yang ditunjukan DSC adalah posisi yang up to datae.
Jika karena suatu hal DSC tidak memungkinkan untuk tersambung dengan
alat penentu posisi elektronik yang ada dikapal,maka posisi harus dimasukan secara
manual minimal 4 jam sekali.

Memprogram Posisi secara Manual

1. Tekan Main Menu


2. Pilih >PROGRAMING<, tekan Enter
3. Pilih >POSITION<, tekan Enter
4. Pilih >EDIT< , tekan Enter
5. Masukan 4 angka untuk Lintang, tekan Enter
Pilih >N< atau >S<, tekan Enter
Masukan 5 angka untuk bujur, tekan Enter
Pilih >E< atau >W <, Enter
Masukan 4 angka untuk waktu dalam UTC, tekan Enter
6. Muncul 4 Hours up date alarm, pilih <ON>

6
Mengirim Distress Alert
1. Tekan tombol “Distress” ± 1 -2 detik
2. Pilih > EDIT <, tekan Enter
3. Masukan 4 angka untuk Lintang, tekan Enter
Pilih > N < atau > S <, tekan Enter
Masukan 5 angka untuk Bujur, tekan Enter
Pilih > E < atau > W <, tekan Enter
Masukan 4 angka untuk waktu dalam UTC, tekan Enter.
4. Pilih Nature of Distress (contoh: FIRE, FlOODING, SINKING etc ), tekan Enter
5. Tekan Tombol “DISTRESS” ± 6 detik sampai muncul tuisan “Release Button”
6. Muncul >MORE<,tekan Enter 2x
7. Muncul > END < pancarkan berita Distress
8. Selesai, tekan Enter

Catatan : Untuk memilih gunakan > atau <

7
Mengirim Distress Relay
1. Tekan tombol “MAIN MENU”
2. Pilih >TX CALL <,tekan Enter
3. Pilih > ALL SHIP < tekan Enter
4. Category pilih <DISTRESS>, Tekan Enter
5. Pilih <Distres Relay >,tekan Enter
6. Ship <…………………> Masukan 9 digit MMSI kapal yang mengalami
Distress,tekan Enter
7. Pilih > EDIT < tekan Enter
8. Masuka 4 angka untuk Lintang,tekan Enter
Pilih <N> atau <S>, tekan Enter
Masukan 5 angka untuk Bujur, tekan Enter
Pilih <E> atau <W>,tekan Enter
9. Pilih “Nature of Distress” tekan Enter
10. Pilih >SEND<, tekan Enter
11. Tekan tombol “CALL”
12. Muncul >END<, pancarkan berita Distress Relay
13. Selesai, tekan Enter

8
Mengirim Berita URGENCY / SAFETY

1. Tekan tombol “MAIN MENU”


2. Pilih >TX CALL <,tekan Enter
3. Pilih > ALL SHIP < tekan Enter
4. Category Pilih :
< Urgency > ,tekan Enter untuk berita Urgency
< Safety > tekan Enter untuk berita Safety
5. Neutral Ship Announcement, pilih > YES <
6. < TELEPHONI > tekan Enter
7. Working Chanel TEkan 16 , tekan Enter
8. > SEND <,tekan Enter
9. Tekan tombol “ CALL “
10. Muncul > END < , pancarkan berita
11. Selesai mengirim berita tekan Enter

9
Melakukan Komunikasi Kapal atau Group Kapal

1. Pilih TOMBOL “ MAIN MENU “


2. Pilih > TX CALL < ,tekan Enter
3. Pilih > SELECTIVE < ,tekan Enter
4. To (_ _ _ _ _ _ _ _ _) masukan MMSI kapal atau Kelompok Kapal tekan
Enter
5. Category Pilih : < ROUTINE > Tekan Enter
6. < TELEPHONI > ,tekan Enter
7. Additional Information pilih > CHANNEL < , tekan Enter
8. Working Channel, tekan channel yang diinginkan, Enter.
9. Pilih > SEND < ,tekan Enter
10. Tekan Tombol “CALL”
11. > SET UP < ,tekan Enter
12. Muncul > END < mulai komunikasi dengan kapal atau Group Kapal yang
dituju
13. Selesai komunikasi tekan Enter

10
BATERAI ( ACCU )

Fungsi daripada batteray di kapal sebagai Emergency Power Source ( Sumber


Tenaga Cadangan ) untuk instalasi radio di atas kapal.

