Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN

Tentang
BALANCE SCORECARD
Dosen:
Dr. Zarah Puspitaningtyas, S.Sos., SE., M.Si.,

Oleh :

1. SUPRAYITNO, S. Kep, Ns
2. NONIC AJENG RAHAYU, S.Kep, Ns

PROGRAM STUDI PASCASARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun.
Terima kasih Kami ucapkan kepada Ibu Dr. Zarah Puspitaningtyas, S.Sos., SE., M.Si
selaku dosen Manajemen Kesehatan, mudah-mudahan ilmu yang Ibu berikan kepada kami
khususnya dan umumnya kepada kami semoga semua bermanfaat.
Penyusunan makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kulia Obstetri. Namun
kami tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan
dalam penyusunan makalah ini dapat bermanfaat.

Jember, 14 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Judul …………………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar ………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………... iii

1. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………..…………. 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………….………….………… 1
1.3. Tujuan ………………………………………………......………….. 1

2. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi balance scorecard........................................................................ 6
2.2 Kerangka balance scorecard ...................................................................... 7
2.3 perspektif, karakteristik dan mekanisme balance scorecard....................... 7
2.4 Konsep strategis balance scorecard............................................................ 14
2.4 Keunggulan balance scorecard................................................................... 14
2.5 Contoh balance scorecard ......................................................................... 17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ……………………………………....…………………... 20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang hangat di banyak Negara maju. Perusahaan
perusahaan nasional maupun internasional berusaha menjadi yang terdepan dala mewujudkan
lingkungan yang kompetitif. Selama ini, pengukuran kinerja hanya dilakukan secara
tradisional dan hanya menitikberatkan pada sisi finansial atau keuangan saja. Perusahaan
dengan pencapaian hasil keuangan yang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang berhasil.
Padahal, dalam mengukur kinerja suatu perusahaan tidak bisa hanya melihat dari sisi
keuangan, tetapi juga non keuangan. Dengan hanya melihat ukuran-ukuran keuangan atau
finansial saja tidak akan dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan
perusahaan. Hal ini justru akan memberikan hasil yang menyesatkan. Untuk mengatasi
kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja
perusahaan. Saat ini metode yang banyak mendapat perhatian banyak pihak dalam
hubungannya dengan penyusunan strategi bisnis termasuk juga dalam menyusun strategi
lingkungan dalam pengeloloaan sumber data alam adalah Balanced Scorecard (BSC).
Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan pada awal tahun1990-an oleh Drs.
Robert Kaplan (Harvard Business School) dan David Norton.Pemunculan BSC
dilatarbelakangi oleh kondisi persaingan pasar yang semakin kompleks.Dengan adanya
tekanan globalisasi yang membuka pintu perdagangan bagi perusahaan-perusahaan asing
untuk berkompetisi di dalam negeri, informasi finansial (sistem tradisional) menjadi tidak
cukup untuk memampukan perusahaan menghadapi persaingan yang ada.Saat ini perusahaan
juga membutuhkan informasi non-finansial untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan serta memfasilitasi evaluasi dan kontrol terhadap kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Selain itu permasalahan lain yang ditemui perusahaan adalah tidak terimplementasinya
strategi yang ditetapkan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari (Paul Niven,
2002). Hal ini menjadi penghambat kinerja perusahaan karena untuk bertahan dan bertumbuh
dibutuhkan alignment dan fokus antara strategi yang dijalankan perusahaan dengan kegiatan
sehari-hari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud balance scorecard?
2. Bagaimana kerangka balance scorecard?
3. Bagaimana Bentuk, karakteristik dan mekanisme balance scorecard?
4. Sebutkan Konsep strategis balance scorecard?
5. Bagaimana contoh balance scorecard?
1.3 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mengetahui dan mampu memahami tentang balance scorecard
B. Tujuan Khusus
Dapat menjelaskan balance scorecard, kerangka dan karakteristik dari balance scorecard
juga bagaimana konsep balance scorecard itu sendiri.
1.4 METODE PENULISAN
Metodologi penulisan merupakan cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan
atau pemecahan suatu masalah yang pada dasarnya menggunakan metode ilmiah, dalam
penyusunan makalah ini kami menggunakan metode studi pustaka melalui referensi-referensi
dari buku dan dari internet.
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Definisi balance scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard. Scorecard
artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan
skor yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan balanced artinya berimbang,
maksudnya adalah untuk mengukur kinerja seseorang diukur secara berimbang.
Menurut Olve, dkk kata benda score merujuk pada makna penghargaan atas poin-poin
yang dihasilkan (seperti dalam permainan). Dalam konteks kata kerjascore berarti memberi
angka. Dengan makna yang lebih bebas scorecard berarti sutau keadaan di mana segala
sesuatu perlu diukur. Ketika kita bicara tentang Balanced Scorecard dimana terdapat
tambahan kata balanced di depan kata score maksudnya adalah bahwa angka atau score
tersebut harus mencerminkan keseimbangan antara sekian banyak elemen penting dalam
kinerja. (Yuwono, 2002)
Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) mendefinisikan Balanced Score cardsebagai
: “a measurement and management system that views a business unit’s performance from
fourperspectives : financial, customer, internal business process and learning and growth.”
Dengan demikian Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran,
dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman
kepada manajer tentang performance bisnis.
Balanced Scorecard merupakan suatu system manajemen strategi atau lebih tepat
dikatakan “strategic based responsibility accounting system” yang menjabarkan misi dan
strategi suatu organisasi kedalam tujuan operasional dan toalk ukur kinerja perusahaan
tersebut.
Balanced Scorecard merupakan sebuah sistem manajemen untuk mengimplementasikan
strategi, mengukur kinerja yang tidak hanya dari sisi finansial semata melainkan juga
elibatkan sisi non finansial, serta untuk mengkomunikasikan visi, strategi, dan kinerja yang
diharapkan. Dengan kata lain pengukuran kinerja tidak dilakukan semata-mata untuk jangka
pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjang. Sehingga suatu organisasi menggunakan fokus
pengukuran balance scorecarddalam rangka untuk menghasilkan berbagai proses manajemen.
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa Balanced Scorecard adalah sistem
pengukuran kinerja yang berfokus pada aspek keuangan dan non keuangan dengan
memandang empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan
karyawan, serta proses bisnis internal yang dapat membantu organisasi untuk
menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dimana semua perspektif tersebut terjalin
dalam suatu hubungan sebab akibat.

2.2 kerangka Balanced Scorecard

2.3 Perspektif dalam Balanced Sscorecard


Seperti dijelaskan diawal bahwa penilaian Balanced Scorecard terdiri dari empat
perepektif yaitu persepektif pembelajaran dan pertumbuhan, persepektif proses internal,
perspektif pelanggan, persepektif proses internal serta perspektif keuangan. Perspektif yang
dimaksud ini adalah sebagai fokus untuk menyusun sasaran strategi perusahaan yang relevan
ditiap-tiap bagian, unit maupun perusahaan ini secara keseluruhan.Sasaran inilah yang
kemudian dimasukan kedalam ukuran atau indicator pengukur pencapaian kinerja terhadap
sasaran strategi yang telah ditentukan sebelumnya baik itu bersifat eksak, proksi, aktivitas
ataupun proyek.

A. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Perspektif Non financial)


Perspektif learning and growth (pembelajar dan pertumbuhan). Perspektif ini
menunjukkan bersumber dari tiga prinsip yaitu, people (kemampuan pekerja), system
(kemampuan systeminformasi), dan organizational procedure (motivasi, pemberdayaan
dan pensejajaran) (Tanone, 2013).
Kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur dengan
menggunakan ukuran:
1. Tingkat keahlian SDM
2. Komitmen SDM
3. Suasana kerja
Ukuran dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan akan terlihat dari
pencapaian: peningkatan keahlian SDM, kemampuan system informasi, tingkat
komitmen dan motivasi SDM.
B. Perspektif Proses Bisnis Internal (Perspekti Non Finansial)
Menurut Suwardi Luis Prima A. Biromo, (2007:34), Yang dimaksud proses bisnis
internal adalah: “ serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis kita secara internal
yang kerap disebut dengan nilai value chain.” Dengan perspektif bisnis internal
perusahaan harus mengidentifikasikan proses internal yang penting, dan perusahaan
harus melakukannya dengan sebaik-baiknya, karena proses internal tersebut memiliki
nilai-nilai yang diinginkan pelanggan. Di sini manajemen mengidentifikasi proses
internal bisnis yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam
perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka
berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi
pelanggan.
Kaplan dan Norton membagi proses bisnis internal ke dalam inovasi, operasi, dan
layanan purna jual.

a. Proses inovasi
Dalam proses ini unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten
dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan.
b. Proses operasi
Aktifitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian, yaitu proses
pembuatan produk dan proses penyampaian produk kepada pelanggan.
Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada
waktu, kualitas, dan biaya.
c. Proses pelayanan purna jual
Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan
produk/jasa tersebut dilakukan. Aktifitas yang terjadi dalam tahapan ini,
misalnya penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak
dan yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran pelanggan.
Ukuran ini menunjukkan dalam proses produksi suatu perusahaan.
Orientasi kepada pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi
manajemen adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan (Dr. Johannes, 2009).
Kinerja pada perspektif internal proses diukur dengan menggunakan
ukuran:
1) Waktu proses
2) Pengiriman tepat waktu
3) Efektivitas proses
Ukuran dari perspektif internal proses bisnis akan terlihat
dari pencapaian tingkat inovasi (munculnya produk baru),
operasional, dan produksi yang semakin serta layanan purnajual.

C. Perspektif Pelanggan (Perspekti Non Finansial)


Suwardi Luis, Prima A Biromo (2007:27), menyatakan bahwa: “Suatu
produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumen jika manfaat yang
diterimanya relatif lebih tinggi dari pengorbanan yang dikeluarkan untuk
mendapatkan produk dan jasa itu serta manfaatnya mendekati atau melebihi apa yang
diaharapkan oleh konsumen. Hal-hal yang dinilai antara lain adalah atribut produk
atau jasa, hubungan dengan pelanggan, kepuasan serta reputasi organisasi.”
Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelanggan
menilai produk atau jasa dan organisasi kita.Perspektif pelanggan memfokuskan
pada, bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil.Suatu
organisasi juga harus memeberikan insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat
memenuhi harapan pelanggan. Perusahaan antara lain menggunakan tolok ukur
kinerja berikut pada waktu mempertimbangkan perspektif pelanggan, yaitu:
a. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Tolak ukur kepusan pelanggan menunjukan apakah perusahaan
memenuhi harapan pelanggan atau bahkan menyenangkanya, agar para pelanggan
puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan maka perusahaan harus
memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada para pelanggan.
b. Retensi pelanggan (customer retention).
Tolak ukur retensi atau loyalitas pelanggan menunjukan bagaimana
baiknya perusahaan berusaha mempertahakan pelanggannya. Secara umum
dikatakan 5 kali lebih banyak untuk memperoleh seorang pelanggan baru daripada
mempertahankan seorang pelanggan lama
c. Pangsa pasar (market share).
Pangsa pasar mengukur proporsi perusahaan dari total usaha dalam pasar
tertentu.
d. Kemampulabaan pelanggan / costomer profitabilitas
Untuk perusahaan yang mencari untung, garis paling bawah (bottom line)
adalah kemampulabaan pelanggan, yakni pelanggan yang memberikan
keuntungan kepada perusahaan. Mempunyai pelanggan puas dan setia dari pangsa
pasar yang besar adalah baik, akan tetapi penmcapaian tersebut tidak menjamin
kemampulabaan. Kepuasan pelanggan yang lebih baik mengarah kepada
peningkatan kemampulabaan pelanggan.
Ukuran dari perspektif pelanggan akan terlihat dari pencapaian (pangsa
pasar), kemampuan mempertahankan pelanggan, kemampuan meningkatkan jumlah
pelanggan loyal, tingkat kepuasan pelanggan tingkat profitabilitas.
D. Perspektif Keuangan (Perspektif Finansial)
Menurut Kaplan dan Norton (2000:42) menyatakan bahwa: “Dalam balanced
scorecard persepektif keuangan tetap menjadi hal yang sangat penting, karena ukuran
keuangan merupakan salah satu dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang
disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil.”
Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan, implementasi,
dan pelaksanaan, dari strategi memberikan perbaikan yang mendasar.Perbaikan-
perbaikan ini tercermin dari sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan
keuntungan yang terukur dalam profitabilitas perusahaan.Sasaran keuangan bisa
sangat berbeda di tiap-tiap tahapan dari siklus kehidupan bisnis.
Menurut Kaplan dan Norton yang diterjemahkan oleh Peter Yosi R. Pasla
(2000:42), Tahap siklus perusahaan itu terbagi kedalam beberapa tahap yang
dihubungkan dengan sasaran ditiap tahapan. Tahapan siklus tersebut diantaranya
adalah:
a. Pertumbuhan (growth)
Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis.
Pada tahap ini suatu perusahaan memilik produk atau jasa yang secara signifikan
memiliki pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk
berkembang perusahaan dalam tahap ini mungkin secara actual beroperasi dalam
arus kas yang negative dari pengembalian atas modal investasi yang rendah.
Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan
pengukuranpada pertumbuhan, penerimaan atau penjualan dalam pasar yang
ditargetkan.
b. Bertahan (sustain)
Merupaka suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan investasi
dengan mempertahankan pengembalian yang terbaik.Dalam hal ini perusahaan
berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembangkannya
apabila secara konsisten pada tahap ini perusahaan tidak lagi berdampak pada
strategi-strategi jangka panjang.Secara keuntungan pada tahap ini diarahkan pada
besarnya upaya pengembalian atas investasi yang dilakukan.
c. Menuai (harvest)
Tahap ini merupakan tahap kematangan, suatu tahap dimana perusahaan
melakukan panen terhadap investasi yang dibuat pada dua tahap sebelumnya
perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk
pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan
ekspemi/membangun suatu kemampuan baru.Tujuan utama dalam tahap ini
adalah memaksimumkan kas yang masuk kedalam perusahaan.Untuk menjadikan
organisasi suatu institusi yang mampuberkreasi diperlukan keunggulan dibidang
keuangan. Melalui keunggulan dibidang ini organisasi menguasai sumber daya
yang sangat diperlukan untuk mewujudkan tiga perspektif strategi lain yaitu
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses
pertumbuhan dan pembelajaran.
Menurut Rangkuti (2011) kinerja pada perspektif keuangan diukur dengan
menggunakan ukuran:
1) Laba Investasi (Return On Investment)(ROI)
2) Peningkatan penjualan
3) Bauran pendapatan (revenue mix)
4) Pemanfaatan aktiva (diukur dengan asset turn over)
5) Efisiensi biaya
Ukuran dari perspektif keuangan akan terlihat dari pencapaian ROE dan
ROI, marjin laba serta efisiensi niaya yang semakin meningkat sehingga
perusahaan dapat menguasai pasar dan lebih baik dibandingkan pesaing.
2.4 Karakteristik balance scorecard
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2009:4), balanced scorecard merupakan suatu system
manajemen strategik atau lebih tepat dinamakan suatu “Strategic based responsibility
accounting system” yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan
operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat persefektif yang berbeda, yaitu persepektif
keuangan (financial persepective), persepektif pelanggan (customer persepective),
persepektif proses bisnis internal (internal business process persepective),dan persepektif
pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth persepective)”
Balanced scorecard memperthankan persepektif keuangan karena tolak ukur keuangan
berguna dalam mengikhtisarkan konsekuensi tindakan ekonomi terukur yang telah
diambil.Tolok ukur keuangan menujukan apakah strategi, implementansi dan eksekusi
perusahaan memberi kontribusi pada perbaikan laba.Tujuan finansial biasanya berkaitan
dengan pengukuran kemampulabaan, seperti laba operasi ROCE (Return-On-Capital
Employed), EVA (Economic Value Added) dan lain-lain.Tujuan keuangan alternative dapat
berupa pertumbuhan penjualan yang cepat atau perolehan arus kas. Perspektif keuangan
menggambarkan konsekuensi tindakan ekonomi yang diambil dalam ketiga perspektif yang
lain perspektif pelanggan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasar dimana unit
perusahaan akan bersaing. Perspektif proses bisnis internal melukiskan proses internal yang
diperlukan untuk memberikan nilai untuk pelanggan dan pemilik.
Sebagai contoh, dalam perusahaan manufakturing, perakitan suatu produk adalah proses
bisnis internal. Dalam perusahaan penerbangan, menangani kopor merupakan proses bisnis
internal. Ide dasarnya adalah pembelajaran perlu untuk memperbaiki kepuasan pelanggan,
dan memperbaiki kepuasan pelanggan perlu untuk memperbaiki hasil keuangan.
Persepektif pemeblajaran dan pertumbuhan (in-frastructure) mendefinisikan kapabilitas
yang diperlukan induk organisasi untuk menciptakanpertumbuhan jangka panjang dan
perbaikan. Persepektif yang terakhir ini berhubungan dengan tiga “enabling factors” utama,
yaitu:
1. Kapabilitas karyawan (employee capabilities).
2. Kapabilitas system informasi (information system capability)
3. Sikap karyawan (motivasi: pemberdayaan/empowerment).”
Dalam pendekatan balanced scorecard, penekanan adalah pada perbaikan yang
berkesinambungan (continous improvement) bukan hanya mencapai tujuan khusus seperti
laba. Apabila suatu organisasi tidak melakukan perbaikan yang berkesinambungan,
organisasi tersebut mungkin akan kalah bersaing.
2.5 Strategi balance scorecard
Balanced scorecard memperkenalkan empat proses manajemen yang baru, yang terbagi
dan terkombinasi antara tujuan strategik jangka panjang dengan peristiwa-peristiwa jangka
pendek. Keempat proses tersebut adalah
1. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi perlu dijabarkan dalam tujuan
dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di
masa mendatang. Untuk mewujudkan kondisi yang digambarkan dalam visi, perusahaan
perlu merumuskan strategi.Tujuan ini menjadi salah satu landasan bagi perumusan
strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian
dijabarkan ke dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.
2. Komunikasi dan Hubungan.
Balanced scorecard memperlihatkan kepada setiap karyawan apa yang dilakukan
perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan
konsumen karena oleh tujuan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. Untuk itu,
balanced scorecard menunjukkan strategi yang menyeluruh yang terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu (1) Comunicating and educating, (2) Setting Goal dan (3) Linking Reward
to Performance Measures
3. Rencana Bisnis
Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis
dan rencana keuangan mereka.Hampir semua organisasi saat mengimplementasikan
berbagai macam program yang mempunyai keunggulannya masing-masing saling
bersaing antara satu dengan yang lainnya.Keadaan tersebut membuat manajer mengalami
kesulitan untuk mengintegrasikan ide-ide yang muncul dan berbeda di setiap departemen.
Akan tetapi dengan menggunakan balanced scorecard sebagai dasar untuk
mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk
diprioritaskan, akan menggerakkan ke arah tujuan jangka panjang perusahaan secara
menyeluruh.
4. Umpan Balik dan Pembelajaran.
Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan.
Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan dapat
melaukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka
pendek, dari tiga pespektif yang ada yaitu: konsumen, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan untuk dijadikan sebagai umpan balik dalam mengevaluasi
strategi.
Dalam perkembangannya Balanced Scorecard mempunyai kerangka umum untuk
menjelaskan dan mengimplementasikan strategi sebuah perusahaan.Kerngka tersebut adalag
“Strategy Map” atau biasa disebut dengan peta strategi.Kerangka ini sebagai dasar batu loncatan
dari strategic management system yang baru.(Yuwono, 2002)

Gambar 1. Peta StrategiBalaced Scorecard

2.6 Konsep Balance score


Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi
konsep tersebut. Menurut ahli manjemen Kaplan dan Norton, Balanced scorecard terdiri dari
kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan
untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh peronil di masa depan. Melalui kartu skor,
skor yang akan diwujudkan personil di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja
sesungguhnya.
2.7 Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan systemmanajemen startegik
sekarang berbeda dengan manajemen strategic dalam manajemen tradisional.
Keunggulan Balanced Scorecard dalam system perencanaan stategik adalah mampu
menghasilkan rencana stategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Komprehensif
Memberikan informasi manajerial secara komprehensif.Balanced Scorecard
memperluas perspektif yang dicakup, sebelumnya hanya terbatas pada perspektif
keuangan sekarang meluas ke tiga perspektif yang lain; customers, proses
bisnis/intern serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ke perspektif
non keuangan menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a. Perusahaan mampu untuk masuk ke dalam lingkungan bisnis yang lebih
kompleks.
b. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
2. Koheran
Balanced Scorecard mewajibkan untuk membangun hubungansebab-akibat di
antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik supaya
dapat memotivasi karyawan untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif
strategik yang bermanfaat dan membangun relationship visi, misi, tujuan ke dalam
sasaran startegis.
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh system perencanaan
strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
yang berjangka panjang
4. Terukur
Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh system perencanaan strategik
menjajikan ketercapaian berbagai sasaran strategic yang dihasilkan oleh system
tersebut.(Mulyadi, 2001)
Tabel 1.Beda Manajemen Strategik dalam Manajemen Tradisional dengan Sistem
Manajemen Strategik dalam Manajemen Kotemporer

Sistem Manajemen Strategik Sistem Manajemen Strategik

dalam Manajemen Kontemporer dalam Manajemen Tradisional

Mencakup perspektif yang


komprehensif : keuangan,

Hanya berfokus ke perspektif

pelanggan, proses bisnis internal,

keuangan

serta pembelajaran dan


Pertumbuhan

Koheran Tidak Koheran

Seimbang

Terukur

Sumber :(Mulyadi, 2001)


2.8 Contoh kasus
Perencanaan strategis berdasarkan visi, misi dan tujuan RSD kalisat
1. Visi : Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu, Terjangkau Dengan
Mengutamakan Kepuasan Pelanggan.
2. Misi :
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional.
- Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
- Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yg mampu dijangkau oleh
pelanggan.
- Memberikan pelayanan yang cepat, tepat.
- Mewujudkan pelayanan yang ramah dan santun.
- Mewujudkan sarana dan prasarana pelayanan yang bersih,aman dan nyaman.
- Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
3. Tujuan : Menjamin hak masyarakat untuk menerima setiap jenis layanan yang
disediakan rumah sakit dengan standar mutu yang telah ada di masing-masing unit
pelayanan.
Dari visi, misi dan tujuan rumh sakit diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa RSD Kalisat memiliki visi yang jelas , namun Rumah sakit belum
mempunyai strategi yang jelas sebagaimana rumah sakit sudah meiliki visi dan
misi, sehingga untuk mampu melakukan penerapan Balanced Scorecard rumah sakit
bisa merancang strategi, tujuannya untuk mencapai rumah sakit yang terintegrasi
dan berimbang baik untuk kepentingan karyawan, professional dan pemerintah
maupun masyarakat secara keseluruhan.
Indikator Kinerja yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
A. Kinerja Perspektif Pelanggan
a. Kepuasan Pelanggan : menggunakan aspek untuk mengukur kinerja
kepuasan pelanggan antara lain : fasilitas, kualitas pelayanan, ketenagaan,
waktu tunggu dan biaya menggunakan indicator sangat tidak puas, tidak
puas, ragu-ragu, puas dan sangat puas, lalu hasilnya akan mencapai indeks
kepuasan pelanggan, yang dirumuskan oleh Sugiyono sebagai berikut:
Dimana :
IKP = PP IK maks = R x PP x EX maks
IKK = Indeks Kepuasan Pasien IK min = R x PP x EX min
PP = Perceived Performance Interval = ( IK maks – IK min )
Dan dimana:
PP = Banyaknya Pertanyaan
R = Jumlah Responden
EX min = Skor minimal yang bisa diberikan
EX maks = Skor maksimal yang bisa diberikan
b. Customer Retention : tingkat dimana organisasi dapat mempertahankan
hubungan dengan konsumen lama/pelanggan tetap.
Jumlah pelanggan lama
Customer Retention = X 100%
Total pelanggan
c. Customer Acquisition dengan melihat jumlah pelanggan (Pasien) baru yang
berhasil rumah sakit peroleh.
Jumlah pelanggan baru
Customer Acquisition = X 100%
Total pelanggan
B. Kinerja Perspektif Keuangan Untuk mengukur perspektif keuangan ini
dilakukan dengan menggunakan instrument pengukur value for money atau 3E
yang dikembangkan oleh Mardiasmo yaitu:
pengeluaran institusi
a. Rasio Ekonomi = X 100%
Anggaran yang ditetapkan
Realisasi pendapatan
b. Rasio Efektivitas = X 100%
Target pendapatan yang ditetapkan
Pengeluaran dan rangka memperoleh pendapatan
c. Rasio Efisiensi = X 100%
Realisasi pendapatan
C. Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan merupakan perspektif yang
paling mendasar dalam Balanced Scorecard. Kinerja perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran diukur dengan menggunakan indikator, retensi karyawan,
produktivitas karyawan dan kepuasan karyawan.
Jumlah karyawan yang keluar
a. Retensi Karyawan= X 100%
Jumlah total karyawan
Pendapatan
b. Produktivitas Karyawan = X 100%
Jumlah total karyawan
c. Kepuasan Karyawan menggunakan aspek untuk mengukur kepuasan
karyawan antara lain: motivasi, komunikasi, kepemimpinan, tempat kerja
dan semangat kerja menggunakan indicator sangat tidak puas, tidak puas,
ragu-ragu, puas dan sangat puas, lalu hasilnya akan mencapai indeks
kepuasan karyawan, yang dirumuskan oleh Sugiyono sebagai berikut :
IKP = PP
IKK = Indeks Kepuasan Pasien
PP = Perceived Performance
Setelah diketahui IKK dari seluruh responden kemudian digolongkan pada
skala a. sangat tidak puas, b. tidak puas, c. cukup, d. puas, dan e. sangat
puas. Untuk menentukan skala ini terlebih dahulu ditentukan indeks
kepuasan minimal dan indeks kepuasan maksimal, interval yang dapat dicari
dari pengurangan antara indeks kepuasan maksimal dengan kepuasan
minimal di bagi menjadi lima seperti yang dirumuskan oleh oleh Sugiyono:
IK maks = R x PP x EX maks
IK min = R x PP x EX min
Interval = ( IK maks – IK min )
Dimana:
PP = Banyaknya Pertanyaan
R = Jumlah Responden
EX min = Skor minimal yang bisa diberikan
EX maks = Skor maksimal yang bisa diberikan

Pengukuran dalam Balanced Scorecard


Skor Pengukuran Balanced Scorecard
Skor Nilai Pengertian
-1 Kurang Tingkat prestasi di bawah standar
0 Cukup Tingkat prestasi sesuai standar
1 Baik Tingkat prestasi di atas standar

D. Kinerja Perspektif Bisnis Internal


a. BOR (Bed Occupancy Ratio)
b. ALOS (Average Length of Stay)
c. TOI (Turn Over Interval)
d. BTO (Bed Turn Over)
e. NDR (Net Death Rate)
f. GDR (Gross Death Rate)
Desain pengukuran kinerja RSD Kalisat adalah sebagai berikut :
Pengukuran dalam Balanced Scorecard : Skor Pengukuran Balanced Scorecard
Skor Nilai Pengertian
-1 Kurang Tingkat presentasi dibawah standar
0 Cukup Tingkat presentasi sesuai standar
1 Baik Tingkat presentasi di atas standar
Ikhtisar Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard:
Perspektif Nilai Skor
a. Perspektif konsumen
Kepuasan konsumen 5.836 1
Customer Retention 59.98% -1
Customer Acquisition 57,96% 1
b. Perspektif keuangan
Rasio ekonomi 103.87%, -1
Rasio efesiensi 138,09% -1
Rasio efektivitas 126,10% 1
c. Perspektif Bisnis Internal
BOR(Bed Occupnacy Rate) 79.20% 1
BTO (Bed Turn Over) 6.8 kali -1
TOI (Turn Over Internal) 1.05 hari 1
GDR (Gross Death Rate) 4.7 permil 1
NDR (Net Death Rate) 1.8 permil 1
ALOS (Average Length of Stay) 3.9 hari -1
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Retensi Karyawan 3,14 % 1
Produktivitas Karyawan Rp.9,108,872,243.96 1
Kepuasan Karyawan 2.409 1
Jumlah 5

Total bobot skor Rumah Sakit adalah 0 skor dari total bobot standar,
sehingga rata–rata skor adalah 5/15 = 0,33
Langkah selanjutnya adalah membuat skala untuk menilai total skor tersebut
sehingga kinerja Rumah Sakit dapat dikatakan ”Kurang”, ”cukup”, dan ”baik”.
Berikut gambar kinerja RSD Kalisat
BAB 111
KESIMPULAN
Balanced Scorecard adalah alat ukur kinerja dalam sebuah organisasiyang dapat
diukur dari visi misi dan stategi sebuah organisasi dengan melihat 4 perspektif yaitu
keuangan, pelanggan, proses bisnis/internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Keunggulan Balanced Scorecard dalam system perencanaan stategik adalah mampu
menghasilkan rencana stategik yang memiliki karakteristik komprehensif, koheran,
seimbang dan terukur.
DAFTAR PUSTAKA
Lusa S, Jonathan. 2006. Berkenalan Dengan Balanced Scorecard (bsc):
http://jsofianwordpress.com.

Mulyadi dan Setyawan Jhony. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian


manajemen: Sistem Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat:
Jakarta

Norton, R.S.K.a.D.P., 1992.The Balanced Scorecard Measures That Drive


Performance.Harvard Business Review.

Shofiatul lailiyah., 2002 pengukuran kinerja rumah sakit dengan balance scorecard:
Tanone, R., 2013. Sistem Pemantau Kinerja Berbasis Balanced Scorecard:Studi
Kasus UKSW Dalam Rangkamewujudkan Research University.

Salatiga: Jurnal Dokumentasi dan Informasi.

Anda mungkin juga menyukai