Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

TAHAP PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO KATAK

OLEH :

NAMA : JIHAN APRILIA NAWAWI

NO. BP : 1710423027

KELOMPOK : 5A

ANGGOTA KELOMPOK : 1. OKTAVIA NISA (1710422007)


2. JEFRI WIRANDA WR (1710422031)
3. FADILATURAHMAH (1710423031)

ASISTEN PJK : REGITA CAHYANI

LABORATORIUM TEACHING II

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi (berkembang biak). Reproduksi
bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu
sepesies tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan
generatif. Proses-proses penting yang meregulasi perkembangan terjadi selama fertilisasi
dan ketiga tahap yang mulai membangun tubuh sebagian besar hewan. Selama tahap
pertama, disebut penyibakan (cleavage), pembelahan sel menghasilkan bola berongga,
disebut blastula, dari zigot. Tahap kedua, gastrulasi (gastrulation), menyusun kembali
blastula menjadi embrio berlapis tiga, gastrula. Selama tahap ketiga organogenesis,
interaksi dan pergerakan ketiga lapisan menghasilkan organ-organ rudimenter yang akan
tumbuh menjadi struktur-struktur dewasa (Campbell, 2008).
Embriologi berasal dari kata embryo dan logos. Embryo yaitu pembentukan,
pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embryo. Sedangkan logos yaitu
ilmu. Jadi embriologi yaitu ilmu tentang pembentukan, pertumbuhan pada tingkat
permulaan dan perkembangan embrio. Cakupan ini meluas kepada masalah persiapan
untuk terjadinya pembuahan serta masalah pembiakan pada umumnya (Puja, 2010).
Ditambahkan oleh (Aryulina 2009) embriogenesis merupakan proses pembelahan sel
dan diferensiasi sel dari embrio yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan makhluk hidup. Tahapan embrio dimulai dari fetilisasi yaitu penyatuan
sel telur dan sperma. Zigot terbentuk setelah adanya fertilisasi dan mengalami
pembelahan. Terdapat beberapa fase dalam perkembangan embrio yaitu fase morula,
fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi dan fase organogenesis.
Periode pertumbuhan embrio terdiri dari beberapa periode diantaranya yaitu:
Periode persiapan. Pada periode persiapan ini kedua indik memersiapkan diri untuk
melakukan perkawinan atau pembiakan. Gamet mengalami proses pematangan sehingga
kedua induk tersebut telah siap untuk melakukan perkawinan. Periode pembuahan, Pada
periode ini setelah kedua induk telah melakukan perkawianan, maka gamet akan
melakukan perjalanan ke tempat pembuahan yang kemudian kedua jenis gamet tersebut
melakukan pembuahan. Periode pertumbuhan awal. Setelah melakukan pembuahan
antara kedua gamet tersebut, maka terbentuklah zigot yang akan menjadi individu baru.
Pertumbuhan sejak zigot mengalami pembelahan berulang kali sampai saat embrio
memiliki bentuk primitif yaitu bentuk dan susunan tubuh embrio yang masih sederhana
dan kasar. Bentuk dan susunan tubuh embrio tersebut umum terdapat pada semua jenis
hewan vertebrata. Periode ini terdiri dari 4 tingkatan yaitu: tingkat pembelahan, tingkat
blastula, tingkat gastrula, dan tingkat tubulasi (Sjaferi, 1992).
Katak merupakan jenis hewan ovivar. Katak jantan dan katak betina tidak
memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh (pembuahan
eksternal). Pada saat kawin katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus.
Katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air dengan menyemprotkan sel-sel
gametnya keluar tubuh yang kemudian akan dibuahi oleh pejantan (Sugianto, 1996)
Tipe telur pada amphibi adalah telur bertipe telolesital dan tipe pembelahannya
adalah holoblastik tidak sempurna. Pada perkembangannya, zigot katak akan
berkembang menjadi embrio yang kemudian embrio tersebut akan berkembang dan
mengalami blastulasi, gastrulasi, neurulasi dan diferensiasi. Setiap tahapan yang
dilewati, akan menunjukkan ekspresi atau ciri khas yang berbeda sehingga dapat diamati
dan dibedakan setiap tahapannya.(Sukro, 2000)
Perkembangan embrio pada katak sangat penting diamati sebagai pengetahuan
proses umum embriogenesis makhluk hidup. Berdasarkan latar belakang diatas maka
diperlukan adanya praktikum mengenai Tahap Awal Perkembangan Embrio Katak
sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan embrio katak, jenis telur serta tipe
pembelahan embrionik yang terjadi pada katak.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk melihat proses perkembangan embrio katak
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan embrio adalah rangkaian kejadian yang kompleks dan terkoordinasi.


Komunikasi antara jaringan, organ, dan sistem. Konsep umum perkembangan adalah
diferensiasi, determinasi, dan induksi. Induksi merupakan proses ketika mediator kimia
melepaskan dari salah satu embrio pengaruh morfogenik spesifik dan menginduksi alur
perkembangan khusus. Akibat dari induksi, bersamaan dengan sel di dekatnya, jaringan
dan akhirnya organ terbentuk (Bresnick, 2003).
Pada saat telur katak dibuahi oleh sperma, meiosis telur telah diselesaikan. Sabit
abu-abu muncul serta bersebrangan dengan tempat di mana sperma masuk. Setelah
bagian vital dalam proses pembuahan ini maka pembelahan pertama berlangsung,
nukleus zigot membelah secara mitosis dan muncul sebuah alur yang memanjang secara
membujur melalui kutub tersebut. Pembelahan semuanya terjadi satu jam setelah
pembelahan pertama yang mengikuti alur membujur. Empat sel hasil pembelahan
tersebut lalu membelah secara serentak pada bidang horizontal (Kimball, 2003). Pada
katak, spermatozoa yang masuk sedikit di bawah puncak kutub animal. Jalan masuk
sperma ke dalam sitoplasma dapat di lalui karena tersisihnya pigmen dan di tempat itu
jadi terang atau kelabu. Daerah tersebut disebut sabit kelabu atau gray crescent, karena
bentuk sabit. Bidang yang membelah sabit kelabu menjadi dua belahan kiri-kanan atau
menjadi bidang meridian embrio (Yatim, 1994).
Sel telur katak mempunyai dua kutub, yaitu kutub animal dan kutub vegetal.
Kutub anima berpigmen hitam sedangkan kutub vegetative tidak berpigmen. Ciri telur
yang difertilisasi adalah daerah kelabu berbentuk sabit (grey crescent). Hal ini
disebabkan penetrasi sperma sehingga pigmen di tempat berlawanan bergeser ke arah
sperma kurang lebih sepertiga pigmen menjadi berkurang dan lebih pucat (Frandson,
1992). Kedua kutub tersebut mempunyai hubungan definitif dengan susunan tubuh
embrio dikemudian hari. Pada amfioxus, kutub animal menjadi bagian ventro-anterior
embrio, sedangkan pada kodok atau katak menjadi bagian anterior embrio (Sukra, 2000).
Telur Amphibi memiliki sejumlah kecil kuning telur. Pembelahan pertama pada
zigot katak dilakukan secara vertical melalui animaldan vegetal. Blastomer lalu
memiliki jumlah yolk yang sama. Pembelahan yang kedua terjadi sudut kanan
pembelahan pertama. Dengan cara ini, empat buah blastomer yang sama bentuknya.
Pembelahan selanjutnya terjadi di atas aquator (Ferl, 1990).
Tiga lapisan germinal pada telur akan berkembang menjadi rudimen menjadi
organ-organ selama proses organogenesis. Tiga jenis perubahan morfogenik seperti
pelipatan, pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi) sel-sel, adalah bukti
pertama pembentukan organ. Organ yang pertama-tama mulai terbentuk pada embrio
katak dan kordata lain adalah tabung neuron dan notokord, batang skletal yang
merupakan ciri khas embrio kordata (Campbell, 2004).
Notokord berfungsi sebagai pusat dan disekitarnya akan ada sel-sel mesodermal
yang mengumpul dan membentuk vertebra Kuning telur (yolk) terdapat paling
berlimpah dan mempunyai pengaruh yang paling jelas pada pembelahan sel telur
burung, reptilia, banyak jenis ikan dan serangga. Pada burung, misalnya, bagian sel telur
yang yang umumnya disebut kuning telur sesungguhnya adalah sel telur itu sendiri
(ovum), yang membengkak dengan nutrient kuning telur. Sel besar ini dikelilingi oleh
larutan yang kaya protein (putih sel telur) yang akan menyediakan nutrient tambahan
bagi embrio yang sedang berkembang itu. Pembelahan sel telur yang terfertilisasi itu
hanya terbatas pada cakran kecil sitoplasma yang bebas kuning telur pada kutub animal
sel telur itu (Campbell, 2004).
Adapun perkembangan katak dari telur menjadi dewasa adalah mengikuti urutan
berikut. Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan
menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak akan menjadi berudu dan pada
umur 2 hari, berudu memiliki insang luar yang berbulu untuk bernafas. Setelah berumur
3 minggu, insang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki belakang
mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, ekornya jadi pendek
serta bernafas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna,
maka katak tersebut menjadi katak dewasa (Sukro, 2000).
Pembelahan pada embrio katak dan salamander merupakan pembelahan radial
holoblastik. Telur katak mengandung jumlah yolk yang relative banyak dan
terkonsentrasi pada kutub vegetatif. Pembelahan pertama dimulai pada kutub anima dan
secara perlahan bergerak menuju daerah vegetatif dan membagi dua sabit kelabu (gray
crencent). Pembelahan kedua juga dimulai pada kutub anima, tegak lurus pembelahan
pertama. Bidang pembelahan ketiga adalah horizontal, melintas dekat kutub anima dan
membelah blastomer menjadi empat blastomer kecil kea rah hemisphere anima, dan 4
blastomer besar pada kutub vegetatif. Pembelahan keempat adalah meridional simultan
dan pembelahan kelima adalah ekuatorial atau horizontal (Adnan, 2008).
Pada katak ternyata spermatozoa masuk sedikit di bawah puncak kutub animal.
Jalan masuk spermatozoa ke dalam sitoplasma dapat dijajaki karena tersisihnya pigment
dan ditempat itu jadi terang dan kelabu. Daerah itu disebut sabit kelabu atau gray
crescent, karena berbentuk sabit. Bidang yang membelah sabit kelabu jadi dua belahan
kiri dan kanan adalah yang akan menjadi bidang median embrio. Pada amphioxus
tempat masuk spermatozoa ialah di daerah kutub vegetal. Tapi bagi kebanyakan
Vertebrata, tempat masuk spermatozoa itu ialah di daerah samping kutub animal (Yatim,
1994).
Pada embrio katak terjadi pembelahan secara radial holoblastik. Telur katak juga
mengandung banyak yolk yang terkonsentrasi pada kutub vegetative. Hal ini sesuai
dengan teori, bahwa pembelahan pada embrio katak dan salamander merupakan
pembelahan radial holoblastik. Telur katak mengandung jumlah yolk yang relative
banyak dan terkonsentrasi pada kutub anima dan secara perlahan berkonsentrasi pada
kutub vegetative. Pembelahan pertama pada katak dimulai pada kutub anima dan secara
perlahan bergerak menuju daerah vegetative dan membagi dua sabit kelabu. Pembelahan
ke dua juga dimulai pada kutub anima, tegak lurus pem belahan pertama. Bidang
pembelahan ke tiga adalah horizontal, melintas dekat kutub anima, dan 4 balstomer
besar pada kutub vegetatif. Pembelahan ke empat meridional simultan, dan pembelahan
ke lima adalah aquatorial atau horizontal (Adnan,2008).
Pembelahan telur katak (typical): Rana sp dan Bufo sp; type telur telolecithal,
bidang pembelahan I meridional yang alur bidang pembelahan itu mulai terjadi di polus
animalis meluas ke polus vegetativus. Bidang pembelahan I ini membelah menjadi dua
blastomere yang simetris bilateral. Bidang pembelahan II yang meridional memotong
bidang pembelahan I tegak lurus. Kedua blastomere tidak mengandung belahan gray
crescent. Bidang pembelahan III longitudinal, bidang pembelahan IV permulaan hanya
di polus animalis, lambat sekali meluas ke polus vegetativus. Pembelahan V mikromere
membelah lebih cepa dari pada makromere (Ciptono, 2008).
Gastrulasi pada katak melalui tiga gerakan morfogenik utama, seperti yang
dipaparkan oleh Adnan (2008) bahwa gastrulasi pada embrio katak dapat di interprektasi
dengan berbagai cara. Pembentukan lapisan lembaga pada katak terjadi melalui tiga
gerakan morfogenik utama, yaitu: epiboli, invaginasi dan involusi.
Setelah menetas telur katak akan menjadi berudu yang hidup berenang di air
tawar dan bernafas dengan insang. Berudu ini mengalami metamorphosis. Pada hari ke-
29, sepasang kaki tumbuh pada bagian belakang dekat ekor, kemudian hari ke-31
menjadi 2 pasang kaki, yakni bagian depan kiri dan kanan dan bagian belakang kiri dan
kanan. Dan pada hari ke-33 berubah menjadi katak muda yang hidup sebagai amphibi
dan bernafas dengan paru-paru sebelum berkembang menjadi katak dewasa (Dagala,
2015).
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum Struktur Perkembangan Hewan tentang Tahap Perkembangan Embrio Katak
ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 April 2019 di Laboratorium Pendidikan II Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan untuk praktikum gamettogenesis ini adalah mikroskop,
object glass, cover glass, pinset mata dan tissue. Sedangkan bahan yang digunakan
untuk pratikum ini adalahtelur katak 0 jam setelah fertilisasi, 1 jam, 3.5 jam, 4.5 jam, 5.5
jam 6.5 jam, 7.5 jam, 16 jam, 21 jam, 36 jam dan 45 jam, dan formalin 4%.

