Anda di halaman 1dari 14

ISSN-P 2407-2184

Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY )


Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE (DPS) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA
SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Maulan Irwadi, S.E., M.Si., Ak.CA


Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Anika

Abstrak

Penelitian ini beetujuan untuk mengetahui pengaruh Deviden Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS)
terhadap harga saham pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dan berdasarkan sample
(purpose sampling) di dapatkkan 7 perusahaan Industri manufaktur yang melaporkan laporan keuangan
secara lengkap dan menerbitkkan dividen selama lima tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2008 sampai
tahun 2012. Data yang digunakan adalah data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
DPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur di
Bursa Efek Indoonesia periode 2008 s.d. 2012.Dari segi teori, hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
pertama dalam irrelevance theory mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham.Teori ini
menganggap bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-apa bagi nilai perusahaan.sedangkan
secara parsial EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri
manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008 s.d.2012. EPS dan DPS secara simultan (bersama-sama)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.

Kata kunci: Earning Per Share, Earning Per Share, harga saham dan laporan keuangan.

1. PENDAHULUAN yang menunjukkan berapa besar keuntungan


1.1 Latar Belakang (return) yang diperoleh investor atau pemegang
Tahun 2008 terjadi krisis global yang saham persaham (Darmadji dan Fakhuddin,
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya 2006,h.139). Dengan memperhatikan Earnings Per
naiknya harga minyak dunia yang menyebabkan Share maka investor dapat mempertimbangkan
naiknya harga makanan di seluruh dunia, para untuk berinvestasi di pasar modal. Earnings Per
investor mulai kehilangan kepercayaan sehingga Share dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan,
harga-harga saham terbesar di bursa-bursa utama jika pendapatan perusahaan tinggi maka nilai
dunia pun jatuh. Diperkirakan krisis ekonomi ini Earnings Per Share juga akan tinggi, begitu juga
hampir sama dengan krisis ekonomi yang terjadi sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi harga
di tahun 1929 (www.vibizmanagement.com). saham, karena pergerakan harga saham pengaruh
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh awalnya adalah pada pendapatan perusahaan.
investor di pasar modal adalah adanya kesulitan Earnings per share yang tinggi menggambarkan
untuk menentukan keputusan investasinya dan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan
faktor apa yang menentukan harga saham di bursa. tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada
Para pemegang saham perusahaan dalam pemegang saham.Salah satu variabel dividen yang
menanamkan investasinya senantiasa dapat mempengaruhi harga saham adalah dividend,
menginginkan agar laba per lembar saham atau yaitu pembagian sisa laba bersih perusahaan yang
earnings per share yang dimiliki meningkat. didistribusikan kepada pemegang saham, atas
Informasi Earnings Per Share perusahaan persetujuan RUPS (Darmadji dan Fakhuddin 2006,
menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan h.62). Oleh karena itu informasi mengenai
yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham dividend per share ini sangat diperlukan untuk
perusahaan. Earning per Share (EPS) adalah rasio mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 39


saham yang akan diterima oleh para pemegang 2.2 Pengertian Saham
saham. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006,
akan menganalisis lebih lanjut mengenai h.5) “saham (stock) dapat didefenisikan sebagai
“Pengaruh Dividen Per Share (EPS) dan Earning tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
Per Share (EPS) terhadap harga saham pada badan dalam suatu perusahaan atau perseroan
perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek terbatas”. Wujud saham adalah selembar kertas
Indonesia pada periode 2008 s.d 2012”. yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
1.2 Perumusan Masalah berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian di perusahaan tersebut.
ini adalah :Adakah pengaruh Dividen Per Share
(DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap 2.3 Deviden Per Share (DPS)
harga saham baik secara parsial maupun simultan Menurut Darmadji dan Fakhrudin, (2006,
pada perusahaan Industridi BEI pada periode h.127) “Dividen merupakan Pembagian sisa laba
2008-2012. bersih perusahaan yang didistribusikan kepada
pemegang saham, atas persetujuan RUPS.Dividen
1.3 Tujuan Penelitian itu sendiri bisa dalam bentuk tunai (cash dividend)
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk atau pun dividen saham (stock dividend)”.Dividend
mengetahui besarnya pengaruh Dividen Per Share Per Share digunakan untuk mengukur berapa
(DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap rupiah yang diberikan kepada pemilik saham dari
harga saham baik secara parsial maupun simultan keuntungan perusahaan untuk setiap lembar
pada perusahaan Industridi BEI pada periode 2008 saham. Investor mengharapkan dividen yang
s.d 2012. diterimanya dalam jumlah besar dan mengalami
peningkatan setiap periode.
2. LANDASAN TEORI Menurut penelitian Maryati (2012, h.29)
2.1 Pengertian Pasar Modal dalam buku Weston and Copeland (1995:310),
Menurut UU Pasar Modal No.8 (1995, h.3), Dividend Per Share adalah perbandingan antara
“Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dividen yang akan dibayarkan perusahaan dengan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, jumlah lembar saham.
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek Dividen Tunai
DPS =
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi Jumlah Saham Beredar
yang berkaitan dengan efek.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006,
h.1) Pasar Modal (capital market) merupakan 2.3.1 Teori Kebijakan Dividen
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka Menurut Perkembangan ilmu keuangan
panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam modern memunculkan pendekatan baru yang lebih
bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar Modal relevan dan lebih mampu menjelaskan kebijakan
merupakan pasar untuk surat berharga jangka dividen dalam dunia bisnis praktis, yaitu:
panjang.

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 40


a. Signal theory menunjukkan berapa besar keuntungan (return)
Dividend signalling theory menjelaskan yang diperoleh investor atau pemegang saham per
bahwa informasi tentang dividen yang saham”. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja
dibayarkan, digunakan oleh investor sebagai menggembirakan pemegang saham karena
sinyal perusahaan di masa mendatang.Sinyal semakin besar laba yang disediakan untuk
perubahan dividen dapat dilihat dari reaksi pemegang saham. Perhitungan EPS dapat
harga saham. Reaksi harga saham dapat diukur dirumuskan sebagai berikut:
dengan menggunakan return saham sebagai
nilai perubahan harga atau dengan  Laba Bersih Setelah Pajak
EPS
menggunakan abnormal return. Jumlah Saham Beredar
b. Teori Dividen Residual (Residual Theory of
Dividens) Earnings per share merupakan informasi
Menurut teori dividen residual, perusahaan yang dianggap paling mendasar dan berguna,
menetapkan kebijakan dividen setelah semua karena bisa menggambarkan prospek earnings
investasi yang menguntungkan habis dibiayai. perusahaan di masa depan. Meskipun beberapa
Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan perusahaan tidak mencantumkan besarnya
merupakan „sisa‟ (residual) setelah semua earnings per share perusahaanbersangkutan dalam
usulan investasi yang menguntungkan habis laporan keuangannya, namun besarnya earnings
dibiayai. per share perusahaan bisa dihitung berdasarkan
informasi laporan neraca dan laporan rugi laba
2.3.2 Pengaruh Deviden Per Share Terhadap perusahaan.
Harga Saham
Semakin besar tingkat kemampuan suatu 2.5 Pengaruh Earning Per Share Terhadap
perusahaan dalam menghasilkan deviden per share Harga Saham
bagi pemegang saham, maka akan memberikan Rasio ini menunjukkan laba bersih yang
korelasi yang positif terhadap harga saham berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap lembar
perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham selama satu periode tertentu yang akan
saham. Hal ini sesuai dengan signally theory yang dibagikan kepada semua pemegang saham.
menyatakan bahwa deviden menunjukkan sinyal Kenaikan atau penurunan EPS dari tahun ke tahun
prospek suatu perusahaan dimasa yang akan adalah ukuran penting untuk mengetahui baik
datang. Dividden signaling theory menjelaskan tidaknya pekerjaan yang dilakukan perusahaan
bahwa informasi tentang deviden yang dibayarkan, pemegang sahamnya.EPS yang tinggi menandakan
digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat
dimasa mendatang. Sinyal perubahan deviden kemakmuran kepada para pemegang saham,
dapat dilihat dari reaksi harga saham sebaliknya EPS yang lebih rendah memberikan
(www:repository.usu.ac.id) tingkat kemakmuran yang rendah menandakan
bahwa perusahaan gagal dalam memberikan
2.4 Earning Per Share (EPS) tingkat kemakmuran kepada para pemegang
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006, saham. Secara teori semakin tinggi EPS, harga
h.139), “Earning Per Share merupakan rasio yang

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 41


saham cenderung naik. EPS yang meningkat Dividend Per Share, dan Financial Leverage
menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil secara signifikan terhadap harga saham pada
meningkatkan taraf kemakmuran investor dan hal perusahaan food & beverage yang terdaftar di
ini akan mendorong investor untuk menambah Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Variabel
jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan independen EPS, DPS, dan FL, Variabel dependen
tersebut. Pada akhirnya peningkatan jumlah yang diteliti yaitu Harga Saham. Pemilihan sampel
permintaan terhadap saham mendorong harga dilakukan dengan metode purposive sampling dan
saham juga ikut naik. (www.manajemenringga. dari 20 perusahaan food & beverage yang terdaftar
blogspot.com) di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009
diperoleh 8 perusahaan dikalikan dengan 4 tahun
2.6 Kerangka Pemikiran pengamatan menjadi 32 perusahaan sebagai
Kerangka pemikiran merupakan sintesis sampel penelitian.Hasil penelitian menunjukkan
dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu secaraParsial EPS berpengaruh signifikan terhadap
serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka harga saham, DPS dan FL secara parsial tidak
pemikiran dari penelitian ini adalah: berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
secara simultan variabel EPS, DPS, dan FL
Dividen Per
berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Share
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Harga Saham
(Y) oleh Maryati (2012) dengan judul Pengaruh
Earning Per Earnings Per Share, Dividend Per Share, dan
Share
Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Industri Perbankan Yang Terdaftardi Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2010. Populasi penelitian
2.7 Hipotesis ini adalah 31 industri perbankan yang terdaftar di
Menurut Arikunto (2005, h. 45) Hipotesis Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.Sampel
merupakan dugaan tentang kebenaran mengenai ditentukan dengan menggunakan metode
hubungan dua variabel atau lebih. Adapun purposive sampling, diperoleh 10 perusahaan.Hasil
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai penelitian menunjukkan bahwa EPS berpengaruh
berikut: positif dan signifikan terhadap harga saham, DPS
H1 = Ada pengaruh positif Dividen Per share tidak berpengaruh terhadap harga saham, FL tidak
(DPS) terhadap harga saham secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
H2 = Ada pengaruh positif Earning Per Share Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
(EPS) terhadap harga saham secara parsial H3 = oleh Kalana (2011) dengan judul Pengaruh
Ada pengaruh yang positif Earning Per Share Financial Leverage (FL), Dividend Per Share
(EPS), Dividen Per share (DPS) secara (DPS) danEarning Per Share (EPS)Terhadap
bersama-sama terhadap harga saham Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan di
Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009. Teknik
2.8 Penelitian yang Relevan penentuan sampel menggunakan metode purposive
Berdasarkan Miranda (2011) yang samling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menganalisis pengaruh Earning Per Share, secara parsial FL dan EPS tidak mempunyai

