ii
iii
iv
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SAMPUL DALAM .......................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
ABSTRACT ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 5
D. Manfaat Penulisan ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................... 7
A. Asuhan Keperawatan ................................................................... 7
B. Definisi ......................................................................................... 12
C. Etiologi ........................................................................................ 13
D. Patofisiologi ................................................................................. 13
E. Manifestasi Klinik ...................................................................... 14
F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 15
G. Komplikasi ................................................................................... 16
H. Penatalaksanaan ........................................................................... 17
BAB III METODE STUDI KASUS ................................................................ 18
A. Desain Studi Kasus ...................................................................... 18
B. Subyek Studi Kasus ..................................................................... 18
C. Fokus Studi Kasus ....................................................................... 19
D. Definisi Operasional .................................................................... 19
vi
E. Instrumen Studi Kasus ................................................................ 20
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 20
G. Analisa Data dan Penyajian Data ................................................ 21
I. Etika Penelitian Studi Kasus ....................................................... 22
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN .............................. 25
A. Hasil Studi Kasus ........................................................................ 25
B. Pembahasan ................................................................................. 34
C. Keterbatasan Studi Kasus ............................................................ 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 37
A. Kesimpulan ................................................................................. 37
B. Saran............................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Termoregulasi: Peningkatan Suhu
Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat
kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua Bapak Kastolan dan Ibu Karyati yang selalu memberikan
doa, dukungan, semangat, kasih sayang, perhatian dan memberikan bantuan
baik moril maupun materil.
2. Herniyatun, S. Kep., M.Kep Sp., Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
3. Nurlaila, S.Kep.Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong.
4. Podo Yuwono, S. Kep., Ns., M. Kep, CWCS, selaku pembimbing yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Endah Setianingsih, S.Kep.Ns M.Kep, selaku dewan penguji yang telah
memberikan bimbingan.
6. Ike Mardiati Agustin, M.Kep, Sp. Kep, J, selaku dewan penguji hasil.
7. Adikku Muhammad Taufiq Charlando yang selalu memberikan semangat.
8. Keluarga besar yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa.
9. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan doa dan semangat.
10. Teman-teman seperjuangan 3C DIII Keperawatan yang selalu membantu,
memberikan semangat dan doa.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
ix
Penulis menyadari betul bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di
kemudian hari. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya.
Amin.
x
Program DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017
Siwi Eka Kartikasari1, Podo Yuwono2
ABSTRAK
Latar belakang: Demam thypoid adalah penyakit infeksi pada usus halus yang
disebabkan oleh salmonella thypi. Penyakit ini dapat ditularkan oleh makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypi.
Tujuan penulisan: Mengambarkan asuhan keperawatan gangguan termoregulasi:
peningkatan suhu tubuh pasien demam thypoid.
Metode: Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil: Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan diagnosa keperawatan demam
thypoid, ditemukan pengkajian data meliputi terdapat riwayat demam naik turun dan hasil
tes widal positif. Masalah keperawatan yang muncul adalah resiko ketidak-seimbangan
suhu tubuh. Rencana keperawatan yang dilakukan adalah edukasi tentang penyakit
demam thypoid dan penanganan demam jika tiba-tiba muncul, anjuran untuk cukup
istirahat, monitoring suhu pasien, dan kolaborasi pemberian obat. Setelah dilakukan
edukasi, evaluasi yang didapat adalah terjadinya peningkatan pengetahuan pasien tentang
kesehatan, yang ditandai dengan jarang bertanya, bersikap koopratif, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar.
Rekomendasi: Pemberian edukasi bermanfaat untuk meningkatan tingkat pengetahuan
pasien yang berdampak positif terhadap kesehatan demam thypoid kedua pasien.
1) Mahasiswa
2) Dosen
xi
DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Paper, July 2017
Siwi Eka Kartikasari1, Podo Yuwono2
ABSTRACT
Background: Typhoid fever is an infectious disease that occurs in the small intestine
caused by salmonella thypi. This disease can be transmitted through food, or drinks
contaminated by salmonella thypi bacteria.
Objective: Describing nursing care for thermoregulatory disorder: an increase in body
temperature of patients with typhoid fever.
Method: This study is an analytical descriptive with a case study approach. The data was
obtained through interview, direct observation, and being documented.
Result: After conducting nursing care for patient 1 and patient 2 through nursing
diagnoses of typhoid fever, data assessment was found. The data includes the history of
up and down fever and positive widal test result. The arising nursing problem was the risk
of an imbalance in body temperature. The nursing plan to address the risk of body
temperature imbalance was by giving an education about typhoid fever and the treatment
if suddenly emerges, encouraging the patients to have adequate rest, monitoring their
temperature, and collaborating drug delivery. After giving the education, the obtained
evaluation was an increase in knowledge level of Mr. N and Mrs. S indicated by being
cooperative and almost never ask more questions, and also being able to answer the given
questions correctly.
Recommendation: The provision of health education can improve the patients’
knowledge level about health that in turns it can give them a positive impact about
typhoid fever.
1) Student
2) Lecturer
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi
pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypi. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh
kuman Salmonella thypi (Hidayat, 2008). Demam thypoid dijumpai secara
luas diberbagai negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan
subtropis dengan angka kejadian masih sangat tinggi yaitu 500 per
100.000 (Widagdo, 2011).
Demam thypoid dan demam parathypoid adalah penyakit infeksi
akut usus halus yang disebabkan kuman Salmonella thypi dengan gejala
demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran. Penyakit ini termasuk penyakit menular edemik yang
dapat menyerang banyak orang dan masih merupakan masalah kesehatan
di daerah tropis terutama di negara-negara sedang berkembang (Maharani,
2012).
Demam thypoid adalah penyakit infeksi yang lazim didapatkan di
daerah tropis dan subtropis dan sangat erat kaitannya dengan sanitasi yang
jelek di suatu masyarakat. Penularan penyakit ini lebih mudah terjadi di
masyarakat yang padat seperti urbanisasi di negara yang sedang
berkembang dimana sarana kebersihan lingkungan dan air minum bersih
belum terpenuhi dan oleh karena itu penyakit demam thypoid mudah
menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar melalui lalat, dan
serangga. Sumber utamanya hanyalah manusia. Penularan terjadi melalui
air atau makanan yang tercemar kuman Salmonella secara langsung
maupun tidak langsung ( dari orang yang sakit maupun dari “carrier” )
yang erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan perorangan.
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran asuhan keperawatan gangguan termoregulasi:
peningkatan suhu tubuh pada pasien demam thypoid ?
C. Tujuan
1. Umum
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah adalah melakukan
asuhan keperawatan gangguan termoregulasi: peningkatan suhu tubuh
pada pasien demam thypoid.
2. Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien yang mengalami
gangguan termoregulasi: peningkatan suhu tubuh pada pasien
demam thypoid
b. Memaparkan hasil analisis data dan keperawatn pada pasien yang
mengalami gangguan termoregulasi: peningkatan suhu tubuh pada
pasien demam thypoid
c. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan pada pasien yang
mengalami gangguan termoregulasi: peningkatan suhu tubuh pada
pasien demam thypoid
6
D. Manfaat
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Masyarakat:
Sebagai gambaran untuk masyarakat agar mampu merawat pasien
demam thypoid dengan gangguan termoregulasi: peningkatan suhu
tubuh
2. Bagi institusi pelayanan:
Sebagai bahan wacana untuk meningkatkan pelayanan pada pasien
dengan gangguan termoregulasi: peningkatan suhu tubuh pada pasien
demam thypoid
3. Penulis:
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang gangguan termoregulasi:
peningkatan suhu tubuh pada pasien demam thypoid.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Prov Jateng. (2016). Profil Kesehatan Tahun 2015. Semarang: Dinkes
Prov Jateng
Nursalam, R. S. & Utami, S. (2008). Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak ( Untuk
Perawatan dan Anak), Jakarta:Salemba Medika.
Potter, Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Ranuh, IG.N. Gde, 2013, Beberapa Catatan Kesehatan Anak, Jakarta: CV Sagung
Seto
Smeltzer & Bare 2007. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2, EGC.
Jakarta
Suriadi & Yuliani, R., (2009). Asuhan Keperawatan Pada Anak,Jakarta: PT.
Percetakan Penebar Swadaya,
Widagdo, 2011, Masalah & TataLaksana Penyakit Infeksi Pada Anak, Jakarta:
CV Sagung Seto,
World Health Organitation. 2013. Guidelines on the Quality, Safety and Efficacy
of Typhoid Conjugate Vaccines. Geneva: World Health Organizatin.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Siwi Eka Kartikasari dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN TERMOREGULASI: PENINGKATAN
SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID” Saya memutuskan
setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.
Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya
dapat mengundurkan diri sewaktu – waktu tanpa sanksi apapun.
..................................2017
Yang memberikan persetujuan
Saksi
............................. .............................
..................................2017
Peneliti
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Tanggal Masuk RS :
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa Medis :
No Rekam Medis :
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Hub. dengan pasien :
B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
G. EVALUASI KEPERAWATAN
NO Hari/tanggal DX EVALUASI PARAF
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN SATU
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn.N
b. Umur : 23 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Alamat : Kuwarasan, Kebumen
f. Pendidikan : SMK
g. Pekerjaan : Swasta
h. Tanggal Masuk RS : 06 Juli 2017
i. Tanggal Pengkajian : 08 Juli 2017
j. Diagnosa Medis : febris tifoid
2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Ny.D
b. Umur : 32 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Kuwarasan, Kebumen
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Hub. dengan klien : Istri
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan mual
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.N ( 23 Tahun ) datang ke IGD PKU Muhammadiyah Gombong pada
tanggal 06 Juli 2017 dengan keluhan mual muntah ≥ 3x, pusing, demam
selama 5 hari naik turun. Sebelumnya pasien mengatakan sudah berobat
ke Dokter terdekat namun tidak ada perubahan. Saat di kaji pasien
mengeluh mual tidak muntah, demam sudah turun, dengan widal 1/320,
TTV Td : 130/80 mmHg, Nadi : 84/menit, suhu : 37C, RR : 19x/menit.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami keadaan seperti ini
sebelumnya dan tidak pernah dirawat di RS.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular
seperti TBC, HIV dan hepatitis dan penyakit menurun seperti hipertensi,
DM, jantung.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum ( KU ) :Lemah
Kesadaran : Compos metis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84/menit
Suhu : 37C
RR : 19x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesosepal,tidak ada lesi
Muka : Pucat
Mata : cekung
Pupil : Reflek pupil normal
Conjungtiva : An anemis
Sclera : An ikterik
Hidung : tidak ada nafas Cuping hidung
Bibir : Mukosa bibir kering , pucat ,
Lidah : Kotor, Putih
Gigi :Bersih, Tidak ada caries
Telinga : terdapat serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid,
Dada :
1. Paru - Paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitalis
Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi vesikuler
2. Jantung
Inspeksi : tidak terlihat denyutan ictus cordis
Palpasi : Ictus Cordis (Denyut Jantung) Midclavicula IC 5
Perkusi : bunyi jantung redup
Auskultasi :S1 S2 reguler
3. Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada pembesaran atau benjolan
Auskultasi : Terdengar bising usus 9x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi :Timpani
Ekstremitas : Tidak Ada Kelainan , CRT (Capillary Refil Time)
> 2 detik
Kulit : Turgor Kulit kembali dengan cepat
Genetalia : Tidak Terkaji
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal pemeriksaan : 8 Juli 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Kimia
Diabetes
GDS 199 H 70-105 Mg/dl
Faal hati
SGOT 130.00 H 0-50 U/L
SGPT 77.00 H 0-50 U/L
IMUNO SEROLOGI
Widal
Salmonella typhi O 1/320 Negative
Salmonella typhi H 1/320 Negative
Pemeriksaan tanggal 9 Juli 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan satuan
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Lekosit 4.70 3.8-10.6 /ul
Eritrosit 4.60 4.4-5.9 Juta/L
Hemoglobin 12.0 L 13.2-17.3 Mg/dl
Hematrokit 35.4 L 40-52 %
MCV 77.0 L 80-100 Fl
MCH 26.1 26-34 Pg
MCHC 34.0 32-36 g/dl
Trombosit 53 L 150-440
Program terapi Injeksi dan oral:
Ceftriaxone 1gr/12 jam Paracetamol 500mg/6jam
Ondansentron 4mg/12 jam Antasyd 200 mg
Ketorolac 30mg/8jam Metilpredmisolon 40mg
Ranitidin 50mg Gentamicin 2x20mg
A. ANALISA DATA
No Tanggal/ Data Problem Etiologi
Jam
1. 8 Juli Data Subjektif: ketidakseiba malabsorbsi nutrien
2017 - pasien mengeluh mual ngan nutrisi
- pasien mengatakan hanya kurang dari
menghabiskan ½ porsi kebutuhan
makan dari RS tubuh
Data Objektif:
- pasien terlihat lemas
- mukosa bibir kering
- TTV Td : 130/80 mmHg,
Nadi : 84/menit, suhu :
37C, RR : 19x/menit
2. 8 Juli Data Subjektif: Risiko Penyakit yang
2017 - pasien mengatan riwayat ketidakseim mempengaruhi
demam 5 hari naik turun bangan regulasi suhu
- pasien mengatan masih suhu tubuh
kurang paham dengan
penyakit dan
penanganannya
Data Objektif:
- TTV Td : 130/80 mmHg,
Nadi : 84/menit, suhu :
37C, RR : 19x/menit
- Widal 1/320
- HB : 12 mg/dl
- Pasien terlihat pucat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidakseibangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi nutrien
2. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu
C. Intervensi
8 Juli 2017 ketidakseibangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian lengkap status nutrisi.
kurang dari kebutuhan selama 3 × 7 jam diharpkan 2. Anjurkan kepada keluarga untuk
Jam 08.00
tubuh berhubungan ketidakseibangan nutrisi dapat teratasi memberikan makanan dengan teknik porsi
dengan malabsorbsi dengan criteria hasil: kecil tapi sering. Anjurkan makan sedikit
nutrien tapi sering dan dalam keadaan hangat
1. nafsu makan meningkat,
3. Timbang berat badan klien setiap 3 hari.
2. makan habis satu porsi
4. Pertahankan kebersihan mulut.
3. Pasien mengatakan tidak mual
5. Beri makanan lunak.
6. Berikan istirahat dan tidur yang adekuat
untuk mengurangi mual
8 Juli 2017 Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pengaturan suhu : mencapai dan atau
ketidakseimbangan suhu selama 3 × 7 jam diharpkan resiko mempertahankan suhu tubuh dalam range
tubuh ketidakseimbangan suhu tubuh normal
Tidak terjadi dengan criteria hasil: 2. Pantau tekanan darah, nadi, dan pernafasan
dengan tepat
Suhu kulit normal
3. Pantau warna dan suhu kuilt
Suhu badan 36-37,5 C
4. Pantau dan laporkan tanda dan gejala
TTV dalam batas normal
hipertemi.
5. Tingkatkan keadekuatan masukan cairan
dan nurtisi
6. beritahu tentang indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan emergency yang
diperlukan
7. Ajarkan indikasi dan hipetermi dan
penanganan yang diperlukan
8. Berikan anti piretik jika perlu
D. IMPLEMENTASI
Tanggal/ Jam NoDx Implementasi Evaluasi
Senin 1 - Mengkaji pasien S : Pasien mengatakan mual namun tidak muntah.
8 Juli 2017 Pasien mengatakan makan hanya habis ½ porsi
13.00 WIB 1, 2 - Mengukur TTV O : Pasien terlihat lemas dan mukosa bibir kering
S: -
O: Td : 130/80 mmHg, Nadi : 84/menit, suhu : 37C,
1 - Menganjurkan pasien untuk makan sedikit RR : 19x/menit.
tapi sering. S : pasien mengatan makan hanya ½ porsi dari RS
O : pasien terlihat mukosa bibir kering
- Mengkaji tentang pengetahuan pasien S: pasien bertanya tentang penyakitnya
16.00 WIB O : pasien terlihat koopratif mendengarkan penkes
1, 2 - Menganjurkan pasien untuk istirahat yang Pasien terlihat masih sering bertanya
cukup S : pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering
terbangun
O : pasien terlihat pucat
9 Juli 2017 1, 2 - Mengukur TTV S :-
O: TD: 120/ 80 mmHg, S: 36,9C, N: 80X/menit, RR: 20
x/menit
- mengkaji intake nutrisi S: pasien mengatan masih mual namun sudah berkurang
O: mukosa bibir kering
- menganjurkan pasien mengurangi jumlah S: pasien mengatakan mual jika makan banyak dan mual
makanan yang bisa menimbulkan mual, dan berkurang bila makan buah-buahan
menganjurkan keluarga untuk memberikan O: terlihat jatah makanan tidak habis
makanan yang lunak - Pasien terlihat masih lemas
11 Juli 2017 nafsu makan mulai bertambah walaupun sedikit tetapi sering,
P: lanjutkan intervensi
P: pertahankan intervensi.
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny.S
b. Umur : 37 Tahun
c. Jenis Kelamin : perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : pandansari, sruweng
f. Pendidikan : SMK
g. Pekerjaan : ibu rumah tangga
h. Tanggal Masuk RS : 07 Juli 2017
i. Tanggal Pengkajian : 08 juli 2017
j. Diagnosa Medis : febris tifoid
2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Tn.D
b. Umur : 45 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Alamat : pandansari, sruweng
f. Pekerjaan : pedagang
g. Hub. dengan klien : suami
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan sakit perut
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. S ( 37 Tahun ) datang ke IGD PKU Muhammadiyah Gombong
rujukan dari puskesmas karanganyar pada tanggal 07 Juli 2017 jam
23.30 wib dengan keluhan perut sakit, pusing, mual muntah 1x, demam
mulai pada tanggal 24 juni 2017 naik turun dan diobati dengan jamu
kunyit. Saat di kaji pasien mengeluh nyeri perut dan pusing dengan widal
1/320, TTV Td : 130/90 mmHg, Nadi : 80/menit, suhu : 36,7 C, RR :
18x/menit
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sudah pernah di rawat di RSUD Kebumen dengan
Tifoid pada tahun 2015
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bapak dan ibunya mempunyai penyakit hipertensi,
dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, dll.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum ( KU ) :Lemah
Kesadaran : Compos metis
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80/menit
Suhu : 36,7o C
RR : 18x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesosepal,tidak ada lesi
Muka : Pucat
Mata : cekung
Pupil : Reflek pupil normal
Conjungtiva : An anemis
Sclera :An ikterik
Hidung : tidak ada nafas Cuping hidung
Bibir : Mukosa bibir kering , pucat ,cianosis
Lidah : Kotor
Gigi :Bersih, Tidak ada caries
Telinga : terdapat serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid,
Dada :
1. Paru - Paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitalis
Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi vesikuler
2. Jantung
Inspeksi : tidak terlihat denyutan ictus cordis
Palpasi : Ictus Cordis (Denyut Jantung) Midclavicula IC 5
Perkusi : pekak
Auskultasi :S1 S2 reguler
3. Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada pembesaran atau benjolan
Auskultasi : Terdengar bising usus 8x/menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Tidak Ada Kelainan , CRT (Capillary Refil Time)
> 2 detik
Kulit : Turgor Kulit kembali dengan cepat
Genetalia : Tidak Terkaji
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tanggal 8 Juli 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Lekosit 6.34 3.6-11 /ul
Eritrosit 4.03 3.8-5.2 Juta/L
Hemoglobin 12.8 11.7-15.5 Mg/dl
Hematrokit 38.4 35-47 %
MCV 95.3 80-100 fL
MCH 31.7 26-34 pg
MCHC 33.3 32-36 g/dl
Trombosit 249 150-440
IMUNO SEROLOGI
Widal
Salmonella typhi O 1/320 Negative
Salmonella typhi H 1/320 Negative
Program terapi
Injeksi :
Ceftriaxone 1gr/12 jam
Ranitidin 50mg/ 12jam
Ketorolac 30mg/8jam
A. ANALISA DATA
No Tanggal/ Data Problem Etiologi
Jam
1. 8 Juli Data Subjektif: Nyeri akut Agen cidera
2017 P : pasien mengatakan nyeri bila biologis
untuk beraktifitas/bergerak hilang
apabila saat beristirahat.
Q : pasien mengatakan nyeri nya
seperti ditusuk-tusuk
R: Pasien mengatakan nyeri pada
perut bagian kanan atas.
S: Skala nyeri 4
T: nyeri hilang timbul hingga 5
menit
Data Objektif:
-Pasien terlihat memegangi area
pada perut yang sakit
-Pasien terlihat menahan nyerinya
-TD : 130/90 mmHg, N: 80
x/menit, RR: 18x/menit
2. 8 Juli Data Subjektif: Risiko penyakit yang
2017 - pasien mengatan riwayat ketidakseimban mempengaruhi
demam naik turun dan gan suhu tubuh regulasi suhu
pernah mengalami tifoid
Data Objektif:
- Td : 130/90 mmHg, Nadi :
80/menit, suhu : 36,7 C, RR
: 18x/menit
- Widal 1/320
- Pasien terlihat pucat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu.
C. Intervensi
8 Juli 2017 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain management
cidera biologis selama 3x 7 jam diharapkan masalah
Jam 08.00 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
nyeri akut dapat berkurang dengan
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
criteria hasil:
duras,frekuensi,kwalitas dan faktor
- Mampu mengontrol nyeri persipirasi.
2. Kontrol lingkungan yang dapat
- Mampu mengenali nyeri
mempengaruhi nyeri seperti(suhu
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri ruangan,pencahayaan dan kebisingan)
berkurang 3. Latih teknik nafas dalam
4. Berikan informasi tentang nyeri seperti
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
penyebab nyeri,berapa lama nyeri,akan
dengan menggunakan managemen nyeri berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur.
5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
8 Juli 2017 Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pengaturan suhu : mencapai dan atau
ketidakseimbangan suhu selama 3 × 7 jam diharpkan resiko mempertahankan suhu tubuh dalam range
Jam 08.00
tubuh ketidakseimbangan suhu tubuh normal
Tidak terjadi dengan criteria hasil: 2. Pantau tekanan darah, nadi, dan pernafasan
dengan tepat
Suhu kulit normal
3. Pantau warna dan suhu kuilt
Suhu badan 36-37,5 C
4. Pantau dan laporkan tanda dan gejala
TTV dalam batas normal
hipertemi.
5. Tingkatkan keadekuatan masukan cairan
dan nurtisi
6. beritahu tentang indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan emergency yang
diperlukan
7. Ajarkan indikasi dan hipetermi dan
penanganan yang diperlukan
8. Berikan anti piretik jika perlu
D. IMPLEMENTASI
Tanggal/ Jam NoDx Implementasi Evaluasi
Senin 1 - Mengkaji nyeri pasien secara komprehensif S:
8 Juli 2017 P:pasien mengatakan nyeri bila untuk
08.00 wib beraktifitas/bergerak hilang apabila saat beristirahat.
Q : pasien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk-tusuk
R: Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan
atas.
S: Skala nyeri 4
T: nyeri hilang timbul hingga 5 menit
O:
-Pasien terlihat memegangi area pada perut yang sakit
-Pasien terlihat menahan nyerinya
1, 2 - Mengukur TTV -TD : 130/90 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 18x/menit,
S:36,7c
- menganjurkan pasien untuk tarik nafas dalam S: pasien menarik nafas dalam
jika nyeri muncul. O: pasien terlihat menari nafas dalam dan memegangi
perutnya
11 Juli 2017 P : pasien mengatakan nyeri bila untuk bergerak hilang apabila saat beristirahat.
S: Skala nyeri 2
P : pertahankan intervensi
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Anjurkan pasien untuk tetap istirahat yang cukup
P: pertahankan intervensi.
6. Pelaksanaan
a. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal
tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama.
Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk merencanakan
perawatan atau terapi selajutnya
b. Cuci tangan dan obserpasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat
c. Berikan prifasi klien
d. Berikan kompres panas
e. Ukur suhu badan pasien terlebih dahulu
f. Basahi kain atau waslap dengan air hangat
g. Kompres pada bagian lipatan leher dan ketiak karena bagian lipatan
banyak tardapat pembuluh darah sehingga memudahkan suhu
pasien untuk turun
h. Setelah dilakukan kompres cek kembali suhu pasien
j. Cuci tangan
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Siwi eka kartikasari
APA DEMAM THYPOID ??
Demam thypoid
adalah penyakit yang
disebabkan oleh
bakteri Salmonella
typhii yang masuk
melalui makanan
dan minuman yang
terkontaminasi
dengan demam lebih
dari 1 minggu.
APA SAJA PENYEBABNYA?
makanan atau air yang
Salmonella typhii terkontaminasi
GEJALA YANG TERJADI
DEMAM NYERI KEPALA
LEMAS MUAL/MUNTAH
PENANGANAN AWAL DEMAM
Minum air putih yang banyak Kompres hangat
Istirahat total
TINDAKAN KEPERAWATAN PENYAKIT THYPOID
Cuci tangan Ukur suhu tubuh basahi kain dengan air hangat
Kompres pada dahi atau ketiak ukur suhu tubuh cuci tangan
APA SAJA PENYEBABNYA?
Salmonella typhii
Demam thypoid adalah
makanan atau air yang
penyakit yang disebabkan
terkontaminasi
oleh bakteri Salmonella
typhii yang masuk melalui
makanan dan minuman yang
terkontaminasi dengan de-
mam lebih dari 1 minggu.
1
Program studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas MH. Thamrin
Alamat Korespondensi :
Program studi keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas MH.Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550
Telp : 8096411 ext 1208
ABSTRAK
Penyakit diare penyebab utama kematian anak balita di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi efektifitas edukasi kesehatan perawatan diare terhadap kemampuan ibu dalam merawat area
perianal anak balita dengan diare. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan pre
test and post test with control group. Tehnik pengambilan sampel dengan consecutive sampling menggunakan
responden di RSUD. Budhi Asih Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh edukasi kesehatan perawatan
diare terhadap kemampuan ibu pengetahuan, sikap dan ketrampilan kelompok intervensi (p < 0,05)
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ada hubungan yang bermakna antara karakteristik ibu pendidikan dan
pengetahuan dalam merawat anak balita dengan diare. Disarankan agar edukasi kesehatan dilakukan terus
menerus dan terstruktur untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat anak balita diare dan
area perianal.
Kata Kunci : Edukasi Kesehatan, Diare, Kemampuan ibu, Pengetahuan, Sikap, Keterampilan.
Pendahuluan
Anak merupakan harapan bagi setiap keluarga, Akibat lanjut yang dapat terjadi pada anak
dan sebagai generasi penerus suatu keluarga, bangsa dan balita yang menderita diare adalah kekurangan cairan
negara. Artinya kehidupan anak saat ini menentukan (dehidrasi) yang menyebabkan shock hipovolemic,
kualitas generasi penerus keluarga dan bangsa dimasa kekurangan elektrolit hiiponatremia, hipokalemia
mendatang. Untuk itu kesehatan anak menjadi hal yang hipokalsemia, kurang gizi, gangguan dalam pertumbuhan
penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari dan perkembangan anak, dan dapat menyebabkan
keluarga maupun pemerintah. World Health kematian. Anak usia dibawah lima tahun (balita)
Organization (WHO) memberikan perhatian khusus sangat rentan terhadap penyakit infeksi. Hal ini
pada negara yang sedang berkembang untuk disebabkan oleh berbagai faktor yaitu faktor dari anak
memasukkan penyakit diare dan pneumonia dalam seperti daya tahan tubuh anak yang masih rendah, status
program kesehatan nasional karena penyebab utama gizi dan anak tidak mencuci tangan. Faktor lingkungan
kematian balita di negara yang sedang berkembang sarana air bersih yang kurang dan jamban keluarga yang
disebabkan oleh kedua penyakit itu (Tadda, 2010). tidak memenuhi syarat kesehatan serta faktor ibu antara
Oleh karena itu arah kebijakan pembangunan lain pengetahuan ibu yang kurang, perilaku dan hygiene
kesehatan di Indonesia tahun 2009 sampai dengan 2014 ibu yang kurang baik (Adisasmito, 2007).
