Anda di halaman 1dari 3

Sekolah adalah tempat dimana siswa mengembangkan dan mengasah kemampuan serta

keterampilan yang ia miliki, dan guru juga memiliki tugas untuk mampu menyediakan kondisi
belajar yang nyaman dan mengendalikan siswa agar mencapai tujuan pelajaran. Kelas menjadi
tempat bertemunya guru dan siswa secara ideal, hal ini menyebabkan betapa pentingnya keadaan
kelas untuk dimanajemeni secara baik dan professional. Mengajar dan mengelola kelas adalah
dua hal pokok kegiatan guru di dalam kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan menggiatkan siswa
mencapai tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pembelajaran,
menyajikan bahan ajaran kepada siswa, dan menilai kemajuan siswa. Mengelola kelas
bermaksud untuk menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan belajar dan
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Saat seorang guru gagal mencapai tujuan
pembelajaran, hal ini dapat disebabkan oleh ketidakmampuan guru mengelola kelas.
Kebanyakan guru hanya berfokus dan merasa nyaman dengan satu cara atau satu metode dalam
mengajar siswa, padahal metode atau cara tersebut belum tentu pas bagi setiap siswa. Maka dari
itu guru hendaknya memberi variasi dalam mengajar siswa, sehingga setiap siswa mampu
memahami dan mengerti materi dari guru. Banyak metode dan cara yang dapat diterapkan guru
dalam mengelola kelas. Disini jelas bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat
utama dan mutlak bagi seorang guru untuk tercapainya proses belajar mengajar yang efektif pula.
Maka dari itu, pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif
demi mengingkatkan kualitas belajar. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggungn jawab
seorang guru dengan memperdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan
proses belajar. Dari sini kita dapat mengartikan bahwa seorang guru perlu memiliki keterampilan
dan kepribadiaan yang baik serta profesioanlisme dalam menciptakan dan mengelola kelas
sehingga suasana kelas menjadi nyaman kondusif dan menyenangkan bagi setiap siswa agar
pembelajaran dapat tersampaikan dan diterima oleh siswa dengan mudah dan jelas.
ISI
Pengelolaan kelas dapat diartikan secara terminology seperti yang diungkapkan oleh
Wilford(James M. Cooper, 1995), pengelolaan kelas merupakan seperangkat perilaku yang
kompleks dimana pembelajar menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang
akan memampukan para pembelajar mencapai tujuan pembelajaran yang efisien. Pada
hakekatnya pengelolaan kelas dilakukan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran yang
berkualitas.
Tujuan dari diadakannya pengelolaan kelas secara umum adalah agar pengajaran dapat dilakukan
secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selain itu
tujuan pengelolaan kelas adalah memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa
dalam pelajarannya, karena dengan pengelolaan kelas guru mudah untuk melihat dan mengamati
setiap kemajuan atau perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban
dan tujuan pengelolaan kelas yang selanjutnya yaitu memberi kemudahan dalam mengangkat
masalah-masalah penting untuk dibicarakan di kelas demi perbaikan pengajaran pada masa
mendatang.
Selain tujuan pengelolaan kelas secara umum, ada tujuan pengelolaan kelas secara khusus antara
guru dan siswa. Tujuan pengelolaan kelas bagi siswa adalah untuk mendorong siswa
bertanggungjawab, membantu siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai, dan membangkitkan
rasa tanggungjawab untuk melibatkan diri dalam tugas maupun pada kegiatan yang diadakan.
Tujuan pengelolaan kelas bagi guru ialah untuk mengembangkan pemahaman dalam penyajian
pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat, menyadari akan kebutuhan
siswa dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada siswa, dan untuk
mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang mengganggu
Setelah kita mengetahui pengertian dan tujuan dari pengelolaan kelas, ada beberapa model
pembelajaran bernuansa bimbingan dan konseling yang dapat diterapkan oleh guru untuk
mengelola kelas. Walaupun kita tahu bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat
untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat
haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan
kondisi guru itu sendiri.
Model pembelajaran yang kooperatif dapat melatih siswa untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat,
dan belajar menyadari keekurangan dan kelebihan siswa.
Model pembelajaran konteksual dimulai dengan sajian atau Tanya jawab lisan yang terkait
dengan dunia nyata kehidupan siswa, sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkert, dan suasana menjadi
kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa,
siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat.
Model pembelajaran berbasis masalah ini ada untuk melatih dan mengembangkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan actual
siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang harus tetap dijaga
adalah suasana kondusif, terbuka, negoisasi, demokratis nyaman dan menyenangkan bagi siswa
agar dapat berpikir optimal
Model pembelajaran problem solving juga dapat diterapkan dalam kelas agar siswa dapat
berpikir secara nyata dan rasional untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya.
Selain problem solving ada metode pembelajaran problem posing yaitu metode pembelajaran
pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi
bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami.
Namun bila guru hanya menerapkan metode pembelajaran saja, tanpa memilki strategi yang pasti
dalam pengelolaan pembelajaran, maka sama saja siswa tidak akan mendapatkan kenyamanan
dan kesenangan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu pentingnya menjalin kerjasama
dengan siswa, merupakan strategi bagi seorang guru untuk mengambil perhatian siswa. Guru
hendaknya menjalin hubungan yang baik dengan siswa, berusaha memahami latar belakang
siswa, mampu menguasai materi dan memiliki cara penyajian yang menarik, menggunakan
metode belajar yang bervariasi dan memberi pembinaan khusus bagi siswa yang bermasalah
Seorang guru yang mencapai keberhasilan dalam pengelolaan kelas dapat dilihat melalui cara
guru mengartikan perbedaan antara mengelola kelas dengan mendisiplinkan kelas, guru
mengetahui perbedaan antara prosedur kelas dengan rutinitas kelas, guru melakukan pengelolaan
kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan
pentingnya tanggung jawab, guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan
konsekuensi, guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan
disiplin bisa dipelajari.
KESIMPULAN
Pengelolaan kelas hendaknya menjadi inti bagi seorang guru untuk mencapai keberhasilannya
dalam membimbing dan membina siswa. Metode pembelajaran yang bernuansa bimbingan dan
konseling dapat menjadi solusi untuk setiap guru agar menciptakan suasana kelas yang efektif,
nyaman, dan juga menyenangkan. Sebab, bagi seorang siswa kesan menyenangkan dalam
pembelajaran adalah unsur penting yang utama agar siswa dapat menerima setiap materi yang
diterangkan oleh gurunya, setelah siswa dapat menerima materi dengan baik maka peluang
berpresati terbuka lebar bagi siswa. Pengelolaan kelas hendaknya berfokus pada bagaimana guru
menyampaikan materinya dan bagaimana siswa dengan senang hati menerima materi tersebut
dan mulai dan mau berusaha untuk berprestasi.
REFERENSI:
1. Yusuf, Syamsu, Nurihsan, Juntika (2005). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
2. Ridwan (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai