Anda di halaman 1dari 25

SEL PADA TUMBUHAN

Sebagi Tugas Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan

Dosen Pengampuh :

Khalida Ulfa, M. Pd

Disusun Oleh :

1. Serly Aprillia (1720207041)


2. Delia Lamayanti (1730207060)
3. Ika Akmalia (1730207076)
4. Muhammad Ihsan Hisyam (1730207088)

Kelompok 1

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH

PALEMBANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional makhluk hidup.
Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Makhluk hidup
yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler =
monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup
multiseluler. Semua organisme yang hidup terdiri dari sel dan tersusun secara
beraturan. Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Sel memiliki banyak ukuran,
struktur, dan fungsi yang berbeda serta hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
Sel bereproduksi dengan cara menggandaan isinya dan kemudian akan
memisahkannya menjadi dua. Dua anak sel ini pada waktunya nanti juga akan
bereproduksi seperti induknya. Pada organisme uniseluler, seperti bakteria dan sel
ragi, setiap kali melakukan pembelahan sel menghasilkan organisme baru. Sebelum
melakukan pembelahan, sebuah sel harus mempersiapkan diri sampai persyaratan
untuk pembelahan terpenuhi. Sebagai hasil dari pembelahan sel tersebut di peroleh
dua anak sel yang masih muda (Wijana, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sel Tunbuhan
2. Bagaimana struktur dan fungsi sel ?
3. Apa saja komponen protoplasma ?
4. Apa saja komponen non protoplasma ?
5. Bagaimana terjadinya pembelahan sel ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui konsep sel tumbuhan.
2. Dapat mengetahui struktur dan fungsi sel.
3. Dapat mengetahui komponen protoplasma.
4. Dapat mengatahui komponen non protoplasma
5. Dapat memahami proses terjadinya pembelahan sel.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sel Tumbuhan
Pada tanaman multiseluler, sebagian besar dari sel – selnya yang terbentuk
baru berasal dari daerah khusus pada batang tumbuhan yang dinamakan meristem.
Sehingga ditinjau dari sudut pertumbuhannya, tumbuhan berbeda dengan hewan.
Embrio tanaman misalnya tidak lain merupakan bentuk kecil dari tumbuhan dewasa
karena didalamnya telah dikembangkan sebagian besar organ – organ yang dimiliki
pada waktu dewasa. Embrio tanaman hanya memiliki dua jenis jaringan meritstem
yang akan berkembang pada waktu yang tepat. Lagi pula embrio tumbuhan masih
tetap stabil walaupun mengalami dehidrasi, sehingga pada suatu saat apabila
mendapatkan angina (mungkin ribuan tahun) kemudian embrio tersebut dapat
melanjutkan pertumbuhannya. Sel merupakan unit terkecil dalam kehidupan. Di
dalamnya berisi zat hidup yang dinamakan protoplasma ( Wijana, 2015).
Protoplasma merupakan gabungan dua kata yang berasal dari yunani, yakni
protos artinya pertama dan plasm artinya bentuk. Secara umum, strutur sel makhluk
hidup terbagi menjadi dua jenis, meliputi sel prokariotik dan sel eukariotik.
Prokariotik (prokaryote) berasal dari bahasa yunani, yakni pro artinya sebelum dan
karyon artinya kernel atau nucleus. Berdasarkan asal kata tersebut, sel prokariotik
diartikan sebagai sel makhluk hidup yang tidak bernukleus. Ciri – ciri sel prokaritik
adalah materi genetiknya berada di dalam nucleoid, tidak bermembran, dan tidak
memiliki beberapa organel khusus, seperti mitokondria, kloroplas, retikulum
endoplasma, apparatus golgi, lisosom (Wijana, 2015)
Struktur sel, berdasarkan organisasi internalnya, sel dapat dibedakan menjadi
sel prokariot dan sel eukariot. Disebut prokariot jika inti selnya tidak dibatasi selaput
(tidak mempunyai membran inti), misalnya ganggang biru (Cyanophyta) dan bakteri.
Disebut eukariot jika sudah mempunyai membran inti (selaput inti), misalnya sel-sel
hewan dan tumbuhan (Mulyani, 2006)
(Sumber : http://forestryinformation.wordpress.)
Gambar 1. Struktur sel Tumbuhan
Sel biasanya mempunyai satu inti, tetapi sel dewasa bisa mengalami
perubahan. Misalnya sel tapis pada floem, dalam perkembangannya inti menghilang.
Sebaliknya, ada juga sel yang mempunyai lebih dari satu inti, misalnya pada latisifer.
Sel multi-inti ini biasa terdapat dalam seluruh organisme, misalnya pada beberapa
jamur dan ganggang. Namun, sel multi-inti ada juga yang merupakan tahap sementara
dalam perkembangan suatu jaringan, misalnya endosperm. Pendapat yang banyak
diterima adalah setiap inti bersama-sama dengan protoplasma disekelilingnya
membentuk sel tanpa dinding, sehingga seluruh multi-inti merupakan kelompok unit
protoplasma yang membentuk suatu struktur yang disebut coenocyte (Mulyani, 2006).
B. Komponen Protoplasma
Protoplasma adalah suatu komponen pembentukan sel yang terdiri atas
komponen hidup. Protoplasma berisi komponen selaput dan tak berselaput. Apabila
di fiksasi dengan baik, nampang melintang selaput (membran) tampak dibawah
mikroskop elektron sebagai dua garis gelap dengan ketebalan masing-masing 2,5 nm
dan dipisahkan oleh garis terang dengan ketebalan 3,5 nm. Struktur membran menurut
model Danielli-Davson (1935) terdiri atas lapisan lemak bimolekul yang setiap
sisinya ditutupi lapisan protein. Sekarang ini, teori modern mozaik cairan (Singer-
Nicolson) lebih banyak diterima (Mulyani, 2006).
a. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian dari protoplas. Secara fisik, sitoplasma
merupakan senyawa yang liat, dan agak bening jika terkena sinar yang dapat
dilihat. Secara kimia, struktur sitoplasma sangat rumit dan komponen utamanya
terdiri atas 85-90% air. Aliran sitoplasma sering kali dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya pada sel hidup. Bermacam struktur dapat ditemukan didalam
sitoplasma.
Antara sitoplasma dan dinding sel dibatasi oleh suatu unit selaput disebut
plasmalema. Vakuola dibatasi oleh unit selaput lain yang disebut tonoplas. Pada
plasmalema sering terdapat lipatan yang membentuk system evaginasi yang
berbentuk tabung. Dalam mikroskop elektron, evaginasi dengan bagian sitoplasma
di dalam tampak sebagai kantong dan pembuluh antara plasmalema dan dinding
sel, yang sering kali tampak sebagai struktur multi vesicular (banyak kantong
kecil). Struktur ini mungkin terlihat dalam proses sekresi, termasuk penimbunan
polisakarida pada dinding (Mulyani, 2006).

(Sumber : Santaidamai.com)
Gambar 2. Sitoplasma
b. Inti sel
Hampir semua sel tumbuhan tingkat tinggi mempunyai inti. Inti biasanya agak
bulat, dibungkus suatu selaput dan berisi cairan inti, yaitu nukleoplasma. Didalam
inti terdapat satu atau lebih anak inti (nukleolus). Ada hubungan antara dinding
inti dan retikulum endoplasma. Dinding inti mempunyai pori yang biasanya
tersebar dengan pola agak beraturan. Didalam inti terdapat anak inti yang
berbentuk butiran dan serabut, dan tidak dibatasi oleh selaput. Anak inti berisi
RNA, DNA, dan protein. Daerah dalam anak inti yang tampak terang dalam
pengecatan biasanya vakuola. Inti membawa informasi untuk protein sel dalam
DNA, kemudian diangkut ke ribosom didalam sitoplasma, tempat terjadinya
sintesis protein terutama enzim ( Mulyani, 2006).

(Sumber : https://encryptedtbn3.gstatic.com/images)
Gambar 3. Inti sel
c. Retikulum Endoplasma
RE merupakan system rumit yang terdiri atas dua unit selaput yang
membatasi daerah sempit diantaranya. RE yang permukaannya ditempeli ribosom
disebut retikulum endoplasma kasar (REK) atau RE tak butiran (RE agranular).
Karena adanya ribosom pada RE, ditafsirkan bahwa REK terlibat dalam sintesis
protein. Selain itu, RE membantu system transpor dalam sel. Dalam beberapa hal,
RE berperan dalam pembentukan dinding dan sekresi. Sisterna RE dapat
membesar untuk menyimpan protein maupun produk lain (Mulyani, 2006).

(Sumber https://encryptedtbn2.gstatic.com/images)
Gambar 4. Retikulum Endoplasma

d. Badan Golgi

Badan golgi berperan dalam proses sekresi dan mempunyai struktur kutub.
Sisi distal disebut tampang masak (maturing face) dan sisi lainnya disebut
tampang bentuk (forming Face). Badan golgi yang aktif pada tampang masak
pecah dan membentuk banyak kantong kecil yang akan dilepaskan melalui
tampang bentuk. Badan golgi terutama terlibat dalam sekresi gula (madu),
polisakarida (bahan dinding sel, lender), dan kompleks protein polisakarida
(lender yang tertentu) (Mulyani, 2006).

(Sumber : https://encryptedtbn0.gstatic.com/images)
Gambar 5. Badan Golgi
e. Mitokondria
Mitokondria bertanggung jawab pada proses penyediaan energi dan
mengandung banyak enzim, terutama enzim untuk daur krebs. Mitokondria
banyak terdapat dalam sel yang tinggi keaktifannya, misalnya sel kelenjar.
Pembentukan mitokondria baru terjadi melalui pembelahan ( Mulyani, 2006)
(Sumber : https://encryptedtbn0.gstatic.com/images)
Gambar 6. Mitokondria
f. Plastida
Plastida adalah organel yang khas pada sel tumbuhan dan tidak terdapat
dalam sel hewan. Plastida yang penting adalah kloroplas, kromoplas, dan
leukoplas (Mulyani, 2006).

(sumber : Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan )


Gambar 7. Plastida

1) Kloroplas
Kloroplas adalah plastida berwarna hijau karena pigmen yang dominan
adalah klorofil. Semua tipe plastida merupakan turunan dari badan yang
sangat kecil, yang disebutproplastida, yang terdapat didalam sel meristem.
Proplastida dan plastida dalam sel muda memperbanyak diri dengan
pembelahan. Plastida mempunyai pembungkus yang terdiri atas dua unit
selaput. Selaput diluar halus, memberi bentuk pada plastida, sedangkan selaput
dalam membentuk kantong pipih yang disebut tilakoida. Sistem tilakoida
dikembangkan menjadi berbagai tipe plastistida. Dibagian dalam plastid
terdapat matriks yang mengandung protein, disebut stroma. Didalam stroma
ini, terdapat DNA dan ribosom berukuran lebih kecil daripada ribosom yang
terdapat dalam sitoplasma. Karena DNA yang terdapat didalam kloroplas
mempunyai kemampuan genetika terbatas, kloroplas disebut juga organel
semiotonom. Pada proplastida tidak ada atau hanya sedikit tilakoid (Mulyani,
2006).

(Sumber : hedisasrawan.blogspot.com)
Gambar 8. Kloroplas
Pada kloroplas, sistem tilakoida berisi granum dan frets (Lamela
intergranum). Tiap granum tersusun atas setumpukan tilakoida yang berbentuk
seperti koin. Antara granum yang satu dan granum yang lain saling
berhubungan melalui frets, yaitu stroma tegak. Di dalam kloroplas terdapat
enzim yang berperan dalam fiksasi CO2 menjadi gula.Tumbuhan yang tumbuh
ditempat gelap berwarna pucat karena sedikit sekali proplastida yang
berkembang menjadi kloroplas. Peristiwa ini disebut etiolasi. Kantong kecil
yang terdapat didalam plastid ini hanya berkembang menjadi kisi-kisi
parakristalin, yang disebut tubuh prolamela (prolamelar body). Plastida seperti
ini disebut etioplas. Apabila tumbuhan yang banyak sinar, tubuh prolamela
akan berkembang menjadi system tilakoid yang khas (Mulyani, 2006).
2) Kromoplas
Kromoplas biasanya berwarna kuning, oranye atau merah karena
adanya pigmen karotenoid. Kromoplas banyak ditemukan pada mahkota
bunga, buah masak, dan beberapa akar (misalnya wortel). Bentuk dan ukuran
kromoplas sangat besar. Kromoplas sering kali merupakan turunan dari
kloroplas, tetapi dapat juga berkembang secara langsung dari proplastida.
Diferensiasi kromoplas meliputi sintesis pigmen karotenoid. Pigmen ini
mungkin disimpan dalam gelembung lemak (misalnya dalam mahkota bunga
Ranunculus repens, buah Citrus yang kuning), atau dalam benang protein
(misalnya dalam buah Capsicum yang merah). Pada akar wortel, karoten
berbentuk Kristal yang dikelilingi oleh selubung lipoprotein. Pada buah tomat,
terdapat dua jenis pigmen yang berupa kristal sempit dan globula. Kromoplas
dalam kebanyakan tumbuhan dapat berdiferensiasi balik menjadi kloroplas
(misalnya pada akar wortel, terutama pada pangkal akar yang tidak tertutup
tanah) (Mulyani, 2006).

(Sumber : alitmahardika.Blogspot.com)
Gambar 9. Kromoplas
3) Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak mengandung pigmen, dan
biasanya terdapat didalam jaringan yang tidak terkena sinar. Leukoplas banyak
digunakan untuk menyimpan hasil metabolisme. Berdasarkan perannya
sebagai penyimpan hasil metabolisme, ada beberapa macam leukoplas, yaitu
amiloplas (leukoplas penyimpan tepung), proteinoplas (leukoplas penyimpan
protein), dan elaioplas (leukoplas penyimpan lemak). Tepung, fitoferitin
(suatu senyawa protein-zat besi), dan lemak disimpan dalam bentuk globula
yang disebut plastoglobuli, sering terdapat dalam berbagai plastida termasuk
kloroplas. Leukoplas dan jaringan yang mendapat sinar matahari dapat
berkembang menjadi kloroplas (misalnya dalam umbi kentang) (Mulyani,
2006).
Seperti yang telah diuraikan diatas, plastida dan mitokondria
mengandung DNA dan ribosom. Karena itu, kedua organel tersebut secara
potensial mempunyai otonomi (organel semiotonom). Petunjuk adanya
otonomi ini menimbulkan suatu hipotesis bahwa plastida dan mitokondria
secara evolusi berasal dari sel prokariot primitif (misalnya ganggang biru),
yang diliputi oleh sel eukariot primitif, yang akhirnya menjadi bentuk
simbiosis permanen (Mulyani, 2006)

(Sumber : hedisasrawan.blogspot.com)
Gambar 10. Leukoplas
g. Badan Mikro
Badan mikro mempunyai diameter 0,5-1,5µm, dan terdapat di dalam
sitoplasma berbagai jaringan. Badan mikro dibatasi oleh suatu selaput tunggal
dengan matriks berbutir atau serabut. Di dalamnya terdapat berbagai enzim sesuai
tipe maupun tempat sel atau jaringan tersebut. Pada daun tumbuhan tingkat tinggi
terdapat badan mikro yang disebut peroksisom, yang mempunyai hubungan erat
dengan kloroplas. Di dalam badan mikro ini terjadi oksidasi asam glikolat, yang
merupakan hasil fiksasi CO2. Oksidasi bahan ini melepaskan CO2 dan oksigen.
Badan mikro yang terdapat dalam biji-bijian yang sedang berkecambah digunakan
untuk menyimpan lemak sebagai cadangan dan berisi enzim yang perlu untuk
pemecahan asam lemak menjadi asetil KoA dan sintesis suksinat dari asetil KoA.
Badan mikro ini disebut glioksisom (Mulyani, 2006).
(Sumber : pinterest.com)
Gambar 11. Badan Mikro
h. Ribosom
Ribosom merupakan partikel kecil dengan diameter 17-20 nm, terdapat
bebas didalam sitoplasma diluar selaput RE dan di dalam inti, kloroplas, dan
mitokondria. Ribosom yang mengumpul dalam suatu kelompok disebut
poliribosom atau polisom, yang berfungsi untuk sintesis protein, misalnya
pembentukan rantai polipeptida dari asam amino. Informasi urutan asam amino
dan rantai polipeptida dibawa dari inti oleh RNA duta. RNA duta berikatan
dengan ribosom, informasi yang terdapat didalamnya dipindahkan oleh RNA
transfer yang terdapat didalam sitoplasma (Mulyani, 2006).

(Sumber : www.pelajaran.id)
Gambar 12. Ribosom
i. sferosom
Sferosom merupakan badan lemak yang bulat dan tampak gelap setelah
difiksasi dengan osmium tetroksida. Belum ada penafsiran yang sama mengenai
struktur badan ini. Beberapa peneliti menganggap bahwa sferosom dikelilingi oleh
selaput. Sementara, menurut peneliti lain sferosom mempunyai kulit permukaan
yang terdiri atas lapisan luar molekul lipida yang dibentuk karena adanya
sitoplasma yang mengandung air di sekelilingnya. Ada juga yang berpendapat
bahwa sferosom berasal dari kantong kecil yang berisi minyal yang dilepaskan
dari RE (Mulyani, 2006)
j. Mikrotubula
Mikrotubula berbentuk lurus, memanjang, kosong, dan tersusun atas
subunit protein membulat (globular). Diameternya antara 23-27 nm. Mikrotubula
terdapat dibagian tepi sitoplasma, dekat dengan dinding sel yang masih tumbuh
dan tipis, dalam mitosis dan meiosis, dan dalam fragmoplas yang terdapat didalam
sel anak pada waktu telofase. Bagian dari sitoplasma yang mempunyai banyak
persamaan dengan mikrotubula adalah plasmalema dan mikroserabut selulosa
dalam dinding sel (Mulyani, 2006).

(Sumber : Wikipedia)
Gambar 13. Mikrotubula
k. Vakuola
Lebih dari 90% volume sel tumbuhan dewasa berupa vakuola. Vakuola
adalah rongga (ruangan) sel yang berair yang dikelilingi oleh selaput, yang disebut
tonoplas. Vakuola berisi berbagai bahan organic dan anorganik seperti gula,
protein, asam organik, fosfatida, tanin, pigmen flavonoida, dan Ca oksalat.
Beberapa senyawa didalam vakuola ada yang padat, misalnya tanin dan protein,
bahkan ada juga Kristal, misalnya Ca oksalat. Sel meristem mempunyai banyak
vakuola kecil. Adanya pertumbuhan dan diferensiasi akan menyebabkan vakuola
membesar dan menjadi vakuola besar di bagian tengah sel (vakuola sentral).
Mengenai asal usul dari vakuola, ada beberapa pendapat (Mulyani, 2006).
1) Vakuala berasal dari vakuola yang sudah ada memperbanyak dengan
membelah. Sesudah membelah, msing-masing sel anak menerima
sejumlah vakuola.
2) Vakuola terbentuk melalui proses de novo dengan penarikan air yang
ditempatkan didaerah tertentu di dalam sitoplasma dan membentuk
selaput mengelilinginya.
3) Vakuola berasal dari kantong kecil Golgi.
4) Vakuola berasal dari pembesaran RE, sisternae, maupun kantong kecil
turunan dari RE.

(Sumber : FrediKurniawan.com)
Gambar 14. Vakuola

Fungsi vakuola adalah mengatur air atau cairan didalam sel, misalnya
dalamosmoregulasi, penyimpanan, dan dalam pencernaan. Di dalam vakuola
terdapat enzim pencernaan yang dapat memecah komponen sitoplasma dan
metabolit. Keaktifan hidrolisis vakuola identik dengan lisosom pada sel hewan.
Enzim pencernaan yang terdapat dalam vakuola berasal dari RE dan badan Golgi,
yang kemudian diangkut ke vakuola sebagai kantong kecil yang dikelilingi
selaput. Sejumlah enzim dapat berubah selama sel hidup. Sel yang berbeda berisi
enzim yang berbeda pula ( Mulyani, 2006).

C. Komponen non protoplasma


Komponen non-protoplasma adalah komponen tidak hidup pada sel, terdiri
dari.
1. Tepung
Tepung adalah karbohidrat yang mempunyai molekul rantai panjang dan
biasanya berbentuk butiran. Dalam pewarnaan dengan JKJ, tepung akan
memberikan reaksi warna biru hitam. Butir tepung pertama kali dibentuk dalam
kloroplas. Tepung komersial berasal dari berbagai tumbuhan, misalnya dari
endosperm biji gandum, jagung dan beras, umbi kentang, umbi ketela pohon,
batang sagu. Inulin adalah polisakarida yang ditemukan sebagai bahan yang
disimpan dalam beberapa Compositae, Campanulaceae, dan Monocotyledoneae.
Inulin hanya tampak dalam cairan.

(Sumber : resepkoki.id)

Gambar 15. Tepung


2. Protein
Protein yang tak berbentuk (amorf) ditemukan dalam lapisan endosperm
bagian luar, yaitu lapisan aleuron dari biji-bijian kariopsis dan serealia.