adalah peningkatan akses dan kualitas pelayanan Berdasarkan hasil survey Sub Unit Diare
kesehatan dalam mempercepat target Millenium Departemen Kesehatan RI tahun 2000 sampai dengan
Develoment Goals (MDGs) dengan fokus kebijakan tahun 2010, menunjukkan kejadian penyakit diare
antara lain menurunkan angka kematian ibu, bayi dan mengalami peningkatan 36% yaitu 301 per 1000
anak serta pengendalian penyakit dan penyehatan penduduk meningkat menjadi 411 per 1000
lingkungan (Dirjen Bina Gizi dan KIA, 2012). penduduk. Menurut Hasil Survey Demografi
Penurunan angka kematian bayi dan anak serta Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Riset Kesehatan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Dasar (RisKesdas) tahun 2007,menyatakan bahwa
dapat menurunkan angka kesakitan bayi dan balita kejadian diare meningkat pada usia bayi dan balita
akibat penyakit infeksi maupun non infeksi. dan kejadian ini berhubungan erat dengan status
Diare adalah frekuensi buang air besar lebih ekonomi serta merupakan penyebab utama kematian
dari 3 kali sehari dengan konsistensi feses encer atau penyakit menular. 25,2 %, pneumonia 15,5%,
cair dapat bercampur lendir dan darah yang necrotizing entero colitis (NEC) 10,7%, dengan
menyebabkan kekurangan cairan dan kematian anak prevalensi diare klinis tertinggi di provinsi Nanggroe
(Ngastiyah, 2005). Aceh Darussalam (18,9%) dan terendah di provinsi DI
6
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014
Yogjakarta (4,2%). Melihat hasil survey tersebut, DKI perawatan di area perianal l yang baik dan benar untuk
Jakarta termasuk didalam propinsi yang memiliki mencegah infeksi lebih lanjut, meningkatkan rasa
angka kejadian diare yang masih tinggi dibandingkan nyaman dengan meminimalkan nyeri akibat iritasi
dengan provinsi DI Yogjakarta yaitu 8%. jaringan kulit area perianal, serta peningkatan
Data statistik Dinas Kesehatan Provinsi DKI pengetahuan, sikap, dan ketrampilan ibu dalam hal
Jakarta tahun 2012, menunjukkan 3 (tiga) penyakit perawatan anak balita dengan diare.
infeksi yang banyak melanda penduduk DKI Jakarta Penelitian Shrifired, Kamran, Mirkarini dan
adalah diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan Farahani (2011) tentang efektifitas pendidikan
demam thypoid. Hal ini disebabkan karena sumber air menyusui ibu terhadap berat badan anak dengan
tanah di Jakarta tercemar limbah bakteri coliform dan menggunakan metode quasi eksperimen menunjukkan
koli tinja. Angka kejadian diare di DKI Jakarta tahun bahwa kelompok eksperimen secara signifikan lebih
2010 menunjukkan 18,470 kasus dengan 8.455 kasus baik dalam hal pengetahuan dan sikap dibandingkan
diare dengan dehidrasi dan 10,015 diare tanpa dehidrasi. dengan kelompok kontrol dan pemberian ASI eksklusif
Kejadian diare tahun 2011 terdapat 16.938 dengan secara signifikan lebih tinggi dibanding dengan
dehidrasi 6.652 kasus dan tanpa dehidrasi 10.286 kasus . kelompok kontrol. Penelitian ini merekomendasikan
Pada tahun 2012 terdapat 18.964 kasus dengan perlunya memproduksi paket pendidikan kesehatan
dehidrasi 6.754 dan tanpa dehidrasi 12.210 kasus untuk meningkatan pengetahuan dan sikap yang baik
(http//dinkes.dki.go.id.diundu tanggal 26/10/2013). terhadap masalah kesehatan. Penelitian yang dilakukan
Melihat data tersebut menunjukkan bahwa angka oleh Lesrari, Krisdiana dan Suwarni (2012) tentang
kejadian penyakit diare mengalami peningkatan dan hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dalam
merupakan salah satu penyebab morbiditas anak balita pemberian makanan pengganti (MP) ASI dengan
di Jakarta. kejadian gastroenteritis pada anak usia 0-6 tahun,
Anak balita yang menderita diare dimana menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
pengeluaran tinja lebih dari 3 kali sehari menyebabkan pengetahuan dan perilaku ibu dengan kejadian
kontak kulit yang lama dengan popok yang basah dan gastroenteritis yaitu 80% ibu kurang tahu/tidak tahu
adanya asam laktat dalam feses dapat mengakibatkan terhadap hubungan kejadian diare dengan pemberian
iritasi jaringan kulit disekitar anus, genitalia dan bokong makanan pengganti (MP) ASI serta 77% perilaku ibu
yang menyebabkan infeksi di area perianal (Wong, yang memberikan makanan tambahan sebelum 6 bulan.
2009). Iritasi pada area perianal bila tidak Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
ditanggulangi dengan baik dapat menyebabkan infeksi pentingnya pemberian pendidikan/promosi kesehatan
sekunder oleh bakteri dan jamur seperti candida albicans tentang perawatan anak dengan diare merupakan salah
(Fermaline, 2003) yang dapat mempengaruhi satu intervensi keperawatan untuk meningkatkan
morbiditas, dan mempengaruhi lama rawat anak balita kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang
yang dirawat dirumah sakit. tua dalam merawat anak dengan diare.
Iritasi jaringan kulit area perianal dapat Menurut Pender yang dikenal dengan Health
menimbulkan ketidaknyamanan pada anak seperti nyeri Promotion Model (HPM) mengembangkan promosi
yang mempengaruhi kesakitan anak, dan memerlukan kesehatan dalam hal peningkatan dan pencegahan
perawatan secara individual setiap anak. Iritasii jaringan terhadap penyakit dari pada pengobatan yang berfokus
kulit di area perianal dapat menimbulkan demam atau pada 3 (tiga) hal utama yaitu karakteristik dan
infeksi lanjut sehingga akan memperpanjang lama hari pengalaman individu, perilaku spesifik termasuk
rawat anak dengan diare. Iritasi area perianal dapat pengetahuan dan sikap serta perilaku yang diharapkan
disebabkan oleh dermatitis popok. Menurut penelitian (outcome) dari perilaku promosi kesehatan yakni
Marty (2009) teridentifikasi bahwa beberapa penyebab peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Model
terjadinya dermatitis popok adalah overhidration, iritasi, promosi kesehatan ini menjelaskan perilaku promotion
gesekan, peningkatan PH kulit, diit, diare dan dan preventive untuk meningkatkan status kesehatan.
penggunaan antibiotika. Penelitian ini Salah satu strategi promosi kesehatan yang bisa
merekomendasikan perawatan bertujuan untuk digunakan adalah dengan memberikan edukasi
mengurangi dehidrasi dan melindungi kulit dari iritasi kesehatan.
oleh komponen feses.. Edukasi kesehatan adalah suatu usaha sadar
Gangguan integritas kulit di area perianal dan secara terus menerus dilakukan yang bertujuan
akibat diare pada anak balita dapat dicegah apabila ibu mengubah perilaku individu, kelompok masyarakat
pasien mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan dari kehidupan tidak sehat menjadi sehat (sugihartono,
dalam merawat area perianal anak balita dengan diare. 2007). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di
Perawatan anak balita dengan diare adalah rehidrasi ruang anak RSUD Budhi Asih Jakarta, selama 1 tahun
cairan melalui oral maupun parenteral untuk mencegah terakhir (Januari sampai dengan Desember 2012)
syock hipovolemic, pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk teridentifikasi ada 5 (lima) penyakit utama yang dirawat
proses pertumbuhan dan perkembangan anak, dan diruang anak RSUD Budhi Asih yaitu penyakit Diare,
7
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014
dan usia responden yang tertua 42. perineal pada anak balita dengan diare.
Tabel 1. Tabel 4
Distribusi Usia Ibu di RSUD. Budhi Asih Distribusi Pendidikan, Pengalaman Merawat Anak
Variabel Mean SD Min - Max Diare, Mendapatkan Pendidikan Kesehatan dan
Pengalaman merawat Area Perianal
Intervensi 27,14 4,098 21 - 35
Di RSUD. Budhi Asih Jakarta
Kontrol 28,68 5,402 19 - 42 Kontrol
Intervensi
Variabel Total
(n=22) (n=22)
2. Usia anak balita.
Tabel 2. F % F % F %
Distribusi Usia (dalam bulan) Anak Balita Diare Pendidikan Ibu
Di RSUD. Budhi Asih Jakarta SLTP(rendah) 5 22.7 6 27.3 11 25
Variabel Mean SD Min - Max SLTA (sedang) 17 77.3 15 68.2 32 72.7
Usia Anak Tinggi 14.5
Intervensi 20,05 15,77 03 -56 Pengalaman Ibu merawat Diare
Kontrol 14,68 11,08 03 -50 Pengalaman 6 27.3 8 6 14 31.8
Tidak pengalaman 1 72.7 36 4 30 8.2
Hasil analisis tabel 2. menjelaskan bahwa Pendidikan Kesehatan
rata- rata usia anak balita pada kelompok intervensi
20 bulan dengan standar deviasi 15,77, usia termuda 3 12 54.5 4 18,2 16 36,4
Pernah
bulan dan usia terbesar 56 bulan. Usia balita pada
kelompok kontrol rata-rata 15 bulan dengan standar Tidak Pernah 10 45.5 18 81.8 28 63.6
deviasi 11,08, usia balita termuda 3 bulan dan tertua 50 Pengalaman Ibu merawat area perianal
bulan. Pengalaman 5 22.7 6 27.3 11 25
tidak pengalaman 17 77.3 16 72.7 33 75
3. Jenis kelamin anak balita
Tabel 3
5. Analisis perbedaan pengetahuan responden pre
Distribusi Jenis Kelamin Anak Balita
test dan post test kelompok intervensi dan kontrol.
Di RSUD. Budhi Asih
Tabel 5
Variabel Intervensi Kontrol Total
Hasil Analisis Perbedaan Pengetahuan Responden Pre
n=22 n=22 n=44 Test dan Post tes tKelompok Intervensi dan Kelompok
F % F % F % Kontrol Di RSUD. Budhi Asih Jakarta
Jenis Kelamin P-
Variabel Mean SD SE Selisih Mean
value
laki-laki 13 59 10 45 23 52
Pengetahuan
Perempuan 9 41 12 55 21 48
Intervensi
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa Pre test 54,77 28,38 6,052 0 24,545
jenis kelamin anak balita yang menderita diare Post test 79,32 6,951 1,482
sebanyak 52 % berjenis kelamin laki – laki dan 48 % Kontrol
berjenis kelamin perempuan.
Pre test 44,32 28,96 6,175 0,01 17,5
4. Tingkat Pendidikan Ibu, Pengalaman Merawat Post test 61,82 6,994 1,491
Anak Diare, Mendapatkan Pendidikan Kesehatan
dan Pengalaman Merawat Area Perineal Anak Analisis Tabel 5. menjelaskan bahwa rata –
Balita Diare rata pengetahuan pre test kelompok intervensi adalah
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa 54,77 dengan standar deviasi 28,38 mengalami
tingkat pendidikan responden (ibu) sebagian besar peningkatan setelah diberikan pendidikan kesehatan
yaitu 72,7 % memiliki latar belakang pendidikan adalah 79,32 dengan standar deviasi 6,951. Hasil analisis
sekolah menegah atas (SLTA). Sebesar 68,2 % lebih lanjut menunjukkan nilai p 0,000 yang berarti
responden tidak memiliki pengalaman dalam merawat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor rata –
anak balita dengan diare. Sebagian besar responden rata pengetahuan responden sebelum dan sesudah
63,6 % tidak pernah mendapatkan pendidikan diberikan pendidikan kesehatan. Rata-rata pengetahuan
kesehatan tentang perawatan diare dan sebesar 75 pre test kelompok kontrol adalah 44,32 dengan standar
% tidak mempunyai pengalaman dalam merawat area deviasi 28,96 mengalami peningkatan (p:0,007 < 0,005)
9
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014
setelah diberikan booklet tentang perawatan diare dan antara hari pertama dan hari ketiga.
perineal anak balita dengan diare adalah 61,82 dengan Tabel 7
standar deviasi 6,994 menunjukkan ada peningkatan Hasil Analisis Observasi Keterampilan Responden
yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan booklet Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol terhadap
perawatan diare. Perawatan Area Perineal Balita Diare Di RSUD.
Budhi Asih Jakarta.
6. Analisis Perbedaan Sikap Responden Pre Test Min-
Variabel Mean SD SE P Value
dan Post test Kelompok Intervensi dan Kelompok Max
Kontrol. Ketrampilan
Tabel 6 Intervensi
Hasil analisis Perbedaan Sikap Responden Pre (n=22)
Test dan Post test Kelompok Intervensi Hari pertama 8.23 1.602 0.341 06-11 0.000
dan Kelompok Kontrol Hari Kedua 10.00 1.48 0.167 07-12
Di RSUD. Budhi Asih Jakarta Hari ketiga 11.00 0.82 0.174 09-12
P- Selisih
Variabel Mean SD SE Kontrol
value Mean
(n=22)
Pengetahuan
Hari pertama 6.5 1.66 0.353 04-10 0.213
Intervensi (n=22) Hari Kedua 6.59 1.79 0.358 04-10
Pre test 54.4 17.44 3.718 0.005 12.04 Hari ketiga 6.68 1.7 0.363 04-10
Post test 66.4 10.60 2.261
Kontrol Pembahasan
(n=22) Karakteristik responden dalam penelitian ini
Pre test 45.32 11.85 2.526 0.000 10.54 meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman merawat
Post test 55.86 8.073 1.721 anak dengan diare, pernah mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang diare dan pengalaman dalam
Pada Tabel 6. menunjukkan bahwa rata-rata skor merawat area perianal anak balita dengan diare.
sikap kelompok intervensi pre test adalah 54,41 Usia responden dalam penelitian kelompok intervensi
dengan standar deviasi 17,44 mengalami peningkatan dibawah 27 tahun adalah 63,6% dan usia diatas 27
sebesar nilai post test adalah 66,45 dan standar tahun 36,4%. Kelompok kontrol usia dibawah 27
deviasi 10,60 setelah diberikan pendidikan kesehatan tahun 41% dan usia diatas 27 tahun 59%. Menurut
dengan nilai p 0,005. Rata-rata skor sikap kelompok Wong (2009) usia orang tua yang paling ideal
kontrol pre test adalah 45,32 dengan standar deviasi (memuaskan) untuk membesarkan anak adalah antara
11,85 mengalami peningkatan setelah diberikan booklet 19 sampai 35 tahun dimana pada usia tersebut orang tua
perawatan diare dan perawatan perineal anak balita (ibu) dalam kondisi kesehatan yang optimum untuk
dengan diare adalah 55,86 dengan standar deviasi merawat anak. Pada rentang usia ini merupakan usia
8,073. (p : 0,000) dewasa muda (Notoatmodjo, 2009) ibu dalam keadaan
sehat dan produktif dan dapat mengurus semua
7. Analisis observasi ketrampilan responden kebutuhannya maupun keluarga dalam merawat anak.
kelompok intervensi dan kelompok kontrol Pada usia dewasa muda, mulai terjadi proses
terhadap perawatan area perianal balita diare. pembentukan keluarga baru dimana responden (ibu)
Pada tabel 7. menjelaskan bahwa rata-rata belum mempunyai pengalaman secara khusus dalam
keterampilan responden pada kelompok intervensi merawat anak diare sehingga pembentukan
mengalami peningkatan dari hari pertama sampai pengetahuan,sikap dan keterampilan dalam merawat
dengan hari ke tiga perawatan anak balita dengan diare. anak diare belum maksimal.
Terlihat dari hari pertama rata –rata keterampilan yang Usia anak balita yang mengalami diare dalam
dilakukan dengan benar 8,23 dan pada hari ketiga 11 penelitian ini rata-rata 14,68 sampai 20,05 bulan dan
keterampilan dapat dilakukan dengan baik dan benar jenis kelamin anak yang dirawat yakni 52 % laki-laki
dengan nilai p 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada dan 48% perempuan. Menurut penelitian Yilgwan
perbedaan yang signifikan keterampilan hari pertama (2012) rata-rata usia anak balita mengalami diare
dan hari ketiga. Hasil analisis kelompok kontrol adalah 6 -11 bulan berbeda dengan hasil temuan
didapatkan bahwa rata-rata keterampilan responden dalam penelitian ini yakni rata – rata usia anak yang
dihari pertama perawatan 6,50 dan pada hari ketiga mengalami diare 14 – 20 bulan. Bila dianalisis lebih
perawatan anak balita dengan diare adalah 6,68 atau 7 lanjut usia minimal anak terkena diare dalam
keterampilan yang dapat dilakukan dengan baik dengan penelitian ini adalah 3 bulan. Hal ini disebabkan
nilai p 0,213 tidak ada perbedaan yang signifikan karena terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami anak, dimana menurut Freud dalam
10
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014
Wong (2009) terjadi fase oral yakni anak sering Hasil penelitian ini menjelaskan adanya
memasukan tangan atau mainan kedalam mulut sehingga peningkatan pada saat post test variabel kelompok
dapat terjadi infeksi, atau dapat disebabkan oleh karena intervensi setelah diberikan edukasi kesehatan serta
kekebalan pasif yang didapat anak dari ibunya mulai booklet perawatan diare dan demonstrasi cara perawatan
berkurang. Penyebab lain membuat anak mengalami area perianal anak balita dengan diare, dan kelompok
diare adalah paparan agen infeksius meningkat kontrol setelah diberikan booklet tentang perawatan
terhadap anak dan mulai diberikan makanan diare dan perawatan perianal pada anak balita dengan
pendamping ASI (Juffrie, 2011). Tingkat pendidikan diare. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
responden yang anaknya dirawat di RSUD Budhi yang dilakukan Riyantini (2010) tentang pengaruh
Asih dengan diare sebagian besar (72,7%) pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan
berpendidikan sekolah menengah atas sehingga keterampilan ibu serta kejadian bayi hiperbilirubin
pemberian pendidikan kesehatan maupun pemberian dengan menggunakan booklet didapatkan hasil ada
booklet perawatan diare pada anak tidak mengalami pengaruh yang bermakna terhadap pengetahuan, sikap
hambatan karena seluruh responden dapat membaca dan keterampilan ibu.
dan memahami dengan baik. Pengalaman responden Keterampilan merawat area perianal pada anak
dalam merawat anak balita yang menderita diare balita yang mengalami diare pada pre test hari
dalam penelitian ini menjelaskan bahwa 31,8% pertama, hari kedua dan hari ketiga yang merupakan
responden mempunyai pengalaman dalam merawat post test pada kelompok intervensi mengalami
anak dengan diare dan sebagian besar responden peningkatan secara signifikan (91,6%) setelah
yakni 68,2% tidak mempunyai pengalaman dalam diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
merawat anak balita dengan diare. Mayoritas diare dan demonstrasi perawatan area perianal pada
responden tidak mempunyai pengalaman (75%) dalam anak balita dengan diare dibandingkan dengan
merawat area perianal pada anak balita dengan diare kelompok kontrol yang hanya meningkat 1,8 %
dan 25% responden mempunyai pengalaman dalam setelah diberikan booklet perawatan diare dan
merawat anak balita dengan diare. Hasil penelitian ini perawatan area perianal pada anak balita dengan
menunjukkan bahwa rata-rata ibu masih berusia diare.
dewasa muda dan sebagian besar responden baru Implikasi hasil penelitian terhadap edukasi
mulai hidup berkeluarga sehingga kurang terpapar kesehatan keluarga adalah untuk meningkatkan
dengan keadaan anak yang mengalami diare. Tidak pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam
berpengalamannya sebagian besar responden merawat anak balita dengan diare. Mayoritas keluarga
memungkinkan mereka untuk melakukan sesuai dalam penelitian ini (Ibu) tidak mempunyai
pengetahuan mereka, sehingga perlu diberikan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam
pendidikan kesehatan yang merubah perilaku merawat anak dengan diare atau masalah kesehatan
responden dari tidak tahu tentang masalah kesehatan, yang lain, oleh karena itu edukasi kesehatan penting
menjadi tahu dan melaksanakan dengan baik dan dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan (terus
benar sehingga terbentuk pengalaman hidup dalam menerus) untukmeningkatkan kemampuan keluarga
merawat anak dengan diare. dalam merawat anak dengan diare. Implikasi hasil
Penelitian yang dilakukan Supono (2008) penelitian ini terhadap pelayanan keperawatan agar
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara setiap perawat menyadari pentingnya edukasi
pengalaman kontak balita dengan diare dan persepsi kesehatan yang diberikan secara terstruktur, terus
ibu terhadap diare pada balita. Hasil penelitian ini menerus dan sesuai dengan kebutuhan pasien
menunjukkan 63,6% responden belum pernah sehingga dapat meningkatkan kemampuan keluarga
mendapatkan edukasi kesehatan dan 36,4% pernah dalam merawat anak dengan diare ataupun anak sakit
mendapatkan edukasi kesehatan. Belum terpaparnya dengan berbagai masalah kesehatan. Implikasi hasil
edukasi kesehatan tentang diare terhadap responden penelitian ini terhadap pembuat kebijakan agar dapat
karena tidak sesuai dengan kebutuhan responden, menyiapkan sarana dan fasilitas untuk menunjang
sehingga edukasi kesehatan dirasakan tidak penting. pelaksanaan proses pembelajaran keluarga dan pasien
Jika sesuai dengan kebutuhan responden maka edukasi terhadap berbagai masalah kesehatan di rumah sakit
kesehatan tersebut menjadi penting. Hasil penelitian khususnya penyakit diare.
ini menjelaskan kemampuan responden pada saat post
test kelompok intervensi mengalami peningkatan Kesimpulan
pengetahuan dan sikap secara signifikan dengan hasil Karakteristik responden pada penelitian ini
yang ditunjukkan yaitu pengetahuan nilai rata – rata meliputi usia kedua kelompok responden (Intervensi
79,32 dibandingkan dengan kelompok kontrol dan Kontrol) memiliki rata-rata 27,91 tahun dengan
dengan nilai rata-rata 61,82 dan variabel sikap tingkat pendidikan mayoritas pendidikan sekolah
kelompok intervensi rata-rata 66, 45 dan kelompok menengah atas. Responden kedua kelompok sebagian
kontrol 55, 86. besar belum memiliki pengalaman dalam merawat
11
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014
anak dengan diare. 63,6% dari responden kedua sehingga lebih efektif dan efisien dalam
kelompok belum pernah mendapatkan edukasi pelaksanaanannya.
kesehatan tentang diare dan mayoritas responden 3. Bagi institusi pendidikan
tidak mempunyai pengalaman dalam merawat area Kurikullum institusi pendidikan yang dapat
perianal anak balita dengan diare. menyiapkan peserta didik yang kompeten dalam
Kemampuan responden pengetahuan, sikap dan melakukan edukasi kesehatan melalui latihan,
keterampilan sebelum diberikan pendidikan kesehatan persiapan media dan kemampuan dalam memberikan
baik kelmmpok intervensi maupun kelompok kontrol edukasi kesehatan.
tidak jauh berbeda karena belum terpapar dengan
edukasi kesehatan dan booklet perawatan anak balita Daftar Pustaka
diare. Adisastono,W.(2007)Faktorsikodiarepadabayi dan balita
Ada perbedaan yang signifikan kemampuan di Indonesia : systematic review penelitian akademik di
pengetahuan, sikap dan keterampilan responden (Ibu) bidang kesehatan masyarakat. Makara, kesehatan, vol 11
sesudah diberikan edukasi kesehatan diare dan booklet no. 1, Juni 2007 : 1 -10 di unduh tanggal 21 Oktober
perawatan diare pada kelompok intervensi 2013 jam 14.00 Wib dari http://lontar,ui.ac.id.
dibandingkan dengan kelompok kontrol
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan terapi
Ada perbedaan yang signifikan kemampuan ibu
bermain pada anak. Jakarta : Salemba Medika.
(pengetahuan, sikap dan keterampilan) pada kelompok
intervensi dibandingkan dengan kelompok kcontrol Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan.
dalam merawat area perianal pada anak balita Jakarta : Rineka Cipta
dengan diare. Betz L.C dan Sowden L.A. (2002). Keperawatan
Ada hubungan yang bermakna antara karakteristik Pediatri. Ed 3. Jakarta : EGC
ibu usia dengan pengetahuan responden pada
kelompok intervensi dan pendidikan ibu dengan Bockowski, S. (2004). Diaper rash care and managemen.
pengetahuan ibu kelompok intervensi dan kelompok Journal Nursing Pediatric. Diundu Tanggal 21 Oktober
kontrol. 2013 jam 15.00 wib http//search, proquest.com
Dahlan,Sopiyudin,M. (2010). Langkah-langkah membuat
Saran proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan.
1. Bagi keluarga dan masyarakat Jakarta : Sagung seto
Agar setiap keluarga dan masyarakat memahami
dengan baik pentingnya upaya pencegahan penyakit Depkes RI. (2010). Profil kesehatan Indonesia 2009.
dari pada mengobati penyakit dengan cara hidup Jakarta : Depkes. RJ. Depkes RI. (2008). Manajemen
sehat, lingkungan bersih dan nyaman, pemberian ASI Terpadu Balita Sakit. Jakarta : Dep.Kes.RI
secara eksklusif dan mencuci tangan dengan Dharma, Kelana K. ( 2011 ). Metodologi penelitian
menggunakan sabun, makan makanan bergizi. Hal ini keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
dapat dilakukan melalui paparan media masa baik
televisi, radio maupun majalah sehingga kelurga dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (2012). Penyakit
masyarakat tahu tentang perawatan dan pencegahan Diare di Jakarta MasihTinggi. Diundu tanggal 26
penyakit diare. Bagi keluarga yang mempunyai anak Oktober 2013, jam 14.30 wib dari dinkesdkijakarta.com
dirawat di rumah sakit karena diare sebaiknya pulang Fayas, et.al. ( 2007). Management of diarrhea in under
dari rumah sakit jika telah diperbolehkan pulang oleh fives at home and health facilitie Kashmir. Di unduh
dokter, sehingga dapat sembuh dengan baik. tanggal 20 Oktober 2013pkl 20.00 wib
2. Bagi institusi pelayanan.
Rumah sakit sebagai pemegang kebijakkan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2005). Buku
sebaiknya menyiapkan saran dan fasilitas yang Kuliah llmu Kesehatan Anak. Buku I. Jakarta : Bagian
memadai dalam proses pembelajaran untuk edukasi llmu Kesehatan Anak FKUI
kesehatan seperti ruang untuk edukasi kesehatan atau Hariandja, M. (2007) Manajemen sumber daya manusia.
terapy bermain, menyiapkan leaflet maupun booklet, Jakarta : Grasindo Hastono, S.P. (2007). Analisis data
tentang semua masalah kesehatan yang dapat kesehatan. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat.
digunakan perawat dalam memberikan edukasi
kesehatan kepada pasien dan dapat dibaca oleh Heather, M. (2012). Getting to the botton of nappy rash:
keluarga pasien sehingga dapat meningkatkan The Journal of The Health Visitor Association. 85 (2) 37-
pengetahuan keluarga tentang berbagai masalah 42.
kesehatan khususnya diare. Pemberian edukasi Heimall, LM, Storey Beth, Stellar, Judith J, and Finn
kesehatan yang berkaitan dengan keterampilan O.K. (2012). Beginning at the botton evidence based care
merawat pasien anak sebaiknya dikelompokkan of diaper dermatitis. American journal of maternal child
menurut tingkat perkembangannya (bayi, batita, balita)
12
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014
nursing Vol. 37, number 1, pages 10-16 Jawa barat. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. I (2).
120-128
Hidayat,A.A. (2005). Pengantar ilmu keperawatan anak I.
Jakarta : Salemba Medika Nelson dkk. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Ed. 15.
Jakarta : EGC
Hossein, M, Nadrian, H, Rahaei, Z. (2009). The effects
of education on formula and bottle feeding behaviors. Ngatiyah (2005). PerawatanAnakSakit. Ed 2. Jakarta :
Yazd : Journal of nursing mothers bassed on model. EGC
Ijaz, S.M, Afzal M. and Ahraf S ( 2012). Controlled Trial Notoatmodjo. Soekidjo. Prof.Dr.( 2007 ). Promosi
of Hypo Osmolar versus WHO ORS: Solution in kesehatan dan ilmuperilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Children with acute watery diarrhea. Departemen of
Nursalam, Susilaningrum, Utami. (2005). Asuhan
Pediatric Mayo Hospital University Lahore. Di undu
keperawatan bayi dan anak. Jakarta : Salemba medika
tanggal 21 Oktober 2013 jam15.15Darihttp
//proquest.Nursing.Com. Pumamasari, E. R.W. (2012). Pengaruh pendidikan
kesehatan pada orangtua terhadap Pengetahuan dan
Julfrie, M. (2011). Gastroenterologi hepatologi. Jilid 1.
kepatuhan kunjungan ulang balita dengan pneumonia di
Jakarta : IDAI.
Puskesmas kecamatan Pasar Minggu. Tesis : FIK UI
Kholdi, et.al. (2012). A study of grouth failure and its (tidak dipublikasikan).
related factors in children from 0 to 2 years in Teheran.
Riantini,Y. (2010). Pengaruh pendidikan kesehatan
Iran. University of medical sciences Teheran The
terhadap pengetahuan, sikap dan Keterampilan ibu serta
Turkish Journal Pediatrics. January - february 33-44
kejadian hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir di
Kompyang, NL. (2011). Efektifitas pendidikan kesehatan RSAB Harapan Kita. Tesis : FIK UI (tidak
keluarga terhadap peningkatan kemampuan ibu dalam dipublikasikan).
merawat anak diare di RSUP Sanglah dan RSUD
Rudolph. A.M, Hoffman.J.I.E, Rudolph C.D (2006).
Wangayah Denpasar. Tesis FIK.UI (tidak dipublikasikan)
Buku Ajar Pediatri. Vol 1 Ed .20. Jakarta : EGC
Langermo, D, Hanson, D, Hunter, S., Thomson, P.
Rudolph. A.M, Hoffman.J.I.E, Rudolph C.D (2006).
(2011). Advance in skin & wound care. The journal for
Buku Ajar Pediatri. Vol 1 Ed .20. Jakarta : EGC
prevention and Healing. Vol 24 number 3, pages 126-
140. Salzrman, Warren, Lioyd.S, Otupiri, Hale. (2012).
Limitations of health education barriers to oral
Lestari, Krisdiana, Suwarni. (2012). Hubungan
rehydration use among Ghana mothers. University of
pengetahuan dan perilaku ibu tentang pemberian MP.ASI
Utah. Departemen of infections disease
dengan kejadian gastroenteritis pada anak usia 0-6 tahun
di RS. Dr. R. Soeprapto Cepu. Jurnal Keperawatan Shah,D. et.al. ( 2009). Promoting appropriate
Indonesia. Vol 1, No 2 Juli 2012. management diarrhea.: a systematic review of literature
for advocacy and action UNICEF. Departement of
Lia Dewi,V. (2010). A$uhan Neonatus Bayi dan Anak
pediatrics university of New Delhi, diundu tanggal 15
Balita. Jakarta : Salemba Medika
Oktober 2013.
Lukacik,M, Ronald, T and Aranda, J. (2007). A meta
Shrifirad, G , Kamran, A Mirkarim, S.R and Faraham, A
analysis of the effects and zinc in the Treatment of a cut
(2012). Effectiveness of breast feeding education on the
and persisten diarrhea American Journal of Pediatrics
weight of child and self efficacy of mothers. Journal
121 ~ 126
health education. Iran Department of health Isfahan
Markum.A.H. (1991/ Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : University
FKUI
Soetjiningsih (2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta :
Marty C, Visscher . (2009). Recent advances in diapper EGC
dermatitis, etiology and treatment. Cincinati.USA.
Suddaby E.G., Barrnet,S and Facteau L. (2005). Skin
Journalpediatric health.issue I, pages 81-98
Breakdowns in Acute Care Pediatrics Journal nursing
Mohamed. S.A. & Wafa, A.M. (2011). The effects of an Pediatric. Di undu tanggal 5 Oktober 2013 jam 14.00
educational program nurse Knowledge and practice wib dari http:// issue.com.
related to hepatitis C virus : A pretest and posttest Quasi
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi.
eksperimental design. Australian Journal of basic &
Bandung : Alfabeta
apllide science 5 (11) 564-570
Sugiono (2007). Metode Penelitian Ktujntitatiffdan
Mulyana A. Nugraha P, & Adi S. (2008). Faktor-faktor
Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
ibu balita yang berhubungan dengan kepatuhan follow up
penderita pneumonia balita di puskesmas Cisage ciamis,
13
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014
14
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP
PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK
PADA REMAJA DI SMP NEGERI 3 KENDAL
*Mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, Email:
dheitakirana@gmail.com
*Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang,
Jl.Kedung mundu Raya no. 8A, 50174, Semarang, Email: mary_chalista81@yahoo.co.id
Abstrak
WHO menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa disebabkan karena merokok. Indonesia sudah
menempati urutan kelima di antara negara-negara dengan tingkat konsumsi tembakau tertinggi di dunia.
Kebiasaan merokok pada pelajar disebabkan karena kesalahpahaman informasi, pengaruh iklan dan pengaruh
teman. Perilaku merokok berkaitan dengan pengetahuan, sikap seseorang terhadap rokok, dan pendidikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang
bahaya rokok pada remaja di SMP Negeri 3 Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design
dengan menggunakan bentuk rancangan one group pretest-postest. Teknik sampling yang digunakan adalah
proportional stratified random sampling, dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 56 responden. Hasil analisis
uji statistik dengan menggunakan uji McNemmar didapatkan nilai p value= 0,000 � α 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa hasil penelitian ini menunjukan ada pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang
Bahaya Rokok Pada Remaja Di SMP Negeri 3 Kendal dengan nilai p value = 0,000.
Abstract
WHO says 1 of 10 deaths in adults due to smoking. Indonesia already ranks fifth among countries with the
highest levels of tobacco consumption in the world. Smoking habits in students caused by a misunderstanding of
information, the influence of advertising and the influence of friends. Smoking behavior related to knowledge,
one's attitude towards smoking, and education. The purpose of this study was to determine the effect of health
education on knowledge about the dangers of smoking on teenagers in SMP Negeri 3 Kendal. This research is a
pre-experimental design using draft form one group pretest-posttest. The sampling technique used was
proportional stratified random sampling, and obtained total sample of 56 respondents. The results of the analysis
of the statistical test using the test McNemmar obtained p value = 0.000 � α 0.05. It can be concluded that the
results of this study showed no effect of the Health Education Awareness About Dangers Of Smoking On Teens
In Junior High School 3 Kendal with p value = 0.000.
44 Pengaruh Pend
Jurnal idika n Kese
Keperawatan Anakhatan Terhadap
. Volume 1, No. 1,Penge tahuan
Mei 2013; Tenta ng B ahaya
44-48 44
Rokokpada Rema ja Di Smp Ne geri 3 Kend al | Elok Nuradita, Mariyam
Pendahuluan banyak informasi (pengetahuan) akan
Masa remaja merupakan masa peralihan dari mempersepsikan informasi tersebut sesuai
masa kanak-kanak ke masa dewasa dan terjadi dengan predisposisi psikologisnya.
perubahan fisik yang cepat menyamai orang Pengetahuan yang memadai tentang bahaya
dewasa, tetapi emosinya belum tentu rokok bagi kesehatan diharapkan membuat
mengikuti perkembangan jasmaninya. orang yang belum merokok tetap tidak
Menurut Hurlock (1998) dalam Putri (2010) merokok dan para perokok yang sudah
setiap periode tumbuh kembang mempunyai terlanjur bisa menghentikan kebiasaan yang
tahapan tersendiri, namun masa remaja sering sangat berbahaya ini (Putri, 2010).
menjadi masalah yang sulit diatasi oleh anak
laki-laki maupun anak perempuan. Kesulitan Survei pada beberapa SMP di Jakarta, setiap
pertama, masalah anak yang sebagian besar siswa mulai merokok dengan presentase 40%
diselesaikan oleh orang tua dan guru sebagai perokok aktif terdiri atas 35% putra
mengakibatkan remaja tidak berpengalaman dan 5% putri. Kebiasaan merokok pada pelajar
dalam mengatasinya. Kedua, karena remaja disebabkan karena kesalahpahaman informasi,
merasa telah mandiri, sehingga mereka ingin pengaruh iklan dan pengaruh teman. Diperoleh
mengatasi masalahnya sendiri, menolak hasil angket Yayasan Jantung Indonesia
bantuan orang tua dan guru. Sedangkan sebanyak 77% siswa merokok karena
menurut Suryanah (1996) dalam Putri (2010) pengaruh teman (Imam (2009) dalam Putri,
masalah dikalangan remaja yang banyak 2010).
terjadi antara lain ketergantungan obat,
ketergantungan alkohol, dan ketergantungan Fenomena seperti ini terjadi di sekolah lainnya
terhadap rokok. termasuk SMP Negeri 3 Kendal, ada siswa
merokok pada saat istirahat dan waktu pulang
Di Indonesia, jumlah kematian akibat penyakit sekolah, meski larangan merokok di sekolah
yang disebabkan dari kebiasaan merokok sudah ada. Dari hasil studi pendahuluan yang
mencapai 300 ribu pertahun. Hampir 60 persen dilaksanakan pada tanggal 25 September 2012
kematian di Indonesia disebabkan oleh melalui wawancara dengan 10 siswa SMP
penyakit tidak menular (PTM) yang Negeri 3 Kendal didapatkan hasil bahwa 10
disebabkan oleh rokok seperti stroke, siswa mengetahui tentang rokok dan diantara
hipertensi dan penyakit jantung yang kini mereka terdapat 5 siswa merokok dan 5 siswa
jumlahnya semakin meningkat. Hal tersebut, tidak merokok. Pengetahuan rokok mereka
merupakan ancaman bagi pertumbuhan sangat terbatas, hanya sekedar tahu bahwa
ekonomi, karena PTM yang semula terjadi rokok tidak baik untuk kesehatan, tidak
pada usia lanjut kini mulai menyerang pada memiliki pengetahuan yang luas akan bahaya
usia yang lebih muda. Prevalensi perokok di rokok. Melihat fenomena ini peneliti tertarik
Indonesia, dengan usia di atas 15 tahun pun untuk meneliti masalah ini lebih lanjut.
terus meningkat. Perokok dengan usia 5 tahun
berdasar Riskesdas tahun 2010 terjadi di Metode Penelitian
beberapa provinsi dan yang terbesar ada di Penelitian ini merupakan penelitian pre-
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI experimental design dengan menggunakan
Yogyakarta dan Sumatera Selatan (Juliyah, bentuk rancangan one group pretest-postest.
2012). Pretest-postest penelitian dilakukan dengan
cara memberikan penilaian awal (pretest)
Menurut Emilia (2008), perilaku merokok terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan
berkaitan dengan pengetahuan, sikap (intervensi), kemudian diberikan intervensi
seseorang terhadap rokok dan pendidikan. Di dengan cara melakukan pendidikan kesehatan
Indonesia, belum ada kurikulum khusus setelah itu dilakukan posttest.
tentang masalah berhubungan dengan rokok. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
Informasi bahaya merokok dimasukkan kelas VII dan VIII SMP Negeri 3 Kendal
sebagai salah satu topik dalam mata pelajaran tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
Biologi dan Pendidikan Jasmani. Pengetahuan 226 siswa. Siswa kelas IX tidak diambil
yang cukup akan memotivasi individu untuk sebagai populasi karena akan menghadapi
berperilaku sehat. Orang yang dipenuhi Ujian Nasional dan tidak diijinkan oleh pihak
Pengaruh Pend
Pengaruh idika n Kese
Pendidikan hatanTerhadap
Kesehatan Terhadap Penge tahuan
Pengetahuan TentangTenta ng Rokok
Bahaya B ahaya
Pada Remaja 45 45
Rokokpada Rema ja Di Smp Ne geri 3 Kend al | Elok Nuradita, Mariyam
Di SMP Negeri 3 Kendal
Elok Nuradita, Mariyam
sekolah. Sampel dalam penelitian ini 2. Tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya
ditentukan dengan teknik proportional rokok sesudah pendidikan kesehatan
stratified random sampling, yaitu metode Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tingkat
pengambilan sampel acak dengan jumlah yang
seimbang atau proporsional (Sugiyono, 2007). Tingkat Jumlah
Persentase
Adapun besarnya sampel ditentukan dengan pengetahuan responden
Rendah 2 3,6
banyaknya subjek, apabila subjek lebih dari
Sedang 21 37,5
100 maka sampel diambil antara 10% sampai Tinggi 33 58,9
15% atau 20% sampai 25% atau bila subjek Jumlah 56 100,0
kurang dari 100 lebih baik semua, sehingga
Tabel distribusi pengaruh pendidikan kesehatan
penelitian merupakan penelitian populasi
terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang
(Arikunto, 2006). Sampel menggunakan 25% bahaya rokok
dari populasi yaitu 56 siswa. Tempat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sesudah
penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Kendal pendidikan kesehatan.
dan dilakukan pada bulan Februari 2013. Pada tabeldi atas menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan siswa tentang bahaya rokok
Pengetahuan tentang bahaya rokok pada sesudah pendidikan kesehatan mayoritas
remaja diukur dengan kuesioner dan intervensi memiliki kategori tinggi sebanyak 33
dilakukan dengan memberikan pemberian responden (58,9%).
informasi tentang bahaya rokok. Setelah
diberikan intervensi, pengetahuan diukur 3. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
kembali.untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya
pemberian informasi terhaap pengetahuan rokok
responden dilakukan pengujian dengan uji
Uji
Marginal Homogeneity Test. Pendidk Pengetahuan Marginal
an
Total Homogen
kesehat
Hasil an Rendah Sedang Tinggi eity
1. Tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya p value
rokok sebelum pendidikan kesehatan Sebelu 15 39 2 56
m (26,8%) (69,6%) (3,6%) (100%)
Tabel Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan 0,000
2 21 33 56
siswa tentang bahaya rokok sebelum pendidikan Sesudah (3,6%) (37,5%) (58,9%) (100%)
kesehatan.
Tingkat
Jumlah responden Persentase Tabel tersebut memperlihatkan bahwa tingkat
pengetahuan
Rendah 15 26,8 pengetahuan siswa tentang bahaya rokok
Sedang 39 69,6 sebelum pendidikan kesehatan mayoritas
Tinggi 2 3,6 dalam ketegori sedang yaitu 39 responden
Jumlah 56 100,0 (69,6%) dan sesudah pendidikan kesehatan
mayoritas pengetahuan siswa tinggi yaitu 33
responden (58,9%). Sedangkan uji statistik
Tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat menggunakan uji Marginal Homogeneity
pengetahuan siswa tentang bahaya rokok diperoleh nilai signifikansi p value = 0,000
sebelum pendidikan kesehatan mayoritas (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
berkategori sedang sebanyak 39 responden terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
(69,6%). terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang
bahaya rokok di SMP Negeri 3 Kendal.
Diskusi
Tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya
rokok sebelum pendidikan kesehatan
mayoritas dalam kategori sedang yaitu
sebanyak 39 responden (69,6%). Dapat
disimpulkan bahwa siswa di SMP Negeri 3
Kendal berpengetahuan sedang tentang bahaya
PengaruhJurnal
46 Pend idika n Kese hatan
Keperawatan Terhadap
Anak . Volume Penge
1, No. 1, Meitahuan Tenta ng B ahaya
2013; 44-48 46
Rokokpada Rema ja Di Smp Ne geri 3 Kend al | Elok Nuradita, Mariyam
rokok sebelum dilakukannya pendidikan Pendidikan kesehatan yang dilaksanakan di
kesehatan yang didapatkan mereka. SMP Negeri 3 Kendal memberikan perubahan
tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya
Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau rokok. Hal ini terbukti dengan didapatkannya
penerapan pendidikan di dalam bidang hasil uji statistik menggunakan Marginal
kesehatan. Secara operasional pendidikan Homogeneity Test dengan nilai p value sebesar
kesehatan adalah semua kegiatan untuk 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menujukkan
memberikan dan atau meningkatkan perubahan yang positif tentang tingkat
pengetahuan, sikap, dan praktek baik individu, pengetahuan siswa akan bahaya rokok setelah
kelompok atau masyarakat dalam memelihara dilakukannya pendidikan kesehatan.
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2005). Pendidikan kesehatan Simpulan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan pengetahuan siswa tentang bahaya rokok
kesehatan diri yang berkaitan dengan rokok. sebelum dilakukannya pendidikan kesehatan
mayoritas dalam kategori sedang yaitu sebesar
Pendidikan kesehatan adalah segala upaya 69,6%. Pengetahuan siswa tentang bahaya
yang direncanakan dalam mempengaruhi rokok sesudah dilakukannya pendidikan
orang lain dalam menyadarkan atau merubah kesehatan mayoritas dalam kategori tinggi
sikapnya di bidang kesehatan agar lebih baik. yaitu sebesar 58,9%. Terdapat pengaruh antara
Pendidikan kesehatan yang dimaksud dalam pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
penelitian ini adalah pendidikan kesehatan siswa tentang bahaya rokok di SMP Negeri 3
yang berkaitan dengan kesehatan diri yang Kendal dengan didapatkannya hasil nilai
berkaitan dengan rokok. signifikansi melalui Marginal Homogeneity
Test (p value=0,000 < 0,05).
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dalam
beberapa metode pendidikan Individual dan Bertilik dari hasil penelitian diharapkan
kelompok. Pendidikan kesehatan dalam skala bahaya rokok tetap menjadi salah satu materi
besar dapat dilakukan dengan metode dalam pelajaran di sekolah. Pendidikan
ceramah. Metode ini cocok untuk sasaran yang kesehatan merupakan bekal yang didapatkan
berpendidikan tinggi maupun rendah. Dalam siswa dalam menghindari rokok.
penelitian ini metode yang digunakan metode
ceramah karena peneliti menilai bahwa metode Daftar Pustaka
ini paling cocok digunakan dalam
melaksanakan pendidikan kesehatan di SMP Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Negeri 3 Kendal. Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Pengaruh PendPendidikan
Pengaruh idika n Kese hatan Terhadap
Kesehatan Terhadap Penge tahuan
Pengetahuan Tenta
Tentang ng Rokok
Bahaya Pada Remaja 47
B ahaya 47
Rokokpada Rema ja Di Smp Ne geri 3 Kend al | Elok Nuradita, Mariyam
Di SMP Negeri 3 Kendal
Elok Nuradita, Mariyam
Dinkes Jateng. 2009. Frofil Kesehatan Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinas Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :
Kesehatan Jawa Tengah Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba
Ekowati. 2012. Jumlah Perokok Muda Medika.
Meningkat. Diakses tanggal 10 September
2012 dari http://tempo.co Perry dan Potter. (2005) .Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep,
Juliyah. 2012. Di Indonesia 300 Ribu Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
Kematian Pertahun Akibat Rokok. Diakses
tanggal 10 September 2012 dari Puryanto. 2012. Pengaruh Pendidikan
http://infopublik.kominfo.go.id Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Siswa Tentang Bahaya Rokok.
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Teknik Semarang : STIKES Telogorejo
Konseling Kesehatan Remaja Bagi Tenaga
Kesehatan. Jakarta : Dirjen Bina Kesehatan Putri. 2010. Hubungan Antara Tingkat
Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Pengetahuan Tentang Rokok Terhadap
Perilaku Merokok Pada Siswa Kelas II
Kristiono. 2008. Perkembangan SMK Bhinneka Patebon Kendal. Kendal :
Psikologi Remaja. Diakses tanggal 12 STIKES Kendal
September 2012 dari
http://kristiono.wordpress.com Sarwono. 2002. Sosiologi Kesehatan dan
Beberapa Kasus Beserta Aplikasi.
Manasikana, Arina. 2009. Hubungan Sikap Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Remaja Tentang Merokok Dengan Perilaku
Merokok Remaja Di SMP 3 Patebon Sudjana. 2002. Desain dan Analisis
Kabupaten Kendal. Kendal : STIKES Eksperimen Jilid 4. Bandung : Tarsito
Kendal Bandung
Mubarok. Remaja dan Perilaku Merokok. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.
Diakses tanggal 25 September 2012 dari Bandung : Alfabeta
http://id.shvoong.com/medicine-and-
health/1928293-remaja-dan-perilaku- Sutrisno, H. 2000. Metodologi Research 2.
merokok.html Yogyakarta : Yayasan Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Muladi, A. 2010. Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR). Diakses tanggal 12 Tisna. 2009. Perkembangan Sosial dan
September 2012 dari Bahasa Remaja. Diakses tanggal 12
http://www.infodokterku.com September 2012 dari
http://tisna2008.wordpress.com
Mu’tadin, Z. 2002. Remaja dan Rokok.
Diakses tanggal 12 September 2012 dari Triswanto, SD. 2007. Stop
http://www.e-psikologi.com/remaja/ Smoking.Yogyakarta : Progresif Books.
050602.htm.
Udiyono, A. 2007. Metodologi Penelitian
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Kesehatan. Semarang : UNDIP.
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Yusuf, I. 2003. Makalah Seminar Seksualitas
. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Di Kalangan Remaja
Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta
Pengaruh
48 Pend idika
Jurnal n Kese hatan
Keperawatan Anak . Terhadap Penge
Volume 1, No. tahuan
1, Mei 2013; Tenta
44-48 ng B ahaya 48
Rokokpada Rema ja Di Smp Ne geri 3 Kend al | Elok Nuradita, Mariyam