Penyusun menyadari tanpa kerja sama antara penyusun serta beberapa kerabat
yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya
makalah ini. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran
penyusuna makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah
ini lebih baik ke depannya.
A.IKHWAN ILAFI
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
C. Transfer energi dengan kerja dan panas ......................Error! Bookmark not defined.
ii
PENUTUP ..................................................................................Error! Bookmark not defined.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2.1 Devinisi dan Konsep Dasar Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya panas
dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika merupakan ilmu yang
menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan
perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika
berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini
mempelajari pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas dan
lingkungan. (softilmu, 2015)
energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi
fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang
diberikan pada suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya sejauh
1 meter dengan gaya 1 newton. Bentuk energi yang umum diantaranya energi
kinetik dari benda bergerak, energi radiasi dari cahaya dan radiasi
elektromagnetik, energi potensial yang tersimpan dalam sebuah benda karena
posisinya seperti medan gravitasi, medan listrik atau medan magnet, dan energi
panas yang terdiri dari energi potensial dan kinetik mikroskopik dari gerakan-gerakan
partikel tak beraturan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Energi)
2
B. Dimensi dan Satuan
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan
satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka
melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya,
maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap
besaran diukur dengan cara berbeda. Besaran sangat berkaitan dengan dimensi dan
satuan, dalam suatu besaran pasti memiliki dimensi dan satuan.
3
2. Besaran Turunan
NAMA DIMENSI SATUAN SIMBOL
SATUAN
4
Dalam memecahkan persoalan pergerakan dinamika fluida kita kembali
berpegang dengan tiga hukum dasar yang mengatur gerakan fluida yaitu:
o hukum konservasi (kekekalan massa)
o hukum pertama thermodinamika
o hukum Newton II.
Ketiga hukum dasar tersebut dinyatakan dalam bentuk suatu sistem, yaitu diartikan
sebagai kumpulan partikel-partikel materi yang tetap. Sebagai contoh diambil suatu
aliran fluida melalui suatu pipa pada saat t dan mengalir ke hilir pada waktu t + Δt
perubahan bentuk sistem dari t ke t + Δt digambarkan gambar dibawah.
5
Metode Lagrangian dalah pengamatan terhadap perubahan kedudukan partikel
tertentu dalam ruang dari awal sampai akhir atau biasa disebut “pendekatan sistem”.
Pendekatan Lagrang menekankan pada individu partikel yang telah
diidentifikasi, sifat-sifat thermodinamika (misal : r, s dan lain-lain) dan sifat-sifat
aliran (R, V, a dan lain-lain) adalah fungsi waktu hanya pada suatu partikel yang
ditinjau, misalnya t = 0, dan diikuti oleh partikel berikutnya. Sehingga deskripsi
gerakan fluida dapat terbentuk dengan lengkap.
Metode Eulerian adalah pengamatan atau pemusatan perhatian pada gerak dan
sifat setiap partikel fluida yang melewati volume tertentu dalam ruang atau biasa
disebut pendekatan volume atur. Pendekatan Euler lebih menekankan pada sifat-sifat
fluida yang berada dalam volume kontrol saat itu. Volume kontrol sendiri adalah
batasan volume dari benda yang sedang kita amati. Oleh sebab itu sifat-sifat
thermodinamika dan sifat-sifat aliran lebih dapat dinyatakan sebagai sifat kumpulan
partikel-partikel fluida, sehingga dalam pendekatan Euler ini sifat-sifat fluida
dinyatakan sebagai fungsi dari tempat dan waktu, atau misalnya :
Kecepatan, V = f(x, y, z, t)
Tekanan, r = f(x, y, z, t)
6
Pendekatan Euler mempunyai keuntungan yaitu fungsi ruang dan waktu
tertentu dan jelas sehingga memberikan kerangka kerja yang rasional untuk
melakukan penyelesaian secara analitis misalnya, persamaan diferensial suatu peubah
dapat disusun, kondisi batas dapat ditetapkan sehingga analisis secara sepadan bahkan
dengan menggunakan metoda numerik dapat dilakukan .
Suatu kontrol volume bisa dicontohkan pada mobil yang sedang bergerak
.Seperti yang tertera pada gambar di atas, terdapat volume udara yang masuk dan
keluar pada saat ditetapkan waktu tertentu. Volume atur seperti peristiwa tersebut
merupakan volume atur yang bergerak. Anggaplah pengamatan dimulai pada waktu
t=0, yaitu pada saat mobil belum bergerak yang berati belum ada pergerakan fluida
7
yang melewati mobil. Pada saat mobil mulai berjalan, terjadi pertukaran tempat
antara fluida yang keluar dan fluida yang masuk ke dalam kontrol volume. Fluida
masuk melalui bagian depan mobil yang berarti berlawanan dengan arah vektor
normal bidang. Sedangkan fluida keluar dari bagian belakang mobil yang berarti
searah dengan arah vektor normal bidang. Itu sebabnya volume udara yang masuk
merupakan penghambat laju mobil karena menyebabkan (drag), sehingga mobil
balap dibuat dengan bentuk (streamline). Adapun volum yang keluar dapat
dimanfaatkan untuk mendorong mobil agar bisa berjalan lebih kencang dengan
bantuan udara seperti yang sedang dikembangkan dalam dunia balap masa kini,
terutama Formula 1. (teddysuryo.wordpress.com, 2012)
D. Sifat-sifat Sistem
Keadaan sistem bisa diidentifikasi atau diterangkan dengan besaran yang bisa
diobservasi seperti volume, temperatur, tekanan, kerapatan dan sebagainya. Semua
besaran yang mengidentifikasi keadaan sistem disebut sifat-sifat sistem. Sifat-sifat
termodinamika bisa dibagi atas dua kelompok, yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif.
1. Sifat ekstensif
Besaran sifat dari sistem dibagi ke dalam beberapa bagian. Sifat sistem, yang
harga untuk keseluruhan sistem merupakan jumlah dari harga komponen-komponen
individu sistem tersebut, disebut sifat ekstensif. Contohnya, volume total, massa total,
dan energi total sistem adalah sifat-sifat ekstensif.
2. Sifat intensif
8
Perhatikan bahwa temperatur sistem bukanlah jumlah dari temperatur-temperatur
bagian sistem. Begitu juga dengan tekanan dan kerapatan sistem. Sifat-sifat seperti
temperatur, tekanan dan kerapatan ini disebut sifat intensif.
Kesetimbangan Termal
Misalkan dua benda yang berasal dari material yang sama atau berbeda, yang satu
panas, dan lainnya dingin. Ketika benda ini ditemukan, benda yang panas menjadi
lebih dingin dan benda yang dingin menjadi lebih panas. Jika kedua benda ini
dibiarkan bersinggungan untuk beberapa lama, akan tercapai keadaan dimana tidak
ada perubahan yang bisa diamati terhadap sifat-sifat kedua benda tersebut. Keadaan
ini disebut keadaan kesetimbangan termal, dan kedua benda akan mempunyai
temperatur yang sama. (perpusku.com, 2016).
Densitas merupakan suatu perbandingan antar daerah massa suatu zat yang berisi
partikel-partikel dengan suatu daerah volume tertentu dari zat tertentu.
Rapat massa (densitas) didefiniskan sebagai massa per satuan volume. Sedangkan
volume spesifik ( specific volume) adalah volume dibagi satuan massa.
Keterangan :
M = massa
V = volume
Satuan = g/ml= g.cm-3
Satuan SI = kg/m3
9
Secara umum, rapat massa (densitas) bergantung pada suhu dan tekanan. Rapat
massa dari kebanyakan gas adalah sebanding dengan tekanan dan berbanding dengan
suhu. Terkadang rapat massa suatu zat harus dibandingkan dengan rapat massa benda
lain, perbandingan ini disebut gravitasi spesifik (specific gravity) atau rapat massa
relatif (relative density).
Definisi lebih jelas dari gravitasi spesifik adalah rasio dari rapat massa suatu
substansi terhadap rapat massa substansi standar pada suhu tertentu (biasanya 4
derajat Celcius).
Selain volume spesifik (volume specific) dan gravitasi spesifik (specific gravity),
terdapat besaran spesifik yang biasa digunakan, yaitu berat spesifik. Berat spesifik
(specific weight) ini didefinisikan sebagai perkalian antara rapat massa dan gravitasi
dari suatu substansi. (dinamika.blogspot.com, 2014)
Densitas padatan
10
Contoh
Jawab :
= 9 g / 4,5 ml = 2 g/ml
Bahan Densitas ( kg / m3 )
Buah segar 865-1067
Sayuran segar 801-1095
Buah beku 625-801
Sayuran beku 561-977
Ikan segar 967
Ikan beku 1056
Daging 1.07 (sg)
Densitas likuid
11
Densitas dipengaruhi suhu
Densitas air = 1000 kg / m3
Densitas partikel
Kompresibel
Dipengaruhi suhu dan tekanan
PVm = RT
P = tekanan ( N/M2)
12
R = konstanta gas 8.414 KJ/molK
T = suhu (Kelvin)
s.g = Ma / (Ma-Mw)
Contoh perhitungan
13
Dalam kesetimbangan termodinamik, tidak ada kecenderungan untuk terjadi
perubahan keadaan, baik untuk sistem maupun untuk lingkungannya.
Termodinamika klasik meliputi keadaan kesetimbangan dinamis. Keadaan
lokal dari suatu sistem pada kesetimbangan termodinamika ditentukan oleh nilai dari
parameter intensifnya, seperti tekanan dan suhu.
A = U - TS
atau energi bebas Gibbs, yaitu sistem dengan tekanan dan suhu tetap:
G = H - TS
di mana
T = suhu,
S = entropi,
U = energi dalam
H= entalpi.
14
Untuk sistem dengan suhu dan volume tetap, ΔA = 0 pada kesetimbangan
sistem dengan suhu dan tekanan tetap, ΔG = 0 pada kesetimbangan (atom-
green.blogspot.com, 2015)
G. Temperatur dan Hukum ke nol Termodinamika
Suhu menunjukkan derajat panas benda, suhu juga disebut temperatur yang
diukur dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal
adalah Celsius, Reaumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis
termometer dengan termometer lainnya mengikuti:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9
K = C + 273(derajat)
Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari
-273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama
perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah
suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke
derajat Celsius terlebih dahulu, karena jika kita menggunakan Kelvin akan lebih
rumit untuk mengubahnya ke suhu yang lain.
Keseimbangan Termal yaitu situasi yang mana dua benda yang dalam keadaan
kontak thermal menukarkan energi termal dalam jumlah yang sama. Waktu yang
diperlukan untuk mencapai kesetimbangan thermal tergantung sifat benda tersebut.
Pada saat kesetimbangan thermal ke dua benda mempunyai temperatur yang sama.
15
Benda ketiga C ini nanti yang akan kita sebut thermometer. Dua benda A dan B
yang dalam kesetimbangan thermal mempunyai tempertur yang sama.
B A
TERMOMETER
Sifat termometrik dari thermometer ini adalah tekanan gas yang bervariasi
terhadap temperature pada volume konstan.
T = aP + b
a dan b konstan. Konstanta ini dapat ditentukan dengan mengguna-kan dua titik
tertentu. Dari eksperimen ternyata untuk semua gas mempunyai nilai b yang sama
16
(pada tekanan nol mempunyai temperatur yang sama, yaitu pada temperatur -273,15
o
C. (softonezero.blogspot.com, 2014)
Proses Isotermal
Selama proses isotermal, temperatur sistem tetap konstan. Tetapi pada temperatur
rendah bentuk isotermal lebih komplek karena gas tidak lagi ideal.
Contoh soal :
17
Grafik tekanan (P) terhadap volume (V) suatu gas yang mengalami proses isotermal
ditunjukan pada gambar di bawah. Banyaknya kalor yang diserap oleh gas pada
proses AB adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Tekanan 1 (P1) = 5 atm = 5 x 105 Pa
Tekanan 2 (P2) = 10 atm = 10 x 105 Pa
Volume 1 (V1) = 2 m3
Volume 2 (V2) = 6 m3
Ditanya : Kalor (Q) yang diserap gas pada proses AB
Jawab :
Apabila perubahan suhu sama dengan nol maka kalor yang diserap gas sama dengan
usaha yang dilakukan gas. Untuk mengetahui kalor yang diserap oleh gas pada proses
AB maka kita hitung usaha yang dilakukan gas berdasarkan grafik di atas.
Usaha yang dilakukan gas = luasan di bawah kurva AB = luas segitiga + luas persegi
panjang.
W = ½ (P2 – P1)(V2 – V1) + P1(V2 – V1)
W = ½ (10 x 105 – 5 x 105)(6-2) + (5 x 105)(6-2)
W = ½ (5 x 105)(4) + (5 x 105)(4)
W = ½ (20 x 105) + (20 x 105)
W = (10 x 105) + (20 x 105)
W = 30 x 105 Joule
W = 30 atm
18
Kalor (Q) yang diserap gas pada proses AB = usaha yang dilakukan gas pada proses
AB = 30 x 105 Joule = 30 atmosfer.
Proses isokhorik
Selama proses ini, volume sistem tidak mengalami perubahan. Proses ini terjadi
pada sistem yang mempunyai volume (wadah) yang kuat, tertutup dan tidak dapat
berubah (konstan).
Contoh soal :
Kalor sebanyak 2100 Joule dilepaskan sistem dan lingkungan melakukan usaha 3050
Joule pada sistem. Perubahan energi dalam sistem adalah ….
Pembahasan :
Diketahui : Kalor (Q) = - 2100 Joule
Usaha (W) = - 3050 Joule
Ditanya : Perubahan energi dalam sistem
Jawab :
19
ΔU = Q – W
ΔU = -2100 – (-3050)
ΔU = -2100 + 3050
ΔU = 950 Joule
Energi dalam sistem bertambah 950 Joule
proses isobarik
Selama proses isobarik tidak terjadi perubahan tekanan pada sistem. Proses ini
umumnya terjadi pada sistem yang mempunyai kontak langsung dengan tekanan
atmosfer bumi yang dianggap konstan. (www.softilmu.com, 2015)
Contoh soal :
Suatu gas volumenya 0.5 m3 perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap hingga
volumenya menjadi 2 m3. Jika usaha luar gas tersebut 3 × 105 Joule. Maka tekanan
gas adalah ….
Pembahasan :
20
Usaha pada proses Isobar, karena terjadi perubahan volume maka berlaku :
W = P. dV
W = P (V2 – V1)
3 × 105 = P (2 – 0.5)
P = 2 × 105 Nm-2
Proses adiabatik
Selama proses adiabatik tidak terjadi transfer panas yang masuk atau keluar
sistem. Proses ini terjadi pada sistem terisolasi.
Contoh soal :
Suatu gas ideal berada didalam wadah bervolume 3 liter pada suhu 27°C. Gas itu
dipanaskan dengan tekanan tetap 1atm sampai mencapai suhu 227°C. Kerja yang
dilakukan gas adalah
Pembahasan :
21
T2 =227°C = 500K
Dit : W?
Jawab : hitung volume
Cari V2
P1.V1 / T1 = P2.V2 / T2
V1 / T1 = V2 / T2
Menghitung usaha
W = P(V2-V1)
Energy dapat hadir dalam beberapa bentuk, seperti energi panas, energi mekanik,
energi kinetik, energi potensial, energi listrik, energi magnetik, energi kimia, dan
nuklir. Jumlah dari seluruh energi itu disebu energi total, E, dari sistem. Energi total
dari sistem pada sebuah massa dilambangkan dengan e dan dituliskan sebagai
22
Pada analasis termodinamika, membagi bentuk energi menjadi dua kelompok
besar akan sangat berguna, yaitu makroskopik (macroscopic) dan mikroskopik
(microscopic). (bisatermodinamika.blogspot.com, 2014)
Bentuk energi makroskopik pada sistem berhubungan dengan lingkup luar dari
sistem, seperti
Energi Kinetik
Energi kinetic adalah energi gerak, energi yang dimiliki benda atau objek karena
geraknya. Energi kinetic berasal dari kata Yunani kinetikos yang artinya bergerak.
Rumus energi kinetik : EK = ½ m.v2
Dimana, EK = energi kinetic (joule)
M = massa ( kilogram )
V = kecepatan benda (m/s)
Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisinya atau bentuk
maupun susunannya. Salah satu contoh energi potensial adalah energi potensial
gravitasi atau selanjutnya kita sebut energi potensial. Energi potensial disebabkan
adanya gaya gravitasi. Suatu benda memiliki energi potensial yang besar jika
massanya semakin besar dan ketinggiannya semakin tinggi.
23
4. Transfer energi dengan kerja dan panas
Energi dalam adalah jumlah seluruh energi kinetik atom atau molekul, ditambah
jumlah seluruh energi potensial yang timbul akibat adanya interaksi antara atom atau
molekul.
Kalor memiliki keterkaitan dengan energi (Dalam hal ini, kalor merupakan
“energi yang berpindah”), karenanya kita perlu mengetahui hubungan antara satuan
kalor dengan satuan energi. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Joule dan
percobaan-percobaan sejenis lainnya, diketahui bahwa usaha alias kerja sebesar 4,186
Joule setara dengan 1 kalori kalor.
1 kalori = 4,186 Joule
1 kkal = 1000 kalori = 4186 Joule
1 Btu = 778 ft.lb = 252 kalori = 1055 Joule
(1 kalori = 4,186 Joule dan 1 kkal = 4186 dikenal dengan julukan kalor mekanik)
Kalori bukan satuan Sistem Internasional. Satuan Sistem Internasional untuk
kalor adalah Joule.
Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap atau membebaskan kalor.
Jika sistem menyerap energi kalor, berarti lingkungan kehilangan kalor, energi
dalamnya bertambah (ΔU > 0)
jika lingkungan menyerap kalor atau sistem membebasakan kalor maka energi
dalam sistem akan berkurang (ΔU < 0), dengan kata lain sistem kehilangan
kalor dengan jumlah yang sama.
24
Energi dalam juga akan berubah jika system melakukan atau menerima kerja.
Walaupun sistem tidak menyerap atau membebaskan kalor, energi dalam sistem akan
berkurang jika sistem melakukan kerja, sebaliknya akan bertambah jika sistem
menerima kerja.
Sebuah pompa bila dipanaskan akan menyebabkan suhu gas dalam pompa naik
dan volumenya bertambah. Berarti energi dalam gas bertambah dan sistem
melakukan kerja. Dengan kata lain, kalor (q) yang diberikan kepada sistem sebagian
disimpan sebagai energi dalam (ΔU) dan sebagian lagi diubah menjadi kerja (w).
Secara matematis hubungan antara energi dalam, kalor dan kerja dalam hukum I
Q = ΔU + W
25
1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif.
2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif
4. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif
Contoh Soal 1 :
Suatu sistem mengalami proses isobarik. Pada sistem dilakukan usaha sebesar
100 J. Jika perubahan energi dalam sistem ΔU dan kalor yang diserap sistem = 300
joule, berapakah besarnya ΔU?
26
Jawaban :
Diketahui: W = –200 joule (dilakukan usaha), dan Q = 300 joule (sistem menyerap
kalor).
Menurut Hukum Pertama Termodinamika
ΔU = Q – W = 300 joule – (–200 joule) = 500 joule.
Contoh Soal 2 :
Delapan mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 4
× 105 N/m2 sehingga volumenya berubah dari 0,06 m3 menjadi 0,08 m3. Jika gas
mengalami perubahan energi dalam gas sebesar 1.500 J, berapakah kalor yang
diterima gas tersebut.
Jawaban :
Diketahui: p = 4 × 105 N/m2, V1 = 0,06 m3, V2 = 0,8 m3, dan ΔU = 1.500 J.
Q = ΔU+ W
Q = ΔU + p(V2 – V1)
Q = 1.500 joule + 4 × 105 N/m2 (0,08 – 0,06) m3 = 1.500 joule + 8.000 joule = 9.500J
27
Efisiensi Alat = Output Energi berguna / Input Energi
Kata kunci dalam definisi diatas adalah ‘berguna’. Kalau bukan Karen kata ini, tentu
saja definisi tersebut akan menjadi sepele. Hukum Pertama Termodinamika memberi
tahu kita bahwa energy dilestarikan dalam semua transformasinya. Jadi rasio output
energi terhadap input energy selalu satu, atau 100%. (expectice.blogspot.com, 2010)
Contoh 1 :
Motor listrik mengkonsumsi 100 watt listrik untuk mendapatkan 90 watt daya
mekanik. Tentukan efisiensinya ?
Solusi : karena daya adalah tingkat pemanfaatan energy, efisiensi juga dapat
dinyatakan sebagai rasio daya. Kita bias nyatakan :
Efficiency = useful energy output / energy input = useful power output / power input
E = 90 W / 100 w = 0.9 = 90 %
28
Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya
bisa mengubah bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya. Dalam
termodinamika, jika sesuatu diberikan kalor, maka kalor tersebut akan berguna untuk
usaha luar dan mengubah energy dalam.
Bunyi Hukum I Termodinamika
“untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W”.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke
dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses
yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-
batasan lain.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Total energy suatu sistem merupakan jumlah dari energy thermal, mekanis,
kinetis, potensial, elektrik, magnetic, kimi dan nuklir
Dalam termodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutp dan sistem
terbuka. Dalam sistem tertutup massa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada
masa keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bias berubah.
Yang dapat keluar masuk sistem tertutup adalah energy dalam bentuk panas dan kerja
3.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
expectice.blogspot.com. (2010, October). Retrieved from efisiensi-konversi-energi.html.
31
32
33