3.3 Cara Kerja

Dilakukan proses pemijahan pada katak jantan dan betina, kemudian di cuplik telur ikan
tersebut setelah fertilisasi dengan rentang waktu 0 jam sampai 24 jam per 2 jam
kemudian diawetkan di dala larutan formalin 4%. Lalu, telur katak yang dicuplik diamati
di bawah mikroskop.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

No Usia Fase Hasil Praktikum Literatur Ciri-ciri

Sumber

1. 0 jam Telur belum Telur


dibuahi terbungkus oleh
lapisan gelatin.
Bagian telur
dapat dibedakan
menjadi kutub
(Sumber: animal dan
kutub vegetal
Ciptono, 2008)

2. 1 jam Telur telah Adanya daerah


dibuahi kelabu yang
berbentuk sabit
(grey crescent)

2. 3.5 jam Morulasi Terbentuk


blastomer yang
terdiri dari 32
sel,

(Sumber: Adnan,
2006)
3. 4.5 jam Blastulasi Sel aktif
membelah
hingga 128 sel,
terbentuk
rongga disebut
(Sumber: Adnan, blastocoel
2006)

4. 5.5 jam Blastulasi Terdapat


Mikromer/
ektoderm,

Blastocoel,
(Salazar-Nicholls
and delPino,2015) Makromer/
endoderm

5. 6.5 jam Gastrulasi Terdapat


ectoderm,

archenteron

,endoderm,
(Sumber: Salazar-
blastopore
Nicholls and del
Pino, 2015)
6. 7,5 jam Gastrulasi Terdapat
ectoderm,

mesoderm,

archenteron
(Sumber: Salazar-
,endoderm
Nicholls and del
Pino, 2015)

7. 16 jam Gasrulasi Terbentuknya


ectoderm,

neural tube,

somite,
(Sumber:
notochord,
Ciptono, 2008)
endoderm,

archenteron

8. 21 jam Organogenesis Terdapat


tampak kepala,
leherdan badan,
dorsal cembung

(Sumber:
Ciptono, 2008)

9. 36 jam Organogenesis Neuroporus


menutup, badan
memanjang,
bagian dorsal
cekung, somit-
(Sumber: somit terbentuk
Ciptono, 2008)

10. 45 jam Organogenesis nervus


trigeminus dan
placoda-nya
mulai muncul
(Sumber:
Ciptono, 2008)

Pembelahan dimulai pada kutub anima dan secara perlahan menuju kutub vegetative dan
membagi dua sabit kelabu. Pembelahan kedua dimulai pada kutub anima, tegak lurus
dengan pembelahan pertama. Bidang pembelahan ketiga adalah horizontal, melintas
dekat kutub anima, dan membelah blastomer kecil ke arah hemisphere anima, dan 4
blastomer besar pada kutub vegetative. Pembelahan keempat adalah meridional
simultan, dan pembelahan kelima adalah equatorial (Adnan, 2008).
Gastrulasi dibentuk serangkaian gerakan sel, hasil berupa tiga lapisan embrional
yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Sel-sel di permukaan akan berpindah ke
dalam blastula. Pelekukan terjadi di batasan mikromer dan makromer, selanjutnya
menjadi bibir dorsal blastoporus (tahapan menuju awal gastrula) dan invaginasi sel-sel
ke dalam (Ciptono, 2008).
Telur katak (amphibi) memiliki karakteristik yang khas yaitu diselaputi oleh
membran vitelline dan satu atau lebih lapisan lendir (jelly) (Ciptono, 2008). Pada telur
katak yang belum dibuahi akan terlihat bagian sebagai berikut:
 Polus animalis atau kutub animal, berwarna hitam, merupakan kutub telur yang
miskin yolk.

 Polus vegetativus atau kutub vegetal, berwarna putih kelabu, merupakan kutub
telur yang kaya yolk
Lapisan membran vitelin dan lapisan lendir (jelly) membentuk struktur kapsul
telur yang berfungsi melindungi telur dan memberikan dukungan bagi telur. Lapisan
jelly (lendir) ini akan mengembang jika terdapat dalam air, membuat volumenya
membesar sehingga embrio di dalamnya terlindungi. Lapisan jelly ini akan mudah
mengering jika tidak terdapat di air sehingga telur katak selalu diletakkan dalam air.
Setelah fertilisasi, zigot akan membelah. Katak memiliki tipe pembelahan
holoblastis anequal. Apabila terjadi pembelahan equatorial dikutub vegetal, akan
terbentuk sel anakan yang tidak sama besar yaitu sel makromer (sel berukuran besar)
dan sel mikromer (sel berukuran kecil). Gray crescent terbagi menjadi 2 bagian
membentuk blastomer yang bilateral simetris. Jika telur katak dibuahi (fertilisasi) oleh
sperma, akan terbentuk zigot. Setelah fertilisasi maka lapisan lendir (agar-agar) akan
membengkak dan tidak dapat lagi ditembus oleh sperma (Yatim. 1990).
Pembelahan pertama akan terjadi melalui tengah gray crescent dan pembelahan ini
akan terhambat pada daerah yang mengandung yolk. Gray crescent terbagi menjadi 2
bagian yang sama besar yaitu membentuk blastomer yang bilateral simetris. Dua
blastomer yang terbentuk, memiliki bagian polus animalis dan polus vegetatipus.
Pigmen berada pada polus animalis. Ooplasma di bagian porus animal homogen karena
adanya vitelitas yang banyak.
Bidang equator serat gelendong tipe pembelahan selalu di pertengahan dan tegak
lurus pada porus sel induk. Apabila berlanjut akan melalui bidang makromer tingkat 4
sel ke dua blastomer tidak bergrey crescent. Terdapat 2 blastomer di bidang pembelahan
I. Pigmen di kutub anima. Bagian embrio setelah pembelahan II meliputi kutub anima
berpigmen hitam, kutub vegetative tidak berpigmen, 4 sel blastomer. Akan terbentuk
zigot dengan kenampakan bulat dan pecah-pecah (Adnan, 2008).
Satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak, pembelahan ke dua juga
dimulai pada kutub anima, tegak lurus pembelahan pertama (Adnan, 2008). Bagian-
bagian embrio setelah pembelahan II meliputi kutub anima berpigmen hitam, kutub
vegetatif tidak berpigmen, 4 sel blastomer. Ciri pada tingkat 4 sel yaitu: Alur
pembelahan di bagian polus animalis dan polus vegetativus. Empat sel yang terbentuk
kemudian secara serempak membelah lagi dalam bidang horizontal. Bidang ini terletak
lebih dekat dengan kutub animal daripada kutub vegetal, sehingga akibatnya sel-sel
kutub hewan lebih kecil daripada sel-sel yang berisi kuning telur pada kutub vegetal.
Bagian kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit
atau membelah lebih sedikit (Gadjahnata, 1989).
Makromer yaitu bagian pembelahan di kutub vegetal yang terdiri dari sedikit sel
namun berukuran besar, dan mikromer terdapat pada kutub animal yang selnya
berukuran kecil berjumlah banyak. Selain itu, juga terdapat intercellular cavity pada
morulla yaitu calon blastocoels yang terdapat dalam fase blastula (Ciptono, 2008).
Setelah mengalami beberapa kali pembelahan ditemukan stadium morula yang
berongga, dimana sel-sel pada kutub anima akan lebih besar dari pada sel-sel pada kutub
vegetatif. Sel yang kecil disebut mikromer dan yang menengah mesomer. Hasil
pembelahan akan terbentuk rongga-rongga (segmentasi cavity) dan perluasan
pembelahan sel-sel (epiboli). Namun, pembelahan sel-sel masih berjalan lambat karena
adanya vitelus. Yang perlu diperhatikan, sel-sel yang mengalami pembelahan hanyalah
yang ada di kutub animal (Sugiyarto, 1996)
Pembelahan ini dihasilkan 4 sel dimana masih dijumpai blastomer dari bidang
pembelahan 1, terdapat 2 blastomer. Kedua blastomere pada tingkat pembelahan ini
tidak mengandung belahan gray crescent Terjadi pembelahan sel yang lebih kecil,
pigmen pada porus anima merupakan tingkat selanjutnya dari perkembangan 2 sel.
Ooplasma dibagian porus anima homogen sedangkan dibagian porus vegetatif tidak
homogen jarena adanya vitelis yang banyak. Bidang equator serat gelendong tipe
pembelahan selalu terletak di pertengahan dan tegak lurus pada porus sel induk. Apabila
pembelahan sel ini nantinya berlanjut, maka akan melalui bidang yang disebut
makromer pada tingkat 4 sel, ke dua blastomer tidak mengandung grey crescent. Masih
terdapat 2 blastomer di antara bidang pembelahan I. Pigmen masih tetap berada di kutub
anima. (Sudarwati, 1993).
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf,
jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm.
Sebagai inducer pada proses neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di bawah
neural ectoderm. Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem
saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan
pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan
lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan
berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya
bumbung neural atau neural tube. Setelah tahap gastrulasi adalah pembentukan neurula.
Stadium ini dimulai dari terbentuknya penebalan ectoderm neural di bagian dorsal
disebut keeping neural (neural plate). Perkembangan selanjutnya menjadi lekuk neural
dan perubahan menjadi bumbung neural (neural tube) (Tenser, 2005).
Pembentukan bermacam-macam organ terjadi setelah neuralasi. Stadium lanjut
dari luar terlihat adanya pemanjangan tubuh embrio dan terbentuknya tunas ekor.
Stadium ini juga terbentuk sistem pencernaan, indera, sistem vaskuler, dan sistem
ekskresi (Adnan, 2008). Pembelahan ini tidak terjadi pertumbuhan organisme namun
terjadi penambahan massa sel disebut morula. Pada fase ini berfungsi sebagai cadangan
makanan bagi calon organisme. Tahap morula merupakan tahap perkembangan 32 sel,
dimana bidang pembelahannya sudah tidak teratur lagi mendekati latitudinal.
Pertumbuhan terhambat di daerah yang mengandung yolk, dimana terjadi pembelahan
latorial yang terletak lebih dekat ke kutub anima. Tahapan pembelahan, kutub anima
terdiri dari 2 lapisan yaitu luar (mengandung banyak pigmen) dan dalam (sel-sel
reroblast). Kecepatan blastomer membelah berbeda-beda, tergantung pada jumlah dan
penyebaran kuning telur di dalam sitoplasma. Pembelahan berikutnya adalah sel-sel
hitam membelah menjadi mikromer sehingga blastomer semakin mengecil. Di antara
kutub vegetatif dan kutub anima terdapat mesomer. Selama morulasi, zona pelusida tetap
utuh, berfungsi sebagai pemersatu blastomer. Terjadi pengkutuban sejumlah 32 sel,
dimana pengkutuban berlangsung progresif geometris (12-8-16-32).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini yaitu:
1. Perkembangan katak terbagi menjadi tahap pembelahan, tahap blastulasi yang
dicirikan terdapat blastocoel, tahap gastrulasi yang diawali dengan pembentukan
bibir dorsal blastoporus dan diakhiri dengan terbentuknya tiga lapisan germinal,
tahap neurulasi dan diakhiri dengan tahap tunas ekor.
2. Tipe sel telur amfibi adalah telolecithal yang berarti yolknya banyak dan tersebar
tidak merata sehingga berkumpul pada salah satu kutub.
3. Tipe pembelahan sel telur pada amfibi holoblastik tidak sempurna/unequal yang
artinya sel yang membelah/blastomer tidak sama besar atau dominan pada satu
kutub, sehingga blastomer terbagi menjadi makromer (dominan) dan mikromer.
Bidang pembelahan embrio katak meliputi bidang pembelahan meridional dan
horizontal.

5.2 Saran
Selama melakukan praktikum ini lebih baik lagi jika setiap proses pembelahan dapat
direkam secara keseluruhan hingga telur setelah menetas, sehingga dapat diamati lebih
detail terhadap embriogenesis yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM

Aryulina D. 2009. Biologi: Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Bresnick, Stepehen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.

Campbell. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Ciptono. 2008. Perkembangan Katak. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Dagala, Ned Arnnie. 2015. A Study of Frog Embryo. Department of Biological Sciences,
Institute of Arts and Sciences, Far Eastern University, Nicanor Reyes Sr.,
Manila.(Online), (DOI: 10.13140/RG.2.1.3696.9121), diakses 8 April 2019

Ferl, R.J., dkk. 1990. Biology. The Macmillan Publisher: London.

Frandson. 1992. Anatomi Dan Fisiologi Tenak Edisi IV. Yogyakarta: Gajah
Madha University Press

Gadjahnata, K.H.O. (1989). Biologi Kedokteran I. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Puja, I K., Suatha, I K., Heryani, S.S., Susari, N.N. W., Setiasih, N. L.E.,2010.
Embryologi Modern. Udayana University Press. Denpasar

Sugianto, 1996. Perkembangan Hewan. Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada Press.

Sukro, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio- Benih Masa Depan. Jakarta:
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS.

Tenser, Amy. 2005. Bahan Ajar: Struktur Hewan II. Malang : Dirjen Dikti.

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi & Embryologi. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai