Kabupaten Mahakam Ulu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur,
memiliki luas wilayah 15.315 km2 dan berpenduduk sebanyak 27.923 jiwa (2012).
Kabupaten Mahakam Ulu terbagai menjadi 5 (lima) kecamatan dan beribukota di Kota
Ujoh Bilang. Kondisi ini memberikan pengaruh terhadap berbagai sektor yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan penduduk, salah satunya adalah
penyediaan infrastruktur perkotaan termasuk sarana dan prasarana persampahan.
Karena pada dasarnya, masalah persampahan terkait erat dengan perkembangan jumlah
penduduk dan perilaku masyarakat dalam pola pembuangan sampah yang saat ini sudah
menjadi semakin kompleks di setiap daerah, termasuk di Kabupaten Mahakam Ulu
Permasalahan eksisting dari sistem penanganan sampah di Kota Ujoh Bilang adalah masih
terbatasnya kinerja pelayanan, karena keterbatasan sarana pengumpul dan pengangkut
sampah yang berkinerja andal, serta manajemen persampahan yang belum memadai.
Produk pengaturan di tingkat nasional telah mensyaratkan ketentuan perlindungan air
baku melalui penyediaan prasarana dan sarana persampahan yang memadai seperti
penerapan proses lahan urug terkendali/controlled landfill (untuk kota kecil dan kota
sedang) dan proses lahan urug saniter/sanitary landfill (untuk kota besar dan kota
metropolitan).
Hal tersebut diperkuat dengan telah terbitnya Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan yang menyatakan bahwa setiap kota/kabupaten
wajib untuk memiliki Rencana Induk Persampahan atau Perencanaan Teknis Manajamen
Persampahan (PTMP), yang berlaku untuk minimal 20 tahun untuk Kota Kecil dan Kota
Sedang.
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penanganan sampah Kota Ujoh Bilang
Kabupaten Mahakam Ulu melalui pengelolaan yang komprehensif dalam jangka waktu
panjang secara keseluruhan, diperlukan suatu perencanaan yang memadai baik aspek
teknik maupun manajemen. Masterplan Persampahan atau Perencanaan Teknis
Manajamen Persampahan (PTMP) diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi para
b. Tujuan
1. Memetakan kondisi dan permasalahan sektor persampahan.
2. Penetapan target dan tujuan penanganan sampah.
3. Memantapkan Perencanaan Teknis Manajamen Persampahan (PTMP) yang mudah
dilaksanakan (aplikatif).
4. Menetapkan pemrograman dan penganggaran untuk sektor persampahan selama 5-20
tahun.
penanganan sampah. Selain itu, pemrograman dalam 5-20 tahun ke depan terkait
bentuk kelembagaan, perlu untuk dirumuskan.
b. Rencana pengembangan teknis-teknologis, yang menggambarkan kebutuhan
jumlah, biaya investasi, dan biaya operasi-pelihara-rawat untuk pengembangan
sistem penanganan sampah (subsistem pewadahan sampah, subsistem
pengumpulan sampah, subsistem pengangkutan sampah, subsistem pengolahan
sampah, dan subsistem pemrosesan akhir sampah) dalam 5-20 tahun ke depan,
sehingga mampu memenuhi target yang diatur dalam produk pengaturan tingkat
daerah dan nasional.
c. Rencana pengembangan pendanaan, yang menggambarkan kebutuhan pendanaan,
beserta sharing antara anggaran APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota,
sektor swasta, dan masyarakat. Hal ini ditujukan untuk menjamin ketersediaan dana
yang memadai untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan untuk
mewujudkan kinerja sistem penanganan sampah yang akan dicapai.
d. Rencana pengembangan peran serta masyarakat-swasta-perguruan tinggi, yang
menggambarkan perencanaan sinergitas peran serta masyarakat-swasta-perguruan
tinggi dalam 5-20 tahun ke depan, untuk mencapai target-target pencapaian kinerja
sistem penanganan sampah.
e. Rencana pengembangan pengaturan, yang menggambarkan peraturan yang sudah
ada dan kebutuhan peraturan yang mendukung sistem penanganan sampah,
dengan mengacu pada produk-produk pengaturan yang lebih tinggi di tingkat
nasional.
