Caroline Lapkas Bab 1-4
Caroline Lapkas Bab 1-4
PENDAHULUAN
diterbitkan pada tahun 2007. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan atas
burung pada manusia, dan ISPA baru yang belum pernah dilaporkan yang
penularan melalui cara lain, seperti melalui kontak dengan tangan atau
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi
kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan
atau berurutan2.
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih
dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
bagian atas. Bagian saluran pernapasan atas yang terkena bisa meliputi
hidung, sinus, faring, dan laring. Bagian sistem pernapasan tersebut akan
mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke
2
disebabkan oleh bakteri, virus, dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA
tangan yang dapat menjadi jalan masuk bagi virus. Penularan faringitis
sinusitis, saat terjadi ISPA melalui virus, hidung akan mengeluarkan secret
3
Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut: batuk,
nafas cepat, bersin- bersin, pengeluaran sekret atau lendir dari hidung, nyeri
kepala, demam ringan, hidung tersumbat, sakit saat menelan, letih dan
berkeringat banyak, adapun tanda- tanda bahaya klinis ISPA, berupa : napas
hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest. bingung, hingga kejang dan coma.3
2.4 PATOFISIOLOGI
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus
atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks
spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan
4
yang rusak tersebut.3 Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus
bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak
nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini
dipermudah dengan adanya fakor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi.
Suatu laporan penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan
infeksi virus pada saluran nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada
bayi dan anak 3
Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-
tempat yang lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam,
dan juga bisa menyebar ke saluran nafas bawah. Dampak infeksi sekunder
pneumonia bakteri.3
Dari uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi
reaksi apa-apa.
2.4.2 Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
5
2.5.1 Asma
Asma adalah batuk persisten yang disebabkan oleh suatu kondisi
alergi non infeksi dengan gejala : sesak nafas, nafas berbunyi wheezing,
dada terasa tertekan, batuk biasanya pada malam hari atau dini hari.
2.5.3 Tuli
infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus dengan gejala awal nyeri
pada telinga yang mendadak, persisten dan adanya cairan pada rongga
telinga.
2.5.4 Syok
f'ungsi dari system tubuh yang disebabkan oleh babagai faktor antara lain :
2.7 Pencegahan
Ada beberapa hal yang sederhana yang dapat dilakukan untuk
6
2.7.1 Tetap di rumah jika Anda tidak sehat
Di musim hujan, jika Anda terkena pilek atau flu (influenza) atau
infeksi saluran pernapasan lainnya, segera temui dokter. Jika perlu, tetap di
pernapasan lebih lebih cepat, Ini juga sebagai cara untuk tidak menularkan
terkena flu atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pasalnya,
dengan rutin melakukan vaksin flu tiap beberapa tahun sekali dapat
mencegah Anda dari serangan flu. Setiap tahun vaksin flu akan berbeda,
dan akan mengandung strain virus flu paling umum yang menyebabkan
infeksi..
kebersihan diri sendir, untuk mencegah terkena atau tertular virus yang
terutama setelah berada di tempat umum., Bila hendak bersin atau batuk,
jangan gunakan kedua telapak tangan ada baiknya gunakan pakaian Anda
7
menyentuh wajah, terutama mata dan mulut Anda, untuk mencegah
2.8 Diagnosis
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan anamnesa untuk dapat
tersedia dalam aliran darah lebih rendah dari biasanya Tes darah untuk
memeriksa jumlah sel putih atau untuk mencari keberadaan virus, bakteri
2.9 . PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dilakukan terapi simptomatik, seprti obat antitusif
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Status Pasien
Umur : 24 Tahun
8
Agama : Islam
Pendidikan : Wiraswasta
Berat Badan : 45 Kg
ANAMNESA PENYAKIT
KU : Compos Mentis
Biasa nya pasien mengalami demam , batuk, pilek, sakit kepala,, nafsu
makan menurun,
Riwayat penyakit dahulu:
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti
Riwayat sosial :
padat penduduknya.
RPO : (-)
9
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1. Keadaan Umum
Suhu : 37,8 0 C
Status Lokalisata
1. Kepala :Normochepali
2. Thorax
b. Paru
10
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronki (-/-)suara tambahan (-/-)
3. Abdomen
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, massa (-), bekas operasi (-)
Perkusi : Timpani
4. Ektremitas
DIAGNOSA BANDING
DIAGNOSA KERJA
Infeksi Saluran Nafas Atas
PENATALAKSANAAN
antipiretik, multifitamin.
11
- Dextromethorphan 15 mg 3x1
- PCT 500 mg 3 x 1
- CTM 2 x 1
- Vit c 1x1
BAB IV
KESIMPULAN
pilek ± 5 hari disertai demam dan nafsu makan menurun, Pada pemeriksaan fisik
didapatkan status present demam 37,8 dan pada pemeriksaan didapatkan pada
Inspeksi
12
hidung : sekret (+/+)
pernafasan atas , Pasien diedukasi untuk selalu jaga kebersihan diri sendir, seperti
sering mencuci tangan, terutama setelah berada di tempat umum., Bila hendak
bersin atau batuk, jangan gunakan kedua telapak tangan. Ada baiknya gunakan
pakaian atau ke tisu. Untuk menghindari infeksi ke orang lain, Hindari menyentuh
wajah, terutama mata dan mulut, untuk mencegah masuknya virus kedalam tubuh
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 2014.
Catzel, Pincus & Ian robets. Kapita Seleta Pediatri Edisi II. alih bahasa oleh Dr.
yohanes gunawan. Jakarta: EGC. 2015
13
Pertemuan Ilmiah Tahunan V (PIT-5) Ilmu Penyakit Dalam PAP di Sumsel.
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang.2010
14