2089-7669
ABSTRACT
yaitu nama inisial pasien, usia, paritas, tinggi dibandingkan yang tidak menga-
anemia dan persalinan lama. Kemudian lami perdarahan postpartum pada
peneliti mengisi lembar chek list, kelompok umur yang sama ( resiko
dimana peneliti memberikan tanda tinggi). Sedangkan proporsi umur ibu
(√)meliputi usia, paritas, anemia, yang tidak beresiko (<20 tahun atau
persalin-an lama dari 51 pasien ibu >35 tahun) lebih besar sebanyak 37
bersalin yang mengalami perdarahan post orang ( 72,5%) pada kelompok kontrol
partum dan 51 pasien ibu bersalin yang di banding dengan kelompok kasus
tidak mengalami perdarahan post sebanyak 21 orang (41,2%). Hal ini
partum berdasarkan catatan medik menunjukkan bahwa persentase
pasien. yangtidak mengalami perdarahan
Penelitian ini menggunakan ana- postpartum pada usia tidak beresiko
lisa bivariat dengan odd ratio, yaitu lebih tinggi dibandingkan yang
suatu rasio perbandingan pajanan dian- mengalami perda-rahan postpartum
tara kelompok kasus terhadap pajanan pada kelompok umur yang sama (tidak
pada kelompok kontrol. beresiko).
Hasil perhitungan Odds Ratio
HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan bahwa umur merupakan
faktor resiko kejadian perdarahan
Hasil postpartum, yang artinya umur ibu
Setelah di lakukan penelitian yang beresiko(< 20 tahun atau> 35
terhadap 51 ibu bersalin yang menga- tahun) mempunyai resiko 3,7 kali lebih
lami perdarahan postpartum dan 51 ibu besar untuk terjadi perdarahan postpar-
bersalin yang tidak mengalami per- tum dibandingkan ibu yang berumur
darahan postpartum di Puskesmas tidak beresiko ( 20 – 35 tahun).
Pamotan Kabupaten Rembang, di
dapatkan data yang akan di sajikan Paritas ibu bersalin
dalam bentuk tabel untuk menjelaskan
masing – masing faktor. Dari hasil Dari tabel 2 Menjelaskan pro-
pengolahan data yang telah dilakukan porsi paritas ibu yang beresiko tinggi (1
kemudian disajikan dalam bentuk atau >3) lebih besar sebanyak 33 orang
deskriptif maupun analisis besar resiko (64,7%) pada kelompok kasus di
variabel independen terhadap variabel banding dengan kelompok kontrol
dependen sebagai berikut : sebanyak 22 orang (43,1%). Hal ini
menunjukkan bahwa persentase yang
Umur ibu bersalin mengalami perdarahan postpartum yang
beresiko tinggi lebih tinggi disbanding-
Dari tabel 1 Menjelaskan pro- kan yang tidak mengalami perdarahan
porsi umur ibu yang beresiko tinggi postpartum pada kelompok paritas
(<20 tahun atau >35 tahun) lebih besar yang sama (Resti). Sedangkan proporsi
sebanyak 30 orang ( 58,8%) pada paritas ibu yang tidak beresiko (1 atau
kelompok kasus di banding dengan >3) lebih besar sebanyak 29 orang (
kelompok kontrol sebanyak 14 orang 56,9%) pada kelompok kontrol di
(27,5%). Hal ini menunjukkan bahwa banding dengan kelompok kasus
persentase yang mengalami perdarahan sebanyak 18 orang (35,3%). Hal ini
postpartum yang beresiko tinggi lebih menunjukkan bahwa persentase yang
44
JURNAL KEBIDANAN Vol.7 No.15 April 2018 ISSN.2089-7669
komplikasi baik medis maupun obs- kinan lebih besar untuk terjadi
tetrik yang dapat membahayakan jiwa persalinan lama dan perdarahan post-
ibu, Kematian maternal pada ibu yang partum.
hamil dan melahirkan pada umur <20 Hasil penelitian ini sesuai dengan
tahun dan umur >35 tahun akan penelitian Pardosi, S. (2005) menyim-
meningkatkan secara bermakna, karena pulkan bahwa ibu hamil dengan umur
mereka terpapar pada sehingga menga- <20 atau >35 tahun memiliki risiko
pa umur berpengaruh sebagai penyebab perdarahan postpartum 2,3 kali lebih
perdarahan postpartum. (Manuaba. besar dibandingkan ibu hamil yang
2010). dengan umur 20 – 35 tahun.
Usia kurang dari 20 th alat Penelitian menunjukkan bahwa
reproduksi tidak sehat sehingga sering paritas merupakan faktor resiko, dima-
timbul komplikasi persalinan. Umur na besar resikonya adalah 2,4 yang
lebih dari 35 th tahun berhubungan artinya paritas beresiko (1 atau
dengan mulainya terjadi regenerasi sel >3)mempunyai resiko 2,4 kali lebih
– sel tubuh terutama dalam hal ini besar untuk mengalami perdarahan
endometrium, akibat usia biologi jaringan postpar-tum dibandingkan paritas tidak
dan adanya penyulit pada ibu hamil bere-siko (2-3).
pada usia 36 tahun ( Cuningham, Setiap kehamilan rahim mengalami
2006). Pada usia < 20 tahun merupakan pembesaran, terjadi peregangan otot-
resiko tinggi kehamilan yang mengan- otot rahim. Akibat regangan tersebut
cam keselamatan ibu dan bayi hal ini elastisitas otot-otot rahim rahim tidak
disebabkan pada usia muda organ- kembali seperti sebelum hamil setelah
organ reproduksi dan fungsi fisiologis- persalinan. Semakin sering ibu hamil
nya belum optimal secara psikologis dan melahirkan, semakin dekat jarak
belum tercapainya emosi dan kejiwaan kehamilan dan kelahiran, elastisitas
yang cukup dewasa sehingga akan uterus semakin terganggu, akibatnya
berpengaruh terhadap penerimaan uterus tidak berkontraksi secara sempurna
kehamilannya yang akhirnya akan dan mengakibatkan perdarahan post-
berdampak pada proses kehamilan partum.( Saifudin. 2010)
persalinan hingga masa nifas. Ibu Hasil penelitian ini sejalan
dengan usia < 20 tahun masih berada dengan penelitian Purwanti, S. (2014)
dalam tahap pertumbuhan dan menyimpulkan bahwa paritas juga ber-
perkembangan sehingga kondisi hamil hubungan secara bermakna dengan
akan membuat dirinya harus berbagi kejadian perdarahan postpartum. Ibu
dengan janin yang sedang di kandung hamil dengan paritas 1 atau lebih dari 3
untuk memenuhi kebutuhan gizinya, memiliki risiko perdarahan postpartum
rahim dan panggul sering kali belum 2,2 kali lebih besar dibandingkan ibu
tumbuh mencapai ukuran dewasa. hamil yang dengan paritas 2 sampai 3.
Sebagai akibatnya pada umur tersebut Penelitianmenunjukkan
bila melahirkan bisa mengalami persa- bahwaanemia merupakan faktor resiko,
linan lama, sehingga beresiko terjadi- dimana besar resikonya adalah 1,8, yang
nya perdarahan postpartum. Bila umur artinya ibu yang anemia (Hb <11)
diatas 35 tahun kondisi kesehatan mempunyai resiko 1,8 kali lebih besar
sudah menurun sehingga hamil pada untuk mengalami perdarahan postpar-
umur tersebut mempunyai kemung-
46
JURNAL KEBIDANAN Vol.7 No.15 April 2018 ISSN.2089-7669
tum dibandingkan ibu yang tidak sedangkan pada bayi berupa infeksi,
anemia (Hb >11) trauma persalinan dan aspiksia sampai
Kekurangan hemoglobin dalam kematian janin dalam rahim yang
darah dapat menyebabkan komplikasi akhirnya menyebabkan angka kematian
lebih serius bagi ibu baik dalam ibu dan bayi. (Manuaba, 2010).
kehamilan, persalinan dan nifas. Oksi- Partuslama disebabkan kontraksi uterus
gen yang kurang pada uterus akan yang tidak adekuat, selain faktor janin
menyebabkan otot-otot uterus tidak dan faktor panggul ibu. Jenis kelainan
berkontraksi dengan adekuat sehingga kontraksi rahim adalah inertia uteri
dapat timbul atonia uteri yang dimana kontraksi rahim lebih singkat
mengakibatkan perdarahan postpartum dan jarang sehingga tidak menghasilkan
(Manuaba, 2010). penipisan dan pembukaan serviks, serta
Anemia dapat mengurangi daya penurunan bagian terbawah janin,
tahan tubuh ibu dan meninggikan selain inertia uteri kelainan kontraksi
frekuensi komlipkasi kehamilan serta lain adalah incoordinat uteri action
persalinan. Anemia juga menyebabkan yaitu tonus otot uterus meningkat di
risiko perdarahan pasca persalinan. luar kontraksi, tidak ada kordinasi
Penelitian ini sesuai dengan penelitian antara kontraksi bagian atas, tengah
Dina, D (2013) yang menyatakan dan bawah menyebabkan kontraksi
bahwa anemia bermakna sebagai faktor tidak efisien dalam mengadakan
risiko yang mempengaruhi perdarahan pembukaan. Persalinan lama dapat
postpartum. Ibu yang mengalami menyebabkan kelelahan uterus dimana
anemia berisiko 2,9kali mengalami tonus otot rahim pada saat setelah
perdarahan postpartum dibanding ibu plasenta lahir uterus tidak dapat
yangtidak mengalami anemia. berkontraksi dengan baik sehingga
Persalinan lama adalah persalinan terjadi perdarahan postpartum.
yang berlangsug lebih dari 24 jam pada Hasil penelitian ini sesuai dengan
primi, dan lebih dari 18 jam pada multi penelitian Dina, D (2013) menyimpul-
( Mochtar, 2012). kan bahwa persalinan lama memiliki
Hasil penelitian menunjukkan resiko 3,5 kali lebih besar untuk
bahwa persalinan lama merupakan mengalami perdarahan postpartum.
faktor resiko dimana besar resikonya
adalah 1,5 yang artinya ibu yang KESIMPULAN
mengalami partus lama mempunyai
resiko 1,5 kali lebih besar untuk 1. Umur beresiko (< 20 atau > 35
mengalami perdarahan postpartum di- tahun) memiliki risiko untuk menga-
bandingkan ibu yang tidak mengalami lami perdarahan postpartum 3,7lebih
persalinan lama. besar daripada ibu yang berumur
Mekanisme terjadinya perdarahan tidak beresiko (20 – 35 tahun).
pada persalinan lama adalah kelemahan 2. Paritas beresiko ( 1 dan > 3)
dan kelelahan otot rahim.Bila persa- memiliki risiko 2,4 kali lebih besar
linan berlangsung lama dan terlambat untuk mengalami perdarahan post-
penanganannya dapat menimbulkan partum dibandingkan dengan paritas
trias komplikasi baik terhadap ibu tidak beresiko ( 2 – 3).
maupun bayi. Pada ibu berupa penda- 3. Ibu hamil dengan anemia ( Hb<11 )
rahan, infeksi dan trauma persalinan, memiliki risiko 1,8 kali lebih besar
47
JURNAL KEBIDANAN Vol.7 No.15 April 2018 ISSN.2089-7669
48
JURNAL KEBIDANAN Vol.7 No.15 April 2018 ISSN.2089-7669
49