Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Biokimia

Acara I. Karbohidrat

Nama : Dimas Choiri Amar NIM : 20180210046

Gol/Kel : A2/3 Co-ass : Syifa Aulia

Assisten : Herda Pratiwi

I. Tujuan
Mengetahui kandungan karbohidrat dari berbagai ekstrak tanaman.

II. Bahan dan Alat


1. Ekstrak pisang mentah dan ekstrak pisang matang
2. Ekstrak kentang
3. Ekstrak tebu
4. Bunsen
5. Tabung reaksi
6. Pipet

III. Cara Kerja


1. Uji benedict

E. Tebu E. Pisang E. Pisang

mentah matang

(+)10 tetes benedict (+) 5 tetes HCL 1M (panaskan)

Panaskan tabung di atas bunsen


(+) 5 tetes NAOH 1M (panaskan)

(+) 10 tetes benedict

2. Uji iodine

5n Iod 5 tetes

E kentang dan E singkong catat warna catat warna

3. Uji fehling

E pisang matang 5 ml E pisang mentah 5 ml

(+) 8 tetes fehling A (panaskan dengan bunsen)

(+) 8 tetes fehling A (panaskan dengan bunsen)

4. Uji selliwanof

Sel glukosa

(+) 2ml HCL 37%

Sel fruktosa

Panaskan 10 menit pada waterbath

E pisang matang

(+) 0,5 ml resorsinol (catat warna)


IV. Hasil pengamatan

A. Uji benedict
Ekstrak + HCl 10M +NaOH 1M +Benedict Keterangan

Ekstrak pisang Coklat batu bata Kuning kemerahan Coklat kemerahan +3


mentah
Ekstark pisang Kuning Hijau kekuningan Hijau kekuningan -2
matang
Ekstrak tebu - - Kuning -3

B. Uji fehling
Ekstrak +Fehling A Pemanasan 1 +Fehling B Pemanasan 2 Keterangan

Ekstrak pisang Kuning Coklat Coklat Coklat +3


mentah kemerahan kemerahan kemerahan
Ekstrak pisang Kuning Hijau Coklat tua Coklat tua -2
matang kecoklatan

C. Uji iodine
Ekstrak +Iodine Keterangan

Ekstrak kentang Bening kebiruan +5

Ekstrak singkong Bening kebiruan +5

D. Uji selliwanof
Larutan +HCl 37% +pemanasan +Resorsinol 0,5% Keterangan

Glukosa Bening Bening Bening -5

Fruktosa Bening Bening Bening -5

Ekstrak pisang Kuning kemerahan Merah Merah hati +5


matang
V. Pembahasan
Dasar teori
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang
menghasilkan senyawa senyawa ini bila dihidrolisa. Nama karbohidrat berasal dari
kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris,
yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan memiliki
nisbah karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh,
rumus D-glukosa adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis sebagai (CH2O)6 atau
C6(H2O)6. Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris
(CH2O)n, yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain lagi juga
mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur (Lehninger, 1982).

Berdasarkan strukturnya karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida,


oligosakarida, atau poliskarida. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan
lainnya lewat hidrolisis. Monosakarida (kadang disebut gula rendah) ialah karbohidrat
yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi. Polisakarida
mengandung banyak unit monosakarida, ratusan bahkan ribuan. Oligosakarida
mengandung sekurang-kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit
monosakarida yang bertautan (Hart Harold et al, 2003).

Pada pengamatan karbohidrat kali ini menggunakan uji benedict, uji fehling, uji
iodine, dan uji selliwanoff. Uji benedict berdasarkan pada gula yang mengandung
gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis,
menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata. Uji
selliwanoff adalah uji kimia yang dilakukan untuk membedakan gula aldosa dan ketosa.
Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula
tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika mengandung gugus
aldehida, ia adalah aldosa. Uji iodine berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu
polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik.
Amilium atau pati dengan iodine menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan
warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan
iodine membentuk warna merah coklat (Sumardjo, 2006).

Menurut (Sumardjo, 2006) uji fehling terdiri atas fehling A (34,65 gram kupri
sulfat dalam 500ml air) dan fehling B (campuran 173 gram natrium hidroksisa dan 125
gram kalium natrium tartrat dalam 500 ml air). Campuran larutan fehling A dan larutan
fehling B merupakan larutan berwarna biru. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat
pereduksi, kemudian dipanaskan, akan terjadi perubahan warna dari biru - hijau -
kuning – kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kuprooksida
bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak.

Pembahasan
Pada pengujian benedict melakukan pada tiga ekstrak buah, yaitu ekstrak pisang
matang, ekstrak pisang mentah, dan ekstrak tebu. Ekstrak tebu ditetesi dengan 10 tetes
benedict lalu dipanaskan di atas bunsen. Hasil yang didapatkan dari percabaan yang
dilakukan yaitu negative karena warna tidak sesuai dengan teori. Sedangkan pada
percobaan dengan ekstrrak pisang matang dan ekstrak pisang mentah diberi 5 tetes HCl
1M, 5 tetes NaOH 1M, dan 10 tetes benedict. Hasil yang didapatkan ekstrak pisang
mentah memiliki warna yang mendekati hasil warna benedict dan ekstrak pisang
matang memliki warna yang tidak mendekati hasil warna benedict yaitu merah bata.

Pada pengujian fehling bahan yang digunakan ialah ekstrak pisang mentah dan
ekstrak pisang masak, pengujian dilakukan dengan diberi 8 tetes fehling A lalu di
letakkan di atas bunsen, jika sudah di panaskan amati warna lalu beri 8 tetes fehling B
dan letakkan di atas bunsen. Dari perlakuan yang dilakukan pada ekstrak pisang mentah
didapatkan warna coklat kemerahan, warna ini hampir mendekati warna fehling. Pada
ekstrak pisang masak warna yang didapatkan adalah coklat tua, warna yang didapatkan
oleh ekstrak pisang matang tidak mendekati warna fehling. Fehling memiliki dua, yaitu
fehling A dan fehling B warna dari fehling adalah merah kekuningan atau merah bata.

Pada pengujian iodine bahan yang digunakan ialah ekstrak kentang dan ekstrak
singkong. Ekstrak singkong dan ekstrak kentang diberi 5 tetes iodine, hasil yang
didapatkan adalah ekstrak singkong memiliki warna bening kebiruan dan ekstrak
kentang memiliki warna bening kebiruan. Dari hasil yang didapatkan ekstrak singkong
dan ekstrak kentang memiliki warna yang mendekati warna iodine, yaitu warna biru
tua/ungu.

Pada pengujian selliwanoff bahan bahan yang digunakan adalah glukosa, fruktosa
, dan ekstrak pisang masak. Tahapan awal dari pengujian ini dengan memberikan 2 ml
HCl 37% lalu direndam kedalam waterbath selama 10 menit, setelah 10 menit bahan
bahan ditambahkan dengan 0,5% resorsinol lalu amati perubahan warna pada bahan
yang diberikan tadi. Pada glukosa dan fruktosa tidak mengalami perubahan warna sama
sekali, sedangkan pada ekstrak pisang masak mengalami perubahan warna menjadi
warna merah hati. Warna dari ekstrak pisang masak mendekati dengan warna uji
welliwanoff dengan warna merah.

VI. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dapat mengetahui
kandungan karbohidrat dari berbagai ekstrak buah
VII. Daftar Pustaka
Hart Harold et al. 2003. Kimia Organik. Jakarta. Erlangga.
Lehninger, Albert L.. 1984. Dasar-Dasar Biokomia Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Sumardjo. 2006. Pengantar Kimia. Jakarta. EGC.
LAMPIRAN

Hasil ekstrak singkong pada Ekstrak pisang matang dan pisang


Uji iodine. Mentah pada uji fehling

Ekstrak pisang matang pada Ekstrak pisang matang dan mentah


Uji selliwanoff pada uji benedict
Proses pemanasan ekstrak buah

Anda mungkin juga menyukai