Yang umum dipakai di kapal adalah Accumulator (accu) biasa yang disebut
Lead Battery. Battery ini terdiri dari 2 pelat khusus yang dimasukan ke dalam bejana
berisi Asam Sulfat ( H2SO4). Lead Battery diukur dengan menggunakan “Acid Meter”
atau “Hydrometer”. Dalam keadaan terisi penuh, berat jenis (BJ) cairan Asam Sulfat
(H2SO4) = 1,26 – 1,28 pada temperature 20˚ C.

Cara Memelihara Baterai :

1. Accu harus ditempatkan dalam ruangan dengan ventilasi yang baik.


2. Cek kondisi daripada larutan distilasi / air aki , bak-bak aki harus selalu terisi.
3. Permukaan aki harus selalu dijaga kebersihannya untuk mencegah kebocoran.
4. Bersihkan kutub-kutub Aki dengan menggunakan larutan Vaseline non-Acid.
5. Cek kondisi charge dari pada Aki dengan menggunakan Hydrometer maupun
Avometer, jika kosong harus segera di charge ulang. Bila Battery dalam
keadaan tidak terpakai, voltasenya antara 2.05 – 2.12 Volt. Bila voltasenya
mencapai +2.40 Volt, sel-selnya akan mengeluarkan gas. Gas ini akan mudah
meledak, dan bila terkena percikan api dapat menimbulkan ledakan dengan
kebakaran.

Cara mengecek AKI dengan menggunakan Voltmeter :

1. Tentukan Voltase pada Aki yang akan diukur ( 6 V ,12 V, 24 V, 48 V )


2. Jenis arus Aki adalah DC, untuk itu skala pengukurannya harus pada DCV
3. Tentukan skala pengukuran berdasarkan voltase Aki yang akan diukur :
-Skala 10 untuk Aki 6 Volt
-Skala 50 untuk Aki 12 Volt dan 48 Volt
4. Selanjutnya baca nilai pengukuran pada skala yang sesuai, nilai yang didapat
harus sama atau lebih besar untuk menandakan bahwa charging tersebut
terisi.

11
Cara mengecek Aki dengan menggunakan Hydrometer / Acidmeter.

1. Didalam tabung Hydrometer terdapat kertas indicator berwarna merah , putih,


dan hijau.
2. Celupkan tabung Hydrometer pada larutan Distilasi Aki dan ambil larutan
distilasi itu sebanyak mungkin dengan memompa pada pompa karet yang
terdapat di bagian atas Hydrometer.
3. Selanjutnya perhatikan batas larutan Distilasi Aki di dalam Tabung.
 Jika pada indicator merah maka kondisi charging aki kosong dan harus
segera dilakukan pengecasan.
 Jika pada indicator putih maka kondisi charging Aki hamper kosong.
 Jika pada indicator hijau maka kondisi charging penuh.

Uniterupted Power Supplly ( U.P.S. )

Selain Battery dikapal kita dapat amati suatu instalasi yang disebut UPS, yaitu
suatu unit tenaga listrik yang diambil dari generator kapal yang diubah tegangannya
sehingga memenuhi kebutukan perangkat Radio, dengan menggunakan CVCF dan AVR
Unit Ini biasanya juga dihubungkan dengan alat pengisian battery (battery charger)
dan dihubungkan dengan jalur battery, sehingga bila listrik mati ( generator break
down / Black Out ) battery masih dapat bekerja tanpa mengganggu pengoperasian
peralatan radio.

