Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Kurikulum KKNI


1.1 Pengertian KKNI
Kerangaka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangaka
penjejangan kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang menyandingkan,
menyetarakan dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan
dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang
disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. Menurut Pepres No.8
tahun 2012 KKNI adalah kerangka penjenjangan kualitas kompetensi yang
dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor. KKNI merupakan perwudan mutu dan jati diri bangsa
Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja
nasional, dan sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning
outcomes) nasional, yang diniliki Indonesia untuk menghasilkan sumber daya
manusia nasional yang bermutu dan produktif.
1.2 Unsur-Unsur yang Ada Pada KKNI
KKNI menyatakan sembialn jenjang kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia yang produktif. Deskripsi kuslifikasi pada setiap jenjang KKNI
secara komprehensif mempertimbangkan sebuah capaian pelajaran yang utuh,
yang dapat dihasilkan oleh suatu proses pendidikan baik yang formal, non
formal, informal, maupun pengalaman mandiri untuk dapat melakukan kerja
secara berkualitas. Deskripsi setiap jenjang kualifikasi juga disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni, serta perkembangan
sektor-sektor pendukung perekonomian dan kesejahterhan rakyat, seperti
penindustrian, pertanian, kesehatan, hukum, dan aspek lain yang terkait.
Capaian pembelajaran juga mencakup aspek-aspek pembangun jati diri bangsa
yang tercermin dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhineka
Tunggal Ika yaitu menjunjung tinggi pengalaman kelima sila Pancasila dan
penegakan hukum, serta mempunyai komitmen untuk menghargai keragaman

2
agama, suku, budaya, bahasa, dan seni, yang tumbuh dan berkembang di bumi
Indonesia.
Pada dasarnya untuk berhasil dalam hal pembelajaran harus disussun
dengan menurunkann dari profil ke dalam unsur-unsur deskripsi KKNI.
Rumusan capaian pembelajaran diuraikan dalam unsur KKNI dengan
memasukkan komponen sebagai berikut :
a) Indikator tingkat capaian (gradiasi pernyataan deskripsi sesuai jenjang yang
akan dicapai)
b) Visi dan misi program studi yang memiliki ciri khas dan cita-cita atau
tujuan dari program pendidikan
c) Bidang keilmuan (jenis akademik sesuai dengan nomenklatur atau bisa
disebut pembentukan tata susunan dan aturan pemberian nama objek studi
bagi cabang ilmu pengetahuan)
d) Bidang keahlian
e) Bahan kajian
f) Refrensi dari prodi sejenis
g) Peraturan yang ada
h) Kesepakatan prodi dan profesi terkait
Dengan unsur-unsur tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan
mutu dan aksesbilitas sumber daya manusia Indonesia ke pasar jerja nasional
dan internasional, membangun proses pengakuan yang akuntabel dan
transparan terhadap capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan (
formal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja yang diakui oleh dunia kerja
secara nasinal/internasional), memperoleh korelasi positif antara mutu iuran
(capaian dan proses). Berkaitan dengan unsur-unsur tersebut maka setiap
program studi wajib melengkapi target capaian pembelajaran (CP) lulusan
program studi di perguruan tinggi sebagaimana juga terdapat pada Peraturan
Menteri Pendidikan No.73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi.
Cara pembelajaran atauCP merupakan alat ukur (parameter) dari apa
yang diperroleh seseorang dalam menyelesaikan proses belajar, baik terstruktur
maupun tidak. Rumusan CP disusun dalam empat unsur yaitu sikap dan tata
nilai, kemampuan kerja, penugasan pengetahuan, dan wewenang dan tanggung
jawab. Dengan demikian CP merupakan unsur utama dalam pengembangan

3
kurikulum yang juga diatur dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN
Dikti).
B. Isi dan Struktur Kurikulum KKNI
C. Perkembangan Kurikulum
D. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Guru
4.1 Pengertian Guru
Guru merupakan pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini
jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menegah. Guru-guru semacam hal tersebut harus memiliki kualifikasi formal.
Secara formal guru adalah seorang pengajar di sekolah negri maupun swasta
yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal yang
minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah
sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di
Indonesia.
4.2 Jenis-Jenis Guru
Di negara kita yaitu Indonesia memiliki dua (2) jenis guru yang berlaku
saat ini yaitu :
a) Guru Tetap merupakan guru yang telah memiliki kewenangan khusus
yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah di
akreditasi oleh pihak yang berwenang di pemerintahan Indonesia.
b) Guru Honorer yaitu guru yang belum berstatus dan digaji per jam
pelajaran.
4.3 Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Guru
Peran guru dan tugas guru secara umum adalah sebagai pendidik dan
pengajar dan bertanggung jawab terhadap perubahan karakter setiap muridnya,
berikut merupakan tugas dan tanggung jawab seorang guru yaitu :
a) Seorang guru harus dapat meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup. Guru harus mampu berperan sebagai pendidik dan dapat
mengubah perilaku murid sesuai dengan ajaran yang baik dan benar.
Bagaimana guru mendidik para siswanya agar menjadi manusia yang
cerdas dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa.
b) Seorang guru harus dapat meneruskan dan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baik dan benar. Seorang guru dalam
memberikan pengajaran terhadap materi yang benar-benar ia kuasai.

4
Selain memberikan pengajaran terhadap materi, seorang guru juga
memberikan pengajaran mengenai berbagai pengalaman di luar
pelajaran tersebut yang mungkin berkaitan dengan hidup bermasyarakat.
c) Seorang guru harus dapat melakukan pengembangan metode
kependidikan serta penelitian khususnya dibidang pendidikan. Dalam
memberikan pelajaran dan pendidikan guru harus dapat memberikan
materi dengan metode baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
d) Seorang guru harus mampu memberikan motivasi pada setiap siswa
yang mereka didik, guru harus dapat memberikan semangat dan menjadi
sumber energi untuk para muridnya.
e) Seorang guru harus dapat berperan sebagai pendamping, yang artinya
seorang guru dapat mengganti peran orang tua. Ia harus bisa
memberikan solusi dan jalan ketika muridnya ingin melakukan sesuatu
dan ingin mengembangkan serta berpartisipasi dalam acara serta
kejuaraan tertentu.
f) Seorang guru akan mendapatkan tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya karena dari seorang gurulah masyarakat dapat
memperoleh pengetahuan. Ini berarti bahwa guru memiliki kewajiban
untuk mencerdaskan masyarakat dan bangsa menuju pembentukan
manusianseutuhnya.
g) Seorang guru perlu menatap dirinya dan memahami konsep dirinya.
Seorang guru mampu berkaca pada dirinya sendiri. Bila ia berkaca pada
dirinya, ia akan melihat bukan satu pribadi, melainkan terdapat tiga
pribadi yaitu saya dengan konsep diri saya (self concept), saya dengan
ide diri saya (self idea), saya dengan realita di saya (self reality)
h) Dalam penampilannya, seorang guru harus mampu menarik simpati para
siswanya, karena apabila seorang guru dalam penampilannya sudah
tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat
menanamkan benih pengajarannya kepada para siswanya. Maka guru
harus memahami hal ini dan berusaha mengubah dirinya menjadi
simpatik, dll.
i) Misi yang diemban seorang guru adalah misi kemanusiaan, yaitu
‘permanusiaan manusia’ dalam artian transformasi diri dan auto-
identifikasi peserta didik sebagai manusia dewasa yang utuh. Sebab di

5
sekolah guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai ‘orang tua kedua’
bagi peserta didik, dan di masyarakat sebagai panutan.
E. Profesional Guru, Kompetensi Guru, Kode Etik Guru
5.1 Profesinal Guru
Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku, suatu tujuan
atau rangkaian kualiatas yang menandai atau melukiskan corak suatu ‘profesi’.
Profesinalisme juga mengandung penertian menjalankan suatu profesi untuk
keuntungan atau sumber penghidupan. Professional guru adalah kemampuan
guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi
kemampuan merencanakan, melakuakn, melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam
melaksanakan tugasnya. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
5.2 Kompetensi Guru
Kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari kemampuan-
kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, di hayati, dan dikuasai oleh guru
dalam menjalankan tugas keprofesionalanya. Terdapat empat kompetensi guru
yang telah di tetapkan daam undang-undang Replublik Indonesia No.14 tahun
2005 tentang guru dan dosen yaitu :
a) Kompetensi pedagogik, Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman
guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara
rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial
sebagai berikut :
 Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

6
 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator
esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori
belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin
dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
 Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial:
menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
(mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian
pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum.
 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi
peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik;
dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi nonakademik.
b) Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
 Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai dengan norma.

7
 Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai guru.
 Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,
sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak.
 Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik dan memiliki perilaku yang disegani.
 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan
taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.
c) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial
sebagai berikut:
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
d) Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi
keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial
sebagai berikut:

8
 Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada
dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi
ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
 Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator
esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis
untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif
dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru
meliputi :
a) Pengenalan peserta didik secara mendalam
b) Penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content)
maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah
c) Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan
hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan
d) Pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara
berkelanjutan.
5.3 Kode Etik Guru

Kode Etik Guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota maasyarakat dan warga
negara. Kode Etik Guru merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang
dilindungi undang-undang.

Kode Etik Guru berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.

9
Adapun Isi Pokok Kode Etik Guru dan Dosen adalah sebagai berikut:
 Kewajiban beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
 Menjunjung tinggi hukum dan peraturan yang berlaku
 Mematuhi norma dan etika susila
 Menghormati kebebasan akademik
 Melaksanakan tridarma perguruan tinggi
 Menghormati kebebasan mimbar akademik
 Mengukuti perkembangan ilmu
 Mengembangkan sikap obyektif dan universal
 Mengharagai hasil karya orang lain
 Menciptakan kehidupan sekolah/kampus yang kondusif
 Mengutamakan tugas dari kepentingan lain
 Pelanggaran terhadap kode etik guru dan dosen dapat dikenai
sanksi akademik, administrasi dan moral.

Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :


o Nilai-nilai agama dan Pancasila
o Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
o Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi
perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual,
sosial, dan spiritual,
Kode Etik Guru Indonesia :
 Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
 Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
 Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.

10
 Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan
anak didik.
 Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
 Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
 Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
 Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan
mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
 Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.

11

Anda mungkin juga menyukai