Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Sejatinya, kurikulum tidak hanya berisi serangkaian petunjuk teknis


materi pelajaran. Lebih dari itu, kurikulum merupakan sebuah progam
terencana dan menyeluruh, yang menggambarkan kualitas pendidikan
suatu lembaga, mulai dari lembaga tingkat sekolah, tingkat wilayah
kecamatan, kabupaten, propinsi dan bangsa. Dengan sendirinya,
kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan lembaga tersebut.

pengembangan kurikulum berupa proses dinamis dan integratif perlu


diupayakan, melalui langkah-langkah pengembangan kurikulum yang
sistematis, profesional dan melibatkan seluruh aspek-aspek kurikulum
yang terkait yang berguna untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Pemakalah mencoba untuk mendiskusikan langkah-langkah
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kriteria dinamis dan
integratif serta tepat dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian langkah-langkah pengembangan kurikulum?


2. Apa saja langkah-langkah dalam memgembangkan kurikulum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian langkah-langkah kurikulum.


2. Untuk mengetahui langkah-langkah kurikulum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian langkah-langkah pengembangan kurikulum.

Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh


pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai
dengan dewasa ini.
Kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian
kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa
yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan kata lain, suatu kurikulum
dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir
dari suatu perjalanan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Menurut UU No. 2 tahun 1989 kurikulum adalah seperangkat rencana dan
peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum merupakan susunan, bahan kajian, dan pelajaran untuk


mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan,
dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.1

Sedangkan langkah-langkah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


(KBBI) langkah-langkah dapat juga diartikan sebagai tahap-tahap atau
bagian-bagian untuk mencapai suatu tujuan.2

Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke


tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh positif
yang datangnya dari luar ataupun dari dalam dengan harapan agar peserta
didik mampu untuk menghadapi masa depannya atau adanya
perubahan/merevisi atau peralihan total dari suatu kurikulum ke kurikulum
lain.

Jadi, langkah-langkah pengembangan kurikulum merupakan suatu usaha


untuk merevisi, memperluas, dan mengadakan penyempurnaan-

1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta:Bumi Aksara, 2005). hal
16-18.
2
Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakrta: Balai Pustaka, 2003), hal. 83

2
penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah ada, dengan menggunakan
tahapan-tahapan dan tingkatan-tingkatan sistematis untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.3

B. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum

Secara umum dalam Penyusunan dan pengembangan kurikulum dapat


menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Perumusan tujuan
Tujuan di rumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan,
tuntutan dan harapan. Oleh karena itu tujuan di rumuskan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu
pengetahuan.
2) Menentukan isi
Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang di rencanakan akan di
peroleh siswa selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini
dapat berupa mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran, atau jenis-jenis
pengalaman belajar lain sesuai dengan bentuk kurikulum itu sendiri.
3) Memilih kegiatan
Organisasi dapat di rumuskan sesuai dengan tujaun dan pengalaman-
pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, dengan
mempertimbangkan bentuk kurikulum yang digunakan.
4) Merumuskan evaluasi
Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, sebagai di jelaskan
di muka. Evaluasi perlu di lakukan untuk memperoleh balikan sebagai
dasar dalam melakukan perbaikan, oleh karena itu evaluasi dapat di
lakukan secara terus menerus.4

Namun ada pulang langkah-langkah pengembangan kurikulum


sesuai dengan model kurikulum.

1. Hilda Taba (Taba, 1962: 194-343) berpendapat bahwa penyusunan


dan pengembangan kurikulum dapat menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan
a. Merumuskan tujuan umum
b. Mengklarifikasi tujuan-tujuan

3
Zaenal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: Rosda,
2012), hal 31
4
Mohammad Ali . Pengembanhan Kurikulum di Sekolah, (Bandung:Sinar Baru
1992), hal 66-67

3
c. Merinci tujuan-tujuan berupa pengetahuan (fakta, ide,
konsep), berpikir, nilai-nilai dan sikap, emosi dan perasaan
serta keterampilan.
d. Merumuskan tinjauan dalam bentuk yang spesifik.
2) Menseleksi pengalaman belajar
a. Relevan dengan kenyataan sosial
b. Balance ruang lingkup dan kedalaman materinya
c. Penentuan pengalaman belajar yang luas serta beraneka
ragam
d. Penyesuaian dengan pengalaman serta kebutuhan dan
minat siswa
3) Organisasi bahan kurikulum dan kegiatan belajar
a. Menentukan organisasi kurikulum
b. Menentukan urutan atau sequence
c. Mengusahakan integrasi
d. Menentukan fokus pelajaran
4) Evaluasi hasil kurikulum
a. Menentukan kriteria penilaian
b. Menyusun program evaluasi yang komprehensif
c. Teknik mengumpulkan data
d. Interpretasi atau menafsirkan data evaluasi
e. Menerjemahkan evaluasi kedalam kurikulum
Evaluasi kurikulum mengacu kepada tujuan kurikulum dan
dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi. Evaluasi
perlu dilakukan untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam
melakukan perbaikan. Oleh karena itu evaluasi perlu dilakukan secara
terus menerus.
Untuk mengadakan pembaharuan kurikulum Hilda Taba
menganjurkan cara penilaian berbeda dengan yang lazim dilakukan dalam
pengembangan kurikulum pada umumnya. Ia justru mulai dari satuan
pelajaran untuk meningkat kepada kurikulum yang lengkap, setelah cukup
jumlah satuan pelajaran yang di ujicobakan. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1) Menyusun satuan pelajaran percobaan

4
Suatu kurikulum baru tak mungkin dicobakan sekaligus dalam
keseluruhannya, jadi harus dimulai dengan bidang yang lebih terbatas,
misalnya dalam matapelajaran atau bidang studi tertentu.
.
2) Mengujicobakan satuan pelajaran
Model satuan pelajaran yang disusun semula dengan sendirinya
tidak sempurna dan perlu diperbaiki berdasarkan eksperimentasi.
Percobaan ini sebaiknya dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi
belajar yang berbeda-beda, agar lebih valid untuk dijalankan untuk
murid yang berlainan taraf kemampuannya.
3) Revisi dan konsolidasi
Setelah langkah pengujian, maka langkah selanjutnya
melakukan revisi dan konsolidasi. Perbaikan dan penyempurnaan
dilakukan pada data yang dihimpun sebelumnya.
4) Mengembangkan kerangka kurikulum
Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah
diperoleh sifatnya yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal
itu harus dikaji oleh para ahli kurikulum.
Setelah diperoleh satuan pelajaran dalam jumlah yang sangat
cukup maka pelajaran itu perlu ditinjau dari segi scope (ruang lingkup)
dan sequence (urutan). Apakah satuan pelajaran itu telah meliputi bahan
pelajaran untuk tingkat tertentu atau keseluruhan bahan untuk suatu
bidang studi. Selain itu diselidiki urutannya, apakah isinya telah
berurutan secara logis apakah konsep-konsep dikembangkan dari segi
yang sederhana sampai yang matang dan kompleks.
Kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan materi
kurikulum atau penyusunan bahan pelajaran (scope) antara lain:
a) Materi kurikulum harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai, materi kurikulum dipilih karena dianggap berharga sebagai
warisan budaya positf dari generasi masa lalu
b) Materi kurikulum dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu
disiplin ilmu

5
c) Materi kurikulum dipilih karena dianggap bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia, untuk bekal hidup di masa kini, dan masa
yang akan datang.
d) Materi kurikulum dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan
minat anak didik (siswa) dan kebutuhan masyarakat.
Untuk penyusunan sequence (susunan bahan kurikulum) perlu
dipertimbangkan hal berikut:
a) Taraf kesulitan materi pelajaran atau isi kurikulum
b) Apersepsi atau pengalaman masa lalu
c) Kematangan dan perkembangan siswa
d) Minat dan kebutuhan siswa
5) Pelaksanaan dan penyebaran
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyebarluasan
program ke daerah dan sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tetang
kesulitan serta permasalahan yang dihadapi guru-guru di lapangan.
Oleh karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan dilapangan yang
berkaitan dengan aspek-aspek penerapan kurikulum. Pengembangan
kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian
terlebih dahulu oleh staf pengajar yang profesional.
2. Model Ralp Tyler
Sebagai babak pengembang kurikulum, Tyler telah menanamkan atas
perlunya hal yang lebih rasional, sistematis, dan pendekatan yang berarti
dalam tugas mereka. Dia telah menguraikan dan menganalisis sumber-
sumber tujuan yang datang dari anak didik, mempelajari kehidupan
kontemporer, mata pelajaran yang bersifat akademik, filsafat, dan
psikologi belajar. Model pengembangan kurikulum menurut Tyler adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan
Dalam menentukan tujuan pendidikan melalui langkah-lagkah
sebagai berikut:
1) Mempelajari siswa sebagai sumber tujuan
2) Mempelajari kehidupan kontemporer dilingkungan
masyarakat.
3) Penentuan tujuan berdasarkan tinjauan filosofis.

6
4) Peninjauan tujuan berdasarkan tinjauan psikologis.
b. Menentukan pengalaman belajar. Ada lima prinsip pengalaman
belajar, yaitu:
1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuar tingkah
laku yang menjadi tujuan.
2) Pengalamaan belajar harus menyenangkan bagi siswa.
3) Siswa harus terlibat dalam belajar.
4) Diberikan beberapa pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pendidikan.
5) Pengalaman belajar yang disediakan dapat menghasilkan
beberapa kemampuan, yaitu:
a) Kemampuan berfikir.
b) Memperoleh informasi.
c) Mengembangkan sikap sosial.
d) Mengembangkan minat.
c. Pengorganisasian pengalaman belajar.
d. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan dan mengetahui.
3. Model D. K. Wheeler
Pendekatan yang digunakan Wheeler dalam mengembangkan
kurikulum memiliki bentuk rasional. Setiap langkah merupakan
pengambangan secara logis terhadap yang terdahulu, lebih umum
mengerjakan suatu langkah tertentu tidak dapat dilakukan sebelum
langkah-langkah sebelumnya telah selesai.
Hal ini dapat dilihat dari lima langkah berikut, yang tampak sekali
bahwa elemen-elemennya merupakan perkembangan dari pada elemen
dari Tyler dan Taba, tapi hanya dipresentasikan dengan acak agak beda.
Langkah-langkah Wheeler :
a. Seleksi maksud, tujuan dan sasaran
b. Seleksi pengalaman belajar untuk membentu mencapai maksud,
tujuan dan sasaran
c. Sleksi ini melalui tipe-tipe tertentu dari pengalaman yang mungkin
ditawarkan

7
d. Organisasi dan intergrasi dari pengalaman belajar dan isi yang
berkenaan dengan proses belajar dan mengajar.
e. Evaluasi dari setiap vase atau masalah tujuan-tujuan .
Kontribusi Wheeler terhadap pengembangan kurikulum adalah
untuk menekankan hakikat lingkaran daripada elemen-elemen
kurikulum. Kurikulum proses disini tampak lebih sederhana,
memberikan suatu indikasi bahwa langkah-langkah dalam lingkaran
bersifat berkelanjutan memiliki makna responsif terhadap perubahan-
perubahan pendidikan yang ada pendapat Wheeler tentang proses
kurikulum menekankan pada saling ketergantungan antara satu
elemen terhadap elemen-elemen kurikulum lain, dan setelah
menempatkan test dengan waktu yang baik.
4. Model perkembangan kurikulum Audery dan Nicholls
Mereka mengembangkan suatu pendekatan yang tegas atau jelas
yang mencakup elemen-elemen kurikulum secara jelas tetapi ringkas.
Nicholis menitik beratkan pada pendekatan yang rasional dari
pengembangan kurikulum, khususnya dimana kebutuhan untuk
kurikulum baru muncul dari perubahan-perubahan situasi.
Audery dan Nicholls mendefinisikan pekerjaan Tyler, Taba
dan Wheeler dengan penekanan kurikulum proses yang siklus atau
berbentuk lingkaran dan kebutuhan untuk langkah awal yaitu, analisis
situasi. Keduanya mengungkapkan bahwa sebelum elemen-elemen
lebih jelas dalam proses diambil atau dilakukan, konteks atau situasi
yang mana keputusan-keputusan kurikulum dibuat memerlukan
pertimbangan yang mendetail dan serius.
Langkah-langkah dalam proses perkembangan kurikulum Nicholls
adalah :
a. Analisis situasi
b. Seleksi tujuan
c. Seleksi dan organisasi isi
d. Seleksi dan organisasi metode
e. Evaluasi

8
Pada analisis situasi merupakan suatu tindakan yang disengaja untuk
memaksa para pengembang kurikulum agar lebih responsif terhadap
lingkunagn mereka dan secara khusus untuk kebutuhan anak didik.

Dengan menerapkan analisis situasi sebagai titik permulaan,


maka model ini akan memberikan dasar data yang mana tujuan-
tujuan yang lebih efektif mungkin akan dikembangkan5

5
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2006), hal. 156-172.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum


sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai
pengaruh positif yang datangnya dari luar ataupun dari dalam dengan
harapan agar peserta didik mampu untuk menghadapi masa depannya atau
adanya perubahan/merevisi atau peralihan total dari suatu kurikulum ke
kurikulum lain.

Secara umum dalam Penyusunan dan pengembangan


kurikulum dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Perumusan tujuan
2) Menentukan isi
3) Memilih kegiatan
4) Merumuskan evaluasi
B. Kritik dan Saran.

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga


bermanfaat dan menambah wawasan kita mengenai Langkah-langkah
Pengembangan Lurikulum. Dalam pembuatan makalah ini tentunya
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna
kebaikan dalam pembuatan makalah berikutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad .1992. Pengembanhan Kurikulum di Sekolah, Bandung:Sinar


Baru.

Arifin, Zaenal . 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.


Bandung: Rosda.

Idi, Abdullah. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara.

Hasan, Alwi. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakrta: Balai Pustaka.

11

Anda mungkin juga menyukai