(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada klien, diharapkan klien mampu memahami tentang
NAPZA
C. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya jawab
4) Evaluasi
D. Media
Leaflet
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Klien penderita ada saat diadakan penyuluhan
2. Evaluasi proses
a) Klien antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Rencana Evaluasi Kegiatan
a) Apa pengertian NAPZA
b) Apa saja faktor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
c) Apa tanda-tanda dan gejala ketergantungan NAPZA
d) Apa bahaya penggunaan NAPZA
e) Apa saja pencegahan pengunaan NAPZA
4. Evaluasi Hasil
a) Klien mampu menjelaskan pengertian NAPZA
b) Klien mampu menyebutkan faktor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
c) Klien tahu tanda dan gejala ketergantungan NAPZA
d) Klien memahami bahaya penggunaan NAPZA
e) Klien tahu bagaimana cara pencegahan penggunaan NAPZA
Lampiran Materi :
A. Pengertian
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan
Bahan-bahan berbahaya lainnya) ( http://www.bkkbn.go.id ).
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan
candu/kokaina atau turunannya dan padanannya – digunakan secara medis atau
disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.
ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang
berfungsi menekan syaraf pusat
PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang
mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di
sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Psikotropik meliputi :
Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik
secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui
jarum suntik) sehingga dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Penggunaan NAPZA berlanjut akan mengakibatkan
ketergantungan secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf
dan organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah
(natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri atas tumbuhan dan
tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.
2. MORFIN
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya
disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena). Contohnya :
MS Costin , Astramorph , Depodur, Duramorph, Infumorph, Kadian, MorphaBond.
Efek yang ditimbulkan :
a. Menimbulkan euforia.
b. Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
c. Kebingungan (konfusi).
d. Berkeringat.
e. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
f. Gelisah dan perubahan suasana hati.
g. Mulut kering dan warna muka berubah.
6. KOKAIN
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa
(free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut
dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan
kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih.
Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi
beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai
permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan
kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff.
Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Contohnya : crack, daun koka, pasta koka.
Efek yang ditimbulkan :
a. Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
b. Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.
c. Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
d. Timbul masalah kulit.
e. Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
f. Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
g. Merokok kokain merusak paru (emfisema).
h. Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
i. Paranoid.
j. Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).
k. Gangguan penglihatan (snow light).
l. Kebingungan (konfusi).
m. Bicara seperti menelan (slurred speech).
6. AMFETAMIN
Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali
disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan
hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis
amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ectacy.
Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA
(dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS,
ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar
dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung,
atau dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam
bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah
(intravena).
Efek yang ditimbulkan :
a. Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).
b. Suhu badan naik/demam.
c. Tidak bisa tidur.
d. Merasa sangat bergembira (euforia).
e. Menimbulkan hasutan (agitasi).
f. Banyak bicara (talkativeness).
g. Menjadi lebih berani/agresif.
h. Kehilangan nafsu makan.
i. Mulut kering dan merasa haus.
j. Berkeringat.
k. Tekanan darah meningkat.
l. Mual dan merasa sakit.
m. Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar.
n. Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.
o. Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
8. SEDATIF-HIPNOTIK (Benzodiazepin/BDZ)
Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara
lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik
intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet
sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur
dengan zat lain seperti alkohol, putauw bisa berakibat fatal karena menekan sistem
pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan
atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya
aprazolam/Xanax/Alviz.
Efek yang ditimbulkan :
a. Akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan.
b. Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko
terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama.
c. Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalahgunakan
misalnya seconal.
d. Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan.
e. Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).
f. Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.
g. Nampak bahagia dan santai.
h. Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).
i. Jalan sempoyongan
j. Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.
9. ALKOHOL
Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol
diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari
peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses
penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan
mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah
diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan
peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan
penurunannya orang tersebut menjadi depresi.
Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5%
(bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine) dan golongan C;
kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
Kamput).
Pada umumnya alkohol :
a. Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi.
b. Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah).
c. Merasa senang dan banyak tertawa.
d. Menimbulkan kebingungan.
e. Tidak mampu berjalan.
Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi
penyalahgunaan napza adalah orangtua yang:
Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan anak (permisif).
Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak, Tidak sepaham dalam
mendidik anak.
Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat
terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar-saudara.
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat
dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata orang tua
dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan
anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan
ketidaksetujuannya.
2) Faktor Kepribadian
3) Faktor kelompok
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara
teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar
berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang
bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan
tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti
berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam
bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari
kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok
teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung
penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.
4) Faktor kesempatan
5) Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan
karakteristik seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat berpengarug
terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang
aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak
acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.
Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam
penyalahgunaan NAPZA:
1) Perubahan Fisik
2) Badan kurus
3) Tampak mengantuk
4) Mata merah, cekung
5) Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
6) Perubahan Perilaku
7) Emosi labil
8) Takut sinar/air
9) Menyendiri
10) Bohong/mencuri.
11) Menjual barang
12) Pergi tanpa pamit
13) Halusinasi
14) Paranoid
Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak
sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada berbagai
faktor yang saling berinteraksi. Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung pada
jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering digunakan, bagaimana cara
menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap
tubuh manusia juga tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti kepribadian,
harapan atau perasaan saat memakai, dan faktor biologis seperti berat badan,
kecenderungan alergi, dll. Secara fisiologis organ tubuh yang paling banyak
dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) , termasuk otak dan sumsum belakang
organ-organ otonom seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera.
Kerusakan pada organ-organ tubuh itu menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi
tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga selanjutnya pemakai tidak dapat
lagi hidup normal.
Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat biasanya tidak dapat
hidup normal. Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik maupun
psikologis pada tingkat yang berbeda-beda. Ketergantungan atau kecanduan
menyebabkan pengguna tidak dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai ketika
orang dengan sadar memilih untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan
hanya berarti memakai obat secara berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat
pada kerja dan metabolisme otak yang merubah penyalahgunaan menjadi
ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit kronis.
Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada usaha
untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian akan dihentikan.
Ketergantungan secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang kompulsif
(berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini
menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi aneh dan kadang-kadang tak
terkendali.
Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat untuk dapat
sampai pada efek yang sama “tingginya” (disebut toleransi). Dosis yang tinggi dan
pemakaian yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang besar.
Semakin tinggi dosis dan semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan
pemakai mengalami over dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh menerimanya)
yang menyebabkan kematian.
a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ
otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan pancaindera.
b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut,
percobaan bunuh diri karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan,
melakukan tindak kekerasan.
d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri
dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar
hukum yang berlaku di negera Indonesia.
3. Peranan Masyarakat
Pembentukan LSM
Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat
dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang
masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat
mengerti dan berhenti merayu atau memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk
menolak seperti : “terima kasih, tapi saya tidak mau karena saya tidak suka
nongkrong”, “terima kasih, tapi saya tidak mau terlibat dalam kegiatan yang
merugikan saya”, “saya tidak mau karena saya harus mengerjakan hal penting di
rumah”.
Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu
sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.
DAFTAR PUSTAKA
Gant, Norman F & F. Gary Cunningham. 2011. Dasar-dasar Ginekologi & Obstetri. Jakarta:
EGC