Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN HIV


DAN AIDS DI DINAS KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI

Aida Andriani*, Wisnatul Izzati


Program Studi DIII Keperawatan STIKes YARSI SUMBAR Bukittinggi
Bukittinggi, 26136, Indonesia
*
Email: aidaandriani21@gmail.com

Submitted :14-11-2017, Reviewed:12-01-2018, Accepted:24-01-2018


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i3.2828

ABSTRACT
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS )isasyndrome inthe formof symptom sand infections
thatarise because aperson infect edwiththe Human Immuno deficiency Virus (HIV),Thereport isba sedon
the NAC (National AIDS Commission) of West Sumatra, aswell asreportsfromDisease Prevention
Section ofWest Sumatra Provincial HealthOffice, Theres earch objective wasto analyze the
implementation ofthe HIV and AIDS counte rmeasure program.Thedesig nofthis study use daqualitative
approach with the methodo fsystem analysis of the data input, process ,output. Results from the study
showed that the absen ceoflocal polici eson the implementation of the HIV and AIDS counterm easure
programs, resourc epoweris still lacking and the off icershave double duty, the Departmen to Health
does not havea HIV national guide book, also the fund sfrom the goverment budget is not focuse donthe
HIV and AIDS, the fund also usedfor P2PL (environmental health and control program), in addition to
technical problems, the coordination withvarious programs also has notgone well. It isrecommen ded
that local authorities, especially Bukittinggi health department to makes regulations orlaws, which
regulate technical implementation of the HIV and AIDS count ermea sure program, eit hermayor policy
orregulation,sothat the program can run optimally ,the allocation offund sfrom the goverment budget
should befocused specifically for this program.

Keywords :Policy, Program, HIV and AIDS

ABSTRAK
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sindrom berupa gejala dan infeksi yang
disebabkan karena terinfeksi Human Immuno deficiency Virus (HIV) dapat menyerang dan merusak
system kekebalan tubuh manusia.Tujuan penelitian menganalisa pelaksanaan program penanggulangan
HIV dan AIDS. Desain penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode
analisis system dari Data input ,proses ,outpu .Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kota.Hasil
penelitian menunjuk kan bahwa belum adanya kebijakan lokal yang mengatur tentang pelaksanaan
program penanggulangan HIV dan AIDS ,sumberdaya tenaga yang masih kurang dan tugas rangkap
,Dinas Kesehatan tidak memiliki buku pedoman nasional manajemen HIV, dan ada dana dari APBD
tidak terfokus untuk program penanggulangan HIV dan AIDS menyatu dengan dana pada bidang P2P,
Masalah teknis peran serta dan koordinasi dengan linta sprogram dan lintas sektor belum berjalan
dengan baik. Disaran kan agar pihak pemerintah daerah khususnya dinas kesehatan kota Bukittinggi
membuat regulasi atau peraturan yang mengatur secara teknis pelaksanaan program penanggulangan
HIV dan AIDS ini baik berupa kebijakan atau peraturan walikota sehingga program ini dapat berjalan
secara maksimal, alokasi dana dari APBD harus terfokus khusus untuk program ini ,diharapkan juga
pemerintah khususnya lebih memperhatikan terutama masalah nutrisi para ODHA yang bertugas
sebagai penjangkau kasus dilapangan meningkatkan kerja sama lintas program dan sektor serta
menguatkan komitmen demi keberhasilan dari program ini.

Kata kunci:Kebijakan, Program, HIV dan AIDS

LLDIKTI Wilayah X 531


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

PENDAHULUAN komulatif HIV dan AIDS dikota Bukittinggi


AcquiredImmuneDeficiencySyndro dari tahun 2010 terdapat 205 kasus, tahun
me (AIDS) merupakan sindrom berupa 2011 239 kasus, tahun 2012 293 kasus dan
gejala dan infeksi yang muncul disebabkan tahun 2013 berjumlah 337 kasus .Kasus
karena terinfeksi Human Immuno HIV dan AIDS meningkat dapat
deficiency Virus (HIV) yang dapat dipengaruhi karena Bukittinggi sebagai
menyerang dan merusak sistem kekebalan kota wisata merupakan tujuan bagi
tubuh manusia. AIDS telah menjadi parawisatawan baik dari dalam maupun luar
masalah global didunia dengan pengidap negeri .Kota Bukittinggi juga sebagai salah
HIV 106.758 selama tahun 2012.Saat ini satu kota tujuan perdagangan, mencari
tidak ada negara yang terbebas dari nafkah dan kota pendidikan dimana
HIV/AIDS dan merupakan suatu pandemik banyaknya berdiri perguruan tinggi
diseluruh dunia. United Nations membuat mobilisasi kelua rmasuk kota
Programon AIDS (UNAIDS) ,Badan WHO Bukittinggi semakin pesat yang dapat
yang mengurusi masalah AIDS, menjadiakses penyebaran HIV (KPA
memperkirakan jumlah orang dengan Bukittinggi).
HIV/AIDS (ODHA) diseluruh dunia pada
Desember 2004 adalah 35,9–44,3 juta METODE PENELITIAN
orang, dengan kata lain AIDS merupakan Metode penelitian ini merupakan
krisis kesehatan dan AIDS memerlukan suatu penelitian tentang studi kebijakan
respon dari masyarakat dan memerlukan dilaksanakan dengan menggunakan metode
layanan pengobatan dan perawatan untuk penelitiankualitatif, dengan metode analisis
individu yang terinfeksi HIV (Djoerbani, sistem dari data-data input (Kebijakan,
2006). buku pedoman,sumberdaya,dan,process
strategi, pelaksanaan kegiatan ,monitoring
Di Sumatera Barat berdasarkan dan evaluasi ,kerjasama lintas program dan
laporan KPA (Komisi Penanggulangan lintas sektor) output (jumlah kegiatan yang
AIDS) provinsi sertal laporan Seksi dilakukan untuk menurunkan angka
Penanggulangan Penyakit Dinkes Provinsi penularan)
Sumatera Barat pada periode Desember
tahun 2013,jumlah HIV yang dilaporkan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah 222 kasus dan AIDS 150 kasus, dan Analisa Hasil Penelitian Metode
33 orang kasus meninggal dunia sedangkan Wawancara mendalam dan Telaah
jumlah akumulasi kasus dari tahun 2009 Dokumen. Komponen Input
sampai Desember 2013 adalah HIV a.Kebijakan
sebanyak 923 kasus dan AIDS 852 kasus. Analisis hasil penelitian di olah
Berdasarkan laporan Komisi dengan metode wawancara dan telaah
Penanggulangan AIDS (KPA)kota dokumen pada proses input mengenai
merupakan daerah yang kasus penderita kebijakan ,sosialisasi kebijakan dan
HIV dan AIDS tertinggi di Sumatera Barat peraturan daerah dapat dilihat pada tabel 1
setelah kota Padang. Jumlah kasus

LLDIKTI Wilayah X 532


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

Tabel 1
Matrik Metode Dasar dari Kebijakan ,kebijakan, sosialisasi, tentang program
penanggulangan HIV dan AIDS

No Kebijakan Data Hasil Penelitian

Wawancara Telaah Analisa


Mendalam Dokumen
Dasar dari Secara
1. 1 umum Berdasarkan Dari hasil wawancara
Kebijakan, informan telaah dan telaah dokumen
kebijakan, menyatakan bahwa dokumen tidak didapatkan kebijakan
Permenkes 21 Kebijakan yang di ditemukan yang di pakai untuk
tahun 2013 gunakan adalah perwako dan pelaksanaan program
Kepmenkes 21 tahun tidak penanggulangan HIV
2013, belum ada ditemukan dan AIDS adalah
Perda perwako mengenai daftar hadir Permenkes No 21
Walikota HIV, sosialisasi ada pada saat tahun 2013,tidak
dilaksanakan pada dilaksanakann ditemukannya
waktu ya Perwako untuk
Sosialisasi Monev,program ada sosialisasi,prog menunjang
kebijakan di masukan kedalam ram HIV dan pelaksanaan program.
Renstra AIDS

Tabel 1 diatas memperlihatkan bahwa pelaksanaan programpenanggulangan HIV


analisis hasil penelitian dengan metode dan AIDS, Perwako tentang program HIV
wawancara dan telaah dokumen pada input dan AIDS belum ada, dan sosialisasinya
kebijakan pelaksanaan program tidak ada dilaksanakan.
penanggulangan HIV dan AIDS di dinas
kesehatan kota Bukittinggi adalah b. Buku Pedoman
Permenkesno 21 tahun 2013 tentang Analisis hasil penelitian dengan
Program Penanggulangan HIVdan AIDS, metode wawancara dan telaah dokumen
namun sebahagian besar informan tidak pada input mengenai buku pedomandapat
mengetahui dan sudah lupa adanya dilihat pada tabel 2
Permenkes yang menjadi dasar dalam

Tabel 2
Matrik Metode mengenai buku pedoman tentang programpenanggulangan HIVdan
AIDS di Dinas kesehatan Kota Bukittinggi
N Kebijakan Data Hasil Penelitian
o Wawancara Telaah Dokumen
Mendalam Analisa
Buku pedoman Buku
2. 1 pedoman Berdasarkan telaah Beragamnya
1.tentang
1 Nasional tidak ada, dokumen tidak jawaban hasil
manajemen
1 yang ada digunakan ditemukan buku wawancara
pelaksanaan
1 hanya buku untuk pedoman manajemen tentang buku

LLDIKTI Wilayah X 533


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

program
1 konselor, VCT, tentang pelaksanaan pedoman tidak
penanggulangan
1 PMTCT, LKB yang program ditemukan dan
HIV dan AIDS didapatkan pada saat penanggulangan HIV tidak didukung
di Dinas petugas mengikuti dan AIDS yang ada dengan dokumen
Kesehatan Kota pelatihan di provinsi hanya buku pedoman yang ada
Bukittinggi LKB, PMTCT, VCT

Tabel 2 diatas memperlihatkan (Layanan Komprehensif


bahwa analisis hasil penelitian dengan Berkesinambungan), buku VCT dan buku
metode wawancara dan telaah dokumen pelatihan konselor.
pada input mengenai buku pedoman dalam
pelaksanaan program penanggulangan HIV c.Sumberdaya/Tenaga
dan AIDS di dinas kesehatan kota Analisis hasil penelitian dengan
Bukittinggi adalah hampir semua informan metode wawancara mendalam dan telaah
pada penelitian menyatakan bahwa buku dokumen pada input sumber daya atau
pedoman manajemen nasional tentang tenaga pelaksana program
pelaksanaan program penanggulangan HIV penannggulangan HIV dan AIDS di dinas
dan AIDS tidak ditemukan yang adanya kesehatan kota Bukittinggi dapat dilihat
buku yang didapatkan oleh petugas sewaktu pada tabel 3
mengikuti pelatihan seperti buku LKB

Tabel 3
Matrik Metode mengenai sumberdaya tenaga tentang program penanggulangan HIV
dan AIDS di Dinas kesehatan Kota Bukittinggi
No Kebijakan Data Hasil Penelitian

Wawancara Telaah Dokumen Analisa


Mendalam
Sumberdaya Sumberdaya Berdasarkan telaah Beragamnya
tenaga dalam tenaga untuk dokumen di jawaban hasil
pelaksanaan pelaksana puskesmas wawancara tentang
program program ditemukan data sumberdaya, di tiap
penanggulangan penanggulangan berdasarkan SK puskesmas
HIV dan AIDS HIV dan AIDS maupun surat memiliki lima
di Dinas sudah ada di tiap penunjukan pengelola program
Kesehatan Kota puskesmas ditemukan HIV dan AIDS
Bukittinggi namum masih sumberdaya yang ada tetapi masih tugas
tugas rangkap pada umumnya rangkap.
memiliki tugas
rangkap.

Tabel 3 diatas memperlihatkan pada input sumber daya tenaga dalam


bahwa analisis hasil penelitian dengan pelaksanaan program penanggulangan HIV
metode wawancara dan telaah dokumen dan AIDS di dinas kesehatan,sumberdaya

LLDIKTI Wilayah X 534


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

tenaga sudah ada ditiap puskesmas lima Rp 64.674.363,Q18 berjumlah Rp


orang tenaga pelaksana sedang kan pada 60.749.946, dan Global Fund untuk
telaah dokumen peneliti menemukan pada anggaran kerja KPA kota Bukittinggi
surat penunjukan dan surat keputusan dari berjumlah Rp 194.634.539 dengan rincian
empat puskesmas tidak ada tenaga untuk trimester I berjumlah Rp.40.570.311,
pelaksana yang berjumlah lima orang trimester II berjumlah Rp.56.573.604
tersebut yang adahanya 3 orang paling trimester III berjumlah Rp.43.110.312
banyak yang ter SK kan dan itupun mereka trimester IV berjumlah 54.380.312,
tugas rangkap. Misalnya pada puskesmas sedangkan dana yang dianggarkan dari
Guguak Panjang ada ditemukan SK dari APBD menyatu dengan dana dari program
kepala Puskesmas dengan No. 440/51/SK- lainnya, masuk didalamnya anggaran untuk
HCGP/II/2014 tentang Penunjukan Pelayanan Pencegahan dan
Pengelola Program dan Kegiatan Penanggulangan Penyakit Menular
Puskesmas Guguak PanjangTahun 2014. berjumlah Rp 82.109.700. Berdasar kan
perjanjian kerjasa maantara Direktorat
d.Dana Jendral P2PL Kementerian Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Global Fund dan Dinkes Provinsi
mendalam dengan semua informan Sumbar bahwa anggarandari Global Fund
penelitian terkait dengan dana yang Awal program yaitu pada tangga l1
digunakan untuk pelaksanaan program Januari 2013 dan berakhirnya program 30
penanggulangan HIV dan AIDS sebahagian Juni 2015 diperpanjang sampai akhir
besar informan penelitian menyatakan dana Desember 2015
didapat dari Global Fund dan dari APBD. Analisis hasil penelitian dengan
Dari penelusuran dokumentasi ditemukan metode wawancara dan telaah dokumen
dana untuk tahun 2014 dari Global Fund pada input mengenai dana yang digunakan
untuk Sumatera Barat untuk pelaksanaan program
untuk Q15 berjumlah Rp 79.169.676,Q16 penanggulangan HIV dan AIDS dapat
berjumlah Rp 79.151.342,Q17 berjumlah dilihat pada tabel 4

Tabel 4
Matrik Metode mengenai dana untuk program penanggulangan HIV dan
AIDS di Dinas kesehatan KotaBukittinggi
No Kebijakan Data Hasil Penelitian

Wawancara Telaah Dokumen Analisa


Mendalam
1. Dana yang Berdasarkan hasil Dari hasil dokumen Berdasarkan hasil
digunakan untuk wawancara bahwa didapatkan data wawancara dan
pelaksanaan dana yang bahwa dana dari telaah dokumen
program digunakan berasal Global Funn ada ditemukan sumber
penanggulangan dari Global Fund untuk KPA dan ada dana untuk
HIV dan AIDS dan dari APBD untuk Dinas pelaksanaan
di Dinas kota Bukittinggi Kesehatan, ada dana program
Kesehatan Kota dari APBD kota penanggulangan
Bukittinggi yang masih menyatu HIV dan AIDS dari

LLDIKTI Wilayah X 535


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

dengan dana pada Global Fund dan


bidang P2PL juga dari APBD

Tabel 4 diatas memperlihat kan 2.Proses


bahwa analisis hasil penelitian dengan a.Strategi Advokasi
metode wawancara dan telaah dokumen Analisa hasil penelitian dengan
pada input.Dana yangdi gunakan untuk metode wawancara dan telaah
pelaksanaan program penanggulangan HIV dokumen pada proses strategi
dan AIDS di Dinas kesehatan kota advokasi, pemberdayaan masyarakat
Bukittinggi adalah dari Global Fund yang serta penjangkau kasus dan melibatkan
berakhir sampai bulan Juli 2015 dan teman sebaya dalam pelaksanaan
ternyata diperpanjang sampai akhir program penanggulangan HIV dan
Desember 2015, dari APBD kota AIDS di Dinas Kesehatan Kota
Bukittinggi yang masih menyatu dengan Bukittinggi dapat dilihat pada tabel 5
pada bidang P2PL.

Tabel 5
Matrik Metode mengenai strategi advokasi, pemberdayaan masyarakat serta
penjangkau kasus dan melibatkan teman sebaya untuk program
penanggulangan HIV dan AIDS
No Kebijakan Data Hasil Penelitian
Wawancara Telaah Analisa
Mendalam Dokumen
1. Strategi advokasi Advokasi ada Mengenai Advokasi sudah
dan dilaksanakan terutama pelaksanan dilaksanakan pada
pemberdayaan pada waktu advokasi tidak waktu pembentukan
masyarakat, pembentukan KPA, ditemukan KPA, pemberdayaan
penjangkau kasus ada pembentukan dokumen dan masyarakat ada, ada
dan melibatkan warga peduli AIDS, juga mengenai warga peduli AIDS,
teman sebaya, koordinasi kurang pemberdayaan namun koordinasi
dalam terutama dengan LPM masyarakat. kurang terutama
pelaksanaan dan penjangkauan Namun di KPA dengan LPM, ada
program kasus dan melibatkan ada ditemukan LSM yang bertugas
penanggulangan teman sebaya dokumentasi sebagai penjangkau
HIV dan AIDS di merupakan tugas sewaktu kasus dibawah
Dinas Kesehatan LSM-LSM yang pelaksanaan bimbingan KPA
kota Bukittinggi berada di bawah pemberdayaan
bimbingan KPA masyarakat

Tabel 5 diatas memperlihat kan penjangkau kasus dan melibatkan teman


bahwa analisis hasil penelitian dengan sebaya dalam pelaksanaan program
metode wawancara dan telaah dokumen penanggulangan HIV dan AIDS di Dinas
pada proses strategi advokasi, Kesehatan Kota Bukittinggi terdapat
pemberdayaan masyarakat serta ketidak singkronan jawaban dari beberapa

LLDIKTI Wilayah X 536


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

informan penelitian dan pada hasil telaah wawancara dan telaah dokumen mengenai
dokumen. bentuk kegiatan dalam pelaksanaan
program penanggulangan HIV dan AIDS di
b.PelaksanaanKegiatan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi dapat
Analisa hasil penelitian dengan metode dilihat pad atabel 6

Tabel 6
Matrik metode pelaksanaan kegiatan dalam pelaksanaan program
Penanggulangan HIVdan AIDS di Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
N Kebijakan Data Hasil Penelitian
o Wawancara Telaah Analisa
Mendalam Dokumen
Pelaksanaan Kegiatan yang Ada Beragam nya jawaban
kegiatan yang dilakukan ditemukan dari informan dan telaah
dilakukan dalam diantaranya dokumen dokumen mengenai
program Penyuluhan pada saat kegiatan yang dilakukan
penanggulangan kesekolah- melakukan berupa penyuluhan-
HIV dan AIDS ? sekolah, VCT, penyuluhan- penyuluhan ke sekolah-
bagaimana mobili VCT dan penyuluhan sekolah dan kampus-
dengan skrining, dengan ke sekolah- kampus kesehatan VCT,
penjaringan melibatkan sekolah,dan mobili VCT serta
kasus? Apakah petugas konselor ke kampus- pemeriksaaan labor,
ada melibatkan yang ada di kampus untuk penjaringan kasus
teman sebaya? di puskesmas, untuk kesehatan melibatkan LSM di
Dinas Kesehatan penjangkau kasus bawah bimbingan KPA
Kota Bukittinggi di tugaskan ke
KPA

Tabel 6 diatas memperlihatkan bahwa ODHA yang tergabung dalam LSM-LSM


analisis hasil penelitian dengan metode terkait yang bekerja dibawah koordinasi
wawancara dan telaah dokumen pada KPA.
proses pelaksanaan kegiatan program c. Monitoringdan Evaluasi
penanggulangan HIV dan AIDS di dinas Analisa hasil penelitian dengan metode
kesehatan kota Bukittinggi yang dilakukan wawancara dan telaah dokumen mengenai
adalah pelaksanaan kegiatanhanya berupa monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan
penyuluhan ke sekolah-sekolah, mobile program penanggulangan HIV dan AIDS di
VCT, melakukan skrining kepada Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi dapat
mahasiswa-mahasiswa kesehatan, dan dilihat pada tabel 7
penjaringan kasus yang dilakukan oleh para

LLDIKTI Wilayah X 537


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

Tabel 7
Matrik metode monitoring evaluasi dalam pelaksanaan program
Penanggulangan HIV dan AIDS di Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
No Kebijakan Data Hasil Penelitian
Wawancara Telaah Dokumen Analisa
Mendalam
Monitoring dan Berdasarkan hasil Ada ditemukan format Berdasarkan
Evaluasi wawancara format evaluasi dan hasil wawancara
pelaksanaan untuk monitoring monitoring yang dan telaah
program dan evaluasinya ada digunakan sebagai dokumen ada
penanggulangan di feed back pada pelaporan baik dari ditemukan
HIV dan AIDS saat pelaksanan puskesmas ke Dinas format
di Dinas monev Kota maupun dari monitoring dan
Kesehatan Kota Dinas Kota ke Dinas evaluasi
Bukittinggi Provinsi

Tabel 7 diatas memperlihatkan bahwa Sektor


analisis hasil penelitian denga nmetode Analisis hasil penelitian dengan
wawancara dan telaah dokumen pada proses metode wawancara dan telaah dokumen
monitoring dan evaluasi pelaksanaan mengenai koordinasi lintas program dan
monitoring dan evaluasi dilakukan lintas sektor dalam pelaksanaan program
pertriwulan dengan menggunakan format penanggulangan HIV dan AIDS di Dinas
yang telah ditentukan, evaluasi feedback Kesehatan Kota Bukittinggi dapat dilihat
dilakukan pada saat pelaksanaan MONEV. pada tabel 8
d.Koordinasi Lintas Program dan Lintas

Tabel 8
Matrik metode Koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam
Pelaksanaan program penanggulangan HIV dan AIDS
No Kebijakan Data Hasil Penelitian
Wawancara Telaah Dokumen Analisa
Mendalam
1.Koordinasi lintas Koordinasi ada Tidak ada ditemukan Koordinasi
program dan lintas dilaksanakan dokumentasi waktu lintas program
sektor dalam tetapi belum pelaksanaan kegiatan maupun lintas

LLDIKTI Wilayah X 538


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

pelaksanaan program maksimal dan koordinasi lintas sektor


penanggulangan HIV tidak berjalan program dan sektor pelaksanaannya
dan AIDS di Dinas dengan dengan pemuka belum maksimal
Kesehatan Kota semestinya serta agama dan pemuka serta tidak ada
Bukittinggi tidak ada tindak masyarakat tindak lanjutnya
lanjutnya

Tabel 8 diatas memperlihatkan 3.Output


bahwa analisis hasil penelitian dengan a.Peningkatan jumlah kasus
metode wawancara dan telaah dokumen Analisa hasil penelitian dengan metode
pada proses koordinasi lintas program dan wawancara dan telaah dokumen pada
lintas sektor pada pelaksanaan program output peningkatan jumlah kasus yang
penanggulangan HIV dan AIDS di dinas datang berobat keklinik serunai RSAM
kesehatan kota Bukittinggi ada dilakukan Bukittinggi dapatdilihat pada tabel 9
tetapi tindak lanjutnya tidak ada.