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 42


pengaruh signifikan terhadap harga saham dan 1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
DPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap Variabel Independen merupakan variabel
harga saham.Secara simultan variabel independen yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
FL, DPS dan EPS mempunyai pengaruh signifikan perubahannya atau timbulnya variabel dependen
terhadap harga saham. (terikat). Dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel
Perbedaan peneliti dengan peneliti independen yang digunakan, yaitu Deviden per
sebelumnya adalah peneliti menggunakan objek Share (DPS), danEarning per Share (EPS).
perusahaan manufaktur sedangkan penelitian
sebelumnya objeknya perusahaan food and 2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
beverage, perbankan dan pertambangan. Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
3. METODOLOGI PENELITIAN adanya variabel bebas.Dalam Penelitian ini,
3. 1Variabel Penelitian dan peneliti menggunakan variabel dependen berupa
Definisi Operasional harga saham.
3. 1.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah 3.1.2. Definisi Operasional
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang Definisi operasional merupakan petunjuk
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga tentang bagaimana suatu variabel diukur. Untuk
diproleh informasi tentang hal tersebut, kemudian mempermudah dalam penganalisian maka tiap
ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2010, h. 2). variabel akan didefinisikan secara operasional.
Dalam penelitian ini digunakan dua (2) variabel,
yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1
Matrik Pengukuran Variabel
Variabel
No Defenisi Operasional Indikator Skala
Penelitian
1 Y Saham merupakan salah satu bentuk efek Rasio
Harga atau surat berharga yang diperdagangkan (closing price)
Saham dipasar modal (bursa)
2 X1 DPS (Dividend Per Share) merupakan total  Deviden Tunai Rasio
Deviden Per semua dividen tunai yang dibagikan  Jumlah Saham beredar
Share dibandingkan dengan jumlah saham yang
beredar
3 X2 Earning per Share (EPS) adalah rasio pasar  Laba bersih setelah Rasio
Earning Per yang menunjukkan bagian laba untuk setiap pajak
Share saham  Jumlah saham beredar
Sumber: Data diolah 2014

3.2 Populasi dan Sampel selama 5 (lima) periode, yaitu tahun 2008 sampai
3.2.1 Populasi dengan tahun 2012 yaitu berjumlah 138
Populasi yang menjadi objek dalam perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa
penelitian ini adalah perusahaan Industri Efek Indonesia.
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 43


3.2.2 Sampel pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek
Sampel adalah bagian dari jumlah dan penelitian yang memenuhi kriteria sampel yang
karakteristik yang dimiliki oleh populasi telah ditentukan sebelumnya. Sampel dalam
(Sugiyono, 2010, hal. 62).Sampel dalam penelitian penelitian ini berjumlah 7 perusahaan industri
ini menggunakan metode purpose sampling, yaitu manufaktur go publik di Bursa Efek Indonesia
penarikan sampel dengaan menekankan pada periode 2008-2012 yaitu perusahaan.

Tabel 3.3
Kriteria Penentuan Sampel
Perusahaan
No Keterangan
Manufaktur
Perusahaan Industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1 138
(BEI)

Perusahaan Industri manufaktur yang tidak mempublikasi-kan laporan


2 131
keuangan lengkap periode 2008-2012

Perusahaan industri manufaktur yang mempublikasikan laporan


3 keuangan lengkap dan menerbitkan dividen cash periode 2008-2012 7
(Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian)
Sumber :www.idx.co.id

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.2 Teknik Observasi


Data yang dikumpulkan adalah berupa data Data yang digunakan dalam penelitian ini
sekunder, yaitu jenis data yang diperoleh secara merupakan data sekunder sehingga prosedur
tidak langsung dari sumber pertama (perusahaan). pengumpulan data dilakukan dengan teknik
Data skunder ialah data yang sudah diproses oleh observasi terhadap laporan keuangan, yang
pihak tertentu sehingga data tersebut sudah disediakan oleh perusahaan itu sendiri yang
tersedia saat kita memerlukannya (Sarwono, diperooleh dari ICMD dan harga saham harian
20102, h.32) Pengumpulan data serta bahan-bahan www.idx.co.id dan www.financeyahoo.com
dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian
sebagai berikut: 4. PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
3.3.1 Penelitian Kepustakaan (Library Objek penelitian yang digunakan adalah
Research) perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di
Penelitian dengan cara membaca dan Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008
mempelajari literatur seperti buku-buku, jurnal, sampai dengan 2012 (5 tahun) melalui proses
internet dan berbagai macam sumber tertulis seleksi sampel dengan menggunakan metode
lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. purposive sampling di dapat 7 (tujuh) perusahaan
(Arikunto, 2005 h.56) industri manufaktur sebagai sampel penelitian.
Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi
objek dalam penelitian ini :

