Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dari Genset, Kubikel dan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah.
2. Mengidentifikasi setiap peralatan/komponen pada Genset, Kubikel, dan Distribusi.
3. Mengetahui cara melakukan pengukuran tahanan isolasi dan pembumian.
4. Mengetahui pengoperasian dari suatu sistem jaringan distribusi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 KV sampai
24 KV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 KV,
154 KV, 220 KV atau 500 KV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan
tegangan adalah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini
kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir. Dengan daya yang sama bila nilai
tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil
pula.
Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 KV dengan transformator penurun
tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga
listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi
mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan
rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-
konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga
listrik secara keseluruhan.
2
Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
3
Menurut bentuk tegangannya:
a. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.
b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem tegangan bolak-balik.
Gambar 2.1 konfigurasi garis horizontal Gambar 2.2 konfigurasi garis vertical
4
Komponen sistem distribusi dapat digambarkan pada gambar berikut:
Jaringan distribusi listrik secara umum dibedakan menjadi empat bagian utama:
Jaringan Tegangan Menengah (JTM), yang berfungsi sebagai penyulang (feeder) tegangan
menengah yang keluar dari gardu induk (GI) untuk kemudian mensuplai gardu-gardu distribusi.
Jaringan Tegangan Menengah atau Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran
tenaga listrik dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik ke konsumen untuk sistem pendistribusian langsung.
Sedangkan untuk sistem pendistribusian tak langsung merupakan tahap berikutnya dari jaringan
transmisi dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke konsumen.
Trafo distribusi (gardu distribusi), yang berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan
menengah ke tegangan rendah.
Jaringan Tegangan Rendah (JTR), yaitu penyulang tegangan rendah setelah keluar dari gardu
distribusi.
Sambungan Rumah (SR) & Alat Pembatas dan Pengukur (APP), yaitu sambungan pelayanan
dari JTR ke setiap rumah sampai dengan APP.
Dalam perencanaan dan pemasangan material distribusi pada jaringan distribusi tenaga listri perlu
untuk diperhatikan dengan seksama karena hal ini akan berdapak sangat luas terhadap kinerja perusahaan
dimana keadaan material material distribusi dapat menentukan kwalitas dan kwantitas pelayanan tenaga
5
listrik. Hal lain yang perlu diperhatikan bahan-bahan untuk material distribusi tenaga listrik memiliki ke
khususan tersendiri tergantung kepada fungsi dan spesifikasinya dengan demikian penting halnya untu
mempelajari karakteristik mekanis dan karakteristik elektrisnya untuk mendapatkan kesesuaian dengan
yang diperlukan. Perlu kita cermati dilapangan pada dewasa ini banyak dihasilkan oleh pabrik pabrik
yang kurang bertanggung jawab yang menghasilkan material material yang spesifikasinya jauh dari
standar namum demikian bentuk rupanya dan fungsinya serupa dan hal inilah yang dapat menimbulkan
kerugian tidak sedikit bagi penggunanya.
Tiang Penyangga.
Tiang peyangga adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah
penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat adalah berlawanan.
Sudut Tiang.
Sudut adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar
membelok dan arah gaya tarikan kawat adalah berlawanan.
6
Tiang Penopang.
Tiang penopang adalah tiang yang digunakan untuk menyangga tiang akhir, tiang sudut dan tiang
penegang agar kemungkinan tiang menjadi miring akibat gaya tarik kawat penghantar dapat terhindar.
Tiang Baja
Berdasarkan panjang tiang dan penggunaannya tiang baja terbagi atas sesuai table 1.1 berikut.
Panjang
Keterangan
tiang (m)
10 TR double circuit
JTM kV sirkuit tunggal, dengan panjang gawang
11
40 m
Tiang Beton
Tiang beton bertulang dapat diklasifikasikan menurut cara pembuatannya dan menghimpunnya
ditunjukkan pada tabel 1.2 berikut :
Tabel 1.2. jenis-jenis tiang beton
7
b. Konduktor
Konduktor merupakan zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat atau zat
cair. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor berfungsi untuk memindahkan
energi listrik dari suatu tempat ke tempat lain.
Konduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik Sehingga
konduktor sering disebut juga penghantar listrik yang baik. Konduktor yang baik adalah yang memiliki
tahanan jenis yang kecil, misalnya air dan emas.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Konduktivitasnya cukup baik
Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi
Koefisien muai panjangnya kecil
Modulus kenyalnya (modulus elastisitet) cukup besar
c. Isolator
Bahan yang digunakan untuk membuat isolator yang paling banyak digunakan pada system antara
lain :
Isolator gelas dan isolator keramik. Fungsi isolator dapat ditinjau dari dua segi yaitu :
8
Fungsi dari segi listrik
d. Peralatan Pelengkap
Peralatan pelengkap adalah bukan suatu peralatan utama yang sifatnya hanya menggenapi
sehingga jaringan tersebut akan lebih sempurna. Jenis-jenis peralatan pelengkap antara lain :
Konektor dan peralatan sambungan
Travers / cross arm
Peralatan accessoris kabel twisted
Sekor
9
Membatasi besar tegangan yang disebabkan oleh terjadinya hubung tidak sengaja dengan
bagian yang bertegangan.
Menstabilkan tegangan ke tanah dalam kondisi abnormal.
Karena itu pemasangan sistem pembumian harus dilakukan dengan standar sesuai ketentuan yang
berlaku sebagai elektroda pembumian biasanya digunakan elektroda batang berbentuk pipa baja galvanis
diameter 25 mm atau baja berdiameter 15 mm yang dilapisi tembaga setebal 2,5 meter dengan panjang
2,5 atau 3 m. Untuk penghantar bumi biasanya digunakan tembaga 50 mm dan sampai dengan 2,5 meter
dari atas tanah harus dilindungi dengan pipa baja dari kerusakan mekanis.
Pada beberapa tiang beton penghantar bumi sudah merupakan komponen dari tiang dan untuk
menghubungkannya dengan penghantar bumi diluar tiang beton digunakan mur baut yang dipasang pada
bagian atas dan bawah tiang. Tahanan pembumian yang dapat dicapai sangat tergantung pada jenis
elektroda, jenis tanah, dan kedalaman penanaman elektroda. Pada tanah kering yang berbatu tidak
mungkin untuk mendapatkan harga dibawah 100 ohm bila hanya ditanam 1 batang elektroda 3 meter.
Walaupun dengan memasang beberapa elektroda secara paralel dapat menurunkan harga tahanan
pembumian, tapi kenyataannya penurunan tidaklah menjadi R/n (R tahanan untuk 1 elektroda, n jumlah
elektroda) seperti diperkirakan. Bila peralatan dan kondisi tanah setempat memungkinkan akan lebih
menguntungkan bila elektroda ditanam secara seri. Keuntungan lain dengan cara ini adalah pengaruh
musim dapat di perkecil karena dicapainya air tanah.
Bila kondisi tanah tidak memungkinkan untuk menanam secara seri beberapa batang pipa, maka
untuk memperoleh harga tahanan yang rendah, pipa-pipa elektroda dapat dipasang secara paralel. Jarak
antar elektroda tersebut harus minimum harus dua kali panjang elektroda.
Pola sistem pembumian pada jaringan tegangan menengah (JTM) antara lain:
10
2. Pembumian netral langsung (Pola 2)
Adapun pola pembumian ini yaitu :
Netral ditanahkan langsung sepanjang jaringan
Kawat netral dipakai bersama dengan saluran tegangan rendah
Konstruksi jaringan saluran udara dan kabel
Saluran utama kawat AAAC 240 mm2, 150 mm2, fasa tiga 4 kawat
Saluran cabang kawat AAAC 95 mm2, 70mm2 fasa tiga kawat dan fasa satu 2 kawat.
Sistem jaringan : radial dan lingkar
Pelayanan beban : Fasa tiga – 4 kawat 20, 11, 6 kV
Fasa satu – 2 kawat 220/380 volt
Sistem pembumian dengan tahanan rendah (Pola 3)
Konstruksi jaringan saluran udara dan kabel tanah arus hubung singkat dengan tanah
maksimal untuk SKTM adalah 1000 Ampere
Sistem jaringan : spindel dan radial
Pelayanan beban kabel tiga fasa – 3 kawat
Pengaman hubung singkat ke tanah : jenis inverse time
Sistem pembumian mengambang (Pola 4)
Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan trafo berkapasitas besar dan juga bertegangan
tinggi. Di jaringan distribusi listrik banyak digunakan trafo penurun tegangan dari 20 kV menjadi 380 V
unutk distribusi ke rumah-rumah dan kantor pada tegangan 220 V. Transformator digunakan pada daerah
frekuensi yang lebih tinggi, untuk berbagai keperluan. Transformator juga dimanfaatkan dalam sistem
komunikasi untuk penyesuaian impedansi agar tercapai transfer daya maksimum.
11
Uji beban nol ini biasanya dilakukan pada sisi tegangan rendah karena catu tegangan rendah
maupun alat ukur tegangan rendah lebih mudah diperoleh. Sisi tegangan rendah menjadi sisi masukan
yang dihubungkan ke sumber tegangan sedangkan sisi tegangan tinggi terbuka. Pada belitan tegangan
rendah dilakukan pengukuran tegangan masukan Vr, masukan Ir, dan daya (aktif) masukan Pr. Karena
sisi primer terbuka, Ir adalah arus magnetisasi yang cukup kecil sehingga kita dapat melakukan dua
pendekatan.
Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi
menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set peralatan
gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau alternator. Engine dapat berupa
perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau
alternator
Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energy listrik.
Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi
solar dan terdapat kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat. Genset dapat digunakan sebagai
sistem cadangan listrik atau “off-grid” (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Didalam
generator memiliki 2 macam komponen utama mesin ialah mesin diesel dan generator yang di kopel
menjadi satu. Diesel fungsinya untuk menghasilkan energi mekanik atau energi putar, Media seperti air,
udara, uap air digunakan untuk memutarkan generator, dan untuk menghasilkan listrik itu sendiri,
didalamnya terdapat dua komponen utama yaitu stator serta rotor.
Generator listrik atau Genset Mesin yang dapat menghasilkan energy listrik, dari energi mekanik,
Energi yang digunakan untuk menggerakan generator atau genset itu sendiri bervariasi mulai dari
Motor/mesin diesel, uap, air, nuklir, gas, angin dll, Sehingga energi mekanik yang dihasilkan diesel, uap,
air, nuklir, gas, angin dll, dirubah atau diteruskan menjadi energi listrik.
Keuntungan dari Generator atau Genset adalah : Bentuknya yang tidak terlalu besar, Energi yang
digunakan terdapat di alam sekitar kita, khusus generator yang menggunakan Gas,Nuklir dan Solor/bensin
12
kita harus mengeluarkan biaya lagi, Tempat yang relatif kecil untuk menyimpang generator (genset)
Contoh aplikasi generator/genset Rmah sakit, Atm, PLN, Pekantoran, Home Industri, Alfamart.
Genset dapat dibedakan dari jenis engine penggeraknya, dimana kita kenal tipe-tipe engine yaitu
engine diesel dan engine non diesel /bensin. Engine diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa solar,
sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin premium. Di pasaran, genset dengan engine non
diesel atau berbahan bakar bensin biasa diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil atau dalam kapasitas
maksimum 10.000 VA atau 10 kVA, sedangkan genset diesel berbahan bakar solar diaplikasikan pada
genset berkapasitas > 10 kVA.
Dalam aplikasi kita akan jumpai bahwa genset terdiri dari genset 1 phasa atau 3 phasa. 1 phasa
atau 3 phasa adalah merujuk pada kapasitas tegangan yang dihasilkan oleh genset tersebut. Tegangan 1
phasa artinya tegangan yang dibentuk dari kutub L yang mengandung arus dengan kutub N yang tidak
berarus, atau berarus Nol atau sering kita kenal sebagai Arde atau Ground. Sedangkan tegangan 3 phase
dibentuk dari dua kutub yang bertegangan. Genset tiga phasa menghasilkan tiga kali kapasitas genset 1
phasa. Pada sistem kelistrikan PLN kita, kapasitas 3 phasa yang dihasilkan untuk aplikasi rumah tangga
adalah 380 Volt, sedangkan kapasitas 1 phasa adalah 220 Volt.
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam, lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu
kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat
13
berenergi lain (seperti busi). Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan
motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk membangkitkan
listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel
dikopel dengan poros generator).
14
Gambar 2.5 Skema Mesin/motor diesel
Secara singkat Proses kerja motor diesel 4 tak adalah sebagai berikut
Langkah hisap, yaitu waktu torak (piston) bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati
Bawah (TMB). Udara diisap melalui katup isap sedangkan katup buang tertutup.
Langkah kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan memampatkan udara
yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang tertutup, sehingga tekanan dan suhu udara dalam
silinder tersebut akan naik.
Langkah usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel bahan bakar yang
disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara bertekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah
pembakaran. Pada langkah ini torak mulai bergerak dari TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung
bertahap.
Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup isap tertutup dan
katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar.
15
2.2.1.3 Komponen-komponen Mesin Diesel
16
Gambar 2.8 Piston dan ring piston
Keterangan gambar :
1. Piston
2. Oil Ring
3. 2 nd Compression Ring
4. 1 st Compression Ring
17
Gambar 2.9 Connecting rod dan connecting rod bearing
Crankshaft / Engkol
Crankshaft mempunyai tugas penting mengubah gerak lurus menjadi gerak putar. Pada mesin
Diesel ini, crankshaft yang digunakan adalah highly rigid die forging integral dengan balance weight.
Balance weight dipasang untuk menjamin keseimbangan perputarannya. Pada ujung depan crankshaft,
terdapat crankshaft pulley dan crankshaft gear yang diikat dengan baut. Crankshaft pulley memutar
alternator dan water pump melalui V-Belt.
Pada mesin Diesel ini, bahan main bearing terbuat dari bahan paduan khusus kelmet, yaitu bahan
yang terbuat dari steel backing dengan campuran tembaga dan timah sebagai lapisannya. Lapisan ini lebih
keras dari logam putih dan lebih tahan terhadap panas. Upper main bearing mempunyai oil groove dan
lubang oil yang segaris dengan lubang oil pada crankshaft.
Flywheel
Flywheel merupakan piringan yang terbuat dari cast iron dan dibaut pada ujung crankshaft.
Crankshaft hanya mendapatkan tenaga putaran dari langkah kerja saja. Agar crankshaft dapat bekerja
pada langkah lainnya, crankshaft harus dapat menyimpan daya putaran yang diperolehnya. Bagian yang
menyimpan tenaga putaran ini adalah flywheel. Pada sekeliling flywheel dipasang ring gear yang
berhubungan dengan starter pinion.
18
Gambar 2.11 Flywheel
Mekanisme Katup
Bagian-bagian yang menggerakkan membuka dan menutup katup pada waktu yang teratur
disebut mekanisme katup. Mekanisme katup dibagi dalam beberapa susunan katup yaitu jenis katup sisi
(side valve) dan jenis katup kepala (overhead valve). Pada mesin Colt Diesel ini katup yang digunakan
adalah jenis overhead valve.
2.2.2 Generator
Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui
proses induksi elektromagnetik. Alat ini memperoleh energi mekanis dari prime mover. Generator arus
bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik
pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas.
19
Gambar 2.12. Typical Alternator
20
Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar
tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang
selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban
sangat mempengaruhi tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila
tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan memperbesar
arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi
tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan
demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara
otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat
minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
Inter Cooler
Berfungsi sebagai pendingin udara yang dihasilkan “turbo” sehingga sebelum udara masuk ke
mesin, intercooler ini akan medinginkan udara tersebut dengan menggunakan udara yang di dapat dari
21
tembakan kipas radiator. Teknologi ini sangat efektif untuk memaximalkan kerja mesin. Sayangnya hanya
berlaku untuk mesin yang menggunakan kipas radiator.
After Cooler
Fungsinya sama dengan intercooler. Mendinginkan udara yang dihasilkan turbo sebelum masuk
ke mesin. Udara panas hasil dari turbo, di dinginkan oleh aftercooler dengan menggunakan air sebagai
media pendinginan. Biasanya digunakan pada mesin mesin kapal. Dikarenakan mesin kapal tidak
menggunakan kipas radiator.
Radiator
Berfungsi mendinginkan sirkulasi air panas dari mesin. Dengan menggunakan udara sebagai
media pendinginan.. air panas akan ditarik oleh pompa masuk ke tangki atas radiator. Selanjutnya air
panas tersebut akan melewati pipa vertikal pada radiator sebelum masuk ke tangki bawah radiator. Proses
pendinginan air terjadi di pipa vertikal. Dimana air yang akan jatuh secara perlahan oleh gaya gravitasi
bumi, akan di dinginkan oleh kipas radiator dengan cara ditiupkan arus udara. setelah proses pendinginan
tersebut, air akan tiba di tangki radiator bawah. Dan siap bersirkulasi mendinginkan mesin kembali.
Water Pump
Pompa air pada mesin diesel berperan sebagai system pendinginan mesin. Dengan bekerjasama
dengan radiator. Pompa air bertugas untuk menarik atau mendorong air untuk melakukan sirkulasi
pendinginan.
Injection Pump
Injection Pump adalah pompa injeksi. Berfungsi untuk menarik solar dari tangki, melewati filter
dan memompa solar tersebut ke injector untuk selanjutnya di semprotkan ke ruang pembakaran.
Oil Filter
Berfungsi sebagai penyaring oli . sehingga oli yang dipakai melumas mesin, adalah oli yang
bersih dari ampas mesin (gram).
Fuel Filter
Berfungsi sebagai penyaring bahan bakar. Solar yang terdapat di tangki disaring terlebih dahulu
sebelum masuk ke Injection pump. Agar Injector / Nozzle tidak mudah rusak.
22
Air Filter
Berfungsi sebagai penyaring udara dan oksigen yang akan masuk ke mesin. Sehingga tidak ada
debu atau kotoran yang masuk ke dalam ruang pembakaran.
Dynamo Starter
Alat ini digunakan untuk menghidupkan mesin. Dengan mendapat arus listrik searah dari accu,
Dynamo Starter menghasilkan tenaga mekanis untuk memutar mesin. Sehingga mesin dapat melakukan
tahap awal pembakaran. Yaitu mengkompressi udara.
Dynamo Ampere
Alat ini kebalikannya dari dynamo starter. Dengan mendapat energy mekanis (putaran) dari
mesin, Dynamo ampere akan menghasilkan arus searah (DC) untuk di gunakan menyetrum accu genset.
AMF adalah singkatan dari Automatic Main Failure yang maksudnya menjelaskan tentang
cara kerja otomatisasi terhadap system kelistrikan cadangan apabila terjadi gangguan pada pada
sumber listrik utama. Istilah ini lebih umum dijabarkan sebagai kendali start dan stop genset.
ATS adalah singkatan dari Automatic Transfer Switch, yaitu proses pemindahan
sumber listrik dari sumber listrik satu ke sumber listrik yang lain secara bergantian. ATS adalah
pengembangan dari COS atau biasa disebut dengan Change Over Switch ,beda keduanya adalah terletak
pada system kerjanya. Untuk ATS system kerja secara otomatis sedangkan COS masih dikendalikan
atau dioperasikan secara manual.
23
Bilamana suatu saat sumber listrik utama (PLN) tiba-tiba padam, maka AMF bertugas untuk
menjalankan mesin diesel genset seklaigus memberikan sistem proteksi pada genset.
System proteksi yang dimaksud adalah system proteksi terhadap unit mesin diesel maupun pada
generatornya, seperti
Rendahnya tekanan minyak pelumas
Temperature mesin
Pengaman beban lebih
Pengaman terhadaptegangan, frekuensi genset, dll
Apabila parameter yang diamankan melebihi batasan normal / seting maka ATS akan
memutuskan hubungan arus listrik kebeban sedangkan AMF bertugas untuk menghentikan mesin.
Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik, selanjutnya ATS bertugas untuk
memindahkan sambungan secara otomatis yang sebelumnya dari sumber listrik utama ke sisi
generator.
Apabila sumber listrik utama kembali normal,maka ATS akan bertugas mengembalikan
sambungan ke sisi sumber listrik utama dan kemudian disusul dengan tugas AMF untuk memberhentikan
kerja mesin diesel.
2.3 Kubikel
Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali,
penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik.
24
Gambar 2.15 kubikel 20 kV SM 6 PNUP
Fungsi Kubikel :
- Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama
- Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fase/pelebur
- Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)
a. Busbar
Busbar digunakan untuk mengumpulkan tenaga listrik dengan tegangan 20 kV serta membaginya
ke tempat-tempat yang diperlukan.
25
Gambar 2.16 Busbar
b.Pemutus Daya
Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan
arus/daya listrik sesuai ratingnya. Pada saat terjadi pemutusan maka akan terjadi busur api. Pemadam
busur api listrik pada waktu pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti minyak,
udara atau gas.
26
Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak memperlambat pemisahan
kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang membutuhkan pemutusan arus yang cepat serta dimensi
PMT yang terlalu besar.
c. Pemisah (PMS)
Disconnecting switch (DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang
berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat memutus dan menyambung rangkaian dengan arus yang
rendah (±5A), biasa dipakai ketika dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber
tenaga listrik dan PMT serta di antara PMT dan beban.
27
PMS dapat ditutup hanya ketika PMT dan ES terbuka.
PMT dapat ditutup hanya ketika PMS dalam kondisi telah terbuka atau telah tertutup.
d.Peralatan Pengaman
Rele Arus Lebih (OCR)
Rele arus lebih adalah suatu rele yang bekerjanya didasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi
suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam waktu tertentu, sehingga rele ini dapat dipakai sebagai pola
pengamanan arus lebih.
Heater
Heater merupakan alat yang berfungsi untuk menjaga komponen – komponen kubikel dari
kelembapan udara, karena kelembapan udara bisa menimbulkan bercak – bercak kotoran sehingga bercak
kotoran akan menjadi karatan di peralatan kubikel. Alat ini di operasikan pada tegangan 220 Volt.
2.3.2 Kubikel Metering
Kubikel Metering berfungsi untuk keperluan pengukuran. Kubikel ini dilengkapi dengan alat
pengukuran , seperti amperemeter, voltmeter, dan wattmeter. Selain itu, kubikel ini juga dilengkapi
dengan alat proteksi, seperti fuse.
Adapun alat – alat yang terdapat dalam kubikel metering sebagai berikut:
Sekering
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering disebut sebagai solefuse.
Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan mampu bekerja pada arus 31.5 kA. Solefuse ini digunakan
untuk melindungi trafo tegangan dari gangguan.
28
Gambar 2.17. Solefuse dalam melindungi trafo tegangan
Ampere Meter
Berfungsi mengukur arus listrik yang mengalir melalui fasa.
Watt Meter
Berfungsi mengukur besarnya daya yang disuplay dari genset/PLN.
kWh Meter
Berfungsi mengukur besarnya daya yang digunakan oleh beban.
Power Factor Meter
Berfungsi mengukur factor daya dari PLN/genset.
Trafo Tegangan (Potensial Transformer)
Potensial transformer berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi atau tegangan menengah
menjadi tegangan rendah. Trafo ini mengubah tegangan menjadi besaran ukur sesuai dengan tegangan
alat – alat pengukuran.
29
2.3.3 Kubikel Outgoing
Kubikel outgoing merupakan kubikel penghubung antara busbar 20 kV yang
berada di dalam kubikel dengan jaringan tegangan menengah.
Adapun alat – alat yang terdapat dalam kubikel metering sebagai berikut:
Circuit Breaker adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk menghubungkan atau
memutuskan arus listrik sesuai dengan ratingnya. Circuit breaker ini dapat dioperasikan secara otomatis
maupun manual dengan waktu pemutus atau penyambungan yang tetap sama, sebab factor ini ditentukan
oleh struktur mekanisme yang menggunakan pegas.
Adapun jenis Circuit Breaker yang terdapat pada kubikel yang diamati adalah Circuit Breaker
tipe SF6 CB (Sulfur Hexa fluoride Circuit Breaker).
SF6 CB (Sulfur Hexa fluoride Circuit Breaker).adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas
SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik
dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6
ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam.
Rating tegangan CB adalah antara 3.6 KV – 760 KV.
30
2.5 GARDU DISTRIBUSI
Gardu Distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan
Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Trafo Distribusi, dan Perlengkapan Hubung Bagi
Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan daya listrik bagi para pelanggan baik dengan
Tegangan Menengah (TM 20kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380 V). Konstruksi Gardu
Distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan penggunaannya yang
kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah daerah setempat.
A. Jenis pemasangannya
B. Jenis konstruksinya
1. Gardu beton
2. Gardu tiang
3. Gardu kios
C. Jenis penggunaannya
Khusus untuk pengertian dari Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk memudahkan manuver
pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang dapat dilengkapi / tidak dilengkapi Remote
Terminal Unit (RTU). Untuk fasilitas ini biasanya dilengkapi fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi
pemakaian sendiri atau Trafo Distribusi untuk umum yang diletakkan dalam satu kesatuan.
31
BAB III
LANGKAH KERJA
Untuk kubikel
Tabel 3.1 Daftar Alat
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Kabel 1 buah
2 Kabel 3 buah
32
4 Alat ukur (megger) 1 set
5 Obeng 1 set
2. Bahan
Table 3.3 Daftar Bahan
NO BAHAN JUMLAH
1 Kubikel Schneider 20 kV 1 buah
BAB V
ANALISA
33
1. Kubikel
- Pengukuran tahanan isolasi pada komponen Kubikel
Pada job ini, kami telah mengambil data dari pengukuran terhadap tahanan isolasi trafo
step up 20kV antara teg.primer-teg.sekunder, teg.sekunder-body, dan teg.primer-body.
Tabel 6.1 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi pada Kubikel dengan Vin = 500V
Pengukuran Nilai tahanan Arus (nA)
R-S > 500 GΩ 0,08
R-T > 500 GΩ 0,05
S-T > 500 GΩ 0,07
R-G > 500 GΩ 0,44
S-G > 500 GΩ 0,40
T-G > 500 GΩ 0,40
Tabel 6.2 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi pada Kubikel dengan Vin = 1000V
Pengukuran Nilai tahanan Arus (nA)
34
Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral (N), penting untuk
diperhatikan adalah semua alat pemakai arus yang terpasang paralel harus dalam keadaan terputus.
Sebaliknya semua alat pemutus yang tersambung secara seri harus dalam keadaan tertutup. Hasil
yang dapat diperoleh adalah mengetahui keadaan tahanan isolasi dan sambungan yang ada pada
instalasi. Jika terjadi sambungan yang salah atau hubung singkat, dapat segera diketahui dan
diperbaiki.
Untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan instalasi dengan tanah/ground (G), penting
untuk diperhatikan adalah semua alat pemakai arus yang terpasang paralel harus dalam keadaan
terpasang. Kemudian semua alat pemutus yang tersambung secara seri harus ditutup.
Saat melakukan pengukuran disarankan hanya menggunakan daya baterainya saja karena
tegangan yang dibangkitkan lebih stabil. Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi belitan trafo
adalah untuk mengetahui besar nilai kebocoran arus yang terjadi pada isolasi belitan primer,
sekunder dan tertier. Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat
dihindari, untuk itu dilakukan pengukuran tahanan isolasi untuk dapat mengetahui keamanan suatu
trafo. Kebocoran arus yang masih dalam batasan spesifikasi trafo akan memberikan jaminan untuk
terhindar dari gangguan akibat lemahnya isolasi.
Insulation tester banyak jenisnya (merk dan type Insulation Tester), masing-masing memiliki
spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari type sederhana,
menengah sampai dengan yang canggih. Display (tampilannya) juga banyak ragamnya, mulai dari
tampilan analog, semi digital dan digital murni.
2. Generator Set
Pada job ini, kami melakukan pengamatan dan mendata semua bagian/komponen yang adapada
generator serta pada AMF untuk selanjutnya mencari informasi lebih detail dari tiap bagian/komponen
tersebut.
Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui
proses induksi elektromagnetik. Alat ini memperoleh energi mekanis dari prime mover. Generator arus
bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik
pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas.
35
Model : WPS20S
TipeRangka :B
KapasitasTangki : 100 L
Berat : 968, 7 Kg
Tingkat Kebisingan : 59.3 dBA
Dimensi( L x W x H ) : 2142 x 830 x 1369 mm
DayaTerpasang : 22 kVA /18 kW
DayaTersedia : 20 kVA /16 kW
36
3) Pada panel genset, putar kunci ke kondisi auto(on) kemudian tekan tombol tangan
37
Mematikan Genset pada kondisi manual
1) Putar saklar pada panel ATS/AMF ke kondisi off
38
Menyalakan Genset pada kondisi otomatis
1) Putar saklar pada baterai ke posisi on
39
Mematikann Genset pada kondisi otomatis
1) Putar saklar pada panel ATS/AMF ke kondsi off
40
Spesifikasi Genset
41
Mesin Diesel
Tabel 6.2 SpesifikasiMesin Diesel
FuelConsumption
1800rev/min 1500rev/min
EngineSpeed g/k g/kW
1/hr I/hr
Wh h
Standby 235 6.9 244 6.1
42
Daya Terus - menerus : 18,7 kW
Konsumsi Bahan Bakar ( beban 100 % ) : 243g/kWh
43
BAB VI
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktikum Bengkel Listrik Catu Daya, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan:
Dalam sistem catu daya, jaringan JTM di turunkan ke trafo step-down, lalu ke generator,
lalu diamankan dengan kubikel dan dinaikkan kembali tegangannya oleh trafo step-up yang berada pada
sisi kubikel dan kembali ke jaringan.
Generator adalah sebuah alat yang memberikan supplay tegangan cadangan apabila
supplai dari PLN terputus.
Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik
Pada tiang JTM/JTR terdapat trafo step-down yang menurunkan tegangan dari 20Kv ke
380/220V.
Semakin tinggi tegangan isolasi suatu penghantar yang ingin dipasang pada jaringan TM-
TR semakin baik.
7.2 Saran
Sebaiknya praktikan mengutamakan safety terkhusus pada job Distribusi Tegangan
Menengah. Misalnya mengenakan safety belt, sarung tangan, helm, dan sepatu safety.
Pada saat praktek di bengkel sebaiknya praktikan benar-benar memanfaatkan waktu yang
diberikan untuk memahami job yang diberikan mengingat waktu yang diberikan sangat terbatas.
44
DAFTAR PUSTAKA
Gonen, T. 1986, Electric Power Distribution System Engineering. New York : McGraw Hill
Book Co.
45
LAMPIRAN
46
47
48
49
50