5. Membuat rencana final berupa buku Perencanaan Teknis Manajamen Persampahan
(Rencana Induk Persampahan) Kota Ujoh Bilang Kab. Mahakam Ulu untuk minimal
periode perencanaan 5-20 tahun.
b. Keluaran (Kuantitatif)
Keluaran dari kegiatan ini tersedianya dokumen perencanaan teknis dan manajemen
pengelolaan persampahan yang sesuai dengan syarat administrasi dan teknis dengan
kuantitas dan kualitas konstruksi dan spesefikasi teknis yang sesuai dengan peraturan.
Dan semua kegiatan tercatat dalam satu sistem pelaporan.
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan 1 (satu) Flash Disk, serta
diserahkan 90 (Sembilan puluh) hari kalender setelah ditandatangani kontrak, serta
didiskusikan dengan melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten/Kota terkait. Laporan
antara mencakup antara lain tentang :
- Gambaran rencana tata ruang atau penggunaan lahan Kota Ujoh Bilang, Kabupaten
Mahakam Ulu secara lengkap yang dilengkapi dengan informasi dalam bentuk tabel,
gambar atau skema.
- Data-data hasil survey (termasuk tetapi tidak terbatas pada: jumlah timbulan
sampah, komposisi dan karakteristik sampah, jumlah sarana dan prasarana
persampahan, organisasi pengelola persampahan, kemampuan dan kemauan untuk
membayar dari masyarakat).
- Pemetaan berdasarkan hasil survey di daerah.
- Kesepakatan-kesepakatan dengan pemangku kepentingan.
- Analisis keadaan dasar.
- Analisis kecenderungan perkembangan kota.
- Hasil analisa kunjungan lapangan yang dilakukan yang menghasilkan konsep kinerja
yang ada.
3. Konsep Laporan Akhir
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan 1 (satu) Flash Disk, serta
diserahkan 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender setelah SPMK. Laporan ini terdiri
dari :
- Laporan detail hasil analisis d an evaluasi.
- Alternatif pengurangan dan penanganan sampah beserta rencana pencapaian
target untuk masing-masing alternatif (termasuk rencana pentahapan penambahan
prasarana-sarana persampahan, alokasi besar dana yang dibutuhkan, kebutuhan
sumber daya manusia yang dibutuhkan).
4. Laporan Akhir
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan 5 (Lima) Flash disk, serta
diserahkan 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah SPMK. Laporan akhir
berisi penyempurnaan konsep laporan akhir setelah mendapatkan masukan dari
berbagai pihak yang terkait, baik dari lingkungan pemerintah, swasta, maupun
masyarakat.
Pendekatan lain yang digunakan adalah pendekatan partisipatif. Pada kajian ini
masyarakat dilibatkan dalam penentuan sistem pengelolaan sampah yang akan
digunakan. Keterlibatan ini diperoleh melalui diadakannya suatu survey kebutuhan nyata
yang bukan hanya bermaksud untuk mengetahui seberapa banyak timbulan sampah
tetapi juga sistem yang diinginkan sehingga masyarakat akan lebih mengetahui
konsekuensi dari setiap sistem tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka ada 3 (tiga) aspek yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Aspek Strategis
2. Aspek Teknis
3. Aspek Pengelolaan.
Ketiga aspek tersebut selanjutnya dijabarkan dalam rangka Fasilitasi Penyusunan Sistem
Persampahan (Master Plan Persampahan Kota Ujung Bilang, Kab. Mahakam Ulu) sebagai
berikut :
a. Aspek Strategis
Aspek strategis ini akan menyangkut penentuan fungsi kawasan, pengembangan
kegiatan kawasan dan pengembangan tata ruang wilayah.
Aspek strategis telah dibahas dalam penyusunan RTRW atau RDTR bahkan RTRK di
wilayah Kota Ujung Bilang, Kab. Mahakam Ulu.
b. Aspek Teknis
Aspek teknis sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga antara lain meliputi kegiatan:
1. Pembatasan timbulan sampah;
2. Pendauran ulang sampah
3. Pemanfaatan kembali sampah;
4. Pemilahan sampah;
5. Pengumpulan sampah;
6. Pengangkutan sampah;
7. Pengolahan sampah; dan
c. Aspek Pengelolaan
Aspek pengelolaan akan menyangkut administrasi, keuangan, hukum dan perundangan
agar pekerjaan Penyusunan Sistem Persampahan (Master Plan Persampahan Kota Ujung
Bilang, Kab. Mahakam Ulu) yang dibuat nantinya dapat dilaksanakan melalui koordinasi,
penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian rencana.
2.2.3 METODOLOGI
A. Perencanaan Pengelolaan Sampah
Sampah adalah bahan buangan bukan cairan yang dihasilkan dari aktivitas domestik,
komersial, pertanian,pelayanan umum, pembangunan, pertambangan, industri, dan lain-
lain. Volume sampah yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut setiap harinya
tergantung pada jenis dan besarnya produksi timbulan sampah dalam kawasan
pemukiman serta besarnya jumlah penduduk di kawasan tersebut.
b. Persyaratan kelembagaan
pengelola di permukiman harus berfokus pada peningkatan kinerja institusi pengelola
sampah, dan perkuatan fungsi regulator dan operator. Sasaran yang harus dicapai adalah
sistem dan institusi yang mampu sepenuhnya mengelola dan melayani persampahan di
lingkungan dengan mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan sumber.
c. Teknis operasional
Menerapkan sistem penanganan sampah setempat dengan :
o Menerapkan pemilahan sampah organik dan non organic
o Menerapkan teknik 3 R di sumber dan TPS
o Penanganan residu oleh pengelola sampah kota;
d. Pembiayaan
Memperhatikan peningkatan kapasitas pembiayaan untuk menjamin pelayanan dengan
pemulihan biaya secara bertahap supaya sistem dan institusi, serta masyarakat dan dunia
usaha punya kapasitas cukup untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas lingkungan
untuk warga.
o pengelolaan sampah selama masa konstruksi sampai dengan diserahkan ke pihak yang
berwenang;
o Bagi developer yang membangun minimum 80 rumah harus menyediakan wadah
komunal dan alat pengumpul.
2. Persyaratan teknis
a. Data perencanaan
Data yang diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
o peta penyebaran rumah;
o luas daerah yang dikelola;
o jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi pendapatan tinggi, menengah, dan rendah;
o jumlah rumah berdasarkan tipe;
o besaran timbulan sampah per hari;
o jumlah bangunan fasilitas umum;
o kondisi jalan (panjang, lebar dan kondisi fisik);
o kondisi topografi dan lingkungan;
o ketersediaan lahan untuk lokasi TPS dan daur ulang sampah skala lingkungan;
o karakteristik sampah.
e. Perencanaan
o Lakukan analisis data untuk menentukan alternatif sistem yang terpilih, termasuk jenis
dan jumlah peralatannya;
o Rumuskan rencana secara detail dari sistem yang terpilih dalam bentuk :
C. Sistem pengelolaan
1. Kelembagaan dan organisasi
a. Penanggung jawab pengelolaan persampahan dilaksanakan oleh :
o Swasta/developer dan atau;
o Organisasi kemasyarakatan.
o Sampah B3-rumah tangga ditangani khusus oleh lembaga tertentu
b. Tanggung jawab lembaga pengelola sampah permukiman adalah :
o Pengelolaan sampah di lingkungan permukiman dari mulai sumber sampah sampai
dengan TPS dilaksanakan oleh lembaga yang dibentuk/ditunjuk oleh organisasi
masyarakat permukiman setempat.
o Pengelolaan sampah dari TPS sampai dengan TPA dikelola oleh lembaga pengelola
sampah kota yang dibentuk atau dibentuk oleh Pemerintah Kota
o Mengevaluasi kinerja pengelolaan sampah atau mencari bantuan teknis evaluasi
kinerja pengelolaan sampah
o Mencari bantuan teknik perkuatan struktur organisasi
o Menyusun mekanisme kerjasama pengelolaan sampah dengan pemerintah daerah
atau dengan swasta
o Menggiatkan forum koordinasi asosiasi pengelola persampahan
o Meningkatkan kualitas SDM berupa mencari bantuan pelatihan teknis dan
manajemen persampahan ke tingkat daerah.
o Untuk sampah B3-rumah tangga diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
2. Teknis Operasional
Secara garis besar teknis operasional pengelolaan sampah dapat digambarkan sebagai
berikut :
a. Pola operasional
Faktor penentu dalam memilih teknik operasional yang akan diterapkan adalah kondisi
topografi dan lingkungan daerah pelayanan, kondisi sosial, ekonomi, partisipasi
masyarakat, jumlah dan jenis timbulan sampah.
Pola operasional dilaksanakan sebagai berikut :
o pewadahan terdiri dari :
- pewadahan individual dan atau;
- pewadahan komunal
o jumlah wadah sampah minimal 2 buah per rumah untuk memilah jenis sampah mulai di
sumber yaitu :
- wadah sampah organik untuk mewadahi sampah sisa sayuran, sisa makanan, kulit
buah-buahan, dan daun-daunan menggunakan wadah dengan warna gelap;
- wadah sampah anorganik untuk mewadahi sampah jenis kertas, kardus, botol, kaca,
plastik, dan lain-lain menggunakan wadah warna terang.
Personel/ Tenaga Ahli yang diperlukan didalam melaksanakan pekerjaan Perencanaan ini
adalah :
1. Ahli Teknik Lingkungan (Pimpinan Tim)
Sarjana Strata 1 Teknik Lingkungan dengan pengalaman kerja 8 (delapam) tahun
dengan pengalaman profesional pada bidang dalam masalah penanganan sampah dan
perencanaan TPA sampah, pernah menjadi pimpinan tim, bertugas melakukan
koordinasi terhadap seluruh kegiatan, tenaga ahli maupun dengan pihak instansi
terkait.
2. Ahli Teknik Lingkungan
Sarjana Strata 1 Teknik Lingkungan/Penyehatan minimal pengalaman 6 (enam) tahun di
sektor persampahan, bertugas menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan rancangan
kegiatan serta Perencanaan Teknis Manajamen Persampahan (Rencana Induk
Persampahan)
3. Ahli Planologi
Sarjana strata 1 Teknik Planologi/Perencanaan Wilayah Kota minimal pengalaman 6
(enam) tahun di sektor sampah, bertugas melakukan analisis dan evaluasi yang
berkaitan dengan rencana pengembangan kota dalam Perencanaan Teknis Manajamen
Persampahan (Rencana Induk Persampahan)
4. Ahli Kelembagaan dan Sosial
Sarjana strata 1 Manajemen/Ekonomi/Ilmu Sosial/Ilmu Komunikasi minimal pengalaman
6 (enam) tahun di bidang sistem penanganan sampah, bertugas melakukan analisis
dan evaluasi mengenai kelembagaan serta proses dan sub proses dari sudut sosial,
manajemen, dan finansial untuk sektor persampahan.
Team Leader
TENAGA AHLI
Surveyor
TENAGA PENDUKUNG
Administratur Asisten
Kantor Surveyor
Operator
Komputer
Jadwal penugasan staf diringkas pada lampiran menunjukkan matriks tanggung jawab
untuk setiap staf yang diusulkan.