Dosen Pengampu :
Selvia Juwita Swari, S.KM., M.Kes.
Disusun Oleh :
Febriana Berlianti (G41172103)
Tamami Alifia Annisa (G41172130)
Asri Dheajeng Imani (G41172145)
Delia Khoyum Septyanida (G41172166)
Sri Mahahayu Bimantari N. (G41172179)
a. Lama Dirawat
Lama dirawat / lenght of stay (LOS) adalah jumlah hari kalender dari saat masih dirawat sampai
keluar dari perawatan. Lama dirawat seorang pasien dihitung dengan mengurangkan tanggal keluar
dikurangi tanggal masuk. Apabila masih dalam satu bulan (tambahkan hari berikutnya bila melewati
batas bulan). Pasien masuk dan keluar pada hari yang sama dapat dihitung satu hari. Rumus LOS:
𝐋𝐎𝐒 = 𝐓𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 − 𝐓𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤
Lama dirawat (LD) yang memiliki karakteristik cara pencatatan, penghitungan, dan penggunaan
yang berbeda. LD menunjukkan berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu episode
perawatan. Satuan untuk LD adalah hari. Cara menghitung LD yaitu dengan menghitung selisih
antara tanggal pulang (keluar dari rumah sakit, hidup maupun mati) dengan tanggal masuk rumah sakit.
Dalam hal ini, untuk pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama – lama dirawatnya dihitung
sebagai 1 hari dan Pasien yang belum pulang atau keluar belum bisa dihitung lama dirawatnya (Indradi,
2007; Fema S., 2009).
Lama dirawat di gunakan untuk menilai dan mengukut tingkat efesiensi dan efektivitas rumah sakit
dari aspek mutu asuhan (quality of care) yang dilakukan oleh tenaga professional yang berkeja di rumah
sakit.
Rata rata lama dirawat (ALOS/Average Lenght Of Stay) merupakan total lamanya dirawat
selama periode tersebut atau rata-rata lama dirawat pasien. Sedangkan cara perhitungan rata-
rata lama hari rawat menurut Departemen Kesehatan RI (2005), adalah sebagai berikut :
Total lama dirawat (LOS) atau discharge days adalah jumlah lama dirawat atau hasil dari semu
kelopok pasien yangkeluar selama periode tertentu. Total LOS diperlukan untuk menghitung
rata-rata lama perawatan.
b. Lama Hari Rawat
Lama hari rawat merupakan salah satu unsur atau aspek asuhan dan pelayanan di rumah sakit yang
dapat dinilai atau diukur. Bila seseorang dirawat di rumah sakit, maka yang diharapkan tentunya ada
perubahan akan derajat kesehatannya. Bila yang diharapkan baik oleh tenaga medis maupun oleh
penderita itu sudah tercapai maka tentunya tidak ada seorang pun yang ingin berlama-lama di rumah
sakit. Lama hari rawat secara signifikan berkurang sejak adanya pengetahuan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan diagnosa yang tepat. Untuk menentukan apakah penurunan lama hari rawat itu
meningkatkan efisiensi atau perawatan yang tidak tepat, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
berhubungan dengan keparahan atas penyakit dan hasil dari perawatan (Indradi, 2007).
Fokus rumah sakit dalam pemberian pelayanan perawatan yang berkualitas bertujuan untuk
memulangkan pasien lebih awal dengan aman kerumahnya. Hari rawat yang pendek akan memberi
keuntungan antara lain penghematan biaya dan sumber yang lebih sedikit terhadap rumah sakit terutama
bagi pasien sendiri (Imbalo S., 2007). Beberapa istilah yang berkaitan dengan indikator Lama Hari
Rawat, antara lain;
1. Penerimaan Pasien ( Inpatient admission ) adalah penerimaan secara resmi seorang penderita
oleh pihak rumah sakit dimana yang bersangkutan diberi fasilitas berupa ruangan, tempat tidur,
pelayanan perawatan yang terus menerus serta fasilitas lain di rumah sakit dimana penderita
tersebut umumnya tinggal paling sedikit satu malam.
2. Pemulangan Pasien adalah pelepasan secara resmi seorang penderita oleh pihak rumah sakit
sebagai batas akhir waktu ia dirawat di rumah sakit.
3. Lama Hari Rawat Seorang Pasien (Length of Stay for One Patient) adalah jumlah hari
perawatan (sesuai dengan kalender) mulai saat penerimaan sampai saat pemulangan pasien
yang bersangkutan.
4. Diagnosa adalah suatu istilah dalam dunia kedokteran yang lazim digunakan oleh tenaga medis
untuk mengenal suatu penyakit yang diderita oleh pasien, atau kondisi yang menyebabkan
pasien menginginkan , mencari atau menerima perawatan medis.
Lama hari dirawat merupakan salah satu unsur atau aspek asuhan pelayanan di rumah sakit yang
dapat dinilai dan diukur. Lama hari rawat yang memanjang dapat disebabkan oleh kondisi medis pasien
atau adanya infeksi nosokomial yang memperpanjang lama haru rawat-nya bisa mencapai 5-20 hari
(Depkes, 2005). Richard Johnson dan Jennifer Simpson (2009) menyebutkan bahwa lama hari rawat
dapat bertambah karena adanya infeksi nosokomial menjadi 13,3 hari, lebih lama 2 kali lipat
dibandingkan daripada normalnya. Selain karena kondisi medis, lama hari rawat juga dapat disebabkan
oleh kondisi non-medis, seperti kelambatan administrasi (administration delay) di rumah sakit, kurang
baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan kepada pasien (patient scheduling) atau kebijakan
di bidang medis (medical policy).
Lama hari rawat pasien pasca operasi adalah hari rawat pasien sejak menjalani operasi sampai pada
saat pasien pasca operasi perlu mendapat perhatian yang besar karena beberapa komplikasi dapat
terjadi setelah operasi apabila tidak ditangani dengan baik, sehingga lama hari rawat pasien menjadi
panjang yang akhirnya dapat menyebabkan dampak biaya perawatan menjadi meningkat baik terhadap
pasien maupun terhadap pihak rumah sakit (Schimer B. & Sabiston Jr., 2005). Lama hari rawat yang
terlalu panjang akan menimbulkan kerugian, antara lain:
1. Menambah beban biaya perawatan pasien atau keluarga pasien.
2. Mengurangi cakupan pelayanan kesehatan rumah sakit.
a. BOR menjadi meningkat
b. BTO menjadi rendah TOI menjadi besar
3. Merupakan pemborosan bagi rumah sakit (biaya operasional dari rumah sakit akan lebih besar).
CONTOH SOAL TERKAIT DENGAN LAMA DIRAWAT
1. Pada suatu Rumah Sakit diketahui pasien atas nama Bernad masuk pada tanggal 20
Februari 2019 dan keluar pada tanggal 28 Februari 2019. Berapa lama pasien tersebut
dirawat?
Ditanya : LOS ?
Jawab :
LOS = Tanggal keluar – Tanggal masuk
LOS = 28-20
LOS = 8 hari
Jadi, LOS atau lama pasien dirawat yaitu 8 hari.
2. Pasien A pada tanggal 09 April 2019 masuk ke rawat inap RSU Bina Husada. Setelah itu
pada pukul 07.52 tanggal 12 April pasien diperbolehkan untuk pulang. Berapa LOS pasien
tersebut?
Ditanya : LOS ?
Jawab :
LOS = Tanggal keluar – Tanggal masuk
LOS = 12-9
LOS = 3 hari
Jadi, LOS pada pasien A yaitu 3 hari.
3. Pasien X mendapat perawatan di RS dengan rawat inap pada pukul 07.02 tanggal 24 Maret
2019, lalu diperbolehkan pulang pada tanggal yang sama namun pada pukul 22.00. Berapa
LOS pasien tersebut?
Ditanya : LOS ?
Jawab :
LOS = 1 hari (karena tanggal atau hari keluar dan masuk pasien dirawat sama).
B. MATERI TERKAIT DENGAN HARI PERAWATAN
Hari Perawatan
Hari perawatan merupakan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur dalam waktu 24 jam
yang menunjukkan beban kerja bangsal perawaran pada periode tertentu berdasarkan hasil observasi
rekapitulasi laporan rawat inap. Hari rawat yang pendek akan memberi keuntungan antara lain
penghematan biaya dan sumber yang lebih sedikit terhadap rumah sakit terutama bagi pasien sendiri
(Imbalo S., 2007). Hari perawatan mengunakan satuan pasien. Hari perawatan dihitung dengan cara
mengambil data dari formulir sensus harian rawat inap (SHRI). Sensus harian rawat inap adalah
kegiatan pencacahan atau perhitungan pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang
rawat inap. Sensus harian berisi tentang mutasi keluar masuk pasien selama 24 jam mulai dari pukul
00.00 s/d 24.00. Tujuannya adalah untuk mengetahui memperoleh informasi semua pasien yang masuk
dan keluar rumah sakit selama 24 jam (Depkes RI, 1994).
Data yang diambil untuk menghitung hari perawatan dari sensus harian rawat inap adalah jumlah
pasien sisa yang masih dirawat pada saat dilakukan perhitungan SHRI, dan data jumlah pasien yang
sama meskipun saat dilakukan sensus, pasien tersebut sudah tidak ada.
