DEFINISI
1.1 Pengertian
1
memerlukan bantuan untuk menjaga jalan napas paten. Fungsi
kardiovaskuler biasanya dijaga.
Dapat terjadi progresi dari sedasi minimal menjadi sedasi dalam di
mana kontak verbal dan refleks protektif hilang. Sedasi dalam dapat meningkat
hingga sulit dibedakan dengan anestesi umum, dimana pasien tidak dapat
dibangunkan, dan diperlukan tingkat keahlian yang lebih tinggi untuk
penanganan pasien. Kemampuan pasien untuk menjaga jalan napas pasien
sendiri merupakan salah satu karakteristik sedasi sedang atau sedasi sadar,
tetapi pada tingkat sedasi ini tidak dapat dipastikan bahwa refleks protektif
masih baik. Beberapa obat anestesi dapat digunakan dalam dosis kecil untuk
menghasilkan efek sedasi. Obat-obat sedative dapat menghasilkan efek anestesi
jika diberikan dalam dosis yang besar.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATALAKSANA
4
Seluruh petugas anestesi harus benar-benar terlatih dalam memberikan
pelayanan yang aman dan efektif, terlatih dalam aspek teoritis dan klinis
tentang sedasi dan masing-masing mengerti jelas tentang peran masing masing.
Persiapan dan prosedur sedasi pada pasien :
Persiapan dan prosedur sedasi pada pasien harus dilakukan secara cermat antara
lain :
A. Prosedur Pra Sedasi :
1) Pada Pra sedasi dilakukan penyusunan rencana termasuk indentifikasi
perbedaan antara populasi dewasa dan anak atau pertimbangan khusus
lainnya, dan asesmen pra sedasi sesuai prosedur yang berlaku.
2) Pasien diberikan informasi dan edukasi tentang tindakan yang akan
dilakukan, dan memintakan persetujuan terhadap tindakan tersebut,
atau persetujuan khusus bila ada. ( inform concent )
3) Menyiapkan dokumen yang diperluakn tim pelayanan untuk dapat
bekerja dan berkomunikasi secara efektif.
4) Menyiapkan frekwensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan
5) Kualifikasi dan ketrampilan khusus para staf yang terlibat dalam proses
sedasi
6) Ketersediaan obat dan penggunaan alat spesialistik
7) Penilaian pra operasi, informasi pra-dan pasca operasi
8) Pencatatan semua tindakan pada rekam medis
B. Prosedur Selama Sedasi :
1) Melakukan prosedur observasi pasien seperti pada prosedur Selama
Anesthesi
2) Memonitor pasien selama sedasi dan mencatat semua pemantauan
selama sedasi berlangsung
3) Mendokumentasikan semua tindakan, temuan dan alternative tindakan
dalam rekam medis.
5
C. Prosedur setelah sedasi :
1) Memonitor pasien post pemberian sedasi
2) Menilai kriteria pemulihan dan discharge dari sedasi, dan
mendokumentasikan dalam rekam medis.
6
B. Sedo-analgesia
Istilah ini menggambarkan penggunaan kombinasi obat sedatif dengan
anestesi lokal, misalnya selama pembedahan gigi atau prosedur pembedahan
yang menggunakan blok regional. Perkembangan pembedahan invasif
minimal saat ini membuat teknik ini lebih luas digunakan.
C. Prosedur radiologic
Beberapa pasien, terutama anak-anak dan pasien cemas, tidak mampu
mentoleransi prosedur radiologis yang lama dan tidak nyaman tanpa sedasi.
Perkembangan penggunaan radiologi intervensi selanjutnya meningkatkan
kebutuhan penggunaan sedasi dalam bidang radiologi.
D. Endoskopi
Obat-obat sedatif umumnya digunakan untuk menghilangkan kecemasan
dan memberi efek sedasi selama pemeriksaan dan intervensi endoskopi.
Pada endoskopi gastrointestinal (GI), analgesik lokal biasanya tidak tepat
digunakan, perlu penggunaan bersamaan obat sedatif dan opioid sistemik.
Sinergisme antara kelompok obat-obat ini secara signifikan meningkatkan
resiko obstruksi jalan napas dan depresi ventilasi.
E. Terapi intensif
Kebanyakan pasien dalam masa kritis membutuhkan sedasi untuk
memfasilitasi penggunaan ventilasi mekanik dan intervensi terapetik lain
dalam ICU. Dengan meningkatnya penggunaan ventilator mekanik,
pendekatan modern yaitu dengan kombinasi analgesia yang adekuat dengan
sedasi yang cukup untuk mempertahankan pasien pada keadaan tenang tapi
dapat dibangunkan. Farmakokinetik dari tiap-tiap obat harus
dipertimbangkan, di mana sedatif terpaksa diberikan lewat infus untuk
waktu yang lama pada pasien dengan disfungsi organ serta kemampuan
metabolisme dan ekskresi obat yang terganggu. Beberapa obat yang berbeda
digunakan untuk menghasilkan sedasi jangka pendek dan jangka panjang di
ICU, termasuk benzodiazepin, obat anestetik seperti propofol, opioid, dan
agoni α2-adrenergik. Nilai skor sedasi selama perawatan masa kritis telah
7
dibuat sejak bertahun-tahun, tapi perhatian lebih terfokus akhir-akhir ini
pada pentingnya sedasi harian ‘holds’; strategi interupsi harian dengan obat-
obat sedasi menyebabkan lebih sensitifnya kebutuhan untuk sedasi. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi insiden terjadinya komplikasi terkait
penggunaan ventilasi mekanik selama masa kritis dan untuk mengurangi
lama perawatan.
F. Suplementasi terhadap anestesi umum
Penggunaannya yaitu dari sinergi antara obat-obat sedatif dan agen induksi
intravena dengan teknik ko-induksi. Penggunaan sedatif dalam dosis rendah
dapat menghasilkan reduksi signifikan dari dosis agen induksi yang
dibutuhkan, dan dengan demikian mengurangi frekuensi dan beratnya efek
samping.
8
Ada resiko-resiko yang ditimbulkan dalam pemberian sedasi yang harus
diperhatikan terutama pada anak-anak. Maka petugas yang berkompeten dan
yang bersertifikat dan sudah mendapat pelatihan serta bersertifikat
ATLS/ACLS/BHD, sangat disarankan untuk bertindak sebagai operator Sedasi.
Resiko pemberian sedasi yang sering terjadi adalah :
a. Obstruksi Jalan Nafas
b. Apnea ( Gagal Nafas )
c. Hypotensi
d. Cardiac arrest
e. Pemanjangan Efek ( Prolong Sedation )
9
j. Peningkatan tekanan intrakranial.
k. Epilepsi berat atau tidak terkontrol.
l. Alergi atau kontraindikasi spesifik untuk obat-obatan sedasi atau gas
(misalnya nitrogen oksida harus dihindari jika dijumpai
adanya pneumotoraks).
m. Prosedur lama atau menyakitkan.
10
kontrol dan mudah di kembalikan namun pada anak-
anak prosedur ini sering menyebabkan kecemasan
4. Secara Inhalasi Memberikan analgesia
Membutuhkan kerja sama pasien
Umumnya menimbulkan Mual Dysphoria.
Catatan: Pada anak yang lebih besar dosis tidak boleh melebihi dosis dewasa
normal.
11
Agen sedasi intravena
Obat Dosis sedasi Detail
(mg/kg)
Midazolam 0,5 – 0,2 Apnue mungkin terjadi
Amnesia
Gangguan prilaku dapat terjadi
Diazepam 0,1-0,5 Diazemuls = lipid formulasi
Waktu paruh panjang, berisiko pemulih
an tertunda
Fentanyl, 0,5 mcg/kg Sering digunakan bersama propopol
diazepam Midazolam atau ketamin dapat
digunakan melalui
oral. Apnea, mual & muntah dapat
terjadi
Efek potensiasi dengan obat sedasi
lainnya
Ketamin 0,5 – 1,0 Dapat diberikan melalui IM, oral, IV
Sering digunakan dengan
benzodiazepam
Propopol Dalam evaluasi Beresiko apnue
Beresiko menginduksi anestesi
12
Agen sedasi inhalasi
Obat Dosis Detail
13
BAB IV
DOKUMENTASI
Asuhan pelayanan Sedasi yang seragam di seluruh rumah sakit merupakan proses
pelayanan yang dilakukan oleh seluruh staf rumah sakit kepada pasien untuk
memenuhi kebutuhan pasien seperti di IGD, rawat inap, Radiologi dan NICU/ICU
serta penyampaian informasi asesmen pasien, dan asuhan pelayanan sedasi yang
diberikan RS. Tiara Sella pada asuhan pasien melalui tim medis.
Buku panduan Pelayanan Sedasi pasien yang seragam didampingi dengan dokumen
sebagai berikut :
Dokumen Regulasi
Demikian buku panduan ini dibuat untuk pedoman asuhan pasien yang seragam di
RS. Tiara Sella . Maka segala pelayanan pasien wajib berdasarkan buku pedoman ini
terhitung setelah disahkan oleh Direktur RS. Tiara Sella
14