Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Pengetahua
n Bahan
Material Logam
Rev.02 – 30.08.2018

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Teknik Teknik Industri MK16015 Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC

Abstract Kompetensi
Sifat Mekanis & Fisik Logam, Mahasiswa/mahasiswi memahami sifat
Kegunaan, Kemampuan, dan mekanis dan fisik logam, kegunaan,
Keterbatasan Logam, Cara Pengujian kemampuan, dan keterbatasan logam
Kekerasan Logam serta mengetahui cara menguji
kekerasan logam
Modul ini sebagian disadur dari The Army Institute for Professional Development:
Metal Properties, Characteristics, Uses, dan Codes

A. PROSES IDENTIFIKASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK LOGAM


Definisi Metal dan Alloy
Elemen kimia dasar dibagi kedalam metal dan non metal.
Metal didefinisikan sebagai elemen kimia yang memiliki metallic luster dan elektrolisis,
membawa muatan positif yang terdapat pada katoda. Pada kebanyakan material non logam
(non metal) tidak memiliki metallic luster, dan elemen non metallic membawa muatan
negative yang terdapat pada anoda.

Alloy merupakan zat logam tetapi bukan merupakan elemen single kimia. Alloy dibentuk
dengan penyatuan / percampuran 2 atau lebih logam, pada beberapa kasus terdiri dari satu
atau lebih logam dan sebuah non logam, contoh alloys adalah besi dan karbon yang
membentuk steel, dan keragaman copper alloy seperti kuningan dan perunggu

Physical Properties
- Koefisien Linear expansion: adanya penambahan panjang benda setiap peningkatan
temperature. Penambahan terjadi tidak hanya di panjang, tapi juga di lebar dan tebal.
- Panas dan Konduktivitas Elektrik: kemampuan bahan untuk memindahkan panas
atau listrik
- Pengaruh Magnetik: kemampuan bahan untuk menahan magnetic field pada saat
diberikan magnet
- Reflectivity: kemampuan bahan untuk merefleksikan cahaya atau panas
- Specific gravity: ratio berat diantara 2 objek yang memiliki volume yang sama, dan
satu diantaranya adalah air
- Melting point: temperature dimana sebuat zat melewati dari kondisi padat ke kondisi
cair

Mechanical Properties
Strength
Merupakan ketahanan terhadap beban atau tekanan eksternal tetapi tidak menimbulkan
kerusakan. Kekuatan metal dan alloy tergantung pada 2 faktor yakni kekuatan kristal logam
yang dibuat dan saling keterikatan diantara kristal.

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


2 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bahan yang terkuat adalah tungsten-molybdenum; kemudian titanium dan nickel. Besi murni
jauh lebih lemah, tetapi bila disatukan dengan elemen kimia seperti karbon akan menjadi
baja, dan menjadi lebih kuat daripada logam murni kecuali tungsten.
Strength dan plasticity akan menjadi 2 sifat yang paling penting pada logam.
Ada 3 jenis strength:
1. Tensile strength: kemampuan logam untuk menahan tarikan dengan gaya yang
berlawanan
2. Shear strength: kemampuan material untuk menahan patahan yang disebabkan oleh
gaya yang berlawanan pada satu garis lurus tapi tidak pada bidang yang sama
3. Compressive strength: kemampuan material untuk menahan tekanan pada bidang
Berikut ilustrasinya:

Gambar 1. Strength, Malleability, Elasticity, Ductility

Elasticity
Kemampuan material untuk kembali ke bentuk, ukuran, dan dimensi yang sama setelah
deformasi. Distorsi atau deformasi merupakan jumlah beban yang diberikan pada titik
tertentu. Jika beban terlalu besar, maka material akan secara permanen mengalami
deformasi, dan jika beban terus dinaikkan maka akan terjadi patah (break).
Batas elastic adalah titik dimana permanen deformasi dimulai
Yield strength merupakan jumlah beban per luas yang dibutuhkan untuk menghasilkan
deformasi pada titik yield point

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


3 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Modulus of Elasticity
Merupakan ration internal stress terhadap strain yang dihasilkan dan berfungsi untuk
mengekspresikan kekakuan bahan.