Contoh “ On Line U.P.S “

MAINS 220V AC

AC / DC DC AC / DC DC AC / DC To
RECTIFIER RECTIFIER RECTIFIER LOAD

AC / DC DC BATTERY
RECTIFIER SUPPLY

12
Konsep dari pada “On Line UPS “ adalah sebagai berikut :

 DC/AC Invertor adalah sumber tenaga utama yang harus bekerja terus
menerus, dan berdiri sendiri tanpa tergantung kelistrikan utama kapal.
 Listrik dengan tegangan 220 Volt (AC) dari kamar mesin dilewatkan pada
AC/DC rectifier sehingga berubah menjadi DC
 Selain itu, listrik dari kapal juga melewati “ charging Rectifier ” yang berfungsi
untuk menjaga agar battery kapal dalam keadaan selalu terisi penuh.
 Apabila sumber tenaga listrik kapal mati (break down),maka secara otomatis
battery radio akan menggunakan battery supply.

Persyaratan tentang Battery cadangan untuk Instalasi Radio di Kapal.

 Bagi kapal yang mempunyai generator darurat dan memenuhi ketentuan


peraturan, harus memiliki battery cadangan paling sedikit kapasitasnya =
1(satu) jam ( Reg 13.2.1. SOLAS 74/92)
 Bagi kapal yang tidak mempunyai generator darurat, atau mempunyai tetapi
tidak sesuai ketentuan yang berlaku, harus mempunyai battery cadangan
paling sedikit mampu untuk mengoperasikan peralatan radio selama 6 jam (
Reg 13.2.3. SOLAS 74/92)
 Persyaratan tentang kapasitas tersebut adalah di dasar pada konsumsi rata-
rata daripada perangkat radio di kapal, dimana jumlah tenaga yang digunakan
untuk pemancaran(transmiting mode) ditambah dengan jumlah tenaga untuk
stan-by mode dibagi dua. Penerangan-penerangan darurat dan pesawat
penerima yang terpisah serta penggunaan yang lain harus ditambahkan pada
jumlah tersebut.
 Sebagai patokan secara umum, kapasitas dari Accu biasanya dapat digunakan
20 jam secara terus menerus.
 Kapasitas pada 6 jam waktu “ discharge “ sekitar 80% dari kapasitas pada 20
jam waktu discharge.
 Kapasitas pada 1 jam waktu “ discharge “ sekitar 50% dari kapasitas pada 20
jam waktu discharge.

13
SART

Tujuan :

 Mengetahui fungsi dan cara kerja SART


 Mengetahui kapasitas Battery dan pembacaan tanggal Expire battery
 Pemasangan SART pada Sekoci/Life Raft serta jarak jangkaunya
 Memahami/melaksanakan prosedur pengetesan serta memahami arti dari
tampilan yang ditimbulkan.

Fungsi dari SART adalah untuk member sinyal petunjuk lokasi daripada Life Raft atau
Life Boat dari kapal yang Abandon Ship.

Cara kerjanya adalah pada saat SART di On maka SART masih pada posisi Stand
By yang ditandai dengan menyalanya lampu indicator kuning yang berjedip-kedip. Jika
disekitar SART ada kapal yang menyalakan Radar X-Band maka SART akan menjadi
aktif dan mengembalikan sinyal radar tersebut ditandai dengan menyalanya lampu
indicator hijau dengan cepat diikuti dengan bunyi bip-bip-bip-bip….pada Radar sinyal
SART akan ditangkap dalam bentuk 12 atau 24 titik dalam 1 garis lurus, atau
berbentuk lingkaran permanen yang jumlahnya 12 atau 24 buah juga.

Sesuai dengan peraturan,apabila SART dalam kondisi ‘stand by’ maka battery
harus tahan sedikitnya 96 jam,sedangkan pada keadaan aktif(transpond mode)battery
harus dapat bertahan paling sedikit 8 jam secara terus menerus.

Bila sebuah radar memiliki antenna atau schaner setinggi 15 m diatas


permukaan air laut.sart dapat di tangkap pada jarak 5 mil.sedangkan oleh pesawat
terbangdengan ketinggian 3000 kaki(900 meter)dapat ditangkap pada jarak 15 mil.

Ada 3 macam jenis SARTyaiti:

1. SART yang di pasang tetap pada rakit penolong.


2. Portable SART, yaitu yang disimpan dikapal dan dapat dibawa ke
rakit(sekoci) pada say abandon ship.
3. SART yang di pasang pada EPIRB

14
Cara memeriksa keadaan SART (testing procedure)

- Hidupkan radar ,set pada jarak (range) 12 mil


- Bawa SART pada jangkauan deteksi radar (di bagian depan kapal atau di bawa
dengan sekoci menjauhi kapal)kemudian aktifkan SART pada posisi test.
- Amatilah layar radar,apabila terdapat cincin tampilan SART (12 atau24 buah
atau tergantung jaraknya jauh dapat brupa garis putus-putus)maka sart
bekerja dengan benar.
- Amatilah SART ,apabila terdengar bunyi dan lampu LED menyala berarti SART
bekerja dengan normal.

15
COSPAS/SARSAT EPIRB

TUJUAN:

- Fungsi dan cara kerja EPIRB


- Procedur penanganan /pemeliharaan EPIRB
- Pengoperasian EPIRB secara manual dan otomatis
- Prosedur pengetesan EPIRB
- Memeriksa tanggal Expire dari pada baterai.

Fungsi dari EPIRB untuk menunjukan posisi dari kapal,yang mengalami


distress,pada kapal yang tenggelam EPIRB dapat menyala dengan cara otomatis
sedangkan untuk jenis distress lain EPIRB harus diaktifkan secara manual.

Pada kapal yang tenggelam,jika kapal beserta epirb tenggelam pada kedalaman
2-4 meter dari permukaan air.maka akibat gaya hydrostatic releaser EPIRB akan
terlepas dari tempatnya dan akan mengapung ke permukaan.pada saat mengapung
akibat adanya sea water contact EPIRB akan aktif/memancarkan signal yang berisi
data tentang indentitas kapal(MMSI)dan posisi terakhir pada saat terjadinya distress
dan selanjutnya akan diterima oleh satelit cospas/sarsat.dari satelit cospas/sarsat
signal ini akan dilanjutkan ke LUT yang merupakan station buminya.selanjutnya dari
sini akan dilanjutkan ke RCC melalui MCC.RCC akan bekerja sama dengan station
pantai terdekat dari posisi distress untuk mengirimkan tim SAR.

Jenis EPIRB yang disetujui IMO:

1. COSPAS/SARSAT EPIRB freq 406 Mgz menggunakan satelit COSPAS/SARSAT


dengan system orbit kutup (polar orbital satellite)
2. INMARSAT-E EPIRB (L-BAND) freq, 1,6 GHZmenggunakan satelit inmarsat
geostationary orbit.
3. VHF EPIRB 121,5 MHZ dimonitor oleh satelit orbit kutup dan pesawat
terbang.
4. VHF EPIRB channel 70 menggunakan VHF –DSC channel 70.

16
LUT MCC RCC SAR
FORCE

Keterangan :

LUT : Local user terminal MCC : Mission control center

CES : Rescue coordinating RCC :Network coordinating station

SAR FORCE : kapal-kapal terbang atau halikopter (pasukan penolong)

Perawatan EPIRB :

1. EPIRB harus diletakan pada rangkanya (bracket).apabila bukan dari jenis


yang dapat di operasikan secara otomatis.tombol untuk
mengoperasikannya harus diletakan pada kedudukan ‘ARMED’
2. Secara rutin harus diperiksa apakah terdapat keretakan pada badan EPIRB
.apabila ada, harus segera diganti dengan yang baru.
3. Bila masa hidup battery sudah hamper habis harus segera dilaporkan
kekantor.agar dapat di lakukan penggantian tepat pada
waktunya.mengganti batreey EPIRB sebaiknya dilakukan oleh
ahlinya.karena EPIRB harus tetap kedap air.walaupun tidak peraturan yang
melarang tentang penggantian battery oleh awak kapal,namun apabila
terjadi kebocoran (false alert),nakhoda kapal atau pengusahan kapal dapat
dipersalahkan.
4. Serlalu memeriksa apkah tanda tanda seperti MMSI ,nama kapal ,panggilan
kapal(call sign ),nomor seri EPIRB dapat terbaca dengan baik/jelas.

5. Kapal tidak diperbolehkan mengecat EPIRB termasuk peralatan untuk


pelepas otomatis (hydroststic releaser).hydrostatic releaser ini harus
diperiksa dan diganti sedikitnya 2 thn sekali,atau sesuai tanggal expire yang
tertera.

17
BERITA-BERITA DALAM GMDSS

Tujuan:
- mengetahui jenis-jenis berita dalam GMDSS sesuai dengan situasi yang ada
- mengirimkan berita-berita dalam GMDSS menggunakan sarana komunikasi
yang ada.

1. DISTRESS

Distress adalah suatu keadaan yang di alami oleh kapal dimana keadaan
tersebut adalah keadaan bahaya yang berpotensi mengancam keselamatan orang
yang berada diatas kapal ,kapal itu sendiri maupun keselamatan muatan yang ada
di dalam nya oleh karenanya membutuhkan pertolongan segera.

NATURE OF DISTRESS(JENIS-JENIS DISTRESS)


 Fire/explosion (kebakaran/ledakan)
 Sinking (tenggelam)
 Flooding (bocor)
 Collusion (tubrukan)
 Grounding (kandas)
 Danger of capsizing (bahaya terbalik)
 Piracy/armed robbry attack (dibajak/diserang gerombolan
bersenjata)
 Disable and a drift (hanyut dan tidak dapat dikendalikan)
 Abandon ship (meninggalkan kapal)

18
Distress call dan distress message , dipancarkan oleh kapal yang
mengalamikeadaan distress:

MAYDAY 3X
This is
MV. POPEYE 3X C/S OLIV3 (nama dan call sign kapal)

MAYDAY
MV.POPEYE C/S OLIV3 (nama dan call sign kapal)
Position 1234 N 12345 E Time 1234 UTC (POSISI,WAKTU)
FIRE on BOARD (jenis distress )
REQUEST IMMEDIATELY ASSISTANCE (jenis pertolongan)
Crew on board 13 persons
Wind south east,20 knots
Rough sea
Fog
Visibility poor

Catatan :
Antara distress call dan distress message ada selang waktu kurang lebih 10
detik.

Distress acknowledgement, dipancarkan oleh kapal atau station lain yang


mendengar pancaran distress call dan distress message sebagai jawaban atas
berita tersebut yang menandakan bahwa berita yang dikirim telah diterima
oleh station lain.

MAYDAY
MV.POPEYE 3X C/S OLIV3 (nama kapal yang mengalami distress )
This is
MAKASAR RADIO 3X PKF (nama station/kapal yang menerima)
RECEIVED MAYDAY

19
2. URGENCY

URGENCY adalah suatu situasi yang sifatnya penting berhubungan dengan


keselamatan seseorang atau keselamatan dari pada kapal atau keselamatan
lingkungan sekitar yang membutuhkan perhatian atau bantuan dari station –station
disekitar.

Contoh situasi urgency:

- Man over board( orang jatuh ke laut)


- Steriing failure (gagal kemudi)
- Engine trouble (rusak mesin)
- Oil spill (tumpahan minyak)

Contoh berita urgency:

1). Untuk man over board


PANPAN 3X
ALL STATION 3X
This is
MV POPEYE 3X C/S OLIV3 (nama &call sign kapal)
MAN OVER BOARD
Position 1234 N 12345 E Time 1234 UTC (posisi dan waktu)
ALL SHIP IN VICINITY PLEASE KEEP SHRP LOOK OUT AND
REAPORT TO MV.POPEYE 3X C/S OLIVE3
ON CHANNEL……../freq………..*)
MASTER MV.POPEYE C/S OLIVE3

CATATAN*) diisi dengan Ch 16 /freq 2182 K hz sesuai dengan channel /freq


stand by kapal untuk menerima laporan dari kapal lain.

20
2)Untuk Engine Trouble

PAN PAN 3X

ALL STATION 3X
This Is MV.KAMBUNA 3X c/ OLIV3 ( Nama dan Call Sign Kapal )
Position 1234 N – 12345 E TIME 1234 UTC ( Posisi dan Waktu )
I HAVE ENGINE TROUBLE
REQUEST TUG BOAR FOR TOWING
MASTER MV.KAMBUNA c/s OLIV3

3.SAFETY

Berita safety adalah berita yang berupa peringatan sehubungan dengan


keselamatan pelayaran, hal ini dapat berupa Navigational Warning ( peringatan
Navigasi ) dan Meteorological warning ( peringatan Cuaca ) kepada kapal-kapal di
suatu wilayah tertentu.

Contoh-contoh berita Safety :

1. Untuk Navigational Warning


SECUTITE 3X
ALL STATION 3X
This Is MV.KAMBUNA 3X c/ OLIV3 ( Nama dan Call Sign Kapal )
Position 1234 N – 12345 E TIME 1234 UTC ( Posisi dan Waktu )
BUOY NUMBER 2 WAS UNLIGNT
ALL SHIP IN VICINITY PLEASE KEEP SHARP AND LOOK OUT
MASTER MV.KAMBUNA

2. Untuk Meteorological Warning


SECURITE 3X
ALL STATION 3X
This Is MV.KAMBUNA 3X c/ OLIV3 ( Nama dan Call Sign Kapal )
Position 1234 N – 12345 E TIME 1234 UTC ( Posisi dan Waktu )
LOW AIR PRESSURE 690 mb
GOING FOR STORM
ALL SHIP IN VICINITY PLEASE NAVIGATED WITH CARREFULLY
MASTER MV.KAMBUNA

21
4.General

Prosedur komunikasi untuk berita biasa ( general traffic ) hanya mengatur


tentang prosedur panggilan awal dan jawaban terhadap panggilan itu.

Bahwa untuk memanggil stasiun itu dilakukan dengan menyebut identitas stasiun
tujuan sebanyak 3 kali selanjutnya memnyebut identitas sendiri sebanyak 3 kali
dimana sebelumnya didahului dengan kata “ this is “.

Sedangkan untuk jawaban atas panggilan tersebut adalah dengan menyebut


identitas stasiun pemanggil sebanyak 3 kali dimana sebelumnya didahului dengan kata
“This Is “

Contoh panggilan dan jawaban dari 2 buah stasiun yang akan berkomunklasi.

MV.KAMBUNA c/s OLIV3 MT.SAKRINA c/s PIPZ2


MV.SAKRINA 3X c/s PIPZ2 MV. KAMBUNA 3X c/s OLIV3
This is This is
MV. KAMBUNA c/s OLIV3 calling MT.SAKRINA 3X c/s PIPZ2
How do you read me, OVER I read you loud and clear, please coming
Up to channel 72, OVER

22
NAVTEX RECEIVER

Tujuan :

 Mengetahui fungsi daripada NAVTEX dan jarak jangkau pancaran berita


melalui melalui NAVTEX
 Pengenalan Tombol-tombol fungsi pada pesawat NAVTEX Receiver.
 Memprogram NAVTEX untuk memilih atau menolak berita yang akan masuk.
 Memprogram NAVTEX untuk memilih atau menolak berita yang dikirim oleh
stasiun pemancar NAVTEX.

Pembagian wilayah Navtex (NAVAREA )

Dalam system Navtex ini wilayah seluruh dunia dibagi dalam 16 NAVAREA.
Setiap NAVAREA memiliki stasiun yang diberi kode dari huruf A sampai dengan
huruf Z. Namun demikian tidak semua NAVAREA memiliki 26 stasiun ( dari A
sampai Z ). Sejauh iniNAVAREA yang memiliki stasiun pemancar terbanyak adalah
NAVAREA III dan NAVAREA XI yaitu masing-masing memiliki 18 pemancar.

NAVAREA XI memiliki stasiun pemancar 18 tempat termasuk Irian Jaya (A),


Ambon (B), Makassar (D) dan Jakarta (E) sedangkan Navarea II hanya 5 stasiun
pemancar dan Navarea X tidak ada pemancar Navtex. Khusus untuk NAVAREA ini
untuk mendapatkan Informasi Keselamatan Maritim, kapal tidak bisa
menggunakan Navtex receiver, tetapi harus menggunakan EGC Receiver yang
sistim oengirimannya melalui satelit.

Huruf dari pada identitas suatu stasiun pemancar senantiasa terdapat pada
preamble daripada berita yang dipancarkan oleh stasiun tersebut.

Untuk mendapatkan keterangan lengkap mengenai pembagian NAVAREA dank


ode huruf untuk masing-masing stasiun pemancar NAVTEX kita dapat melihatnya
pada buku Admiralti List of Radio Signal Volume 5 tentang GMDSS atau pada ITU
Publication List VI ( List of Determination and special service Station )

23
Akan halnya berita yang diterima oleh NAVTEX , seperti halnya stasiun masing-
masing berita juga diberi kode huruf sebagai berikut :

A = Peringatan Navigasi ( Navigational Warning )


B = Peringatan tentang Cuaca ( Meteorological Warning )
C = Laporan tentang adanyan gunung es ( Ice report )
D = Informasi SAR ( SAR information )
E = Perkiraan cuaca ( Meteorological Forecast )
F = Berita layanan pandu laut ( Pilot Service Message )
G = Berita tentang Decca ( Decca Message )
H = Berita tentang Loran ( Loran Message )
I = Berita tentang Omega ( Omega Message )
J = Berita tentang Satnav ( Satnav message )
K = Berita tentang alat navigasi Electronik lainnya.
L = Berita keamanan cuaca sebagai tambahan dari kode berita “ A “:

V, W, X, Y = Layanan khusus unuk informasi lain yang berkaitan dengan pancaran


navtex Misalnya; tentang penggunaan bahasa local.
Z = Tidak ada berita

Pesawat penerima Navtex memungkinkan operator memilih atau menolak


berita maupun stasiun yang tidak diperlukan/tidak diinginkan beritanya. Hal ini
juga berhubungan dengan efisien pemakaian kertas print out Navtex. Namun
diantara berita-berita diatas ada 4 berita yang akan selalu diterima oleh pesawat
Navtex, sehingga operator tidak dapat menolak berita-berita tersebut dari daftar
penerimaan Navtex.

Berita-berita itu adalah :

Peringatan Navigasi ( Navigational Warning ) dengan kode huruf “ A “


Peringatan tentang Cuaca ( Meteorological warning ) dengan kode huruf “ B ”
Informasi SAR ( SAR Information ) denga kode huruf “ D “
Serta berita Peringatan Navigasi sebagai tambahan dari berita “ A “ dengan Kode
huruf “ L “

24

Anda mungkin juga menyukai