CONTOH SOAL TERKAIT DENGAN HARI PERAWATAN
1. Bulan Maret, pasien yang masuk ruang rawat inap pada tanggal 03-06 yaitu :
i. a = 11 pasien
ii. b = 5 pasien
iii. c = 10 pasien
Berapa jumlah pasien hari perawatan pada tanggal tersebut?
Ditanya : Jumlah pasien hari perawatan ?
Jawab :
Hari perawatan= 11 + 5 + 10 = 26 pasien.
2. Pada bulan Juli total pasien yang masuk ruang rawat inap sebanyak 70 pasien, sedangkan pada
bulan Februari sebanyak 100 pasien. Pada bulan Maret jumlah pasien yang masuk sebanyak
setengah dari pasien bulan Februari lalu ditambah pasien bulan Januari. Berapa hari perawatan
pada bulan Januari-Maret ?
Ditanya : Hari perawatan bulan Januari-Maret ?
Jawab :
Hari perawatan = 70 + 100 + ( (100/2) + 60)
= 160 + 110
= 270 pasien.
C. MATERI TERKAIT DENGAN SENSUS RAWAT INAP
Menurut Dirjen Yanmed (2005:2) sensus harian pasien rawat inap adalah “Kegiatan pencacahan
atau perhitungan pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat inap. Sensus
harian berisi tentang mutasi keluar masuk pasien selama 24 jam mulai dari 00.00-24.00”.
Tujuan sensus harian pasien rawat inap menurut Dirjen Yanmed (2005:2) adalah “Untuk
memperoleh informasi semua pasien yang masuk dan keluar rumah sakit selama 24 jam”.
Kegunaan sensus harian pasien rawat inap menurut Dirjen Yanmed (2005:2) yaitu :
1. Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar dan pasien meninggal di rumah
sakit.
2. Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur.
3. Untuk menghitung penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Tanggung jawab pelaksana sensus harian pasien rawat inap menurut Dirjen Yanmed (2005:2) :
1. Kepala perawat pada masing-masing rawat inap bertanggung jawab dalam pengisian sensus
harian.
2. Perawat atau bidan yang memutasikan pasien atau petugas yang ditunjuk oleh kepala
perawat ruang rawat inap melaksanakan pengisian sensus harian sesuai petunjuk yang telah
ditetapkan.
3. Formulir sensus harian disediakan oleh unit pencatatan medis di rumah sakit.
E. Mekanisme Pengisian Sensus Harian Pasien Rawat Inap
Mekanisme pengisian sensus harian pasien rawat inap menurut Dirjen Yanmed (2005:2) :
1. Sensus harian diisi segera setelah pasien masuk ruang rawat, pindah intern rumah sakit dan
keluar rumah sakit.
2. Sensus harian untuk satu hari ditutup jam 24.00 dan sesudah itu dibuat resume sensus
harian untuk hari yang bersangkutan.
3. Jika ada pasien masuk rumah sakit, keluar atau meninggal sesudah jam 24.00 maka harus
dicatat dalam formulir sensus harian berikutnya.
4. Sensus harian dibuat 3 rangkap, yaitu :
a. Lembar untuk sub bagian catatan medic.
b. Lembar untuk P2RI.
c. Lembar untuk arsip ruang rawat.
5. Sensus harian dikirim pukul 08.00.
6. Lain-lain untuk rumah sakit kecil mekanisme pembuatan sensus harian disesuaikan dengan
kebutuhan.
i. Umum
1. Hari : Diisi dengan nama hari pada saat sensus dilakukan.
2. Tanggal : Diisi dengan tanggal pada saat sensus dilakukan.
3. Nama rumah sakit : Diisi dengan nama rumah sakit yang bersangkutan.
4. Ruang Rawat Inap : Diisi dengan nama ruang rawat inap.
5. Tempat tidur tersedia :Diisi dengan jumlah tempat tidur yang tersedia di ruang rawat inap
tersebut yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
6. Kelas : Diisi dengan nama kelas yang ada pada ruang rawat inap yang bersangkutan.
7. Sensus diberi tanggal dan ditanda tangani oleh Perawat Kepala : Ruang Rawat Inap yang
bersangkutan.
ii. Pasien Masuk
1. Kolom 2, Nama Pasien : Diisi dengan nama pasien yang masuk ke ruangan rawat inap pada
hari sensus dilakukan. Nama pasien dalam sensus harus sama dengan nama pasien di
catatan dalam dokumen medik dan buku register.
2. Kolom 3, Nomor Rekam Medis : Diisi dengan nomor rekam medis pasien yang
bersangkutan.
3. Kolom 4, Kelas : Diisi dengan kelas ruang perawatan rawat inap pasien yang bersangkutan.
iii. Pasien Pindahan Dari Ruangan Lain
1. Kolom 5, Nama Pasien : Diisi dengan nama pasien pindahan dari ruang rawat lain pada
saat sensus dilakukan.
2. Kolom 6, Nomor Rekam Medis : Diisi dengan nomor rekam medis pasien yang
bersangkutan.
3. Kolom 7, Kelas : Diisi dengan kelas ruang perawatan rawat inap pasien yang bersangkutan.
4. Kolom 8, Dari Ruang atau Kelas : Diisi dengan ruang rawat inap atau kelas dari tempat
sebelum pasien tersebut dipindahkan.
iv. Pasien Dipindahkan ke Ruang Lain
1. Kolom 1, Nama Pasien : Diisi dengan nama pasien yang bersangkutan yang dipindahkan
ke ruang rawat lain pada saat sensus dilakukan.
2. Kolom 2, Nomor Rekam Medis : Diisi dengan nomor rekam medis pasien yang
bersangkutan.
3. Kolom 3, Kelas : Diisi dengan kelas ruang perawatan rawat inap pasien yang bersangkutan.
4. Kolom 4, Dari Ruang atau Kelas : Diisi dengan ruang rawat inap atau kelas dari tempat
sebelum pasien tersebut dipindahkan.
v. Pasien Pindah Antar Kelas Dalam satu Ruangan
Jika terjadi pasien pindah antar kelas pada ruang rawat inap yang sama maka harus dicatat pada
kolom pasien pindahan maupun pasien yang dipindahkan.
1. Dalam laporan sensus harian rawat inap, yang dilaporkan bukan hanya jumlah pasien yang
masih dirawat namun meliputi .....
a. Jumlah pasien awal di unit tersebut pada periode sensus
b. Jumlah pasien baru yang masuk
c. Jumlah pasien transfer
d. Jumlah pasien yang keluar atau pulang dari bangsal
e. Semua jawaban benar
Jawabannya : e. Semua jawaban benar
2. Pindahnya pasien dari satu unit rawat inap (bangsal) ke bangsal lainnya di rumah sakit yang
bersangkutan dinamakan .....
a. Pasien transfer
b. Pasien rujukan
c. Pasien keluar
d. Pasien masuk
e. Pasien transisi
Jawabannya : a. Pasien transfer
D. MATERI TERKAIT DENGAN SENSUS HARIAN RAWAT JALAN
1. Tujuan sensus harian rawat jalan adalah untuk memperoleh informasi seperti dibawah, kecuali
.....
a. Untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien, pasien keluar rumah sakit
b. Sebagai arsip rawat jalan atau poliklinik yang harus disimpan di setiap poliklinik rawat
jalan
c. Cara pembayaran dari setiap pasien rawat jalan
d. Petunjuk tindakan operasi
e. Menghitung dan mencatat pasien yang keluar masuk di rawat jalan
Jawabannya : d. Petunjuk tindakan operasi
-. 2015. Perbedaan Lama Dirawat Dengan Hari Perawatan Dalam Perhitungan Indikator
Pelayanan Rumah Sakit. Kategori : Rekam Medis. Diakses Pada Halaman Web
www.hakayuci.com/2015/12/perbedaan-lama-dirawat-dengan-hari-perawatan-
dalam-perhitungan-indikator-pelayanan-rumah-sakit.html?m=1. Pada tanggal 3
April 2019 Pukul 17.12.
Wartawan, I Wayan. 2012. Analisis Lama Hari Rawat Pasien Yang Menjalani Pembedahan Di
Ruang Rawat Inap Bedah Kelas III RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2011 . Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit,
Universitas Indonesia. Diakses pada tanggal 3 Maret 2019 Pukul 3 April
2019.Pukul 17.16
Puspitarini, Richa., Lestari, Tri., Riyoko. 2009. Analisis Average Lenght Of Stay Stay (Avlos)
Pasien Rawat Inap pada Kasus Typhoid Fever di Rumah Sakit Umum Daerah
Seragen Periodetri Wulan IV tahun 2008. Jurnal Kesehatan VOL., III, No. 1.
Diakeses Pada Tanggal 1 April 2019 Pukul 21.22.
Fauzi, Yusuf Wildani. 2016. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SENSUS HARIAN
RAWAT INAP MENGGUNAKAN VISUAL STUDIO 2010 DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH MAJALAYA BANDUNG. Bandung : Politeknik
Piksi Ganesha.
Nurmaningtyas, Ira Putri. 2014. Rancang Bangun Sistem Informasi Rawat Jalan pada Rumah
Sakit Bersalin Ibu dan Anak Idaman Assadiyah Sukorejo Situbondo. Malang :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.