Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta:Bumi Aksara, 2005). hal
16-18.
2
Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakrta: Balai Pustaka, 2003), hal. 83
2
penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah ada, dengan menggunakan
tahapan-tahapan dan tingkatan-tingkatan sistematis untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.3
3
Zaenal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: Rosda,
2012), hal 31
4
Mohammad Ali . Pengembanhan Kurikulum di Sekolah, (Bandung:Sinar Baru
1992), hal 66-67
3
c. Merinci tujuan-tujuan berupa pengetahuan (fakta, ide,
konsep), berpikir, nilai-nilai dan sikap, emosi dan perasaan
serta keterampilan.
d. Merumuskan tinjauan dalam bentuk yang spesifik.
2) Menseleksi pengalaman belajar
a. Relevan dengan kenyataan sosial
b. Balance ruang lingkup dan kedalaman materinya
c. Penentuan pengalaman belajar yang luas serta beraneka
ragam
d. Penyesuaian dengan pengalaman serta kebutuhan dan
minat siswa
3) Organisasi bahan kurikulum dan kegiatan belajar
a. Menentukan organisasi kurikulum
b. Menentukan urutan atau sequence
c. Mengusahakan integrasi
d. Menentukan fokus pelajaran
4) Evaluasi hasil kurikulum
a. Menentukan kriteria penilaian
b. Menyusun program evaluasi yang komprehensif
c. Teknik mengumpulkan data
d. Interpretasi atau menafsirkan data evaluasi
e. Menerjemahkan evaluasi kedalam kurikulum
Evaluasi kurikulum mengacu kepada tujuan kurikulum dan
dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi. Evaluasi
perlu dilakukan untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam
melakukan perbaikan. Oleh karena itu evaluasi perlu dilakukan secara
terus menerus.
Untuk mengadakan pembaharuan kurikulum Hilda Taba
menganjurkan cara penilaian berbeda dengan yang lazim dilakukan dalam
pengembangan kurikulum pada umumnya. Ia justru mulai dari satuan
pelajaran untuk meningkat kepada kurikulum yang lengkap, setelah cukup
jumlah satuan pelajaran yang di ujicobakan. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1) Menyusun satuan pelajaran percobaan
4
Suatu kurikulum baru tak mungkin dicobakan sekaligus dalam
keseluruhannya, jadi harus dimulai dengan bidang yang lebih terbatas,
misalnya dalam matapelajaran atau bidang studi tertentu.
.
2) Mengujicobakan satuan pelajaran
Model satuan pelajaran yang disusun semula dengan sendirinya
tidak sempurna dan perlu diperbaiki berdasarkan eksperimentasi.
Percobaan ini sebaiknya dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi
belajar yang berbeda-beda, agar lebih valid untuk dijalankan untuk
murid yang berlainan taraf kemampuannya.
3) Revisi dan konsolidasi
Setelah langkah pengujian, maka langkah selanjutnya
melakukan revisi dan konsolidasi. Perbaikan dan penyempurnaan
dilakukan pada data yang dihimpun sebelumnya.
4) Mengembangkan kerangka kurikulum
Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah
diperoleh sifatnya yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal
itu harus dikaji oleh para ahli kurikulum.
Setelah diperoleh satuan pelajaran dalam jumlah yang sangat
cukup maka pelajaran itu perlu ditinjau dari segi scope (ruang lingkup)
dan sequence (urutan). Apakah satuan pelajaran itu telah meliputi bahan
pelajaran untuk tingkat tertentu atau keseluruhan bahan untuk suatu
bidang studi. Selain itu diselidiki urutannya, apakah isinya telah
berurutan secara logis apakah konsep-konsep dikembangkan dari segi
yang sederhana sampai yang matang dan kompleks.
Kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan materi
kurikulum atau penyusunan bahan pelajaran (scope) antara lain:
a) Materi kurikulum harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai, materi kurikulum dipilih karena dianggap berharga sebagai
warisan budaya positf dari generasi masa lalu
b) Materi kurikulum dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu
disiplin ilmu
5
c) Materi kurikulum dipilih karena dianggap bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia, untuk bekal hidup di masa kini, dan masa
yang akan datang.
d) Materi kurikulum dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan
minat anak didik (siswa) dan kebutuhan masyarakat.
Untuk penyusunan sequence (susunan bahan kurikulum) perlu
dipertimbangkan hal berikut:
a) Taraf kesulitan materi pelajaran atau isi kurikulum
b) Apersepsi atau pengalaman masa lalu
c) Kematangan dan perkembangan siswa
d) Minat dan kebutuhan siswa
5) Pelaksanaan dan penyebaran
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyebarluasan
program ke daerah dan sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tetang
kesulitan serta permasalahan yang dihadapi guru-guru di lapangan.
Oleh karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan dilapangan yang
berkaitan dengan aspek-aspek penerapan kurikulum. Pengembangan
kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian
terlebih dahulu oleh staf pengajar yang profesional.
2. Model Ralp Tyler
Sebagai babak pengembang kurikulum, Tyler telah menanamkan atas
perlunya hal yang lebih rasional, sistematis, dan pendekatan yang berarti
dalam tugas mereka. Dia telah menguraikan dan menganalisis sumber-
sumber tujuan yang datang dari anak didik, mempelajari kehidupan
kontemporer, mata pelajaran yang bersifat akademik, filsafat, dan
psikologi belajar. Model pengembangan kurikulum menurut Tyler adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan
Dalam menentukan tujuan pendidikan melalui langkah-lagkah
sebagai berikut:
1) Mempelajari siswa sebagai sumber tujuan
2) Mempelajari kehidupan kontemporer dilingkungan
masyarakat.
3) Penentuan tujuan berdasarkan tinjauan filosofis.
6
4) Peninjauan tujuan berdasarkan tinjauan psikologis.
b. Menentukan pengalaman belajar. Ada lima prinsip pengalaman
belajar, yaitu:
1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuar tingkah
laku yang menjadi tujuan.
2) Pengalamaan belajar harus menyenangkan bagi siswa.
3) Siswa harus terlibat dalam belajar.
4) Diberikan beberapa pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pendidikan.
5) Pengalaman belajar yang disediakan dapat menghasilkan
beberapa kemampuan, yaitu:
a) Kemampuan berfikir.
b) Memperoleh informasi.
c) Mengembangkan sikap sosial.
d) Mengembangkan minat.
c. Pengorganisasian pengalaman belajar.
d. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan dan mengetahui.
3. Model D. K. Wheeler
Pendekatan yang digunakan Wheeler dalam mengembangkan
kurikulum memiliki bentuk rasional. Setiap langkah merupakan
pengambangan secara logis terhadap yang terdahulu, lebih umum
mengerjakan suatu langkah tertentu tidak dapat dilakukan sebelum
langkah-langkah sebelumnya telah selesai.
Hal ini dapat dilihat dari lima langkah berikut, yang tampak sekali
bahwa elemen-elemennya merupakan perkembangan dari pada elemen
dari Tyler dan Taba, tapi hanya dipresentasikan dengan acak agak beda.
Langkah-langkah Wheeler :
a. Seleksi maksud, tujuan dan sasaran
b. Seleksi pengalaman belajar untuk membentu mencapai maksud,
tujuan dan sasaran
c. Sleksi ini melalui tipe-tipe tertentu dari pengalaman yang mungkin
ditawarkan
7
d. Organisasi dan intergrasi dari pengalaman belajar dan isi yang
berkenaan dengan proses belajar dan mengajar.
e. Evaluasi dari setiap vase atau masalah tujuan-tujuan .
Kontribusi Wheeler terhadap pengembangan kurikulum adalah
untuk menekankan hakikat lingkaran daripada elemen-elemen
kurikulum. Kurikulum proses disini tampak lebih sederhana,
memberikan suatu indikasi bahwa langkah-langkah dalam lingkaran
bersifat berkelanjutan memiliki makna responsif terhadap perubahan-
perubahan pendidikan yang ada pendapat Wheeler tentang proses
kurikulum menekankan pada saling ketergantungan antara satu
elemen terhadap elemen-elemen kurikulum lain, dan setelah
menempatkan test dengan waktu yang baik.
4. Model perkembangan kurikulum Audery dan Nicholls
Mereka mengembangkan suatu pendekatan yang tegas atau jelas
yang mencakup elemen-elemen kurikulum secara jelas tetapi ringkas.
Nicholis menitik beratkan pada pendekatan yang rasional dari
pengembangan kurikulum, khususnya dimana kebutuhan untuk
kurikulum baru muncul dari perubahan-perubahan situasi.
Audery dan Nicholls mendefinisikan pekerjaan Tyler, Taba
dan Wheeler dengan penekanan kurikulum proses yang siklus atau
berbentuk lingkaran dan kebutuhan untuk langkah awal yaitu, analisis
situasi. Keduanya mengungkapkan bahwa sebelum elemen-elemen
lebih jelas dalam proses diambil atau dilakukan, konteks atau situasi
yang mana keputusan-keputusan kurikulum dibuat memerlukan
pertimbangan yang mendetail dan serius.
Langkah-langkah dalam proses perkembangan kurikulum Nicholls
adalah :
a. Analisis situasi
b. Seleksi tujuan
c. Seleksi dan organisasi isi
d. Seleksi dan organisasi metode
e. Evaluasi
8
Pada analisis situasi merupakan suatu tindakan yang disengaja untuk
memaksa para pengembang kurikulum agar lebih responsif terhadap
lingkunagn mereka dan secara khusus untuk kebutuhan anak didik.
5
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2006), hal. 156-172.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Alwi. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakrta: Balai Pustaka.
11