Anda di halaman 1dari 11

PENCEMARAN AIR

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan

yang dibina oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati, M.S

Oleh :

Offering I 2018

Kelompok 14

Badrul Munir Arrosadi (150342607243)

Fatih Al Haq An Nashr Muhsin (180342618081)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BIOLOGI

April, 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia, dengan
17.499 pulau dari Sabang hingga Merauke. Indonesia juga menduduki peringkat ke lima
di Dunia sebagai pemilik sumber daya air tawar yang melimpah. Tapi sayang pengelolaan
air di Indonesia masih kurang, pencemaran air masih sering terjadi di beberapa daerah
terutama daerah perkotaan yang membutuhkan pasokan air bersih yang cukup banyak.
Indonesia terkenal dengan Sungai Ciliwung-Nya, BPS menyebutkan kualitas air sungai
Ciliwung pada tahun 2016 masuk dalam kategori cemar berat.
Air merupakan komponen penting terhadap kelangsungan hidup manusia.
Keberadaan air memiliki peran yang cukup vital dalam perkembangannya menuju kearah
kesejahteraan manusia. Hal ini didukung dari fakta bahwa manusia membutuhkan air yang
cukup banyak demi kesejahteraan manusia.
Masalah ini merupakan permasalahan yang amat serius yang harus di hadapi oleh
masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa. Sebagai penerus bangsa Indonesia yang
paham akan permasalahan pencemaran air, mahasiswa harus memiliki peran yang lebih
besar dalam menggalangkan semangat untuk mejaga kondisi lingkungan perairan supaya
tidak air di Indonesia kembali bersih dari segala pencemaran.
Salah satu upaya untuk melakukan pencemaran air adalah menggunakan teknologi
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau mahasiswa bisa menggunakan media eceng
gondok sebagai filtrasi air yang tercemar yang diletakkan di sumber asal aliran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pencemaran Air itu ?
2. Apakah yang menyebabkan Pencemaran Air ?
3. Bagaimana mengatasi masalah Pencemaran Air ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang disebut dengan Pencemaran Air
2. Mengetahui penyebab Pencemaran Air
3. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi Pencemaran Air
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Air


Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke
dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut Kristanto (2002) pencemaran
air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Keadaan normal air sendiri
adalah berbentuk cairqan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa dan air yang normal
memiliki titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik didih 100°C dan mempunyai kerapatan
1,0g/cm3 pada suhu 4°C (Schoeder, 1977).
Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai
logam berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan
industri. Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat antara lain industri
tekstil, pelapisaan logam, cat/ tinta warna, percetakan, bahan agrokimia dll. Beberapa
logam berat ternyata telah mencemari air, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan
( Wisnu, 1995).

B. Sebab Pencemaran Air


Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi
2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung. Sumber langsung
meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga, dan sebagainya. Sumber
tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah
tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian
seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia
yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
Penurunan kualitas air tidak hanya diakibatkan oleh limbah industri, tetapi juga
diakibatkan oleh limbah rumah tangga baik limbah cair maupun limbah padat (Lallanilla,
2013). Kasus penurunan kualitas air terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di
Kabupaten Cilacap. Di Kabupaten Cilacap, menurunnya kualitas air diakibatkan oleh
pencemaran dari buangan limbah rumah tangga maupun limbah industri yang tidak
mengindahkan aturan pembuangan dan pengolahan limbah yang benar terhadap kondisi
lingkungan sekitarnya, sehingga berdampak pada kondisi air sumur penduduk, air sungai
maupun air tanah, terutama di Cilacap Kota (Pemkab Cilacap, 2008).

C. Macam Limbah Pencemaran Air


1. Limbah Rumah Tangga
Rumah atau gedung yang berada di sekitar sungai, selalu membuang limbah di
sungai, seperti air sabun maupun sampah. Menurut Josua (2013), ada 3 jenis limbah
rumah tangga yaitu limbah pertama berupa sampah, kemudian limbah kedua berupa air
limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci, kemudian limbah ketiga
adalah kotoran yang dihasilkan manusia. Limbah-limbah ini, jika tak dikelola dengan
baik, dapat berpotensi tinggi mencemari lingkungan sekitar
a. Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung
b. Air limbah.
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri
maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga
dilakukan penanganan terhadap limbah. Air kotor adalah air bekas pakai yang
sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak
menimbulkan wabah penyakit.
c. Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-
hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
2. Limbah Industri
Limbah Industri merupakan satu sumber pencemaran air terbesar. Pabrik- pabrik akan
membuang hasil limbah ke sungai, sehingga sungai menjadi tercemar.
Limbah industry ada 3 macam :
a. Limbah Industri cair
Limbah cair adalah bahan-bahan pencemar berbentuk cair. Air limbah adalah air
yang membawa sampah (limbah) dari rumah tinggal, bisnis, dan industri yaitu
campuran air dan padatan terlarut atau tersuspensi dapat juga merupakan air
buangan dari hasil proses yang dibuang ke dalam lingkungan
b. Limbah Industri Padat
Limbah padat merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang tidak terpakai lagi
yang berbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang berasal dari suatu proses
pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan- kegiatan industri,
serta dari tempat- tempat umum. Limbah padat seperti ini apabila dibuang di dalam
air pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat menyebabkan makhluk hidup
yang tinggal di dalamnya akan mati. Sementara apabila dibuang di wilayah daratan
tanpa adanya proses pengolahan, maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut.
Beberapa contoh dari limbah industri padat antara lain adalah plastik, kantong, sisa
pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, lumpur- lumpur
sisa industri, dan lain sebagainya.
c. Limbah Industri gas
Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami maupun
sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas dan pada
umumnya memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang
ada di Bumi. Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas. Oleh karena bentuknya gas,
maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara. Beberapa contoh limbah
gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa
produksi dan lain sebagainya.
d. Limbah Industri B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya
dikenal dengan limbah B3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah
relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumberdaya
(Ginting, 2007)
3. Limbah Pertanian
Limbah pertanian kerap kali memakai pupuk kimia dan pestisida, akan membuat tanah
menjadi tercemar. Tanah yang tercemar, juga akan mecemarkan air yang berada di
dalam tanah. Pestisida yang digunakan pada lahan pertanian sawah, terutama pada awal
musim tanam sebagian atau bahkan seluruhnya akan jatuh dan masuk ke dalam air
sehingga mencemari perairan. Terbukti dari hasil penelitian Ekaputri (2001) yang
menunjukkan bahwa perairan Sungai Ciliwung, Jawa Barat yang mengalir melewati
daerah Bogor, Depok, dan Jakarta mengandung residu insektisida endosulfan dengan
konsentrasi berkisar antara 0,7- 4,0 μg/L.
4. Limbah Peternakan
Limbah peternakan adalah seluruh sisa buangan dari usaha kegiatan peternakan, baik
berupa limbah cair, limbah padat, maupun berupa gas. Menurut Hidayatullah (2005).
Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat
seperti kotoran ternak, ternak yang sudah mati, atau isi perut dari pemotongan ternak
dan sebagainya. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada
dalam fase cair seperti air seni atau urine, air pencucian alat-alat, dll. Limbah gas adalah
semua gas yang berbentuk gasatau berada dalam fase gas. kehadiran bahan pencemar
di dalam air dalam jumlah yang tidak normal mengakibatkan air dinyatakan terpolusi.
Peternakan seringkali membuang limbah darah, bulu, tulang kotoran dll dari hasil
pemotongan hewan ke sungai dan dapat membuat air tercemar.
5. Limbah Transportasi
Limbah oli, limbah bahan bakar dll dapat membuat air sungai menjadi tercemar.
6. Pengolahan sampah yang buruk, juga dapat menyebabkan air menjadi tercemar.
Membuah sampah sembarang ke sungai, atau limbah hasil pengolahan sampah ke
sungai menyebabkan air menjadi tercemar.
7. Penggundulan hutan
Dapat mencemarkan air. Karena jumlah air bersih yang tersimpan di tanah akan
semakin habis, karena tidak adanya pohon yang mengikat air tanah.
8. Pertambangan juga menyebabkan air menjadi tercemar, dan mengurangi pasokan air
bersih. Pertambangan minyak pasir, menyebabkan tanah dan air tanah menjadi
tercemar, serta pertambangan batu kapur pada pegunungan dapat menyebabkan
semakin hilangnya pasokan air bersih.

D. Penanggulangan Pencemaran Air


1. Limbah Rumah Tangga
Salah satu cara untuk menanggulangi pencemaran limbah di rumah tangga seperti
detergen yang digunakan untuk kegiatan mencuci. Bahan pencemar berupa detergen
jika mengalir ke selokan dan akan mencemari sungai. Seringkali ketika dalam
penggunaan detergen selalu berlebihan atau tidak sesuai dengan takarannya. Untuk
itu cara terbaik adalah mengurangi pemakaiaan berlebihan pada detergen yang akan
menyebabkan pencemaran air.
2. Limbah Industri
Salah satu program untuk menanggulangi pencemaran air ialah menggunakan metode
pengolahan air limbah domestik greywater dengan horizontal sub surface flow
constructed wetland system. Metode tersebut merupakan sebuah karya ilmiah karya
mahasiswi Universitas Negeri Malang dalam menanggulangi permasalahan limbah
yang ada di Asrama Putri UM.
3. Limbah Pertanian
Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan hama dan
penyakit tanaman yang dibuat dari bahanbahan alami. Bahan-bahan untuk membuat
pestisida organik diambil dari tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme.
Karena dibuat dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas, pestisida jenis ini lebih
ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia. Bila dibandingkan dengan
pestisida kimia, pestisida organik mempunyai beberapa kelebihan. Pertama, lebih
ramah terhadap alam, karena sifat material organik mudah terurai menjadi bentuk
lain. Sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama di alam
bebas. Kedua, residu pestisida organik tidak bertahan lama pada tanaman, sehingga
tanaman yang disemprot lebih aman untuk dikonsumsi. Ketiga, dilihat dari sisi
ekonomi penggunaan pestisida organik memberikan nilai tambah pada produk yang
dihasilkan. Produk pangan non-pestisida harganya lebih baik dibanding produk
konvensional. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri oleh
petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi. Keempat, penggunaan
pestisida organik yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama terpadu
tidak akan menyebabkan resistensi pada hama.
4. Limbah Peternakan
Penanggulangan dapat berupa pembuatan pupuk organik yang berasal dari kotoran
ternak. Permasalahan pengelolaan sampah tersebut dapat diminimalkan dengan
menerapkan pengelolaan sampah yang terpadu (Integrated Solid Waste Management
/ISWM), diantaranya waste to energy atau pengolahan sampah menjadienergi
(Damanhuri 2010). Kotoran ternak diolah dengan cara yang lebih baik akan bernlai
ekonomi tinggi seperti pemanfaatan kotoran tersebut sebagai bahan pembuatan
biogas, pupuk padat, dan pupuk cair. Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas
pupuk padat ataupun pupuk cair akan menambah nilai ekonomis dari kotoran ternak
tersebut.
5. Limbah Transportasi
Penanggulangan menggunakan diatom yang ada di perairan.
6. Pengelolaan sampah yang baik dapat mencegah pencemaran air, salah satunya adalah
program sadar lingkungan terhadap lingkungan atau sampah dipilah kemudian
dibentuk produk yang memilik nilai jual.
7. Penggundulan hutan, cara menanggulangi nya adalah tebang tanam walaupun dinilai
kurang efektif tapi masih bisa menjadi sebuah solusi untuk menjaga kestabilan
ekosistem hutan.
8. Pertambangan
Pengendapan dengan koagulan tidak cukup untuk menurunkan kadar logam dalam
limbah. Hal ini dikarenakan pH optimum pengendapan dengan koagulan berada pada
kisaran pH mendekati netral sampai asam (Lugosi & Gajari 2002). Salah satu cara
untuk menurunkan kadar logam dalam limbah adalah melalui adsorpsi (jerapan)
dengan menggunakan zeolit. Zeolit memiliki luas permukaan besar dan memiliki
ruang kosong yang dapat ditempati oleh kation, air, atau molekul lain sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai penjerap (Ming & Mumpton 1989).
DAFTAR RUJUKAN

Ginting, Ir. Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri, Cetakan
pertama. Bandung: Yrama Widya

Kristianto, P. 2002. Ekologi Industri. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Schroeder,E.D. 1977. Water and wastewater treatment. Mc Graw-Hill: 357 pp.

Wisnu A Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Haryanto, H. 2007. Pengendalian Hama Pada Ekosistem Sayuran Organik di Lombok Barat
Melalui Pemanfaatan Insektisida Non Kimiawi Sintesis Dan Pengelolaan. Laporan
Penelitian, Universitas Mataram.

Sudiarti, Retno. 2009. Pengolahan Limbah Cair Percetakan Dengan Penambahan Koagulan
Tawa Dan FeCI3 Serta Penyerapan Oleh Zeolit. Institut Pertanian Bogor

Anda mungkin juga menyukai