Tabel 9
Matrik metode output dalam pelaksanaan program penanggulangan HIV
Dan AIDS di Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
N Kebijakan Data Hasil Penelitian
o Wawancara Telaah Dokumen Analisa
Mendalam
1.
Output pelaksanaan Hasil wawancara Dari hasil dokumen Dari hasil
program peningkatan di dapatkan didapatkan hasil wawancara dan
jumlah kasus dalam adanya dari bulan Januari telaah dokumen
pelaksanaan program peningkatan kasus sampai dengan didapatkan hanya
penanggulangan HIV kalau kita bekerja, April 2015 untuk 1 kasus yang
dan AIDS di Dinas terjadi kasus yang didapatkan dari
Kesehatan Kota peningkatan kasus berdomisili dari bulan Januari
Bukittinggi yang datang kota Bukittinggi sampai dengan
berobat ke klinik hanya 1 orang April 2015
Serunai

Tabel 9 diatas memperlihatkan 1. Masukan (Input)


bahwa, analisis hasil penelitian dengan a.Kebijakan
metode Wawancara dan telaah dokumen Dinas kesehatan sebagai institusi yang
pada output ada peningkatan jumlah kasus memiliki tugas dan tanggung jawab
namum hanya1(satu) kasus yang ditemukan untuk mensukseskan program
pada kurun waktu dari Januari sampai April penanggulangan HIV dan AIDS di
2015 yang berasal dari kota Bukittinggi. Indonesia, melalui program-program
yang telah diatur di dalam Permenkes No
PEMBAHASAN 21 tahun 2013. Namun dari hasil

LLDIKTI Wilayah X 539


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

wawancara mendalam dengan 16 orang mencegah dan membebaskan dirinya


informan penelitian,12 orang informan dari penyakit. Merupakan salah satu
tidak mengetahuia danya kebijakan ini tujuan dari Indonesia Sehat 2015.
dengan alasan tidak ada disosialisasikan
,tidak mengetahui dan tidak ingat lagi. b. Buku Pedoman
Pelaksananprogram HIV dan AIDS Berdasarkan buku Pedoman Nasional
wajib mengetahui tentang Permenkes Manajemen Program HIV dan AIDS di
Nomor 21 tahun 2013 tentang program jelaskan tujuan umum program
penanggulangan HIV dan AIDS, karena penanggulangan HIV dan AIDS sektor
merupakan acuan pelaksanaan program kesehatan adalah mengendalikan
dalam menjalankan program HIV dan penularan HIV, meningkatkan kualitas
AIDS tersebut, dan berdasarkan temuan hidup ODHA serta menurunkan tingkat
penelitian ini,terdapat kebijakan yang kesakitan dan kematian akibat HIV dan
telah diputuskan oleh pemerintahan kota AIDS.
Bukittinggi dalam hal penanggulangan Berdasarkan hasil wawancara dan
HIV dan AIDS yaitu: Keputusan telaah dokumen yang diamati didinas
Walikota Bukittinggi Nomor188.45–78– kesehatan kota Bukittinggi tidak
2012 tentang Pembentukan Komisi ditemukan buku Pedoman Nasional
Penanggulangan AIDSKota Bukittinggi. Manajemen Program HIV dan AIDS
Sesuai dengan Permenkes Nomor 21 ,namun yang ada hanya buku konselor
tahun 2013 tentang Penanggulangan dan buku tentang VCT, buku
HIV dan AIDS yang disahkan pada PMTCT,dan buku tentang LKB
tanggal 21 Maret 2013, berdasarkan (Layanan Komprehensif
pasal 3 pengaturan penanggulangan Berkesinambungan) yang mereka
HIVdan AIDSyang bertujuan untuk : dapatkan sewaktu mengikuti pelatihan.
1 Menurunkan hingga meniadakan Mereka bekerja hanya berdasarkan buku
infeksi HIV baru pelatihan yang di dapatkan itu.
2. Menurunkan hingga meniadakan Sesuai dengan buku pedoman
kematian yang disebabkan oleh nasional manajemen program HIV dan
keadaanyang berkaitan dengan AIDS AIDS hadirnya buku ini memberikan
3. Meniadakan diskriminasi terhadap pedoman dalam menjalankan program
ODHA pengendalian HIV dan AIDS pada
4. Meningkatkan kualitas hidup ODHA berbagai tingkat administratif yang pada
5. Mengurangi dampak sosial ekonomi akhirnya mampu meminimalisir
dari penyakti HIV dan AIDS pada permasalahan dan tantangan yang
individu, keluargadan masyarakat selama ini dihadapi secara lebih
Penyebab dari masalah ini karena strategis. Manfaat buku ini disamping
masih kurangnya pemahaman petugas bermanfaat bagi program manajer dan
pelaksana program terhadap Permenkes tenaga Teknik program,buku ini juga
yang ada dan kurangnya sosialisasi oleh bermanfaat bagi para pengambil
pemangku kebijakan yang ada di dinas keputusan baik pihak eksekutif maupun
kesehatan. legislatif, para donor, lembaga swadaya
Terwujudnya masyarakat dan masyarakat, atau organisasi non
keluarga Indonesia yang mampu pemerintah yang dibidang pengendalian

LLDIKTI Wilayah X 540


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

AIDS, para penggiat AIDS,dunia usaha sesuai dengan penelitianWahjoe Handini


dan dunia pendidikan. yang telah di jurnalkan dengan judul
Analisa Implementasi Kebijakan
c. Sumber daya/tenaga Penanggulangan HIV dan AIDS di
Hasil wawancara mendalam dengan Provinsi Jawa Tengah,sumber daya yang
semua pemegang program di empat ada sudah kompeten dibidangnya namun
puskesmas mereka mengikuti pelatihan dari segi kuantitas masih dikatakan
sewaktu ditunjuk sebagai pemegang kurang.
program dan sebagai konselor,namum Sumberdaya yang ada dalam
mereka tidak mendapat kan sertifikat pelaksanaan program ini dalam segi
pelatihan. Berdasarkan telaah dokumen kuantitas masih dirasakan kurang
di lapangan dan melihat surat memadai, ditambahlagi dengan adanya
penunjukan pemegang program kegiatan tugas rangkap dari pada pelaksana
oleh kepala puskesmas Perkotaan program,terutama para pemegang
Rasimah Ahmad yang dibuat pada program dipuskesmas yang tidak hanya
tanggal 1 April tahun 2012 jumlah memegang satu program tetapi
tenaga yang terlibat dalam kasus HIV memegang beberapa program,begitu
dan AIDS adalah 1 orang dokter juga dengan penjangkau lapangan atau
penanggung jawab pelaksanaan VCT, 1 penjangkau kasus yang hanya berjumlah
orang tenaga penanggung jawab laporan enam orang dibawah LSM yang dibentuk
VCT, 1 orang konselor VCT dan 1 orang oleh KPA dengan jumlah wilayah
pelaksana, sedangkan dipuskesmas cakupan yang luas.
Guguk Panjang berdasarkan Surat Adanya permasalahan ini disebabkan
Keputusan Kepala puskesmas karena petugas yang ditunjuk untuk
No.440/51/SK-HCGP/II/2014 yang mengikuti pelatihan selalu berganti-
dibuat pada tanggal 4 Februari 2014 di ganti,selesai ikut pelatihan petugas tidak
dapatkan data 1 orang dokter mendapatkan sertifikat pelatihan.
penanggung jawab program P2PL dan 1
orang tenaga yang bertanggung jawab d. Dana
pada klinik IMS. Selanjutnya Berdasarkan peraturan Menteri
dipuskesmas mandiangin dan tengah Kesehatan RI Nomor 21 tahun 2013
sawah hanya tiga orang yang ter SK kan tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
sebagai pemegang program dan sebagai pada bagian keempat pendanaan pasal
konselor. 46 perawatan dan pengobatan bagi orang
Para agen pelaksana sudah memiliki terinfeksi HIV yang miskin dan tidak
kualitas yang kompeten dipekerjaannya mampu ditanggung oleh Negara, pasal
masing-masing, akan tetapi masih 47 ayat (1) setiap penyelenggara asuransi
diperlukan penyesuaian kemampuan kesehatan wajib menanggung sebagian
dibagian-bagian tertentu ,namum atau seluruh biaya pengobatan dan
memang tidak dapat dipungkiri dengan perawatan tertanggung yang terinfeksi
program yang cukup banyak, HIV sesuai dengan besarnya
dibandingkan dengan jumlah premi,ayat(2) pertanggungan
ketersediaan sumberdaya yang ada sebagaimana dimaksud ayat(1) wajib
masih dirasa belum mencukupi hal ini dicantumkan dalam informasi pada polis

LLDIKTI Wilayah X 541


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

dan pasal 48 Pemerintah dan pemerintah dalam pembuatan slogan-slogan yang


daerah wajib menyediakan alokasi berhubungan dengan HIVdan AIDS.
anggaran untuk pendanaan kegiatan Untuk petugas penjangkau kasus yang
penanggulangan HIVdan AIDS. terlibat disini para ODHA yang masih
Pembiayaan pelayanan VCT aktif berjumlah enam orang bernaung
mendapat support dari GlobalFund yang dibawah LSM yang dilindungi oleh
dialokasikan untuk insentif KPA.
pelaksana,pembelian reagen,pembelian Pemberdayaan masyarakat dilakukan
bahan habis pakai dan ARV (Anti Retro dalam bentuk melibatkan masyarakat
viral),dan juga untuk pelaksanaan sebagai kader HIV, terbentuknya wadah
program di KPA. Untuk pengobatan dimasyarakat yang diberi namaWarga
infeksi oportunistik pembiayaan nya Peduli AIDS (WPA) dan juga
tanggungjawab pemerintah daerah. pembentukan lembaga sosial masyarakat
Sesuai dengan penelitian Ni’mal yang peduli, LSM- LSM peduli, PKN
Baroya,Sulistiyani dengan judul (Persaudaraan Korban Napza)
Implementasi Kebijakan Pencegahan Bukittinggi tug asnya sebagai advokasi
dan Penanggulangan HIV dan AIDS di mencari teman-temannya untuk diajak
Kabupaten Jember bahwa pembiayaan melakukan pemeriksaan, Forsis tugasnya
pelayanan VCT mendapat support dari sebagai penjangkau dan pendamping,
Global Fund yang dialokasikan untuk NPJ (New Pada Jiwa)
insentif pelaksana, pembelian pemberdayaan,SBB (Semangat Baru
reagen,pembelian bahan habis pakaidan Bukittinggi) yang dibawah koordinasi
ARV,untuk pengobatan opportunistik KPKKBukittinggi.
pembiayaannya tanggung jawab Pemberdayaan dimasyarakat pada
pemerintah. saat sekarang khususnya kader HIV yang
Berdasarkan laporan dari KPA masih aktif hanya dua orang yang ada di
maupun dari pemegang program bahwa puskesmas Guguak Panjang hal ini
anggaran yang mendapat bantuan dari dikarenakan kurangnya komitmen dari
Global Fund berakhir pada bulan Juni para kader untuk betul-betul bekerja
namun diperpanjang sampai bulan dengan sebaik-baiknya serta kurangnya
Desember 2015 ini, sementara itu koordinasi dengan para petugas
anggaran untuk program penanggun jawab program. Sebagai
penanggulangan HIV dan AIDS dari penjangkau kasus para ODHA
APBD kota Bukittinggi masih menyatu mengharapkan bantuan dari tenaga
keanggaran bidang P2PL. kesehatan sebagai pendamping mereka
2. Proses(process) dalam menjalankan tugasnya sebagai
a. Strategi. penjangkau kasus,dan juga perhatian
Strategi yang dijalankan oleh dinas pemerintah untuk memberikan bantuan
kesehatan kota Bukittinggi dalam nutrisi kepada mereka, karena tugas
penanggulangan program HIV dan AIDS mereka sangat rentan terhadap
antara lain melaksanakan advokasi tertularnya penyakit.
dengan pembuat kebijakan dengan para
stakeholder yang terkait juga dengan b. PelaksanaanKegiatan
melibatkan Walikota sebagai aikon Pelaksanaan kegiatan adalah semua

