Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN

CHIKUNGUNYA

KELOMPOK 7

1. RISKA
2. SASKIA NIDALITA PUTRI
3. TAKDIRUL JIHAD
4. TITO AJI PRATAMA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat tuhan YME.


Karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sederhana ini. Makalah dengan judul
“Chikungunya” ini kami buat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
kesehatan reproduksi lanjut itu sendiri.

Seperti yang kita ketahui bahwa “tak ada gading yang tak retak”
seperti itu pula adanya dengan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari teman-teman serta pembaca sangat kami butuhkan untuk makalah kami
selanjutnya.

Pringsewu, 23 Februari 2019

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Dafta Isi ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ........................................................................................... 4
2.2. Etiologi .............................................................................................. 4
2.3. Patofisiologi ...................................................................................... 4
2.4. Patway ................................................................................................. 6
2.5. Manifestasi Penyakit .......................................................................... 6
2.6. Pemeriksaan penunjang ....................................................................... 7
2.7. Penatalaksanaan medis ........................................................................ 8
2.8. Pencegahan .......................................................................................... 9

BAB III Askep


3.1 Askep ................................................................................................... 12

BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 29
4.2 Saran ..................................................................................................... 29
Daftar pustaka ............................................................................................. 30
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Chikungunya yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat


ini berlaku pada tahun 1952 hingga 1953. Sejurus kemudian, epidemik
berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968) Thailand, Kamboja, Vietnam,
India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia pada tahun
1973.

Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan


Sahara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Demam Chikungunya di
Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di
Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang
ke wilayah-wilayah lain.

Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003


mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah
yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros,
Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas
bencana tsunami pada Desember 2004.

Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada


penderita, yang berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which
contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk
akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data
keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama
terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.

Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam


Chikungunya sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik.
Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan
kelumpuhan sehingga penderita tidak mampu bergerak (break-bone fever).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum: Untuk mendapatkan pengalaman yang nyata secara


langsung dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien penyakit
Chikungunya.

1.2.2 Tujuan Khusus :

a) Dapat melakukan pengkajian pada klien penyakit Chikungunya

b) Dapat membuat diagnosa berdasarkan prioritas masalah pada klien


penyakit chikungunya.

c) Dapat membuat rencana keperawatan sesuai rencana keperawatan

d) Dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan

e) Dapat mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan

f) Dapat mendokumentasikan Asuhan Keperawatan.

1.3 Rumusaan masalah

Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan pada


penyakit chikunguya :

1. Pengertian

2. Etiologi

3. Patofisiologi
4. Patway nursing

5. Manifestasi Penyakit

6. Pemeriksaan penunjang

7. Penatalaksanaan medis

8. Pencegahan

9. Askep
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Chikungunya berasal dari bahasa swahili yang berarti terikat, yang


dalam hal ini berkaitan dengan kejang urat yag merupakan suatu tanda
atralgia. Dan merupakan penyakit infeksi akut yang mirip seperti infeksi
virus dengue seperti demam med adak, atralgia, ruam makulopapular dan
leucopenia.

2.2 Etiologi

Chikungunya di sebebkan adanya infeksi virus chikunguya


(CHIKV), yaitu jenis alpha virus yang termasuk dalam keluarga
togovaridae, dan ditularkan atau di sebarkan melalui gigitan nyamuk aides
aigepty, nyamuk yang sama menularkan demam berdarah dengue.

2.3 Patofisiologi

Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak


digigit nyamuk pembawa virus hingga menimbulkan gejala) sekitar 2
hingga 4 hari. Pada saat virusmasuk ke dalam sel secara endositosis virus
tersebut menuju sitoplasma dan reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma
terjadi proses sisntesis DNA dan sisntsesis RNA virussedangkan di dalam
reticulum endoplasma terjai proses sintesis protein virus. Setetahmasa
inkubasi tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum
tulang,limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel
membrane maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah
satunya dapat menginfekasi sel hatisehingga sel hati mengalami degenerasi
dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hatitersebut yang akan
mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan
bilirubin sehingga seseorang yang mengalami demam ini biasanya
terdapatikterus. Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah nyeri
pada setiap persendian(poliarthralgia) terutama pada sendi lutut,
pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-senditulang punggung. Radang
sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan
berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadiseperti
membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk Gejala
lainadalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota
badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka
penderita bisa menjadikemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian
belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10
hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetapitidak dengan nyeri
sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan.
2.4 Pathway

Gigitan nyamuk Masuk ke tubuh menuju Setelah masa inkubasi,


(aedes aegypty) reticulum endoplasma dan virion matang di sel
mengalami inkubasi endotheli di limfonadi

Beredar dalam darah Virus dikeluarkan


lewat sel membran

Kulit Hati Tulang persendian

Keluar bintik-bintik Nekrosis sel hati Nyeri pada tulang


kemerahan persendian

Resiko kerusakan Mempengaruhi Peradangan


integritas kulit metabolisme pada sel hati

Peningkatan bilirubin

Mengaktivasi Resiko gangguan fungsi


sistem komplemen hati

Mempengaruhi pusat Nyeri Sulit bergerak &


termoregulator di bengkak kemerahan
hipotalamus pada sendi
Resiko infeksi

Hipertermi Ansietas Hambatan mobilitas fisik


2.5 Manifestasi Klinis

Demam chikungunya memiliki gejal memiliki gejala dan keluhan yang


mirip dengan demam dengue namun lebih ringan dan jarang
menimbulkan pendarahan. Adapun tanda dan gejala demam
chikungunya adalah :

1. Demam yang timbul mendadak mencapai 390C selama 1-7 hari


di sertai dengan sakit kepala, conjungtiva injection dimana
pembuluh konjungtiva mata akan tampak nyata dan terjadi foto
fobia ringan, mialga, dan altragia yang melibatkan berbagai sendi
serta dapat pula di sertai anoreksia, gejala flu, mual dan muntah
2. Nyeri pada persedian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari
kaki, dan tangan serta tulang belakang
3. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan
dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa
sakit bila berjalan
4. Ruam kemerahan pada kulit (setelah 3-5 hari)
5. Pembesaran kelenjar getah bening
6. Jarang menyebabkan pendarahan hebat, renjatan (shok) maupun
kematian
7. Pada bayi: demam mendadak dengan diikuti kulit merah, kejang
demam dapat terjadi , setelah 3-5 hari demam, timbul ruam
makulopapular minimal dan limfadenopati, injeksi konjungtiva,
pembengkakan kelopak mata, faaringitis dan gejala-gejala serta
tanda-tanda dari penyakit traktus respiratorius bagian atas umum
terjadi, tidak ada anantema
2.6 Pemeriksaan laboratorium

1. Isolasi virus (paling akurat)


- 2-5 ml darah dalam minggu pertama perjalanan penyakit
- Virus CHIK (efek sitopatik) di konfirmasikan dengan anti
serum CHIK spesifik
- Hasil didapat 1-2 minggu

2. Pemeriksaan serologi
- 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik
terjadi) dan pada fase penyembahan (10-14 hari) setelah
sampel I di ambil
- Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3
hari
- Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi
dan HIA
- Diagnosa (+)
- Peningkatan anti body empat kali pada fase akut dan fase
penyembuhan
- Antibody IgM spesifik CHIKV (+)

3. Polymerase chain reaction (PCR)


- Melalui enzim reserve transcriptase=tesRT-PCR
- Specimen sama dengan untuk isolasi virus
- Hasil di dapat dalam 1-2 hari
2.7 Penatalaksanaan Medis

Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya.


Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan
gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik,
karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri
dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah
termasuk campak atau demam berdarah dengue, maka perlu
kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera
dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi,
cukup karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya
tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk
menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-
buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar). Vitamin peningkat
daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi penyakit
ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa
membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.
Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan
preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul
imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.
Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau
meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic therapy),
seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik
untuk menghilangkan nyeri sendi.
Contoh: Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non
steroid anti inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini:
 Arasetamol, antalgin
 Natrium diklofenat
 Piroxicam atau ibuprofen.
2.8 Pencegahan
Pencegahan ditujukan untuk mengendalikan nyamuk dan
menghindari gigitan nyamuk. Pada saat ini belum ada vaksin di
pasaran untuk mencegah Chikungunya. Tindakan pencegahan
Chikungunya di daerah dimana terdapat nyamuk Aedes aegypti
adalah menghilangkan tempat dimana nyamuk dapat meletakkan
telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan, misalnya
bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng kosong. Tempat
penyimpanan air hujan atau penyimpanan air (kontainer plastik,
drum) hendaknya tertutup rapat. Ban mobil bekas, kaleng kosong
sebaiknya dimusnahkan. Tempat minum hewan peliharaan/burung
dan vas bunga hendaknya dikosongkan atau diganti setidaknya
seminggu sekali.
Semua upaya tersebut diharapkan dapat membasmi telur nyamuk
dan mengurangi jumlah nyamuk di daerah tersebut. Pada wisatawan
atau juga penduduk di daerah terjangkit Chikungunya, resiko digigit
nyamuk akan berkurang dengan pemasangan air conditioning atau
memasang kasa pada jendela atau pintu. Memakai repelen yang
mengandung 20-30% DEET pada kulit tubuh yang terbuka atau
pakaian akan mengurangi kemungkinan tergigit nyamuk.
Pencegahan Chikungunya ditekankan pada usaha terus-menerus,
berkesinambungan, community based, integrated mosquito control,
tidak boleh terlalu mengandalkan insektisida baik untuk jentik
nyamuk maupun nyamuk dewasa (chemical larvicide atau
adulticide).
Pencegahan wabah penyakit memerlukan peran serta masyarakat
yang terkoordinasi dalam usaha meningkatkan kewaspadaan
terhadap penyakit Chikungunya, serta bagaimana mengenali
penyakit dan bagaimana mengendalikan nyamuk yang dapat
menularkan/menyebarkan penyakit.
Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:
Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat
nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam
kurun waktu 7-10 hari.
 Menutup tempat penyimpanan air
 Mengubur sampah
 Menaburkan larvasida.
 Memelihara ikan pemakan jentik
 Pengasapan
 Pemakaian anti nyamuk
 Pemasangan kawat kasa di rumah.
Jadi kita semua sebagai calon tenaga kesehatan harus bisa
memberikan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya Perilaku
Hidup bersih dan Sehat (PHBS) untuk menghindari gigitan nyamuk
penyebab Chikungunya. Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat
yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka
setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar
matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan
pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini
adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk
mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini
dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding,
melainkan pada benda-benda yang menggantung.
BAB III
ASKEP

A. Pengkajian

1.Biodata
 Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status,
agama, suku,kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, pekerjaan,
alamat, diagnosa medis, no.Rekam medis.
 Penanggung Jawab, meliputi : nama, umur, jenis
kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, hubungan dengan pasien.

2. Alasan masuk rumah sakit


 Alasan dirawat:Terjadi penurunan fungsi hati
 Keluhan utama:Keluhan klien sehingga pasien
membutuhkan perawatan medik, jika klien
tidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik
untuk mengetahui penyebabsakitnya.

3 .Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini
2. Riwayat kesehatan sekarang:
 Waktu timbulnya penyakit
 Usaha yang dilakukan untuk mengurangikeluhan
3. Riwayat kesehatan keluarga
 Keluarga yang menderita penyakit yang sama.
4. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : bentuk, distribusi rambut, kebersihan rambut
dan kulit kepala,nyeri tekan.
2. Mata : Posisi mata, konjungtiva pucat, penglihatan, sklera.
3 Telinga : bentuk telinga, pendengaran,keadaan telinga, dan tidak
adasekret.
4. Hidung : bentuk hidung, tidak atau terdapat sekret, ada atau tidak
terdapat pernapasan cuping hidung.
5. Mulut dan gigi : keadaan bibir, menggunakan gigi palsu atau
tidak, kebersihan mulut.
6. Leher : terdapat pembengkakan atau tidak, ada nyeri tekan atau
tidak.
7. Thorax : Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16 -20
kali/menit)
8. Abdomen : terdapat pembesaran atau tidak, peristaltik usus
9. Ekstremitas :- Atas : keadaan baik atau lemah.- Bawah : keadaan
baik atau lemah.