Ductility
Merupakan kapasitas material seperti copper yang akan ditarik atau direnggangkan pada
tekanan beban dan deformasi secara permanen tanpa patah atau sobek. Secara spesifik
menunjukkan kapasitas / kemampuan kawat dari diameter besar ke diameter yang lebih
kecil. Proses ini melibatkan perpanjangan (elongation) dan pengurangan (reduction) luas .

Malleability
Kemampuan untuk digulung (roll) atau di palu menjadi lembaran yang lebih tipis. Sifat
malleability mirip dengan ductility. Lead dan tin relative memiliki malleability yang tinggi akan
tetapi kurang memiliki tensile strength. Kebanyakan logam akan memiliki tingkat malleability
lebih tinggi pada suhu yang lebih tinggi, contoh iron dan nickel

Plasticity
Kemampuan logam untuk deformasi secara ekstensif tanpa mengalami pecah (rupture).

Toughness
Kombinasi kekuatan yang tinggi dan ductility yang sedang. Toughness merupakan
kemampuan material atau logam untuk menahan patahan dan kemampuan untuk menahan
kegagalan setelah kerusakan dimulai.
Toughness oleh ahli logam didefinisikan sebagai sifat untuk menyerap energy sebelum
mengalami patahan, dengan demikian melibatkan ductility dan strength.
Toughness merupakan ukuran untuk material dalam menyerap energy, termasuk deformasi
elastic dan plastic pada saat beban diberikan secara bertahap.
Toughness terdapat strength dan plasticity.

Brittleness
Merupakan definisi untuk kegagalan yang tiba – tiba, tanpa peringatan dini. Merupakan
kebalikan dari toughness

Corrosive resistance

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


4 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Merupakan ketahanan bahan dalam kondisi lembab, asam, dan cuaca.
Korosi bisa menimbulkan biaya yang besar untuk perusahaan, karena bahan atau produk
yang sudah berkarat akan dilakukan penggantian
Korosi bisa diatasi dengan upaya preventif dan proteksi.
Upaya preventif yang bisa dilakukan adalah dengan cara:
1. Material selection: menemukan alloy (metal yang terdiri lebih dari satu element) yang
tahan terhadap lingkungan korosif
2. Design selection: meminimalkan potensi kerusakan, seperti threaded joints dan
similar high stress regions
Upaya proteksi yakni upaya yang dilakukan dengan memberikan coatings untuk
memberikan barrier (hambatan) antara metal dengan lingkungan
Tabel 1. Category Proteksi Korosif
No Category Contoh
1 Metallic Chrome plating, Galvanized steel
2 Ceramic Stainless steel, porcelain enamel
3 Polymeric Paint (cat)

Upaya lain adalah dengan menggunakan inhibitor yakni zat yang digunakan dalam
konsentrasi kecil untuk menurunkan tingkat kecepatan korosif

Abrasion resistance
Merupakan ketahanan bahan dalam hal gesekan

Fatigue
Pada saat logam bergantung pada stress yang berulang kali, maka akan gagal, meskipun
stress tersebut tidak cukup untuk menghasilkan deformasi secara permanen.
Pemberian stress secara bergantian akan menghasilkan kegagalan lebih cepat
dibandingkan dengan pengulangan sress

Corrosion fatigue
Adalah penting untuk melindungi permukaan dengan cara galvanize, plating, dsb.

Machinability
Adalah kemudahan atau kesulitan material untuk diproses mesin.

Hardness

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


5 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kemampuan material untuk menahan penetrasi dan pemakaian oleh material lain.
Kekerasan logam secara langsung berhubungan dengan kemampuan diproses mesin.
Toughness akan menurun pada saat kekerasan meningkat

Categories of Metals
Logam yang mengandung besi  ferrous metal dan logam tidak mengandung besi  non
ferrous metal

Karakteristik Steel dan Cast Iron


Bahan dasar yang digunakan untuk membuat steel dan cast iron (gray dan malleable)
adalah logam, besi (iron) dalam bentuk pig iron.
Pig iron diproduksi dari iron ore dimana terjadi pada alam sebagai oksida (oxide). 2 oksida
penting adalah hematite dan magnetite

Iron ore
Dikurangi menjadi pig iron dalam blast furnace dan ketidakmurniannnya dipindahkan /
dibuang dalam bentuk slag.
Pig iron dihasilkan untuk digunakan membuat steel atau cast iron.

Plain carbon steel


Terdiri dari iron dan carbon. Alloy steel yang tougher terdiri dari elemen seperti chromium,
nickel, dan molybdenum. Cast iron tidak lebih dari carbon steel dengan carbon yang
ditambahkan lebih banyak bersama silicon.
Kandungan karbon pada steel sekitar 0.03 sd 1.7%; sedangkan untuk cast iron adalah
4.5%.
Steel
Dihasilkan dalam melting furnaces, open hearth, Bessemer converter, crucible electric arc,
dan induksi. Steel dianggap sebagai master logam dan tersedia dalam bentuk besar yakni
tempa dan cetak. Karena memiliki sifat plasticity, steel bisa dikerjakan pada suhu ruang atau
elevated temperature.

Cast Iron
Dihasilkan dengan cara mencairkan sejumlah pig iron, limestone, dan coke (batu karang)
dalam cupola furnace. Cast iron secara dasar merupakan alloy yang elemen utamanya
adalah iron, silicon, dan carbon

Wrought iron

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


6 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Merupakan logam yang mengandung iron yang kemurniannya tinggi dan iron silicate, sedikit
karbon dengan iron silicate atau slag yang terdistribusi pada dasar logam dalam fiber. Fiber
ini memberikan tampilan kayu pada material pada saat patah

Perbedaan antara Cast Iron dan Steels

Tabel 2. Perbedaan antara cast iron dengan steel

FERROUS METALS
Wrought Iron
Kegunaan: untuk membuat railing arsitektur, furniture rumah tangga, dan pertanian
Kelebihan: bisa digunakan untuk pengelasan gas atau bunga api listrik, diproses mesin, dan
bisa dikerjakan dalam perlakuan dingin atau panas.
Keterbatasan: memiliki kekerasan yang rendah dan low fatigue strength
Cast Iron (Grey, white, dan malleable)
Cast iron tidak lebih dari steel ditambahkan dengan carbon dan silicon secara bersama
sama. Total kandungan karbon berkisar 1.7 sd 4.5%

Kegunaan: untuk membuat pipa air, cetakan alat mesin, peralatan transmisi, blok mesin,
piston, dan cetakan kompor
Kelebihan: bisa digunakan pengelasan perunggu atau braze baik itu las gas ataupun bunga
api listrik, proses pengerasan, dan proses mesin
Keterbatasan: harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum pengelasan, dan tidak bisa
dikerjakan dengan perlakuan dingin

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


7 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Grey Cast Iron
Mengandung 90 sd 94% metallic iron dengan komposisi carbon, mangan, fosfor, sulfur dan
silicon. Special high strength mengandung 0.75 sd 1.5% nickel dan 0.25 sd 0.5% chromium
atau 0.25 sd 1.25% molybdenum. Commercial gray iron mengandung 2.5 sd 4% carbon.
Dan 1% carbon dikombinasikan dengan iron, dimana 2.75% dalam kondisi grafit. Pada
produksi gray cast iron, kandungan silicon biasanya meningkat. Kombinasi karbon (iron
carbide) dimana persentase total carbon sedikit dalam cast iron disebut sebagai cementite.
Secara umum, semakin banyak carbon (graphitic) yang bebas, maka semakin rendah
kandungan kombinasi karbon dan semakin lunak iron

b. White cast iron


Jika logam cair didinginkan secara cepat, maka 2 elemen akan tetap dalam kondisi
kombinasi, dan white cast iron terbentuk. Kandungan karbon umumnya 2.5 sd 4.5%. White
cast iron sangat keras dan mudah patah, sehingga sering tidak mungkin untuk dilakukan
proses mesin.

c. Malleable Cast iron


Dibuat dengan memanaskan white cast iron pada suhu 1400 sd 1700 derajata Fahrenheit.
Pemanasan ini menyebabkan porsi kabon berubah ke kondisi bebas, dan disebut sebagai
temper carbon. Memiliki sifat high strength, ductility, toughness, dan kemampuan untuk
menahan kaget (shock).

Steel
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi steel adalah pig iron, iron ore, limestone,
dan scrap metal. Mengandung lebih sedikit karbon dibandingkan dengan cast iron, dan lebih
banyak dibandingkan dengan wrought iron. Kandungan karbon berkisar antara 0.03 sd
1.7%. Untuk meningkatkan sifat fisiknya digunakan chromium dan nickel.
Kegunaan: untuk membuat paku, rivet, gears, structural steel, meja, komponen kendaraan,
dan peralatan.
Kemampuan: dapat dilakukan proses mesin, proses pengelasan, dan ditempa
Keterbatasan: Highly alloyed steel sangat sulit difabrikasi

Cast Steel
Sifat yang paling bagus dibandingkan dengan steel yang lain adalah ketahanannya terhadap
abrasi

Steel Forging

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


8 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dapat dibuat dari karbon atau alloy steel. Permukaannya halus.

Alloy Steel
Terkenal dengan kegunaannya. Memiliki strength dan durability yang lebih baik
dibandingkan dengan carbon steels. Nilai ekonomisnya tergantung pada perlakuan panas
yang tepat (proper heat treatment) yang digunakan pada alloy steels. Berikut daftar type
steel:
- Chromium alloy
- Nickel alloy
- High chromium – nickel alloy (stainless steel)
- Manganese alloy
- Molybdenum alloy
- Titanium and columbium (niobium) alloy
- Tungsten alloy
- Vanadium alloy
- Silicon alloy
- High speed tool steel
- High yield strength, low alloy structural steel

NONFERROUS METALS
Alluminum
The symbol is Al, dan bahan utamanya adalah bauxite. Bahan ini ringan, halus (soft), dan
memiliki kekuatan yang rendah, sangat mudah di-cetak, ditempa, diproses mesin, dibentuk,
dan dilas. Sangat cocok untuk aplikasi low temperature
Kegunaan: digunakan sebagai deoxidizer dan sebagai agent alloy dalam proses manufaktur
steel. Casting, piston, pump, struktur pesawat, railway car, transmisi eletrik, dan peralatan
dapur merupakan contoh barang yang menggunakan aluminium.
Kemampuan: dapat dilas, ditempa dan diproses mesin
Keterbatasan: sentuhan langsung dengan copper ataupun copper alloy sebaiknya dihindari.
Dan digunakan untuk aplikasi low temperature.

Chromium
Simbolnya adalh Cr. Bahan utamanya adalah Chromite dan Chrome Ochre
Kegunaan: banyak digunakan dalam electroplating untuk appearance dan digunakan dalam
metalurgi powder, membuat target X-ray, kaca, dan stainless steel

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


9 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kemampuan: keras, tahan korosi, dan dapat diproses mesin, ditempa dan dilas
Keterbatasan: tidak tahan terhadap asam hydrochloric dan mudah patah sehingga sulit
untuk dikerjakan

Cobalt
Symbolnya adalah Co. Bahan utamanya adalah Cobalie dan smaltite
Kegunaan: digunakan sebagai elemen alloy dalam bahan magnetic, high speed tools bits
and cutter, tahan terhadap pergeseran dan deformasi suhu tinggi. Dan untuk pigment cat
dan blue ceramic glazes
Kemampuan: dapat dilas, diproses mesin pada kondisi tertentu
Keterbatasan: harus dilakukan proses mesin dengan pemotong cemented carbide

Copper
Symbolnya adalah Cu. Banyak dibuat dari kandungan sulfur, yakni Charlocite. Merupakan
logam yang kemerah-merahan, sangat mudah dibentuk, dan malleable, serta memiliki
konduktivitas panas dan elektrik yang tinggi. Copper yang murni tidak cocok untuk
pengelasan, dan sangat sulit dilakukan proses mesin
Kegunaan: banyak digunakan dalam industry listrik, banyak digunakan untuk lembaran atap,
bushing, wire, bearing, ammunition cartridge cases,
Kemampuan: dapat ditempa, dicetak, dan dikerjakan dengan perlakuan dingin, dapat dilas.
Keterbatasan: electrolytic copper tidak bisa dilas secara memuaskan
Lead
Symbolnya adalah Pb. Material ini dihasilkan dari Galena, sulfide dari lead. Lead bersifat
berat, halus, malleable, tahan terhadap korosi dan efektif untuk melawan asam.
Kegunaan: banyak digunakan dalam industry listrik, seperti kabel telefon, dan storage
batteries. Lead carbonate (paint pigment) dan tetraethyl lead (antiknock gasoline) dihasilkan
dari lead
Kemampuan: dapat dicetak, dikerjakan dengan perlakuan dingin, dilas, dan diproses mesin
Keterbatasan: memiliki kekuatan yang rendah dan sangat berat, abu dan uap dari lead
mengandung racun

Magnesium
Symbon adalah Mg. bahan utamanya adalah dolomite, magnesite, dan carnallite.
Kegunaan: digunakan sebagai deoxidizer untuk kuningan, perunggu, nickel dan silver.
Digunakan sebagai bahan pengganti bahan berat pada aplikasi komponen pesawat terbang,
mesin rumahan, blower, roda pesawat terbang (aircraft landing wheels).
Kemampuan: dapat ditempa, dilas, dan diproses mesin

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


10 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterbatasan: dapat terbakar pada suhu rendah yakni 800 sd 1200 Fahrenheit. Dan hal ini
dapat diperingan dengan material carbon dioxide, foam, dan atau pasir

Manganese
Symbol kimianya adalah Mn, bahan utamanya adalah black manganese dioxide
Kegunaan: digunakan sebagai bahan alloy dalam produksi steel untuk meningkatkan tensile
strength. Dapat digunakan juga untuk membuang sulfur pada proses produksi steel.
Kemampuan: dapat dilas, diproses mesin, dan diperlakukan dengan proses dingin
Keterbatasan: Austenitic manganese steel dapat dilakukan proses mesin dengan cemented
carbide, cobalt, dan high speed cutter

Molybdenum
Lambangnya adalah Mo, dan bahan utamanya adalah molybdenite dan wulfenite. Pure
molybdenum mempuyai high tensile strength, dan sangat tahan terhadap panas.
Kegunaan: digunakan untuk meningkatkan strength, hardenability, dan tahan terhadap
panas. Contoh aplikasi: elemen panas, switches, contacts, thermocouples, elektroda
pengelasan
Kemampuan: dapat dilakukan proses roll, proses tarik, dan dilakukan proses mesin
Keterbatasan: hanya dapat dilas dalam atomic hydrogen arc. mudah terganggu dengan
nitric acid, hot sulfuric acit, dan hot hydrochloric acid

Nickel
Symbolnya adalah Ni. Merupakan logam yang putih keabu abuan, very ductile, dan
malleable
Kegunaan: peralatan proses makan dan kmia, elemen panas yang tahan listrik. Dan
digunakan juga untuk manufaktur stainless steel
Kemampuan: siap untuk dilas dengan metode gas atau arc. dapat dilakukan proses mesin,
dapat ditempa, dicetak, dan mudah dibentuk.
Keterbatasan: tidak tahan untuk suhu diatas 600 fahrenheit

Tin
Symbolnya adalah Sn, dan didapt dari oxide cassiterite. Sangat halus, malleable, ductile,
logam tahan korosi, dan memiliki low tensile strength dan struktur crystalline yang tinggi
Kegunaan: banyak digunakan untuk membuat tempat untuk pengawetan makan yang
mudah rusak, foil untuk membungkus makanan, digunakan juga bersama copper untuk

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


11 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menghasilkan kuningan dan perunggu, digunakan dengan Lead (Pb) untuk menghasilkan
solder
Kemampuan: dapat dicetak, proses pengerjaan dingin, diproses mesin, dan dilas
Keterbatasan: tidak dapat dilas

Titanium
Symbolnya adalah Ti. Sangat lunak, putih keperakan, logam dengan kekuatan medium, dan
memiliki ketahanan korosi yang sangat baik
Kegunaan: digunakan dalam logam aluminium, copper, magnesium steel, nickel dan logam
lain. Digunakan juga untuk turbine blades, aircraft firewalls.
Kemampuan: dapat diproses mesin pada low and fast feeds, formed spot dan seam welded,
dan fusion welded dengan inert gas.
Keterbatasan: memiliki low impact strength, low creep strength. Hanya dapat dicetak dengan
bentuk yang simple

Tungsten
Symbol kimianya adalah W, dan diekstrasi dari wolframite dan scheslite. Hard, brittle, dan
non magnetic, dan membentuk oksida pada saat dipanaskan di udara
Kegunaan: digunakan dalam manufaktur filament lampu dan jarum phonograph. Sebagai
agent alloy dalam produksi nonconsumable welding electrode, armorplate, high speed steel,
dan projectile
Kemampuan: dapat cold and hot drawn
Keterbatasan: sulit dilakukan proses mesin, membutuhkan suhu yang tinggi untuk
mencairkan dan biasanya digunakan untuk metalurgi powder

Zinc
Simbolnya adalah Zn. Bahan utamanya adalah sulfide blends, silicate seperti willemite, dan
oksida seperti franklite dan zincite
Kegunaan: banyak digunakan dalam proses galvanize seperti pipa, tubing, sheet metal, dan
wire nails.
Kemampuan: dapat dicetak, cold worked (pengerjaan dingin, ekstrusi), diproses mesin, dan
dilas
Keterbatasan: penggunaan die casting dari zinc yang bersentuhan dengan uap tidak
direkomendasikan

Superalloy

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


12 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Memiliki kombinasi properties yang superlative. Banyak digunakan untuk komponen turbin
penerbangan (aircraft turbine components) dimana harus bertahan terhadap lingkungan
yang rawan oksidasi dan suhu tinggi. Superalloy juga banyak digunakan dalam reactor nuklir
dan perlengkapan petrokimia

Noble Metals (Callister, W.D., Rethwisch, D.G.: Metal Materials Chapter)

Golongan ini merupakan material yang mahal dan memiliki karakter soft, ductile, dan tahan
oksidasi. Yang termasuk noble metals adalah silver, gold, dan platinum, palladium, rhodium,
ruthenium, iridium, dan osmium.
Alloys silver dan gold banyak digunakan sebagai dental restoration materials. Beberapa
integrated circuit dibuat dari gold. Platinum digunakan untuk chemical laboratory equipment
sebagai katalis terutama dalam pembuatan gasoline dan dalam thermocouples untuk
mengukur elevated temperature.

B. PROSES MENGGUNAKAN HARDNESS TESTER, ANALISIS KIMIA, BENCH


GRINDER UNTUK MENGIDENTIFIKASIKAN LOGAM

Kemampuan penting yang harus dimiliki oleh pekerja logam terletak pada kemampuannya
mengidentifikasi bermacam – macam produk logam yang terdapat dalam tempat kerjanya
Dengan mengidentifikasi logam, maka dia dapat mengaplikasikan metode kerja yang tepat
dalam proses mesin dan pengelasan atau melakukan proses mesin untuk memperbaiki
komponen yang rusak atau melakukan fabrikasi komponen yang baru untuk menggantikan
komponen yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
Mutu pengujian tergantung pada observasi dan pengalaman.
Berikut macam – macam pengujian:
a. Analisis Kimia / Tampilan (Appearance / Chemical Analysis):
Didasarkan paa penampakkan umum dari logam, seperti warna dan tekstur
permukaan dari hasil proses mesin maupun bukan proses mesin
b. Fracture Test:
Bisa digunakan untuk identifikasi melalui penampakkan (appearace) fracture dan
studi potongan logam. Banyak logam bisa diidentifikasi cepat dengan cara
memeriksa permukaan hasil patahan atau dengan mempelajari potongan yang
dihasilkan dengan palu atau alat potong. Fracture test merupakan metode tertua
yang digunakan untuk inspeksi dan pengujian logam

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


13 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Spark Test:
Bisa digunakan untuk menetukan identitas. Pengujian dilakukan dengan mempelajari
spark (percikan api) yang dihasilkan pada saat material dikenakan roda gerinda
dengan kecepatan tinggi. Banyak bentuk iron dan steel menghasilkan percikan api
yang bervariasi baik panjang, bentuk maupun warna. Agar dihasilkan percikan api
yang terang dan baik maka kecepatan yang diperlukan adalah 4000 feet per menit.

Gambar 2. Karakteristik Spark Test Logam

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


14 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 3. Karakteristik Spark Test Logam

d. Torch Test:
Dapat diidentifikasikan dengan kecepatan mencair (melting rate), penampakkan
logam cair, perubahan warna selama pemanasan. Dengan kata lain, dengan
oxyacetylene torch, seseorang dapat mengidentifikasikan logam dengan mempelajari
berapa cepat logam mencair dan perubahan warna selama pemanasan.
e. Hardness Test:

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


15 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Mutu kekerasan merupakan suatu hal yang kompleks dan studi menunjukkan bahwa
hardness (kekerasan) adalah kombinasi beberapa sifat bahan. Hardness juga
didefinisikan sebagai ketahanan scratching dan berhubungan dengan tahan pakai
(wear resistance). Beberapa metode pengujian adalah dengan menggunakan Brinell
Hardness Test, Rockwell Test, Vickers Hardness Test – mirip dengan Brinell method,
Scleroscope Test, dan File Test
f. Sistem lain untuk Identifikasi Logam adalah Numerical Index System dan Color
Code.
f.1. Numerical Index System:
banyak digunakan untuk system penomoran spec steel dan komposisi oleh Society
of Automotive Engineers (SAE). Contoh: 2340 steel - 2 menunjukkan type steel,
dalam hal ini nickel alloy, 3 menunjukkan persentase elemen alloy yang dominan,
artinya 3% nickel, dan 40 menunjukkan kandungan karbon, artinya 0.40 per 100 dari
1% carbon.

Tabel 4. Basic Numerals for Various Type of SAE Steel

f.2. Color Code


Solid color biasanya digunakan untuk menandai carbon steel, dan twin color
menunjukkan alloy dan free cutting steel.

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


16 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. FUTURE DEMAND FOR CRITICAL METALS FOR ENVIRONMENTAL AND
ENERGY TECHNOLOGIS
Teknologi low carbon terbarukan, seperti tenaga turbin , nuclear dan solar PV
bergantung pada critical metals, US dan Eropa menggunakan cerium, dysprosium,
terbium, europium, neodymium dan yttrium untuk keperluan energi bersih.
Selain itu, sektor otomotif juga membutuhkan logam dan mineral. Contoh: China
dalam kurun waktu 2000 – 2010, kepemilikan mobil meningkat 20 kali lipat. Pada
tahun 2010, dari 35 juta mobil yang diproduksi di dunia, sebanyak 13.8 juta terjual di
China. Pada tahun 2012, 1 dari 16 penduduk China memiliki mobil, dan di Amerika
Serikat, 3 dari 4 penduduk memiliki mobil. Dan diprediksi pada tahun 2030, akan
meningkat kebutuhan mobil ini.
Tahun 2050, aspirasi untuk kebutuhan mobil, infrastruktur dan gaya hidup dalam
kebangkitan ekonomi akan terus meningkat permintaan logam, seperti besi, tembaga
dan aluminium (Bloodworth & Gunn: 2012, p:90)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bloodworth, A., Gunn, G. 2012. The Future of the Global Minerals and Metal
Sector: Issues and Challenges out to 2050.
2. Callister, W.D, Rethwisch, D.G. 2015. Material Science and Engineering. Wiley
3. Groover, M.P. 2002. Fundamentals of Modern Manufacturing: Physical Properties
of Materials. John Wiley and Sons.
4. Kailas, S.V. Material Science: Chapter 02, Indian Institute of Science, Bangalore,
India.
5. Roylance, D. 2008. Mechanical Properties of Material, Massachussets Institute of
Technology (MIT).
6. Shackelford, J.F. 1992. Introduction to Material Science for Engineers. Maxwell
Macmillan
7. The Army Institute for Professional Development, Metal Properties,
Characteristics, Uses, and Codes, Army Correspondence Course Program, 7th
edition.
8. U.S. Department of Energy, Pacific Northwest National Laboratory, Introduction
to Materials Science and Technology.
9. University of Tennessee, Department of Material Science and Engineering,
Introduction to Material Science and Engineering, Chapter 01.
10. Van Vlack, L.H. Elements of Material Science and Engineering. Addison Wesley,
Massachussets

‘15 Pengetahuan Bahan – Modul 04


17 Dosen Pengampu: Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai