Anda di halaman 1dari 18

SPLN 20:1980

SPLN 56-3-1 : 1996


STANDAR Lampiran Surat Keputusan Direksi PLN
PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA No. 097.K/0594/ DIR/ 96, Tanggal 2 Oktober 1996

SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK


TEGANGAN MENENGAH
DIATAS 8 MNA S/D 60 MVA
BAGIAN 1 : SALURAN KABEL DIBAWAH TANAH

DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI


PERUSAHAAN UMUM LISTRlK NEGARA
JL TRUNOJOYO MI/135 - KEBAYORAN BARU - JAKARTA
SPLN 56-3-1:1996

Susunan Anggota Kelompok Kerja Sistem 20 kV di atas 8 MVA


Surat Keputusan Kepala PT. PLN (PERSER0)
Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan
No. 068.K/494/PPMK/1995 tanggal 27 November 1995

1. Ir. Cicih Munarsih :Sebagai Ketua

merangkap Anggota
2. Ir. Stephan Siregar :Sebagai Sekretaris
merangkap Anggota
3. Ir. Eddy Wachid Sutoto :Sebagai Anggota
4. Ir. Roestamadji :Sebagai Anggota
5. Ir. Djoko Mulyadi :Sebagai Anggota
6. Ir. Bartien Sayogo :Sebagai Anggota
7. Ir. Anita Pharmatrisanti :Sebagai Anggota
8. Ir. Paul August Liqui, MSc. :Sebagai Anggota
9. Ir. Edy Sriyatmo :Sebagai Anggota
10. Ir. B.H. Sidabutar :Sebagai Anggota
11. Ir. Tungkot Simorangkir :Sebagai Anggota
12. Ir. Ario Nugroho :Sebagai Anggota
13. Ir. Rochyuwiharjo :Sebagai Anggota
14. Ir. Darry Embang :Sebagai Anggota
SPLN 56-3-1:1996

DAFTAR ISI

Halaman

PASAL 1 - RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

1.Ruang lingkup 1
2.Tujuan 1

PASAL 2 - DEFINISI

3. Definisi 1

PASAL 3 - JENIS PENGHANTAR DAN GARDU

4.Jenis penghantar 2
5.Gardu 2

PASAL 4 - SPESIFIKASI

6.Spesifikasi umum 3
6.1 Material dan komponen 3
6.2 Tegangan instalasi pelanggan 3
6.3 Ukuran penghantar minimum 3
6.4 Kuat HantarArus (KHA) 3
6.5 Kemampuan transfer daya (KTD) 3
6.6 Panjang maksimum penghantar 3
6.7 Jumlah .sirkit dan pemilihan jenis/ukuran penghantar 4
6.8 Catu daya 4
6.9 Peralatan utama selain kabel tanah 4
7. Spesifikasi khusus 4

PASAL 5 - KONSTRUKSI PEMASANGAN

8. Konfigurasi jaringan 7

8.1 Tipe 1 7

8.2 Tipe il 7
8.3 Tipe III 7
9. Sistem proteksi dan kontrol 7
SPLN 56-3-1:1996

9.1 Pengaman utama 7


9.2 Pengaman cadangan 7
9.3 Silih kunci 7
9. 4 Untuk meningkatkan keandalan 8
Pasal 6 – Ketentuan Teknis Pemasangan
10. Sistem Pengukuran 9
10. 1. Alat Ukur 9
10.2 Alat Pembatas daya 9
11. Pengamanan Terhadap penyalahgunaan Listrik 9
12. SLTM Kabel Tanah 9
13. Gardu SLTM 10
13.1. Lokasi Gardu 10
13.2. Penempatan Kubikel 10

Gambar 1 : Sistem Silih Kunci 8


Gambar 2 : Sistem Sambungan Tegangan Menengah Tipe I 11
Gambar 3 : Sistem Sambungan Tegangan Menengah Tipe IL 12
Gambar 4 : Sistem Sambungan Tegangan Menengah Tipe III 13

Tabel 1 : KHA dan KTD terus memerus kabel tanah berinti


tunggal, berisolasi XLPE, berpelindung pita tembaga 5
berselubung PVC
Tabel 2 : KHA dan KTD terus memerus kabel tanah berinti 5
tigal, berisolasi XLPE
Tabel 3 : Panjang Maksimum Kabel tanah berinti tunggal , 6
berisolasi XLPE, berpelindung pita tembaga
berselubung PVC, berbeban diujung, jatuh tegangan
maksimum 5 %
Tabel 4 : Panjang Maksimum Kabel tanah berinti tiga 6
berisolasi XLPE, berpelindung pita tembaga
berselubung PVC, berbeban diujung, jatuh tegangan
maksimum 5 %
SPLN 56-3-1:1996

SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN MENENGAH


DI ATAS 8 MVA S/D 60 MVA
Bagian 1 : Saluran Kabel di Bawah Tanah

PASAL I - RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

l. Ruang lingkup
Standar ini dimaksudkan untuk menetapkan spesifikasi sambungan tenaga listrik
tegangan menengah (SLTM) untuk daya tersambung di atas 8 MVA s/d 6O MVA
dengan menggunakan kabel tanah dan selanjutnya disebut SKTM.

2. Tujuan
Tujuannya adalah untuk memberikan pegangan yang terarah baik bagi desain
dan pemasangan oleh PT. PLN (PERSERO) serta untuk membatasi dan
menyeragamkan jenis dan perlengkapan sambungan tenaga listrik tegangan
menengah untuk daya tersambung di atas 8 MVA s/d 60 MVA dengan
menggunakan kabel tanah.
Standar ini merupakan pilihan dalam hal :

1. Penyambungan tegangan tinggi merupakan alternatif yang lebih mahal

2. Pembangunan Gardu Induk (GI) tegangan tinggi/tegangan menengah


menemui kendala antara lain kesulitan tanah atau ruangan dan
sebagainya
3. Pembangunan saluran tegangan tinggi menemui kendala antara lain
kesulitan jalur bebas (ROW) atau harga kabel tegangan tinggi yang lebih
mahal.

PASAL 2 - DEFINISI

3. Definisi
3.1 Sambungan Tenaga Listrik (,SL)
Sambungan
Sambungan Tenaga Listrik (SL) ialah penghantar di bawah atau di atas tanah
termasuk peralatannya sebagai bagian instalasi PLN vang merupakan sambungan
antara jaringan tenaga listrik milik PLN dengan instalasi pelanggan untuk
menyalurkan tenaga lisrik.
SPLN 56-3-1:1996

3.2 Titik penyambungan


Titik penyambungan ialah titik pada jaringan tenaga listrik tempat saluran listrik
dihubungkan.

3.3 Sambungan Tenaga Listrik Tegangan menengah (SLTM)


Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah (SLTM) ialah penghantar di
bawah atau di atas tanah, termasuk peralatannva mulai dan ritik penyambungan
pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sampai dengan Alat Pembalas dan
pengukur

3.4 Sambungan Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)


Sambungan Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM) ialah penghantar di bawah
tanah termasuk peralatannya mulai dari titik penyambungan pada Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) sampai dengan Alat Pembatas dan Pengukur (APP).

3.5 Jaringan Tegangan Menengah (JTM)


Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ialah jaringan tenaga listrik dengan tegangan
menengah yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta
perlengkapannya, dari sumber perryaluran tegangan menengah tidak termasuk
SLTM.

3.6 Gardu SLTM tipe tertutup


Gardu SLTM tipe tertutup ialah gardu SLTM dimana PMS dan peralatan APP-nya
ditempatkan di dalam bangunan

3.7 Gardu SLTM tipe kubikel


Gardu SLTM tipe kubikel ialah gardu SLTM dimana peralatan APPnya mempunyai
tingkat perlindungan sekurang-kurangnya IP 20.

3.8 Gardu SL TM tipe sel terbuka


Gardu SLTM tipe sel terbuka ialah gardu SLTM yang terletak di dalam bangunan
dimana PMS dan peralatan APP-nya tidak mempunyai tingkat perlindungan (IP 00).

3.9 Gardu hubung


Gardu hubung ialah gardu SLTM dimana tidak terdapat transformator distribusi
kecuali transformator pemakaian sendiri.

3.10 Gardu distribusi


SPLN 56-3-1:1996

Gardu distribusi ialah gardu SLTM yang di dalamnya terdapat juga transformator
distribusi.

PASAL 3 - JENIS PENGHANTAR DAN GARDU

4. Jenis penghantar
Jenis penghantar dalam SPLN ini ialah :
a. Kabel tanah berinti tunggal, berisolasi XLPE, berpelindung tembaga, serta
berselubung thermoplastik yang dipasang sejajar/segitiga sesuai SPLN 43-5.
b. Kabel tanah berinti tiga berisolasi XLPE berpelindung tembaga atau berpenghantar
konsentris berperisai baja serta berselubung thermoplastik sesuai SPLN 43-5.

5. Gardu
Gardu sebagai ujung dari SLTM, pada umumnva terletak di lahan pelanggan, berisi
perlengkapan sebagaimana di maksud Ayat 10 dan Ayat 11.

PASAL 4 - SPESIFIKASI

6. Spesifikasi umum
6.1 Material dan komponen
Material dan komponen yang akan digunakan dan dipasang sesuai standar iru harus
memenuhi karaktenstik sistcm sebagai berikut :
o Tegangan pcngenal 20 kV
o Frekuensi pengenal 50 Hz
o Tegangan ketahanan impuls standar, kering (puncak) 125 kV
o Tegangan ketahanan frekuensi kerja, satu menit, kering 50 kV
o Tegangan ketahanan pada jarak pisah :
a. tegangan impuls 145 kV
b. tegangan ketahanan frekuensi kerja, satu menit 60 kV
o Arus ketahanan waktu singkat, pengenal (1 detik) 12,5 kA

Material dan komponen SLTM yang akan dirancang/dibuat harus memenuhi


persyaratan yang terdapat dalam SPLN, PUIL atau IEC.
Kondisi iklim lihat SPLN 67-IA:1986.

6.2 Tegangan instalasi pelanggan


SPLN 56-3-1:1996

Tegangan yang diperkenankan pada instalasi pelanggan adalah sama dengan


tegangan nominal (20 kV) ± 5% berdasarkan perhitungan dan atau pengukuran.

6.3 Ukuran penghantar minimum


Ukuran penghantar minimum yang diperkenankan adalah 240 mm 2
untuk
penghantar aluminium maupun tembaga.

6.4 Kuat Hantar Arus (KHA)

a. KHA terus menerus kabel tanah berinti tunggal, berisolasi XLPE berpelindung
tembaga serta berselubung thermoplastik yang dipasang sejajar/segitiga
dapat dilihat pada Tabel 1.
b. KHA terus menerus kabel tanah berinti tiga, berisolasi XLPE, berpelindung
tembaga atau berpenghantar konsentris, berperisai baja serta berselubung
thermoplastik dapat dilihat pada Tabel 2.
6.5 Kemampuan Transfer Daya (KTD)

a. KTD terus menerus kabel tanah berinti tunggal, berisolasi XLPE,


berpelindung tembaga atau berpenghantar konsentris, berperisai baja
serta berselubung thermoplastik dapat dilihat pada Tabel 1.

b. KTD terus menerus kabel tanah berinti tiga, berisolasi XLPE,


berpelindung tembaga atau berpenghantar konsentris berperisai baja
serta berselubung thermoplastik dapat dilihat pada Tabe12.

6.6 Panjang maksimum penghantar

Panjang maksimum penghantar dengan KHA sesuai Tabel l, Tabel 2 di atas dan
jatuh tegangan pada beban terkonsentrasi sebesar 5°,% dari tegangan nominal
dapat dilihat masing-masing pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Angka pada Tabel 3 dan 4 diperoleh dengan dasar perhitungan sebagai berikut :
o temperatur maksimum kabel 70° C
o faktor daya 0,85
o tegangan operasi 20 kV

6.7 Jumlah sirkit dan pemilihan jenis l ukuran penghantar


SPLN 56-3-1:1996

a. Jumlah sirkit ditentukan dan besarnya beban dibagi KTD penghantar.


Pemilihan jenis/ukuran penghantar dilakukan berdasarkan pertimbangan
ekonomis dan kemudahan pemasangan.
Karena kesukaran mendapatkan jalur bebas (ROW) maka sedapat mungkin
dipilih jumlah sirkit yang paling sedikit (minimum).
SPLN 56-3-1:1996
SPLN 56-3-1:1996

b. Pada kondisi/keadaan khusus bila keandalan yang dikehendaki lebih


tinggi, maka jumlah sirkit yang berdasar Sub ayat 6.7 a. di atas
ditambah satu sirkit cadangan dengan jenis dan ukuaran penghantar
yang sama.
c. Perhitungan di atas berdasarkan asumsi bahwa untuk pelanggan 8
MVA s/d 60 MVA dilayani oleh SKTM tersendiri, tetpisah dari SKTM
lainnya.
d. Pada penentuan jumlah sirkit juga perlu dipertimbangkan kesukaran
jalur bebas (ROW). Dengan adanya kesukaran dalam
perbaikan/pemeliharaan bila terjadi gangguan, maka harus dihindari
pemasangan kabel yang bertumpuk (sirkit kedua di atas sirkit
pertama), kecuali bila dibangun terowongan khusus untuk itu. Jadi
bila ada masalah jumlah sirkit yang melebihi jalur bebas yang ada,
sebaiknya dipilih jenis dan ukuran penghantar yang lebih besar untuk
mengurangi jumlah sirkit.
6.8 Catu daya

Harus disediakan transformator pemakaian sendiri, pengisi baterai, baterai 48 Vas


minimal dengan kapasitas 50 Ah dan juga RTU dalam hal ini dilengkapi dengan
sistem SCADA.
6.9 Peralatan utama selain kabel tanah

Peralatan utama selain kabel tanah antara lain trafo arus, trafo tegangan, PMT, PMS,
kubikel, rele, baterai, pengisi baterai dan kabel kontrol harus mengikuti ketentuan
SPLN yang ada.

7. Spesifikasi khusus
Agar instalasi pelanggan yang memputryai karakteristik beban yang berfluktuasi
(misalnya beban tanur busur listrik dan sebagainya) dalam operasinya tidak
mengganggu instalasi PLN maupun instalasi pelanggan lainnya maka harus
diperhatikan hal-hal berikut :
a. Operasi instalasi pelanggan di titik penyambungan bersama harus memenuhi
batas-batas gangguan tegangan, ketidakseimbangan tegangan, harmonisa
tegangan dan goncangan frekuensi.
b. Apabila operasi instalasi pelanggan yang mempunyai karakteristik beban yang
berfluktuasi menimbulkan gangguan yang melampaui batas gangguan
sebagaimana dimaksud dalam Ayat 7 butir a. maka instalasi pelanggan harus
dilengkapi dengan peralatan khusus (kompensator) yang memadai sedemikian
SPLN 56-3-1:1996

rupa sehingga gangguan yang ditimbulkan dapat dikurangi menjadi tidak


melampaui batas gangguan tersebut di atas.

PASAL 5 - KONSTRUKSI PEMASANGAN

8. Konfigurasi jaringan
8.1 Type 1
Type I, (lihai Gambar 2), untuk pelanggan dengan daya 8 s/d 60 MVA, dimana
dalam keadaan nomal pelanggan di suplai dengan satu penyulang saluran kabel
tanah tegangan menengah (SKTM) dan disediakan satu penyulang SKTM cadangan
dengan PMT di GI tetap masuk (dan PMT di GH silih kunci satu sama lain antara
penyulang utama dan pemulang cadang), pengukuran (APP) di GI-PLA1, PMT di GH
dilengkapi dengan fasiiitas kendali jauh (remote control) dan rele arah serta rele
diferensial (dengan pilot wire).
8.2 Tipe II
Type II, (lihat Gambar 3), untuk pelanggan dengan daya 8 s/d 60 NiVA, dimana
pada keadaan normal beberapa penyulang SKTM bemperasi paralel, pengukurart
(APP) di GH dan GH pelanggan dilengkapi dengan SCADA, pada PMT di GH
dilengkapi dengan rele arah gangguan tanah; perlu diberikan catatan bahwa bila
memungkinkan dapat dipasang kawat pilot dan rele diferensial, dan bila
memungkinkan dapat dipasang satu penyulang cadangan;
8.3 Tipe III
Type III, (lihat Gambar 4), (Tie-line, SKTM) untuk pelanggan besar & sangat
penting/VIP, dimana pelanggan disuplai dari dua (2) buah GI dengan pulau operasi
(Island Operation) yang berbeda dan pada se120 kV incoming ke GH dan dua buah
GI tersebut dilengkapi dengan SACO (Semi Automatic Change Over).

9. Sistem proteksi dan kontrol


Daya yang disuplai ke pelanggan relatif cukup besar, sehingga dari pihak PLN dan
pelanggan menghendaki tingkat keandalan dan keamanan yang cukup memadai
dengan konsekuensi sistem suplai harus dilengkapi dengan sistem proteksi dan
kontrol yang mencakup pengamanari utama dan pengaman cadangan serta silih .
kunci antara pisau tanah kabel TM. PMT di Gardu Hubung/Gardu distribusi dan PMT
di Gardu Induk.
9.1 Pengaman utama
Perlengkapan pengaman atau sistem pengaman diharapkan mempunyai prioritas
pertama untuk menghilangkan gangguan atau mengakhiri keadaan tidak normal di
dalam sistem penyaluran daya. Untuk mendapatkan tingkat kepastian yang tinggi
agar rele bekerja dalam daerah pengaman yang telah ditentukan dan terganttrng
juga kepada daya terpasang pelanggan, maka dipilih rele arus lebih berarah atau
rele diferensial dengan kawat pilot.
SPLN 56-3-1:1996

Sistem proteksi dengan rele diferensial kawat pilot memerlukan kabel kontrol sebagai
sarana menyalurkan aius searah dan arus bolak-balik antara dua tempat yang
terpisah cukup jauh.
9.2 Pengaman cadangan
Perlengkapan pengaman cadangan atau sistem pengaman cadangan diharapkan
bekerja ketika gangguan sistem tidak dapat dihilangkan dalam waktu yang relatif
cukup lama karena kegagalan atau ketidakmampuan pengaman utama atau dalam
kasus kegagalan membuka sebuah pemutus tenaga yang lain danpada pemutus
tenaga yang bersangkutan.
9.3 Silih kunci (Interlocking)
Bekerjanya PMT atau PMS tergantung pada posisi PMT atau PMS yang bersangkutan
yang bertujuan untuk menjaga keselamatan operator dan mencegah kerusakan
peralatan karena salah operasi.
Dipilihan urutan kerja atau silih kunci sebagai berikut :
SPLN 56-3-1:1996

Bagan satu garis SKTM di atas 8 MVA s/d 60 MVA (lihat Gambar 1)
Diperlukan PT pada ujung kabel TM di GH dengan alasan sebagai berikut :
o Sebagai masukan rele arus lebih berarah;
o Sebagai sarana untuk mengadakan sistem silih kunci antara PMT GI dengan
PMS di GH

9.4 Untuk meningkatkan keandalan


Untuk meningkatkan mutu dan keandalan, dapat digunakan/diterapkan metode
pemantauan dan pengendalian jarak jauh yang dilakukan oleh pusat pengatur
distribusi terdekat, yang memanfaatkan sinyal-sinyal informasi yang ditumpangkan
pada saluran transmisi energi listrik atau melalui saluran khusus telekomunikasi
lainnya (misalnya serat optik).
Teleinformasi yang dikirim tersebut :
a. Telemeter adalah sinval masukan ke pusat pengatur distribusi berisi
informasi mengenai besaran tegangan di sisi konsumen dan/atau di
tiuk-tiuk tertentu di sepanjang saluran transmisi energi listrik,
dengan tujuan mengendalikan mutu tegangan.
b. Telesinyal adalah sinyal masukan ke pusat pengatur distribusi berisi
informasi mengenai adanya gangguan, dengan tujuan mengetahui
adanya lokasi gangguan lebih cepat,
c. Telekontrol adalah sinyal keluaran dari pusat pengatur distribusi berisi
perintah untuk mengendalikan atau mengoperasikan peralatan putus
hubung untuk melokalisasi gangguan dengan tujuan mengurangi
durasi atau lama pemadaman guna mengatasi gangguan.

10. Sistem pengukuran dan pembatasan

10.1 Alat ukur yang dipasang


Alat ukur yang dipasang disesuaikan dengan Tarif Dasar Listrik (TLD) yang berlaku
dan dimungkin sistem somasi.

10.2 Alat pembatas daya


Alat pembatas daya menggunakan rele pembatas sekunder arus lebih yang
mempunyai karakteristik kerja sesuai dengan pembatas pada Tarif Dasar Listnk
(TDL) yang berlaku.

11. Pengamanan terhadap penyalahgunaan tenaga listrik


Memasang segel pada :
a. Terminal CT, PT & meter
b. Alat pengukur
c. Sakelar waktu
d. Kotak rele (pembatas/pengaman)
e. Lemari dan tutup pelindung APP
f Tuas sakelar pemisah PT.
SPLN 56-3-1:1996

o APP dipasang pada tempat yang mudah terlihat, diperiksa dan aman terhadap
gangguan
o Memasang pipa pelindung pada kabel pengukuran/kontrol
o Jalur kabel pengukuran/kontrot diusahakan sependek mungkin, tanpa
sambungan, mudah dan dapat dilihat/diperiksa sesuai SPLN 55:1990
o Instalasi milik pelanggan dan milik PLN harus terpisah dan mempurryai pintu
terpisah (sendiri-sendiri)
o Tiap APP dipasang kartu gantung yang memuat data-data APP serta
kronologis dart setiap perubahan/penggantian yang diketahui oleh kedua
belah pihak
o Lemari APP yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan SPLN 55 :
1990

PASAL 6 - KETENTUAN TEKNIS PEMASANGAN


12. SLTM Kabel tanah
o Ketentuan dan persyaratan teknis pemasangan mengikuti standar kabel tanah
JTM
o Pada umumnya kabel tanah untuk keperluan komunikasi atau isyarat yang
dipasang sejajar dengan kabel tanah tenaga lisrik harus dipasang dengan
jarak sejauh mungkin, misalnya dengan menempatkan pada sisi-sisi jalan
yang berlainan.
o Apabila kabel-kabel tersebut di atas terletak pada satu sisi, maka jarak
antara kabel-kabel dimaksud adalah minimum 0,5 m untuk tegangan
menengah dan scpanjang bagian yang berdekatan tersebut harus
diselubungi dengan pipa belah, pelat atau pipa yang terbuat dari bahan
bangunan yang tidak dapat terbakar.
o Jalur kabel vang ditanam langsung harus bebas dari bangunan/peralatan lain
untuk memudahkan pemeliharaan/perbaikan dan dipasang dan patok kabel.

13. Gardu SLTM


13.1 lokasi gardu
Gardu SLTM harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaannya.

13.2 Penempatan kubikel


Kubikel harus ditempatkan di atas batas banjir, kecuali digunakan kubikel yang
tahan banjir :
o Gardu harus diberi penerangan dalam dengan kuat penerangan minimum
20 luY
o Letak meter pengukuran pada APP setinggi 1,5 m dari lantai.
SPLN 56-3-1:1996
SPLN 56-3-1:1996
SPLN 56-3-1:1996

Anda mungkin juga menyukai