Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok bahasan : Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Napza


Sub pokok bahasa : Mengenal pengertian tentang NAPZA, Jenis-jenis NAPZA ,
faktor penyebebab penyalahgunaan NAPZA, tanda dan gejala
ketergantungan NAPZA, bahaya penggunaan NAPZA, dan cara
pencegahan penggunaan NAPZA
Hari/tanggal : 18 September 2018
Waktu : 30 Menit
Penyajian : Kelompok 5
Sasaran : Klien di Ruang Program Khusus NAPZA
Tempat : Di Ruangan Program Khusus NAPZA

A. Tujuan
1. Tujuan intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada klien, diharapkan klien mampu memahami tentang
NAPZA

2. Tujuan intruksional khusus


a) Menjelaskan pengertian tentang NAPZA
b) Menjelaskan jenis-jenis NAPZA
c) Menjelaskan faktor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
d) Menjelaskan tanda-tanda dan gejala ketergantungan NAPZA
e) Menjelaskan bahaya penggunaan NAPZA
f) Menjelaskan cara pencegahan pengunaan NAPZA
B. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 Menit Pembukaan : 1) Menjawab salam
1) Mengucap salam 2) Mendengarkan
2) Memperkenalkan diri 3) Memperhatikan
3) Menjelaskan tujuan dari
kegiatan penyuluhan
4) Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
2 15 Menit Pelaksanaan : 1) Memperhatikan
1) Menjelaskan pengertian 2) Bertanya dan
tentang NAPZA menjawab
2) Menjelaskan faktor-faktor pertanyaan yang
penyebab penyalahgunaan diberikan oleh
NAPZA pembicara
3) Menjelaskan tanda-tanda
dan gejala ketergantungan
NAPZA
4) Menjelaskan bahaya
penggunaan NAPZA
5) Menjelaskan cara
pencegahan penggunaan
NAPZA
3 5 Menit Evaluasi : 1) Menjawab
1) Menanyakan kepada ibu dan pertanyaan dan
keluarga tentang materi dan mendengarkan
tindakan yang telah
diberikan
2) Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
4 5 Menit Terminasi : 1) Mendengarkan dan
1) Mengucapkan terima kasih mengucapkan
atas waktu yang telah terimakasih
diluangkan dan serta peran 2) Menjawab salam
aktif audiens selama
mengikuti kegiatan
penyuluhan
2) Salam penutup

C. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya jawab
4) Evaluasi
D. Media
Leaflet

E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Klien penderita ada saat diadakan penyuluhan
2. Evaluasi proses
a) Klien antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Rencana Evaluasi Kegiatan
a) Apa pengertian NAPZA
b) Apa saja faktor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
c) Apa tanda-tanda dan gejala ketergantungan NAPZA
d) Apa bahaya penggunaan NAPZA
e) Apa saja pencegahan pengunaan NAPZA
4. Evaluasi Hasil
a) Klien mampu menjelaskan pengertian NAPZA
b) Klien mampu menyebutkan faktor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
c) Klien tahu tanda dan gejala ketergantungan NAPZA
d) Klien memahami bahaya penggunaan NAPZA
e) Klien tahu bagaimana cara pencegahan penggunaan NAPZA

Lampiran Materi :

A. Pengertian

NAPZA merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya


yang bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan
sensasi, makan, dan stimulasi seksual. Karena itu bagi yang sudah menghayatinya
selalu muncul dorongan kuat untuk menggunakan napza guna memperoleh
kenikmatan lahir batin atau eforia. Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat
penghayatan maka semakin kuat pula potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan.
( http://www.Bali Post.co.id, Nizar R. 2002 ).

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan
Bahan-bahan berbahaya lainnya) ( http://www.bkkbn.go.id ).
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan
candu/kokaina atau turunannya dan padanannya – digunakan secara medis atau
disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.

ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang
berfungsi menekan syaraf pusat

PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang
mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di
sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Psikotropik meliputi :
Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.

ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan (aseton,


thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel
otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).

NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik
secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui
jarum suntik) sehingga dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Penggunaan NAPZA berlanjut akan mengakibatkan
ketergantungan secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf
dan organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah
(natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri atas tumbuhan dan
tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.

B. Jenis – Jenis NAPZA

1. OPIAT atau Opium (candu)


Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap
(inhalasi). Contohnya :
a) Agonis opoid
Merupakan obat opioid yang menyerupai morfin yang dapat mengaktifkan
reseptor, tertama pada reseptor m, dan mungkin pada reseptor k contoh ;
morfin, papaveretum, petidin (meperidin, demerol), fentanil, alfentanil,
sufentanil, remifentanil, kodein, alfaprodin.
b) Antagonis opioid
Merupakan obat opioid yang tidak memiliki aktivitas agonis pada semua
reseptor dan pada saat bersamaan mencegah agonis merangsang reseptor,
contoh ; nalokson.
c) Agonis-antagonis (campuran) opioid
Merupakan obat opioid dengan kerja campuran, yaitu yang bekerja
sebagai agonis pada beberapa reseptor dan sebagai antagonis atau agonis
lemah pada reseptor lain, contoh pentazosin, nabulfin, butarfanol,
bufrenorfin

Efek yang ditimbulkan :

a. Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation)


b. Menimbulkan semangat
c. Merasa waktu berjalan lambat.
d. Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
e. Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang).
f. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.

2. MORFIN
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya
disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena). Contohnya :
MS Costin , Astramorph , Depodur, Duramorph, Infumorph, Kadian, MorphaBond.
Efek yang ditimbulkan :
a. Menimbulkan euforia.
b. Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
c. Kebingungan (konfusi).
d. Berkeringat.
e. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
f. Gelisah dan perubahan suasana hati.
g. Mulut kering dan warna muka berubah.

3. HEROIN atau Putaw


secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni
berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin
tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus
otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan
dengan cara disuntik atau dihisap.
Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60 detik)
diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau
ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya.
Contohnya : White, Smack, Junk, Serbuk Putih, Medicine, Ubat.
Efek yang ditimbulkan :
a. Denyut nadi melambat.
b. Tekanan darah menurun.
c. Otot-otot menjadi lemas/relaks.
d. Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
e. Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
f. Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.
g. Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
h. Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.

4. GANJA atau kanabis


Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini
terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara
penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.
Contohnya : Marijuana, Cimeng, Gelek, Hasis
Efek yang ditimbulkan :
a. Denyut jantung atau nadi lebih cepat.
b. Mulut dan tenggorokan kering.
c. Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
d. Sulit mengingat sesuatu kejadian.
e. Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan
koordinasi.
f. Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
g. Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang
berkepanjangan, rasa letih/capek.
h. Gangguan kebiasaan tidur.
i. Sensitif dan gelisah.
j. Berkeringat.
k. Berfantasi.
l. Selera makan bertambah.

5. LSD atau lysergic


Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa
diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam
banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara
menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi
setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.
Contohnya : acid, trips, blotters, tabs, stamp, black sesame, seed, micro, micro dot.
Efek yang ditimbulkan :
a. Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan
waktu.
b. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang
dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.
c. Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat
perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
d. Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
e. Diafragma mata melebar dan demam.
f. Disorientasi.
g. Depresi.
h. Pusing
i. Panik dan rasa takut berlebihan.
j. Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian.
k. Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan

6. KOKAIN
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa
(free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut
dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan
kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih.
Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi
beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai
permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan
kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff.
Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Contohnya : crack, daun koka, pasta koka.
Efek yang ditimbulkan :
a. Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
b. Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.
c. Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
d. Timbul masalah kulit.
e. Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
f. Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
g. Merokok kokain merusak paru (emfisema).
h. Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
i. Paranoid.
j. Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).
k. Gangguan penglihatan (snow light).
l. Kebingungan (konfusi).
m. Bicara seperti menelan (slurred speech).

6. AMFETAMIN
Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali
disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan
hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis
amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ectacy.
Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA
(dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS,
ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar
dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung,
atau dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam
bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah
(intravena).
Efek yang ditimbulkan :
a. Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).
b. Suhu badan naik/demam.
c. Tidak bisa tidur.
d. Merasa sangat bergembira (euforia).
e. Menimbulkan hasutan (agitasi).
f. Banyak bicara (talkativeness).
g. Menjadi lebih berani/agresif.
h. Kehilangan nafsu makan.
i. Mulut kering dan merasa haus.
j. Berkeringat.
k. Tekanan darah meningkat.
l. Mual dan merasa sakit.
m. Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar.
n. Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.
o. Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.

8. SEDATIF-HIPNOTIK (Benzodiazepin/BDZ)
Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara
lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik
intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet
sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur
dengan zat lain seperti alkohol, putauw bisa berakibat fatal karena menekan sistem
pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan
atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya
aprazolam/Xanax/Alviz.
Efek yang ditimbulkan :
a. Akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan.
b. Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko
terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama.
c. Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalahgunakan
misalnya seconal.
d. Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan.
e. Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).
f. Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.
g. Nampak bahagia dan santai.
h. Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).
i. Jalan sempoyongan
j. Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.

9. ALKOHOL
Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol
diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari
peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses
penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan
mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah
diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan
peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan
penurunannya orang tersebut menjadi depresi.
Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5%
(bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine) dan golongan C;
kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
Kamput).
Pada umumnya alkohol :
a. Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi.
b. Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah).
c. Merasa senang dan banyak tertawa.
d. Menimbulkan kebingungan.
e. Tidak mampu berjalan.

10. INHALANSIA atau SOLVEN


Adalah uap bahan yang mudah menguap yang dihirup. Contohnya aerosol, aica
aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin.Umumnya
digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu/anak jalanan.
Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan
fungsi kecerdasan otak. Efek yang ditimbulkan :
a. Pada mulanya merasa sedikit terangsang.
b. Dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan.
c. Bernafas menjadi lambat dan sulit.
d. Tidak mampu membuat keputusan.
e. Terlihat mabuk dan jalan sempoyongan.
f. Mual, batuk dan bersin-bersin.
g. Kehilangan nafsu makan.
h. Halusinasi.
i. Perilaku menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan.
j. Bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest).
k. Pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak menetap,
keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata, kerusakan hati dan
ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang. Terjadi kemerahan yang
menetap di sekitar hidung dan tenggorokan.
l. Dapat terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian di antaranya karena jatuh,
kebakar, tenggelam yang umumnya akibat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian.
bat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian.

C. Factor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA


1) Faktor Keluarga

Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi
penyalahgunaan napza adalah orangtua yang:

Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan anak (permisif).

Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak, Tidak sepaham dalam
mendidik anak.

Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua) mengalami


ketergantungan NAPZA

Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari


pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu.

Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat
terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar-saudara.
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat
dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata orang tua
dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan
anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan
ketidaksetujuannya.

Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya


mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak
hal.

Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan


alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam
menanggapi sesuatu.

2) Faktor Kepribadian

Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini.


Pada remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif
dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan
ditandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.

Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara


adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah
dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan
lingkungan dan lebih melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan
segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri
memainkan peranan penting dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya
pemecahan masalah yang dihadapi.

Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari


lingkungan sebagai bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki
kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus
diperoleh dari lingkungan, akan sangat memudahkan kelompok teman sebaya
untuk mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran
keluarga dalam meningkatkan harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.

3) Faktor kelompok
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara
teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar
berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang
bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan
tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti
berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam
bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari
kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok
teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung
penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.

4) Faktor kesempatan

Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan


sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika
internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa
media massa mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual barang
dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang
belum sepenuhnya berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut
menyuburkan usaha penjualan NAPZA di Indonesia.

5) Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan
karakteristik seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat berpengarug
terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang
aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak
acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.

D. Tanda dan gejala ketergantungan obat

Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam
penyalahgunaan NAPZA:

1) Perubahan Fisik
2) Badan kurus
3) Tampak mengantuk
4) Mata merah, cekung
5) Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
6) Perubahan Perilaku
7) Emosi labil
8) Takut sinar/air
9) Menyendiri
10) Bohong/mencuri.
11) Menjual barang
12) Pergi tanpa pamit
13) Halusinasi
14) Paranoid

E. Bahaya penggunaan NAPZA

Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak
sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada berbagai
faktor yang saling berinteraksi. Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung pada
jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering digunakan, bagaimana cara
menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap
tubuh manusia juga tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti kepribadian,
harapan atau perasaan saat memakai, dan faktor biologis seperti berat badan,
kecenderungan alergi, dll. Secara fisiologis organ tubuh yang paling banyak
dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) , termasuk otak dan sumsum belakang
organ-organ otonom seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera.
Kerusakan pada organ-organ tubuh itu menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi
tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga selanjutnya pemakai tidak dapat
lagi hidup normal.

NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi


pemakai, selain tidak dapat hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian karena
overdosis atau penyakit lain. Para pemakai NAPZA biasanya juga menjadi beban bagi
orang-orang lain di sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri sampai masyarakat luas.

Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat biasanya tidak dapat
hidup normal. Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik maupun
psikologis pada tingkat yang berbeda-beda. Ketergantungan atau kecanduan
menyebabkan pengguna tidak dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai ketika
orang dengan sadar memilih untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan
hanya berarti memakai obat secara berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat
pada kerja dan metabolisme otak yang merubah penyalahgunaan menjadi
ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit kronis.

Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada usaha
untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian akan dihentikan.
Ketergantungan secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang kompulsif
(berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini
menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi aneh dan kadang-kadang tak
terkendali.

Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat untuk dapat
sampai pada efek yang sama “tingginya” (disebut toleransi). Dosis yang tinggi dan
pemakaian yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang besar.
Semakin tinggi dosis dan semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan
pemakai mengalami over dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh menerimanya)
yang menyebabkan kematian.

Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak, nikmat, senang,


bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan positif ini hanya
berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA
habis, yang terjadi adalah justru rasa sakit dan tidak nyaman sehingga pemakai
merasa perlu menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai menjadi
tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan berbagai
dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.

a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ
otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan pancaindera.

b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut,
percobaan bunuh diri karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan,
melakukan tindak kekerasan.

c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat bahkan


bangsa.

d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri
dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar
hukum yang berlaku di negera Indonesia.

e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku tidak sesuai dengan


norma dalam masyarakat.
E. Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA

Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian yaitu pencegahan,


terapi (pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua tahapan, detoksifikasi
(membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca detoksifikasi ( pemantapan ), yang dalam
pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien yang disembuhkan tetapi juga
kejiwaan, sosial dan keimanannya.

1. Peranan Diri Sendiri

Jangan pernah mencoba

Bergaul dengan selektif

Jadi diri sendiri

Melakukan kegiatan yang positif

Pendirian yang teguh

Kenali lingkungan dengan benar

Kenali dengan benar informasi tentang Napza

Mendekatkan diri dengan Tuhan

2. Peranan Orang Tua

Menciptakan keluarga yang harmonis

Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri

Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis

Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif

Memperlakukan anak secara adil

3. Peranan Masyarakat

Gerakan kampanye anti Napza

Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh


4. Peranan Pemerintah

UU tentang Narkotika dan Psikotropika

Pembentukan LSM

Pembentukan Tempat Rehabilitasi

Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih,


namun kita harus tetap menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan
membahayakan diri kita. Sedekat apapun hubungan pertemanan kita, kita harus
selalu berani menolak ajakan yang :

Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja sampai malam).

Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan untuk menjualkan


obat/NAPZA).

Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar NAPZA).

Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat
dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang
masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat
mengerti dan berhenti merayu atau memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk
menolak seperti : “terima kasih, tapi saya tidak mau karena saya tidak suka
nongkrong”, “terima kasih, tapi saya tidak mau terlibat dalam kegiatan yang
merugikan saya”, “saya tidak mau karena saya harus mengerjakan hal penting di
rumah”.

Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu
sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, S.2007. Kehamilan,Persalinan & Gangguan Kehamilan. Jakarta: EGC

Gant, Norman F & F. Gary Cunningham. 2011. Dasar-dasar Ginekologi & Obstetri. Jakarta:
EGC

Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai