Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau “off-grid”

(sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering

digunakan oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya

yang mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara

komersial menghasilkan listrik. Pemadaman listrik mendadak dan tanpa

pemberitahuan yang sering terjadi di Indonesia membuat banyak pengusaha

semakin gerah saja, juga Industri Menengah merupakan industri yang tidak

perna berhenti 24 jam sehari,yang tak terlepaskan dari kebutuhan energi,

terutama adalah energi listrik porsi pemakain energi listrik serta alokasi dana

untuk penyediaannya adalah yang terbesar dari industri ini.

Hal ini memungkinkan genset adalah sumber listrik cadangan jika terjadi

gangguan pada PLN atau terjadi pemadaman. Namun, banyak kecelakaan yang

terjadi di ruang genset disebabkan karena kurangnya perhatian pada ruangan

genset dan terutama pada perawatan serta pengecekan generator dan juga dalam

pengoperasiannya tidak sesuai SOP, sehingga menyebabkan kecelakaan kerja

juga rusaknya genset. Maka pada makalah kali ini saya selaku penulis ingin

membahas tentang pengoperasian dan pemeliharaan genset agar terhindar dari

kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban , juga umur genset lama

dikarenakan selalu di adakan pemeliharaan juga pengoperasiannya sesuai

standart dan aturan yang telah ditentukan.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Pengoperasian dan pemeliharaan genset dengan benar dan

sesuai standart Operation Procedure (SOP)?

1.3. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disusun tujuan sebagai berikut:

1. Agar dapat mengetahui Standart Operation Procedure (SOP) pemeliharaan

dan pengoperasian dengan benar.

1.4 BATASAN MASALAH

Dalam pembahasan dan penulisan laporan ini,penulis membatasi

permasalahan seputar pemeliharan dan pengoperasian GENERATOR SET 450

KVA di PLTU .

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Konsep Dasar GENSET (Generator Set)

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat


yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan
pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu
engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar
sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik.
Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau
mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan
kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis )
dan rotor (kumparan berputar).

Gambar 2.1 mesin genset

Dalam ilmu fisika yang sederhana dapat dijelaskan bahwa engine memutar
rotor pada generator sehingga timbul medan magnet pada kumparan stator
generator, medan magnet yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan rotor
yang berputar akan menghasilkan arus listrik sesuai hukum Lorentz .Arus listrik
yang dihasilkan oleh generator akan memiliki perbedaan tegangan di antara

5
kedua kutub generatornya sehingga apabila dihubungkan dengan beban akan
menghasilkan daya listrik, atau dalam rumusan fisika sebagai P (daya) = V
(tegangan) x I (arus), dengan satuan adalah VA atau Volt Ampere. Rumusan
fisika yang lebih kompleks lagi dijelaskan bahwa P (daya) = V (tegangan) x I
(arus) x CosPhi (faktor daya) dengan satuan Watt.Genset dapat dibedakan dari
jenis engine penggeraknya, dimana kita kenal tipe-tipe engine yaitu engine diesel
dan engine non diesel /bensin. Engine diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa
solar, sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin premium.Di pasaran,
genset dengan engine non diesel atau berbahan bakar bensin biasa diaplikasikan
pada genset berkapasitas kecil atau dalam kapasitas maksimum 10.000 VA atau
10 kVA, sedangkan genset diesel berbahan bakar solar diaplikasikan pada genset
berkapasitas > 10 kVA. Pengertian 1 phasa atau 3 phasa adalah merujuk pada
kapasitas tegangan yang dihasilkan oleh genset tersebut. Tegangan 1 phasa
artinya tegangan yang dibentuk dari kutub L yang mengandung arus dengan
kutub N yang tidak berarus, atau berarus Nol atau sering kita kenal sebagai Arde
atauGround. Sedangkan tegangan 3 phase dibentuk dari dua kutub yang
bertegangan. Genset tiga phase menghasilkan tiga kali kapasitas genset 1 phase.
Pada sistem kelistrikan PLN, kapasitas 3 phase yang dihasilkan untuk aplikasi
rumah tangga adalah 380 Volt, sedangkan kapasitas 1 phase adalah 220 Volt.

2.2 Bagian-bagian pada GENSET (Generator set)

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet memerlukan sistem


pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.
Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:

1. Sistem Pelumasan
2. Sistem Bahan Bakar\
3. Sistem Pendingin

6
2.2.1 Sistem Pelumasan
Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk
membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung
silinder diberi minyak pelumas.

 Cara Kerja Sistem pelumasan

Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan
disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu
melewati sistem pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran
pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat
kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan ayunan-
ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas kepada sprayer atau
nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston
sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan
bearing ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung-
tabung silinder minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan
kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan
kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali dan begitu
seterusnya.

Gambar 2.2 Sistem Pelumasan

7
1. Bak minyak

2. Pompa pelumas

3. Pompa minyak pendingin

4. Pipa hisap

5. Pendingin minyak pelumas

6. Bypass-untuk pendingin

7. Saringan minyak pelumas

8. Katup by-pass untuk saringan

9. Pipa pembagi

10. Bearing poros engkol (lager duduk)

11. Bearing ujung besar (lager putar)

12. Bearing poros-bubungan

13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston

14. Piston

15. Pengetuk tangkai

16. Tangkai penolak

17. Ayunan

18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)

19. Pipa ke pipa penyemprot

20. Saluran pengembalian

8
2.2.2 Sistem Bahan Bakar

Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan bahan bakar
ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston mencapai titik mati atasnya
(T.M.A.). Untuk itu oleh pompa penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah
bahan bakar yang sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada
alat pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala silinder. Karena
melewati injektor tersebut maka bahan bakar masuk kedalam ruang silinder dalam
keadaan terbagi dengan bagian-bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan
proses pengkabutan).Di dalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar
yang sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera terbakar.
Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki harian 8 ke pompa
penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari injektor dan
pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian
bahan bakar.

Gambar 2.3 Sistem bahan bakar

1. Pompa penyemperot bahan bakar

2. Pompa bahan bakar

9
3. Pompa tangan untuk bahan bakar

4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan

5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir

6. Penutup bahan bakar otomatis

7. Injektor

8. Tanki

9. Pipa pengembalian bahan bakar

10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi

11. Pipa peluap.

2.2.3 Sistem Pendinginan

Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang
diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi
tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan pendingin
yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder yang membentuk ruang
pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan
air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang
diresap oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin
minyak, dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin.

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah
dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam
pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan
kipas (pendinginan dengan sirkuit).

10
 Cara Kerja Sistem Pendingin

Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg


memerlukan pendinginan dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air
pendingin kemudian melewati radiator dan kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2.
di dalam radiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang
melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset baru
dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh
thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6
kembali kepompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang
diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan
melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.

Gambar 2.4 Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)


1. Pompa air untuk pendingin mesin

2. Pompa air untuk pendinginan intercooler

3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)

4. Radiator

5. Thermostat

6. Bypass (jalan potong)

7. Saluran pengembalian lewat radiator

8. Kipas.

11
 Susunan Kontrusi pada Generator

Gambar 2.5. Sistem konstruksi Generator


1. Stator
2. Rotor
3. Exciter Rotor
4. Exciter Stator
5. N.D.E. Bracke
6. Cover N.D.E
7. Bearing ‘O’ Ring N.D.E
8. Bearing N.D.E
9. Bearing Circlip N.D.E
10. D.E.Bracket?Engine Adaptor
11. D.E.Screen
12. Coupling Disc
13. Coupling Bolt
14. Foot
15. Frame Cover Bottom
16. Frame Cover Top
17. Air Inlert Cover
18. Terminal Box Lid
19. Endpanel D.E
20. Endpanel N.D.E
21. AVR

12
22. Side Panel
23. AVR Mounting Bracket
24. Main Rectifier Assembly – Forward
25. Main Rectifier Assembly – Reverse
26. Varistor
27. Dioda Forward Polarity
28. Dioda Reverse Polarity
29. Lifting Lug D.E
30. Lifting Lug N.D.
31. Frame to Endbracket Adaptor Ring
32. Main Terminal Panel
33. Terminal Link
34. Edging Strip
35. Fan
36. Foot Mounting Spacer
37. Cap Screw
38. AVR Access Cover
39. AVR Anti Vibration Mounting Assembly
40. Auxiliary Terminal Assembly

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan


tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan
menimbulkan medanmagnet berputar. Generator itu disebut dengan generator
berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar berikut.

Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak


dibutuhkan cincin geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL
itu tidak berputar. Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan
tegangan tinggi danarus yang besar. Secara umum kutub magnet generator sinkron
dibedakan atas:

1. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole). Konstruksi
seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak.
Diameter rotornya besar dan berporos pendek.

13
2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000
rpm), dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan
rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi
merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub.

Gambar 2.6 Generator Berkutub Dalam

2.3 Mesin yang digunakan pada GENSET (Generator set)

Mesin genset seperti disebutkan diatas menggunakan berbagai macam mesin


diantaranya:

 Mesin Bensin

Umumnya Genset yang menggunakan mesin bensin memiliki kapasitas daya


yang tendah. Dan biasanya dibatasi menghasilkan daya maksimal hingga 10
kw/10.000 Watt. Biasanya menggunakan mesin 1 silinder segaris dengan 1 busi dan
memiliki bentuk yang portable sehingga bisa di bawa kemana mana.

 Mesin Diesel

Mesin diesel sebagai mesin pembangkit listrik sangat umum di jumpai dimana-
mana. Aplikasi mesin diesel yang digunakan sebagai mesin genset memiliki rentan
daya yang luas. Mulai dari kapasitas output 5kw/5,000 Watt hingga 2 MW/2,000,000
Watt. Mesin diesel yang digunakan sebagai mesin pembangkit semacam ini memiliki

14
beragam spesifikasi teknis dan pengembangan jumlah silindernya muali dari 2
silinder hingga 16 silinder. Aik memiliki konfigurasi segaris,boxer maupun V-Type.

 Mesin Gas

Sesuai namanya, mesin gas menggunakan bahan bakar gas sebagai sumber
daya konsumsinya. Mesin gas merupakan hasil pemikiran manusia modern yang
menyadari bahwa ketersediaan bahan bakar minyak bumi di seluruh dunia sudah
semakin menipis. Sehingga untuk itu diperlukan alternatif pengganti bahan bakar,
yaitu GAS. Gas yang digunakan merupakan hasil olahan dari gas bumi. Baik yang
diolah menjadi LPG (Liquid Petroleum Gas), maupun CNG (Compressed Natural
Gas).

Genset dengan mesin gas sudah banyak diaplikasikan baik sebagai genset
rumah tangga yang menggunakan bahan bakar LPG sehingga mudah didapat.
Maupun genset untuk industri yang menggunakan CNG. Untuk bisa mendapatkan
fasilitas CNG, pengguna harus membangun sebuah infrastruktur pipa gas yang
mendistribusikan gas tersebut sebagai sumber bahan bakarnya. Investasinya tidak
murah. Namun untuk pemakaian jangka panjang diatas 10 tahun, alternatif ini perlu
dipertimbangkan.

 Mesin Turbin

Tentunya menggunakan tenaga angin untuk memutar mesin sekarang kita


paham kenapa di belanda banyak di temukan kincir angin. Kincir angin yang banyak
itu masing masing digunakan untuk memutar mesin. Hasil putarannya disalurkan ke
sebuah turbin yang enghasilkan putaran untuk generator. Ujung ujungnya generator
tersebut kembali menghasilkan listrik. Begitu juga demikian turbin yang lainnya.

15
2.4 Cara Kerja Mesin GENSET (Generator set)

Genset (Generating Set Supply) bekerja 10 detik ketika listrik padam, 10 detik
sesudahnya tenaga listrik diswitch ke genset, saat itu lampu bisa nyala kembali. Cara
kerja generator genset yang memberikan supply listrik setelah 20 detik ini ditopang
oleh AVR (Automatic Voltage Regulator). Di dalam AVR, ada Mutual Reactor
(MT) yaitu semacam trafo jenis CT (Current Transformer) yang menghasilkan arus
listrik berdasarkan besaran arus beban yang melaluinya (secara rangkaian seri). Arus
listrik yang dihasilkan ini digunakan untuk memperkuat medan magnet pada belitan
rotor. Sehingga untuk beban yang besar, arus yang dihasilkan juga besar (rumus:
V=IxR, dimana Vp/Vs=Ip/Vp dan P=IxV).

Namun untuk menjaga kestabilan AVR tidak hanya dengan AVR saja, genset
juga dilengkapi System Governor untuk menjaga kestabilan RPM (Rotation Power
Momentum)nya sehingga bisa dihasilkan frekuensi putaran yang stabil pada saat ada
atau tidak ada beban, hal ini bisa dilakukan dengan mengatur supply BBM.

2.5 Mesin Diesel GENSET (Generator set)

Suatu mesin diesel generator set terdiri dari:


1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (dalam bahasa
inggris disebut diesel engine)

2. Generator

3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)

4. Baterai dan Battery Charger

5. Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)

6. Pengaman untuk Peralatan

7. Perlengkapan Instalasi Tenaga

16
2.5.1 Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut


dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas).
Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator
dalam satu poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan poros generator).

 Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula:


 Desain dan instalasi sederhana
 Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana
 Waktu pembebanan relatif singkat
 Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:
 Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
 Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula,
hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
 Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih
mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan
bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.

2.5.2 Cara Kerja Mesin Diesel

Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi


menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada
mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang
tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi
melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan
terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada
tekanan yang konstan. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan
mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang
torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik
torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan

17
sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak
pada langkah kompresi.

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi


dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection)
yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air
injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa
dengan siklus otto).

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak
pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar
terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi
(spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan
temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai
temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka
motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin
disebut spark ignition engine.

Gambar 2.7 Compression Ignition Engin

18
Gambar 2.8 Spark Ignition Engine
Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder
pada setiap langkah daya.

1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di


sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.

2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar


menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran.
Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.

3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu
katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik
kembali torak ke bawah.

4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan
menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada
proses keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar.
Kedua proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang
kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

19
Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)

2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)

3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)

2.6. Sistem Starting Mesin Diesel

Proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi menjadi 3


macam sistem starting yaitu:

1. Sistem start Manual

Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu
< 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan
menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan
digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor
manusia sebagai operatornya.

2. Sistem Start Manual

Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK.
Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt
untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu
dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran
tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali
tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai
dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan
alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja
maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja
maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan
adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai
atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka
hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman
tegangan.

20
3. Sistem Start Kompresi

Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem
ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara
kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara
tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke
dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi.
Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di
dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara
otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung
mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.

2.7. Faktor Penting Pasa Genset dan Komponen Bantu

Faktor penting yang harus di cek pada setiap generator diantarnya :

- Oli (pelumas): apakah sudah waktunya diganti atau belum.


- Bahan akar: Untuk kebanyakan bahan bakar genset di Indonesia.adalah
solar,selain itu genset ada yang menggunakan bensin,dan gas.
- Air Radiator: Untuk hasil pendinginan yang sempurna dicampur dengan
coolant.
- Air Aki :usahakan tidak kering, untuk pengisian pertama kali air yang
digunakan berbeda dengan pengisian berikutnya.
- Tegangan Aki : Biasanya satu aki bertegangan 12 volt,bila tegangan aki
kurang dari 10 volt dipastikan genset akan tersendat (tidak sempurna) dalam
running (menyala).
- Selenoid : kenapa selenoid karena ini merupakan salah satu komponen
penting pada saat genset runing (dalam hal ini selenoid diumpamakan sebagai
gas pada mobil).

Selain itu komponen pendukung lain ganset adalah PKG (Panel Kontrol
Genset) dalam PKG ini ada berbagai komponen penting diantaranya :

- Sensing yaitu MCB 3 phasa yang terdiri dari 3 buah MCB1 phasa, fungsinya
untuk mengetes/ uji coba seolah-olah tidak ada arus PLN atau sumber lain
yang menyuplai ke beban, denga cara menurunkan 3 MCB itu secara
bersamaan.

21
- Indikator RST yaitu lampu untuk mengetahui apabila genset mengeluarkan
arus R, S, T, maka lampu indikasi akan menyala semua, bila ada yang mati
kemungkinan lampu putus atau genset mengalami kerusakan.
- Ampere, Voltage, Frekuensi, Cos Q Meter untuk mengukur penggunaan
sesuai dengan nama (misal: ampere meter untuk mengetahui empere yang
digunakan), biasanya PKG dahulu alat ukur tersebut terpisah dan bersistem
analog akan tetapi untuk sekarang sudah terpasang jadi satu dan berbentuk
digital.
- Selektor Switch Manual Auto Geno digunakan untuk menyalakan genset
secara otomatis atau manual.
- Selektor Switch Manual Auto Breaker Untuk menyalakan Breaker secara
manual atau otomatis.
- Selektor Switch Sinkron untuk memilih generator yang akan disingkron
(disamakan tegangan, frekuensi antar genset)
- AMF (Automatic Mains Failure) yaitu alat untuk mematikan genset secara
otomatis bila terjadi kerusakan pada genset biasanya terdapat indikator
kerusakan seperti hight voltage, dll. Alat ini juga dapat sebagai kontrol
operasi genset baik secara manual atau pun otomatis.
- Selektor Switch Frekuensi alat ini terhubung dengan gouvenor yang
fungsinya menambah/ mengurangi kecepatan rotasi genset sehingga frekuensi
tercapai (antara 50-51). Voltage Seting untuk mengeset voltase yang
diinginkan, dan apabila kurang bisa ditambah begitu sebaliknya melalui alat
ini.

- Selektor Switch VSS untuk memilih tegangan yang terbaca, misal R-S, S-T,
T-R, atau R-N, S-N, T-N.

- Push Button On/ Off untuk meyalakan breaker secara manual.

- Breker Utama biasanya sudah menggunakan ACB (Air Circuit Breaker) yaitu
breaker dengan motorize pendorong berhidrolik udara, sebenarnya motorize
ada yang menggunakan langsung listrik akan tetapi jika motorized rusak atau
listrik terputus maka braker tidak dapat dinyalakan, berbeda dengan ACB
walaupun juga menggunakan listrik akan tetapi jika terdapat masalah pada
breker masih dapat dipompa untuk menghasilkan angin sehingga motorize
masih bisa bekerja. Dan yang digunakan type UVT (Under Voltage Trip)
22
yaitu apabila voltase yang keluar dari genset tidak sesuai dengan setingan
maka breker akan turun.

2.8. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan
keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker
(CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan
sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.

2.8.1 Cara Kerja AMF dan ATS


Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai
utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama.AMF akan beroperasi
saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). AMF
dapat mengatur genset beroperasi jika suplai utama dari PLN mati dan memutuskan genset
jika suplai utama dari PLN hidup lagi.

2.8.2 Baterai (baterry dan accu)


Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang
berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang
berbeda dicelupkan ke dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan
gaya gerak listrik antara kedua konduktor tersebut. Proses pengisian battery dilakukan
dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel dengan arah yang berlawanan dengan aliran
arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula.
Battery yang digunakan pada sistem otomatis GenSet berfungsi sebagai sumber arus DC
pada starting diesel.

2.8.3 Battery Charger


Alat ini berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah tegangan PLN
220V atau dari generator itu sendiri menjadi 12/24 V menggunakan rangkaian penyearah.
Battery Charger ini biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung singkat (Short Circuit)
berupa sekering/ fuse.

23
2.8.4 Panel ACOS

Gambar 2.9 Panel Acos


ACOS (Automatic Change Over Switch) merupakan panel pengendalian generator
dan terdapat beberapa tombol yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
Tombol pengontrol operasi Gen Set automatic, antara lain yaitu :

1. Off

2. Automatic

3. Trial service

4. Manual starting

5. Manual stoping

6. Signal Test

7. Horn Off

8. Release

9. Start

10. Start Fault

11. Engine Running

12. Supervision On

24
13. Low Oil Pressure

14. Temperature To High

15. Generator Over Load

2.8.5 Sistem Pengaman Genset


Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir gangguan
agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator ada dua macam yaitu :

1) Pengaman alarm
Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang tidak normal
dalam operasi mesin generator dan agar operator segera bertindak.

2) Pengaman trip
Berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari kemungkinan kerusakan karena
ada sistem yang berfungsi tidak normal maka mesin akan stop secara otomatis.Jenis
pengaman trip antara lain :
- Putaran lebih (over speed)
- Temperatur air pendingin tinggi
- Tekanan minyak pelumas rendah
- Emergency stop
- Reverse power

3. Pentanahan (grounding)
 Pentanahan sistem, pentanahan untuk suatu titik pada penghantar arus dari sistem.
Pada umumnya titik tersebut adalah titik netral dari suatu mesin, transformator, atau
untuk rangkaian listrik tertentu.
 Pentanahan peralatan sistem, pentanahan untuk suatu bagian yang tidak membawa
arus dari sistem, misalnya : Semua logam seperti saluran tempat kabel, kerangka mesin,
batang pemegang sakelar, penutup kotak sakelar.

25
4. Relay
 Relay arus lebih
Thermal Over Load Relay (TOLR) digunakan untuk melindungi motor dan
perlengkapan kendali motor dari kerusakan akibat beban lebih atau terjadinya hubungan
singkat antar hantaran yang menuju jaring atau antar fasa.
 Relay tegangan lebih
Bekerja bila tegangan yang dihasilkan generator melebihi batas nominalnya.
 Relay diferensial
bekerja atas dasar perbandingan tegangan atau perbandingan arus, yaitu besarnya arus
sebelum lilitan stator dengan arus yang mengalir pada hantaran yang menuju jaring-
jaring.
 Relay daya balik
berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke arah generator.

5. Sekering
Berfungsi untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung
singkat Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu tertentu
sekering tersebut akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu
sekering dalam waktu 4 jam dibagi arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga
1,5.

2.9. Pemeliharaan dan Perawatan Generator Set


Pertama, tidak menempatkan genset di dalam ruangan, mengingat karbon monoksida
yang dihasilkannya dapat mengontaminasi kualitas udara di dalam rumah yang tidak boleh
dihirup manusia. Untuk amannya, letakkan genset di ruangan luar dengan sirkulasi udara
yang baik namun tetap terlindung dari hujan dan aliran udara tidak mengarah ke dalam
ruangan. Penempatan ini juga sebaiknya menggunakan system /grounding/ untuk system
listrik di rumah, sehingga kelebihan arus listrik yang ditimbulkan medan magnet dapat
tersalurkan ke tanah dan menghindari terjadinya sengatan listrik.

Kedua, usahakan untuk tidak menggunakan genset gas melebihi kapasitasnya dan
biasakan menghidupkan barang elektronik yang memerlukan daya listrik paling besar
terlebih dahulu.

26
Ketiga, perawatan genset gas secara langsung akan berpengaruh pada kinerja genset.
Jika setiap komponen genset dirawat dan dijaga kondisinya, maka kinerjanya menjadi lebih
baik serta memberi keamanan selama proses bekerja. Itu sebabnya, selain dibersihkan
secara berkala, periksalah volume oil, air radiator, dan tangki bahan bakar secara teratur
dan melakukan penggantian dengan rutin.

2.10 Pencegahan Bahaya di Ruang Genset

No Bahaya Pencegahan atau Penanggulan

1. Kebisingan Maka dinding dari ruang genset perlu dilapisi


dengan isolator khusus sehingga dapat
meredam suara bising yang ditimbulkan dari
genset

2. Kebakaran dan ledakan Adanya pemasangan alat penanggulangan


kebakaran seperti fire extinguisher , hydrant,
serta hydrant box.
Fire extinguisher, merupakan tabung berisi
CO2 yang sangat mudah pemakainya.
Hydrant, alat ini harus diletakkan pada luar
ruangan maksimal 20 meter dari bangunan.
Hydrant Box, dipasang pada titik tertentu
dalam bangunan dan mudah dijangkau.

Selain itu, dipasang alat peringatan bahaya,


kontruksi bangunan yang tahan api,
penyimpanan bahan yang mudah terbaik di
tempat yang baik, pengawasan terhadap
kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran,
ada jalan menyelamatkan diri di dalam gedung
bertingkat, serta tersedia perlengkapan dan
penanggulangan kebakaran.

3. Kecelakaan akibat Dapat dilakukan dengan pemasangan listrik


hubungan dengan instalasi yang benar. Selain itu, kabel kabel genset
listrik merupakan kabel yang berstandar dan
dibungkus dengan suatu pelindung untuk
melindungi dari terbukanya kabel yang dapat
menyebabkan terjadinya hubungan arus
pendek.

4. Asap yang berbahaya serta Ruang genset dilengkapi dengan cerobong


debu asap serta alat penghisap debu. Cerobong asap
tersebut harus menjulang tinggi sehingga tidak
membahayakan masyarakat sekitar.

27
28
5. Getaran Penanganan pencegahan dengan memasang
alat peredam dari getaran agar tidak
membahayakan pekerja.

2.11 Mengoperasikan Genset Otomatis


Untuk mempertinggi kontinuitas penyaluran tenagan listrik ke beban maka diperlukan
automaric Gen Set yang disingkat auto gen set merupakan suatu peralatan atau perangkat
untuk mengoperasikan generator secara otomatis sebagai pemindah daya listrik yang
disuplai dari PLN. Jika sumber tenaga listrik ini mengalami gangguan maupun mengalami
pemadaman. Bila hal demikian terjadi maka secara otomatis diesel sebagai pengerak atau
tenaga pemutar untuk generator ini akan dihasilkan tenaga listrik untuk menyuplai energi
listrik ke beban sebagai pengganti dari suplai energi listrik oleh sumber PLN. Oleh karena
itu kesinambungan dari suplai energi listrik ke industri tidak akan mengalami gangguan
atau pemutusan.

Automatic generator set adalah merupakan suatu panel pengendalian generator yang
ditempatkan dalam suatu ruangan khusus yang telah dibuat dengan perencanaan yang
sangat baik dari segi teknis maupun dari segi ekonomi sehingga akan mempermudah dalam
pengoperasiannya. Mempunyai tingkat kehandalan yang tinggi dan mudah dalam
pemeliharaannya. Panel-panel pada automatic Gen Set ini merupakan panel pengendali
generator yang diletakkan bersama-sama dengan panel lain. Nama khusus pada panel ini
adalah ACOS ( Automatic Change Over Switch)

Panel pengendalian tersebut menggunakan suatu rangkaian pengendali dari gabungan


beberapa macam sistem yaitu antara lain :

1. Sistem Magnetik
Sistem ini menggunakan relay-relay yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik dan juga menggunakan kontaktor yang bekerja dengan prinsip
elektromagnetik
2. Sistem elektronik
Sistem ini menggunakan peralatan atau perangkat elektronik baik yang bekerja
secara analog maupun yang bekerja secara manual

29
3. Secara Manual
Dalam hal ini menggunakan peralatan saklar manual key contact dan lain
sebagainya. Ketiga sistem tersebut digabungkan sehingga diperoleh keunggulan-
keunggulan sebagai berikut :
1. Mudah dalam pemeliharaan
2. Dalam pengoperasiannya tidak perlu dilakukan pelatihan yang terlalu
mendalam atau pelatihan khusus karena sangat mudah dioperasikan
3. Mempunyai tingkat keamanan yang sangat tinggi, hal ini sangat diperlukan
karena menyangkut masalah keselamatan dari operastor dan peralatan yang
bersangkutan khususnya peralatan yang sangat peka dan berharga mahal
4. Mempunyai tingkat kehandalan yang sangat tinggi
Dengan penggunaan dan pengoperasian automatic Gen Set ini lebih menguntungkan
jika dibandingkan dengan penggnaan sistem pengoperasian Gen Set secara manual
sehingga sistem otomatis Gen Set ini banyak digunakan.
Pada saat daya listrik masih disuplai oleh PLN ke Industri maka kontaktor pertama
akan bekerja sehingga beban tersuplai daya listrik dan PLN. Hal ini dikarenakan kontaktor
kedua juga bekerja di mana kontaktor kedua ini sendiri bekerja untuk mengembalikan
posisi. Kontaktor penyambung ke posisi semula yaitu terbuka (NO). Sehingga secara
otomatis akan mengisolasikan jaringan jala-jala beban dari jala-jala sumber listrik PLN,
sedangkan pada posisi Gen Set sendiri kontaktor kedua tersebut akan menghubungkan
phase T dari jala-jala generator ke netral. Akan tetapi proses ini tidak berlangsung secara
seketika tetapi Gen Set tersebut harus menyesuaikan dengan keadaan beban seperti
tegangan, arus, beban dan frekuensinya, Diinginkan kemudian sumber energi Listrik dan
Gen Set disalurkan ke beban. Kemudia setelah sumber energi listrik dari PLN telah
tersambung kembali maka secara otomatis rangkaian automatic Gen Set akan
mengisolasikan atau memutuskan hubungan dengan jala-jala beban dari jala-jala generator
( secara otomatis generator akan mati) dan secara otomatis menghubungkan jala-jala beban
dengan jala-jala sumber PLN maka beban akan tersupali daya listrik dari PLN.
1. Battery
Battery merupakan kumpulan beberapa sel-sel listrik yang digabungkan secara seri
maupun paralel dan emrupakan suatu alat yang didalamnya berlangsung proses elektronika
yang berkebalikan yaitu proses dari pengubahan energi kimia menjadi energi lsitrik (
proses pengosongan) dan sebaliknay (proses pengisian). Pada dasarnya suatu sel listrik
terdiri dari dua buah logam konduktor-konduktor yang tidak sama yang dicelupkan ke

30
dalam cairan penghantar. Apabila konduktor yang tidak sama tersebut ditempatkan di
dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dengan salah satu konduktor dan
menghasilkan gaya listrik antara kedua konduktor tersebut ( konduktor dua plat/
elektroda0. Jika elektroda lainnya melalui konduktor dan kemudian akan melalui elektrolit.
Elektorda di mana arus meninggalkan sel disebut elektroda positif dan lainnya disebut
elektroda negatif.
Proses pengisian battery denganc cara mengalirkan arus melalui sel-sel battry dengan
arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel battry
akan dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis
Gen Set berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting diesel.

2. Battery Charger
Komponen ini berfungsi untuk mengubah tegangan PLN (220V) menjadi pengisian
battery yaitu 24 V, yang kemudian arusnya disearahkan dengan menggunakan penyearah
sehingga dapat digunakan untuk proses pengisian battery.Alat ini berfungsi apabila listrik
PLN dalam keadaan hidup, karena untuk mengisi ACCU yang ada

a. Tegangan masukan (input) : 230 V / 400 V

b. Phase Tunggal

c. Frekuensi : 50/60 Hz

d. Toleransi yang diijinkan : 50 Hz = Rating tegangan 0,9 – 1,15 %

60 Hz = Rating tegangan 0,9 – 1,25 %

Pada ruang generator, ACCU ini terdiri empat buah masing-masing ukuran 12, 200
AH ( Mapere Hour), ACCU ini berhubungan secara seri paralel.
Alat ini terdiri dari sebuah transformator penurun tegangan atau step down dan
sebuah rangkaian penyearah tipe jembatan, untuk spesifikasi dari alat-alat ini sebagai
berikut :
Battery charger ini dilengkapi dengan pengaman hubung singkat ( Shirt Circuit) F1
dan F2 berupa sekering / fuse. Alat ini mempunyai bebrapa tipe pengisi battery antara lain :

a. Type CN 08-12 : Raring 8A. Rating tegangan 12V, Input 210V

b. Type CN 12-12 : Rating arus 12A, Rating tegangan 12V, Input 250V

c. Type CN 08-24 : Rating arus 8A, rating tegangan 24V, Input 420 V

31
d. Type CN 12-24 : Rating arus 12A. Rating tegangan 24V, Input 600V.

3. Relay

Relay pada sistem ini berfungsi sebagai pengegrak/ pemberi signal atau tenada pada
kontaktor yang dituju. Jadi jika Relay ini mendapatkan suplai tegangan dan arus maka
relay tersebut akan bekerja dan akan menggerakkan kontaktor baik untuk posisi membuka
(NO) maupun untuk posisi menutup (NC) dari relay tersebut terhadap catu daya listrik
sehingga kontaktor tersebut bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan baik untuk
membuka maupun menutup.

Relay pada sistem ini ada dua macam yaitu relay biasa dan relay dengan timer.
Kedua jenis relay tersebut digunakan sesuai dengan fungsi dan keperluannya. Relay biasa
berfungsi untuk menghubungkan lampu-lampu indikator tanpa penundaan waktu,
sedangkan relay dengan penunndaan waktu digunakan pada saat start diesel. Hal ini
diperlukan karena bila start pertama maka dibutuhkan selang waktu tertentu untuk start
berikutnya sampai mesin diesel dapat beroperasi.

4. Panel ACOS 250


Pada panel-panel ACOS 250 terdapat beberapa tombol yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda. Tombol-tombol ini fungsi utamanya sebagai tombol
pengontrol operasi Gen Set automatic, secara spesifik fungsi tombol tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Off : Tombol untuk mengintruksikan operasi generator set berhenti
b. Automatic : Tombol untuk mengintruksikan oeprasi bekerja secara
dghjdfjhfdjfdjf otomatis
c. Trial Service : Tombol untuk perconaan unit Gen Set beroperasi Tanpa
fdgsfgsfdgsgsdgBeban
d. Manual Service : Tombol untuk mesin beroperasi secara manual
e. Manual Starting : Tombol untuk start mesin secara manusia
f. Manual stoping : Tombol untuk isntruksi mesin ebrhenti secara manual
g. Signal Test : Tombol untuk memeriksa lampu-lampu atau alat alat
fghjfgjfdjdfhjfdjfgjhindikator
h. Horn Off : Tombol untuk menghentikan lampu-lampu atau alat

32
i. Release : Tombol untuk mematikan lampu-lampu indikator yang
dghdshdhdshgdsghs menyala
j. Start : Tombol untuk mengoperasikan generator set. Tombol
sdfsdfdsfdsfsfdsfdsf ini bekerja jika tombol manual starting bekerja
k. Start Fault : Tombol untuk mengetahui gangguan lewat lampu
l. Engine Running : Tombol untuk mengaktifkan indikator Gen Set
m. Supervicion On :Tombol untuk memindahkan suplai beban, secara
dsgfsdfgsdfsdfsdfds otomatis berdasarkan waktu yang telah ditentukan
n. Low Oil Pressure : Indikator minyak pendingin mesin bertekanan rendah
o. Temperature To High : Indikator mesin diesel telah bertemperature
p. Generator Over Load : Indikator generator terbebani lebih
2.12 Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah mengusahakan agar peralatan selalu dalam keadaan siap
dipakai, sehingga hasil kegiatan dapat memuaskan. Pada umumnya kita membicarakan
tentang 2 (dua) macam pemeliharaan.

- Pemeliharaan pencegahan
- Corrective maintenance.
Pemeliharaan Pencegahan :

Pemeriksaan rutin termasuk cleaning, testing, drying, painting, adjusting dan


pelumasan. Dengan adanya rencana pencegahan perawatan yang teratur, kesalahan-
kesalahan yang kecil dapat ditekan seminimal mungkin, dan dapat diketahui sebelum
terjadi kerusakan total.

Ada beberapa cara kegiatan-kegiatan pemeliharaan antara lain:

 Pemeliharaan biasa ialah membersihkan,meminyaki dan mengatur.


 Pemeliharaan mencari kerusakan adalah proses menginstalasi kembali, dari
peralatan-peralatan menjadi suatu sistim didalam suatu kerusakan ataupun mencari
kerusakan tersebut.
 Biaya pemeliharaan
 Pemakaian peralatan harus dikenakan biaya pemeliharaan, baik untuk pemeliharaan
rutin ataupun untuk penggantian.

33
2.13 Prosedur Pemeliharaan Genset
Genset merupakan pembangkit tenaga listrik yang memiiliki tenaga penggeraknya di
kopel atau dihubungkan dengan suatu engin (diesel) atau dengan air. Yang banyak
digunakan di masyarakat adalah genset yang penggeraknya menggunakan diesel, dengan
alasan mudah dibawa. Sedangkan yang penggeraknya menggunakan air biasanya
ditempatkan pada pembangkit tenaga listrik. Agar genset dapat beroperasi dengan baik,
perlu dilakukan atau dilaksanakan pemeliharaan dengan rekomendasi pabrik atau prosedur
yang berlaku. Dalam pelaksanaan pemeliharaan, dilakukan pemeriksaan (inspection) pada
mesin-mesin dan bagiannya baik pada penggeraknya (diesel) maupun pada pembangkitnya
terhadap adanya kerusakan atau keausan. Pemeliharaan dapat dilakukan baik pada
penggeraknya (diesel) maupun pada generatornya, dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pemeliharaan secara kontinyu

2. Pemeliharaan secara berkala (Periodik)

2.13.1 Pemeliharaan pada penggeraknya (Diesel)

 Pemeliharaan secara kontinyu


Pemeliharaa kontinyu adalah pemeliharaan yang harus dilakukan setiap hari
sekalipun mesin tersebut jarang dioperasikan diantaranya :

1. Membersihkan kotoran atau debu pada body genset


2. Memeriksa level pelumas
3. Memeriksa level bahan bakar
4. Memeriksa levelair pendingin
5. Memeriksa dan mencatan pengunjukan Volt Meter
6. Memeriksa dan mencatan pengunjukan Ampere Meter
7. Memeriksa dan mencatan pengunjukan Cos φ Meter
 Pemeliharaan secara berkala (Periodik)
Jika ditinjau berdasarkan penggunaan jam, setelah beroperasi 125 jam kerja :

1. Membersihkan saringan minyak pelumas


2. Membersihkan saringan udara
3. Periksa baut-baut dan mur-mur kerasi bila perlu
4. Lager-lager dilumasi

34
Setelah beroperasi 250 jam kerja :
1. Membersihkan saringan minyak pelumas
2. Membersihkan saringan udara
3. Periksa baut-baut dan mur-mur kerasi bila perlu
4. Lager-lager dilumasi
5. Mengganti saringan minyak pelumas
6. Pelindung seng diperiksa
7. Penggerak ban diperiksa dan pompa air diberipelumas
8. Setelan katup dicek / disesuaikan
9. Setelan putaran dan selenoid pemati dicek dan dilumasi
10. Accu diperiksa

Setelah beroperasi 2000 jam kerja :

1. Lager-lager pompa pendingin dan rol-rol penunjang diperiksa atau


diganti
2. Kopling elastis dan dudukan elastis diperiksa
3. Katup-katup penyemprotan diperiksa
4. Saringan bahan bakar diganti
5. Lubang napas rumah engkol dibersihkan
6. Pipa-pipa udara diperiksa / dibersihkan
7. Thermostat-thermostat diperiksa
8. Pendingin air bersih mesin dengan pendingin tidak langsung
dibersihkan
9. Fungsi dan system pengaman dicek kembali
10. Ruang-ruang air pendingin diperiksa
11. Kompensator getaran diganti
12. Tekanan kompresi diperiksa
13. Oil cooler dibersihkan / diganti
14. Kalborstel starter diperiksa / diganti

35
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Cara Pemeliharaan dan Pengoperasian Generator Set

PROSEDUR PEMELIHARAAN & PENGOPERASIAN


SYSTEM GENERATOR SET

1. Tujuan :
Menjamin bahwa system generator set berfungsi secara baik dan benar
2. Ruang Lingkup :
Mencakup system Operasional Prosedur ( SOP ) dan Standart Maintenance Prosedur
( SMP ) untuk Generator Set
3. Sfesifikasi :
Generator Set 450 KVA / 4 Pole / 1500 RPM /
Type :
4. Referensi : -------------
5. Prosedur :
I. Metode Pengoprasian ( System Operasional Prosedur / SOP )
Meliputi : Personal Pelaksanaan & Waktu Kerja, Quality Control dan K3,
Prosedur Kerja & Sistem Monitoring Pelaksanaan peralatan kerja dan material.
I.1. Personil Pelaksanaan & Waktu Kerja
* Jumlah tenaga kerjadalam bentuk 2 shift, minimal terdiri atas :
- Supervisor umumsistem Elektrikal ( 1 orang )
- 1 orang Teknisi
- 1 orang helper ( minimum )
* Waktu kerja : Jam kerja dan jam lembur sesuai aktivitas berlangsung
I.2. Quality Control & Penerapan K3
* Pengawasan Mutu ( Quality Control )
- Pengawasan mutu dilakukan melalui metode-metode agar dapat diukur
dan
Sesuiastandar yang diinginkan

36
- Jajaran Manajemen dan Tenaga Lapangan diberikan pelatihan pendek
untuk
Menyamakan persepsi, yakni proses-proses Quality Control
- Standarisasi formulir-formulir check list yang disetujui Pemberi Tugas
dan Supervisor ( terlampir )
 Kesehatan & Keselamatan Kerja
Operasional pekerjaan dilakukan sepenuhnya sesui prosedur Kesehatan &
Keselamatan Kerja sesui standar Depnaker dan Perusahaan Terangkum
dalam SOP ( Standart Operational Procedure )
I.3. Prosedur Kerja & Sistem Monitoring Pelaksanaan
* Menghidupkan dan mematikan Genset bila diperlukan
* Menjaga / memeriksa ; Air pendingin engine / volume oli pelumas / air
elektrolit battery dan spesifik gravity / kebocoran / kerusakan secara visual
/ tegangan tali kipas / kotoran dan air pada tanki bahan bakar
* Laporan / Check list
Laporan berupa : harian, mingguan, bulanan sesui standar form yang ada
- Uraian umum peralatan
- Sistem kerja instalasi
- Cara menjalankan / mematikan serta mencari dan mengatasi kerusakan
kecil yang timbul
I.4. Metode Pengoperasian Genset
1.4.1. Prosedur Penyalaan Genset
1. Sambungkan Aki untuk genset, pastikan bahwa kabel aki ke genset sudah
terpasang secara sempurna.
2. Pastikan bahwa genset benar-benar sudah siap digunakan dengan
mengecek kondisi air radiator, oli mesin dan solar bahan bakar.
3. Nyalakan mesin genset yang ada di ruangan genset, setting kecepatan
putaran genset sesuai yang diharapkan untuk mendapatkan tegangan
pada 50 Hz yaitu pada kecepatan 1500 RPM
4. Putuskan hubungan Panel Listrik terhadap arus dari PLN dengan menurun-
kan MCB incoming dari PLN pada panel LVMDP di ruang panel utama
5. Hubungkan Genset dengan Panel Listrik LVMDP dengan menaikan MCB
panel genset yang ada di ruang genset

37
Catatan : Pastikan bahwa MCB pada hubungan ke arus PLN bener-
benar sudah turun / OFF
6. Secara otomatis aliran arus listrik yang digunakan ke distribusi Masjid
menggunakan Genset.
I.4.2. Prosedur Mematikan Genset
1. Matikan genset secara pelan dengan menurunkan putaran mesin terlebih
dahulu dengan memutar coke / pengatur gas ke posisi rendah.
2. Matikan genset dengan kunci genset yang ada ke posisi OFF.
3. Turunkan MCB panel genset ke posisi OFF.
4. Hubungkan Panel Listrik LVMDP dengan arus dari PLN kembali dengan
menaikan MCB incoming dari PLN pada panel LVMDP di ruang Panel
Utama.
5. Secara otomatis aliran listrik yang digunakan ke distribusi Masjid
menggunakan power dari PLN kembali.

I.5. Peralatan Kerja dan Material


Memiliki peralatan yang cukup tersedia dilokasi dan disetujui pemberi tugas,
peralatan kerja harus sesui dengan spesifikasi pabrik pembuat.

No Peralatan Kerja Kebutuhan Keterangan


1. Test air accu 1 buah
2. Kunci inggris 2 buah
3. Kunci ring 1 set
4. Kunci pas 1 set
5. Tang 1 buah
6. Tang Ampere 1 buah
7. Bor Listrik 1 buah
8. Extention cord 1 set
9. Tracker 1 set
10. Multi tester 1 set
1 set11. Obeng

38
II. Metode Pemeliharaan ( System Maintenance Prosedur / SMP )
Pada dasarnya standar pemeliharaan harus sesui dengan standar pemeliharaan
yang direkomondasikan oleh pabrik pembuat.
 Penggantian spare part
- Spare part harus tersedia sesui ukuran dan spesifikasi type dan merk yang
sama, dalam kondisi baru dan asli.
- Penggantian harus segera dilakukan dalam waktu 1x24 jam tanpa
mengganggu aktifitas Masjid
- Penggantian merk / type apabila produksi pabrik yang bersangkutan tidal ada
lagi harus sesui ijin tertulis Pemberi Tugas, kecuali disebutkan khusus, maka
kegiatan
Inspection harus dilakukan setiaphari.

MINGGUAN BULANAN 250 jam Operasi/6 Bln


Kondisi air pendingin engine Mengulangi perawatan Mengulangi perawatan
mingguan bulanan
Volume oli pelumas Panaskan engine selama 15 Periksa system pengisian
Menit, catat kondisi ; batery
Level elektrolit battery - Temperatur air pendingin Penggantian oli pelumas
Dan specific gravity - Temperatur
Kebocoran / kerusakan - Tekanan Penggantian saringan bahan
Visual - Tegangan pengisian batter bakar
Tegangan tali kipas - Suara / getaran yang tidak Penggantian saringan air
Normal pendingin
- Emisi gas buang
Pembersihan kotoran atau Periksa dan catat semua Penggantian saringan oli
air indicator ; pelumas
Pada tanki bahan bakar Frequensi, Tegangan.
Kondisi saringan udara Periksa panel control, instalasi Bersihkan saringan udara
Pemipaan dan tanki bahan bakar,
System pendingin dan engine
Pemanasan engine selama Periksa alternator dari gangguan Setel ulang tegangan tali kipas
15 menit Yang menghalangi kasa ventilasi

39
udara pendingin alternator
Memeriksa dan mengisi
kembali bahan bakar apabila
tanki kosong
Memeriksa terhadap adanya
getaran suara atau bunyi
yang tidak normal

III. Metode Emergency


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Pastikan kondisi genset benar-benar baik dengan pengecekan air radiator, oli
mesin dan spare part yang ada secara berkala.
2. Pastikan pada saat pengoprasian maupun memetikan genset ( pada saat
menaikkan atau menurunkan MCB panel genset ), kondisi arus dari jaringan
PLN terputus, ini untuk menghindarkan adanyadua arus yang bertabrakan
antara arus Genset, yang mengakibatkan ledakan yang fatal.

SOP FOR EARTH TESTER CHECKING

Theory of Operation:

1. The principle used in measuring the earth resistance is based on simple ohm’s law.

2. Four electrodes A,B,C & D are buried in the earth, the resistance of which is to be tested
at a distance of 20 meter from each other as shown in fig 1.

40
3. AC Signal is applied to electrodes A and D and voltage developed across electrodes B
and C due to flow of current through the earth is measured by ammeter.

4. If the current is constant, the voltage measured will be directly proportional to the earth
resistance.

Steps to measure earth resistance as per Digital Earth Resistance Tester Manual:

1. Take work permit and Isolate the equipment. The Earth electrode C1, whose resistance
to be measured must be disconnected from its connection to the site.

2. To obtain a correct measurement, the three electrodes must be in straight line and the
well aligned.
3. The Auxiliary current electrode C2 is placed at the distance D, it is approximately
30Mtrs from Earth Electrode C1.
4. The potential probe (Reference Probe P2) is placed in the soil in a straight line-away
from the earth electrode Normally, Spacing of 20Mtr.
5. Now short the C1, P1 terminal of earth tester and connect that point to earth electrode,
P2 to potential probe (Reference Probe) and the last point C2 is connected to Current
Electrode or Auxiliary electrode. Connect the earth tester as shown in the Fig – 2. Press
start and read out the RE (resistance) value.
6. This is the actual value of the ground electrode under test.

41
PROSEDURE PENGGUNAAN CLAMP ON METER

Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter adalah
alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang
dialiri arus listrik dengan menggunakan dua rahang penjepitnya (Clamp) tanpa harus
memiliki kontak langsung dengan terminal listriknya. Dengan demikian, kita tidak perlu
mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur, cukup dengan ditempatkan pada
sekeliling kabel listrik yang akan diukur.

Pada umumnya, Tang Ampere (Clamp Meter) yang terdapat di pasaran memiliki
fungsi sebagai Multimeter juga. Jadi selain terdapat dua rahang penjepit, Clamp Meter juga
memiliki dua probe yang dapat digunakan untuk mengukur Resistansi, Tegangan AC,
Tegangan DC dan bahkan ada model tertentu yang dapat mengukur Frekuensi, Arus Listrik
DC, Kapasitansi dan Suhu.

Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter adalah
alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang
dialiri arus listrik dengan menggunakan dua rahang penjepitnya (Clamp) tanpa harus
memiliki kontak langsung dengan terminal listriknya. Dengan demikian, kita tidak perlu
mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur, cukup dengan ditempatkan pada
sekeliling kabel listrik yang akan diukur.

Pada umumnya, Tang Ampere (Clamp Meter) yang terdapat di pasaran memiliki
fungsi sebagai Multimeter juga. Jadi selain terdapat dua rahang penjepit, Clamp Meter juga
memiliki dua probe yang dapat digunakan untuk mengukur Resistansi, Tegangan AC,
Tegangan DC dan bahkan ada model tertentu yang dapat mengukur Frekuensi, Arus Listrik
DC, Kapasitansi dan Suhu.

Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere) dengan menggunakan Tang


Ampere (Clamp Meter)

Cara menggunakan Tang Ampere atau Clamp Meter ini sebenarnya cukup mudah,
yaitu dengan menjepitkan rahang penjepitnya ke kabel listrik yang diinginkan. Berikut ini
adalah langkah-langkah selengkapnya untuk Mengukur Arus Listrik AC atau Ampere AC
dengan menggunakan Clamp Meter (Tang Ampere).

42
1. Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya tertulis
huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
2. Tekan Trigger untuk membukarahang penjepit Clamp Meter atau Tang Ampere.
3. Jepitkan rahang penjepit ke kabel konduktor yang dialiri arus listrik AC (Kabel
Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian lepakan Trigger Clamp
Meter. Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel
tersebut atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
4. Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere)

Untuk mengukur Tegangan dan Resistansi, cara penguurannya hampir sama dengan
Multimeter yaitu dengan menggunakan Probe yang dicolokkan di Terminal COM yang
berwarna hitam dan terminal positif yang berwarna merah.

Di bawah ini adalah perbedaan Multimeter dan Clamp Meter dalam mengukur arus listrik:

43
44

Anda mungkin juga menyukai