Anda di halaman 1dari 4

Tangerang Selatan, September 2018

Kepada Yth:
Ketua Pengadilan Agama Tiga Raksa
Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Tangerang
Jl. Atiek Soeardi, Kadu Agung,
Tigaraksa, , Banten 15720

PERIHAL : PERMOHONAN CERAI TALAK

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Dengan Hormat,
Bersama ini perkenankanlah kami RIZAL M. SIDIQ, SH., dan VENHAGY, SH., Para Advokat
pada kantor hukum HAP Advocates & Legal Consultants beralamat di Ruko Malibu Blok B
No. 2, Kelurahan Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong BSD, Kota Tangerang Selatan,
Banten 1532.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama XXXXXXXX BIN XXXXXXXX., lahir di Jakarta
pada tanggal XX Oktober XXXX, umur XX tahun, Pekerjaan karyawan swasta, Warga Negara
Indonesia, beragama Islam, bertempat tinggal di XXXXXXXX, sebagaimana Surat Kuasa
Khusus No. 20/SK-HAP/IX/2018 Tanggal 20 September 2018 Untuk selanjutnya disebut sebagai
PEMOHON.
Bahwa Pemohon dengan ini hendak mengajukan Permohonan Cerai Talak terhadap
XXXXXXXX BINTI XXXXXXXX, lahir di Jakarta, XX Oktober XXXX, umur XX Tahun, Beragama
Islam, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, beralamat di XXXXXXXX. Untuk selanjutnya disebut
sebagai TERMOHON.
Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar diajukannya Permohonan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri yang telah diikat oleh tali
pernikahan yang sah berdasarkan Agama Islam terhitung sejak tanggal XX Februari XXXX
dan telah dicatatkan berdasarkan ketentuan Negara oleh Pegawai Pencatatan
Pernikahan Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXXXXX, Kota Tangerang Selatan,
Propinsi Banten, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Nikah Nomor. XXXXXXXX;
2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal di rumah orang tua Termohon
selama 2 (dua)tahun. Selanjutnya pada sekitar tahun 2015 Pemohon dan Termohon
pindah rumah dan tinggal bersama XXXXXXXX.
3. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon telah mengarungi kehidupan rumah
tangga yang harmonis dan penuh kasih sayang sebagaimana keluarga pada
umumnya, dan dari pernikahan tersebut telah dikarunia 2 orang anak yaitu:
a. XXXXXXXX, lahir pada tanggal XX Februari XXXX, berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran
yang dikeluarkan oleh Dinas Pencatatan Sipil Kota Tengerang Selatan pada tanggal
XX April XXXX Dengan Nomor Register : XXXXXXXX;
b. XXXXXXXX, lahir pada tanggal XX Oktober XXXX, berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran
yang dikeluarkan oleh Dinas Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan pada tanggal
31 Oktober 2016. Dengan Nomor Register: XXXXXXXX.
4. Bahwa pada tahun 2017 mulai terjadi perselisihan antara Pemohon dan Termohon
dikarenakan Pemohon menegur Termohon atas caranya mengurus anak-anak.
1
Pemohon tidak suka dengan cara Termohon dalam mengurus anak-anak, dimana setiap
kali anak-anak melakukan kesalahan selalu di marahi oleh Termohon dengan cara yang
tidak baik dan kasar;
5. Bahwa atas terguran tersebut hubungan antara Pemohon dan Termohon menjadi tidak
harmonis dan pada akhirnya pada tahun 2018 akibat percekcokan yang terus menerus
antara Pemohon dan Termohon memilih untuk tinggal dirumah orang tua masing-
masing. Akan tetapi Pemohon tidak melalaikan tugas sebagai kepala rumah tangga
yaitu memberi nafkah setiap bulannya hingga sampai saat ini;
Bahwa pada sekitar bulan April 2018, Pemohon mengadakan pertemuan Keluarga di
rumah Paman Pemohon berlamat di XXXXXXXX, dengan di hadiri oleh keluarga
Pemohon dan Termohon. Hasil dari pertemuan dua keluarga besar tersebut tidak
menemukan titik terang, bahkan lebih parahnya dalam pertemuan tersebut
Percekcokan bukan hanya terjadi antara Pemohon dengan Termohon, percekcokan
juga terjadi antara Pemohon dengan Keluarga Termohon yang mengakibatkan
hubungan Pemohon dan keluarga besar Temohon menjadi sangat tidak harmonis;
6. Bahwa demi untuk mempertahankan hubungan pernikahan, Pemohon kembali
mencoba menemui Termohon pada lebaran Idul Fitri di tahun 2018. Pada kesempatan
tersebut Pemohon mengajak orang tua Termohon dan Kakak Ipar Termohon untuk
menemui Termohon di rumah orang tua Termohon untuk membicarakan kembali
kelanjutan hubungan pernikahan, sesampainya dirumah orang tua Termohon
Percekcokan kembali terjadi dan pada saat itu Termohon meyampaikan kepada
Pemohon bahwa hubungan pernikahan sudah tidak bisa diselamatkan lagi;
7. Bahwa berdasarkan peristiwa-peristiwa sebagaimana telah dijelaskan diatas telah
mengakibatkan ketidakharmonisan rumah tangga yang menimbulkan pertengkaran
secara terus menerus sehingga menimbulkan keretakan dalam rumah tangga dan
keadaan tersebut sulit untuk dipulihkan, sehingga dan oleh karenanya amanat yang
diharapkan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
tentang Perkawinan untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawwadah dan
warohmah tidak dapat berjalan dengan baik;
Bahwa sehubungan dengan hal ini, dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia No. 543/K/Pdt.G/1996 tanggal 18 Juni 1996, mengadung kaidah hukum
sebagai berikut:
“bahwa dalam hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapa penyebab
percekcokan, akan tetapi perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri masih dapat
dipertahankan atau tidak. Sebab jika hati kedua belah pihak telah pecah, maka
perkawinan tersebut sudah pecah dan tidak mungkin dapar dipersatukan lagi
meskipun salah satu pihak menginginkan perkawinannya tetap utuh. Bila
perkawinan dipertahankan, maka pihak yang menginginkan perkawinan pecah
akan berbuat apa saja agar perkawinannya pecah.”
8. Bahwa Pemohon sudah seringkali mencoba untuk menjaga keutuhan rumah tangga,
bahkan dari pihak keluarga Pemohon dan Termohon juga telah mencoba
mendamaikannya, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil, oleh karenanya
Pemohon berkeyakinan apabila jalinan rumah tangga ini tetap dipaksakan untuk
dijalankan maka akan membawa kemudharatan serta menumpuknya dosa;
9. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Pemohon mengajukan Permohonan
Cerai Talak terhadap Termohon atas dasar pertengkaran yang terjadi terus menerus
dan tidak mungkin hidup rukun dalam suatu ikatan perkawinan, telah memenuhi unsur
Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf (f)

2
Kompilasi Hukum Islam, sehingga berdasar hukum untuk menyatakan Permohonan cerai
Talak ini dikabulkan;
10. Bahwa bila perkawinan putus karena Perceraian, maka bekas suami wajib untuk
memberikan nafkah Mut’ah dan nafkah Iddah yang besarannya didasarkan pada
kemampuan bekas suami, sebagaimana ketentuan KHI Pasal 149 huruf a dan b, sebagai
berikut:
Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:
Pasal 149 (a)
“memberikan mut’ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau
benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;

Pasal 149 (b)


Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam Iddah,
kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak bain atau nusyur dan dalam keadaan tidak
hamil.

Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, Pemohon dengan ini menyanggupi
untuk memberikan nafkah sebagai berikut:
a. Nafkah Mut’ah sebesar Rp. 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu Rupiah);
b. Nafkah Iddah sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu Rupiah) perbulan
selama 3 bulan.
11. Bahwa oleh karena selama Pernikahan Permohon dan Termohon telah dikaruniai 2 (dua)
orang anak sebagaimana Posita angka 2 (dua), dan anak tersebut masih dibawah
umur/belum mummayiz, maka yang berhak atas hak asuh anak-anak adalah Termohon
sebagai Ibunya, sebagaimana ketentuan Pasal 156 KHI huruf a yang menyebutkan
sebagai berikut:
“anak yang belum mummayiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya”.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dengan ini Pemohon menyatakan tunduk
terhadap ketentuan KHI Pasal 156 huruf a.
12. Bahwa oleh karena anak-anak Pemohon dan Termohon masih dibawah umur, maka
semua biaya hadhanah akan menjadi tanggungan ayahnya, sebagaimana diatur
dalam ketentuan KHI Pasal 156 huruf d yang menyebutkan sebagai berikut:
“semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut
kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat
mengurus diri sendiri (21) tahun.”
Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, Pemohon dengan ini menyanggupi
untuk memberikan nafkah anak/hadhanah sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah)
setiap bulannya sampai dengan anak-anak tersebut dewasa/ berumur 21 tahun, yang
dilakukan dengan cara transfer antar bank dari rekening Pemohon kepada Termohon.
13. Bahwa walaupun Hadhanah diberikan kepada Termohon, Pemohon dan Termohon
akan tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak demi dan
untuk kepentingan anak-anak. Selanjutnya Pemohon memohon kepada Termohon agar
dapat diberikan waktu setiap minggunya untuk mengunjungi anak-anak tanpa kesulitan.
14. Bahwa Pemohon sanggup untuk membayar biaya yang timbul sehubungan dengan
Permohonan ini.
Berdasarkan dalil-dalil diatas, Pemohon memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa
dan memutus Permohonan aquo agar memutus sebagai berikut:
3
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menetapkan dan Mengizinkan kepada Pemohon untuk mengucapkan Ikrar Talak Raj’i
kepada Termohon didepan Sidang Pengadilan Agama Tigaraksa;
3. Menetapkan untuk memanggil Termohon dimuka Sidang Pengadilan Agama Tigaraksa
untuk menyaksikan Ikrar Talak Pemohon Kepada Termohon;
4. Menetapkan Pemohon untuk memberikan Nafkah kepada Termohon dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Nafkah Mut’ah sebesar Rp. 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu Rupiah);
b. Nafkah Iddah sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu Rupiah) perbulan
selama 3 bulan.
5. Menyatakan Hak Asuh/Hadnahah anak yang bernama:
a. XXXXXXXX, lahir pada tanggal XX Februari XXXX, berdasarkan Kutipan Akta
Kelahiran yang dikeluarkan oleh Dinas Pencatatan Sipil Kota Tengerang Selatan
pada tanggal XX April XXXX Dengan Nomor Register : XXXXXXXX;
b. XXXXXXXX, lahir pada tanggal XX Oktober XXXX, berdasarkan Kutipan Akta
Kelahiran yang dikeluarkan oleh Dinas Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan
pada tanggal 31 Oktober 2016. Dengan Nomor Register: XXXXXXXX.
Berada pada Termohon selaku Ibunya.
6. Menetapkan Pemohon atas kemampuannya untuk memberikan nafkah anak-anak
sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah) setiap bulannya sampai anak-anak tersebut
dewasa/berumur 21 tahun, yang dilakukan dengan cara transfer antar Bank dari
Rekening Pemohon kepada Termohon.
7. Menyatakan Pemohon selaku ayah untuk dapat mengunjungi anak-anaknya setiap
minggu tanpa kesulitan.
8. Membebankan biaya perkara sesuai hukum;
Jika Majelis Hakim yang memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adlinya (ex aequo et bono).
Demikian Permohonan ini disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Pemohon
HAP ADVOCATES & LEGAL CONSULTANTS

RIZAL M. SIDIQ, SH. VENHAGY, SH.

Anda mungkin juga menyukai