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 44


Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
No Kode Nama Perusahaan Industri Sector
1 AKRA Akr Corporindo Tbk Wholesale
2 ASII Astra International Tbk Miscellaneous Industry
3 BATA Sepatu Bata Tbk Miscellaneous Industry
4 DVLA Darya-Varia Laboratria Tbk Consumer Goods Industry
5 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Consumer Goods Industry
6 SMSM Selamat Sempurna Tbk Miscellaneous Industry
7 UNVR Unilever Tbk Consumer Goods Industry
Sumber : ICMD (Indonesian Capital Market Directory)

4.2 Analisis Dan Uji Hipotesis penulis melakukan transformasi data ke model
4.2.1 Analisis Pengujian Asumsi Klasik logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan harga
1) Uji Normalitas saham = HS menjadi LN_Harga_Saham =
Dari hasil uji normalitas di atas, dapat (LN_HS). Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan
dilihat bahwa variabel EPS, DPS dan HS memiliki asumsi normalitas.Oleh karena itu, dilakukan
data yang tidak terdistribusi dengan normal karena transformasi data yang tidak terdistribusi secara
nilai signifikannya < 0,05 yaitu variabel EPS normal tersebut untuk menormalkannya.Caranya
sebesar 0.004, variabel DPS sebesar 0.000 dan adalah dengan melakukan LN terhadap semua
variabel harga saham sebesar 0.000. Untuk variabel yang tidak terdistribusi secara normal
mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, tersebut.Hasilnya data telah normal sebagai berikut

Tabel 4.2
Uji Normalitas (3)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hs dps Eps
N 35 35 35
Normal Parametersa,,b Mean 60282.4286 1501.5471 5269.6366
Std. Deviation 1.41688E5 3729.01778 9595.92486
Most Extreme Differences Absolute .347 .350 .300
Positive .347 .350 .300
Negative -.336 -.345 -.293
Kolmogorov-Smirnov Z 2.054 2.073 1.774
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .004
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : diolah dari SPSS

2) Uji Multikolinieritas dilakukan dengan menghitung nilai VIF (variance


Uji Multikolinieritas bertujuan untuk inflation factor) dari setiap variabel independen.
mengetahui apakah antara variabel independen Adapun hasil pengujian Multikolinieritas adalah
yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
mempunyai korelasi. Uji Multikolinieritas

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 45


Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3.547 .603 5.881 .000
LN_DPS .077 .120 .072 .640 .527 .592 1.690
LN_EPS .774 .105 .826 7.389 .000 .592 1.690
a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : diolah dari SPSS

Hasil uji multikolonieritas dengan regresi yang ada layak untuk dipakai.(Priyatno,
menggunakan bantuan SPSS versi 17 hasilnya 2012, h.153).
terlihat dalam tabel 4.3. Variabel independent DPS
dan EPS menunjukkan angka VIF kurang dari 10 3) Uji Autokorelasi
dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada
dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak tabel berikut ini:
terdapat masalah multikolinieritas.Maka model

Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .874a .763 .748 1.03047 2.093


a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Diolah dari SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai DW 2,093 angka D-W tersebut berada diantara
1,54< 2,093 < 2,46 berarti tidak terjadi autokorelasi

4) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk homokedastisitas, yaitu dengan melakukan uji
menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dengan melihat pola titik-titik pada scatteplots
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain regresi dan uji Koefisien Spearman‟s Rho.Hasil
dalam model regresi. Model regresi yang baik penelitian ini tidak ada pola yang jelas, serta titik-
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 46


4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.5
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.547 .603 5.881 .000

LN_DPS .077 .120 .072 .640 .527


LN_EPS .774 .105 .826 7.389 .000
a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: diolah dari SPSS

Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel EPS dan DPS
adalah:Y = 3,547 + 0,077 X1 + 0,774 X2

4.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)


Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan menjelaskan variabel dependennya. Nilai R
seberapa besar korelasi atau hukungan antara square adalah nol sampai dengan satu. Apabila
variabel-variabel independen dengan variabel nilai R square semakin mendekati satu, maka
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat variabel-variabel independen memberikan semua
apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
Koefisien determinan (R square) variasi variabel dependen dan diperoleh hasil
menunjukkan seberapa besar variabel independen sebagai berikut:

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .874a .763 .748 1.03047
a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Diolah dari SPS

Pada model summary sebelumnya, angka 74,8% variasi atau perubahan dalam harga saham
R sebesar 0,748 menunjukkan bahwa korelasi atau dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak
hubungan antara HS (variabel dependen dengan dimasukkan dalam model penelitian. Kemudian
EPS dan DPS (variabel independen) adalah kuat standar error the estimate adalah sebesar 1,03047.
karena berada di atas angka 0,5 (50%). Angka Semakin kecil angka ini akan membuat model
adjusted R square atau koefisien determinasi yang regresi semakin tepat dalam memprediksi HS.
disesuaikan adalah 0,748. Hal ini berarti bahwa

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 47


4.2.4 Uji Hipotesis Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
Untuk melihat pengaruh EPS dan DPS program SPSS 17,0 maka diperoleh hasil seperti
secara individu terhadap harga saham, dapat yang terlihat pada tabel 4.7 berikut:
dilakukan dengan menggunakan uji statistik t.

Tabel 4.7
Uji Statistik t
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 3.547 .603 5.881 .000

LN_DPS .077 .120 .072 .640 .527


LN_EPS .774 .105 .826 7.389 .000
a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: diolah dari SPSS

Dari tabel koefisien regresi di hal Dari tabel dapat kita lihat bahwa variabel
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan yaitu: DPS mempunyai angka sigfikansi sebesar
1. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi 0,266 yang berada di atas 0,05 yang
konstanta dan setiap variabel independennya. menunjukkan bahwa EPS secara individual
Dari tabel dapat kita lihat bahwa variabel EPS tidak berpengaruh signifikansi terhadap HS.
mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 Setelah melakukan uji t, kemudian untuk
yang berada di bawah 0,05 yang melihat pengaruh EPS dan DPS secara simultan
menunjukkan bahwa EPS secara individual terhadap harga saham, dapat dilakukan dengan
berpengaruh signifikan terhadap HS menggunakkan uji statistik F. Hasil uji statistik F
2. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi dengan program SPSS 17.0 dapat dilihat pada
konstanta dan setiap variabel independennya. tabel berikut ini:

Tabel 4.8
Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 109.561 2 54.781 51.589 .000a
Residual 33.979 32 1.062
Total 143.541 34
a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: Data diolah dari SPSS

Dari uji ANOVA atau F-test, diperoleh signifikan 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut
nilai F hitung sebesar 51,589 dengan tingkat dapat disimpulkan bahwa variabel EPS dan DPS

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 48


secara simultan berpengaruh signifikan terhadap = 32. Hasil diperoleh t tabel sebesar -2,037. Dari
variabel harga saham karena tingkat signifikansi output didapat t hitung 7,389. Kriteria
sebesar 0,0000 (<0,05). pengujiannya jika –t tabel < t hitung < y tabel
maka Ho diterima dan jika –t hitung < -t tabel
4.3 Pembahasan Hasil Analisis atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Sehingga
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa di dapatkan nilai t hitung > t tabel (7,389 > 2,037)
variabel X1 atau dividen per lembar saham atau maka Ho ditolak yang berarti Variabel X2
Dividen Per Share (DPS) tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
signifikan terhadap variabel Y (harga saham), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai EPS
sebagaimana ditunjukkan oleh angka 6 dari 7 perusahaan manufaktur di BEJ selama
signifikansinya 0,527 > 0,05 setelah dilakukan uji empat tahun terakhir ini relatif naik yaitu pada
t. t tabel dicari pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 karena
(uji dua sisi) dengan derajat kebebasan df = n-k-1 tahun 2012 EPS dipublikasikan belum mencapai
atau 35-2-1 = 32. Hasil diperoleh t tabel sebesar - akhir periode. Dari 7 perusahan manufaktur yang
2,037.Dari output didapat t hitung 0,640. Kriteria telah go public dan menawarkan sahamnya di BEJ
pengujiannya jika –t tabel < t hitung < y tabel yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini
maka Ho diterima dan jika –t hitung < -t tabel tidak ada satupun perusahaan yang memiliki EPS
atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Sehingga di bawah nol (negatif). Hal ini menunjukkan
di dapatkan nilai t hitung > t tabel (-2,037 < bahwa 7 perusahaan tersebut mampu membagikan
0,640) maka Ho diterima yang berarti Variabel X1 keuntungan bersihnya kepada para pemegang
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. saham. Perusahaan-perusahan yang dipandang
Hal tersebut sesuai dengan teori paling berhasil dari indikator perolehan EPS yang
kebijakan dividen dalam irrelevance Theory tinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia karena
mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap secara berturut-turut dari tahun 2008 sampai
harga saham.Teori ini menganggap bahwa dengan 2011 mampu membagikan keuntungan
kebijakan dividen tidak membawa dampak apa- kepada pemegang saham dalam jumlah yang
apa bagi nilai perusahaan. Peningkatan atau relatif besar. Jadi hal ini terbukti kebenarannya
penurunan dividen oleh perusahaan tidak akan terhadap hipotesis bahwa EPS berpengaruh
mempengaruhi nilai perusahaan. Jadi teori ini terhadap harga saham.
tidak terbukti kebenarannya terhadap hipotesis
bahwa DPS tidak berpengaruh terhadap harga 5. KESIMPULAN
saham. Dari hasil penelitian ini, diperoleh
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa beberapa kesimpulan sebagai berikut:
variabel X2 atau Earning Per Share (EPS) 1. DPS secara parsial tidak memiliki pengaruh

memiliki pengaruh yang sangat signifikan yang signifikan terhadap harga saham
terhadap variabel (Y) harga saham, sebagaimana perusahaan industri manufaktur di Bursa
ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar Efek Indoonesia periode 2008-2012. Dari
0,0000 < 0,05 setelah dilakukan uji t. t tabel dicari segi teori, hasil penelitian ini sesuai dengan
pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji dua sisi) pendapat pertama dalam irrelevance Theory
dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 35-2-1 mengenai pengaruh kebijakan dividen

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 49


terhadap harga saham. Teori ini menganggap DAFTAR PUSTAKA
bahwa kebijakan dividen tidak membawa
dampak apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi, Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen
peningkatan atau penurunan dividen oleh Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai Darmadji,Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin,
perusahaan. 2006.Pasar Modal di Indonesia
2. EPS secara parsial memiliki pengaruh yang Pendekatan Tanya Jawab.Jakarta: PT
signifikan terhadap harga saham perusahaan Salemba Empat.
industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2012. Intan, Taranika. (2009). “Pengaruh Dividend Per
3. EPS dan DPS secara simultan (bersama- Share dan Earning Per Share Terhada
sama) memiliki pengaruh yang signifikan p Harga Saham pada Perusahaan Go
terhadap harga saham perusahaan industri Public di Bursa Efek Indonesia”.
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi (Diakses 6 Februari
2013).
Kalana, Jaka Insan. 2011. Pengaruh Financial
Leverage (FL), Dividend Per Share
(DPS) dan Earning Per Share (EPS)
Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Pertambangan di Bursa
Efek Indonesia Periode 2005-
2009.Jurnal Ekonomi (Diakses 6
Februari 2013).
Lestari, Puji. PengaruhEarning Per Share (EPS),
Dividend Per Share (DPS) dan
Financial Leverage (FL) Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Dasar
Kimia. Jurnal Ekonomi (Diakses 6
Februari 2013).
Madichah.2005. PengaruhEarning Per Share
(EPS), Dividend Per Share (DPS) dan
Financial Leverage (FL) Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Periode 2000-2002.Jurnal Ekonomi
(Diakses 6 Februari 2013).
Maryati, Mita. 2012. Pengaruh Earning Per
Share Dividend Per Share dan
Financial Leverage Terhadap Harga
Saham pada Industri Perbankan
yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 50


Periode 2007-2010. Jurnal Ekonomi terhadap Perubahan Harga Saham
(Diakses 6 Februari 2013). Sebelum dan Setelah Stock Split pada
Miranda, Andini. 2011. Pengaruh Earning Per Perusahaan-Perusahaan yang Go
Share, Dividend Per Share, Dan Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Financial Leverage Terhadap Harga Ekonomi (Diakses 6 Februari 2013).
Saham Pada Perusahaan Food & Wibowo & Arif, Abubakar. 2009. Akuntansi
Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Keuangan Dasar 2. Jakarta: PT.
Efek Indonesia. Jurnal Gramedia Widiasarana.
Ekonomi(Diakses 6 Februari 2013). Wulandari Amelia Dwi. Pengaruh Earning Per
Nurmala.2001. Pengaruh Kebijakan Dividen Share dan Dividen Per Share terhadap
Terhadap Harga Saham Perusahaan- Harga Saham (Kasus pada Perusahaan
Perusahaan Otomotif di Bursa Efek LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.Jurnal Ekonomi(Diakses 6 Indonesia). Jurnal Ekonomi (Diakses 6
Februari 2013). Februari 2013).
www.google.co.id / diakses 1 Maret 2013.
Priatinah, Denies & Kusuma Prabandaru Adhe. www.idx.co.id / diakses 1 Maret 2013.
Pengaruh Return On Investment (ROI), www.lorealfinance.com/site/us/contenu/lexique.as
Earning Per Share (EPS), Dan Dividen p / diakses 1 Maret 2013
Per Share (DPS) Terhadap www://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/E
Harga Saham Perusahaan D-PSAK-1.pdf / Maret 2013.
Pertambangan Yang Terdaftar di www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/uu
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode _pm/UU%20No%208%20Tahun%201
2008-2010. Jurnal Ekonomi (Diakses 6 995%20tentang%20Pasar%20Modal.p
Februari 2013). df. Diakses 1 Maret 2013.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis www.vibizmanagement.com/ diakses 1 Maret
Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: 2013.

Andi Yogyakarta.
Saliman, Abdul R dkk.2005. Hukum Bisnis untuk www://faizalmushonnif.wordpress.com/2013/02/2

Perusahaan Teori dan ContohKasus 8/masalah-industri-serta-

Edisi Kedua.Jakarta: PT. Kencana perkembangannya-di-indonesia/

Media Group. diakses 1 Maret 2013.

Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi www://repository.usu.ac.id/ diakses 1 Maret

Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan 2013.

Prosedur SPSS).Jakarta: PT. Elex www.manajemenringga.blogspot.Com/diakses 1


Maret 2013.
Media Komputindo.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.
Jakarta: Alfabeta.
Tadi, Yetty Novriyanti. 2008. Pengaruh Earning
Per Share dan Dividend Per Share

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 51

Anda mungkin juga menyukai