B. Diagnosa Keperawatan
1.Hipetermia berdasarkan proses infeksi virus (penyakit), di
tandai dengan suhu tubuh meningkat (>37,50C), kulit tampak
kemerahan, kulit teraba panas
2. Nyeri akut berdasarkan agen cidera biologis di tandai
dengan: klien tampak meringis, klien tanpak melindungi area
tubuh yang nyeri, klien melaporkan nyeri secara verbal
3. Hambatan mobilitas fisik berdasarkan penurunan kendali otot
di tandai dengan keterbatasan pergerakan sendi
4. Ansietas berdasarkan perubahan dalam status kesehatan
ditandai dengan pasien gelisah, takut, khawatir
5. Resiko infeksi
C. Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria Hasil Intervensi

1. Hipertermi Tujuan: Thermoregulation Fever Treatment:


Definisi: Peningkatan suhu tubuh  Monitor suhu
diatas kisaran normal. Kriteria Hasil: sesering mungkin
Batasan karakteristik :  Suhu tubuh dalam rentang  Monitor warna
 Konvulsi normal. dan suhu kulit
 Kulit kemerahan  Nadi dan RR dalam rentang  Monitor tekanan
 Peningkatan suhu tubuh normal. darah, nadi, RR
diatas kisaran normal  Tidak ada perubahan warna  Monitor
 Kejang kulit dan tidak ada pusing. penurunan tingkat
 Takikardi kesadaran.
 Takipnea  Monitor
 Kulit terasa hangat WBC,Hb, dan
Faktor-faktor yang berhubungan: Hct
 Anastesia  Monitor intake
 Penurunan repirasi dan output

 Dehidrasi  Berikan anti

 Pemajanan lingkungan yang piretik

panas  Berikan

 Penyakit pengobatan untuk

 Pemakaian pakaian yang mengatasi demam

tidak sesuai dengan suhu  Selimuti pasien

lingkungan  Lakukan tapid

 Peningkatanlaju metabolisme sponge

 Medikasi  Kolaborasi

 Trauma pemberian cairan


intravena
 Aktivitas berlebihan  Kompres pasien
pada lipatan paha
dan aksila
 Tingkatan
sirkulasi udara
 Berikan
pengobatan untuk
mencegah
terjadinya
menggigil

Temperatur
regulation:
 Monitor suhu
minimal tiap 2
jam
 Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
 Monitor TD,
nadi, dan RR
 Monitor warna
dan suhu kulit
 Monitor tanda-
tanda hipertermi
dan hipotermi
 Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi.
 Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh.
 Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan akibat
panas.
 Diskusi tentang
pentingnya
pengaturan suhu
dan kemungkinan
efek negatifbdari
kedinginan
 Beritahu tentang
indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
 Ajarkan indikasi
dari hipotermi
dan penanganan
yang diperlukan
 Berikan anti
piretik jika
diperlukan
Vital sign
monitoring:

 Monitor TD,
nadi, suhu dan
RR
 Catat adanya
fluktuasi TD
 Monitoring vital
sign saat pasien
berbaring, duduk
atau berdiri
 Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
 Monitor TD,
nadi, RR
sebelum, selama
dan setelah
aktiviyas.
 Monitor kualitas
dari nadi
 Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
 Monitor suara
paru
 Monitor pola
pernapasan
abnormal
 Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis
perifer
 Monitor adanya
cushing triad (
tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
 Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
2 Nyeri akut : NOC NIC

Definisi : Pengalaman sensori dan  Pain Level, Pain Management


emosional yang tidak enyenangkan  Pain control,
 Lakukan
yang muncul akibat kerusakan  Comfort level
pengkajian nyeri
jaringan yang aktual atau potensial Kriteria Hasil :
secara
atau digambarkan dalam hal
 Mampu mengontrol nyeri, ( komprehensif
kerusakan sedemikian rupa
tahu penyebab nyeri, termasuk lokasi,
(lnternational Association for the
mampu menggunakan karakteristik,
study of Pain): awitan yang tiba-tiba
tehnik nonfarmakologi durasi, frekuensi,
atau lambat dari untuk mengurangi nyeri, kualitas dan
mencari bantuan) faktor presipitasi
intensitas ringan hingga berat
 Melaporkan bahwa nyeri  Observasi reaksi
dengan akhir yang dapat diantisipasi
 berkurang dengan nonverbal dari
atau
menggunakan manajemen Ketidaknyarnanan
diprediksi dan berlangsung <6 nyeri  Gunakan teknik
bulan. komunikasi
 Mampu mengenali nyeri
terapeutik untuk
Batasan karakteristik : (skala, intensitas, frekuensi
rnengetalrui
dan tanda
 Perubahan selera makan pengalaman nyeri
 nyeri)
 Perubahan tekanan darah pasien
 Perubahan frekwensi jantung  Menyatakan rasa nyaman  Kaji kultur yang
 Perubahan frekwensi setelah mempengaruhi
pernapasan  nyeri berkurang respon Nyeri
 Laporan isyarat  Evaluasi
 Diaforesis pengalaman nyeri
 Perilaku distraksi (mis.,berjalan masa lampau
mondar-mandir mencari orang lain  Evaluasi bersama
dan atau aktivitas lain, aktivitas yang pasien dan tim
berulang kesehatan lain
tentang
 Mengekspresikan perilaku ketidakefektifan
(mis.,gelisah, merengek, kontrol nyeri
menangis) masalampau
 Bantu pasien dan
 Masker wajah (mis.,mata kurang
keluarga untuk
bercahaya, tampak kacau,
mencari dan
gerakan
menemukan
mata berpencar atau tetap pada
dukungan
satu fokus meringis) kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
 Sikap melindungi area nyeri
nyeri seperti suhu
 Fokus menyempit
ruangan, pencahayaan
(mis.,gangguan
dan kebisingan
persepsi nyeri, hambatan proses
 Kurangi faktor
berfikir, penurunan interaksi presipitasi nyeri
dengan orang dan lingkungan)  Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
 lndikasi nyeri yang dapat diamati
(farmakologi, non
 Perubahan posisi untuk
farmakologi dan
menghindari nyeri
interpersonal)
 Sikap tubuh melindungi
 Kaji tipe dan
 Dilatasi pupil
sumber nyeri
 Melaporkan nyeri secara verbal
untuk
 Gangguan tidur
menentukan
Faktor yang berhubungan :
intervensi

 Agen cedera (mis.,biologis, zat  Ajarkan tentang


kimia, fisik, psikologis) teknik non
 Farmakologi

 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
 Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
 Tingkatkan
istirahat
 Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
 - Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic
Administration

- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat

- Cek instruksi dokter


tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih anlagesik yang


diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri

3 Hambatan mobilitas fisik NOC: NIC:


Definisi: Keterbatasan pada  Joint movement: active Exercise therapy :
pergerakan fisik tubuh atau satu atau  Mobility level ambulation
lebih ekstremitas secara mandiri dan  Self care : ADLs - Monitoring vital sign
terarah.  Transfer performance sebelum/sesudah
latihan dan lihat respon
Batasan karakteristik: Kritria Hasil: pasien saat latihan
 Penurunan waktu reaksi  Klien meningkat dalam - Kosultasikan dengan
 Kesulitan membolak-balik aktivitas fisik terapi fisik tentang
posisi  Mengerti tujuan dari rencana ambulasi
 Melakukan aktivitas lain peningkatan mobilitas sesuai dengan
sebagai pengganti  Memverbalisasikan perasaan kebutuhan
pergerakan ( mis, dalam meningkatkan - Bantu klien untuk
meningkatkan perhatian pada kekuatan dan kemampuan menggunakan tongkat
aktivitas orang lain, berpindah saat berjalan dan cegah
mengendalikan perilaku, terhadap cidera
 Memperagakan penggunaan
focus pada ketunadayaan / - Ajarkan pasien atau
alat bantu untuk mobilisasi (
aktivitas sebelum sakit) tenaga kesehatan lain
walker)
 Dispnea setelah beraktivitas tentang teknik ambulasi

 Perubahan cara berjalan - Kaji kemampuan

 Gerakan bergetar pasien dalam

 Keterbatasan kemampuan mobilisasi

melakukan keterampilan - Latih pasien dalam

motorik halus pemenuhan kebutuhan

 Keterbatasan kemampuan ADLs secara mandiri

melakukan keterampilan sesuai kemampuan


motorik kasar - Dampingi dan bantu
 Keterbatasan rentang pasien saat mobilisasi
pergerakan sendi dan bantu penuhi
 Tremor akibat pergerakan kebutuhan ADLs
 Ketidaksrabilan postur - Berikan alat bantu jika
 Pergerakan lambat klien memerlukan

 Pergerakan tidak - Ajarkan pasien

terkoordinasi bagaimana merubah


posisi dan berikan

Faktor yang berhubungan: bantuan jika

 Intoleransi aktivitas diperlukan.

 Perubahan metabolisme
seluler
 Ansietas
 IMT diatas perentil ke – 75
sesuai usia
 Gangguan kognitif
 Konstraktur
 Kepercayaan budaya tentang
aktivitas sesuai usia
 Fisik tidak bugar
 Penurunan ketahanan tubuh
 Penurunan kendali otot
 Penurunan massa otot
 Malnutrisi
 Gangguan Muskuloskeletal
 Gangguan neuromaskular,
nyeri
 Agens obat
 Penurunan kekuatan otot
 Kurang pengetahuan tentang
aktifitas fisik
 Keadaan mood defresif
 Keterlambatan
perkembangan
 Ketidaknyamanan
 Disuse, kaku sendi
 Kurang dukungan
lingkungan ( mis. Fisik atau
social)
 Keterbatasan ketahanan
kardiovaskuler
 Kerusakan integritas struktur
tulang
 Program pembatasan gerak
 Keenganan memulai
pergerakan
 Gaya hidup monoton
 Gangguan sensori perseptual

4 Ansietas NOC NIC

Difinisi : perasaan tidak nyaman  Anxiety self-control Anxiety Reduction (


atau kekawatiran yang samar disertai  Anxiety level penurunan kecemasan)
respon anatom( sumber sering kali  Coping
 Gunakan
tidak spesifik atau tidak di ketahui Kriteria Hasil
pendekatan yang
oleh individu) perasaan takut yang di
sebabkan oleh antisipasi terhadap  Klien mampu menenangkan
bahaya. Hal yang merupakan isyarat mengidentifikasi dan  Nyatakan dengan
kewaspadaan yang memperingatkan mengungkapkan gejala jelas harapan
individu akan adanya bahaya dan cemas terhadap pelaku
mampukah individu untuk bertindak  Mengidentifikasi, pasien
menghadapi ancaman mengugkapkan dan  Jelaskan prosedur
menunjukan teknik dan apa yang di
Batasan Karakteristik
untuk mengontrol cemas rasakan selama
 Perilaku  Vital sign dalam batas prosedur
i) Penurunan produktifitas normal  Pahami prepektif
ii) Gerakan yang irelevan Postur tubuh, ekspresi wajah,bahasa pasien terhadap
iii) Gelisah tubuh dan tingkat aktiitas situasi stres
iv) Melihat sepintas menunjukan berkurangnya  Temani pasien
v) Insomnia kecemasan untuk
vi) Mengekspresikan memberikan rasa
kekawatiran karena aman dan
masalah dalam hidup mengurangi rasa
vii) Agitasi takut
viii) Mengintai  Dorong keluarga
ix) Tampak waspada untuk menemani
anak
 Affektif  Lakukan
i) Gelisah back/neck rub
ii) Kesedihan yang
 Dengarkan
mendalam
dengan penuh
iii) Ketakutan
perhatian
iv) Perasaan tidak adekuat
 Identifikasi
v) Berfokus pada diri
tingkat
sendiri
kecemasan
vi) Peningkatan
kewaspadaan  Bantu pasien
vii) Iritabilitas untuk mengenal
viii) Gugup senang situasi yang
berlebih menimbulkan
ix) Rasa nyeri kecemasan
x) Bingung  Dorong pasien
xi) Ragu untuk
xii) Khawatir mengungkapkan
perasaanya
 Instruksikan
 Fisiologis
pasien untuk
i) Wajah tegang
menggunakan
ii) Peningkatan keringat
teknik relaksasi
iii) Peningkatan ketegangan
 Berikan obat
iv) Gemetar, tremor
untuk mengurangi
v) Suara bergetar
kecemasan

 Simpatik
i) Anoreksia
ii) Eksitasi kardiovaskuler
iii) Diare,mulutkering
iv) Wajah merah
v) Jantung berdebar
vi) Peningkataan tekanan
darah
5 Resiko Infeksi NOC NIC

Definisi: mengalami peningkatan  Immune status Infection control (control


resiko terserang organisme  Knowledge: infection infeksi)
patogenik control
- Bersihkan
 Risk control
Factor-faktor resiko: lingkungan
Kriteria Hasil:
setelah di
 Penyakit kronis
 Klien bebas dari tanda pakaipasien lain

dan gejala infeksi - Pertahankan


- Diabetes melitus  Mendeskripsikan proses teknik isolasi
- Obesitas penularan penyakit, - Batasi
 Pengetahuan yang tidak factor yang pengunjung bila
cukup untuk menghindari mempengaruhi perlu
pemanjaan pathogen penularan serta - Instruksi pada
 Pertahanaan tubuh primer penatalaksanaannya pengunjung untuk
yang tidak adekuat  Menunjukkan mencuci tangan
- Gangguan peritalsis kemampuan untuk saat berkunjung
- Kerusakan integritas mencegah timbulnya dan setelah
kulit (pemasangan infeksi berkunjung
kateter  Jumlah leukosit dalam meninggalkan
intravena,prosedur batas normal pasien
invasive)  Menunjukkan perilaku - Gunakan sabun
- Perubahan sekresi pH hidup sehat antimikrobia
- Penurunan kerja untuk cuci tangan
siliaris - Cuci tangan
- Pecah ketuban dini setiap sebelum
- Pecah ketuban lama dan sesudah
- Merokok tindakan
- Statis cairan tubuh keperawatan
Trauma jaringan (mis, trauma - Gunakan
baju,sarung
tangan sebagai
alat pelindung
- Pertahankan
lingkungan
aseptic selama
pemasangan alat
- Ganti letak IV
parifer dan line
central dan
dressing sesuai
dengan petunjuk
umum
- Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan
infeksi kandung
kencing

D. Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncakan.

E. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan, apabila berhasil maka tindakan dihentikan, apabila
tindakan tidak berhasil maka dilakukan pengkajian kembali.
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus


chikungunya yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai
penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk
Aedes albopictus. Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti
“yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita yang
membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi berkisar 1-4
hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang
berlangsung 3-10 hari. Virus chikungunya merupakan anggota genus
Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotype
yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga
Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Masa inkubasi dari demam
Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam
pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien

3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah menyadari akan keterbatasan
kemampuan yang kami miliki sehinga menyebabkan kekurang,
kesempurnaan dalam menyusun makalah ini, baik dari segi isi maupun
materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-perbaikan
selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan, Definisi dan


Klasifikasi 2009 – 2011. Jakarta : EGC.

Widodo, Djoko. 2007. Diagnosis dan Penatalaksanaan Chikungunya.


Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Anda mungkin juga menyukai