LLDIKTI Wilayah X 542


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

aktifitas yang terdiri atas : dilakukan ini diadopsi oleh banyak negara didunia.
sesuai dengan rencana untuk mencapai Salah satu prinsip terkait dengan
tujuan yang telah ditetapkan. pelaksanaan M & E. Three One
Berdasarkan Peraturan Menteri srinciples,terdiri dari :
Kesehatan RI No 21 tahun 2013 pada 1) Satu kerangka kerja AIDS yang
Bab IV kegiatan penanggulangan bagian memberikan dasar bagi koordinasi
kesatu umum pasal 9 ayat (1) Kegiatan kerja semua pemangku kepentingan,
penanggulangan HIV dan AIDS, 2) Satu koordinasi dengan dasar mandat
Promosi kesehatan, Pencegahan multisektoralyangluas, dan
penularan HIV, Pemeriksaan diagnosis, 3) Satu sistem M&E tingkat nasional
Pengobatan perawatan dan dukungan,
Rehabilitasi Sesuai dengan “Threeonesprinciple
”, program penanggulangan AIDS telah
Berdasarkan buku pedoman menuju kesatu sistem M & E dalam
manajemen program HIV dan AIDS tingkat nasional. Dengan prinsip
pelaksanaan kegiatan program HIV dan ini,pemilihan indikator sejauh mungkin
AIDS antara lain : Intervensi perubahan disesuaikan dengan indikator yang
Prilaku (IPP), Pelayanan Konseling dan tersedia baik pada tingkat lokal, nasional
testing HIV, Perawatan Dukungan dan dan internasional,termasuk indikator
pengobatan, Pencegahan penularan HIV yang dikeluarkan oleh donor.
dari ibu ke anak ,Pengurangan Dampak Pertimbangan lain adalah
Buruk NAPZA,Pengendalian IMS, kontinuitas,membatasi data yang
Kolaborasi TB HIV, Kewaspadaan dikumpulkan sesuai dengan relevansi
Universal, Pengamanan Darah manajemen program dan mengurangi
beban petugas di lapangan dalam
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pengumpulan data (Pedoman nasional
dinas kesehatan kota Bukittinggi hanya monitoringdan Evaluasi)
melaksanakan kegiatan program Sasaran utama buku ditujukan
berdasarkan Peraturan Menteri kepada Koordinator atau manajer dan
Kesehatan RI No 21 tahun 2013 pada pengelola program pengendalian AIDS
Bab IV, hal ini dikarenakan dinas baik ditingkat pusat ,provinsi dan
kesehatan tidak memiliki buku pedoman kabupaten/kota sasaran lain: tenaga
manajemen penanggulangan HIV dan teknis lainnya dalam program, para
AIDS yang mana buku ini merupakan donor,lembaga swadaya masyarakat atau
buku rujukan untuk melaksanakan organisasi non pemerintah yang bergerak
program ini. di bidang pengendalian AIDS, pegiat
AIDS, dunia usaha,dan dunia
c. Monotoringdan Evaluasi pendidikan.
Pada buku pedoman nasional
monitoring dan evaluasi program Berdasarkan hasil wawancara
pengendalian HIV dan AIDS mekanisme mendalam serta pengamatan
koordinasi respon nasional dilapangan, Monitoring dan Evaluasi
penanggulangan AIDS yang dikenal (Monev) yang dijalankan oleh Dinas
dengan “Threeonesprinciple” yang saat Kesehatan Kota Bukittinggi berupa

LLDIKTI Wilayah X 543


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

pelaporan kegiatan pada setiap


triwulan, tidak ada targret khusus untuk SIMPULAN
pencapaian guna melihat keberhasilan Dinas kesehatan dalam
suatu program yang dilakukan,dan melaksanakan program penanggulangan
sekaligus melakukan feedback laporan HIV dan AIDS berpedoman kepada
pada saat monev tersebut. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 21
Sesuai dengan Peraturan Menteri tahun 2013 ,belum tersusunnya kebijakan-
Kesehatan RI No 21 tahun 2103 kebijakan atau ketentuan hukum terhadap
tentang Penanggulangan HIV dan penanggulangan HIV dan AIDS. Dinas
AIDS pada Bab XI Pencatatan dan kesehatan tidak memiliki buku panduan
Pelaporan pasal 55 ayat (1) yaitu buku Pedoman Nasional Manajemen
menyatakan semua kegiatan Program HIV dan AIDS yang harus dimiliki
penanggulangan HIV dan AIDS harus oleh pemangku kebijakan dan pemegang
dilakukan pencatatan dan pelaporan program disetiap puskesmas.Tenaga /SDM
sesuai dengan pedoman yang berlaku pegelola sudah ada delapan (8) orang dilima
,ayat (2) Fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas namun masih tugas rangkap di
wajib melakukan pencatatan setiap puskesmas dan tidak memiliki
perawatan, tindak lanjut perawatan sertifikat pelatihan. Belum teralokasinya
pasien HIV dan pemberian ARV serta dana secara terfokus dari APBD untuk
mendokumentasikannya dalam rekam program ini,dana masih menyatu dengan
medik. program P2PL lainnya. Sementara dana
dari Global fund berakhir bulan Desember
d. Koordinasi Lintas Program dan Sektor 2015. Strategi advokasi sudah dilakukan
Berdasarkan hasil wawancara kepada DPRD dan sektor terkait lainnya,
dan telaah dokumen mengenai pemberdayaan masyarakat sudah
koordinasi lintas program dan sektor dilakukan,sudah ada dimasyarakat kader
harusnya dilakukan tapi belum HIV dan warga peduli AIDS namun yang
maksimal,hal ini dikarenakan masih aktif sekarang ini hanya dua orang kader.
kurangnya komitmen dari berbagai Penjangkau kasus yang terlibat para ODHA
pihak terkait dalam kegiatan baik yang tergabung dalam LSM-LSM, namun
berupa promosi kesehatan maupun tidak mendapatkan pendampingan dari
pada saat penyuluhan ,dan masih petugaskesehatan, tindak lanjut dari
lemahnya koordinasi antar sosialisasi di masyarakat belum terlaksana.
stakeholder. Kegiatan pencegahan yang dilakukan
dalam bentuk penyuluhan -penyuluhan ke
3. Keluaran(Output) sekolah-sekolah SMP, SMU dan Perguruan
Berdasarkan hasil wawancara tinggi,tidak kepada orang dengan faktor
dan telaah dokumen ditemukan resiko, kegiatan berupa VCT, mobili VCT,
selam alebih kurang empat bulan dan pemeriksaan labor, Monitoring dan
terakhir ini ditemukan satu orang Evaluasi format monitoring dan evaluasi
yang terinfeksi HIV yang berasal sudah ada,kegiatan pelaporan dan feedback
dari kota Bukittinggi .Hal inii dapat kegiatan dilaporkan pertriwulan pada saaat
kita simpulkan bahwa sulitnya pelaksanaan Monev. Koordinasi lintas
menemukan kasus ini. program dan lintas sektor sudah dilakukan

LLDIKTI Wilayah X 544


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

dengan para pemuka agama dan pemuka orang, Pekanbaru 1 orang, Sijunjung1 orang
masyarakat harusnya,tapi belum maksimal dan dari Bukittinggi 1 orang.
dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan secara terpadu. Hasil yang UCAPAN TERIMA KASIH
didapatkan berupa peningkatan kasus yang Peneliti mengucapkan ribuan terima
datang berobat keklinik Serunai RSAM kasih kepada Bapak Kepala Dinas
yang tercatat dari bulan Januari sampai Kesehatan Bukittinggi yang telah
dengan Agustus 2015 sebayak 26 orang, memberikan kesempatan peneliti untuk
meninggal sebanyak 5 orang, yang putus melakukan penelitian dan Ketua Stikes Fort
berobat 2 orang, dengan daerah asal De Kock dan teman-teman yang telah
penderita Agam sebanyak 6 orang,50 kota mendukung kegiatan ini berjalan hingga
sebanyak 3 orang, Tanah Datar sebanyak 3 selesai.
orang, Padang Panjang 2 orang, Padang 2

DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan RI, (2013).


Azwar, A, (1998). Pengantar Administrasi Pedoman Pelaksanaan Pencegahan
Kesehatan. edisi ke tiga, Binarupa Dan Pengendalian Infeksi HIV bagi
Aksara, Jakarta Petugas Kesehatan di Pelayanan
Badan Pusat Statistik, (2010). Kota Kesehatan.Dirjen PP & PL, Depkes
Bukittinggi dalam Angka tahun RI, Jakarta
2013. BPS, Bukittinggi Kementerian Kesehatan RI, (2012).
Basrowi, S, (2008). Memahami Penelitian Pedoman Penerapan Layanan
Kualitatif. PT, Rineke Cipta, Komprehensif HIV – IMS
Jakarta Berkesinambungan. Dirjen PP &
Bachtiar, A, (2000). Metodologi Penelitian PL, Depkes RI, Jakarta
Kesehatan.Program Pascasarjana Kementerian Kesehatan RI, (2013).
Ilmu Kesehatan Masyarakat UI Peraturan Menteri kesehatan RI
Handini, W, (2013). Analisa Implementasi Nomor 21 tahun 2013 Tentang
kebijakan Penanggulangan Penanggulangan HIV Dan AIDS.
HIV/AIDS di Propinsi Jawa Tengah Jakarta
tahun 2013. (tesis) FKM Undip, Kementerian Kesehatan RI, (2012). Buku
Bandung Pedoman Penerapan Layanan
Hawari, D, (2009). Global Effect Komprehensif HIV –AIDS dan
HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi. IMS bagi Kader. Dirjen PP & PL,
Jakarta : Fakultas kedokteran Depkes RI, Jakarta
Universitas Indonesia Kementerian Kesehatan RI, (2009).
Kementerian Kesehatan RI, Kebijakan dalam Penanggulangan
(2009).Estimasi Populasi Dewasa IMS, HIV dan AIDS. Dirjen PP &
Rawan Terinfeksi HIV 2009. Dirjen PL, Depkes RI, Jakarta
PP & PL, Depkes RI, Jakarta _____________________, (2013). Riset
Kementerian Kesehatan RI, (2009). Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Pedoman Nasional Manajemen 2013. Badan Penelitian dan
Program HIV Dan AIDS. Dirjen PP Pengembangan Depkes RI, Jakarta
& PL, Depkes RI, Jakarta

LLDIKTI Wilayah X 545


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (531-546)

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Notoatmodjo, S, (2003). Pendidikan Dan


(2009). HIV Dan AIDS sekilas Perilaku Kesehatan. PT Rineka
Pandang. edisi kedua, Sekretaris, Cipta, Jakarta
Jakarta __________________, (2012).
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Metodologi Penelitian Kesehatan.
(2008). Rencana Aksi Nasional PT Rineke Cipta, Jakarta
Penanggulangan HIV dan AIDS Di Prajitno, (2008). Dasar-dasar Administrasi
Indonesia 2007 – 2010. Jakarta Kesehatan Masyarakat. Ed 2.
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Airlangga University Press:
(2008). Strategi Nasional Surabaya
Penanggulangan HIV dan AIDS Di Poerwandari, E, K. (2005). Pendekatan
Indonesia 2007 – 2010. Jakarta Kualitatif untuk Perilaku Manusia.
Mankunegara, A.P. (2005). Manajemen Ed 3. Jakarta: Perfecta LPSP3.
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Fakultas Psikologi Universitas
Bandung: Remaja Rosdakarya Indonesia
Mangkuprawira, S. (2003). Manajemen Pusdatin. (2014). Ringkasan Eksekutif data
Sumber Daya Manusia Strategik. dan Informasi Kesehatan Provinsi
Jakarta: Ghalia Indonesia Sumatera Barat. Bhakti Husada
Mathis, R. L & Jackson, J.H. (2001). Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS).
Manajemen Sumber Daya Manusia. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta: Salemba Empat Jakarta: Badan Penelitian dan
Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Pengembangan Kesehatan
Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Referensi Saryono & Anggraini, D. M. (2010)
National AIDS Commission, (2010). Metode Penelitian Kualitatif dalam
National HIV and AIDS Strategy Bidang Kesehatan. Yogyakarta:
and Action Plan 2010-2014, Jakarta Nuha Media
Ikod, R, (2002) Faktor-faktor yang Satori, D dan Komariah, A. (2010).
berhubungan dengan perilaku Metodelogi Penelitian Kualitatif.
pencegahan terhadap HIV/AIDS Bandung : Alfabeta
siswa SMU negeri 13 Sumatera Sudarti K, (1996). Aplikasi Penelitian
Selatan. FKM UI,Depok Jakarta Kualitatif dalam Pencegahan dan
KPA Kota Bukittinggi, (2014). Data Pemberantasan Penyakit Menular
Penderita HIV dan AIDS kota Sugiono, (2010). Metode Penelitian
Bukittinggi tahun 2010-2014. Kuantitatif, kualitatif, dan RD,
Sekretaris Komisi Penanggulangan Alfabeta, Bandung
AIDS kota Bukittinggi Sugiono, (2010). Memahami Penelitian
Moleong, L, (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung

LLDIKTI Wilayah X 546

Anda mungkin juga menyukai