an di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Dalam perusahaan sering dijumpai kapasitas
yang belum dimanfaatkan sepenuhnya karena berbagai faktor. 2. Perbedaan utama antara Variable Costing dan Full costing terletak pada perlakuan atas BOP Tetap. 3. Kalau perusahaan tidak mampu mengendalikan harga di pasar, maka faktor utama dalam penentuan harga jual adalah unsur harga pokok. 4. Variable Costing mampu memberikan petunjuk bagi manajemen dalam pembuatan keputusan. 5. Biaya yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan hanya biaya relevan. 6. Metode Variable Costing terbutki tidak hanya bermanfaat bagi pihak intern saja. Setidak-tidaknya ada 3 alasan mengapa untuk pelaporan ekstern dengan metode variable Costing lebih unggul dari pada full costing : a. BOP Tetap seperti depresiasi, biaya karena adanya kapasitas yang menganggur dan ketidak efisienan tidak mempunyai manfaat ekonomis atau jasa potensial di masa yang akan datang. Biaya - biaya seperti ini oleh metode variable costing langsung dibebankan pada periode akuntansi terjadinya. b. Persediaan akan lebih bermakna dalam pengmbilan keputusan, 2001 digitized by USU digital library 9 apabila persediaan dihitung atas dasar biaya variabel. c. Metode Variable Costing mencegah kemungkinan manajemen membuat laporan rugi laba yang menyesatkan. Manajemen tidak dapat mempermainkan angka laba bersih melalui kebijaksanaan produksi. DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Erwin T. Simampow, Tentang Manfaat Variable Costing, Akuntansi, Februari 1989. 2. Hadibroto, H.S. ( 1982 ), Studi Perbandingan Antar Akuntansi Amerika dan Belanda dan Pengaruhnya terhadap Profesi di Indonesia, penerbit PT. Ichtiar Baru ? Van Hoeve Jakarta. 3. Hongren, Charles T, Forester, George, ( 1988 ) Akuntansi Biaya I, terjemahan Marianus Sinaga, Erlangga Jakarta.
4. Hendriksen, Eldon S. ( 1987 ) Teori Akuntansi 1, BPFE Universitas Indonesia, Jakarta. 5. Machvoedz, Mas?ud ( 1988 ) Akuntansi Manajemen, BPFE UGM Yogyakarta. 6. Manadi, Pelaporan Ekstern Dengan Metode Variable Costing, Akuntansi, September 1989