(Sumber : elyamisaaddah.blogspot.com)
Gambar 14. Struktur ikatan protein
3. Minyak, Lemak, dan Lilin
Minyak dan lemak penting sebagai bahan makanan cadangan pada tumbuhan
yang biasanya terdapat dalam biji dan buah. Lemak dan minyak adalah gliserida
dan asam lemak. Perbedaannya biasanya didasarkan pada sifat fisik, pada suhu
normal lemak berupa padat dan minyak berupa cair. Lemak dan minyak
dihasilkan oleh elaioplas atau sferosom. Lilin terutama terdiri atas ester dari asam
lemak rantai panjang dan alkohol monosakarida rantai panjang. Lilin banyak
terdapat pada tumbuhan yang biasanya berbentuk lapisan pelindung pada
epidemis btang, daun, dan buah. Lilin sangat jarang terdapat dalam sel. Lilin cair
yang dihasilkan dalam jumlah besar dari kotiledon biji Simmondsia chinensis
(jojoba) berkualitas sama dengan minyak dari sperma ikan paus.

(Sumber : Evaninjagulo.blogspot.com)
Gambar 16. Lemak

(Sumber : Irfanmuhluster.web.id)
Gambar 17. Minyak
(Sumber : rumuskimia)
Gambar 18. lilin
Kristal dan Bahan Silika
Banyak tumbuhan diketahui menyimpan bahan organik didalam selnya. Bahan
organik ini biasanya berupa garam Ca dan SiO2 terdapat sebagai badan silika. Kristal
yang biasa dijumpai adalah kristal oksalat. Ada berbagai bentuk kristal dalam sel
tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
a. Kristal berbentuk prisma dan piramida
Kristal berbentuk ini biasanya terdapat pada daun Citrus, Begonia,
Hyosciamus niger, Vicia sativa, dan Pistacia palaestina (didalam selubang berkas
pengangkut).
b. Kristal druss, sferoidaa atau prisma
Kristal ini ditemukan pada daun Datura stramonium dan Ruta graveolens,
batang Opuntia ficus-indica, korteks Anabasis articulata, rhizoma Rheum
rhaponticumdan Colocasia esculenta, serta pada akar Ipomea batatas.
c. Kristal pasir
Merupakan kristal prisma yang sangat kecil; ditemukan dalam batang
Sambucus nigra dan Ancuba japonica, serta pada daun Atropa belladonna.

(Sumber : Tokopedia.com)
Gambar 19. Kristal Pasir

d. Kristal rafida
Merupakan kristal tipis memanjang dan kedua ujungnya runcing. Kristal ini
biasanya berkelompok dan ditemukan pada daun Arum dan Agave, daun dan
batang Zebrina, Tradescantia dan Impantiens, serta pada sisik bulbus Uriginea
maritima.

e. Kristal stiloida atau rafida semu


Merupakan kristal prisma panjang dengan ujung runcing, terdapat dalam sel
tunggal atau berkelompok dalam jumlah kecil. Stiloida banayak ditemukan pada
Iridaceae, Agavaceae, dan berbagai spesies Liliaceae. Kristal ini dapat ditemukan
pada sel yang bentuknya sama dengan sel yang ada di sekitarnya atau dapat juga
pada sel khusus yang disebut idioblas yang berisi kristal panjang. Pada beberapa
tumbuhan misalnya Zebrina. Kristal di bentuk di dalam vakuola. Pada ideoblas
dewasa, selubungnya mengandung suberin kristal kalsium karbonat jarang
terdapat pada tumbuhan tinggi. Tipe kristal ini terdapat pada beberapa tumbuhan
sebagai sistolit, misalnya pada sel epidermis atas daun karet (Ficus elastica).
Penampilan, letak dan tipe kristal sering digunakan dalam penjelasan taksonomi.
Badan silika tedapat pada epidermis Gramineae, Cyperaceae, Palmae, dan
rapataceae.
D. Pembelahan Sel
1. Pembelahan sel secara Amitosis
Amitosis adalah proses pembelahan sel secara langsung yang tidak melalui
tahapan-tahapan pembelahan. Proses pembelahan ini terjadi pada organisme
uniseluler, misalnya bakteri, protozoa dan alga bersel satu. Amitosis juga disebut
pembelahan biner, yaitu pembelahan sel menjadi dua sel yang sama (identik),
misalnya pada Amoeba. Amitosis pada organisme uniseluler bertujuan
menghindari kepunahan jenisnya..
2. Pembelahan sel secara Mitosis
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak dengan
jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom induknya, yaitu
2n.Pembelahan mitosis terjadi pada sel eukariotik.Jika sel induk membelah
mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan
mitosis adalah dua sel anakan yang juga diploid (2n).Jika pembelahan pada
tumbuhan yang memiliki bunga, perkembangan dan pertumbuhan paling besar
dapat terjadi pada bagian-bagian yakni pada bagian ujung akar dan bagian ujung
tunas batang. Jadi pembelahan sel secara mitosis pada tumbuhan yang memiliki
bunga dapat terjadi pada sel-sel meristem di kedua bagian tempat tersebut.
1) Tahap Interfase
Pada tahapan ini, suatu sel dianggap melalui proses istirahat terlebih
dahulu dari proses pembelahan. Walaupun demikian, sesungguhnya tahap
interfase bisa dikatakan sebagai suatu tahap yang bersifat aktif dan penting
dalam membantu untuk mempersiapkan proses terjadinya pembelahan. Pada
proses persiapan yakni berupa duplikasi / replikasi dari DNA yang telah
melipatgandakan dirinya. Kemudian tahapan dari tahap interfase dikategorikan
lagi menjadi 3 ke fase gap-1 (G1), fase sintesis (S), dan fase gap-2 (G2). Fase
gap-1 (G1) : pada fase ini sel-sel belum melakukan proses duplikasi /
replikasi DNA, sehingga DNA masih memiliki jumlah 1 salinan saja, dan
diploid (2n). Fase sintesis (S) : Pada fase ini, DNA sudah melalui proses
duplikasi / replica, sehingga akan menghasilkan salinan dari DNA dan diploid
(2c,2n). Fase gap-2 (G2) : Pada fase ini proses terjadinya duplikasi / replikasi
DNA telah dinyatakan selesai, dan sel akan melakukan
proses persiapan sebelum mengadakan proses pembelahan.

(Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images)

Gambar 20. Pembelahan Mitosis

2) Fase Mitotik
Fase ini mencangkup empat fase dalam mitosis, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase.
a) Profase
Pada tahapan-tahapan profase awal, kromosom sendiri akan mulai
tampak menjadi lebih pendek dan mulai menebal. Jika pada tahapan di
sel tumbuhan, tidak mempunyai bagian sentriol dan bagian dari
benang-benang spindel yang akan terbentuk tanpa terjadi pengikatan
pada sentriol. Sedangkan pada tahapan-tahapan profase akhir, masing-
masing dari kromosom sendiri akan mulai terlihat yang terdiri dari dua
bagian kromatid yang mengalami proses pengikatan pada sentromer.
Kemudian proses selanjutnya, bagian dari nucleolus akan menghilang
dan bagian dari membran nucleus akan mengalami kehancuran. Pada
tahapan-tahapan ini, bagian kromosom bergerak sangat bebas di dalam
bagian-bagian sitoplasma.
b) Metafase
Tahap ini merupakan tahapan yang sangat singkat dalam proses
pembelahan sel secara mitosis. Pada tahapan-tahapan tersebut, bagian
kromosom bergerak menuju ke bidang ekuator pada benang-benang
spindel. Kromosom akan mengalami pengikatan pada benang-benang
spindel melalui bagaian sentromer. Memiliki ciri kromosom berada
tepat pada bagian ekuator pembelahan, serta bagian spindel telah
berikatan dengan kromatid.
c) Anafase
Dalam tahapan ini, pada masing-masing sentromer akan
melakukan pengikatan pada kromatid yang sedang membelah
secara bersamaan. Kromatid akan mengalami pergerakan menuju
bagian kutub untuk pembelahan. Hal tersebut karena terjadinya
proses kontraksi pada benang spindel. Saat proses kontraksi, benang
spindel akan mulai memendek dan selanjutnya akan menarik kromatid
untuk membelah menjadi dua bagian yang sama pada kedua kutub
yang mempunyai arah berlawanan. Tahapan-tahapan ini
akan menghasilkan salinan kromosom yang saling berpasangan yakni
(1c,2n). Memiliki ciri terjadi pergerakan kromatid menuju 2 kutub
berbeda setelah sentromer membelah.
d) Telofase
Pada tahapan ini, bagian dari membran inti akan mulai
terbentuk dan pada nucleolus akan kembali muncul. Pada bagian
kromosom akan melalui proses pembentukan benang-benang yang
bernama benang kromatin. Selanjutnya, tahapan-tahapan pada telofase
berakhir dengan terjadinya proses pembelahan pada sitoplasma.
Proses ini sering disebut dengan sitokinesis. Memiliki ciri yaitu anak
inti/nukleolus dan membran nukleus mulai muncul kembali, terjadi
sitoskinesis yang membagi sel menjadi 2 sel anak yang identik satu
sama.

(Sumber : https://encryptedtbn0.gstatic.com/images)
Gambar 21. Proses pembelahan mitosis
1) Pembelahan sel secara Meiosis (pembelahan reduksi)
Adalah pembelahan yang menghasilkan 4 sel anak dengan jumlah
kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induknya. Dari satu sel induk
yang diploid (2n) dihasilkan 4 sel anak masing-masing haploid (n). Meiosis
berfungsi memelihara jumlah kromosom makhluk hidup dan membangun
veriabilitas genetik suatu spesies. Meiosis hanya berlangsung pada organ
reproduksi, yaitu pada proses pembentukan sel gamet atau disebut gametoenesis.

1) Meiosis I
a) Profasee I
Profase I merupakan tahap terpanjang dan dibandingkan tahapan meiosis
1 lain. Benang-benang kromatin semakin menebal dan pendek, membentuk
kromosom. Kromosom menggandakan diri, jumlahnya dua kali lipat.
Kromosom yang homolog berpasangan membentuk sinapsis. Pasangan
kromosom yang homolog itu tersusun atas 4 kromatid sehingga disebut tetrad.
Karena kromatid saling menempel, maka ada kemungkinan terjadi tukar
menukar gen antara kromatid-kromatid tersebut. Peristiwa tukar menukar gen
ini disebut pindah silang.Pada profase I terjadi beberpa tahapanyaitu sebagai
berikut :
1. Leptoten, benang-benang kromatin menebal, membentuk kromosom
homolog
2. Zigoten, sentrosom membelah menjadi dua dan bergerak ke arah kutub
yang berlawanan. Sementara itu, kromosom homolog saling berpasangan.
3. Pakiten, terjadi duplikasi kromosom
4. Diploten, dua kromosom homolog yang saling berpasangan memisahkan
diri, terjadi pindah silang (crossing over).
5. Diaknesis, terjadi pindah silang rekombinasi gen, dan sentriol berpisah.
b) Metafase I
Pasangan kromosom homolog /tetrad berada didaerah ekuator. Pasangan
kromosom homolog itu mengatur diri di daerah ekuator sehingga dari
pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan setengah
pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang lain. Sentrosom
menuju ke kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.
c) Anafase I
Kromosom homolog berpisah dan bergerakke arah kutub yang
berlawanan tanpa pemisah sentromer.
d) Telofase I
i. Terbentuk membran nukleus.
ii. Terjadi proses sitokinesis (pembelahn sitoplasma sel).
iii. Terbentuk2 sel anak yang hiploid (n).

2) Meiosis II
a) Profase II
Benang-benang kromatin terbentuk kembali pada akhir meiosis I
memendek dan menebal membentuk kromosom. Selaput inti dan nukleolus
dalam sel mulai menghilang dan benang-benang spindel menarik sentromer
kedua kutub yang berbeda.
b) Metafase II
Kromatid bergerak berjajar dan beraturan dibidang ekuator. Benang
spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.
c) Anafase II
Kromatid yang berpasangan saling berpisah dan masing-masing
kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
d) Telofase II
Benang-benang kromatid yang telah sampai di kutub berubah menjadi
benang-benang kromatin. Karioteka dn nukleolus terbentuk kembali. Pada
bidang pembelahan terbentuk sekat yang membagi sitoplasma menjadi sua
bagian. Terbentuk 4 sel anak yang masing-masing memiliki kromosom
setengah dari jumlah kromosom yang dimiliki sel induknya.

(Sumber : https://encryptedtbn2.gstatic.com/images)

Gambar 22. Pembelahan meiosis


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwa sel merupakan unit
kehidupan dari sebuah makhluk hidup.Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-
masing layaknya indivudu. Didalam sel terdapat bagian-bagian yang terdiri dari
bagian hidup mati seperti dinding sel dan vakuola dan bagian yang hidup seperti,
plasma sel, dan organel-organel sel. Bagian-bagian tersebut bekerja sama dalam
melakukan kegiatannya. Namun, tidak semua memiliki bagian tersebut, pada sebagian
sel prokariot hanya memiliki beberapa bagian saja.Tak lepas dari itu, sel melakukan
reproduksi layaknya makhluk hidup.Baik secara Amitosis, Mitosis, Meiosis.

DAFTAR PUSTAKA
Falahuddin, Irhan. dkk, 2014. Biologi. Excellent Publishing : Palembang.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kansius : Yogyakarta.
Subowo. 2015. Biologi Sel Edisi7. CV Sagung Seto : Jakarta.
Wijana, Nyoman. 2015. Biologi Dasar. Innosain : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai